IBADAH PUASA NAMA KELOMPOK: YUSRIL WIRA BHAKTI (21701053023) RAHMATIALDI YASHIFAN ( 21701053021) NUR CAHYO ( 21701053027) A. PENGERTIAN PUASA Saum/Puasa bagi orang islam (bahasa Arab: صوم, transliterasi: Shaum) adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Berpuasa (saum) merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah. B. JENIS PUASA Saum dibagi menjadi dua hukum, wajib dan sunnah (dianjurkan). Berikut penjelasan lebih rincinya: 1. Saum wajib Saum yang hukumnya wajib adalah saum yang harus dikerjakan dan akan mendapatkan pahala, kemudian jika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa. Saum-saum wajib adalah sebagai berikut: Saum Ramadan, Saum karena nazar, Saum kifarat atau denda. 2. Saum sunnah Saum yang hukumnya sunnah adalah saum yang jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Saum-saum sunnah adalah sebagai berikut: Saum 6 hari di bulan Syawal selain hari raya Idul Fitri, Saum Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji, Saum Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji, Saum Senin dan Kamis, Saum Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud, Saum Tasu'a (pada bulan Muharram) dilakukan pada tanngal 9, sebelum Saum 'Asyura Saum 'Asyura (pada bulan Muharram) dilakukan pada tanggal 10, Saum 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender islam)(Yaumul Bidh), tanggal 13, 14, dan 15, Saum Sya'ban (Nisfu Sya'ban) pada awal pertengahan bulan Sya'ban, Saum bulan Haram (Asyhurul Hurum) yaitu bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. C. SYARAT DAN RUKUN PUASA Dalam menjalankan saum ini ada beberapa syarat wajib dan syarat syah yang harus diperhatikan menurut syariat Islam. Syarat wajib saum 1. Beragama Islam, 2. Berakal sehat, 3. Baligh (sudah cukup umur), 4. Mampu melaksanakannya. Syarat sah saum 1. Islam (tidak murtad), 2. Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk), 3. Suci dari haid dan nifas (khusus bagi wanita), 4. Mengetahui waktu diterimanya puasa. Rukun saum 1. Islam, 2. Niat, Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. D. Waktu haram dan makruh berpuasa Umat Islam diharamkan bersaum pada waktu-waktu berikut ini: Hari raya Idul Fitri, yaitu pada (1 Syawal), Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk bersaum sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan saumnya atau tidak berniat untuk saum. Hari raya Idul Adha, yaitu pada (10 Dzulhijjah), Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai hari raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk bersaum dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar. Hari-hari tasyrik, yaitu pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, Hari syak, yaitu pada 30 Syaban, Saum selamanya, Wanita saat sedang haid atau nifas, Saum sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya. Kemudian waktu makruh untuk bersaum adalah ketika saum dikhususkan pada hari Jumat,[3][4] tanpa diselingi saum sebelumnya atau sesudahnya. Hal- hal yang membatalkan puasa Saum akan batal jika; 1. Masuknya benda (seperti nasi, air, asap rokok dan sebagainya) ke dalam rongga badan dengan disengaja, 2. Bersetubuh,[5] 3. Muntah dengan disengaja, 4. Keluar mani (istimna' ) dengan disengaja, 5. Haid (datang bulan) dan Nifas (melahirkan anak),[6] 6. Hilang akal (gila atau pingsan), 7. Murtad (keluar dari agama Islam). Dari kesemua pembatal saum ada pengecualiannya, yaitu makan, minum dan bersetubuhnya orang yang sedang bersaum tidak akan batal ketika seseorang itu lupa bahwa ia sedang bersaum.[7] Orang yang boleh membatalkan puasa Berikut ini adalah orang yang boleh membatalkan saum wajib (saum Ramadhan): Wajib mengqadha Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak bersaum, tetapi wajib mengganti saumnya di hari lain (qada), sebanyak hari yang ditinggalkan. 1. Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh, 2. Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 89 km dari tempat tinggalnya, 3. Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya, 4. Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya, 5. Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas. 6. Orang yang batal saumnya dengan suatu hal yang membatalkannya selain bersetubuh, Wajib mengqadha dan wajib fidyah Orang-orang di bawah ini tidak wajib qada (menggantikan saum di hari lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak bersaum, berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram), 1. Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya, 2. Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi bersaum. Wajib mengqadha dan kifara Orang yang membatalkan saum wajibnya dengan bersetubuh, wajib melakukan kifarat dan qadha. Kifarat ialah memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya yang mukmin maka wajib bersaum dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1 mud (576 gram) berupabahan makanan pokok. E. KEUTAMAAN DAN HIKMAH Keutamaan Ibadah saum Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mukmin adalah ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam sebuah surah dalam al-Qur'an, yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu bersaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Al-Baqarah 2:183). Keutamaan saum menurut syariat Islam adalah, orang-orang yg bersaum akan melewati bernama Rayyan,[8] dan sebuah keutamaan lainnya pintu adalah surga Allah yang akan menjauhkan wajahnya dari api neraka, sejauh 70 tahun perjalanan.[9] Hikmah Hikmah dari ibadah saum itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam alQuran adalah gigih dan ulet seperti yang dimaksud dalam Ali ‘Imran/3: 146. Di antara hikmah dan faedah saum selain untuk menjadi orang yang bertakwa adalah sebagai berikut: Pendidikan/latihan rohani, 1. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri, 2. Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti, 3. Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaikbaiknya, 4. Mendidik kesabaran dan ketabahan. Perbaikan pergaulan Orang yang bersaum akan merasakan segala kesusahan fakir miskin yang banyak menderita kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa suka menolong kepada orang-orang yang menderita. Kesehatan Ibadah saum Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan rohani dan jasmani jika pelaksanaannya sesuai dengan panduan yangtelah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa, malah mungkin ibadah saum kita sia-sia saja. “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A'Raaf 7:31).