PENGGUNAAN MEDIA GULUNGAN SITUASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAHIRAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA KELAS VIII MTs. NEGERI KEPANJEN Dina Avia Riza Muhaiban Khoirul Adib MTs. Negeri Kepanjen, Jl. Sukoraharjo No.59 Kepanjen E-mail: [email protected] Abstrak:Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Dalam latihan berbicara yang sederhana secara teknis tidak dituntut harus selalu benar, tetapi latihan berbicara dalam pembelajaran wajib dituntut untuk berani dan tidak takut salah. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemahiran berbicara bahasa Arab siswa dengan menggunakan media gulungan situasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode permainan, khususnya permainan dengan menggunakan media gulungan situasi dapat meningkatkan kemahiran berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII.E MTs. Negeri Kepanjen. Indikator meningkatnya berbicara bahasa Arab siswa adalah meningkatnya nilai rata-rata siswa dan prosentase keberhasilan siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya, yakni pada siklus I:kurang dengan nilai 72, dan siklus II:cukup baik dengan nilai 84. Kata kunci: Media, Gulungan situasi, Peningkatan, kemahiran berbicara Abstract: Speaking ability is the complex ability, which according to amount of knowledge and skills. In the speaking practice, not always expected to be true, but it was required to be more courageous and not afraid to be wrong. The direction of this research is creating situation roll media (Gulungan Situasi) can be used as a media Arabic Language learning in order to improve student's skill. The approach of this research is using Classroom Action Research (PTK). The results showed that application game method, especially games using situation roll media (Gulungan Situasi) already improve student’s proficiency in the Arabic speaking in Islamic Junior High School grades 8E State of Kepanjen. The Arabic speaking indicators in this research is the increased of average value and the percentage of successful students from one cycle to the next cycle, ie the cycles I: the less with value of 72 , and cycle II: pretty good with a value of 84. Key Words: Media, Gulungan Situasi, Improved ب عن بعض المعارف َ َّ التي تتطل، مهارة الكالم هي القدرة او الكفاءة ال َج َّمة:الملخص في حالة تدريب الكالم ال تتطلّب التالميذ عن ثبوت التراكيب والقوائد التعبر،والمهارات ّ ال والغرض من. ولكن يلزم في تدريب مهارة الكالم ان اليخاف عن األخطاء.شفوي هذه الدِّّراسة هو ِّلت َحسين كفاءة الطالب في مهارة الكالم باللغة العربيَّة بِّاستِّخدام وسائل والمنهج المستخدم في هذه الدِّّراسة إجراء طريقة الكيفى.)gulungan situasi( gulungan ( ونتائج البحث من هذه الدّراسة (استِّخدام وسائل اللعبة.)PTK( والك ّمى يدُ ّل.)" E" الصف الثّامن " فيKepanjen" سطة الحكومية ّ ِّ ) ِّبمدرسة المتوsituasi ّ ، وا ّما ِّمعيار كفاءة الطالب في مهارة الكالم.على ان كفاءة الطالب في مهارة الكالم وذلك يبدو من إرتفاع نتائج.فإنّها تزيد من دور آلخر بعد إستخدام تلك الوسائل اللّعبية في الدور%84 ، في الدور األول%72 الطالب بشكل عام حيث كانت نتائجهم حوالي . وذلك يعتبر إرتفاعها جيّد جدّا.الثاني مهارة الكالم، ِّزيادة،gulungan situasi ، وسائل:الرئيسيّة ّ الكلمات Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Untuk latihan berbicara yang sederhana secara teknis tidak dituntut mencari topik yang terbaik, mengembangkannya dengan kalimat dan paragraf yang tersusun dengan logis, serta dapat pula memilih kata yang tepat dan mengungkapkannya dengan ejaan yang baik dan benar. (dalam Aflach, 2010) Kemampuan pendidik dalam mengembangkan media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan, Beberapa hambatan dirasakan oleh peserta didik dengan pengembangan media pembelajaran. Salah satunya adalah adanya keterbatasan dalam merancang dan menyusun media pembelajaran serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk membuat sebuah media. Untuk itu perlu adanya suasana yang dapat menumbuhkan minat siswa yang lebih dalam belajar bahasa Arab. Salah satu cara untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran adalah dengan bermain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat menarik minat dan mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Arab. Menurut Hidayat dan Tatang (dalam Asrori: 2009) ada beberapa pikiran yang mendasari perlunya penggunaan permainan dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) Permainan mampu menghilangkan kebosanan. (2) Permainan memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira. (3) Permainan menimbulkan semangat kerja sama, sekaligus persaingan yang sehat. (4) Permainan membantu siswa yang lamban dan kurang motivasi. (5) Permainan mendorong guru untuk selalu kreatif. Media pembelajaran dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak. Selain itu media juga dapat membantu guru dalam pembelajaran bahasa Arab. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru dalam kata-kata atau kalimat tertentu, sehingga guru lebih mudah dalam mengajar. Media juga dapat berupa kartu, papan, gambar maupun kalimat-kalimat berseri. Melihat kenyataan tersebut, maka untuk mempercepat keberhasilan dalam pembelajaran berbicara ( )كالمbahasa Arab, bagi para siswa di sekolah perlu adanya usaha- usaha yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Sehingga dapat menghasilkan gagasan dan ide yang tergambar dalam kelompok kata yang berkaitan dan menuangkannya secara cepat tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya. Hal itu didasarkan pula bahwa pada dasarnya gagasan pada diri anak itu mengalir dengan derasnya, namun karena perubahan pola pembelajaran formal saat ini, gagasan-gagasan tersebut seolah-olah tersendat dan tertahan. Pada penelitian ini, dapat di simpulkan bahwasannya untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar berbicara bahasa Arab adalah memberikan suatu permainan dengan pembelajaran, peneliti akan menggunakan sebuah media yang dinamakan “Media Gulungan Situasi” untuk mengajak siswa berlatih dalam berbicara bahasa Arab. Media Gulungan Situasi dalam penelitian ini adalah sebuah sebuah gulungan yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat, dimana kalimat tersebut merupakan kalimat yang menjelaskan suatu kegiatan seseorang. Gulungan Situasi ini bertujuan agar siswa dapat melakukan suatu pembelajaran dengan sebuah permainan, dimana permainan itu adalah permainan dialog semi bebas dengan bermain peran sesuai dengan tema yang siswa pelajari. Dengan penggunaan media Gulungan Situasi ini diharapkan dapat memunculkan sebuah gagasan/ ide siswa untuk berlatih berbicara bahasa Arab, yaitu muncul dengan deras dan terus menerus. Karena dengan penggunaan media Gulungan Situasi, siswa juga akan lebih kreatif untuk mengembangkan sebuah kalimat sebagai acuan dalam membuat percakapan dengan temannya. Dan dengan penggunaan Gulungan Situasi, maka siswa juga akan tumbuh rasa kerjasama anatar temannnya. Peneliti mengambil media Gulungan Situasi ini, dikarenakan peneliti berharap untuk mengetahui kelancaran siswa MTs. Negeri Kepanjen dalam berbicara bahasa Arab. Media Gulungan Situasi ini digunakan oleh peneliti, sebagai media yang digunakan untuk meningkatkan kemahiran kalam (berbicara) siswa. Karena menurut peneliti, kalam (berbicara) siswa sangat perlu dalam pembelajaran bahasa Arab untuk mengetahui sejauh mana keberanian siswa dalam berlatih berbicara dengan menggunakan bahasa Arab tanpa ada rasa takut salah mengenai aturan-aturan bahasa maupun terjemahannya. Artikel ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan penggunaan media Gulungan Situasi untuk meningkatkan kemahiran berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII.E MTs. Negeri Kepanjen, tepatnya mendeskripsikan tentang (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan media Gulungan Situasi. METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reserarch). (Arikunto. 2002) Subjek penelitian adalah siswa siswi kelas VIII.E MTs. Negeri Kepanjen yang berjumlah 40 siswa, guru bahasa Arab, dan Kepala Madrasah MTs. Negeri Kepanjen, Instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes, pedoman wawncara, pencatatan lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (1) tes, (2) observasi, (3) wawancara, dan (4) pencatatan lapangan. Menurut Supardi (2008:131) analisis data dalam penelitian kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya. Dalam analisis data pada penelitian ini adalah data kualitatif, dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan persentase yaitu:Persentase Skor Rata-rata (SR) = Jumlah Skor Yang Dicapai X 100%. Jumlah Skor Maksimal Sedangkan data kuantitatif berupa skor tes akhir siklus akan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan mencari nilai rata-rata tes akhir siklus siswa. Menurut Sudjana (2008:109), perumusan nilai rata-rata adalah sebagai N X berikut: X = i 1 N Taraf keberhasilan dari aspek siswa ditentukan dengan melihat hasil belajar siswa setiap akhir siklus. Nilai ketercapaian hasil belajar mempunyai tentang antara 0 - 100, kemudian akan dihitung berapa presentase jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran yaitu siswa yang mendapat nilai 70.Cara menghitung presentase adalah sebagai berikut: Presentase tuntas belajar = siswa. yang.mendapat.nilai 70 siswa.keseluruhan x 100 % HASIL PENELITIAN Identifikasi Masalah Peneliti juga memperoleh informasi mengenai: (1) kurikulum yang digunakan di MTs. Negeri Kepanjen adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, (2) metode pembelajaran yang sudah digunakan dalam pembelajaran khiwar adalah teacher center yakni guru yang menjadi pusat pembelajaran, (3) kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan bahasa Arab seimbang antara siswa yang mencapai nilai diatas SKM dan dibawah SKM, (4) kondisi belajar siswa dalam mempelajari bahasa Arab yang kondusif, khusunya pada pembelajaran maharoh kalam (berbicara). Beberapa siswa tidak memerhatikan guru atau menirukan ungkapan yang disampaikan oleh guru ketika dalam pembelajaran kalam (berbicara), sehingga dalam pembelajaran kalam (berbicara) masih sangat kurang, (5) pembelajaran kalam (berbicara) tidak pernah diberikan nilai sendiri dalam mengukur batas kemapuan siswa dalam berbicara, akan tetapi nilai kalam (berbicara) di satukan dengan maharoh qiro’ah. Sehingga dalam pembelajaran maharoh kalam guru tidak benar-benar tahu tentang batas kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Arab secara langsung.dan (6) sumber belajar yang dijadikan pegangan oleh siswa hanyalah buku bahasa Arab kelas VIII semester gasal “Lembar Kompetensi Siswa Insan Cendekia” yang disusun oleh Dra. Siti Mardliyah, tidak ada buku panduan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab. Berdasarkan temuan pada penelitian pendahuluan dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi di kelas VIII.E terletak pada pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurang memberikan latihan kepada siswa dalam kemahiran berbicara, yang mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk berlatih berbicara bahasa Arab. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti perlu melakukan perbaikan terhadap metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VIII.E. Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam rangka meningkatkan berbicara bahasa Arab siswa, yaitu dengan menggunakan metode permainan, yaitu bermain peran dengan media Gulungan Situasi. Perencanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Gulungan Situasi Pada penelitian ini, terlebih dahulu peneliti membuat RPP untuk setiap pertemuan pada masing-masing siklus. Setelah selesai membuat RPP, peneliti membuat media yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Gulungan Situasi yang digunakan untuk menegtahui tingkat kelancaran berbicara siswa serta memperkenalkan kosakata baru dalam sebuah kalimat pada siswa dan media kertas gulungan yang digunakan dalam permainan Gulungan Situasi. Kemudian, setelah selesai membuat RPP dan media pembelajaran, peneliti juga menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar catatan lapangan dan lembar tes siswa dalam kemahiran berbicara. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Gulungan Situasi Perencanaan Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan (1) media pembelajaran, media pembelajaran ini dengan menggunakan kain kapas yang berukuran 19x7 dan juga pipa yang berukuran 10cm. Selanjutnya, (2) membuat kalimat yang sesuai dengan tema, ditulis ke dalam kain kapas. Pada kalimat tersebut disusun hanya sebagai acuan dalam membuat khiwar secara bebas dengan bahasa siswa sendiri, yaitu sesuai dengan kemampuan kosakata yang telah dimilki oleh siswa. Selain itu, (3) untuk keperluan penyusunan data, peneliti menyusun lembar observasi kegiatan siswa yang terdiri dari tahap awal, inti dan akhir proses pembelajaran. (4) menyusun lembar observasi untuk kegiatan guru. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur berjalannya kegiatan proses pembelajaran. Selain lembar observasi, (5) membuat lembar catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat hal- hal yang belum terekam dalam lembar observasi. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan (1x45 menit) yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 September 2011 dan (2x45 menit) dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Oktober 2011 Kegiatan Awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa. Guru menyampaikan tujuan belajar kepada siswa dengan cara memotivasi siswa untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik, yaitu dengan cara mengajak siswa untuk merapikan dan menyiapkan dirinya masing-masing, serta memberikan semangat kepada siswa. Kemudian guru mereview materi yang sudah di ajarkan sebelumnya pada kemahiran membaca (qiro’ah) dan melanjutkan materi yang akan diajarkan Kegiatan inti Kegiatan inti dimulai dengan guru menyiapkan beberapa gulungan kain yang di dalamnya terdapat sebuah kalimat situasi kegiatan sehari-hari sesuai dengan tema. Guru mulai membacakan prosedur atau aturan permainan dengan menggunakan Gulungan Situasi, yaitu setelah siswa mengambil gulungan di dalam kotak, siswa mencari pasangan temannya dengan mencari gulungan warna yang sama dengan temannya. Setelah pembacaan prosedur dan melakukan tanya jawab dengan siswa, guru meminta siswa untuk mengambil Gulungan Situasi yang ada di dalam kotak. Kemudian siswa diminta untuk membuka masing-masing gulungan yang di dapatkan. Setelah siswa mendapatkan teman pasangan dengan warna yang sama, siswa berkumpul sesuai dengan teman yang memiliki warna yang sama. Pada setiap kelompok warna gulungan situasi, terdiri atas empat orang. Kemudian, guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan kalimat yang ada di dalam gulungan tersebut untuk di jadikan ke dalam khiwar dengan batas waktu kurang lebih 15 menit untuk mempermudah siswa dalam mempersiapkan khiwar yang akan di demonstrasikan. Setelah siswa selesai mendiskusikan kalimat gulungan menjadi khiwar, siswa mempraktekkan khiwar tersebut di depan kelas. Kegiatan Akhir Untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar, guru memberi kesimpulan tentang apa yang telah disampaikan, yaitu kesimpulan tentang pengguanaan media gulungan situasi serta materi yang ada di dalam gulungan situasi. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada kesulitan atau ketidakfahaman tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru khusunya pada mufrodat yang baru untuk mengungkapkan perasaan apa yang mereka rasakan setelah selesai belajar bahasa Arab bersama. Mereka merasa senang dengan metode pembelajaran berbicara yang sudah dilakukan. Karena metode yang digunakan dengan menggunakan permaiana, yaitu bermain peran yang dapat membuat siswa banyak berekspresi. Observasi Observasi Kegiatan Guru Hasil observasi menunjukkan bahwa ketika diterapkannya pembelajaran bahasa Arab untuk keterampilan berbicara menggunakan media Gulungan Situasi, metode pemakainnya sudah bagus, karena siswa lebih aktif dalam berlatih mereduksi kalimat demi kalimat ke dalam khiwar, dan terjadi kerjasama antar kelompok dengan baik. Akan tetapi, segi kelemahannya; (1) kelas menjadi ramai dan kurang sedikit tertib. Menurut observer, (2) guru (peneliti) masih sulit dalam menguasai kelas, (3) serta suaranya juga kurang keras, ketika keadaan siswa mulai ramai berdiskusi. Karena ada saja beberapa siswa yang ramai sendiri tidak fokus dengan kelompoknya.. Observer juga memberikan masukan untuk ke depannya, agar dalam menggunakan media Gulungan Situasi ini dapat berjalan lebih bagus lagi, yaitu (1) peneliti diminta untuk membimbing dalam kelompok yang berdiskusi untuk membuat redaksi dan khiwar itu duduknya tetap tertib. Dengan solusi yang lainnya, siswa di ajak ke luar kelas dalam mereduksi kalimat khiwarnya, dan masuk ke dalam kelas, duduk seperti semula untuk mempersiapkan nomor urut maju dalam memainkan perannya masing-masing. Sehingga, ketika teman-temannya mempresentasikan ke depan, seluruh siswa dapat memahami serta melihat dengan seksama dan baik, (2) lebih baiknya guru membacakan nama kelompok yang maju terlebih dahulu ketika sebelum pembelajaran dimulai, atau setelah membacakan prosedur permainannya agar kelompok siswa sudah siap untuk maju ke depan, dan (3) observer meminta kepada peneliti, untuk meminta siswanya membuat redaksi kalimat khiwarnya dalam tulisan rangkap dua, sehingga observer dapat melihat tulisan siswa dan isi khiwar yang di inginkan siswa sesuai dengan apa yang di demonstrasikan di depan kelas. Observasi Kegiatan Siswa Secara umum, siswa terlihat senang dan bersemangat dalam mempelajari berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. Hal ini mulai tampak ketika siswa mereduksi kalimat yang ada di dalam Gulungan Situasi menjadi sebuah percakapan. Serta beberapa siswa menyatakan bahwa media Gulungan Situasi ini lebih menarik, karena dengan bermain drama sederhana, mereka dapat menampilkan ekspresinya secara bebas. Akan tetapi karena kurangnya drill pada pemahaman kosa kata dalam kalimat yang ada di dalam Gulungan Situasi, sebagian besar siswa tampak kesulitan dalam mereduksi kalimat menjadi khiwar, dan sulit dalam membuat kalimat dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab serta mereka mengeluhkan pada alokasi waktu untuk persiapan. Selain itu, kebanyakan siswa masih malu dan kurang percaya diri dalam menyampaikan bicaranya ke dalam bahasa Arab. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi oleh guru bidang studi, pada siklus I ini aktivitas peneliti sebagai guru sudah baik dan telah menunjukkan adanya praktik pembelajaran meskipun masih ada beberapa hal yang tertinggal. Dikarenakan banyaknya siswa yang masih kesulitan dalam menerjemahkan dalam membuat kalimat, serta nilai semua siswa yang belum mencapai SKM, baik nilai individu masing-masing siswa, nilai kelompok siswa, maupun nilai rata-rata kelas, maka guru dan peneliti akan memperbaikinya pada siklus selanjutnya. Siklus II dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan (1x45 menit) yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 Oktober 2011 dan (2x45 menit) dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2011 Tahap ini merupakan rencana perbaikan dari tindakan siklus I. kegiatan yang dilakukan adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi kekurangankekurangan pada siklus I, baik dari segi PBM yang telah dilaksanakan, yaitu guru yang kurang dapat menguasai kelas dengan suara yang lantang, latihan yang dilaksanakan oleh siswa, yaitu latihan yang belum tercapai dalam mereduksi kalimat ke dalam khiwar, maupun penggunaan media Gulungan Situasi. Kegiatan Awal guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa. Guru menyampaikan tujuan belajar kepada siswa dengan cara memotivasi siswa untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik, yaitu dengan cara mengajak siswa untuk merapikan dan menyiapkan dirinya masing-masing, serta memberikan semangat kepada siswa. Kemudian guru mereview materi yang sudah di ajarkan sebelumnya pada kemahiran membaca (qiro’ah) dan melanjutkan materi yang akan diajarkan Kegiatan inti Pada pertemuan kedua siklus I, prosedur permainannya bahwa siswa mengambil Gulungan Situasi dan mencari partnernya sesuai dengan warna, sedangkan pada pertemuan kedua siklus II ini siswa diminta untuk mencari partnernya dengan menggunakan simbol yang ada dalam kain Gulungan Situasi. Setelah semua siswa telah memahami prosedur permainannya, siswa diminta untuk mengambil satu Gulungan Situasi pada setiap masingmasing siswa yang sudah disipkan oleh guru. Materi yang disajikan pada pertemuan kedua siklus dua ini terdapat lima sittuasi yang akan di tampilkan oleh siswa, yaitu di antaranya situasi yang diilakukan pada waktu hari minggu, situais ketika liburan ke rumah nenek, situasi ketika pulang sekolah, situasi din pasar, dan situasi keluarga di rumah. Kemudian, siswa diminta untuk membuka Gulungan Situasi yang di dapatnya dan mencari teman pasangan sesuai dengan prosedur yang telah dibacakan oleh guru, yaitu siswa mencari pasangan dialognya sesuai dengan simbol kain yang di dapatnya. Setelah siswa menemukan masing-masing partnernya, siswa diberi waktu 10menit untuk menyiapkan hasil dialognya di dalam kertas, supaya dalam memainkan masing-masing perannya sudah siap dan lancar. dalam waktu 10 menit tersebut, siswa diminta untuk membuat sebuah oercakapan sederhana sesuai dengan kalimat pancingan yang di dapatkan dari Gulungan Situasi. Setelah waktu yang dialokasikan telah selesai, guru memanggil kelompok siswa sesuai dengan urutan simbol yang telah di tuliskan di papan tulis sampai kelompok simbol terakhir. Guru juga memberikan uplous kepada seluruh anggota pada setiap akhir permainan dialog selesai. Setelah pembelajaran percakapan (khiwar) dalam kemahiran berbicara telah selesai, guru memberikan refleksi yaitu masukan dan saran pada seluruh siswa tentang hasil dari tampilan yang sudah di mainkan di depan kelas. Kemudian, guru memberikan ucapan “jayyid jiddan” kepada kelompok siswa yang dalam bermain perannya sangat bagus dan sesuai serta menarik. Kegiatan akhir Untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar, guru memberi kesimpulan tentang apa yang telah disampaikan, yaitu kesimpulan tentang pengguanaan media gulungan situasi serta materi yang ada di dalam gulungan situasi. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada kesulitan atau ketidak fahaman tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru khususnya pada mufrodat yang baru dan setelah itu, guru meminta para siswa untuk mengungkapkan perasaan apa yang mereka rasakan setelah selesai belajar bahasa Arab bersama. beberapa siswa mengatkan cukup puas dan senang dengan metode pembelajaran menggunakan permainan gulungan situasi, karena mereka dapat berlatih dalam membuat kalimat dan berbicara dalam bahasa Arab. Pada materi siklus II siswa lebih leluasa dalam membuat kalimat, dikarenakan tema atau materi yang dipelajari berkaitan dengan kehidupan sehari-hari di sekolah. Observasi Observasi Kegiatan Guru Hasil observasi menunjukkan bahwa ketika diterapkannya pembelajaran bahasa Arab untuk keterampilan berbicara menggunakan media Gulungan Situasi pada siklus II ini, metode pemakainnya sudah cukup bagus dan ada peningkatan, karena siswa sudah lancar dan lebih aktif mereduksi kalimat demi kalimat ke dalam khiwar, dan terjadi kerjasama antar kelompok dengan baik. Akan tetapi, dalam setiap kelebihan, masih ada kekurangan. Yaitu, dari segi kelemahannya kelas masih kurang sedikit tertib, meskipun tidak seperti pada pertemuan kedua siklus I dulu. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya guru memberikan beberapa peraturan yang lebih menantang lagi, seperti sejak awal masuk setelah pembacaan prosedur, siswa dikondisikan dengan yel-yel atau permainan untuk meng”on”kan siswa. Sehingga siswa akan lebih tertarik untuk belajar, serta ketika ada temannya yang tampil bermain drama juga masih ada siswa yang masih sibuk untuk membicarakan kelompoknya aatua menyiapkan kelompoknya yang nantinya akan maju. Sebaiknya untuk mengatasi itu, guru hendaknya memberikan persetujuan dengan murid sebagai peraturan baru, yang masih terdengar ngomong atau tidak memperhatikan temannya di depan kelas, maka ada hukuman yang harus dilakukannya, seperti menyanyi berbahasa Arab atau yang lainnya. Sehingga siswa akaan merasa lebih takut dan suasana akan semakin hangat. saja beberapa siswa yang ramai sendiri tidak fokus dengan kelompoknya. Observasi Kegiatan Siswa Secara umum, siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mempelajari bahasa Arab. Hal ini mulai tampak ketika wawancara dengan beberapa siswa menyatakan bahwa media Gulungan Situasi ini sudah menarik dibandingkan dengan pertemuan yang lalu pada siklus I. Karena mereka merasa lebih bebas memerankan dan membuat kalimat ke dalam khiwar. Sebab tema yang di buat dalam Gulungan Situasi ini, yaitu “nasyaathun fil madrosah ( ”)نشاط في المدرسةlebih banyak untuk bisa mereduksi kalimat ke dalam khiwar, karena siswa merasa bahwa kegiatan yang ada dalam sekolah itu dapat digunakan untuk banyak ditanyakan. sedangkan pada pertemuan yang lalu siklus I, tema yang di dikeluarkan adaalah “as-saa’ah (”)الساعة yang sedikit sulit untuk mengembangkan kalimatnya ke dalam percakapan, karena terbatas untuk akan menanyakan PEMBAHASAN Peningkatan penguasaan kemahiran berbicara siswa, dapat dilihat dari hasil tes siswa ketika dalam berdialog di depan kelas. Jadi dapat disimpulkan, bahwasannya penggunaan media Gulungan Situasi ini dapat meningkatkan kemahiran berbicara siswa dengan menggunakan bahasa Arab. Karena dilihat dalam prakteknya siswa sangat antusias dan bersemangat dalam belajar berbicara bahasa Arab, dikarenakan adanya metode yang digunakan oleh peneliti sebagai motivasi siswa dalam belajar berbicara bahasa Arab dengan menggunakan permainan. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan bebrapa ahli, diantaranya, Hidayat dan Tatang (dalam Asrori, 2009) yang menyimpulkan perlunya penggunaan permainan dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) Permainan mampu menghilangkan kebosanan. (2) Permainan memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira. (3) Permainan menimbulkan semangat kerja sama, sekaligus persaingan yang sehat. (4) Permainan membantu siswa yang lamban dan kurang motivasi. (5) Permainan mendorong guru untuk selalu kreatif. Memperkuat teori tersebut, Ibrahim (1971:432) juga mengemukakan bahwa media pengajaran sangat penting karena: (1) dapat membangkitkan rasa senang, gembira, dan memperbarui semangat mereka.(2) dapat menimbulkan rasa suka hati siswa untuk sekolah, dan (3) dapat menghidupkan pengajaran karena media pembelajaran membutuhkan gerak dan karya. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Gulungan Situasi untuk kemahiran berbicara bahasa Arab siswa terbukti mampu mendukung peningkatan kemahiran berbicara bahasa Arab siswa. Dengan demikian, temuan penelitian ini relevan mendukung teori beberapa ahli di atas yang menyatakan dalam pengajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab idealnya disertai dengan suatu permainan. Hal ini disebabkan permainan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan rasa senang siswa, motivasi siswa dalam belajar, serta dapat menghidupkan semangat dan antusias siswa dalam belajar, khususnya belajar berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Arab siswa dengan menggunakan media Gulungan Situasi di MTs. Negeri Kepanjen, mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai siswa pada setiap siklus. Respon yang diberikan siswa selama proses pembelajaran berbicara bahasa Arab siswa dengan menggunakan media Gulungan Situasi, juga menunjukkan bahwa siswa merasa berani dalam mengucapkan atau berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. Sehingga perasaan takut siswa dalam berbicara bahasa Arab sudah berkurang. Hal ini disebabkan adanya permainan dialog semi bebas pada pembelajaran bahasa Arab. Peningkatan penguasaan kemahiran berbicara siswa, dapat dilihat dari hasil tes siswa ketika dalam berdialog di depan kelas. Jadi dapat disimpulkan, bahwasannya penggunaan media Gulungan Situasi ini dapat meningkatkan kemahiran berbicara siswa dengan menggunakan bahasa Arab. Karena dilihat dalam prakteknya siswa sangat antusias dan bersemangat dalam belajar berbicara bahasa Arab, dikarenakan adanya metode yang digunakan oleh peneliti sebagai motivasi siswa dalam belajar berbicara bahasa Arab dengan menggunakan permainan. Indikator meningkatnya berbicara bahasa Arab siswa adalah meningkatnya nilai rata-rata siswa dan prosentase keberhasilan siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya, yakni pada siklus I:kurang dengan nilai 72, dan siklus II:cukup baik dengan nilai 84. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang diberikan adalah hendaknya guru mata pelajaran idealnya meningkatkan kualitas pembelajaran berupa strategi pembelajaran, seperti permainan yang di contohkan dengan mmenggunakan media Gulungan Situasi, untuk meningkatkan berbicara siswa, serta guru bahasa Arab hendaknya diharapkan dapat memilih metode dan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara siswa. DAFTAR RUJUKAN Asrori, Imam.2009. Aneka Permainan. Surabaya: Hilal Pustaka. Aflach, Moh. 2010. PTK Bahasa Arab, (Online), (http://ptk- skripsi.blogspot.com/2010/05/ptk-bhs-arab-3.html), diakses 5 September 2011. Ainin, Mochammad. 2007. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Pasuruan : Hilal Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.