MARKET FAILURE AND GOVERMENT ROLE MAKALAH Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Dosen Pengampu Mata Kuliah: Prof. Dr. Miyasto, S. U. Oleh: Ryaas Mahardika Muhammad 12030119110022 Muhammad Fahrul Rozi 12030119120001 Ryan Edriansyah Adhi 12030119130091 Nabil Tsaqif Fadhlurahman 12030119130113 Vincencius Fritz Valerian Prabawa 12030119130204 Falsa Dzaky Arifian 12030119130235 Satrio Wahyutomo 12030119130267 Muhammad Daffa Dewanto 12030119140266 Reyno Elvin Albarokah 12030119140269 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2020 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang menghendaki segala sesuatu di muka bumi ini, termasuk selesainya penyusunan makalah ini yang berjudul “Marker Failure and Goverment Role”. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas peran dari banyak pihak yang tulus memberikan saran dan doa sehingga makalh ini dapat terselesaikan, termasuk berbagai sumber buku atau artikel yang menjadi pedoman kami dalam belajar. Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna sebab keterbatasan ilmu dan kemampuan kami. Maka dari itu, kami membutuhkan saran dan masukan dari pihak manapun. Kami pun berharap makalah ini menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan. Semarang, 20 Maret 2020 Penulis ii Daftar Isi Halaman Sampul ........................................................................................................ i Kata Pengantar ........................................................................................................... ii Daftar Isi .................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 1 BAB II ISI .................................................................................................................. 2 2.1. Kegagalan Pasar dan Campur Tangan Pemerintah ................................... 2 2.2. Keseimbangan di Pasar Barang dengan Peranan Pemerintah ................... 9 2.3. Pengeluaran Pemerintah, Pajak, dan Dampak Multiplier pada Pendapatan Nasional ................................................................................. 12 2.4. Keseimbangan Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah serta Dampaknya terhadap Ekonomi ................................................................. 14 BAB III PENUTUP ................................................................................................... 17 Daftar Pustaka ............................................................................................................ 18 iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar berperan melaksanakan kegiatan menghasilkan barang dan jasa dalam perekonomian. Pasar memiliki mekanisme yang berperan mengalokasikan barang dan jasa tersebut. Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tersebut tidak dapat efisien dalam mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, mekanisme pasar akan menyebabkan barang-barang yang dihasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan dalam hal yang sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan pasar tidak terjadi sehingga barang dan jasa tertentu tidak dapat dihasilkan oleh pasar tersebut. Dalam terjadinya kegagalan pasar, maka pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi barang dan jasa di masyarakat dapat efisien. Namun tidak selamanya campur tangan pemerintah dapat mengatasi kegagalan pasar bahkan bisa saja memperburuk kegagalan pasar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja yang menyebabkan kegagalan pasar? 2. Apa saja yang dapat pemerintah lakukan dalam mengatasi kegagalan pasar 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apa yang menyebabkan kegagalan pasar 2. Mengetahui yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kegagalan pasar 1 BAB II. ISI 2.1 Kegagalan Pasar dan Campur Tangan Pemerintah Yang dimaksud dengan kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan ekonomi. Kegagalan ini mendorong pemerintah untuk menjalankan beberapa kegiatan ekonomi. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani “kepentingan publik”, sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial. Atau dapat dikatakan kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan ketidakseimbangan. Pasar yang gagal adalah pasar yang tidak efisien. Ketidakefisienan dalam suatu pasar berarti terdapat pengelolaan sumber daya atau distribusi yang tidak optimum dari aktivitas pasar tersebut. Tentu, secara nyata, tidak terdapat pasar yang efisien secara sempurna, ketidakefisienan dalam aplikasinya ditinjau berdasarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap suatu aktivitas pasar tersebut. Dalam sudut pandang ekonomi, terdapat berbagai konsep tentang ketidakefisienan yang dapat diterapkan diberbagai kasus, diantaranya: ketidakefisienan Pareto, ketidakefisienan produksi, ketidakefisienan faktor "X", ketidakefisienan alokasi, ketidakefisienan dinamis dan ketidakefisienan sosial. 2.1.1 Ketidakefisienan Pareto Ketidakefisienan Pareto berkaitan dengan suatu konsep efisiensi yang dicetuskan oleh Vilfredo Pareto seorang ahli ekonomi Italia. Ketidakefisienan Pareto terjadi jika aktivitas ekonomi tidak berada di bawah pada kurva kemungkinan produksi. Atau dapat dikatakan, ketidakefisienan Pareto terjadi saat suatu aktivitas produksi gagal menghasilkan jumlah output optimum berupa barang dan jasa karena tidak mengeksploitasi sumber daya dengan maksimum. Pendekatan kegagalan pasar menggunakan konsep efisiensi Pareto mengabaikan kegagalan pasar yang diakibatkan faktor ekologi seperti: aktivitas produksi yang menggunakan sumber daya tidak terbarukan secara berlebih, perubahan ekosistem, 2 atau berkaitan dengan kemampuan biosfer untuk menyerap limbah dari aktivitas produksi yang terjadi. Contoh kurva kemungkinan produksi yang terkait efisiensi Pareto. 2.1.2 Ketidakefisienan Produksi Dalam suatu produksi terdapat istilah yang dinamakan biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu produsen saat memproduksi suatu barang atau jasa. Pada suatu aktivitas pasar, biaya produksi memiliki besaran yang bervariasi, bergantung pada metode, material, atau upah buruh yang digunakan pada produksi tersebut. Ketidakefisienan produksi terjadi saat produsen tidak menghasilkan suatu produk dengan biaya produksi per unit produk yang minimum. Ketidakefisienan ini sangat mungkin terjadi dalam pasar yang memiliki sedikit kompetisi ; terdapat praktik monopoli atau oligopoli dalam pasar tersebut. 2.1.3 Ketidakefisienan "X" Ketidakefisienan X awalnya merupakan konsep yang hanya berkaitan dengan ketidakefisienan pada suatu manajemen, namun secara luas dapat dikaitkan dengan aktivitas pasar. Ketidakefisienan ini terjadi jika suatu perusahaan tidak memberikan insentif terhadap suatu aktivitas produksi saat kuantitas produk yang dihasilkan maksimum dari bahan yang digunakan. Tidak adanya insentif dari manajemen membuat lesunya produksi dan meningkatkan harga produksi rata-rata sehingga membuat pasar tidak berjalan dengan efisien. Ketidakefisienan X berbeda dengan ketidakefisienan produksi 3 karena ketidakefisienan X berkaitan dengan insentif yang diberikan manajemen, sementara ketidakefisienan produksi bergantung terhadap metode dan proses. 2.1.4 Ketidakefisienan Alokasi Efektivitas dari suatu pendistribusian barang dan jasa dapat mempengaruhi effisiensi dari suatu produksi. Ketika konsumen mendapatkan barang atau jasa yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan mereka maka dapat dikatakan pasar tersebut efisien secara alokasi. Pada keadaan ini harga yang dibayarkan konsumen selalu sesuai dengan biaya marjinal produksi. Alasannya karena biaya yang dibayarkan konsumen untuk setiap produk selalu berbanding lurus dengan kepuasan marjinal yang mereka dapatkan. Efisiensi alokasi dapat ditemukan pada pasar persaingan sempurna, karena produsen pada pasar ini dianggap tidak memiliki kekuatan secara ekonomi untuk menaikan harga barang secara sewenang-wenang. Agar bertahan maka produsen harus memproduksi dan mendistribusikan barang yang paling dibutuhkan oleh masyarakat untuk menutupi biaya marjinal. Sebaliknya monopoli dalam suatu pasar dapat membuat pasar tersebut tidak efisien secara alokasi, praktik monopoli memiliki kekuatan pasar untuk menaikan harga produk tanpa harus menyesuaikan sifat produk, sehingga mengurangi kepuasan konsumen. 2.1.5 Ketidakefisienan Dinamis Ketidakefisienan dinamis terjadi saat produsen tidak memiliki insentif terhadap kemajuan teknologi. Ini berkaitan dengan kurangnya inovasi yang berujung pada peningkatan biaya produksi, penurunan daya saing dan kualitas produk, serta kurangnya pilihan yang ditawarkan terhadap konsumen. Terdapat dua cara dimana suatu produsen dapat melakukan inovasi terhadap produknya: 1. Metode produksi yang baru, seperti mengaplikasikan suatu teknologi baru pada proses produksi yang ada. 2. Produk baru, dimana produsen membuat suatu produk baru berkaitan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen. Pasar yang efisien secara dinamis umumnya menawarkan pilihan dan kualitas lebih dari suatu produk terhadap konsumen. Ini dikarenakan inovasi, penelitian dan pengembangan dari suatu aktivitas produksi tidak hanya berdampak pada efisiensi proses 4 atau penurunan biaya produksi, namun juga berdampak pada naiknya kualitas barang dan jasa yang ditawarkan pada konsumen. 2.1.6 Ketidakefisienan sosial Ketidakefisienan sosial berkaitan erat dengan eksternalitas negatif dalam ekonomi. Ketidakefisienan sosial terjadi saat mekanisme harga pasar tidak memberi perhatian terhadap keseluruhan biaya dan manfaat yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Misalkan, suatu mekanisme harga pasar hanya memberi perhatian terhadap biaya dan keuntungan privat yang muncul secara langsung dari aktivitas ekonomi seperti produksi dan konsumsi. Sementara, terdapat biaya lainnya yaitu biaya sosial yang ditanggung masyarakat dan nantinya dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti contohnya kerusakan lingkungan akibat aktivitas produksi. Suatu pasar dikatakan efisien secara sosial jika memperhitungkan dan memiliki kebijakan terhadap biaya sosial yang ditanggung masyarakat. 2.1.7 Penyebab Kegagalan Pasar Kegagalan pasar dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dibawah ini, yaitu : a. Adanya Common goods (Barang Bersama) Dasar adanya sistem pasar persaingan adalah adanya hak pemilikan yang memberikan hak pemilikan kepada setiap individu atas suatu barang sehingga ia dapat mengecualikan orang lain untuk memanfaatkan barang itu. Untuk beberapa jenis barang , hak pemilikan tidak dapat diberikan kepada satu individu melainkan diberikan kepada sekelompok masyarakat , misalnya saja sebidang padang rumput milik desa dan sebagainya. Masalah yang ditimbulkan dalam kasus kekayaan bersama ada 2 faktor yaitu : indivisibility dan jumlah kelompok masyarakat. Adanya indivisibility menyebabkan suatu kekayaan tidak dapat diberikan hak pemilikannya kepada setiap anggota kelompok. Apabila jumlah kelompok hanya dua orang , maka diantara kedua orang itu akan dapat dibuat suatu perjanjian yang mengatur penggunaan kekayaan tersebut secara optimal akan tetapi apabila anggota kelompok semakin banyak maka biaya untuk memperoleh persetujuan menjadi semakin besar dan mahal . 5 Dalam hal kekayaan bersama, apabila seseorang merasakan manfaat dan bersedia menanggung biaya tanpa harus ikut menanggung free riders . Free riders adalah suatu sikap yang tidak menyatakan dengan sebenarnya manfaat suatu barang atau jasa dengan maksud agar ia dapat memanfaatkan barang tersebut tanpa harus membayarnya atau tanpa ikut menanggung biaya pengadaan barang atau jasa tersebut. Selain perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur kekayaan bersama , pemerintah juga harus menetapkan sistem pembayaran yang sifatnya dipaksakan karena jelas setiap individu tidak bersedia untuk menanggung biaya. Setiap pembayaran paksaan tersebut adalah yang umumnya disebut pajak. b. Adanya unsur ketidaksempurnaan pasar Alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien tidak dapat diserahkan pada mekanisme pasar oleh karena adanya monopoli, atau adanya usaha yang mempunyai biaya marjinal yang selalu menurun ,dan adanya usaha yang mempunyai biaya marginal nol. Mekanisme pasar dapat melakukan alokasi factor-faktor ekonomi secara efisien hanya pada pasar persaingan sempurna oleh karena hanya pada pasar persaingan sempurna terdapat kesamaan antar motivasi pengusaha dan tingkat produksi yang oleh masyarakat dianggap efisien . c. Adanya barang publik Beberapa jenis barang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, akan tetapi tidak seorangpun yang bersedia menghasilkannya atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta akan tetapi dalam jumlah, barang publik murni yang mempunyai dua karakteristik utama : yaitu penggunaanya tidak bersaingan dan tidak diterapkan prinsip pengecualian. Oleh karena itu, pihak swasta tidak mau menghasilkan barang public murni, maka pemerintahlah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan masyarajkat dapat ditingkatkan . d. Adanya eksternalitas Eksternalitas adalah dampak tidak langsung baik dampak menguntungkan maupun merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi. Eksternalitas timbul karena tindakan 6 konsumsi atau produksi dari satu pihak mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak adanyan kompensasi yang dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut. Jadi ada dua syarat terjadinya eksternalitas, yaitu : Adanya pengaruh dari suatu tindakan. Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima. e. Adanya pasar tidak lengkap Suatu pasar dikatakan lengkap apabila pasar tersebut menghasilkan semua barang dan jasa yang biaya produksinya lebih kecil daripada harga yang mau dibayar oleh masyarakat. Karena ada jenis jasa yang tidak diusahakan oleh pihak swasta dalam jumlah yang cukup walaupun penyediaan jasa tersebut lebih kecil daripada apa yang mau dibayar oleh masyarakat. Kondisi seperti ini yang disebut pasar tidak lengkap. f. Adanya kegagalan informasi Pada beberapa kasus masyarakat sangat membutuhkan informasi yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta , misalnya saja prakiraan cuaca. Para petani, pelaut, sangat membutuhkan informasi mengenai prakiraan cuaca , akan tetapi tidak ada pihak swasta yang menyediakan informasi mengenai prakiraan cuaca. Dalam hal ini pemerintah harus menyediakan informasi cuaca yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 2.1.8 Peranan Pemerintah Bedasarkan kelemahan-kelemahan dari mekanisme pasar seperti yang telah diterangkan, setiap pasar membutuhkan perhatian pemerintah untuk meningkatkan keteguhan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. 7 1. Tujuan campur tangan pemerintah Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat dihindarkan. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar dapat mempengaruhi psar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang merugikan. Menyediakan barang bersama yaitu barang-barang seperti jalan raya, polisi dan tentara yang penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh masyarakat untuk mempertinggi kesejahteraan sosial masyarakat. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau dikurangi masalahnya. 2. Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah Membuat Peraturan-peraturan Tujuan pokok dari peraturan pemerintah adalah agar kegiatan-kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidak merugikan khalayak ramai. Contohnya peraturan mengenai syarat kerja pada para pekerja di sektor industri adalah dibuat untuk menjamin dalam pemberian gaji, upah dan tunjangan lain yang wajar dan tidak menindas. Contoh lain peraturan mengenai lokasi pengembangan perusahaan yang bertujuan agar industri tidak dikembangkan secara sembarangan, sehingga kegiatan industri ini tidak mengganggu masyarakat sekitar dan menghindari pencemaran udara. Peraturan dibuat oleh pemerintah meliputi berbagai aspek kegiatan ekonomi, bukan saja terbatas pada kegiatan dan pendirian industri tetapi juga kegiatan ekspor impor, perbaikan lalu lintas, pengembangan perusahaan dan aspek kegiatan ekonomi lainnnya. Menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter Kebijakan Fiskal adalah Strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam pengeluarannya dan dalam sistem dan cara-cara pengumpulan pajak. Kebijakan Moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan dalam 8 perekonomian, yaitu mempengaruhi suku bunga, operasi bank-bank dan mengatur jumlah uang yang beredar. Kedua kebijakan ini sangat penting dalam mengatur kegiatan ekonomi. Perekonomian selalu menghadapi masalah inflasi dan pengangguran, kebijakan ini merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga dan kekurangan pekerjaan. Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung Dalam kegiatan ekonomi terdapat perbedaan nyata antara keuntungan yang dinikmati oleh orang yang melakukannya (keuntungan pribadi) dan keuntungan yang diperoleh masyarakat secara menyeluruh (keuntungan sosial). Adakalanya seseorang memperoleh keuntungan yang besar dalam kegiatan ekonomi yang dijalankan tetapi masyarakat mengalami kerugian. Contohnya adalah kegiatan pendidikan. Pendidikan memberi kemungkinan untung yang besar apabila sepenuhnya dijalankan oleh pihak swasta, sedang pada masyarakat merupakan kerugian karena biaya yang besar dalam memperoleh pendidikan. Tindakan masyarakat menyediakan pendidikan kepada sebagian besar anakanak yang memerlukan dapat menghindari pengeluaran yang sangat besar untuk pendidikan. 2.2 Keseimbangan di Pasar Barang dengan Peranan Pemerintah ( 3 Sektor ) RUMUS: Y=C+I+G Keterangan: Y = Keseimbangan pendapatan nasional C = konsumsi masyarakat I = Investasi G = Pengeluaran pemerintah Dimana: C = C0 + C.Yd C0 = Besarnya konsumsi jika pendapatan nasional dianggap 0 Yd = Y- Tx – Tr 9 Tx = Penerimaan pemerintah dari pajak (Tx = tx.Y) Tr = Subsidi pemerintah (Tr = tr.Y) I = I0 + b.Y- gi I0 = Investasi pada saat tingkat bunga 0 Contoh Soal: Diketahui C = 100 + 0,75Yd sedangkan investasi sebesar 60 – 200i serta pengeluaran pemerintah sebesar 90. Tentukan keseimbangan pendapatan nasional nya!. Jawab: Y=C+I+G Y = 100 + 0,75Yd + 60 – 200i + 90 Y = 250 + 0,75Yd – 200i (Karena tidak ada pajak dan pembayaran tranfer maka Yd = Y – Tx + Tr = Y – 0 + 0 = Y) Y = 250 + 0,75Y – 200i Y – 0,75Y = 250 – 200i 0,25Y = 250 – 200i Y = 1000 – 800i Dimana fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Yd dan investasi sebesar 50, pengeluaran pemerintah (G) = 250 dan penerimaan pemerintah dari pajak sebesar (Tx = 250). Pemerintah memberikan subsidi (Transfer) sebesar Tr = 50. Maka keseimbangan pendapatan nasional menjadi? Jawab: Y=C+I+G Y = 100 + 0,8Yd + 50 + 250 Y = 100 + 0,8(Y – 250 + 50) + 50 + 250 Y = 400 + 0,8(Y – 200) Y = 400 + 0,8Y – 160 Y – 0,8Y = 240 0,2Y = 240 Y = 1200 10 Keseimbangan perekonomian 3 sektor ditunjukkan dalam grafik yang menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat yang terjadi. Grafik ini disusun oleh sumbu vertikal yang menunjukkan pengeluaran agregat yang dibentuk oleh adanya konsumsi (C), investasi (I) ,dan adanya pengeluaran pemerintah (G) serta sumbu horizontal yang menunjukkan tingkat pendapatan nasional (Y). Kurva berikut menunjukkan hubungan antara C, I, dan pengaruh akibat adanya G dengan Y Titik keseimbangan ditunjukkan oleh titik potong antara kurva Y = C dengan Y = C+I+G. Kurva Y = C menunjukkan jumlah pendapatan sama dengan jumlah seluruh pengeluaran yang terjadi. Awalnya titik keseimbangan berada pada nilai Y = 400. Namun setelah terjadi pengeluaran oleh pemerintah yang menambah pengeluaran agregat maka akan terjadi pergeseran kurva yang ditunjukkan kurva Y = C+I+G sehingga titik keseimbangan bergeser menjadi Y = 800 Secara matematis ditunjukkan sebagai berikut C = 40 + 0,75Y I+G = 160 Y = C+I+G Y = 40 + 0,75 Y +160 Y = 0,75Y + 200 Y - 0,75Y = 200 0,25Y = 200 Y = 800 11 2.3 Pengeluaran Pemerintah, Pajak, dan Dampak Multiplier pada Pendapatan Nasional Dengan ilmu matematika dapat digunakan untuk menghitung efek penggandaan yang muncul dari pembelanjaan konsumen. Bagian penting disini ialah kecenderungan konsumsi marginal atau Marginal Prosperity to Consume (MPC) adalah bagian dari pendapatan berlebih yang cenderung untuk dibelanjakan alih-alih ditabung oleh rumah tangga. Sebagai contoh, MPC nya ¾, ini berarti bahwa 0,25 persennya akan ditabung, sedangkan 0,75 nya akan dibelanjakan. Untuk memperkirakan dampak perubahan pembelanjaan pemerintah terhadap permintaan agregat, maka alurnya sebagai berikut : Perubahan belanja pemerintah : 20 miliar Perubahan pertama pada konsumsi : MPC x 20 miliar Perubahan kedua pada konsumsi : MPC2 x 20 miliar Perubahan ketiga pada konsumsi : MPC3 x 20 miliar Maka keseluruhan perubahan permintaan = (1 + MPC + MPC2 + MPC3 + …) x 20 miliar Sehingga dapat dinyatakan faktor penggandaanya ialah Faktor penggandaan = 1 + MPC + MPC2 + MPC3 + … Penggandaan ini memberitahukan seberapa besar permintaan barang dan jasa yang disebabkan oleh setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah. Dikaitkan dengan rumus deret geometri tak hingga, maka rumus faktor penggandaan adalah : Faktor pengganda = 1/(1-MPC) Sebagai contoh, jika MPC ¾ , maka nilai penggandaan adalah 1(1-3/4) yaitu 4, maka jika pembelanjaan pemerintah sebesar 20 miliar, maka menghasilkan permintaan agregat barang dan jasa sebesar 80 miliar. Ketika pembuat kebijakan mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak, kurva permintaaan agregat bergeser karena perubahan tersebut memengaruhi keputusan pembelanjaan perusahaan dan rumah tangga. Contoh, departemen pertahanan AS memesan $20 miliar untuk membeli pesawat tempur dari Boeing. Pemesanan tersebut akan meningkatkan permintaan barang yang diproduksi oleh boeing, sehingga perusahaan akan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Karena boeing merupakan bagian dari perekonomian, maka kenaikan permintaan pesawat boeing muncul sebagai peningkatan agregat barang dan jasa secara keseluruhan pada tiap tingkatan harga. Akibatnya kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. 12 a. Efek penggandaan Kurva AD1 menyatakan pembelanjaan pemerintah sebesar $20 miliar menyebabkan kenaikan permintaan produksi perusahaan boeing, kurva AD1 merupakan pergeseran ke kanan kurva AD1 pada saat perusahaan boeing membutuhkan barang2 untuk produksi pesawat. Sehingga permintaan perusahaan2 penjual barang baku pembuatan pesawat meningkat. Kemudian, kurva AD2 menunjukan efek ketika perusahaan2 tersebut memberikan kenaikan upah atau pendapatan bagi karyawannya sehingga ketika pendapatan konsumen meningkat maka tingkat konsumtifitas mereka meningkat sehingga mereka akan berbelanja lebih. Dan seiring dengan penigkatan pendapatan masyarakat maka, pendapatan nasional pun akan meningkat b. Efek pembatasan paksa Ketika pembelanjaan pemerintah naik dan pendapatan masyarakat meningkat maka permintaan uang akan menignkat. Suku bunga harus meningkat untuk menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan. Kenaikan suku bunga akan mengurangi jumlah permintaan barang dan jasa. Karena melakukan peminjaman lebih mahal dan sulit, maka permintaan rumah baru dan investasi untuk bisnis akan berkurang. 13 c. Perubahan-perubahan dalam pajak Sedangkan ketika pemerintah mengurangi pajak penghasilan maka akan meningkatkan pembelanjaan masyarakt. Maka ketika belanja masyarakat menignkat, maka kurva permintaan agregat akan bergeser ke sebelah kanan. Begitu juga sebaliknya, ketika pemerintah meningkatkan pajak penghasilan, maka akan menggeser kurva ke kiri karna belanja masyarakat juga berkurang. 2.4 Keseimbangkan Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah serta Dampaknya terhadap Ekonomi Pengaruh Defisit Anggaran terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dampak defisit anggaran dilihat dari sisi permintaan dapat dilihat dari peningkatan agregat demand. Dimana agregat demand merupakan fungsi (atau kurva) yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian. Contoh kebijakan fiskal Menaikkan jumlah pajak dan jenis pajak Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) Melakukan penghematan pengeluaran negara Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi pemerintah A. Keseimbangan Pendapatan Nasional melalui pendekatan Withdrawal Injection pada perkonomian tiga sektor 14 Peran pemerintah dalam perekonomian adalah sebagai penyedia barang. Dalam menyediakan barang pemerintah perlu melakukan pembiayaan oleh karena itu pemerintah memungut pajak pada masyarakat. Adanya campur tangan pemerintah ini memunculkan aliran baru dalam perekonomian. Perkonomian ini disebut perekonomian tertutup tiga sektor. Aliran pengeluaran dan penerimaan dalam perekonomian tiga sektor ditujukkan dalm gambar berikut: melalui aliran di atas terdapat tambahan aliran akibat masuknya pemerintah dalam perekonomian. Dari segi penerimaan pemerintah, pemerintah mendapatkan penerimaan melalui pajak yang dipungut dari perusahaan dan rumah tangga. Kemudian dari sisi pengeluaran pemerintah mengeluarkan gaji, upah, sewa, dan bunga kepada rumah tangga serta pengeluaran pemerintah lain kepada perusaahaan. Dari gambar pula dapat dilihat bahwa dalam suatu perekonomian tertutup ciri-ciri pokok dari aliran-aliran pendapatan dan pengeluarannya adalah sebagai berikut: a) Pembayaran oleh sektor perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi, dan pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah. b) Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan, dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah c) Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai- pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa. d) Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk mernenuhi tiga kebutuhan: mebayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak pendapatan rumah tangga (I). dalam persamaan: Y= C +S+T 15 e) Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipinjamkan oleh lembaga- lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal. f) Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran konsumsi (C) clan investasi (I), sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G). dalam persamaan AE = C + I+ G Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan aliran barang dan jasa akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga akan cligunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi ( C), ditabung (S) dan membayar pajak (T). Dengan demikian, berdasarkan aliran pendapatan yang ada dalam perekonomian tiga sektor, berlaku kesamaan berikut: 𝑌 = 𝐶 +𝑆 +𝑇 𝑌 =𝐶+𝐼+𝐺 𝐶+𝐼+𝐺 =𝐶+𝑆+𝑇 𝐼+𝐺 =𝑆+𝑇 Apabila digambarkan dalam kurva, pengeluaran pemerintah akan ditunjukkan dengan garis horizontal yang akan memotong gari tabungan dan investasi. Kurva ditunjukkan pada gambar di bawah ini: 16 BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar yang gagal adalah pasar-pasar yang tidak efisien seperti ketidakefisienan pareto, ketidakefisienan produksi, ketidakefisenan X, ketidakefisienan alokasi, ketidakfeisienan dinamis, ketidakefisienan social. Pasar yang gagal juga dapat disebabkan oleh beberapa factor seperti adanya common goods, adanya unsur ketidaksempurnaan pasar, adanya barang publik, adanya eksternalitas, adanya pasar tidak lengkap, dan adanya kegagalan pemerintah. Ketika mekanisme pasar sudah mengalami kegagalan pemerintah memiliki tugas untuk tetap menjaga pasar tetap seimbang, oleh karena itu pemerintah ikut campur tangan dalam memperbaiki kegagalan tersebut. Hal – hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi kegagalan pasar seperti membuat peraturan-peraturan, menjalankan kebijakan fiscal maupun moneter, dan bisa juga terjun langsung dan melakukan kegiatan ekonomi. Keseimbangan di pasar barang dengan peranan pemerintah (3 sektor) memiliki rumus: Y=C+I+G Y = Keseimbangan Pendapatan Nasional C = Konsumsi Masyarakat I = Investasi G = Pengeluaran pemerintah Keseimbangan perekonomian 3 sektor ditunjukan dalam grafik yang menunjukan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat yang terjadi. Grafik ini disusun oleh sumbu vertical yang menunjukan pengeluaran agregat yang dibentuk oleh adanya konsumsi (C), investasi (I), dan adanya pengeluaran pemerintah (G) serta sumbu horizontal yang menunjukan tingkat pendapatan nasional (Y). 17 Daftar Pustaka Siradjuddin. 2012. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Makassar: Alauddin University Press https://anisfitriaambarwati.wordpress.com/ekonomi-publik/kegagalan-pasar-dan-campur-tanganpemerintah/ https://id.wikipedia.org/wiki/Kegagalan_pasar https://dhanywisnup.wordpress.com/ekonomi-pembangunan/ekonomi-publik/kegagalan-pasar-danpemerintah/ http://bintangkecil44.blogspot.com/2012/10/kegagalan-pasar-dan-campur-tangan.html https://www.slideshare.net/FairNurfachrizi/contoh-soal-pengantar-ekonomi 18