BAB 2 ISI 2.1. Dasar Teori Seluruh aliran yang terlibat dalam hal ini merupakan aliran pada pipa yang terisi penuh oleh fluida yang sedang dipindahkan. Jadi, kita tidak akan meninjau sebuah pipa beton yang dilalui air hujan yang mengalir tanpa mengisi penuh pipa tersebut, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1. Gambar 1. (a) Aliran pipa. (b) Aliran kanal-terbuka Perbedaan antara aliran kanal-terbuka dan aliran pipa adalah pada mekanisme dasar yang menggerakkan aliran. Untuk aliran kanal-terbuka, hanya gravitasi yang menjadi gaya penggeraknya (air mengalir menuruni sebuah lereng). Untuk aliran pipa, gravitasi mungkin memiliki arti penting, tetapi gaya penggerak utamanya adalah gradien tekanan sepanjang pipa. Jika pipa tidak terisi penuh dengan fluida, tidaklah mungkin untuk menjaga perbedaan tekanan, P1 – P2, ini. Terdapat dua macam aliran fluida pada sepanjang suatu jaringan pipa atau saluran duct, yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran yang terjadi pada suatu fluida termasuk laminar atau turbulen dipengaruhi oleh rasio gaya inersia pada suatu elemen fluida terhadap gaya viskositas pada elemen fluida tersebut, atau lebih sering dikenal dengan Bilangan Reynolds. Reynolds mengamati keterkaitan berbagai variabel yang saling berpengaruh dalam aliran suatu jaringan pipa atau saluran duct dan menemukan bahwa jenis aliran fluida dipengaruhi oleh densitas fluida, kecepatan alir fluida, diameter pipa, dan viskositas fluida. Berdasarkan teori phiBuckingham, Reynolds menganalisis keterkaitan variabel-variabel tersebut secara dimensional sehingga didapatkan bentuk phi tak berdimensi yaitu Re = πππ π dengan aliran laminar yang batasnya hanya mencapai Re sebesar 2300, sedangkan selebihnya merupakan aliran turbulen. Aliran yang terjadi di sepanjang saluran pipa dipengaruhi oleh viskositas fluida yang dialirkan. Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir di suatu jaringan pipa atau saluran duct. Semakin besar viskositas suatu fluida, semakin sulit suatu fluida mengalir dan semakin sulit pula suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Satuan Internasional untuk viskositas adalah π. π ⁄π2 atau Pascal sekon (Pa.s). Kita telah mengetahui bahwa fluida ideal tidak memiliki viskositas. Dalam kenyataannya, fluida yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah fluida sejati. Oleh karena itu, pembahasan mengenai viskositas hanya akan kita temukan pada fluida sejati, yaitu fluida yang memiliki sifatsifat sebagai berikut: 1. Dapat dimampatkan (compressible); 2. Mengalami gesekan saat mengalir (memiliki viskositas); 3. Alirannya turbulen. Terdapat banyak cara untuk menurunkan hasil-hasil penting yang berkaitan dengan aliran tunak berkembang penuh di sepanjang aliran pipa. Namun, dalam penelitian yang akan kita bahas berikut ini menggunakan cara alternatif dari F = ma yang diterapkan langsung pada elemen fluida pada saat t seperti pada gambar 4 berikut ini. Gambar 2. Gerakan elemen fluida silindris di dalam sebuah pipa. Seperti yang telah dilakukan dalam analisis statika fluida, kita mengisolasi silinder fluida seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 berikut ini. Gambar 3. Diagram benda-benda dari silinder fluida Kemudian kita menerapkan hukum kedua Newton, Fx = max sehingga kita mendapatkan hubungan antara penurunan tekanan dan viskositas fluida sebagai berikut Δp = 32 ππ π·2 V Persamaan tersebut terbatas untuk aliran laminar (aliran dengan bilangan Reynolds kurang dari kira-kira 2300). Untuk aliran turbulen, diperlukan persamaan yang lebih kompleks dengan penyelesaiannya yang menggunakan metode numerik. Gambar 4. Free-Body Diagaram Perbesaran Pipa Mendadak Persamaan yang akan digunakan untuk menghitung losses pada fenomena aliran pipa di atas adalah sebagai berikut π12 πΎπΏ = βπΏ /( ) 2π dan π΄1 2 πΎπΏ = (1 − ) π΄2 2.2 Permodelan Dalam hal ini, kita membuat pemodelan dimensi pipa dan aliran fluida pada umumnya. Aliran fluida yang kita teliti merupakan aliran laminar berkembang penuh (fully developed laminar flow) dimana tidak ada lagi perubahan profil kecepatan yang terjadi setelah terbentuk profil kecepatan yang berkembang penuh di sepanjang aliran pipa. Dikarenakan aliran laminar, maka bilangan Reynolds yang digunakan maksimal sebesar 2300 sehingga diberlakukan penyesuaian kecepatan alir dengan dimensi pipa agar terbentuk aliran laminar.