Uploaded by User89415

Market Failure and The Goverment Roles

advertisement
MARKET FAILURE AND GOVERMENT ROLE
MAKALAH
Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Prof. Dr. Miyasto, S. U.
Oleh:
Ryaas Mahardika Muhammad
12030119110022
Muhammad Fahrul Rozi
12030119120001
Ryan Edriansyah Adhi
12030119130091
Nabil Tsaqif Fadhlurahman
12030119130113
Vincencius Fritz Valerian Prabawa
12030119130204
Falsa Dzaky Arifian
12030119130235
Satrio Wahyutomo
12030119130267
Muhammad Daffa Dewanto
12030119140266
Reyno Elvin Albarokah
12030119140269
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang menghendaki segala sesuatu di muka bumi ini,
termasuk selesainya penyusunan makalah ini yang berjudul “Marker Failure and Goverment
Role”.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas peran dari banyak pihak
yang tulus memberikan saran dan doa sehingga makalh ini dapat terselesaikan, termasuk berbagai
sumber buku atau artikel yang menjadi pedoman kami dalam belajar.
Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna sebab
keterbatasan ilmu dan kemampuan kami. Maka dari itu, kami membutuhkan saran dan masukan
dari pihak manapun. Kami pun berharap makalah ini menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
dan bisa menjadi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, 20 Maret 2020
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman Sampul ........................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 1
BAB II ISI .................................................................................................................. 2
2.1. Kegagalan Pasar dan Campur Tangan Pemerintah ................................... 2
2.2. Keseimbangan di Pasar Barang dengan Peranan Pemerintah ................... 9
2.3. Pengeluaran Pemerintah, Pajak, dan Dampak Multiplier pada
Pendapatan Nasional ................................................................................. 12
2.4. Keseimbangan Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah serta
Dampaknya terhadap Ekonomi ................................................................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 18
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar berperan melaksanakan kegiatan menghasilkan barang dan jasa dalam
perekonomian. Pasar memiliki mekanisme yang berperan mengalokasikan barang dan jasa
tersebut. Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tersebut tidak dapat efisien dalam
mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, mekanisme pasar
akan menyebabkan barang-barang yang dihasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan
dalam hal yang sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan pasar tidak terjadi sehingga
barang dan jasa tertentu tidak dapat dihasilkan oleh pasar tersebut. Dalam terjadinya kegagalan
pasar, maka pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi barang dan jasa di
masyarakat dapat efisien. Namun tidak selamanya campur tangan pemerintah dapat mengatasi
kegagalan pasar bahkan bisa saja memperburuk kegagalan pasar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menyebabkan kegagalan pasar?
2. Apa saja yang dapat pemerintah lakukan dalam mengatasi kegagalan pasar
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa yang menyebabkan kegagalan pasar
2. Mengetahui yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kegagalan
pasar
1
BAB II. ISI
2.1 Kegagalan Pasar dan Campur Tangan Pemerintah
Yang dimaksud dengan kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian
pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan ekonomi.
Kegagalan ini mendorong pemerintah untuk menjalankan beberapa kegiatan ekonomi. Di sisi lain,
pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk
situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani “kepentingan publik”, sebuah pernyataan subyektif
yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial. Atau dapat dikatakan kegagalan pasar adalah
dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai
pasar dan situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada
dalam keadaan ketidakseimbangan.
Pasar yang gagal adalah pasar yang tidak efisien. Ketidakefisienan dalam suatu pasar
berarti terdapat pengelolaan sumber daya atau distribusi yang tidak optimum dari aktivitas pasar
tersebut. Tentu, secara nyata, tidak terdapat pasar yang efisien secara sempurna, ketidakefisienan
dalam aplikasinya ditinjau berdasarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap suatu aktivitas pasar
tersebut. Dalam sudut pandang ekonomi, terdapat berbagai konsep tentang ketidakefisienan yang
dapat diterapkan diberbagai kasus, diantaranya: ketidakefisienan Pareto, ketidakefisienan
produksi, ketidakefisienan faktor "X", ketidakefisienan alokasi, ketidakefisienan dinamis dan
ketidakefisienan sosial.
2.1.1 Ketidakefisienan Pareto
Ketidakefisienan Pareto berkaitan dengan suatu konsep efisiensi yang dicetuskan
oleh Vilfredo Pareto seorang ahli ekonomi Italia. Ketidakefisienan Pareto terjadi jika
aktivitas ekonomi tidak berada di bawah pada kurva kemungkinan produksi. Atau dapat
dikatakan, ketidakefisienan Pareto terjadi saat suatu aktivitas produksi gagal menghasilkan
jumlah output optimum berupa barang dan jasa karena tidak mengeksploitasi sumber daya
dengan maksimum. Pendekatan kegagalan pasar menggunakan konsep efisiensi Pareto
mengabaikan kegagalan pasar yang diakibatkan faktor ekologi seperti: aktivitas produksi
yang menggunakan sumber daya tidak terbarukan secara berlebih, perubahan ekosistem,
2
atau berkaitan dengan kemampuan biosfer untuk menyerap limbah dari aktivitas produksi
yang terjadi.
Contoh kurva kemungkinan produksi yang terkait efisiensi Pareto.
2.1.2 Ketidakefisienan Produksi
Dalam suatu produksi terdapat istilah yang dinamakan biaya produksi. Biaya
produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu produsen saat memproduksi suatu
barang atau jasa. Pada suatu aktivitas pasar, biaya produksi memiliki besaran yang
bervariasi, bergantung pada metode, material, atau upah buruh yang digunakan pada
produksi tersebut. Ketidakefisienan produksi terjadi saat produsen tidak menghasilkan
suatu produk dengan biaya produksi per unit produk yang minimum. Ketidakefisienan ini
sangat mungkin terjadi dalam pasar yang memiliki sedikit kompetisi ; terdapat praktik
monopoli atau oligopoli dalam pasar tersebut.
2.1.3 Ketidakefisienan "X"
Ketidakefisienan X awalnya merupakan konsep yang hanya berkaitan dengan
ketidakefisienan pada suatu manajemen, namun secara luas dapat dikaitkan dengan
aktivitas pasar. Ketidakefisienan ini terjadi jika suatu perusahaan tidak memberikan
insentif terhadap suatu aktivitas produksi saat kuantitas produk yang dihasilkan maksimum
dari bahan yang digunakan. Tidak adanya insentif dari manajemen membuat lesunya
produksi dan meningkatkan harga produksi rata-rata sehingga membuat pasar tidak
berjalan dengan efisien. Ketidakefisienan X berbeda dengan ketidakefisienan produksi
3
karena ketidakefisienan X berkaitan dengan insentif yang diberikan manajemen, sementara
ketidakefisienan produksi bergantung terhadap metode dan proses.
2.1.4 Ketidakefisienan Alokasi
Efektivitas dari suatu pendistribusian barang dan jasa dapat mempengaruhi
effisiensi dari suatu produksi. Ketika konsumen mendapatkan barang atau jasa yang
spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan mereka maka dapat dikatakan pasar tersebut
efisien secara alokasi. Pada keadaan ini harga yang dibayarkan konsumen selalu sesuai
dengan biaya marjinal produksi. Alasannya karena biaya yang dibayarkan konsumen untuk
setiap produk selalu berbanding lurus dengan kepuasan marjinal yang mereka dapatkan.
Efisiensi alokasi dapat ditemukan pada pasar persaingan sempurna, karena produsen pada
pasar ini dianggap tidak memiliki kekuatan secara ekonomi untuk menaikan harga barang
secara sewenang-wenang. Agar bertahan maka produsen harus memproduksi dan
mendistribusikan barang yang paling dibutuhkan oleh masyarakat untuk menutupi biaya
marjinal. Sebaliknya monopoli dalam suatu pasar dapat membuat pasar tersebut tidak
efisien secara alokasi, praktik monopoli memiliki kekuatan pasar untuk menaikan harga
produk tanpa harus menyesuaikan sifat produk, sehingga mengurangi kepuasan konsumen.
2.1.5 Ketidakefisienan Dinamis
Ketidakefisienan dinamis terjadi saat produsen tidak memiliki insentif terhadap
kemajuan teknologi. Ini berkaitan dengan kurangnya inovasi yang berujung pada
peningkatan biaya produksi, penurunan daya saing dan kualitas produk, serta kurangnya
pilihan yang ditawarkan terhadap konsumen. Terdapat dua cara dimana suatu produsen
dapat melakukan inovasi terhadap produknya:
1.
Metode produksi yang baru, seperti mengaplikasikan suatu teknologi baru pada
proses produksi yang ada.
2.
Produk baru, dimana produsen membuat suatu produk baru berkaitan dengan
perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.
Pasar yang efisien secara dinamis umumnya menawarkan pilihan dan kualitas lebih
dari suatu produk terhadap konsumen. Ini dikarenakan inovasi, penelitian dan
pengembangan dari suatu aktivitas produksi tidak hanya berdampak pada efisiensi proses
4
atau penurunan biaya produksi, namun juga berdampak pada naiknya kualitas barang dan
jasa yang ditawarkan pada konsumen.
2.1.6
Ketidakefisienan sosial
Ketidakefisienan
sosial
berkaitan
erat
dengan eksternalitas negatif
dalam
ekonomi. Ketidakefisienan sosial terjadi saat mekanisme harga pasar tidak memberi
perhatian terhadap keseluruhan biaya dan manfaat yang berkaitan dengan aktivitas
ekonomi. Misalkan, suatu mekanisme harga pasar hanya memberi perhatian terhadap biaya
dan keuntungan privat yang muncul secara langsung dari aktivitas ekonomi seperti
produksi dan konsumsi. Sementara, terdapat biaya lainnya yaitu biaya sosial yang
ditanggung masyarakat dan nantinya dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti
contohnya kerusakan lingkungan akibat aktivitas produksi. Suatu pasar dikatakan efisien
secara sosial jika memperhitungkan dan memiliki kebijakan terhadap biaya sosial yang
ditanggung masyarakat.
2.1.7
Penyebab Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dibawah ini, yaitu :
a. Adanya Common goods (Barang Bersama)
Dasar adanya sistem pasar persaingan adalah adanya hak pemilikan yang
memberikan hak pemilikan kepada setiap individu atas suatu barang sehingga ia dapat
mengecualikan orang lain untuk memanfaatkan barang itu. Untuk beberapa jenis barang ,
hak pemilikan tidak dapat diberikan kepada satu individu melainkan diberikan kepada
sekelompok masyarakat , misalnya saja sebidang padang rumput milik desa dan
sebagainya.
Masalah yang ditimbulkan dalam kasus kekayaan bersama ada 2 faktor yaitu :
indivisibility dan jumlah kelompok masyarakat. Adanya indivisibility menyebabkan suatu
kekayaan tidak dapat diberikan hak pemilikannya kepada setiap anggota kelompok.
Apabila jumlah kelompok hanya dua orang , maka diantara kedua orang itu akan dapat
dibuat suatu perjanjian yang mengatur penggunaan kekayaan tersebut secara optimal akan
tetapi apabila anggota kelompok semakin banyak maka biaya untuk memperoleh
persetujuan menjadi semakin besar dan mahal .
5
Dalam hal kekayaan bersama, apabila seseorang merasakan manfaat dan bersedia
menanggung biaya tanpa harus ikut menanggung free riders . Free riders adalah suatu sikap
yang tidak menyatakan dengan sebenarnya manfaat suatu barang atau jasa dengan maksud
agar ia dapat memanfaatkan barang tersebut tanpa harus membayarnya atau tanpa ikut
menanggung biaya pengadaan barang atau jasa tersebut.
Selain perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur kekayaan bersama ,
pemerintah juga harus menetapkan sistem pembayaran yang sifatnya dipaksakan karena
jelas setiap individu tidak bersedia untuk menanggung biaya. Setiap pembayaran paksaan
tersebut adalah yang umumnya disebut pajak.
b. Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar
Alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien tidak dapat diserahkan pada
mekanisme pasar oleh karena adanya monopoli, atau adanya usaha yang mempunyai biaya
marjinal yang selalu menurun ,dan adanya usaha yang mempunyai biaya marginal nol.
Mekanisme pasar dapat melakukan alokasi factor-faktor ekonomi secara efisien hanya
pada pasar persaingan sempurna oleh karena hanya pada pasar persaingan sempurna
terdapat kesamaan antar motivasi pengusaha dan tingkat produksi yang oleh masyarakat
dianggap efisien .
c. Adanya barang publik
Beberapa jenis barang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, akan tetapi tidak
seorangpun yang bersedia menghasilkannya atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta
akan tetapi dalam jumlah, barang publik murni yang mempunyai dua karakteristik utama :
yaitu penggunaanya tidak bersaingan dan tidak diterapkan prinsip pengecualian. Oleh
karena itu, pihak swasta tidak mau menghasilkan barang public murni, maka pemerintahlah
yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan masyarajkat dapat ditingkatkan .
d.
Adanya eksternalitas
Eksternalitas adalah dampak tidak langsung baik dampak menguntungkan maupun
merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi. Eksternalitas timbul karena tindakan
6
konsumsi atau produksi dari satu pihak mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan
tidak adanyan kompensasi yang dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi
yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut. Jadi ada dua syarat terjadinya
eksternalitas, yaitu :

Adanya pengaruh dari suatu tindakan.

Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima.
e.
Adanya pasar tidak lengkap
Suatu pasar dikatakan lengkap apabila pasar tersebut menghasilkan semua barang
dan jasa yang biaya produksinya lebih kecil daripada harga yang mau dibayar oleh
masyarakat. Karena ada jenis jasa yang tidak diusahakan oleh pihak swasta dalam jumlah
yang cukup walaupun penyediaan jasa tersebut lebih kecil daripada apa yang mau dibayar
oleh masyarakat. Kondisi seperti ini yang disebut pasar tidak lengkap.
f.
Adanya kegagalan informasi
Pada beberapa kasus masyarakat sangat membutuhkan informasi yang tidak dapat
disediakan oleh pihak swasta , misalnya saja prakiraan cuaca. Para petani, pelaut, sangat
membutuhkan informasi mengenai prakiraan cuaca , akan tetapi tidak ada pihak swasta
yang menyediakan informasi mengenai prakiraan cuaca. Dalam hal ini pemerintah harus
menyediakan informasi cuaca yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
2.1.8
Peranan Pemerintah
Bedasarkan kelemahan-kelemahan dari mekanisme pasar seperti yang telah
diterangkan, setiap pasar membutuhkan perhatian pemerintah untuk meningkatkan
keteguhan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
7
1.

Tujuan campur tangan pemerintah
Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat
dihindarkan.

Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.

Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar dapat
mempengaruhi psar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang
merugikan.

Menyediakan barang bersama yaitu barang-barang seperti jalan raya, polisi dan tentara yang
penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh masyarakat untuk mempertinggi
kesejahteraan sosial masyarakat.

Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau
dikurangi masalahnya.
2.

Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah
Membuat Peraturan-peraturan
Tujuan pokok dari peraturan pemerintah adalah agar kegiatan-kegiatan ekonomi
dijalankan secara wajar dan tidak merugikan khalayak ramai. Contohnya peraturan
mengenai syarat kerja pada para pekerja di sektor industri adalah dibuat untuk menjamin
dalam pemberian gaji, upah dan tunjangan lain yang wajar dan tidak menindas. Contoh lain
peraturan mengenai lokasi pengembangan perusahaan yang bertujuan agar industri tidak
dikembangkan secara sembarangan, sehingga kegiatan industri ini tidak mengganggu
masyarakat sekitar dan menghindari pencemaran udara. Peraturan dibuat oleh pemerintah
meliputi berbagai aspek kegiatan ekonomi, bukan saja terbatas pada kegiatan dan pendirian
industri tetapi juga kegiatan ekspor impor, perbaikan lalu lintas, pengembangan perusahaan
dan aspek kegiatan ekonomi lainnnya.

Menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal adalah Strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam
pengeluarannya dan dalam sistem dan cara-cara pengumpulan pajak. Kebijakan Moneter
adalah langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan dalam
8
perekonomian, yaitu mempengaruhi suku bunga, operasi bank-bank dan mengatur jumlah
uang yang beredar. Kedua kebijakan ini sangat penting dalam mengatur kegiatan ekonomi.
Perekonomian selalu menghadapi masalah inflasi dan pengangguran, kebijakan ini
merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga dan kekurangan pekerjaan.

Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung
Dalam kegiatan ekonomi terdapat perbedaan nyata antara keuntungan yang
dinikmati oleh orang yang melakukannya (keuntungan pribadi) dan keuntungan yang
diperoleh masyarakat secara menyeluruh (keuntungan sosial). Adakalanya seseorang
memperoleh keuntungan yang besar dalam kegiatan ekonomi yang dijalankan tetapi
masyarakat mengalami kerugian. Contohnya adalah kegiatan pendidikan. Pendidikan
memberi kemungkinan untung yang besar apabila sepenuhnya dijalankan oleh pihak swasta,
sedang pada masyarakat merupakan kerugian karena biaya yang besar dalam memperoleh
pendidikan. Tindakan masyarakat menyediakan pendidikan kepada sebagian besar anakanak yang memerlukan dapat menghindari pengeluaran yang sangat besar untuk pendidikan.
2.2 Keseimbangan di Pasar Barang dengan Peranan Pemerintah ( 3 Sektor )
RUMUS:
Y=C+I+G
Keterangan:
Y = Keseimbangan pendapatan nasional
C = konsumsi masyarakat
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
Dimana:
C = C0 + C.Yd
C0 = Besarnya konsumsi jika pendapatan nasional dianggap 0
Yd = Y- Tx – Tr
9
Tx = Penerimaan pemerintah dari pajak (Tx = tx.Y)
Tr = Subsidi pemerintah (Tr = tr.Y)
I = I0 + b.Y- gi
I0 = Investasi pada saat tingkat bunga 0
Contoh Soal:
Diketahui C = 100 + 0,75Yd sedangkan investasi sebesar 60 – 200i serta pengeluaran
pemerintah sebesar 90. Tentukan keseimbangan pendapatan nasional nya!.
Jawab:
Y=C+I+G
Y = 100 + 0,75Yd + 60 – 200i + 90
Y = 250 + 0,75Yd – 200i
(Karena tidak ada pajak dan pembayaran tranfer maka Yd = Y – Tx + Tr = Y – 0 + 0 = Y)
Y = 250 + 0,75Y – 200i
Y – 0,75Y = 250 – 200i
0,25Y = 250 – 200i
Y = 1000 – 800i
Dimana fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Yd dan investasi sebesar 50, pengeluaran
pemerintah (G) = 250 dan penerimaan pemerintah dari pajak sebesar (Tx = 250).
Pemerintah memberikan subsidi (Transfer) sebesar Tr = 50. Maka keseimbangan
pendapatan nasional menjadi?
Jawab:
Y=C+I+G
Y = 100 + 0,8Yd + 50 + 250
Y = 100 + 0,8(Y – 250 + 50) + 50 + 250
Y = 400 + 0,8(Y – 200)
Y = 400 + 0,8Y – 160
Y – 0,8Y = 240
0,2Y = 240
Y = 1200
10
Keseimbangan perekonomian 3 sektor ditunjukkan dalam grafik yang menunjukkan
hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat yang terjadi. Grafik ini disusun
oleh sumbu vertikal yang menunjukkan pengeluaran agregat yang dibentuk oleh adanya konsumsi
(C), investasi (I) ,dan adanya pengeluaran pemerintah (G) serta sumbu horizontal yang
menunjukkan tingkat pendapatan nasional (Y).
Kurva berikut menunjukkan hubungan antara C, I, dan pengaruh akibat adanya G dengan Y
Titik keseimbangan ditunjukkan oleh titik potong antara kurva Y = C dengan Y = C+I+G. Kurva
Y = C menunjukkan jumlah pendapatan sama dengan jumlah seluruh pengeluaran yang terjadi.
Awalnya titik keseimbangan berada pada nilai Y = 400. Namun setelah terjadi pengeluaran oleh
pemerintah yang menambah pengeluaran agregat maka akan terjadi pergeseran kurva yang
ditunjukkan kurva Y = C+I+G sehingga titik keseimbangan bergeser menjadi Y = 800
Secara matematis ditunjukkan sebagai berikut
C = 40 + 0,75Y
I+G = 160
Y = C+I+G
Y = 40 + 0,75 Y +160
Y = 0,75Y + 200
Y - 0,75Y = 200
0,25Y = 200
Y = 800
11
2.3 Pengeluaran Pemerintah, Pajak, dan Dampak Multiplier pada Pendapatan Nasional
Dengan ilmu matematika dapat digunakan untuk menghitung efek penggandaan yang
muncul dari pembelanjaan konsumen. Bagian penting disini ialah kecenderungan konsumsi
marginal atau Marginal Prosperity to Consume (MPC) adalah bagian dari pendapatan berlebih
yang cenderung untuk dibelanjakan alih-alih ditabung oleh rumah tangga. Sebagai contoh, MPC
nya ¾, ini berarti bahwa 0,25 persennya akan ditabung, sedangkan 0,75 nya akan dibelanjakan.
Untuk memperkirakan dampak perubahan pembelanjaan pemerintah terhadap permintaan agregat,
maka alurnya sebagai berikut :
Perubahan belanja pemerintah
: 20 miliar
Perubahan pertama pada konsumsi
: MPC x 20 miliar
Perubahan kedua pada konsumsi
: MPC2 x 20 miliar
Perubahan ketiga pada konsumsi
: MPC3 x 20 miliar
Maka keseluruhan perubahan permintaan = (1 + MPC + MPC2 + MPC3 + …) x 20 miliar
Sehingga dapat dinyatakan faktor penggandaanya ialah
Faktor penggandaan = 1 + MPC + MPC2 + MPC3 + …
Penggandaan ini memberitahukan seberapa besar permintaan barang dan jasa yang
disebabkan oleh setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah. Dikaitkan dengan rumus deret
geometri tak hingga, maka rumus faktor penggandaan adalah :
Faktor pengganda = 1/(1-MPC)
Sebagai contoh, jika MPC ¾ , maka nilai penggandaan adalah 1(1-3/4) yaitu 4, maka jika
pembelanjaan pemerintah sebesar 20 miliar, maka menghasilkan permintaan agregat barang dan
jasa sebesar 80 miliar.
Ketika pembuat kebijakan mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak, kurva
permintaaan agregat bergeser karena perubahan tersebut memengaruhi keputusan pembelanjaan
perusahaan dan rumah tangga.
Contoh, departemen pertahanan AS memesan $20 miliar untuk membeli pesawat tempur
dari Boeing. Pemesanan tersebut akan meningkatkan permintaan barang yang diproduksi oleh
boeing, sehingga perusahaan akan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Karena boeing
merupakan bagian dari perekonomian, maka kenaikan permintaan pesawat boeing muncul sebagai
peningkatan agregat barang dan jasa secara keseluruhan pada tiap tingkatan harga. Akibatnya
kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
12
a. Efek penggandaan
Kurva AD1 menyatakan pembelanjaan pemerintah sebesar $20 miliar
menyebabkan kenaikan permintaan produksi perusahaan boeing, kurva AD1 merupakan
pergeseran ke kanan kurva AD1 pada saat perusahaan boeing membutuhkan barang2 untuk
produksi pesawat. Sehingga permintaan perusahaan2 penjual barang baku pembuatan
pesawat meningkat. Kemudian, kurva AD2 menunjukan efek ketika perusahaan2 tersebut
memberikan kenaikan upah atau pendapatan bagi karyawannya sehingga ketika
pendapatan konsumen meningkat maka tingkat konsumtifitas mereka meningkat sehingga
mereka akan berbelanja lebih. Dan seiring dengan penigkatan pendapatan masyarakat
maka, pendapatan nasional pun akan meningkat
b. Efek pembatasan paksa
Ketika pembelanjaan pemerintah naik dan pendapatan masyarakat meningkat maka
permintaan uang akan menignkat. Suku bunga harus meningkat untuk menjaga
keseimbangan penawaran dan permintaan. Kenaikan suku bunga akan mengurangi jumlah
permintaan barang dan jasa. Karena melakukan peminjaman lebih mahal dan sulit, maka
permintaan rumah baru dan investasi untuk bisnis akan berkurang.
13
c. Perubahan-perubahan dalam pajak
Sedangkan ketika pemerintah
mengurangi pajak penghasilan maka akan
meningkatkan pembelanjaan masyarakt. Maka ketika belanja masyarakat menignkat, maka
kurva permintaan agregat akan bergeser ke sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya, ketika
pemerintah meningkatkan pajak penghasilan, maka akan menggeser kurva ke kiri karna
belanja masyarakat juga berkurang.
2.4 Keseimbangkan Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah serta Dampaknya terhadap Ekonomi

Pengaruh Defisit Anggaran terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Dampak defisit anggaran dilihat dari sisi permintaan dapat dilihat dari peningkatan agregat
demand. Dimana agregat demand merupakan fungsi (atau kurva) yang menggambarkan
hubungan antara tingkat harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam
perekonomian.
Contoh kebijakan fiskal




Menaikkan jumlah pajak dan jenis pajak
Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak)
Melakukan penghematan pengeluaran negara
Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi pemerintah
A. Keseimbangan Pendapatan Nasional melalui pendekatan Withdrawal Injection pada
perkonomian tiga sektor
14
Peran pemerintah dalam perekonomian adalah sebagai penyedia barang. Dalam
menyediakan barang pemerintah perlu melakukan pembiayaan oleh karena itu pemerintah
memungut pajak pada masyarakat. Adanya campur tangan pemerintah ini memunculkan aliran
baru dalam perekonomian. Perkonomian ini disebut perekonomian tertutup tiga sektor. Aliran
pengeluaran dan penerimaan dalam perekonomian tiga sektor ditujukkan dalm gambar berikut:
melalui aliran di atas terdapat tambahan aliran akibat masuknya pemerintah dalam
perekonomian. Dari segi penerimaan pemerintah, pemerintah mendapatkan penerimaan melalui
pajak yang dipungut dari perusahaan dan rumah tangga. Kemudian dari sisi pengeluaran
pemerintah mengeluarkan gaji, upah, sewa, dan bunga kepada rumah tangga serta pengeluaran
pemerintah lain kepada perusaahaan.
Dari gambar pula dapat dilihat bahwa dalam suatu perekonomian tertutup ciri-ciri pokok
dari aliran-aliran pendapatan dan pengeluarannya adalah sebagai berikut:
a) Pembayaran oleh sektor perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: pembayaran
kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi, dan
pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
b) Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari
pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan, dan dari pembayaran
gaji dan upah oleh pemerintah
c) Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga.
Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai- pegawai dan
untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa.
d) Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk mernenuhi tiga
kebutuhan: mebayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai
tabungan (S) dan membayar pajak pendapatan rumah tangga (I). dalam persamaan: Y= C
+S+T
15
e) Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipinjamkan
oleh lembaga- lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
f) Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping
pengeluaran konsumsi (C) clan investasi (I), sekarang termasuk pula pengeluaran
pemerintah (G). dalam persamaan AE = C + I+ G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan aliran barang dan jasa akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan
keuntungan) dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah
tangga akan cligunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi ( C), ditabung (S) dan membayar
pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan aliran pendapatan yang ada dalam perekonomian tiga
sektor, berlaku kesamaan berikut:
𝑌 = 𝐶 +𝑆 +𝑇
𝑌 =𝐶+𝐼+𝐺
𝐶+𝐼+𝐺 =𝐶+𝑆+𝑇
𝐼+𝐺 =𝑆+𝑇
Apabila digambarkan dalam kurva, pengeluaran pemerintah akan ditunjukkan dengan
garis horizontal yang akan memotong gari tabungan dan investasi. Kurva ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:
16
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi
secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar yang gagal adalah
pasar-pasar yang tidak efisien seperti ketidakefisienan pareto, ketidakefisienan produksi,
ketidakefisenan X, ketidakefisienan alokasi, ketidakfeisienan dinamis, ketidakefisienan social.
Pasar yang gagal juga dapat disebabkan oleh beberapa factor seperti adanya common goods,
adanya unsur ketidaksempurnaan pasar, adanya barang publik, adanya eksternalitas, adanya pasar
tidak lengkap, dan adanya kegagalan pemerintah.
Ketika mekanisme pasar sudah mengalami kegagalan pemerintah memiliki tugas untuk tetap
menjaga pasar tetap seimbang, oleh karena itu pemerintah ikut campur tangan dalam memperbaiki
kegagalan tersebut. Hal – hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi kegagalan pasar
seperti membuat peraturan-peraturan, menjalankan kebijakan fiscal maupun moneter, dan bisa
juga terjun langsung dan melakukan kegiatan ekonomi.
Keseimbangan di pasar barang dengan peranan pemerintah (3 sektor) memiliki rumus:
Y=C+I+G
Y = Keseimbangan Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Masyarakat
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
Keseimbangan perekonomian 3 sektor ditunjukan dalam grafik yang menunjukan hubungan
antara pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat yang terjadi. Grafik ini disusun oleh
sumbu vertical yang menunjukan pengeluaran agregat yang dibentuk oleh adanya konsumsi (C),
investasi (I), dan adanya pengeluaran pemerintah (G) serta sumbu horizontal yang menunjukan
tingkat pendapatan nasional (Y).
17
Daftar Pustaka
Siradjuddin. 2012. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Makassar: Alauddin University Press
https://anisfitriaambarwati.wordpress.com/ekonomi-publik/kegagalan-pasar-dan-campur-tanganpemerintah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kegagalan_pasar
https://dhanywisnup.wordpress.com/ekonomi-pembangunan/ekonomi-publik/kegagalan-pasar-danpemerintah/
http://bintangkecil44.blogspot.com/2012/10/kegagalan-pasar-dan-campur-tangan.html
https://www.slideshare.net/FairNurfachrizi/contoh-soal-pengantar-ekonomi
18
Download