Tinjauan Pustaka 1. Price (Harga) Harga merupakan unsur baruan pemasaran yang paling fleksibel. Artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Ke dua hal ini tidak dapat dirubah dengan mudah dan cepat, tetapi kalau harga sewaktuwaktu bisa berubah. Menurut Fajar Laksana (2008) harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan bermacammacam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa. Menurut Fandy Tjiptono (2001) harga adalah satuan moneter agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian harga merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dalam menetapkan harga suatu produk yang dilakukan perusahaan dapat ditentukan dengan tiga bentuk strategi harga, yaitu : a. Strategi harga produk baru (new product pricing strategies) Perusahaan yang meluncurkan produk baru mengalami tantangan dalam penetapan harga untuk pertama kalinya. Strategi harga produk baru dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1) Market skimming pricing Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar dapat mencapai pendapatan maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau membayar dengan harga tinggi. Dalam hal ini perusahaan hanya memproduksi produknya dalam jumlah sedikit, dengan tujuan untuk mencapai nilai penjualan yang lebih menguntungkan. 2) Market penetration pricing Penetapan harga yang rendah untuk produk baru dengan tujuan untuk menarik sejumlah besar pembeli dan memperoleh pangsa pasar yang besar. b. Strategi harga bauran produk (product mix pricing strategies) Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah ketika suatu produk adalah sebuah bagian dari bauran produk. Strategi harga bauran produk dibagi menjadi lima bagian, yaitu : 1) Product line pricing Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk, evaluasi pelanggan dari fitur-fitur yang berbeda, dan harga pesaing. 2) Optimal product pricing Penetapan harga berdasarkan pilihan dari aksesoris produk yang menyertai produk utama. 3) Captive product pricing Penetapan harga untuk produk yang harus digunakan beserta dengan produk utamanya. 4) By product pricing Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk membuat harga produk utamanya lebih kompetitif. 5) Product bundle pricing Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket untuk mengurangi harga. c. Strategi penyesuaian harga (price asjustment strategies) Perusahaan seringkali menyesuaikan harga dasar mereka untuk setiap konsumen yang berbeda dan situasi yang seringkali berubah-ubah. Strategi penyesuaian harga dibagi menjadi enam bagian, yaitu : 1) Discount and allowance pricing Pengurangan harga sebagai bentuk penghargaan terhadap pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk. 2) Segmented pricing Penyesuaian harga yang memungkinkan pembedaan terhadap pelanggan, produk, atau lokasi. 3) Psychological pricing Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari harga dan bukan hanya nilai ekonomisnya. 4) Promotional pricing Pengurangan harga untuk sementara yang bertujuan meningkatkan penjualan dalam waktu singkat. 5) Georgraphical pricing Penyesuaian harga yang dihitung berdasarkan letak geografis dari pelanggan. 6) International pricing Penyesuaian harga untuk pasar internasional. d. Perubahan harga (price changes) Setelah mengembangkan strategi dan struktur harga, perusahan seringkali menghadapi situasi dimana perusahaan harus menetapkan untuk merubah harga atau merespon perubahan harga yang dilakukan pesaing. Dalam perubahan harga terdapat dua hal yang berpengaruh, yaitu : 1) Intiating changes perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau menurunkan harga. Perusahaan juga harus mencermati reaksi dari konsumen dan pesaing sebagai akibat dari terjadinya perubahan harga. 2) Responding to price changes Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing dan melihat pengaruh adanya perubahan harga terhadap pangsa pasar dan keuntungan serta tindakan yang harus diambil untuk merespon perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing. e. Kebijakan publik dan penetapan harga (public policy and pricing). Kompetisi harga adalah elemen utama dari ekonomi pasar bebas. Dalam penetapan harga, perusahaan harus mempertimbangkan adanya kebijakan harga yang ditetapkan oleh publik. Kebijakan harga yang ditetapkan oleh publik ini bertujuan untuk mencegah terjadinya monopoli suatu bidang usaha. Dalam kebijakan publik dan penetapan harga dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Pricing within chanel levels. Perusahaan melakukan dalam menetapkan harga tidak boleh pembicaraan dengan pesaing, untuk menghindari terjadinya kolusi harga. 2) Pricing across chanel levels. Untuk mencegah terjadinya diskriminasi penetapan harga, dengan memastikan bahwa para penjual menawarkan kondisi harga yang sama terhadap konsumen pada level perdagangan. 2. People Bauran pemasaran people, berhubungan dengan perencanaan sumber daya, job specification, job description, rekrutmen, seleksi karyawan, pelatihan karyawan dan motivasi kerja. Perencanaan sumber daya manusia (SDM) merupakan fungsi yang pertama-tama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan SDM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenagakerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yangtelah dan akan ditetapkan (Faustinus, 2003). Setelah kebutuhan sumber daya manusia dipikirkan dan direncanakan, maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis dan klasifikasi pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah mengumpulkan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan wawancara, dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor (Faustinus, 2003). Selanjutnya Faustinus (2003) menyatakan bahwa, klasifikasi pekerjaan (job classification) merupakan kegiatan pembagian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah menganalisis pekerjaan dan standar kualifikasi untuk sekumpulan posisi. Setelah diadakan perencanaan SDM dan analisis dan klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan rekrutmen. Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan,dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Maksud rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia / tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang telah lulus proses rekrutmen, tepat/tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap tujuan-tujuan organisasi. Dalam manajemen sumber daya manusia, dibutuhkan pelatihan dan pengembangan kerja untuk mencapai kinerja yang sesuai dengan klasifikasi kerja. Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar (learning experience), aktivitas-aktivitas yang terencana (be a planned organizational activity) dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Pembahasan 1. Price Penetapan harga merupakan suatu hal penting dalam pemasaran suatu produk. Perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan. Aqua menjadi merek air minum dalam kemasan yang paling terkenal di Indonesia. Telah dikembangkan sejak tahun 1973, Aqua mengandung mineral alami karena diambil dari mata air pegunungan terpilih. Aqua diproses secara higienis dan diproduksi dalam kemasan yang bervariasi mulai dari kemasan gelas plastik 240 ml, hingga kemasan botol plastik mulai dari 330 ml, 600 ml, 750 ml, dan yang terbesar adalah 1500 ml. Air minum Aqua ukuran 330ml dijual dengan harga Rp 4.000,00 sementara ukuran 450 ml dijual dengan harga Rp 4.100,00 dan Aqua ukuran 750 ml dijual dengan harga Rp 5.300,00. Ada pula Aqua kemasan 600 ml dijual dengan harga Rp 3.300,00, Aqua kemasan gelas 240 ml dijual dengan harga Rp 800,00 per buah dan Rp 34.800 per karton, serta Aqua galon 19 L dijual dengan harga Rp 17.200,00. Dari segi harga, Aqua sangat kompetitif dibandingkan harga air mineral merk lainnya. Harga yang masih terjangkau membuat para konsumen tetap mempercayakan Aqua sebagai salah satu produk air minum yang masih populer hingga saat ini. 2. People People merupakan aset utama dalam sebuah perusahaan. AQUA Grup menerapkan nilai-nilai Danone yang menggambarkan visi dan etika bisnis yang unik. Nilai-nilai yaitu Kemanusiaan, Keterbukaan, Kedekatan dan Antusiasme dipupuk dan terus ditanamkan pada karyawan guna menggerakkan Perusahaan ke arah yang lebih baik. Nilai-nilai ini juga memandu setiap pengambilan keputusan dan cara pandang profesional Perusahaan. Sebagai perwujudan visi dan komitmen dalam mengelola operasionalnya secara bertanggung jawab, AQUA mengembangkan inisiatif AQUA Lestari. Inisiatif ini berakar pada pemikiran pendiri Danone , Antoine Riboud tentang Komitmen Ganda, yaitu mengedepankan keseimbangan antara keberhasilan bisnis dan sosial. Komitmen Ganda ini juga sejalan dengan pemikiran pendiri AQUA, Tirto Utomo, bahwa bisnis harus memiliki kontribusi sosial. Inisiatif AQUA Lestari dijalankan dengan membangun kerja sama dengan karyawan dan pemangku kepentingan. Dalam pengelolaan manajemen SDM (karyawan)nya, Aqua juga berkomitmen untuk peduli terhadap pengembangan karyawan dengan memungkinkan karyawan untuk memiliki berbagai kompetensi dan keterampilan yang diperlukan agar unggul dalam pekerjaan karyawannya Daftar Pustaka Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Offset, 2001. Faustinus Condoso Gomes. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:ANDI. Laksana Fajar, (2008). Manajemen Pemasaran , edisi pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008 .