PERANCANGAN SISTEM CHARGER BATTERY BERBASIS MIKROKONTROLLER DENGAN RANGKAIAN BUCK CONVERTER DESIGN OF SYSTEM CHARGER BATTERY USING MIKROKONTROLLER WHIT BUCK CONVERTER CIRCUIT 1 Ariel Firmansyah1, I Nyoman Wahyu Satiawan2, Syafarudin C.H3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia Email : [email protected] , [email protected] , [email protected] ABSTRAK Buck Converter merupakan salah satu konverter yang berfungsi untuk menurunkan tegangan DC dari tegangan DC yang lebih tinggi ke tegangan DC yang lebih rendah. Penelitian ini merancang Charger Battery dengan rangkaian Non-Synchronous Buck Converter dan Synchronous Buck Converter yang mampu memonitoring proses pengisian Battery dengan LCD16x2. Output tegangan DC diperoleh dengan cara mengatur lebar Pulse Width Modulation (PWM) yang akan memicu MOSFET agar ON/OFF. Penelitian ini menggunakan frekuensi PWM 20kHz, tegangan input 23,43V yang diuji untuk mencharger Power Bank 5Volt DC 5000 mAh dan baterai/aki 12 Volt. Hasil penelitian menunjukkan Charger Battery dengan rangkaian Non-Synchronous Buck Converter mampu men-Charger Power Bank 5 Volt dengan tegangan pengisian 6,25 Volt, arus 0,15A, suhu Battery 28˚C dengan waktu pengisian 3 jam 21 menit serta mampu mencharger Battery 12 Volt dengan tegangan pengisian 13,5 V, arus 0,68, suhu Battery 34˚C dengan waktu pengisian 4 jam 37 menit. Sedangkan Charger Battery dengan rangkaian Synchronous Buck Converter mampu mencharger Power Bank 5 Volt dengan tegangan pengisian 6,25 Volt, arus 0,2A, suhu Battery 28˚C dengan waktu 3 jam serta mampu mencharger Battery 12 Volt dengan tegangan pengisian 13,5 V, arus 0,7A, suhu battery 31˚C dengan waktu pengisian 4 jam 20 menit. Kata Kunci : Buck Converter, Pulse Width Modulation (PWM), Baterai, Mikrokotroller ABSTRACT Buck Converter is one of a converter that convert a DC voltage to a lower DC voltage. This research designed Battery Charger with Non-Synchronous and Synchronous Buck Converter circuit which is able to monitor the process of Battery-charging with LCD 16x2. The DC voltage output is obtained by adjusting Pulse Width Modulation (PWM). The PWM pulses than used to trigger the MOSFET switches. The PWM operates at 20kHz frequency switching, 23,43V input voltage which is used to charge Power Bank 5 Volt DC 5000 mAh and battery 12 Volt. The results shows that Battery Charger with Non-synchronous Buck Converter circuit is able to charge 5 Volt Power Bank using 6.25 Volt charging voltage and 0.15A current. The time used for fully charging the Power Bank is 3 hours 21 minutes whit final ambient temperature of 28˚C and able to charge 12 Volt Battery using 13.5 Volt charging voltage and 0.68A current. The time used for fully charging the Battery is 4 hours 37 minutes whit 34˚C ambient temperature. Meanwhile the Synchronous Buck Converter is able to charge 5 Volt Power Bank using 6,25 Volt of charging voltage and 0,2A current. The time used for fully charging the Power Bank is 3 hours whit 28˚C ambient temperature and able to charge12 Volt Battery using 13,5 Volt of charging voltage and 0,7A current. The time used for fully charging the Battery is 4 hours 20 minutes whit 31˚C ambient temperature. Keyword : Buck Converter, Pulse Width Modulation (PWM), Battery, Microcontroller PENDAHULUAN Tegangan searah atau DC banyak dipergunakan dalam dunia industri, bukan hanya sebagai sumber daya listrik motor DC, tapi banyak juga untuk aplikasi yang lain, misalnya sebagai eksitasi pada generator pembangkit dan juga sebagai sumber tegangan pada komponen-kompon enelektronika, menyuplai untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan control serta untuk sistem SCADA. Baterai merupakan salah satu sumber energi yang masih sering dijumpai dan digunakan oleh masyarakat, komponen penyimpan energy listrik yang bersifat portable dan dapat menahan energi listrik sedemikian rupa melalui proses kimia sehingga energi listrik dapat digunakan di waktu yang lain. Pengisian baterai dengan suplai arus yang tinggi akan menimbulkan panas yang berlebih sehingga akan meningkatkan suhu. Suhu yang tinggi dapat mengurangi umur penggunaan baterei. Bagitu pula apabila baterai sudah penuh namun baterai tetap di suplai atau tegangan yang digunakan untuk men-charger baterai diatas atau dibawah rentang tegangan yang seharusnya. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan adalah mengontrol pengisian baterai secara otomatis pada pembangkit listrik alternatif yang mampu memonitor parameter tegangan, arus dan daya serta mampu memutus proses pengisian apabila baterai telah terisi penuh. Monitoring pada proses pengisian baterai sangat penting, namun rangkaian charger baterainya juga perlu diperhitungkan agar proses pengiriman daya dari sumber kebaterai lebih efisien atau rugi pada rangkaian lebih kecil. Sehingga diperlukan rangkaian atau metode yang mampu melakukan hal tersebut. Sehingga dalam tugas akhir ini akan dibuat charger baterai dengan rangkaian synchronous Buck Converter berbasis arduino yang mampu merekam proses pengisian baterai dan mampu memutus daya pengisian apabila daya pada baterai sudah penuh ataupun mendeteksi suhu baterai pada saat pengisian berlansung. Converter DC to DC. Tiga topologi dasar dari switching power supply yang banyak digunakan adalah buck converter (synchronous dan non-synchronous), boost converter, dan buck-boost converter. (Rogers, 1999). Buck Converter adalah salah satu metode converter DC to DC yang dapat menurunkan level tegangan dengan frekuensi yang cukup tinggi. Gambar 1. Rangkaian Synchronous Buck Converter.(Joseph, 2013) Rangkaian buck converter pada Gambar 1. memiliki skema kontrol yang dikenal sebagai switching yang sinkron atau Synchronous Buck Converter. MOSFET (Q2) dikenal sebagai penyearah sinkron. Kedua MOSFET tidak boleh aktif pada saat bersamaan untuk mencegah short circuit. Sehingga ketiaka Q1on maka Q2 harus off begitu sebaliknya. BATTERY. Baterai adalah perangkat penyimpanan energi elektrokimia.Energi kimia yang terkandung dalam baterai dapat diubah menjadi energi listrik DC. Pada baterai isi ulang proses tersebut dapat dibalik yaitu mengubah energi listrik DC menjadi energi kimia. Jenis-jenis baterai dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan reaktan yang digunakan, yaitu: a. Battery Asam (Lead Acid Storage Acid) Baterai asam yang bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang (sulfuric acid/H2SO4).Dalam baterai asam, elektrodaelektrodanya terdiri dari plat-plat timah peroksida PbO2 (Lead Peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan timah murni Pb (Lead Sponge) sebagai katoda (kutub negatif b. Battery Basa/Alkali (Alkaline Storage Battery) Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (Potassium Hydroxide) yang terdiri dari Nickel iron alkaline battery NiFe Battery dan Nickel cadmium alkaline battery Ni Cd Battery Pulse Width Modulation. Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu perioda, untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%). MOSFET. MOSFET merupakan salah satu jenis FET (field effect transistor) atau transistor efek medan yang hamper sama dengan JFET (junction field effect transistor) dan IGBT (insulated gate bipolar transistor) yaitu tersusun dari bahan semikonduktor n dan semikonduktor p. Gambar 2. Bentuk dan Lambang MOSFET (Vishay, 2015) MOSFET dikendalikan oleh tegangan dan memiliki impedansi masukkan yang sangat tinggi. Gerbang akan mengalirkan arus bocor yang sangat kecil pada orde nano ampere. Walaupun mosfet memiliki impedansi yang sangat tinggi tetapi masih bisa mengalirkan arus dengan memberikan tegangan gerbang ke sumber. Hal ini akan mempengaruhi sifat konduktivitas substrat yang ada didalam MOSFET. Blok Diagram Sistem. Alat yang dirancang mampu digunakan untuk pengisian baterai dengan tegangan, arus dan daya yang ditentukan sesuai dengan kapasitas baterai. Sumber diambil dari sumber PLN kemudian disearahkan dengan penyearah jembatan dioda sehingga outputnya menjadi 23V sampai 24V. Setelah disearahkan output dari penyearah menjadi input dari buck converter yang akan digunakan untuk pengisian baterai. Blok diagram dari alat yang dibuat adalah sebagai berikut Rectifier AC to DC Buck Converter Sumber AC Driver Mosfet Mikrokontroller baterai Sensor Arus, Tegangan dan suhu LCD Gambar 3.Blok Diagram Alat Rangkaian Rectifier. Rangkaian rectifier digunakan untuk menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC yang mana dilengkapi dengan kapasitor yang berfungsi sebagai filter. Gambar 4. Rangkaian Rectifier Full Bridge Pada trafo step-down, tegangan 220 volt AC di turunkan menjadi 18 volt AC, kemudian dioda akan menyearahkan tegangan tersebut. Mikrokontroller. Dalam penelitian ini menggunakan Arduino UNO sebagai sistem mikrokontroller. Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah powerjack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Gambar 5. Pin Layout Arduino UNO (Allied Electronics, 2014) Rangkaian Sensor Arus. Sensor ini merupakan sensor untuk mendeteksi besar arus yang mengalir lewat blok terminal menggunakan current sensor chip ACS712-5 yang memanfaatkan efek hall. Gambar 6. Sensor Arus ACS712 (Allegro,2006) Besar arus maksimum yang dapat dideteksi sebesar 5 A dimana tegangan pada pin keluaran akan berubah secara linear mulai dari 2,5 volt (setengah kali VCC, tegangan catu daya VCC 5= V) untuk kondisi tidak ada arus hingga 4,5 V pada arus sebesar +5A atau 0,5V pada arus sebesar -5A (positif/negative tergantung polaritas, nilai dibawah 0,5V atau diatas 4,5V dapat dianggap lebih dari batas maksimum). Rangkaian Sensor Tegangan. Prinsip kerja dari modul sensor tegangan yang digunakan yaitu berdasarkan pada prinsip penekanan resistansi dan dapat membuat tegangan input berkurang hingga 5 kali dari tegangan asli, sehingga sensor hanya mampu membaca tegangan maksimal 25 V. Gambar 6. Modul Sensor Tegangan (Cholis, Gambar 8. Skema rangkaian Driver DKK, 2016) MOSFET BJT Rangkaian Driver MOSFET. Perencanaan Driver MOSFET yang digunakan pada penelitian ini yaitu IR2104 sebagai Driver pada rangkaian Synchronous Buck Converter. Rangkaian Buck Converter. Dalam perancangan Buck Converter maka perlu ditentukan parameter-paramenter agar nilai induktor dan kapasitor dapat dihitung. Gambar 7. Skema rangkaian Driver Tabel 1. Parameter Perancangan Buck Converter Parameter Nilai Tegangan input (Vin) 23 V Tegangan output (Vout) 13,5 V Imax 1,2 A Frekuensi Switching 20 KHz R beban 10 ohm Menghitung Nilai Duty Cycle MOSFET IR2104 Selain menggunakan IC IR2104, perancangan Driver MOSFET pada penelitian ini juga menggunakan Bipolar Junction Transistor (BJT) KSP2N2222A untuk rangkaian Non-synchronous Buck Converter. Nilai induktor minimum dapat ditentukan dari persamaan berikut, Tetapkan nilai induktor 25% lebih besar dari nilai minimum untuk memastikan arus induktor saat kontinu Rangkaian Power Supply. Power supply terdiri dari tiga buah tegangan yaitu untuk mensuplai mikrokontroller sebesar 10 volt, untuk mensuplai driver mosfet sebesar 15 volt dan untuk mensuplai LCD sebesar 5 volt. Menentukan nilai kapasitor menggunakan persamaan berikut dengan menentukan ripple tegangan output tidak lebih dari 0,5%. Gambar 11. Rangkaian Power Supply Diagram Alir Sistem Start Dari hasil perhitungan induktor harus bertahan terhadap tegangan 13,5V dan kapasitor yang dipasang harus mampu menyimpan 13,5V. Inisialisasi I/O Rangkaian Monitoring. Untuk menampilkan indikator ataupun variabelvariabel yang terukur menggunakan LCD 16x2, dimana LCD ini mempunyai 16 kolom dan 2 baris. Baca sensor suhu Baca sensor arus Baca sensor tegangan Jika suhu >50 derajat Celcius Jika arus > 1.2A Jika Tegangan > 13.8 Ya Tidak Ya Relay trip Tidak Tidak Tampilkan di LCD Selesai Gambar 12. Diagram Alir Sistem Gambar 10. Rangkaian Monitoring LCD 16x2 Ya HASIL DAN PEMBAHASAN Non-Synchronous Buck Converter Pengujian dengan Power Bank. Pengujian beban dengan Power Bank ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari rangkaian Buck Converter untuk mencharger Power Bank. Beban Power Bank yang digunakan adalah merk Oppo dengan name platenya kapasitas 5000 mAh, input DC 5/1 Volt, output DC 5/1 Volt (Max). hasil pengujian seperti pada Table 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Power Bank Suhu Vout Iout Waktu Beban (˚C) (Volt) (A) (S) 3 jam Power 28 6,25 0,15 21 Bank menit Dari Tabel 2. diatas, pengujian Buck Converter menggunakan beban Power Bank dengan tegangan yang diberikan adalah 6,25 Volt. Sedangkan suhu baterai pada saat pengisian baterai yaitu 28,32˚C yang berarti suhu pengisian masih normal karena arus pengisian yang kecil yaitu 0,15 A. Pengujian dengan Power Bank. Pengujian beban dengan baterai/aki 12 Volt ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari rangkaian Buck Converter untuk mencharger baterai/aki 12 Volt. Hasil pengujian seperti pada Tabel 3. Berikut ini. Tabel 3. Hasil Pengujian Baterai 12 Volt Suhu Vout Iout Waktu Beban (˚C) (Volt) (A) (S) 4 jam Baterai/aki 34 13,5 0,68 37 12 Volt menit Dari Table 3. diatas, tegangan pengisian baterai/aki yaitu 13,5 Volt dengan arus pengisian sekitar 0,68 A dalam waktu 4 jam 37 menit. Tegangan pengisian masih dalam batas toleransi yaitu sekitar 115% dari tegangan baterai. Sedangkan suhu baterai pada saat pengisian yaitu 34˚C yang berarti suhu pengisian normal karena arus pengisian sekitar 0,68. Synchronous Buck Converter. Pengujian dengan Power Bank. Pengujian beban dengan Power Bank ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari rangkaian Buck Converter untuk mencharger Power Bank. Beban Power Bank yang digunakan adalah merk Oppo dengan name platenya kapasitas 5000 mAh, input DC 5/1 Volt, output DC 5/1 Volt (Max). hasil pengujian seperti pada Table 4. Tabel 4. Hasil Pengujian Power Bank Suhu Vout Iout Waktu Beban (˚C) (Volt) (A) (S) 28 6,25 0,2 3 Jam Dari Tabel 4. pengujian Syncronous Buck Converter menggunakan beban power bank dengan tegangan awal yang diberikan adalah 6,99 Volt namun setelah beban dipasang tegangan pengisian menjadi 6,25 Volt. Tegangan pengisian masih dalam batas toleransi yang disarankan yaitu tidak melebihi tegangan maksimal Power Bank. Sedangkan suhu diluar Power Bank pada saat pengisian yaitu 28˚C yang berarti suhu pengisian normal karena arus pengisian yang kecil yaitu 0,15A. Pengujian dengan Baterai 12 Volt. Pengujian beban dengan baterai/aki 12 Volt ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari rangkaian Buck Converter untuk mencharger baterai/aki 12 Volt. Hasil pengujian seperti pada Tabel 5. berikut ini. Tabel 5. Hasil Pengujian Baterai 12 V Beban Suhu (˚C) Vout (Volt) Iout (A) Baterai/aki 12 Volt 31 13,5 0,7 Waktu (S) 4 Jam 20 Menit Dari Table 5. diatas, tegangan pengisian baterai/aki yaitu 13,5 Volt dengan arus pengisian sekitar 0,7A dalam waktu 4 jam 20 menit. Tegangan pengisian masih dalam batas toleransi yaitu sekitar 115% dari tegangan baterai. Sedangkan suhu baterai pada saat pengisian yaitu 31˚C yang berarti suhu pengisian normal karena arus pengisian sekitar 0,7. Analisa Buck Converter Non-synchronous dengan Synchronous. Setelah melakukan pengujian pada kedua Converter (Nonsynchronous dan Synchronous) terdapat beberapa perbedaan pada hasil yang didapat. Tabel 6. merupakan perbandingan tegangan output kedua tipe Buck Converter Tabel 7. Perbandingan Error Duty Persentase Error Buck Converter Cycly NonSynchronous(%) (%) synchronous(%) 5 11,52 4,54 20 66,35 3,14 40 48,31 3,14 50 37,22 2,67 60 25,72 3,76 70 14,58 2,06 90 6,92 0 Buck Converter tipe Nonsynchronous memiliki persentase error tegangan output yang lebih besar dibandingkan dengan Buck Converter tipe Synchronous. Tabel 6. Perbandingan Buck Converter Duty Cycle (%) 23 5 20 40 50 60 70 90 Tipe Buck Converter NonSyncro Syncron nous ous 1,30 13,67 17,80 18,32 18,58 18,85 19,36 1,1 4,46 8,92 11,2 13,3 16,44 20,7 Nilai Perhitun gan (Volt) 1.15 4.6 9.2 11.5 13.8 16.1 20.7 Tabel 6. diatas merupakan table perbandingan tegangan output dari Buck Converter Non-Synchronous dan Synchronous dengan perlakuan Duty Cycle dan tegangan input yang diberikan sama. Gambar 13. Grafik Persentase Error terhadap Duty Cycle Gambar 13. diatas merupakan grafik persentase error tegangan output Buck Converter tipe Non-synchronous terhadap Duty Cycly. Pada Duty Cycle 5% persentase error yang didapatkan cukup tinggi yaitu 11,52%. Persentase error tertinggi pada Duty Cycly 20% yaitu sekitar 66,35 % kemudian semakin turun seiring penambahan Duty Cycly sampai 90%. Gambar 14. Grafik Persentase Error Duty Cycle terhadap Gambar 14. diatas merupakan grafik persentase error tegangan output Buck Converter tipe Synchronous terhadap Duty Cycly. Pada Duty Cycly 5% persentase error yang didapatkan cukup tinggi yaitu 4,54% kemudian relatif semakin turun seiring penambahan Duty Cycly sampai 90%. KESIMPULAN Berdasarkan pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Rangkaian Buck Converter yang dirancang dapat men-charger Battery 12 Volt dengan rentang tegangan pengisian 13,2 Volt sampai 13,8 Volt dan men-charger Power Bank 5 Volt dengan rentang tegangan pengisian 6 Volt sampai 6,25 Volt serta mampu memonitor parameter pengisian Battery seperti tegangan, arus dan suhu pada saat pengisian berlansung. 2. Pada pengujian Buck Converter tipe Non-synchronous dengan beban Power Bank 5000 mAh dengan tegangan pengisian 6,25 Volt, menarik arus sebesar 0,15 A pada suhu 28˚C selama 3 jam 21 menit sedangkan pada pengujian Buck Converter tipe Synchronous dengan beban yang sama dan tegangan pengisian 6,25 Volt, menarik arus sebesar 0,2 A pada suhu 28˚C selama 3 jam. Kemudian pada pengujian Buck Converter tipe Nonsynchronous dengan beban Battery/aki 12 Volt dengan tegangan pengisian 13,5 Volt, menarik arus sebesar 0,68 A pada suhu 34˚C selama 4 jam 37 menit sedangkan pada pengujian Buck Converter tipe Synchronous dengan beban yang sama dan tegangan pengisian 13,5 Volt, menarik arus sebesar 0,7 A pada suhu 31˚C selama 4 jam 20 menit. 3. Pengujian Buck Converter tipe NonSynchronous tanpa beban dengan Duty Cycle 20% dan tegangan input 23 Volt, persentase error tegangan output sangat besar yaitu sebesar 66,35%, sedangkan pada pengujian Buck Converter tipe Synchronous tanpa beban dengan perlakuan Duty Cycle 20% dan tegangan input 23 Volt, persentase error tegangan output sangat kecil yaitu 3,14% namun persentase error cendrung semakin kecil seiring Duty Cycle semakin besar. Daftar Pustaka. Ahadi, K., 2012, Pengkondisi Tegangan Konstan Pada Proton Exchange Membrane Fuel Cell(PEMFC) Horizon H-1000 Menggunakan Buck Converter, Universitas Indonesia, Depok Allegro., 2006,Fully Integrated, Hall EffectBases Linear Current Sensor Whit 2,1 kVRMS Voltage Isolation and a Low-Resistance Current Conductor, Data Sheet ACS712. Andri, H.,2010, RancangBangun System Battery Charging Automatic, Universitas Indonesia, Depok Atmel, 2015, ATmega48A/PA/88A/PA/168A/PA/328/PDatasheet_11/2015, tersedia di http://www.atmel.com/Images/Atmel-2549-8bit-AVR-Microcontroller-ATmega640-12801281-2560-2561_datasheet.pdf , diakses 15-052017 Aplications Journal.Texas Incorporated, Texas Instruments Barr, M., 2001, Intoduction to Pulse Width Modulation, Akses dari http://www.embedded.com/electronicsblogs/beginner-s-corner/4023833/Introductionto-Pulse-Width-Modulation Diakses 8 agustus 2017 Sabbaha, N.,2015, Perancangan dan Implementasi Konversi untuk Pembangit Listrik Tenaga Hybrid Surya dan Angin untuk Suplai Listrik Arus Bolak Balik, Universitas Telkom, Bandung Pradana, M.A.P., 2015, Kontrol Pengisian Baterai Otomatis pada Sistem Pembangkit Listrik Alternatif, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Boylestad, R dan Louis Nashelsky., 1999, Electronic Devices And Circuit Theory, Seventh Edition, Prentice Hall, New Jersey Columbus. Sidiq, K.R., 2015, Rancang Bangun Sistem Pengisi Baterai Mobil Listrik Berbasis Mikrokontroller Atmega 16, Universitas Jember, Jember Effendi, J.S., 2015, Perancangan dan Implementasi Catu Daya PC dengan Sistem Penyimpanan Daya pada Baterai, Universitas Telkom, Bandung Vishay., 2015, Data Sheet IRF640, S 15-2667Rev. C, 16-Nov-2015, akses dari http://www.vishay.com/doc?91036Diakses 8 agustus 2017 Fitriandi, A.,Komalasari, E.,Gusmedi, H., 2016, Rancang Bangun Alat Monitoring Arus dan Tegangan Berbasis Mikrokontroler dengan SMS Gateway, ELECTRICIAN,Volume 10, No.2 hal.90-94. Hart, D.W.,2011,Power Electronic,hal.198207,McGraw –Hill, New York https://elkimkor.com/2014/02/06/karakteristikkinerja-baterai-spesifikasi-standard-dan-iklan-1/ diakses pada 3 juli 2018 IR Word Headquarters, 2004,Data Sheet IR2106, No.PD60162 Rev.W. 233 Kansas St., El Segundo, California Joseph, N. 2013.“Control and Analysis of Synchronous Rectifier Buck Converter for ZVS in Light Load Condition”.IJAREEIE. Vol.2, Dept. of Electrical and Electronics Engineering, DayanandaSagar Academy of Technology and Management, Bangalore, India Nowakowski, R dan Ning Tang. 2009. “Efficiency of Synchronous Versus Nonsynchronous Buck Converter”.Analog