Nama : Alfred Arie Tammu NIM : A031201097 Prodi : Akuntansi Pentingnya Pendidikan Pancasila Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling mendasar dan dibutuhkan oleh semua orang, terkhusus pada zaman modern ini. Pada zaman modern ini, pendidikan sudah jauh berkembang dari zaman sebelumnya. Pendidikan diberikan oleh orang tua kepada anakanaknya sejak usia dini, bahkan dari bayi sekalipun. Pendidikan yang diberi oleh orang tua kepada anaknya merupakan pendidikan dasar yang sekiranya dibutuhkan sesuai usianya. Misalnya, pada saat usia 1 tahun, bayi diajar untuk mengucapkan kata “mama” dan “papa”, dan di umur 2 tahun, bayi diajar tata krama yang benar saat makan, dan seterusnya. Pada saat seorang anak sudah mulai bersekolah, anak-anak akan diajarkan bagaimana berhitung, membaca, bersosialisasi, mencintai tanah air sendiri, dan lain-lain. Sering kali, jiwa patriotisme dalam diri seorang anak tidak tertanam dengan baik. Bahkan, tak jarang, seorang anak tidak mencintai tanah airnya sendiri. Sikap ini seharusnya dikembangkan dari usia dini, namun kebanyakan orang tua melupakan hal tersebut. Padahal, menanamkan jiwa patriotisme itu sama pentingnya dengan belajar berhitung dan membaca. Menumbuhkan jiwa patriotisme bukanlah hal yang mudah, khususnya bagi anak-anak. Anak-anak yang pada umumnya masih pada masa pertumbuhan dan tidak terlalu memikirkan negara, pastinya akan bersikap acuh pada sikap patriotisme. Maka dari itu, sikap patriotisme sebaiknya ditanamkan secara sedikit demi sedikit pada seorang anak, agar ke depannya, anak tersebut akan merasa tidak asing lagi terhadap sikap patriotisme. Lalu, saat ia beranjak dewasa, sikap patriotisme tersebut tentunya akan tertanam dalam dirinya. Negara Indonesia sendiri memiliki ideologi Pancasila. Sebuah ideologi atau pemikiran yang penting untuk ditanamkan dalam diri tiap anak bangsa. Pendidikan mengenai Pancasila sendirinya diajarkan sejak jenjang Sekolah Dasar, namun pada kebanyakan kasus, para murid tidak peduli terhadap ideologi negara Indonesia, Pancasila. Maka dari itu, pendidikan Pancasila harus diajarkan pada para murid dan mahasiswa, secara lebih gesit lagi. Hal ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa, dan murid untuk mengamalkan arti dari Pancasila itu sendiri. 1 Bagi mahasiswa, pendidikan Pancasila mulai diajarkan secara lebih spesifik dan mendalam dari jenjang sekolah sebelumnya. Hal ini terlihat dari adanya mata kuliah pendidikan Pancasila yang termasuk dalam Mata Kuliah Wajib bagi mahasiswa. Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah diatur dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 914/E/T/2011, tanggal 30 Juni 2011. Dalam edaran tersebut, dijelaskan bahwa perguruan tinggi harus menyelenggarakan pendidikan Pancasila dengan minimal SKS sebanyak 2. Selain edaran tersebut, Undang-Undang Republik Indonesia juga turut menegaskan mengenai pentingnya pendidikan Pancasila. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan tinggi. Aturan-aturan tersebut diresmikan dan diberlakukan dalam rangka membenahi moral anak bangsa. Di era modern ini, moral adalah salah satu penentu kualitas diri seseorang. Makin baik moralnya, makin bermartabat pribadi seseorang. Hal ini tentu tercermin dengan jelas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pendidikan Pancasila juga bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia pekerjaan dan masyarakat. Dengan pendidikan Pancasila, mahasiswa mampu bertanggung jawab atas segala tindakannya, mampu mengamalkan sikap patriotisme dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu mempersiapkan diri untuk segala rintangan dan hambatan dalam hidupnya di masa depan. Dengan pengamalan pendidikan Pancasila yang benar, maka sikap patriotisme seseorang akan makin kuat. Hal ini tentunya akan sangat membantu negara dan pemerintah dalam memberantas tindakan-tindakan masyarakat yang menentang hukum dan tidak sesuai dengan makna Pancasila. Misalnya saja, tindak korupsi yang masih sulit diberantas dapat dibasmi secara lebih efektif dan dicegah sedini mungkin, dan tindak nepotisme yang makin ke sini makin merajalela, bisa dihilangkan. Dengan pengamalan Pancasila dari Sila pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, seseorang akan makin sadar terhadap keimanannya dan memercayai Tuhan yang Esa. Hal ini tentunya akan memandu seseorang untuk tetap di jalan yang benar, sesuai dengan kaidahkaidah dari agamanya masing-masing. Sehingga, walaupun di Indonesia agama ada banyak, tetapi toleransi dan kebebasan memeluk agama, tetap berjalan dengan baik. Di sisi lain, pengamalan dari Sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, akan membantu masyarakat untuk berperilaku baik terhadap sesama. Hal ini tentunya akan menjaga ketertiban dan kerukunan antar masyarakat. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat berperilaku adil dengan cara treating everyone equally. Hal ini akan memicu keadilan di masyarakat dan 2 semua orang akan diperlakukan dan menerima perlakuan yang sama, tanpa pandang bulu. Walaupun, saat ini, Sila kedua ini masih belum dapat diamalkan secara 100%, tetapi di masa yang akan datang, di mana sikap patriotisme dan sikap Pancasila diamalkan secara matang dan benar, maka treating everyone equally, bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Melainkan menjadi hal yang lumrah terjadi di masyarakat. Selanjutnya, berdasarkan Sila ketiga, persatuan Indonesia, masyarakat akan dipicu untuk terus bersatu dan bergotong-royong. Saat ini, walaupun populasi masyarakat Indonesia ada ratusan juta, tetapi angka tersebut bukanlah hambatan bagi mereka untuk bersatu. Meskipun, tak jarang kita dapat melihat terjadinya cekcok dan hambatan di masyarakat untuk bersatu, tetapi pada akhirnya, masyarakat Indonesia juga tetap dapat bersatu. Hal ini dapat kita lihat dari problematika Vaksin Covid-19, walaupun tak jarang yang menolak untuk divaksin, tetapi survei WHO, UNICEF, dan ITAGI, menunjukkan antusiasme dari sebagian besar masyarakat Indonesia untuk bersedia divaksin. Jadi, walaupun tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menolak untuk divaksin, tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia tetap bersedia untuk bersatu dan melawan virus Covid-19 dengan divaksin. Berdasarkan Sila keempat, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permuswaratan/perwakilan, mengindikasikan masyarakat untuk terus bermusyawarah dalam bermasyarakat. Hal ini tercermin dalam Pemilu. Untuk memilih seorang kepala pemerintahan negara, provinsi, atau kota, masyarakat Indonesia diwajibkan untuk menyumbangkan hak pilihnya untuk berkontribusi dalam pemilihan kepala pemerintahan negara, provinsi, maupun kota. Tentu saja, masyarakat harus bersama-sama memilih kepala negara, provinsi, maupun kota yang terbaik bagi mereka. Selanjutnya, Sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut saya, keadilan sosial masyarakat Indonesia masih kurang diamalkan dengan baik. Hal ini dapat kita lihat di beberapa kota kecil di Indonesia. Misalnya, seseorang yang berpakaian terlalu terbuka akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Cara berpakaian seseorang bukanlah urusan orang lain. Menegurnya sekali mungkin masih wajar, apabila kita adalah kerabat mereka. Namun, apabila kita adalah seseorang yang bertemu dengan mereka di media sosial dan bahkan tidak mengenal mereka, maka menurut saya menceramahi mereka bukanlah tindakan yang dapat diindahkan, apalagi jika menegur/menceramahi mereka di depan banyak orang. Maka dari itu, pengamalan Sila kelima Pancasila masih kurang di masyarakat Indonesia. 3 Jadi, pendidikan Pancasila merupakan pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dampak positif dari dihadirkannya mata kuliah pendidikan Pancasila akan mengubah tatanan negara Indonesia menjadi lebih baik lagi. Ada banyak permasalahan di negara yang dapat diselesaikan dengan hadirnya pendidikan Pancasila. Dengan catatan, makna Pancasila benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sedini mungkin. Pengamalannya dapat kita lihat dan maknai berdasarkan tiap-tiap Sila dalam Pancasila. Hal ini tentunya, akan membawa kita untuk semakin mampu bermasyarakat dengan baik dan dihormati oleh segala lapisan masyarakat. 4 DAFTAR PUSTAKA Muhammad Fadhil, Pentingnya Pendidikan Pancasila Bagi Mahasiswa. Dikutip dari https://www.researchgate.net/publication/335882023_PENTINGNYA_PENDIDIKA N_PANCASILA_BAGI_MAHASISWA. 17 Februari. Hidayatullah. 2021. Gerakan Tolak Vaksin Covid-19, Akankah Berakhir Lewat Anjuran MUI dan Tokoh Agama? https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55644537. Diakses 19 Februari 5