1. Kerak samudra Kerak samudra memiliki ketebalan sekitar 5 hingga 15 kilometer (Condie, 1982) yang tersusun atas mineral yang kaya akan sima atau Si, Fe dan Mg. Kerak samudra juga disebut dengan basaltis mengingat batuan penyusun utama dari kerak bumi adalah basalt. Contoh dari kerak samudra di dunia adalah kerak samudra Atlantik dan kerak samudra Pasifik. Kerak samudra juga sering pula disebut dengan lempeng samudra. Lempeng samudra yang tertekan oleh magma menjadi penyebab naiknya bagian lempeng yang kemudian disebut dengan pematang tengah samudra. Tekanan pada lempeng yang terjadi secara terus menerus menyebabkan lempeng samudra begerak mendekati lempeng benua yang berakhir dengan kedua lempeng saling bertabrakan. Akibat dari tabrakan kedua lempeng tersebut adalah beberapa bagian yang naik atau terangkat dan menjadi pegunungan dan mempercepat terjadinya penyebab tanah longsor. 2. Kerak benua Kerak benua juga disebut sebagai lapisan granitis mengingat batuan utama yang menyusunnya adalah granit. Kerak benua memiliki ketebalan sekitar 30 hingga 80 km (Condie, 1982) dengan temperatur kerak yang akan semakin meningkat tergantung dengan kedalamannya. Contoh dari kerak benua yaitu kerak benua Amerika Selatan, kerak benua Amerika Utara, kerak benua Afrika kerak benua Asia dan eropa. Kerak samudra dengan usia tertua yang bisa ditemukan saat ini adalah berusia 200 juta tahun. Namun nyatanya dibandingkan kerak samudra, ada kerak benua tertua yang memiliki usia 3,7 hingga 428 miliar tahun yang ditemukan di Acasta Gneisskanada serta di temukan pula di Narryer Gneiss Terrane di arah barat Australia. Terbentuknya kerak benua dihubungkan dengan masa atau periode orogeny intensif yang terkait erat dengan terbentuknya super benua seperti Pangaea, Gondwana serta Rodinia.