Uploaded by Baitul Syifa Kuaro

Marhaban-Ya-Ramadhan

advertisement
MARHABAN
YA RAMADHAN
Ramadhan merupakan bulan agung dalam
Islam. Ia memiliki beragam keistimewaan yang
tidak bisa didapatkan bulan-bulan yang
lainnya.
KETIKA TAMU AGUNG
AKAN DATANG
1. Membersihkan
dan membereskan
rumah
2. Melakukan segala
sesuatu yang bisa
membuat tamu
tersebut merasa
senang
RAMADHAN:
BULAN PENUH BERKAH
“Telah datang bulan Ramadhan kepada kalian, bulan
barakah yang di dalamnya Allah mendatangi
kalian. Maka turunlah rahmat. Dan dihapuskanlah
kesalahan-kesalahan. Di bulan itu Allah mengabulkan
doa. Di bulan itu Allah melihat (memperhatikan)
perlombaan diantara kalian. Dan Allah
membanggakan kalian kepada para malaikatNya.
Maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan
sebab orang yang celaka adalah yang tidak
mendapatkan rahmat Allah didalamnya.”
(HR. at-Thabrani)
RAMADHAN:
BULAN BERLIPAT PAHALA
“Wahai sekalian manusia, telah datang pada
kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut
terdapat malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu
kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu
amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan
(amalan sunnah) pada bulan tersebut seperti ia
melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa
yang melaksanakan kewajiban pada bulan
tersebut seperti menunaikan tujuh puluh
kewajiban di waktu lainnya.”
(HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887)
PROGRAM
UTAMA
RAMADHAN
1. Mengoptimalkan
amalan penghapus
dosa (saum dan
qiyamul lail)
2. Memperbanyak
doa
3. Berlomba dalam
kebaikan
SAUM KARENA
MELIHAT HILAL
‫س ُكوا‬
ُ ‫صو ُموا ِل ُرؤْ يَ ِت ِه َوأ َ ْف ِط ُروا ِل ُرؤْ يَ ِت ِه َوا ْن‬
ُ
ُ ‫لَ َها فَإِ ْن‬
‫ش ِه َد‬
َ ‫ين فَإِ ْن‬
َ ِ‫علَ ْي ُك ْم فَأ َ ْك ِملُوا ث َ ََلث‬
َ ‫غ َّم‬
‫صو ُموا َوأ َ ْف ِط ُروا‬
ُ َ‫ان ف‬
ِ ‫شَا ِه َد‬
“Berpuasalah kalian karena melihatnya,
berbukalah kalian karena melihatnya dan
sembelihlah kurban karena melihatnya pula.
Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian,
sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika
ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah
kalian.” [HR. An Nasai]
PAHALA SPESIAL SHAUM
‫ف‬
ٍ ‫ض ْع‬
ِ ‫سب‬
ُ ‫ع‬
َ ُ‫ع َم ِل اب ِْن آ َد َم ي‬
َ ُ‫سنَة‬
َ ‫ضا‬
َ ‫ُك ُّل‬
ِ ‫ْعمائَة‬
َ ‫ع ْش ُر أ َ ْمثَا ِل َها ِإلَى‬
َ ‫ف ْال َح‬
ُ‫ش ْه َوت َه‬
َ ‫ع‬
ُ ‫ص ْو َم فَإِنَّهُ ِلي َوأَنَا أ َ ْج ِزي ِب ِه يَ َد‬
َّ ‫ع َّز َو َج َّل ِإالَّ ال‬
َ ُ‫قَا َل هللا‬
َ ‫َو‬
.‫طعَا َمهُ ِم ْن أ َ ْج ِلي‬
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali
lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa.
Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi
ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan
syahwat dan makannya demi Aku semata.” [HR. Muslim]
Imam an-Nawawi rahimahullah
mengatakan, “Firman Allah Ta’ala yang
menyatakan, ‘Dan Aku-lah yang memberi
ganjarannya,’ merupakan penjelasan yang
nyata tentang kebesaran karunia Allah
dan melimpahnya balasan pahala-Nya
karena sesungguhnya orang yang mulia
dan dermawan jika mengabarkan bahwa
dia sendiri yang akan menanggung
balasannya, ini menunjukkan betapa besar
kadar balasan yang dia persembahkan
dan betapa luas pemberian yang Dia
berikan.” [Syarhun Nawawi li Shahiih Muslim
(VIII/29)]
SAUM RAMADHAN:
PENGHAPUS DOSA
‫سابًا‬
َ ‫ض‬
ْ ‫ان ِإ ْي َمانًا َو‬
َ ‫ام َر َم‬
َ ِ‫احت‬
َ ‫َم ْن‬
َ ‫ص‬
ُ
.‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬
“Barangsiapa yang berpuasa
Ramadhan karena keimanan dan
mengharapkan pahala (dari Allah
SWT), niscaya akan diampuni dosadosanya yang telah lalu.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
SAUM RAMADHAN:
PENGHAPUS DOSA
ُ ‫صلَ َو‬
‫س َو ْال ُج ُمعَةُ ِإلَى‬
َّ ‫اَل‬
ُ ‫ات ْالخ َْم‬
ُ ‫ض‬
‫ان‬
َ ‫ض‬
َ ‫ان ِإلَى َر َم‬
َ ‫ْال ُج ُمعَ ِة َو َر َم‬
ٌ ‫ُم َك ِف َر‬
.‫ت ْال َكبَا ِئ َر‬
ِ َ‫اجت ُ ِنب‬
ْ ‫ات ِل َما بَ ْينَ ُه َّن ِإذَا‬
“Shalat fardhu lima waktu, shalat
Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan
Ramadhan ke Ramadhan berikutnya
menghapuskan dosa-dosa yang
dilakukan di antara masa tersebut
seandainya dosa-dosa besar
dijauhkannya.” [HR. Muslim]
QIYAMUL LAIL:
PENGHAPUS DOSA
ُ ‫سابًا‬
ُ‫غ ِف َر لَه‬
َ ‫ض‬
ْ ‫ان ِإ ْي َمانًا َو‬
َ ‫ام َر َم‬
َ ِ‫احت‬
َ َ‫َم ْن ق‬
.‫َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬
“Barangsiapa yang mendirikan shalat
malam di bulan Ramadhan dengan iman
dan mengharap pahala (dari Allah),
niscaya diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.” [HR. Muslim]
SHALAT TARAWIH BERSAMA
IMAM HINGGA SELESAI
َ
ٍَ‫ب لَهُ ِقيَا ُم لَ ْيَل‬
‫ع‬
‫م‬
‫م‬
‫ا‬
َ ‫اإل َم ِام َحتَّى يَ ْن‬
َ
َ ‫ف ُك ِت‬
َ ‫ص ِر‬
َ
َ ‫َم ْن ق‬
ِ
“Siapa yang menunaikan qiyamul lail bersama imam
hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamul lail
semalam (penuh).”
(HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
RAMADHAN, BULAN
MEMPERBANYAK DOA
‫ﺛَﻼَﺛَﺔٌ ﻻَ ﺗُﺮَﺩُّ ﺩَﻋْﻮَﺗُﻬُﻢُ ﺍﻹِﻣَﺎ ُﻡ‬
َ‫ﺍﻟْﻌَﺎﺩِﻝُ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻔْﻄِﺮ‬
ِ‫ﻭَﺩَﻋْﻮَﺓُ ﺍﻟْﻤَﻈْﻠُﻮﻡ‬
“Ada tiga do’a yang tidak tertolak:
(1) doa pemimpin yang adil,
(2) doa orang yang berpuasa
sampai ia berbuka,
(3) doa orang yang terzhalimi.”
[HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]
RAMADHAN, BULAN
MEMPERBANYAK DOA
An-Nawawi menjelaskan,
ِ‫ﻳﺴﺘﺤﺐّ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﻓﻲ ﺣَﺎﻝِ ﺻَﻮْﻣِﻪ‬
ُّ‫ﺑِﻤُﻬِﻤَّﺎﺕِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻪُ ﻭَﻟِﻤَﻦْ ﻳُﺤِﺐ‬
َ‫ﻭَﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦ‬
“Dianjurkan bagi orang yang berpuasa
untuk berdoa sepanjang waktu
puasanya (selama ia berpuasa) dengan
doa-doa yang sangat penting bagi
urusan akhirat dan dunianya, bagi
dirinya, bagi orang yang dicintai dan
untuk kaum muslimin.”
[Syarh Al-Muhaddzab An-Nawawi]
PROGRAM
FASTABIQUL
KHOIROT
1. Tilawah dan
tadabbur Al-Quran
2. Sedekah
3. Itikaf
4. Umrah
5.
6.
7.
8.
9.
Mencari nafkah
Menebar perdamaian
Tholabul ‘ilmi
Dakwah
Jihad
MEMPERBANYAK TILAWAH
DAN TADABBUR QURAN
‫ان‬
َ ‫ض‬
َ ‫َو َك‬
َ ‫ان ِجب ِْر ْي ُل يَ ْلقَاهُ ُك َّل لَ ْيلَ ٍة فِ ْي َر َم‬
ُ ‫س ِل َخ يَ ْع ِر‬
َ ‫ض‬
َ ‫َحتَّى يَ ْن‬
َ ‫ي‬
ُ‫صلَّى هللا‬
ُّ ‫علَ ْي ِه النَّ ِب‬
.‫آن‬
َ ‫سلَّ َم ْالقُ ْر‬
َ
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
“Jibril menemuinya setiap malam
pada bulan Ramadhan hingga
terbaring. Saat itu Nabi saw
menunjukkan hapalan bacaan
al-Qurannya kepada Jibril.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN
ِ َّ ‫ب‬
‫سنَةُ ِبعَ ْش ِر أ َ ْمثَا ِل َها‬
ِ ‫َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفًا ِم ْن ِكتَا‬
َ ‫سنَةٌ َو ْال َح‬
َ ‫َّللا فَلَهُ ِب ِه َح‬
‫ف‬
ْ ‫الَ أَقُو ُل الم‬
ٌ ‫ف َو ِمي ٌم َح ْر‬
ٌ ‫ف َوالَ ٌم َح ْر‬
ٌ ‫ف َح ْر‬
ٌ ‫ف َولَ ِك ْن أ َ ِل‬
ٌ ‫حر‬
"Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya
satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan
menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ‫الم‬
satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan
Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
‫ص َحا ِب ِه‬
َ ‫آن فَإِنَّهُ يَأْتِى يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬
َ ‫اِ ْق َر ُءوا ْالقُ ْر‬
ْ َ ‫ش ِفيعًا أل‬
“Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang
membacanya”. (HR. Muslim)
MEMPERBANYAK SEDEKAH
‫ان أ َ ْج َو ُد َما‬
َ ‫اس ِب ْال َخي ِْر َو َك‬
َ ‫َك‬
ِ َّ‫سلَّ َم َو َد الن‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫ي‬
ُّ ‫ان النَّ ِب‬
ُ ‫يَ ُك‬
‫ان ِحي َْن يَ ْلقَاهُ ِجب ِْر ْي ُل فَإِذَا لَ ِقيَهُ ِجب ِْر ْي ُل َكا َن أ َ ْج َو َد‬
َ ‫ض‬
َ ‫ون فِي َر َم‬
ْ
َ
.‫سلَ ِة‬
‫ي‬
‫الر‬
‫ن‬
‫م‬
‫ْر‬
‫ي‬
‫خ‬
‫ال‬
‫ِب‬
َ
ِ
َ ‫ْح ْال ُم ْر‬
ِ
ِ
ِ
“Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan
dalam kebaikan. Dan beliau lebih dermawan lagi ketika di
bulan Ramadhan pada saat Jibril menemuinya. Maka pada
saat Jibril menemuinya, ketika itulah beliau saw lebih
dermawan dalam kebaikan daripada angin yang
berhembus.” [HR. Bukhari dan Muslim]
MELEBIHI ANGIN BERHEMBUS
• Diibaratkan demikian karena Rasulullah saw
sangat ringan dan cepat dalam memberi,
tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin
yang berhembus cepat.
• Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’
(berhembus), mengisyaratkan kedermawanan
Rasulullah saw memiliki nilai manfaat yang
besar, bukan asal memberi, serta terusmenerus sebagaimana angin yang baik dan
bermanfaat adalah angin yang berhembus
terus-menerus.
(Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Baari)
MEMBERIKAN
HIDANGAN BERBUKA
َّ َ‫َم ْن ف‬
َ ‫ان لَهُ ِمثْ ُل أ َ ْج ِر ِه‬
‫غي َْر‬
َ ‫صائِ ًما َك‬
َ ‫ط َر‬
‫ش ْيئ ًا‬
َ ‫صا ِئ ِم‬
َّ ‫ص ِم ْن أ َ ْج ِر ال‬
ُ ُ‫أَنَّهُ الَ يَ ْنق‬
“Siapa yang memberikan hidangan
berbuka kepada orang yang
berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala orang tersebut tanpa
sedikitpun mengurangi pahalanya.”
(HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
MEMBERIKAN HIDANGAN BERBUKA
،‫ وعتق رقبته من النار‬،‫ومن فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه‬
‫وكان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء‬
“Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang
berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosadosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala
seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi
pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.”
[HR. Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Al Ash-habani]
MEMPERBANYAK I’TIKAF
Dari Aisyah r.ha:
‫ان‬
َ ‫ض‬
َ ‫سلَّ َم َك‬
ِ ‫ف ْالعَ ْش َر اْأل َ َو‬
ُ ‫ان يَ ْعت َ ِك‬
َ ‫اخ َر ِم ْن َر َم‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫ي‬
َّ ‫أ َ َّن النَّ ِب‬
.‫ف أ َ ْز َوا ُجهُ ِم ْن بَ ْع ِد ِه‬
َ ‫َحتَّى ت َ َوفَّاهُ هللاُ ث ُ َّم ا ْعت َ َك‬
“Bahwa Nabi saw ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan, (amalan ini terus dilakukannya-pent)
hingga Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istri beliau
meneruskan amal ber-i’tikaf sepeninggalnya.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
MELAKUKAN UMRAH
ُ ‫ض‬
.ً‫ع ْم َرة ً ِفي ِه ت َ ْع ِد ُل َح َّجة‬
ُ ‫ان فَا ْعت َ ِم ِري فَإِ َّن‬
َ ‫فَإِذَا َجا َء َر َم‬
“Apabila datang bulan Ramadhan, maka laksanakanlah
‘umrah kamu, sesungguhnya ‘umrah pada bulan
Ramadhan nilainya setara dengan Haji.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
KEUTAMAAN UMRAH
ْ
‫وب َك َما‬
َ ُ‫ان ْالفَ ْق َر َوالذُّن‬
ِ َ‫ج َو ْالعُ ْم َر ِة فَإِنَّ ُه َما يَ ْن ِفي‬
ِ ‫تَا ِبعُوا بَي َْن ال َح‬
َ َ‫ير َخب‬
‫ْس ِل ْل َح َّج ِة‬
َّ ‫ب َو ْال ِف‬
ُ ‫يَ ْن ِفى ْال ِك‬
ِ ‫ث ْال َح ِدي ِد َوالذَّ َه‬
َ ‫ض ِة َولَي‬
ُ‫اب ِإالَّ ْال َجنَّة‬
ٌ ‫ورةِ ث َ َو‬
َ ‫ْال َمب ُْر‬
“Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah
umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya
dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa
sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan
karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada
(balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan
surga.” [HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ahmad)
MENCARI
NAFKAH
‫ي‬
َ ‫ع ْن ِرفَا‬
َ
َّ ‫عةَ ب ِْن َرا ِف ٍع رضي هللا عنه أ َ َّن اَلنَّ ِب‬
‫ب‬
ُ ‫صلى هللا عليه وسلم‬
ِ ‫ي ا َ ْل َك ْس‬
ُّ َ ‫ أ‬:‫سئِ َل‬
ْ َ‫أ‬
،‫لر ُج ِل ِبيَ ِد ِه‬
ُ َ‫طي‬
َّ َ ‫ع َم ُل ا‬
َ :‫ب؟ قَا َل‬
‫ور‬
ٍ ‫َو ُك ُّل بَي ٍْع َمب ُْر‬
Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi
saw pernah ditanya: Pekerjaan
apakah yang paling baik? Beliau saw
bersabda: "Pekerjaan seseorang
dengan tangannya dan
setiap jual-beli yang bersih."
(HR al-Bazzar dan al-Hakim)
KEWAJIBAN AYAH
Imam Ibnu Katsir rahimahullah
menjelaskan:
“Dan kewajiban ayah si anak memberi
nafkah (makan) dan pakaian kepada para
ibu (si anak) dengan ma’ruf (baik), yaitu
dengan kebiasaan yang telah berlaku pada
semisal para ibu, dengan tanpa israf
(berlebihan) dan tanpa bakhil
(menyempitkan), sesuai dengan
kemampuannya di dalam kemudahannya,
pertengahannya, dan kesempitannya.”
[Tafsir al Qur’anul ‘Azhim, surat al-Baqarah, 2:233]
MENEBARKAN
PERDAMAIAN
ْ ُ‫ص ْو ِم أ َ َح ِد ُك ْم فَ ََل يَ ْرف‬
،‫ث‬
َ ‫َو ِإذَا َك‬
َ ‫ان يَ ْو ُم‬
ُ‫سابَّهُ أ َ َح ٌد أ َ ْو قَاتَلَه‬
ْ ‫صخ‬
ْ َ‫َو َال ي‬
َ ‫ فَإِ ْن‬،‫َب‬
‫صائِ ٌم‬
َ ‫ ِإنِي ْام ُر ٌؤ‬:‫فَ ْليَقُ ْل‬
“Apabila seseorang di antara kamu
berpuasa, janganlah berkata kotor/keji
(cabul) dan berteriak-teriak. Apabila
ada orang yang mencaci makinya atau
mengajak bertengkar, katakanlah,
‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”
[HR. Bukhari]
MEMPERBANYAK
THALABUL ‘ILMI
‫عا ِل ٍم ِبال ُّد ْنيَا‬
ُ ‫الى يُ ْب ِغ‬
َ ‫ض ُك َّل‬
َ ‫ِإ َّن‬
َ َ‫هللا تَع‬
‫َجا ِه ٍل ِب ْاْل ِخ َرة‬
“Sesungguhnya Allah ta’ala
membenci orang yang pandai
dalam urusan dunia namun
bodoh dalam perkara
akherat.” (HR. Al-Hakim)
MENYEBARKAN DAKWAH DEMI
TEGAKNYA AGAMA ALLAH
‫ فَلَهُ ِمثْ ُل أ َ ْج ِر فَا ِع ِل ِه‬,‫علَى َخي ٍْر‬
َ ‫َم ْن َد َّل‬
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan,
maka ia mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
َ ‫ض َخي ٌْر ِم ْن أ َ ْن يُ ْم‬
‫ط ُروا‬
ِ ‫َح ٌّد يُقَا ُم فِي األ َ ْر‬
‫صبَا ًحا‬
َ ‫أ َ ْربَ ِع‬
َ ‫ين‬
“Satu hukuman hadd yang ditegakkan
di atas muka bumi, lebih baik daripada
hujan selama 40 hari” [HR. Ahmad]
MELAKUKAN JIHAD
1. Perang Badar Kubra (peperangan antara
kaum Muslim melawan kaum kafir Quraisy,
tahun 2 H)
2. Futuh Makkah (penaklukkan kota Mekkah
oleh kaum Muslim, tahun 8 H)
3. Perang Hiththin (peperangan kaum
muslim yang dipimpin Shalahuddin alAyyubi untuk merebut Baitul Maqdis dari
kaum Salibis, tahun 584 H)
4. Peperangan ‘Ain Jaluut (peperangan kaum
muslim melawan pasukan Tartar, tahun
658 H)
JIHAD SETAHUN SEKALI
Di dalam kitab Fathul Mu'in (IV/206), Bab Jihad
disebutkan:
‫ (هو فرض كفاية كل عام) ولو مرة إذا كان الكفار‬: ‫باب الجهاد‬
‫ ويتعين إذا دخلوا بَلدنا كما يأتي‬،‫ببَلدهم‬
"BAB JIHAD: (Jihad hukumnya fardhu kifayah SETIAP
TAHUN), walaupun hanya sekali (dalam setahun), jika
orang-orang kafir berada di negeri mereka. Dan
(hukumnya) berubah menjadi fardhu ‘ain jika mereka
(orang-orang kafir) memasuki (menyerang) negeri kita
sebagaimana akan kami jelaskan lebih lanjut."
BERLIPAT DOSA DAN HUKUMAN
Apabila datang satu bulan yang mulia atau tempat mulia maka
pahala kebaikan dilipatkan, dan dosa maksiat nilainya besar. Karena
itu, perbuatan maksiat di bulan ramadhan, dosanya lebih besar
daripada perbuatan maksiat di luar ramadhan. Sebagaimana ketaatan
di bulan ramadhan, pahalanya lebih banyak di sisi Allah, daripada
ketaatan di luar ramadhan. Mengingat ramadhan memiliki
kedudukan yang sangat agung, maka ketaatan didalamnya memiliki
keutamaan yang besar dan dilipatkan sampai banyak sekali.
Sebaliknya, dosa maksiat ketika itu, lebih besar dibandingkan dosa
maksiat di luar bulan itu. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 14/440)
Download