Uploaded by User90055

KLP 2 DIABETES

advertisement
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK SGOT DAN SGPT
“PENYAKIT DIABETES”
DISUSUN OLEH :
KELAS D/2018
KELOMPOK II (DUA)
DITA LESTARI
18 3145 201 137
ILHAM
18 3145 201 127
INDAH LESTARI SUBAYIR
18 3145 201 132
NURHALISA. S
18 3145 201 135
NURHIKMA
18 3145 201 125
NURUL AZIZAH
18 3145 201 130
FAKULTAS FARMASI
PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
A. JENIS PEMERIKSAAN PENYAKIT DIABETES
1. DEFINISI DIABETES
Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan
oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus.
Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam
sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat
fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah.
Diabetes melitus (DM) sering disebut dengan the silent killer karena penyakit ini bisa
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan beberapa macam keluhan (Lathifah,
2017).
Penyakit kronis seperti DM sangat rentan terhadap gangguan fungsi yang bisa
menyebabkan kegagalan pada organ mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Gangguan fungsi yang terjadi karena adanya gangguan sekresi insulin dan gangguan
kerja insulin maupun keduanya (Lathifah, 2017).
2. JENIS PEMERIKSAAN
a) SGPT
1. Jenis spesimen
Jenis spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu sampel
darah. (Hasanuddin, 2019).
2. Mutu laboratorium
a. Pra-Analitik
1. Persiapan pasien :
 Puasa 10-14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga
tetapi di perbolehkan minum air putih
 Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan ,dan
pola makan
 Pasien tidak boleh stres oleh penyakit akut
2. Persiapan sampel
 Waktu pegambilan darah pasien dalam posisi duduk yang sudah
dilakukan selama 5 menit
 Pada saat pengambilan darah, pemasangan turniquet sebaiknya
tidak boleh lebih dari 1 menit
 Serum sebaiknya di pisahkan dari sel darah merah segera mungkin.
Sampel segera dites,tidak disempan atau dibekukan. Bila digunakan
plasma sebaiknya menggunakan antikoagulan EDTA
 Bila sampel sampel terlihat iketerus, hemolisis, sebaiknya diulang
karena dapat terjadi peningkatan pada hasil palsu pada tes
b. Analitik
1. Pemeriksaan SGOT dan SGPT dengan full otomatic
2. Metode : Kinetik IFCC
3. Prinsip : Aminotransferasi (AST) mengkatalis transminasi dari L
aspartate
dan
a-kataglutarate
oxaloacetate.Alanine
membentuk
aminotransferase
L-
(ALT)
glutamate
dan
mengkatalisis
transminase dari Lalanine dan a- kataglutarate membentuk
I –
glutamate pyruvate, pyruvate yang terbentuk direduksi menjadi laktat
oleh enzym laktat dehidrogenase (LDH) dan (NADH) terioksidasi
menjadi NAD.
4. Cara kerja alat Cobas C111
 Sebelum memulai operasional alat periksa : Tempat penampungan
aquadest (Reservoar) isi jika kurang,
dan empat penampungan
limbah (waste)> kosongkan
 Tekan tombol power ke posisi 1, tunggu beberapa saat
 Pili umum : Tekan log on, ketik (L) lalu tekan (√), kemudian ketik
pasword (1 2 3 4), lalu tekan (√). Pada menu umum, tekan
persiapan. Pada layar tampak status container > tekan tombol air
untuk memastikan bahwa container di isi penuh. Tekan tombol
limbah untuk memastikan bahwa botol limbah telah di kosongkan.
Tekan tanda (>>) untuk melakukan perawatan harian. Pilih
Deproteinize probe e. Tekan (►), ikuti petunjuk layar bila telah
selesai Tekan (X).
5. Persiapan Reagen :
 Pilih gambar (botol reagen) pada menu UMUM
 Tekan tanda (↑ ↓) pada layar
 Buka penutup utama , lalu masukkan cakram reagen pastikan tanda
panah mengarah kedepan
 Tutup penutup utama , alat akan membaca reagen yang tersedia
dalam cakram.
6. Mengecek kebutuhan kuvet :
 Pilh gambar kuvet pada menu UMUM .
 Tekan segmen kuvet yang berwarnah merah, lalu buka penutup
mata .
 Keluarkan kuvet, lalu masukkan segmen kuvet yang baru
 Tekan tanda (↓ ↑) konfirmasi penggantian
 Tutup penutup utama , lalu tekan tanda ( X ) kembali menu UMUM
7. Masukkan order sampel
 Tekan menu tempat kerja , lalu oilih order, lalu tekan tanda (+)
pada layar, tekan tanda ( A-Z) untuk memilih huruf
 Ketik nama pasien, lalu tekan tanda (√)
 Pilih test yang diminta, lalu tekan tanda (√)
 Letakkan sampel di posisi yang kosong pada sampel area
 Tekan tanda (!) untuk memulai pekerjaan
8. Memonitor kerja alat
 Pada menu UMUM, perhatikan tombol sampel tube, tekan tombol
unit melihat informasi pada sampel
 Perhatikan tombol reagen dan kuvet, jika berwarn kuning berarti
ada reagen/kuvet yang hampir habis, ganti setelah segera setelah
alat standby, lalu lakukan kalibrasi, terhadap reagen yang baru
diganti.
9. Prosedur pergantian reagen
 Tekan tombol reagen pada menu UTAMA, lalu tekan reagen yang
berwarnah merah
 Tekan tanda ( ↑ ) untuk mengeluarkan reagen yang habis (ikuti
petunjuk pada monitor)
 Tekan tanda (↓ ), scan berkode pada botol , lalu masukkan
kecakram reagen .
 Tekan (√) untuk konfirmasi, selanjutnya kalibrasi reagen yang baru
diganti
10. Mengakhiri pekerjaan
 Mengeluarkan cakram reagen , pada menu UMUM pilih tombl
reagen, lalu tanda (↑↓).
 Buka penutup utama , lalu keluarkan cakram reagen
 Letakkan cakram reagen pada tempatnya, lalu tutup penutup utama
 Simpan cakram reagen pada lemari es
 Pada menu UMUM , tekan lab (untuk log of system) Kemudian
masukkan pasword (1 2 3 4) , lalu pilih shut down
 Tekan o pada tombol power
11. Kalibrasi
 Siapkan kalibrator (CFAS)
 Pilih menu “tempat kerja” , lalu tekan kalibrasi [+] Untuk memulai
 Pilih tes yang akan dikalibrasi
c. Pasca analitik
Interpretasi hasil : SGOT Pria < 37 U/l, wanita < 37 U/I, dan SGPT Pria
< 42 U/I, wanita 32 U/I.
No
Kode Sampel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
Hasil Pemeriksaan Glukosa
Glukosa (mg/dl)
SGOT (U/L)
SGPT (U/L)
266
210
245
557
289
209
281
231
245
299
215
355
346
499
218
394
446
404
245
365
12
17
12
11
17
18
34
54
12
32
25
26
12
44
39
22
8
14
18
20
10
12
10
7
17
13
48
49
12
45
24
20
12
61
34
28
4
17
13
35
Dari tabel diatas menunjukkan sampel yang diambil pada pasien
diabetes melitus menunjukkan hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT yaitu
10 mg/dl sampai tertinggi 61 mg/dl.
No Kategori
1.
Normal
2.
Tinggi
3.
Rendah
Jadi, presentasi hasil
N
%
15
75
5
25
pemeriksaan SGOT dan SGPT pada pasien
Diabetes Melitus yaitu dimana terdapat 25% tidak normal dan 75%
normal.
3. SOAP
a. Subjektif : Pasien mengatakan badan lemah dan letih , Pasien mengatkan
sering merasa haus dan lapar , Pasien Sering buang aiar kecil sebanyak 10
x , klien mengatakan nyeri pada kaki pada kaki yang luka , klien
mengatkan tidak nyaman dengan luka di kakinya , klien mengatakan luka
sejak 3 bulan sebelum masuk
b. Objektif : Serangan hipoglikemia ditandai dengan perasaan pusing, lemas,
gemetar, mata berkunang-kunang, keringat dingin, detak jantung
meningkat,
sampai
hilang
kesadaran.
Dan
kedua
hiperglikemia,
hiperglikemia yang dimaksud disini adalah suatu keadaan dimana kadar
gula darah tiba-tiba melonjak. Hal ini disebabkan antara lain oleh stress,
infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan
poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah, dan pandangan kabur.
c. Assesment
 Terapi non
farmakologi edukasi, terapi gizi dan latihan jasmani.
Pencegahan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan pada
tenaga medis dan membuka mata masyarakat akan tentang bahaya
diabetes melitus, misalnya dengan merubah pola makan dengan lebih
baik lagi, olahraga teratur untuk mengendalikan gula darah misalnya
dengan jalankaki, bersepeda, dan renang
 Terapi farmakologi : mengkonsumsi obat untuk mengatasi dan
mengurangi produksi hormon indulin. Obat-obatan di sini dibagi
menjadi dua, yaitu injeksi oral dan injeksi atau suntikan dengan sistem
diabetes. terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi
keduanya.
Obat hipoglikemik yang dipakai pada intervensi
farmakologis adalah golongan sulfonilurea seperti glibenkalmid,
glipizid, gliklazid, glimepirid, dll. golongan meglitinid seperti
repaglinid, nateglinid golongan biguanid seperti metformin, golongan
penghambat
glucosidase
seperti
acarbose,
miglitol
golongan
tiazolidindion seperti rosiglifazon, pioglitazon , golongan incretin /
dpp-4 inhibitor seperti sitagliptin, saxogliptin, vildagliptin. Serta
injeksi GLP-1 reseptor agonis seperti exenatide, liraglutide. Obat yang
sering kali dipakai sebagai awal terapi adalah Metformin. Namun,
apabila kadar glukosa darah belum mencapai target terapi, diperlukan
kombinasi dengan obat jenis lain.
d. Planning : Pemantauan yang harus dilakukan terhadap penderita diabetes
adalah
 Target untuk glukosa darah puasa antara 72 – 125 mg/dl, dan 2 jam
setelah makan antara 90 – 180 mg/dl
 Kadar HbA1c / A1C < 6,5%
 Tekanan darah < 100 mg/dl,
 Kadar kolesterol HDL > 40 mg/dl pada pria dan > 50 mg/dl pada
wanita, dan Trigliserida < 150 mg/dl.
 Albumin Kreatinin Ratio < 30 ug/mg kreatinin; eGFR > 60 ml/min.
 Transaminase hati harus dalam batas normal
 Pemeriksaan mata dan neurologis berkala.
4. Implikasi Klinik
Tingginya Kadar SGOT dan SGPT yang terdapat pada pasien Diabetes
Melitus, hal ini terjadi karena glukosa di dalam darah meningkat. Sehingga
tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna.
Tiga hal yang tak dapat di pisahkan dari gejala Diabetes melitus adalah
poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak
makan). Disebabkan karena organ dalam tubuh sudah tidak berfungsi baik.
5. Nilai Rujukan Normal
Kadar SGOT normal< 38 Kadar SGPT normal < 41 Glukosa darah
sewaktu normal 70-140 mg/dl.
6. Istilah
a. Ruang ekstraseluler : cairan yang ditemukan di luar sel atau cairan tubuh
dimana sel-sel dan jaringan akan di fasilitasi.
b. Gluconeogenesis adalah proses sintesis atau pembuatan glukosa dari
senyawa non karbohidrat di dalam tubuh
c. Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat
menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel
tubuh terhadap insulin.
d. Poliuria adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan urin secara berlebihan
e. Polidipsia adalah istilah medis untuk rasa haus yang ekstrim yang
membuat seseorang tidak dapat meredakannya dengan minum.
f. Polifagia adalah peningkatan nafsu makan yang berlebihan dengan kondisi
banyak makan yang dikaitkan dengan gejala diabetes
b) SGOT
1. Jenis spesimen
Jenis spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu sampel
darah. (Hasanuddin, 2019).
2. Mutu laboratorium
a. Pra-Analitik
1. Persiapan pasien :
 Puasa 10-14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga
tetapi di perbolehkan minum air putih
 Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan ,dan
pola makan
 Pasien tidak boleh stres oleh penyakit akut
2. Persiapan sampel
 Waktu pegambilan darah pasien dalam posisi duduk yang sudah
dilakukan selama 5 menit
 Pada saat pengambilan darah, pemasangan turniquet sebaiknya
tidak boleh lebih dari 1 menit
 Serum sebaiknya di pisahkan dari sel darah merah segera mungkin.
Sampel segera dites,tidak disempan atau dibekukan. Bila digunakan
plasma sebaiknya menggunakan antikoagulan EDTA
 Bila sampel sampel terlihat iketerus, hemolisis, sebaiknya diulang
karena dapat terjadi peningkatan pada hasil palsu pada tes
b. Analitik
1. Pemeriksaan SGOT dan SGPT dengan full otomatic
2. Metode : Kinetik IFCC
3. Prinsip : Aminotransferasi (AST) mengkatalis transminasi dari L
aspartate
dan
a-kataglutarate
oxaloacetate.Alanine
membentuk
aminotransferase
L-
(ALT)
glutamate
dan
mengkatalisis
transminase dari Lalanine dan a- kataglutarate membentuk
I –
glutamate pyruvate, pyruvate yang terbentuk direduksi menjadi laktat
oleh enzym laktat dehidrogenase (LDH) dan (NADH) terioksidasi
menjadi NAD.
4. Cara kerja alat Cobas C111
 Sebelum memulai operasional alat periksa : Tempat penampungan
aquadest (Reservoar) isi jika kurang,
dan empat penampungan
limbah (waste)> kosongkan
 Tekan tombol power ke posisi 1, tunggu beberapa saat
 Pili umum : Tekan log on, ketik (L) lalu tekan (√), kemudian ketik
pasword (1 2 3 4), lalu tekan (√). Pada menu umum, tekan
persiapan. Pada layar tampak status container > tekan tombol air
untuk memastikan bahwa container di isi penuh. Tekan tombol
limbah untuk memastikan bahwa botol limbah telah di kosongkan.
Tekan tanda (>>) untuk melakukan perawatan harian. Pilih
Deproteinize probe e. Tekan (►), ikuti petunjuk layar bila telah
selesai Tekan (X).
5. Persiapan Reagen :
 Pilih gambar (botol reagen) pada menu UMUM
 Tekan tanda (↑ ↓) pada layar
 Buka penutup utama , lalu masukkan cakram reagen pastikan tanda
panah mengarah kedepan
 Tutup penutup utama , alat akan membaca reagen yang tersedia
dalam cakram.
6. Mengecek kebutuhan kuvet :
 Pilh gambar kuvet pada menu UMUM .
 Tekan segmen kuvet yang berwarnah merah, lalu buka penutup
mata .
 Keluarkan kuvet, lalu masukkan segmen kuvet yang baru
 Tekan tanda (↓ ↑) konfirmasi penggantian
 Tutup penutup utama , lalu tekan tanda ( X ) kembali menu UMUM
7. Masukkan order sampel
 Tekan menu tempat kerja , lalu oilih order, lalu tekan tanda (+)
pada layar, tekan tanda ( A-Z) untuk memilih huruf
 Ketik nama pasien, lalu tekan tanda (√)
 Pilih test yang diminta, lalu tekan tanda (√)
 Letakkan sampel di posisi yang kosong pada sampel area
 Tekan tanda (!) untuk memulai pekerjaan
8. Memonitor kerja alat
 Pada menu UMUM, perhatikan tombol sampel tube, tekan tombol
unit melihat informasi pada sampel
 Perhatikan tombol reagen dan kuvet, jika berwarn kuning berarti
ada reagen/kuvet yang hampir habis, ganti setelah segera setelah
alat standby, lalu lakukan kalibrasi, terhadap reagen yang baru
diganti
9. Prosedur pergantian reagen
 Tekan tombol reagen pada menu UTAMA, lalu tekan reagen yang
berwarnah merah
 Tekan tanda (↑) untuk mengeluarkan reagen yang habis (ikuti
petunjuk pada monitor)
 Tekan tanda (↓), scan berkode pada botol , lalu masukkan kecakram
reagen .
 Tekan (√) untuk konfirmasi, selanjutnya kalibrasi reagen yang baru
diganti
10. Mengakhiri pekerjaan
 Mengeluarkan cakram reagen , pada menu UMUM pilih tombl
reagen, lalu tanda (↑↓).
 Buka penutup utama , lalu keluarkan cakram reagen
 Letakkan cakram reagen pada tempatnya, lalu tutup penutup utama
 Simpan cakram reagen pada lemari es
 Pada menu UMUM , tekan lab (untuk log of system) Kemudian
masukkan pasword (1 2 3 4) , lalu pilih shut down
 Tekan o pada tombol power
11. Kalibrasi
 Siapkan kalibrator (CFAS)
 Pilih menu “tempat kerja” , lalu tekan kalibrasi [+] Untuk memulai
 Pilih tes yang akan dikalibrasi
c. Pasca analitik
Interpretasi hasil : SGOT Pria < 37 U/l, wanita < 37 U/I, dan SGPT Pria
< 42 U/I, wanita 32 U/I.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kode Sampel
Hasil Pemeriksaan Glukosa
Glukosa (mg/dl)
SGOT (U/L)
SGPT (U/L)
A
266
12
10
B
210
17
12
C
245
12
10
D
557
11
7
E
289
17
17
F
209
18
13
G
281
34
48
H
231
54
49
I
245
12
12
J
299
32
45
K
215
25
24
L
355
26
20
M
346
12
12
N
499
44
61
O
218
39
34
P
394
22
28
Q
446
8
4
R
404
14
17
S
245
18
13
T
365
20
35
Dari tabel diatas menunjukkan sampel yang diambil pada pasien
diabetes melitus menunjukkan hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT yaitu
10 mg/dl sampai tertinggi 61 mg/dl.
No Kategori
1.
Normal
2.
Tinggi
3.
Rendah
Jadi, presentasi hasil
N
%
15
75
5
25
pemeriksaan SGOT dan SGPT pada pasien
Diabetes Melitus yaitu dimana terdapat 25% tidak normal dan 75%
normal.
3. SOAP
a. Subjektif : Pasien mengatakan badan lemah dan letih , Pasien mengatkan
sering merasa haus dan lapar , Pasien Sering buang aiar kecil sebanyak 10
x , klien mengatakan nyeri pada kaki pada kaki yang luka , klien
mengatkan tidak nyaman dengan luka di kakinya , klien mengatakan luka
sejak 3 bulan sebelum masuk
b. Objektif : Serangan hipoglikemia ditandai dengan perasaan pusing, lemas,
gemetar, mata berkunang-kunang, keringat dingin, detak jantung
meningkat,
sampai
hilang
kesadaran.
Dan
kedua
hiperglikemia,
hiperglikemia yang dimaksud disini adalah suatu keadaan dimana kadar
gula darah tiba-tiba melonjak. Hal ini disebabkan antara lain oleh stress,
infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan
poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah, dan pandangan kabur.
c. Assesment
 Terapi non farmakologi : edukasi, terapi gizi dan latihan jasmani.
Pencegahan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan pada
tenaga medis dan membuka mata masyarakat akan tentang bahaya
diabetes melitus, misalnya dengan merubah pola makan dengan lebih
baik lagi, olahraga teratur untuk mengendalikan gula darah misalnya
dengan jalankaki, bersepeda, dan renang
 Terapi farmakologi : mengkonsumsi obat untuk mengatasi dan
mengurangi produksi hormon indulin. Obat-obatan di sini dibagi
menjadi dua, yaitu injeksi oral dan injeksi atau suntikan dengan sistem
diabetes. terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi
keduanya.
Obat hipoglikemik yang dipakai pada intervensi
farmakologis adalah golongan sulfonilurea seperti glibenkalmid,
glipizid, gliklazid, glimepirid, dll. golongan meglitinid seperti
repaglinid, nateglinid golongan biguanid seperti metformin, golongan
penghambat
tiazolidindion
glucosidase
seperti
seperti
acarbose,
rosiglifazon,
miglitol
pioglitazon
,
golongan
golongan
incretin/dpp-4 inhibitor seperti sitagliptin, saxogliptin, vildagliptin.
Serta injeksi GLP-1 reseptor agonis seperti exenatide, liraglutide. Obat
yang sering kali dipakai sebagai awal terapi adalah Metformin.
Namun, apabila kadar glukosa darah belum mencapai target terapi,
diperlukan kombinasi dengan obat jenis lain.
d. Planning : Pemantauan yang harus dilakukan terhadap penderita diabetes
adalah
 Target untuk glukosa darah puasa antara 72 – 125 mg/dl, dan 2 jam
setelah makan antara 90 – 180 mg/dl
 Kadar HbA1c / A1C < 6,5%
 Tekanan darah < 100 mg/dl,
 Kadar kolesterol HDL > 40 mg/dl pada pria dan > 50 mg/dl pada
wanita, dan Trigliserida < 150 mg/dl.
 Albumin Kreatinin Ratio < 30 ug/mg kreatinin; eGFR > 60 ml/min.
 Transaminase hati harus dalam batas normal
 Pemeriksaan mata dan neurologis berkala.
4. Implikasi Klinik
Tingginya Kadar SGOT dan SGPT yang terdapat pada pasien Diabetes
Melitus, hal ini terjadi karena glukosa di dalam darah meningkat. Sehingga
tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna.
Tiga hal yang tak dapat di pisahkan dari gejala Diabetes melitus adalah
poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum) dan polifagia (banyak
makan). Disebabkan karena organ dalam tubuh sudah tidak berfungsi baik.
5. Nilai Rujukan Normal
Kadar SGOT normal< 38 Kadar SGPT normal < 41 Glukosa darah
sewaktu normal 70-140 mg/dl.
6. Istilah
a. Ruang ekstraseluler : cairan yang ditemukan di luar sel atau cairan tubuh
dimana sel-sel dan jaringan akan di fasilitasi.
b. Gluconeogenesis adalah proses sintesis atau pembuatan glukosa dari
senyawa non karbohidrat di dalam tubuh
c. Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat
menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel
tubuh terhadap insulin.
d. Poliuria adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan urin secara berlebihan
e. Polidipsia adalah istilah medis untuk rasa haus yang ekstrim yang
membuat seseorang tidak dapat meredakannya dengan minum.
f. Polifagia adalah peningkatan nafsu makan yang berlebihan dengan kondisi
banyak makan yang dikaitkan dengan gejala diabetes
Download