MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN Disusunoleh: Nama :Muhamad Ridwan NIRM : 19057 Tingkat : 2B PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PELNI JAKARTA Jln.Aipda.Ks.Tubun Kav.92-94, Jakarta Barat Telp.(021) 5485709ext. 1524, Hp (Wa)082211185566. E-Mail [email protected] Tahun Ajaran 2020-2021 PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostatis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positive (kation) dan bermuatan negatif (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa. Pada fungsi neuromuskular, elktrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf. 2.2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Cairan dan Elektrolit 1. Usia Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal 2. Aktivitas Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat. 3. Iklim Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehari melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam. 4. Diet Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin. 5. Stress Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine. 6. Penyakit Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak (mis., Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam). 2.3. Masalah-Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh Hipovolume atau Dehidrasi. Kekurangan cairan eksternal terjadi karena asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah. Hipervolume atau Overhidrasi. Terdapat 2 manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastic dan hanya terdapat diantara jaringan. Kelebihan cairan vascular meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan ke permukaan interstisial sehingga menyebabkan Edema anasarka (edema yang terdapat di seluruh tubuh). Hiperkalemia. Merupakan suatu keadaan diamna kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan, aritmia, kelemahan, sedikitnya jumlah urine dan diare, adanya kecemasan dan iritabilitas serta kadar kalium dalam plasma 2.4 ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Pasien bernama An.S, umur 47 tahun datang ke rumah sakit pada hari selasa tanggal 29 April 2020 dengan keluhan lemas, mual muntah dan bab cair lebih dari 5 kali, faktor pencetusnya klien tidak tahu secara pasti, klien sudah meminum entrostop untuk meringankan tetapi tidak ada perubahan. PROSES KEPERAWATAN Pengkajian a. Tanggal pengkajian : 30 Desember 2020 Tanggal masuk : 31 Desember 2020 Ruang / kelas : Ruang Melati 02 Nomor register : 00214 Diagnosa medis : Diare Gangguan sistem : cairan Identitas Klien No.register : 00214 Nama : Ny. S Jenis kelamin : Perempuan Usia : 47 Tahun Pekerjaan : Ibu rumah tangga Status perkawinan : Kawin Agama : Islam Alamat : Kel. Larangan b. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Klien datang ke pelayanan kesehatan dengan alasan lemas, mual muntah dan bab cair lebih dari 5 kali, faktor pencetusnya klien tidak tahu secara pasti, klien sudah meminum entrostop untuk meringankan tetapi tidak ada perubahan. b. Riwayat penyakit sekarang .Klien mengatakan sebelum masuk puskesmas, klien mengalami mual muntah, bab cair lebih dari 5 kali sehari sejak sore, karena kondisi klien sudah lemah oleh keluarga langsung dibawa ke puskesmas, keluhan dirasakan sejak sore tanggal 3 maret 2019. Klien sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama setahun yang lalu dan dirawat di puskesmas. c. Riwayat kesehatan masa lalu Klien pernah dirawat dengan penyakit lain yaitu sakit tifus pada bulan maret dan dirawat di rumah sakit selama 4 hari, klien tidak memiliki riwayat alergi. d. . Pemeriksaan fisik Keadaan umum lemah, tanda-tanda vital; TD: 120/80 mmHg, Nadi 88x/menit, suhu 36,20C, pernapasan 22x/menit, berat badan 58 kg. Sebelum sakit 59 kg a. sistem pernapasan dimana pemeriksaannya meliputi inspeksi pada bentuk dada ditemukan bentuk dada normal, pernapasan cepat, Pada palpasi tidak ada kelainan dinding toraks, gerakan dinding, dada simetris. Pada perkusi dada sonor. Pada auskultasi tidak ada suara napas tambahan. b. pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara lain meliputi; pada pemeriksaan inspeksi tidak ada perubahan apeks jantung denyut jantung cepat, Pada perkusi kesan redup. Pada auskultasi frekuensi bunyi jantung cepat. c. pada pemeriksaan kepala simetris, rambut hitam tidak ada nyeri tekan, pada leher tidak ada distensi vena, ekspresi wajah yang gelisah dan lemas. konjungtiva pucat. d. output urine 4-5 kali/permenit. e. selama sakit pasien hanya makan 2-3 sendok makanan yang disajikan dari puskesmas, pasien merasa mual dan muntah, nafsu makan menurun, kepucatan, frekuensi peristaltik usus> 10 x/menit, ada nyeri tekan pada abdomen. f. ekstermitas atas kiri terbatas karena terpasang infus, lemas, pusinng, turgor kulit jelek, kulit kering e. Pola aktifitas sehari sehari a. Aktifitas/istirahat : pola aktifitas / tidur Sebelum sakit klien tudur selama 8-9 jam perhari, setelah sakit klien tidak dapat nyenyak tidur sering terbangun karena nyeri perut dan diare. Klien tidak dapat beraktifitas bebas karena lemas dan pusing. b. Nutrisi : makan/minum Sebelum sakit pola makan klien dengan mnu seimbang frekuensi makan 3 kali perhari diselingi makanan ringan, setelah sakit klien hanya dapat menghabiskan 2-3 sendok makanan per sajian. Klien mual dan muntah setiap kali makan. Frekuensi minum klien sebelum sakit 8 gelas sehari atau 2000 cc perhari setelah sakit klien hanya minum 4-5 gelas perhari. c. Eliminasi : bab/bak Sebelum sakit frekuensi bab 1 kali per hari dengan konsistensi lunak, setelah sakit klien bab dengan frekuensi > 5 kali perhari dengan konsistensi cair. Frekuensi bak 3-4 kali perhari, warna kekuningan. d. Perawatan diri ; mandi, gosok gigi/ cuci rambut Sebelum sakit klien mandi 2 kali sehari, ganti baju dua kali sehari, gosok gigi dua kali sehari dan keramas seminggu sekali, setelah sakit klien belum mandi sejak masuk perawatan di puskesmas. AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA SK KEMENDIKNAS RI No. 33 / D / O / 2011 Jln. AIPDA KS Tubun No. 92 – 94 JAKARTA BARAT Telp. (021) 5485709. Ex. 1313-1314, Fax. 5485709 (021) E-mail :[email protected] Website : http://www.akper-rspelni.ac.id Nama Presepte : Muhamad Ridwan NIRM : 19057 PROSES KEPERAWATAN A. Pengkajian Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2020 Tanggal Masuk : 15 Desember 2020 Ruang / Kelas : Melati / 2 Nomor Register : 19130917 Diagnosa Medis : Demam Berdarah (DBD) Gangguan Sistem : Kebutuhan Cairan 1. Identitas Klien Nama Klien : Tn. A Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 35 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Suku Bangsa : Betawi Pendidikan : S1 Bahasa yang digunakan : Indonesia Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat : Jl. Duri Raya Terusan Tol No. 42B Kebon Jeruk, Jakarta Barat Sumber Biaya ( Pribadi, Perusahaan, Lain – lain ) : Pribadi Sumber Informasi ( Klien / Keluarga ) : Sendiri 2. Data Fokus DS : 1. Pasien mengatakan sering mual dan muntah 2. Pasien mengatakan selama sakit, frekuensi minum berkurang 3-4 gelas/hari 3. Klien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu 4. Klien mengatakan sakit kepala dan pusing DO 1. Turgor kulit tampak buruk / elastis 2. Mukosa bibir kering 3. Klien tampak demam 4. Kesadaran komposmentis 5. Kelompok mata agak cekung 6. Klien tampak berkeringat 7. Konjungtiva tampak anemia 8. Hasil lab trombosit : 54x10³/L 9. TD : 110/70 mmHg 10. Nadi : 60x/menit 11. RR : 22x/menit 12. Suhu : 38°C 13. BB : 160 kg 14. TB : 50 kg 15. IMT : 19,5 Analisa Data NO 1. Data Masalah Keperawatan Etiologi DS : Defisit volume cairan dan Intake cairan tidak - Klien mengatakan elektrolit adekuat selama sakit frekuensi minum berkurang 3-4 gelas/hari - Klien mengatakan sering mual dan muntah DO : - Turgor kulit buruk - Mukosa bibir tampak kering - Kelopak mata agak cekung - Klien tampak berkeringat - Konjungtiva tampak anemia - Hasil lab trombosit : 54x10⁴/L 2. DS : Hipertermi Proses Inflamasi - Klien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu - Klien mengatakan sakit kepala dan pusing DO : - Klien tampak demam - Kesadaran komposmentis - TD : 110/70 mmHg - Nadi : 60x/menit - RR : 22x/menit - Suhu : 38°C Diagnosa Keperawatan : 2. Defisit cairan dan elektrolit b.d intake cairan yang tidak adekuat d.d turgor kulit buruk 3. Hipertermia b.d proses Inflamasi d.d suhu 38°C B. Intervensi /perencanaan Nama Klien / Umur : Tn.A / 35 tahun No. Kamar / Ruangan : 2 / Melati Diagnosa Keperawatan (PES / PE) Tgl./ Waktu Tujuan (Kriteria Hasil) Perencanaan dan rasional) 1. Defisit cairan dan Setelah dilakukan Manajemen Cairan elektrolit b.d intake asuhan keperawatan Observasi : cairan yang tidak selama 2x24 jam 1. Monitor status adekuat d.d turgor diharapkan : hidrasi kulit buruk - Keseimbangan cairan R : Untuk mengetahui DS : dapat dipertahankan status hidrasi sejak dini - Klien mengatakan - Turgor kulit tidak untuk mengurangi selama sakit frekuensi elastis komplikasi minum berkurang 3-4 - Membran mukosa Terapeutik : gelas/hari lembab 2. Catat intake output - Klien mengatakan - Tanda-tanda vital dan hitung balance sering mual dan normal cairan 24 jam muntah - Tidak mual dan R : Untuk mencatat dan DO : muntah menganalisis data - Turgor kulit buruk pasien untuk mengatur - Mukosa bibir tampak keseimbangan cairan kering 3. Berikan cairan - Kelopak mata agak intravena cekung R : Untuk memberikan - Klien tampak hidrasi cairan tubuh berkeringat secara parentral - Konjungtiva tampak anemia - Hasil lab trombosit : 54x10⁴/L Paraf dan Nama Jelas 2. Hipertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen Demam proses Inflamasi d.d asuhan keperawatan Observasi : suhu 38°C selama 2x24 jam 1. Monitor tanda-tanda DS : diharapkan suhu dalam vital - Klien mengatakan batas normal. Dengan R : Untuk mengetahui demam sejak 4 hari kriteria hasil: keadaan umum pasien yang lalu - Suhu normal : 36,5- Edukasi : - Klien mengatakan 37,5°C 2. Anjurkan sakit kepala dan - Nadi normal : 60- memperbanyak minum pusing 100x/menit R : Untuk memperbaiki DO : - RR normal : 12- ketidakseimbangan - Klien tampak demam 16x/menit cairan - Kesadaran - TD normal : 120/70 Kolaborasi : komposmentis mmHg 3. Kolaborasi - TD : 110/70 mmHg pemberian antipiretik - Nadi : 60x/menit jika perlu - RR : 22x/menit R : Untuk menurunkan - Suhu : 38°C panas C. Implementasi Nama Klien / Umur : Tn. A / 35 tahun No. Kamar / Ruangan : 2 / Melati Tgl./ Waktu No. Diagnosa Keperawatan 1. Defisit cairan dan Tindakan Keperawatan, dan Hasil 1. Memonitor status hidrasi elektrolit b.d intake 2. Mencatat intake output cairan yang tidak dan hitung balance cairan adekuat d.d turgor 24 jam kulit buruk 3. Berikan cairan intravena S: - Klien mengatakan selama sakit frekuensi minum berkurang 3-4 gelas/hari - Klien mengatakan sering mual dan muntah O: - Turgor kulit buruk - Mukosa bibir tampak kering - Kelopak mata agak cekung - Klien tampak berkeringat - Konjungtiva tampak anemia - Hasil lab trombosit : 54x10⁴/L A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan Paraf dan Nama Jelas 2. Hipertermia b.d 1. Memonitor tanda-tanda proses Inflamasi d.d vital suhu 38°C 2. Menganjurkan memperbanyak minum 3. Mengkolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu S: - Klien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu - Klien mengatakan sakit kepala dan pusing O: - Klien tampak demam - Kesadaran komposmentis - TD : 110/70 mmHg - Nadi : 60x/menit - RR : 22x/menit - Suhu : 38°C A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan E. Evaluasi Nama Klien / Umur : Tn. A / 35 tahun No. Kamar / Ruangan : 2 / Melati No. Diagnosa Keperawatan Hari/Tgl./ Jam Evaluasi Hasil ( SOAP ) ( Mengacu pada tujuan ) Paraf dan Nama Jelas 1. Defisit cairan dan S : Klien mengatakan mual dan muntah, elektrolit b.d intake klien mengatakan frekuensi minum cairan yang tidak berkurang 3-4 gelas/hari adekuat d.d turgor O: kulit buruk - Turgor kulit tidak elastis - Bibir kering - Kelopak mata tampak cekung A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan 16.15 2. Hipertermia b.d S : Klien mengatakan masih merasa proses Inflamasi d.d demam suhu 38°C O: - Suhu : 37°C - Nadi : 60x/menit 16.20 - TD : 110/70 mmHg - RR : 22x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan 1. Defisit cairan dan S : Klien mengatakan masih mual dan elektrolit b.d intake muntah, klien mengatakan frekuensi cairan yang tidak minum mulai meningkat adekuat d.d turgor O: kulit buruk - Mukosa bibir lembab - Kulit elastis A : Masalah teratasi sebagian 05.30 P : Intervensi dilanjutkan 2. Hipertermia b.d S : Klien mengatakan ia sudah tidak proses Inflamasi d.d demam suhu 38°C O: - Suhu : 36,5 °C - Nadi : 60x/menit - TD : 120/70 mmHg 06.00 - RR : 14x/menit A : Masalah teratasi P : Intervensi diberhentikan Pedoman Pembuatan Laporan Pendahuluan 1. Pengertian. 2. Fisiologi system tubuh (Kebutuhan nutrisi, oksigenasi, eliminasi, cairan, nyeri dll). 1. 3. Pengkajian keperawatan. 4. Diagnosa keperawatan. 5. Rencana Keperawatan 6. Pelaksanaan keperawatan 7. Evaluasi keperawatan