ISOLASI PGPR DAN PERBANYAKANNYA PGPR atau Plant Growt Promoting Rhizobacteria merupakan koloni mikroba yang bermanfaat dan telah dibuktikan diberbagai belahan dunia. Cara membuatnyapun cukup mudah hanya menggunakan rumput bambu atau rumput kumis kucing sebagai bahan utamanya. Perkembangan PGPR yang semakin banyak digunakan sehingga petani sering menyebut PGPR sebagai Piye Gawe Petani ora Rekoso. Selain digunakan sebagai perangsang pertumbuhan pada tanaman, PGPR juga bagus digunakan untuk pembuatan suplemen probiotik untuk ternak. Bulletin sebelumnya tentang Suplemen Probiotik Ternak, Zaka Bagus menyarankan penggunakan PGPR dalam pembuatannya. Melihat pentingnya PGPR, petani terus berinovasi terutama bagaimana cara pembuatannya. Salah satu pengembangan pembuatan PGPR yang mudah adalah dengan Formula PGPR ENSIKLO.com . Di Ensiklo, pembuatan PGPR dibagi menjadi dua. Pertama adalah isolasi PGPR dari alam, kedua adalah memperbayak PGPR hasil isolasi untuk digunakan dilapangan. Ensiklo, mewanti-wanti pembuatan PGPR harus dalam kondisi higienis. Pemakaian alkohol sebagai penghilang mikroba diperlukan sebelum pembuatan PGPR, terutama untuk membersihkan alat-alat yang digunakan. Untuk membuat isolat PGPR yan perlu dilakukan pertama kali adalah mengambil bahannya yaitu akar bambu, lakukan pencarian di musim kemarau. Mengapa kemarau ? karena pada saat musim kemarau bakteri rhizobium banyak terdapat disekitar akar untuk melindungi akar dari serangan hama dan mempercepat proses terserapnya mineral dan air disekitar tanaman. Dimusim hujan apakah tidak boleh ? pada musim kemarau air tersedia melimpah didekat akar dan tanah pun cenderung subur sehingga peran bateri lebih berkurang dibanding saat kemarau. Ambil akar bambu dikedalaman sekitrar 10 cm, dimana akar bambu telah bersimbiosis dengan bakteri. Selain menggunakan akar bambu juga diperkaya dengan akar putri malu dan akar kedele dan kacang-kacangan. Putri malu dapat hidup diberbagai keadaan lahan. Didaerah kering putri malu masih dapat hidup, kemampuan bertahan hidupnya tentu dipengaruhi oleh simbioses akar dengan bakteri. Kalau akar kedelai jelas sekali mengandung bakteri penambat N yang membentuk gelembunggelembung. Akar kedua tanaman ini digunakan untuk meningkatkan kualitas PGPR yang dihasilkan. Bahan kedua adalah molase. Molase mengandung gula dan mineral-mineral yang baik untuk perkembangan mikroba. Karena berasal dari sisa pengolahan gula, molase banyak mengandung karbohidrat yang mudah larut, asam-asam organik, gula, dan mineral. Kandungan molase adalah 48% – 55% dari sukrosa (gula), kandungan lainnya adalah mineral-mineral esensial, seng, kobait, sodium, ioudium, copper, kalsium, boron, dan mengan. Bahan ketiga adalah air kelapa. Dalam 240 gram kelapa muda terdapat sekitar 46 kalori, 6 gr gula, 2 gr protein, 252 mg sodium, 9 gr karbohidrat, 3 gr serat, dan 0 gr lemak. Nutrisi utama yang memegang peranan penting adalah potasium yakni sebanyak 600 mg sehingga membuat air kelapa muda bisa diandalkan sebagai salah satu minuman elektrolit. Mineral lainnya adalah magnesium, kalsium, fosfor, zat besi, zinc, tembaga, mangan, dan selenium. Air kelapa muda juga mengandung beragam vitamin seperti A, B6, B12, C, D, E, K, thiamin, riboflavin, niacin, folat, asam pantotenat, kolin, dan betaine. Beberapa peneliti bahkan menduga kandungan hormon sitokinin. Kandungan yang bagus didalam air kelapa meningkatkan efektiftas PGPR. Kalau tidak ada air kelapa, bisa diganti dengan air cucian beras atau sering dinamakan air leri. Ingat air cucian beras yang pertama kali. Biasanya ibu rumah tangga mencuci berasa sampai 3 -4 kali, yang dipakai adalah cucian beras yang pertaman. Air cucian beras mengandung unsur fosfor, 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial. Kandungan karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin sangat berguna bagi perkembangan mikroba. Penggunaan mix atau campuran leri dan air kelapa akan lebih baik.Air cucian beras dapat dikumpulkan dengan menggunakan jerigen yang tertutup rapat. Setiap menenak nasi, cucian beras pertamanya dimasukkan kedalam jerigen yang tertutup rapat. Sehingga pada volume yang dibutuhkan dapat digunakan. Ingat harus tertutup rapat karena kalau tidak tertutup rapat rawan didekati serangga terutama lalat. Untuk membuat PGPR masukkan semua akar kedalam botol atau alat fermentasi. Ingat sebelum memasukkan kedalam botol atau alat fermentasi lainnya harus kondisi steril. Penyemprotan alkohol dianjurkan untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan selama pembuatan. Pembutan fermentasi sebaiknya menghindari adanya lalat. Bila lingkungan banyak lalat sebaiknya pembuatan PGPR dilaksanakan pada malam hari agar tidak ada kontaminasi bakteri. Setelah memasukkan akar kedalam botol langkah selanjutnya adalah menyiapkan wadah untuk mencampurkan molase dengan air leri dan air kelapa. Wadah disiapkan, molase dimasukkan dalam wadah kebutuhan molase untuk 5 liter larutan adalah 50 ml. kalau menggunakan gula merah diperlukan sekitar 250 gram gula. Lalu masukkan air leri dan air kelapa diperkirakan sekitar 4 liter. Lalu diaduk untuk memastikan tercampur rata. Setelah rata larutan molase dan air kelapa dimasukkan botol fermentasi. Diamkan paling tidak 2 minggu dengan tertutup rapat. Penggunaan selang untuk mengeluarkan gas dari botol fermentasi akan meningkatkan kualitas hasil fermentasi. Ciri khas fermentasi sudah berhasil adalah ketika dibuka botol berbau tape. Referensi Pembuatan isolat PGPR https://www.youtube.com/watch?v=Y6u4zTntN9U