Uploaded by User87016

Web Interfacing Home Appliance

advertisement
PENGENDALIAN ALAT ELEKTRONIK RUMAH
TANGGA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER
AT89S52 MELALUI WEB
SKRIPSI
OLEH :
0631456663
M. ILHAM KURNIAWAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
RAHARJA
TANGERANG
2010
ABSTRAKSI
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, peranan peralatan
komunikasi dan peralatan kontrol sebagai penunjang dalam peningkatan produksi dalam suatu
industri maupun rumah tangga semakin besar. Pengontrolan peralatan listrik telah menghasilkan
beberapa metode yang juga berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Tidak lagi
secara manual, yang membutuhkan seorang operator dalam mengoperasikannya, namun sudah
saatnyalah peralatan tersebut diotomatisasi pengoperasiannya, walaupun dalam keadaan yang
sibuk sekalipun seseorang mampu mengawasi keberlangsungan keadaan alat – alat rumah tangga
maupun industrinya. Seperti yang kita semua tau, bahwasanya pada saat ini hanyalah internet
yang mampu melakukan hal tersebut, dari pada itu pada penelitian kali ini penulis mencoba
mengaplikasian sebauh pengontrolan alat – alat rumah tangga maupun industri melalui website
yang dapat terhubung oleh jaringan lokal maupun internet. Ada beberapa komponen yang sangat
penting pada pembuatan alat saat ini, yaitu antar muka website dengan HTML sebagai Front
end, dan bahasa pemrograman PHP yang berfungsi mengirimkan command, serta
mikrokontroller AT89S52 yang menjadi otak pengendalian yang masing – masing saling terkait
satu dengan yang lainnya. Melalui komponen – komponen tersebutlah alat – alat seperti lampu,
kipas angin, dan alat – alat lainnya dapat di kontrol dimanapun dan kapanpun selama masih ada
jaringan internet. Dengan adanya alat ini, penulis berharap dapat menjadi inspirasi bagi
Mahasiswa/i Perguruan Tinggi Raharja khususnya dan Perguruan Tinggi lain pada umumnya
untuk dapat dikembangkan dan memiliki fungsi serta manfaat yang lebih baik lagi, serta dapat
bermanfaat dalam kemajuan negara Indonesia tercinta.
Kata kunci : Website, Mikrokontroller, Internet, Kontrol.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan dan karunianya yang di
berikan penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini, dengan judul
“PENGENDALIAN
ALAT
ELEKTRONIK
RUMAH
TANGGA
MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S52 MELALUI WEB”.
Adapun maksud dari pembuatan Laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi
persyaratan jenjang akademik Strata Satu (SI) jurusan Sistem Komputer di
Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja.
Selama pembuatan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini penulis menyadari
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, tanpa adanya bantuan ini tidak
mampu menyusunnya dan laporan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
dan bukan merupakan suatu pembahasan yang sempurna, untuk itu kritik dan
saran dari berbagai pihak penulis sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini
khususnya dan untuk yang akan datang umumnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan laporan
Kuliah Kerja Praktek ini antra lain :
1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku ketua STMIK Raharja.
2. Bapak. Ign. Agus Supriono, S.kom, MM, selaku Kepala Jurusan
Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja dan pembimbing II.
3. Bapak Indrianto,M.T. selaku pembimbing I, yang telah membantu
dalam melakukan observasi atas waktu dan informasinya.
4. Kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang telah mendukung
baik secara moril atau materil.
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Fasilitas Spesial Port 3 AT89S5 ...................................................
Peta Memori RAM dan Special Function Register (SFR) .........
Alokasi Bit SCON .........................................................................
Konfigurasi Pin dan Nama Sinyal Konektor Serial DB-9 ..........
Nama Register yang Digunakan Beserta Alamatnya ..................
Kelas IP Address ...........................................................................
Data Input Mikrokontroler ............................................................
Pengujian Rangkaian Catu Daya ..................................................
Pengujian Mikrokontoler ..............................................................
vi
30
40
48
56
58
73
96
113
116
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Gambar 2.17.
Gambar 2.18.
Gambar 2.19.
Gambar 2.20.
Gambar 2.21.
Gambar 2.22.
Gambar 2.23.
Gambar 2.24.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
Gambar 3.12.
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 3.15.
Gambar 3.16.
Gambar 3.17.
Gambar 3.18.
Gambar 3.19.
Gambar 3.20.
Simbol-simbol System Flowchart ..............................................
Simbol-simbol Program Flowchart ...........................................
Sistem Kontrol Loop Terbuka ....................................................
Sistem Kontrol Loop Tertutup ....................................................
Prinsip Kerja Web Server ...........................................................
Contoh Bahasa HTML ................................................................
Contoh 1 bahasa CSS ..................................................................
Contoh 2 bahasa CSS ..................................................................
Contoh 3 bahasa CSS ..................................................................
Contoh 4 bahasa CSS ..................................................................
Contoh Bahasa PHP ....................................................................
Contoh 1 bahasa JavaScript ........................................................
Contoh 2 bahasa JavaScript ........................................................
Bentuk Fisik IC AT89S52 PDIP 40 Pin ....................................
Blok Diagram AT89S52 .............................................................
Bentuk Program Sumber Assembly ............................................
Struktur Komunikasi Chip Serial Keluarga 8051 .....................
Tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A” tanpa bit paritas
Konektor serial DB-9 (Female) .................................................
Konektor serial DB-9 (Male)......................................................
Jenis-jenis topologi......................................................................
Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP .................................
Proses VPN ..................................................................................
Konsep SSL .................................................................................
Diagram Blok Perancangan .......................................................
Rangkaian Catu Daya..................................................................
Rangkaian Mikrokontroller ........................................................
Rangkaian Programmer ISP 89SXXX Konektor Male DB-25
Rangkaian Hardware Downloader Mikrokontroler ..................
Penulisan baris program..............................................................
Mengubah file .asm menjadi .hex ..............................................
File .hex Tidak Ada yang Salah..................................................
ATMEL Microcontroller ISP Software. ....................................
Pilihan Mikrokontroler yang akan diisi program. .....................
Pembacaan Data Pada IC Mikrokontroler. ................................
Open File HEX Dialog. ...............................................................
Proses Pengisian. .........................................................................
Pembacaan Data Pada Mikrokontroler Setelah di program ......
Membandingkan Program dengan Code Buffer. .......................
Perencanaan halaman login ........................................................
Perencanaan Halaman Splash Screen ........................................
Perencanaan Halaman Utama Pengontrolan..............................
Perencanaan Halaman About......................................................
Form Registrasi Easy VPN .........................................................
vii
13
14
15
16
18
21
22
23
23
24
25
26
26
28
28
35
47
54
55
56
62
67
77
88
90
92
93
95
95
96
97
98
98
99
99
100
100
101
101
103
104
104
105
106
DAFTAR SIMBOL
1. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
No.
1.
Simbol
Nama Simbol
Keterangan
Input/Output
Sebagai media masukan dan keluaran
dari data
2.
Process
Menggambarkan proses transformasi
dari data masuk menjadi data keluar
3.
Predifined
Menggambarkan proses yang masih
Proses
berisi proses lain didalamnya.
4.
Preparation
Sebagai pemberian nilai awal
5.
Start/End
Sebagai awal dan akhir program
6.
Connector
Sebagai penghubung satu halaman
7.
8.
Sebagai media untuk melakukan
Decision
pemilihan
Off-page
Sebagai penghubung beda halamn
Connector
9.
Data Flow
Simbol yang menggambarkan arus
data yang mengalir
iix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAKSI ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ iix
BAB I
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
PENDAHULUAN ...........................................................................
Latar Belakang .................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................
Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................
1.3.2 Manfaat Penelitian ...............................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................
Metode Penelitian ...........................................................................
Sistematika Penulisan ......................................................................
1
1
2
3
3
3
4
4
5
BAB II
2.1.
LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
Pengertian Sistem ........................................................................... 7
2.1.1. Karakteristik Sistem ............................................................ 8
2.1.2. Kriteria Sistem Yang Baik .................................................. 11
2.1.3. Diagram Alir (FlowChart).................................................... 12
2.2.
Konsep Dasar Pengontrolan ............................................................. 14
2.2.1. Jenis-Jenis Pengontrolan ...................................................... 15
2.3.
Web Server ...................................................................................... 17
2.3.1. Apa Itu Web Server .............................................................. 17
2.3.2. Cara Kerja Web Server ........................................................ 17
2.4.
Definisi Website .............................................................................. 19
2.4.1. Sejarah Website ................................................................... 19
2.4.2. Bahasa Pemrograman Web .................................................. 21
2.5.
Mikrokontroler AT89S52 ...............................................................
2.5.1. Perangkat Keras (Hardware) ...............................................
2.5.2. Register AT89S52 ...............................................................
2.5.3. Perangkat Lunak (Software) Mikrokontroler AT89S52 .......
2.5.4. Mode Pengalamatan Mikrokontroler AT89S52 ..................
iv
27
27
32
34
37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sejalan
dengan
perkembangan
teknologi
informasi
dan
komunikasi, peranan peralatan komunikasi dan peralatan kontrol sebagai
penunjang dalam peningkatan produksi dalam suatu industri maupun
rumah tangga semakin besar. Pengontrolan peralatan listrik telah
menghasilkan beberapa metode yang juga berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi. Tidak lagi secara manual, yang membutuhkan
seorang operator dalam mengoperasikannya, namun sudah saatnyalah
peralatan tersebut diotomatisasi pengoperasiannya.
Beberapa metode otomatisasi yang ada pada saat ini antara lain
otomatisasi jarak dekat maupun jarak jauh (remote), dengan menggunakan
aplikasi berbasis desktop. Dari penilaian yang didapat, pengoperasian
berbasis desktop kurang efisien, karena dalam penerapannya aplikasi ini
harus terinstalasi pada setiap PC (Personal Computer) pengguna.
Dengan pertimbangan tersebut, dalam penelitian ini akan
diimplementasikan
sebuah
sistem
pengontrolan
yang
tidak
lagi
membutuhkan resource hardisk setiap PC pengguna aplikasi tersebut,
solusinya adalah aplikasi berbasis web.
Sebagaimana diketahui, sebuah aplikasi berbasis web hanya
membutuhkan sebauh server untuk penempatan aplikasi, yang dapat
diakses oleh setiap penggunanya tanpa harus di instalasi. Aplikasi berbasis
2
web ini juga dapat diakses melaui jaringan lokal maupun internet, sesuai
dengan kebutuhannya.
Dari kesimpulan inilah rancangan aplikasi “Pengendalian Alat –
Alat Rumah Tangga Menggunakan Mikrokontroler AT89S52 melalui
Web” ini di implementasikan, dengan harapan dapat mempermudah
penggunanya dalam memantau dan mengendalikan keadaan alat – alatnya
di rumah maupun di industri, dari segala tempat yang terhubung dengan
jaringan lokal maupun internet.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.
Bagaimana membuat sistem pengontrolan dari jarak jauh tanpa
penginstalasian program pada setiap client.
b.
Bagaimana membuat sebuah komunikasi web yang pribadi (private)
dan relatif aman (secure) melalui jaringan umum (public).
c.
Bagaimana sebuah halaman website dapat berkomunikasi dengan
perangkat keras (Hardware).
3
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok dari penelitian adalah untuk menerangkan faktafakta yang telah ditemukan, serta menerapkan berbagai teori yang didapat
selama ini. Adapun beberapa tujuan lain dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Skripsi.
b.
Dari hasil penelitian yang dilakukan agar bisa dimanfaatkan serta
menjadi dasar acuan dalam pengembangan serta perancangan sistem
kontrol jarak jauh berbasis web.
c.
Merupakan keingintahuan penulis untuk menganalisa ataupun
meneliti teknik komunikasi jarak jauh dengan menggunakan media
internet.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :
a.
Dapat menghemat energi listrik untuk setiap alat yang tinggalkan
keberlangsungannya. Seperti meninggalkan lampu menyalah, ketika
pengguna rumah bepergian.
b.
Dapat
mengetahui
cara
kerja
ataupun
karakteristik
dari
mikrokontroller dan komputer dalam proses pengolahan data digital
melewati web.
c.
Dapat mengetahui cara interaksi antara perangkat keras (software)
dengan (hardware).
4
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian
yang
dilakukan
penulis
meliputi
kinerja
serta
karakteristik dari Mikrokontroller AT89S52 dan komputer, pengiriman
dan penerimaan data digital, Antar muka serial Port ( RS-232), dan
komponen pendukung yang digunakan, serta Flowchart program.
1.5.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap alat ini maka metode yang
penulis gunakan adalah:
a. Metode Perencanaan
Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu rangkaian alat
yang tepat sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan
yang diingin
b. Metode Studi Kepustakaan
Metode ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber-sumber
kajian, landasan teori yang mendukung, data-data, atau informasi
sebagai acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan,
dan penyusunan laporan.
c. Metode Konsultasi
Metode ini dilakukan untuk memahami teori-teori yang berkaitan
dengan pembuatan alat-alat kerja, mendapatkan masukan dengan
perencanaan, pemilihan
komponen, metode perancangan
guna
5
mendapatkan informasi praktis yang berkaitan dengan proses
pembuatannya.
d. Metode Studi Laboratorium
Metode ini dilakukan dalam perencanaan, pembuatan, dan pengujian
alat kerja sehingga didapatkan alat yang benar-benar sesuai dan baik.
1.6.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman, maka penulis
membuat sistematika penulisan. Penulisan ini terdiri dari empat bab dan
beberapa lampiran.
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan
masalah, pembatasan masalah, metode penelitian, tujuan
perancangan,
manfaat
perancangan,
dan
sistematika
penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori dasar
yang akan mendukung pembahasan masalah, serta cara
berfikir dalam penyusunan Skripsi ini. Uraian tersebut
menjelaskan
tentang
Website,
Mikrokontroller,
Port
Serial,Virtual Private Network (VPN) serta komponen
pendukung lainnya.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Pada
bab
perancangan
ini
berisikan
sistem,
tentang
perancangan
pembahasan
perangkat
dan
keras
(hardware) dan perancangan perangkat lunak (software).
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA
Bab ini berisi tentang uji coba alat dan analisa hasil dari uji
coba alat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan dan penelitian
yang dilakukan pada penulisan Skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistemsistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam
suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponenkomponen atau subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat
tercapai.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem sebagai berikut :
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.” 1
Pendekatan
sistem
yang
lebih
menekankan
pada
komponennya
mendefinisikan sebagai berikut :
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu.”2
Sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan
bertanggung
jawab
untuk
memproses
masukan
(input)
sehingga
menghasilkan keluaran (output). 3
1
Jogiyanto.HM.Akt.MBA.Ph.D, Analisis dan Desain, Penerbit Andi Yogyakarta,2001, Hal 1
IBID Hal 2
3
Tavri D Mahyuzir, Analisa dan Perancangan Sistem Pengolahan Data, Cetakan Ke 5, PT. Elex
2
8
2.1.1 Karakteristik Sistem
“Suatu sistem pempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu
mempunyai
komponen
(boundary),
mempunyai
(components),
mempunyai
lingkungan
(environments),
batas
sistem
mempunyai
penghubung/antar muka (interface) antar komponen, mempunyai masukan
(input), mempunyai pengolahan (processing), mempunyai keluaran
(output), mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal), mempunyai
kendali (control), dan mempunyai umpan balik (feed back).” 4
1. Komponen sistem (components system)
Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian
penyusun sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata
ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem,
dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat
didalam sistem.
2. Mempunyai Batas sistem (boundary)
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan
sistem lain. Tanpa adanya batas sistem maka sangat sulit untuk
menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan
batasan scope tinjauan terhadap sistem.
4
Media Komputindo, Jakarta 1995, Hal 1
Edhy Sutanta,ST, Sistem Informasi Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta 2001, Hal 4
9
3. Mempunyai Lingkungan (environment)
Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar
sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun
merugikan. Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan
selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem.
Sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan
agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan jika
mungkin ditiadakan.
4. Mempunyai Penghubung/antar muka (interface) antar komponen
Penghubung/antar muka merupakan komponen sistem, yaitu
segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar
komponen dalam sistem. Penghubung/antar muka merupakan
sarana yang memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi
dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masingmasing komponen. Dalam dunia komputer, penghubung/antar
muka dapat berupa berbagai macam tampilan dialog layar
monitor yang memungkinkan seseorang dapat dengan mudah
mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang digunakannya.
5. Mempunyai Masukan (input)
Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang
perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan
diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
Dalam sistem Informasi Manajemen, masukan di sebut sebagai
data.
10
6. Mempunyai Pengolahan (processing)
Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran
utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang
berguna bagi para pemakainya. Dalam sistem informasi
manajemen, pengolahan
adalah
berupa program aplikasi
komputer yang dikembangkan untuk keperluan khusus. Program
aplikasi
tersebut
mampu
menerima
masukan,
mengolah
masukan, dan menampilkan hasil olahan sesuai dengan
kebutuhan para pemakai.
7. Mempunyai Keluaran (output)
Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai
macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen
pengolahan. Dalam sistem informasi manajemen, keluaran adalah
informasi yang dihasilkan oleh program aplikasi yang akan
digunakan oleh para pemakai sebagai bahan pengambilan
keputusan.
8. Mempunyai Sasaran (objective) dan Tujuan (goal)
Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja
sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan
sistem. Sasaran berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah
apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang
relative pendek. Sedangkan tujuan merupakan kondisi/hasil akhir
yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang.
Dalam hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan
11
tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.
9. Mempunyai Kendali (control)
Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap
bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Hal
ini bias dilakukan jika ada bagian yang berperan menjaganya,
yaitu bagian kendali. Bagian kendali mempunyai peran utama
menjaga agar proses dalam sistem dapat berlangsung secara
normal sesuai batasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
sistem informasi manajemen, kendali dapat berupa validasi
masukan, validasi proses, maupun validasi keluaran yang dapat
dirancang dan dikembangkan secara terprogram.
10. Mempunyai Umpan Balik (feed back)
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem
untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem
dan mengembalikannya ke dalam kondisi normal.
2.1.2 Kriteria Sistem Yang Baik
Kriteria sistem yang baik antara lain:
a. Kegunaan
Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat pada waktunya,
relevan yang berarti sistem tersebut mempunyai manfaat bagi
pemakainya.
12
b. Ekonomis
Dalam merancang atau membangun sebuah sistem sebisa
mungkin hemat pada biaya perancangan, perawatan maupun
operasional sistem tersebut.
c. Keandalan
Keluaran (output) sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang
sangat tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi
secara efektif dan efisien.
d. Kapasitas
Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk
menangani periode-periode operasi puncak seperti pada saat
sistem beroperasi pada puncak.
e. Fleksibilitas
Sistem harus cukup fleksibilitas untuk menampung perubahan
yang akan muncul sewaktu-waktu.
2.1.3 Diagram Alir (Flowchart)
Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan
suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai rapi dan
jelas
dengan
menggunakan
simbol-simbol
yang
standar.
Tahap
penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana efektif dan
tepat. Dalam penulisan flowchart dikenal dua model, yaitu system
flowchart dan Program flowchart.
13
a. System Flowchart
System flowchart merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu
sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan
data serta hubungan antar peralatan tersebut. System flowchart ini
tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk
memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur
dalam sistem yang dibentuk. Dibawah ini merupakan gambar-gambar
System flowchart.
P ro s e s
In p u t/ O u tp u t
M a n u a l I n p u t/ K e y b o a rd
P aper Tape
O n L in e D a ta S t ro r e d
D okum en
M a g n e tic D ru m
M a g n e t ic T a p e
A r a h A lir a n D a t a
O f f L in e S t o r a g e
P r o s e s S o rt ir
P ro s e s M e rg e
Gambar 2.1. Simbol-simbol System Flowchart.
b. Program Flowchart
Program flowchart adalah diagram alir yang menggambarkan urutan
logika suatu prosedur pemecahan masalah. Untuk menggambarkan
program flowchart telah tersedia symbol-simbol standar, berikut ini
14
adalah gambar dari simbol-simbol standar yang digunakan pada
program flowchart.
Proses
Input/Output
Keterangan
Pernyataan/Kondisi
Pemberian Nilai Awal
Awal/Akhir Program
Konektor Pada Satu
Halaman
Konektor Pada Lain
Halaman
Arah Aliran Data
Gambar 2.2. Simbol-simbol program flowchart.
2.2.
Konsep Dasar Pengontrolan
Konsep dasar pengontrolan sudah ada sejak abad-18 yang
dipelopori James Watt
yang membuat kontrol mesin uap, kemudian
berkembang menjadi pesat pada abad-19 diantaranya Minosky (1992)
membuat mesin kontrol untuk mrngemudikan kapal, Nyquis (1932)
membuat sistem pengendali uang tertutup, Hazem (1943) membuat Servo
mekanik dan masih banyak yang lainnya.
15
Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan
berasal dari kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan
pengendalian.
5
Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan
mengontrol (mengawasi, memeriksa); pengawasan, pemeriksaan. 6
2.2.1 Jenis-Jenis Pengontrolan
Berdasarkan sifat pengontrolan, sistem pengontrolan dibagi menjadi
dua macam, adalah sebagai berikut :
a. Sistem Kontrol Loop Terbuka
Input
Controller
Proses
Output
Gambar 2.3. Sistem kontrol Loop Terbuka
b. Sistem Kontrol Loop Tertutup
Sistem kontrol loop tertutup adalah suatu sistem kontrol dimana sinyal
keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan.
Sistem kontrol loop tertutup sering juga disebut sistem kontrol umpan
balik. Jadi jelas perbedaannya antara sistem kontrol terbuka dengan
sistem
kontrol
tertutup,
yaitu
apakah
keluarannya
mempengaruhi aksi pengontrolan atau tidak.
5
6
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989, halaman 459
IBID, halaman 459
(output)
16
Input
Controller
Proses
Output
Elemen
Ukur
Gambar 2.4. Sistem kontrol Loop Tertutup
Keistimewaan pada sistem pengontrolan loop tertutup/umpan balik
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketelitian karena kemampuan terus menghasilkan
kembali masukkannya.
2. Mengurangi kepekaan perbandingan keluaran terhadap masukan
untuk perubahan ciri-ciri sistem.
3. Mengurangi akibat-akibat ketidaklinearan.
4. Memperbesar lebar pita/jangkauan frekuensi dari masukannya
dimana sistem tersebut akan memberikan tanggapan secara
memuaskan.
Selain berdasarkan sifat pengontrolannya, sistem pengontrolan juga
dapat dikelompokan berdasarkan cara pengoperasiannya, yaitu dibagi
menjadi dua cara adalah sebagai berikut :
a. Secara Manual
Sistem pengontrolan secara manual adalah suatu pengontrolan
yang biasa dilakukan. Misalkan menghidupkan dan mematikan
lampu listrik dengan menggunakan saklar.
17
b. Secara Otomatis
Sistem pengontrolan secara otomatis bisa dibagi menjadi dua yaitu
secara mekanik dan secara elektrik (komputer)
Adapun pengontrolan yang penulis lakukan adalah dengan
menggunakan sistem pengontrolan loop terbuka dengan pengoperasian
secara otomatis yaitu dengan komputer.
2.3
Web Server
2.3.1 Apa itu Web Server
Web server atau server web merupakan sebuah perangkat lunak
server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari client
yang dikenal dengan browser web, dan mengirimkan kembali hasilnya
dalam bentuk halaman – halaman web yang umum dalam bentuk HTML7.
Jadi pada dasarnya web server hanyalah sebuah perangkat lunak yang bisa
saja berada di komputer manapun, termasuk PC biasa.
2.3.2 Cara Kerja Web Server
Cara kerja kerja web server pada dasarnya hanya 2 (dua) yaitu :
1. Menerima permintaan (request) dari client.
2. Mengirimkan apa yang diminta oleh client (response).
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Web_server
18
Gambar 2.5. Prinsip kerja Web server
Penjelasan gambar :
1.
Client disini dapat berupa komputer desktop, dengan minimal
komputer tersebut memiliki browser dan terhubung melalui jaringan
lokal maupun internet.
2.
Komputer yang berfungsi sebagai server, dimana didalamnya
terdapat perangkat lunak web server, agar komputer ini dapat
diakses oleh client.
3.
Client / user akan meminta suatu halaman kepada web server dengan
mengetikan alamat web atau IP (Internet Protocol) pada URL di
browser untuk ditampilkan di komputer client.
4.
Web server mendapatkan permintaan dari client, kemudian server
akan mencari sesuai permintaan tersebut, jika ada maka server akan
segera menampilkannya, namun jika tidak ada maka server akan
memberi pesan kesalahan kepada client yang berupa “Error 404.
Page Not Found” yang artinya halaman tidak ditemukan.
19
2.4. Definisi Website
Secara terminologi, web atau website adalah kumpulan dari
halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain
atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web
(WWW) di Internet 8. Sebuah web page adalah dokumen yang ditulis dalam
format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa
diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari
server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web
browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk
sebuah jaringan informasi yang sangat besar.
Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah
URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman
situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang
ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka
sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.
Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar
para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut.
Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan,
yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut.
2.4.1 Sejarah Website
Penemu website adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee,
sedangkan website yang tersambung dengan jaringan, pertamakali muncul
pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika membuat website adalah untuk
8
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web.html
20
mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama
peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat
dimana Tim bekerja) menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan
secara gratis oleh semua orang.
Sebuah website bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau
individu, atau
menunjukkan
kepemilikan dari sebuah organisasi,
perusahaan, dan biasanya website itu menujukkan beberapa topik khusus,
atau kepentingan tertentu. Sebuah website bisa berisi hyperlink yang
menghubungkan ke website lain, jadi kadangkala perbedaan antara website
yang dibuat oleh individu perseorangan dengan website yang dibuat oleh
organisasi bisnis bisa saja tidak kentara.
Website ditulis, atau secara dinamik di konversi menjadi HTML
dan diakses melalui sebuah program software yang biasa disebut dengan
web browser, yang dikenal juga dengan HTTP Client. Halaman web dapat
dilihat atau diakses melalui jaringan komputer dan internet, perangkatnya
bisa saja berupa Personal Computer, Laptop Computer, PDA ataupun
Cellphone.
Sebuah website dibuat didalam sebuah sistem komputer yang
dikenal dengan Web Server, juga disebut HTTP Server, dan pengertian ini
juga bisa menunjuk pada software yang dipakai untuk menjalankan sistem
ini, yang kemudian menerima lalu mengirimkan halaman-halaman yang
diperlukan untuk merespon permintaan dari pengguna. Apache adalah
piranti lunak yang biasa digunakan dalam sebuah webserver, kemudian
setelah itu adalah Microsoft Internet Information Server (IIS).
21
2.4.2 Bahasa Pemrograman Web
Web Design bukan hanya tentang gambar. Selain harus dapat
menciptakan gambar-gambar kreatif Anda juga harus dapat mengerti dan
menggunakan bahasa-bahasa pemrograman yang umum digunakan dalam
Web Design. Dalam mendesain theme sebuah blog maupun website
setidaknya ada 4 bahasa utama yang harus Anda pelajari yaitu HTML,
PHP, CSS, dan JavaScript.
A. HTML
HTML (Hyper Text Markup Language) merupakan format
dokumen yang digunakan dalam WWW (World Wide Web).
Tugasnya adalah untuk menampilkan data dalam browser seperti
teks, gambar, link, dan elemen lainnya. Format penulisannya sebagai
berikut <namasintaks> ... </namasintaks>. Secara umum cara penulisan
urutan tag standar HTML dalam sebuah halaman Web adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.6. Contoh Bahasa HTML
HTML juga bisa digunakan untuk membuat berbagai
macam efek pada teks seperti tebal, miring, garis bawah, jenis huruf
dan juga mengatur warna. Kode HTML dalam sebuah halaman web
22
bisa dilihat dengan mudah. Jika Anda menggunakan Mozilla Firefox
cukup dengan menekan tombol Ctrl+U, ekstensi file HTML ini
bertipe *.html atau *.htm.
B. CSS
Dalam mendesain web/blog, CSS (Cascading Style Sheet)
memakan porsi yang cukup besar mungkin sekitar 50-60%. Maka
kelihaian Anda dalam mengolah skrip CSS sangat penting.
Tugasnya sangat penting yaitu mengatur layout halaman, format
teks, dan pewarnaan dan lain-lain. Secara umum cara penulisan
fungsi style dalam CSS adalah sebagai berikut:
Gambar 2.7. Contoh 1 bahasa CSS
Setiap nama style harus ditambahkan tanda . (titik)
didepannya. Misalnya membuat style untuk teks dengan nama
"huruf_arial" font Arial dan ukuran 18px, skripnya adalah sebagai
berikut:
23
Gambar 2.8. Contoh 2 bahasa CSS
Untuk menggunakan style yang telah kita buat dalam CSS
kehalaman HTML, skrip perintahnya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.9. Contoh 3 bahasa CSS
Anda juga bisa meletakkan skrip CSS dan HTML dalam 1
halaman, namun bagi kebanyakan orang hal itu dapat cukup
merepotkan karena baris skrip bisa menjadi sangat panjang. Maka
untuk memisahkannya copy saja skrip CSS tersebut mulai dari tag
<style type="text/css" media="screen"> hingga </style>
lalu meyimpannya dalam satu file dengan format namafile.css.
Untuk memanggil skrip CSS tersebut cukup dengan perintah:
24
Gambar 2.10. Contoh 5 bahasa CSS
Letakkan skrip diatas, 1 folder bersama dengan file html yang
ingin menggunakan style tersebut. Ekstensi file CSS ini bertipe
*.css.
C. PHP
Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal
Home Page (Situs Personal). PHP pertama kali dibuat oleh
Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih
bernama
FI
(Form
Interpreted),
yang
wujudnya
berupa
sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari
web.
Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk
umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber
ini menjadi open source, maka banyak programmer yang tertarik
untuk ikut mengembangkan PHP.
Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini
interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C.
Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang
meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.
25
Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis
ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih
cepat. Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis
interpreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai
PHP 3.0 dan singkatan PHP dirubah menjadi akronim berulang
PHP: Hypertext Preprocessing.
Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP
baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah
versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi
ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun
aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan
stabilitas yang tinggi.
Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti
dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga
memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam
PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah
paradigma berorientasi objek, berikut adalah contoh dari penulisan
kode php :
Gambar 2.11. Contoh bahasa PHP
penulisan kode php ini diawali dengan tanda <? atau <?php dan di
tutup dengan tanda ?>. tipe ekstensi file php ini adalah *.php .
26
D. JavaScript
Bahasa pemrograman JavaScript lebih sering ditemukan
pada plugin website maupun blog dari pada template. Tetapi ada juga
template web maupun blog yang menggunakan JavaScript agar
tampilannya terlihat lebih atraktif. Contoh dari pengaruh JavaScript
pada sebuah website atau blog adalah jika pointer mouser diarahkan
keatas icon maka tulisan halaman utama akan berubah sesuai dengan
nama icon yang ditunjuk. Itu semua bisa terjadi berkat kecanggihan
JavaScript, namun masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh
JavaScript. Berikut adalah contoh penulisan JavaScript :
Gambar 2.12. Contoh 1 bahasa JavaScript
Jika ingin menyimpan skript dalam satu file, copy semua skrip
tersebut
lalu
simpan
dengan
ektensi
*.js.
misalnya
skripgoogle.js. untuk memanggil skript yang ada didalamnya
cukup dengan menggunakan perintah ini :
Gambar 2.13. Contoh 2 bahasa JavaScript
27
2.5.
Mikrokontroler AT89S52
2.5.1. Perangkat Keras (Hardware)
Mikrokontroler AT89S51 dan AT89S52 merupakan seri terbaru
dibandingkan mikrokontroler AT89C51 yang telah banyak digunakan saat
ini. Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit
dengan 8 Kbyte Flash Programmable and Erasable Read Only Memory.
Mikrokontroler ini berteknologi memori non volatile kerapatan tinggi dari
Atmel yang kompatibel dengan mikrokontroler standar industri MCS-51
baik pin kaki IC maupun set instruksinya serta harganya yang cukup
murah.
Pada AT89S52 selain lebih cepat dalam pengisian program juga
lebih powerfull. Spesifikasi penting AT89S52 antara lain:

Kompatibel
dengan
keluarga
mikrokontroler
MCS51
sebelumnya.

8 Kbyte In-system Programmable (ISP) flash memori dengan
kemampuan 1000 kali baca/tulis.

Tegangan kerja 4-5 Volt.

Bekerja dengan rentang 0-33 MHz. 256 x 8 bit RAM internal.

32 jalur I/O yang dapat diprogram.

Tiga buah 16 bit timer/counter.

Delapan sumber interrupt.

Saluran full-duplex serial UART.

Watchdog timer

Dual data pointer.
28

Mode pemrograman ISP yang fleksibel (Byte dan Page Mode).
Gambar 2.14. Bentuk Fisik IC AT89S52 PDIP 40 Pin
(Sumber: AT89S52 Data Sheet, hal 1)
Gambar 2.15. Blok Diagram AT89S52
(Sumber: AT89S52 Data Sheet, hal 2)
29
AT89S52 mempunyai empat buah port yang masing-masing
mempunyai 8 jalur data, yaitu P0, P1, P2 dan P3. Tersedia dalam beberapa
macam bentuk fisik, antara lain; TQFP, PLCC, PDIP 40 Kaki, dan PDIP
42 kaki. Pada IC mikrokontoler diatas, penulis mengambil bentuk fisik
yang secara umum sering dipergunakan, yaitu PDIP 40 kaki. Fungsi dari
tiap-tiap kaki AT89S52 adalah sebagai berikut :

VCC (40)
Tegangan catu daya (5 Volt)

GND (20)
Ground

Port 0 (39-32)
Port 0 merupakan sebuah port 8 bit, bersifat open drain dan
dapat digunakan untuk masukan dan keluaran. Port 0 dapat
digunakan sebagai high input impedance, ketika logika 1
diberikan ke kaki port tersebut. P0 mempunyai internal pullups.

Port 1 (1-8)
Port ini merupakan 8 bit jalur I/O dengan internal pull-ups.
Keluaran Port 1 dapat dihubungkan ke empat buah TTL. Port 1
juga dapat menerima alamat dan data selama penulisan dan
pembacaan flash.

Port 2 (21-28)

Port ini merupakan 8 bit jalur I/O, dengan internal pull-ups.
Keluaran Port 2 dapat dihubungkan ke empat buah TTL. Port 2
30
mengeluarkan alamat data tinggi selama pengambilan data
menuju external memory. Selama pengaksesan ke external
memory menggunakan 16 bit alamat (MOVX @DPTR). Port 3
(10-17)
Mempunyai 8 bit saluran I/O dengan internal pull-ups. Port 3
mempunyai fungsi sampingan, yaitu:
Tabel 2.1. Fasilitas Spesial Port 3 AT89S52
(Sumber: Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, 2004)

Port Pin
Fungsi sampingan
P3.0
RXD (serial input port)
P3.1
TXD (serial output port)
P3.2
INT0 (external interrupt 0)
P3.3
INT1 (external interrupt 1)
P3.4
T0 (timer 0 external input)
P3.5
T1 (timer 1 external input)
P3.6
WR (external data memory write strobe)
P3.7
RD (external data memory read strobe)
RST (9)
Aktif selama dua siklus pada kondisi high

ALE/PROG(3)
Pada pelaksanaan instruksi.ALE, digunakan untuk menahan
alamat external memory akan aktif hanya selama perintah
MOVX atau MOVC.
31

PSEN (29)
Program Store Enable (PSEN), berfungsi untuk mengesekusi
external memory.

EA/VPP (31)
External
Access
Enable
(EA).
Mikrokontroler
akan
menjalankan instruksi-instruksi yang berada pada memory
external yang terletak pada alamat 0000H-FFFFH pada kondisi
low. Dan menjalankan instruksi internal saat kaki ini diberi
high.

XTAL 2 (18)
Sebagai masukan dari oscilator

XTAL 1 (19)
Sebagai keluaran dari oscilator
AT89S52 mempunyai sumber detak dalam (on chip oscilator),
yang digunakan untuk clock bagi AT89S52. Diperlukan tambahan kristal
atau resonator keramik dalam penggunaan internal oscillator, yang
diletakkan antara pin XTAL1 dan XTAL2 dengan sebuah kapasitor
menuju ground. Kristal yang digunakan memiliki frekwensi antara 3-24
MHz. Sedangkan kapasitornya bernilai 30 pF. Bila menggunakan external
clock, maka sumber dihubungkan dengan XTAL1 dan XTAL 2 tidak
berhubungan.
32
2.5.2. Register AT89S52
Register-register mikrokontroler AT89S52 adalah sebagai berikut:
1). Central Processing Unit (CPU)
Berfungsi sebagai tempat pemrosesan perintah program,
serta pengendali semua kinerja mikrokontroler. Terdapat dua
bagian, pertama adalah bagian control unit, yang berfungsi sebagai
pengendali semua komponen yang terdapat dalam mikrokontroler.
Bagian kedua adalah arithmetic and logical unit (ALU), yang
berfungsi melakukan semua perhitungan arithmatika, matematika,
dan logika sesuai dengan perintah program. Data atau instruksi dari
memori diambil dan dibawa oleh control unit menuju ke ALU saat
terjadi perhitungan-perhitungan tersebut.
2). Program Counter (PC)
Merupakan register yang berfungsi untuk menyimpan
alamat lokasi memori yang sedang mengalami pemrosesan.
Register ini berkapasitas 16 bit. Pada saat reset atau power-up, PC
selalu bernilai 000H, dan nilai tersebut akan bertambah setiap
sebuah perintah diproses. Penambahan tersebut tergantung pada
jumlah byte dari perintah yang sedang diproses.
3). Decoder Instruksi
Berfungsi untuk menerjemahkan setiap perintah yang
ditunjuk oleh program counter, dan menghasilkan sinyal yang
mengontrol fungsi dari setiap bagian dalam processor.
33
4). Stack Pointer (SP)
Adalah sebuah register 8 bit yang berperan khusus dalam
penunjukan alamat atau data yang berada paling atas (stack) pada
operasi penumpukkan di RAM. Register ini terletak pada alamat
81H. Penunjukan penumpukkan selalu berkurang dua, setiap kali
data didorong masuk menuju lokasi penumpukkan dan selalu
bertambah dua setiap kali data ditarik dari lokasi penumpukan.
5). Power Control Register (PCON)
Power
Control
Register
PCON
berfungsi
sebagai
pengontrol kebutuhan daya mikrokontroler. Register PCON ini
tidak dapat dialamati per bit. Berada di alamat 87H. Keterangan
bit-bit PCON adalah sebagai berikut:

SMOD, apabila ingin melipatgandakan baud rate port
serial, maka bit ini harus bernilai 1.

General Purpose Flag (GF1 dan GF0), untuk aplikasi
user.

Power Down (PD), bernilai 1 untuk menghasilkan mode
power down.

Idle (IDL), bernilai 1 untuk mengaktifkan mode idle.
6). Register Timer Mode (TMOD)
Register Timer Mode (TMOD) yang berfungsi sebagai
pengontrol
pemilihan
mode
operasi
untuk
timer/counter.
Sedangkan untuk pengontrol kerja timer/counter adalah register
timer control (TCON).
34
7). Serial Control Register (SCON)
Serial Control Register yang berfungsi untuk mengontrol
kerja port serial. Port serial pada Mikrokontroller AT89C51
bersifat full duplex, yang berarti dapat mengirim dan menerima
data secara bersamaan. Register penerima dan pengirim pada port
serial diakses pada SBUF (serial buffer).
8). Port
AT89S52 mempunyai empat buah port, yaitu port 0, port 1,
port 2, dan port 3, yang masing terletak di alamat 80H, 90H, A0H,
dan
B0H. Kesemua port tersebut dapat diakses dengan
pengalamatan secara bit, sehingga dapat dilakukan perubahan input
maupun output pada tiap-tiap pin tanpa mempengaruhi pin-pin
lainnya.
9). Data pointer (DPTR)
Adalah register 16 bit yang mempunyai dua bagian
register, yaitu data pointer low byte (DPL), dan data pointer high
byte (DPH). Masing-masing berada di alamat 82H dan 83H.
Digunakan untuk membentuk alamat berukuran 16 bit dalam
mengakses memori dari luar.
2.5.3. Perangkat Lunak (Software) Mikrokontroler AT89S52
Perangkat lunak (software) ini berguna untuk mendukung
perangkat keras (hardware) agar dapat bekerja dengan normal.
Didalamnya terdapat perintah atau instruksi penyusun program yang -
35
nantinya akan dijalankan oleh hardware.
1). Pengenalan Bahasa Assembly
Dalam mikrokontroler terdapat banyak deretan bit “1“ dan
“0“ yang memiliki arti sangat penting, karena merupakan sumber
informasi yang tersimpan dalam memori dan diproses dalam
mikrokontroler tersebut. Karena dalam pelaksanaannya bit-bit
tersebut susah dihafalkan, maka dibuatlah bahasa rakitan
(assembly), dan merupakan bahasa yang dipakai dalam menulis
program sumber pada mikrokontroler.
Program sumber assembly ini berupa kumpulan baris-baris
perintah yang ditulis pada perangkat lunak teks editor semisal
Notepad ataupun
Editor DOS. Biasanya disimpan
dalam
extension.ASM. Contoh bentuk program sumber assembly secara
umum adalah sebagai berikut:
Gambar 2.16. Bentuk Program Sumber Assembly
(Sumber: Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler, 2005)
Penjelasan
bagian-bagian
dari
mode
pengalamatan
assembly diatas dan istilah-istilah yang sering terdapat pada
program assembly adalah sebagai berikut:
36
a). Label (isi memori)
Berguna mewakili nomor memori program dari
perintah pada baris yang bersangkutan. Syarat-syarat dalam
pembuatan label tersebut adalah:

Harus diawali dengan huruf

Tidak boleh ada label yang sama dalam satu
program assembly

Maksimal 16 karakter

Tidak boleh adanya karakter spasi dalam label
b). Mnemonic (opcode)
Dapat juga disebut sebagai kode operasi, yang
berarti kode-kode yang akan dikerjakan oleh program
assembly. Terdapat dua macam mnemonic, yaitu yang
dipakai sebagai perintah, misalnya ADD, dan MOV, serta
mnemonic untuk mengatur kinerja program assembly,
misalnya ORG, EQU, dan DB, sehingga dinamakan
assembler directive.
c). Operand (1 dan 2)
Merupakan bagian yang terdapat di belakang
sekaligus sebagai pelengkap mnemonic. Merupakan suatu
objek yang harus dikerjakan oleh mnemonic. Jumlah
operand yang dibutuhkan oleh mnemonic dapat berbeda
pada setiap penyusunan program. Dapat berjumlah lebih
dari satu atau bahkan tidak ada sama sekali.
37
d). Komentar
Berguna sebagai bagian penjelasan dari proses kerja
ataupu adanya catatan tertentu pada bagian-bagian program.
Namun keberadannya tidak mutlak ada, tergantung dari
pembuat program itu sendiri.
e). Program Objek
Adalah hasil utama dari sebuah proses assembly,
berupa kode-kode yang hanya dikenali oleh mikrokontroler.
Program objek ini dapat berupa kode heksa ataupun biner.
f). Assembly Listing
Merupakan hasil dari proses assembly, yang berupa
campuran dari program objek, program sumber assembly,
dan alamat-alamatnya. Tersimpan dalam file dalam ekstensi
LST.
2.5.4. Mode Pengalamatan Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 memiliki lima teknik pengalamatan,
yang menunjukkan cara pengisian suatu lokasi memori, yaitu:
1). Pengalamatan Langsung
Teknik
pengalamatan
langsung
dilakukan
dengan
memberikan nilai ke suatu register secara langsung. Untuk
melaksanakan teknik pengalamatan langsung digunakan tanda #.
Contoh instruksi :
MOV A,#25H (Mengisi akumulator dengan bilangan 25H).
38
2). Pengalamatan Tak Langsung
Teknik pengalamatan tidak langsung menunjuk ke sebuah
register yang berisi lokasi alamat memori yang akan digunakan
dalam operasi. Lokasi yang sebenarnya tergantung pada isi register
saat perintah dijalankan. Untuk melaksanakan pengalamatan tidak
langsung digunakan simbol @. Contoh instruksi:
ADD A,@R1 (menambahkan isi RAM yang lokasinya ditunjukkan
oleh register R1 ke akumulator).
3). Pengalamatan Bit
Teknik pengalamatan bit adalah penunjukkan alamat lokasi
bit baik dalam RAM internal atau perangkat keras. Untuk
melakukan pengalamatan bit digunakan simbol titik (.), misalnya
FLAGS.3, 40.5, 21H.5, dan ACC.7. Contoh instruksi:
SETB TR1 (mengaktifkan TR1atau timer 1 on).
4). Pengalamatan data
Terjadi pada perintah saat nilai operand merupakan alamat
dari data yang akan diproses. Contoh instruksi:
Mov A, 00100010b (isi akumulator dengan data yang ada)
5). Pengalamatan kode
Merupakan pengalamatan yang terjadi ketika operand
berfungsi sebagai alamat dari perintah JUMP dan CALL.
39
2.5.5. Memory Mikrokontroler AT89S52
Secara umum AT89S52 mempunyai empat buah memori, yaitu
internal memory, special function register, flash perom, dan eksternal
memory. Struktur memori antara flash perom dengan ram internal terpisah
satu sama lain, sehingga walaupun suatu ketika keduanya mempunyai
alamat awal yang sama (00h), akan tetapi secara fisik tidak saling
berhubungan. RAM internal dialamati oleh ram address register,
sedangkan flash perom yang berfungsi menyimpan perintah-perintah
mikrokontroler dialamati oleh program address register.
1). Memori internal (on chip memori)
Berupa RAM internal dengan kapasitas 256 byte, yang
berfungsi menyimpan variabel atau data yang bersifat sementara.
Memori ini menempati alamat 00H-7FH
dan dapat diakses
menggunakan RAM address register. RAM internal terdiri atas:
a). Register Banks
Terdiri atas delapan buah register (R0-R7) yang menempati
alamat 00H-07H, setiap kali sistem direset.
b). Bit Addressable RAM
Setiap bit dari RAM yang menempati daerah alamat 20H2FH
dapat
diakses
secara
pengalamatan
bit
(bit
addressable). Dengan pengalamatan bit ini maka bit-bit
tersebut akan dapat diset, clear, AND, dan OR hanya
dengan satu perintah saja.
40
c). RAM Keperluan Umum
Menempati alamat mulai dari 30H hingga 7FH. Kelebihan
dari memori ini adalah dapat diakses dengan pengalamatan
langsung maupun tak langsung. Pengalamatan langsung
digunakan apabila salah satu operand merupakan bilangan
yang menunjukkan lokasi data yang dialamati. Sedangkan
pengalamatan tak langsung pada lokasi dari RAM internal
ini adalah akses data dari memori ketika alamat memori
tersebut tersimpan dalam suatu register R0 atau R1.
2). Special Function Register (SFR)
Merupakan sebuah peta memori pada mikrokontroler. Pada
AT89S52 SFR memiliki alamat dari 80H sampai FFH, sehingga
terdapat 128 lokasi alamat. SFR pada mikrokontroler Atmel
keluarga 51 ditunjukkan pada tabel 4. Pada bagian sisi kiri dan
kanan dituliskan alamat-alamatnya dalam format hexadesimal
Alamat
Alamat
Byte
Byte
Alamat Bit
Alamat Bit
7F
FF
General purpose RAM
30
F0
F7
F6
F5
F4
F3
F2
F1
F0
B
E0
E7
E6
E5
E4
E3
E2
E1
E0
ACC
D0
D7
D6
D55
D4
D3
D2
D0
PSW
BC
BB
BA
B9
B8
IP
B4
B3
B2
B1
B0
P3
AC
AB
AA
A9
A8
IE
A4
A3
A2
A1
A0
P2
B8
2F
7F
7E
7D
7C
7B
7A
79
78
2E
77
76
75
74
73
72
71
70
2D
6F
6E
6D
6C
6B
6A
69
68
2C
67
66
65
64
63
62
61
60
2B
5F
5E
5D
5C
5B
5A
59
58
2A
57
56
55
54
53
52
51
50
29
4F
4E
4D
4C
4B
4A
49
48
B0
B7
A8
AF
A0
A7
B6
A6
B5
A5
41
28
47
46
45
44
43
42
41
40
99
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
SBUF
27
3F
3E
3D
3C
3B
3A
39
38
98
9F
9E
9D
9C
9B
9A
99
98
SCON
26
37
36
35
34
33
32
31
30
25
2F
2E
2D
2C
2B
2A
29
28
90
97
96
95
94
93
92
91
90
P1
24
27
26
25
24
23
22
21
20
23
1F
1E
1D
1C
1B
1A
19
18
8D
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
TH1
22
17
16
15
14
13
12
11
10
8C
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
TH0
21
0F
0E
0D
0C
0B
0A
o9
o8
8B
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
TL1
20
o7
O6
o5
o4
o3
o2
o1
oo
8A
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
TL0
89
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
TMOD
1F
Bank 3
18
88
17
8F
8E
8D
8C
8B
8A
89
88
TCON
87
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
PCON
83
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
DPH
82
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
DPL
81
Bukan Bit Yang Dapat Teralamati
SP
Bank 2
10
0F
Bank 1
0B
7
Default Register bank for R0-R7
0
80
87
86
85
84
83
82
81
80
Tabel 2.2. Peta Memori RAM dan Special Function Register (SFR)
(Agvianto Eko Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51/ 52/ 55, Edisi I. Penerbit
Gava Media, Yogyakarta, 2002)
SFR terdiri dari beberapa macam register-register sebagai berikut:
a). Register A
Accumulator adalah sebuah register 8 bit yang merupakan
pusat dari semua operasi aritmatika dan operasi logika.
Digunakan
sebagai register untuk
menyimpan
data
sementara dan terletak pada alamat E0h
b). Register B
Register ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan
register A. Sehingga besama-sama dengan akumulator
digunakan dalam proses aritmatika dan logika. Selain itu
juga digunakan sebagai register scratch pad.
P0
42
c). Program Status Word (PSW)
Berisikan beberapa bit status yang mencerminkan keadaan
mikrokontroler. Berikut merupakan bit-bit penyusun PSW
dan penjelasan fungsinya.
d). Carry Flag (CY)
Adalah bit ke-8 yang berfungsi sebagai pendeteksi
terjadinya sisa (carry) pada operasi penjumlahan atau
terjadinya pinjam (borrow) pada operasi pengurangan.
Apabila operasi mengandung carry maka bit diset 1, dan
apabila mengandung borrow maka bit diset 0.
e). Auxiliary Carry (AC)
Menunjukkan adanya carry dari bit ketiga menuju bit
keempat pada operasi aritmatika, atau dari 4 bit terendah ke
4 bit tertinggi. Sehingga bit ini akan selalu pada saat proses
penjumlahan terjadi carry dari bit ketiga hingga bit
keempat.
f). Flag 0 (F0)
Menunjukkan hasil operasinya apakah nol atau tidak Bit ini
akan diset 1 jika hasil operasi adalah 0. Dan akan diset 0
jika hasil operasinya tidak 0. Fungsi lainnya adalah untuk
membandingkan dua buah data. Bila keduanya sama maka
bit akan diset 1, dan jika tidak sama maka bit akan diset 0.
43
3). Flash Perom (Programmable And Erasable Read Only
Memory)
Berbeda
dengan
seri-seri
sebelumnya,
AT89S52
mempunyai 8 kbyte flash perom, yang berarti memori sebesar itu
dapat ditulis atau dihapus dengan perangkat programmer. Dengan
teknologi dari ATMEL, membuat mokrokontroler ini memiliki
kemampuan dihapus dan ditulis ulang sebanyak 1000 kali serta
berisikan
perintah standard MCS-51. Flash perom baru akan
menjalankan program yang ada di dalamnya apabila terjadi reset
pada sistem, yang membuat pin EA/VP berlogika satu sehingga
mengaktifkan mikrokontroler dengan program yamg berasal dari
flash perom. Tetapi apabila pin tersebut berlogika nol, maka
mikrokontroler akan aktif dari program pada memori eksternalnya.
4). External Memory
External memory dibutuhkan keberadaannya pada saat
mikrokontroler harus menyimpan atau menjalankan program yang
melebihi kapasitas internal memorynya. Dalam hal ini dibutuhkan
suatu memori tambahan yng memiliki kapasitas cukup besar untuk
menyimpan ataupun menjalankan program tersebut. Memori
eksternal yang bersifat programable-eraseble berguna juga dalam
mengemulasikan program yang sedang dalam taraf pengembangan.
Dengan artian bahwa program yang bersifat sementara tersebut
masih bisa dirubah dengan mudah. Contoh adalah external memory
IC 74HC573.
44
2.5.6. Timer dan Counter dalam Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 mempunyai dua buah timer, yaitu timer
0 dan timer 1. Keduanya dapat digunakan sebagai timer ataupun counter,
yang berfungsi sebagai pengatur waktu kerja yang dibutuhkan AT89S52.
Timer yang dipergunakan sebagai timer digunakan untuk menghitung
waktu dari sebuah kejadian. Sedangkan penggunaan timer sebagai counter
berfungsi untuk menghitung munculnya kejadian yang ditandai dengan
adanya trigger. Masing-masing timer mempunyai counter 16 bit yang
dapat diatur keaktifan dan mode operasinya. Pada mikrokontroler,
pengaturan timer melalui beberapa register yang terdapat pada Special
Function Register (SFR). Register-register timer tersebut adalah:
1) Register Timer Mode (TMOD)
TMOD adalah register delapan bit yang tidak dapat diakses
secara bit. Beralamat di 89H.
2) THx dan TLx
Merupakan register yang menunjukan nilai dari timer, di
mana masing-masing timer mempunyai dua buah register, yaitu:
a). THx untuk high byte
TH0 : Timer 0 high byte terletak pada alamat 8AH
TH1 : Timer 1 high byte terletak pada alamat 8CH
b). TLx untuk low byte
TL0 : Timer 0 low byte terletak pada alamat 8BH.
TL1 : Timer 1 low byte terletak pada alamat 8DH.
45
3) TCON (Timer Control Register)
Register ini hanya terdiri atas empat bit, yaitu TCON.4,
TCON.5, TCON.6, dan TCON.7 yang berhubungan dengan fungsi
timer.

TCON.7 atau TF. Timer 1 Overflow Flag set bila timer
overflow. Bit ini dapat di clear oleh software atau
peralatan saat program menuju ke alamat yang ditunjuk
oleh vector interrupt.

TCON. 6 atau TR1, 1 = Timer 1 aktif, 0 = Timer 1 tidak
aktif.

TCON. 5 atau TF0. Sama dengan TF1.

TCON. 4 atau TR0: Sama dengan TR1
Jenis-jenis Mode Timer adalah sebagai berikut:
a). Mode. 0 Timer 13 bit
Timer mode 0, menggunakan register TLx (TL0 atau TL1)
hanya pada lima
bit
terendahnya saja,
sedangkan
penggunaan register THx ( TH0 atau TH1) tetap sebesar 8
bit.
b). Mode 1 Timer 16 bit
Timer
mode 1 mikrokontroler AT89S52 menggunakan
semua bit TLx, sehingga mode 1 merupakan timer/counter
16 bit. TLx akan bertambah hingga bernilai FFH. Pada saat
ada perubahan nilai TLx dari FFH ke 00H, maka THx
46
akan- bertambah 1.
c). Mode 2 Timer 16 bit
Merupakan timer/counter 16 bit, yang digunakan sebagai
timer atau event counter. Timer 2 mempunyai tiga mode,
yaitu capture, auto-reload, dan baud rate generator. Timer
2 terdiri dari dua buah register 8 bit, yaitu TH2 dan TL2.
d). Mode 3
Pada mode 3, timer/counter 0 menjadi 2 buah timer/counter
8 bit, sedangkan timer/counter 1 akan berhenti. TL0 akan
menjadi timer/counter 0 (meliputi GATE, C/T’, TR0,
INT0, dan TF0). TH0 akan menjadi timer 8 bit (bukan
counter) yang dikendalikan oleh bit control timer/counter 1
(meliputi TR1 dan TF1). Timer/counter 1 masih dapat
dioperasikan dalam mode selain di mode 3.
2.5.7. Operasi Port Serial Mikrokontroler AT89S52
Terdapat on chip serial port pada mikrokontroler AT89S52. Hal ini
membuatnya dapat melakukan komunikasi data serial secara full duplex,
sehingga port tersebut masih dapat menerima data, pada saat proses
pengiriman data berlangsung. Untuk keperluan penampungan data yang
diterima maupun yang akan dikirim, didalam AT89S52 tersedia register
SBUFF, yang terletak di alamat 99H. SBUFF berfungsi sebagai buffer,
sehingga pada saat pembacaan data pertama oleh mikrokontroler
sedangkan data kedua belum diterima, data yang dibaca pertama tersebut
47
tidak hilang. Proses komunikasi data serial dalam mikrokontroler
AT89S52, digambarkan dalam diagram di bawah ini:
Gambar 2. 17. Struktur Komunikasi Chip Serial Keluarga 8051
(Sumber: Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, 2003)
Pada saat proses pembacaan register SBUFF, data yang masuk dari
port serial akan diterima dan ditampung pada receive buffer register, lalu
diteruskan ke jalur internal bus. Sedangkan pada proses penulisan register
SBUFF, data yang ditulis dari internal bus ditampung dalam transmit
buffer register dahulu, sebelum dikirimkan menuju port serial.
Port serial mikrokontroler AT89S52 dapat mendukung komunikasi
data serial secara synkron maupun asynkron. Pada komunikasi synkron,
clock dari sumber data dikirimkan bersama sama dengan data serialnya,
sedangkan pada komunikasi asynkron, tidak ada pengiriman clock dari
sumber datanya. Untuk memenuhi kebutuhan clock dalam cara komunikasi
ini maka masing masing sumber data maupun penerima data
membangkitkan clocknya sendiri sendiri. Komunikasi data asynkron
menggunakan “start bit” sebagai tanda memulai pengiriman, dan
menggunakan “stop bit” sebagai tanda selesainya pengiriman setiap 1 byte
48
data. Keduanya berasal dari bagian sumber data, yang dikirimkan menuju
bagian penerima datanya.
Komunikasi synkron pada port serial mikrokontroler AT89S52
selalu digunakan untuk mengakses shift register PISO (pararel input
serial output) untuk penerimaan data, dan SIPO (serial input pararel
output) untuk proses pengiriman data. Shift register tersebut biasanya
berupa IC shift register ataupun dari mikrokontroler lain. Sedangkan
komunikasi asinkron selalu digunakan untuk mengakses komponenkomponen yang memiliki fasilitas UART (universal asynchronous
receiver/transmitter), seperti pada port serial PC atau port serial
mikrokontroler lain.
1) Mode kerja Port Serial
Register yang dipakai oleh mikrokontroler 89S52 untuk mengatur
komunikasi serialnya dinamakan SCON (Serial Control).
Tabel 2.3. Alokasi Bit SCON
(Sumber: Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, 2003)
Keterangan:

SM0: Serial Port Mode bit 0

SM1: Serial Port Mode bit 1
Kedua bit diatas berfungsi sebagai pengatur mode serial.

SM2: Serial Port Mode bit 2, merupakan bit untuk komunikasi
pada kondisi set.
49

REN: Receive Enable, adalah bit yang berperan dalam
mengaktifkan penerimaan data dari port serial pada kondisi
set.

TB8: Transmit bit 8, bit ke 9 yang akan dikirimkan pada mode
2 atau 3.
Bit REN dan TB8 diatas di set dan clear oleh perangkat lunak.

RB8: Receive bit 8, bit ke 9 yang diterima pada mode 2 atau 3.
Pada Mode 1 bit ini berfungsi sebagai stop bit.

TI: Transmit Interrupt Flag, bit yang akan set pada akhir
pengiriman karakter.

RI: Receive Interrupt Flag, bit yang akan set pada akhir
penerimaan karakter.
Bit TI dan RI diatas diset oleh perangkat keras dan diclear oleh
perangkat lunak.
2). Mode operasi port serial:
a). Mode 0 Shift Register 8 bit
Mode ini menggunakan komunikasi data sinkron pada
Port Serialnya, sehingga memerlukan sinyal clock sebagai
sinkronisasi. Pada mikrokontroler 89C51, P3.0/RXD untuk jalur
pengiriman maupun penerimaan data, sedangkan P3.1/TXD
berfungsi sebagai saluran clocknya. Pengiriman data dilakukan
secara sinkron dengan menuliskan data yang akan dikirimkan
ke dalam register SBUF, dengan menggunakan frekwensi
sebesar 1/12 dari frekwensi kristal yang digunakan oleh
50
oscilator pada mikrokontroler.
b). Mode 1 UART 8 bit Dengan Baud Rate Yang Dapat Diatur
Komunikasi data serial dilakukan secara asinkron
menggunakan 8 bit data. Terdiri atas satu bit start, delapan bit
data dan satu bit stop, jadi keseluruhan data yang digunakan
adalah sepuluh bit. Pada mode ini Baud Rate diatur
menggunakan Timer 1. Mode ini merupakan mode UART,
sehingga menggunakan fungsi alternatif dari P3.0 yang
berfungsi sebagai kaki untuk penerimaan data serial (RXD) dan
P3.1 yang berfungsi sebagai pengiriman data serial (TXD).
c). Mode 2 UART 9 bit Dengan Baud Rate Permanen
Komunikasi data serial dilakukan menggunakan sebelas
bit secara asinkron. Yang terdiri dari satu bit start, delapan bit
data, satu bit ke-9 yang dapat diatur, dan satu bit stop. Pada
proses pengiriman data, bit ke 9 diambil dari bit TB8 dan pada
proses penerimaan data bit ke 9 diletakkan pada RB8.
d). Mode 3 UART 9 bit Dengan Baud Rate Yang Dapat Diatur
Baud rate pada mode ini diatur oleh timer 1. Sedangkan
karakteristik lainnya sama dengan mode 2.
2.5.8. Kode Instruksi Mikrokontroler
Pada mikrokontroler AT89S51 terdapat 256 kode instruksi, yang
kesemuanya dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yang terdiri atas
instruksi 1 byte sampai 4 byte. Menurut fungsinya instruksi tersebut dapat
dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
51
1) Instruksi Pemindahan Data
Fungsi instruksi ini hanya menyalin data dari suatu lokasi
memori (sumber) ke lokasi lain (tujuan), tanpa terjadi perubahan isi
data dari sumber. Selain lokasi memori, data juga dapat
dipindahkan dari suatu register ke register lain.
2) Instruksi Aritmatika
Berfungsi untuk melakukan operasi aritmatika yang
meliputi penjumlahan, pengurangan, penambahan satu (increment),
pengurangan satu (decrement), perkalian dan pembagian.
3) Instruksi Logika dan Manipulasi Bit
Instruksi yang berhubungan dengan operasi logika pada
akumulator dan manipulasi bit. Instruksi ini terdiri atas AND, OR,
XOR, perbandingan, pergeseran, dan komplemen data.
4) Instruksi Percabangan
Instruksi percabangan berfungsi untuk mengubah urutan
normal pelaksanaan suatu program. Dengan adanya instruksi ini
maka program yang sedang berjalan dapat mencabang ke suatu
alamat yang lain. Terdiri atas percabangan bersyarat (misalnya
CJNE) dan percabangan tanpa syarat (misalnya ACALL).
5) Instruksi Stack, I/O, dan Kontrol.
Instruksi ini mengatur penggunaan stack, membaca atau
menulis port I/O, serta pengontrolan-pengontrolan.
52
2.6.
Serial Port
2.6.1. Konsep Komunikasi Serial pada Komputer
Komunikasi serial adalah komunikasi yang dilakukan dengan
mengirimkan dan menerima data 8 bit secara satu per satu. Dikenal dua
cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data secara sinkron
dan komunikasi data secara asinkron. Komunikasi data secara sinkron
adalah clock dikirimkan bersama-sama dengan data serial. Sedangkan
komunikasi data serial secara asinkron adalah clock tidak dikirimkan
bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara sendiri-sendiri baik pada
sisi pengirim (Transmitter) maupun pada sisi penerima (Receiver). Pada
IBM PC kompatibel port serialnya termasuk jenis asinkron. Komunikasi
data serial ini dikerjakan oleh UART (Universal Asynchronous
Receiver/Transmitter). IC UART khusus dibuat untuk mengubah data
paralel menjadi data serial dan menerima data serial yang kemudian
dirubah kembali menjadi data paralel.
Pada UART, kecepatan pengiriman data (baud rate) dan fase clock
pada sisi transmitter dan pada sisi receiver harus sinkron. Untuk itu
diperlukan sinkronisasi antara transmitter dan receiver. Hal ini dilakukan
oleh bit Start dan bit Stop. Ketika saluran transmisi dalam keadaan idle,
output UART adalah dalam keadaan logika 1. Ketika transmitter ingin
mengirimkan data, output UART akan diset lebih dulu ke logika 0, untuk
waktu satu bit. Sinyal ini pada receiver akan dikenal sebagai sinyal Start
yang digunakan untuk mensinkronkan fase clocknya sehingga sinkron
dengan fase clock transmitter. Selanjutnya, data akan dikirimkan secara
53
serial dari bit yang paling rendah (bit 0) sampai bit tertinggi. Selanjutnya
akan dikirimkan sinyal Stop sebagai akhir dari pengiriman data secara
serial. Cara pemberian kode data yang disalurkan tidak ditetapkan secara
pasti.
Kecepatan pengiriman data (baud rate) dapat dipilih bebas dalam
rentang tertentu. Baud rate yang umum dipakai adalah 110, 135, 150, 300,
600, 1200, 2400, dan 9600 (bit/detik). Dalam komunikasi data serial, baud
rate dari kedua alat yang berhubungan harus diatur pada kecepatan yang
sama. Selanjutnya harus ditentukan panjang data (6,7 dan 8 bit), paritas
(genap, ganjil atau tanpa paritas), dan jumlah bit Stop (1, 11/2, atau 2 bit).
2.6.2. Karakteristik Sinyal Port Serial
Standard sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah
Standard RS232 yang dikembangkan oleh Electronic Industry Association
and the Telecomunication Industry Association (EIA/TIA) yang pertama
kali dipublikasikan pada tahun 1962. ini terjadi jauh sebelum IC TTL
populer sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama sekali dengan level
tegangan IC TTL. Standard ini hanya menyangkut komunikasi data antara
komputer (Data Terminal Equipment – DTE) dengan alat-alat pelengkap
komputer (Data Circuit-Terminating Equipment – DCE). Standard RS232
inilah yang biasa digunakan pada port serial IBM PC kompatibel.
Standard sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan
sebagai berikut:
1). Logika ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 volt hingga -25
volt.
54
2). Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 volt hingga +25
volt.
3). Tegangan antara -3 volt hingga +3 volt adalah invalid level,
yaitu daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti
sehingga harus dihindari. Demikian juga, level tegangan lebih
negatif dari -25 volt atau lebih positif dari +25 volt juga harus
dihindari karena tegangan tersebut dapat merusak line driver
pada saluran RS232.
Gambar berikut ini adalah contoh level tegangan RS232 pada
0V
1
0
0
0
0
0
1
0
STOP
+ 25 V
START
pengiriman huruf “A” dalam format ASCII tanpa bit paritas.
- 25 V
Gambar 2.18. Level tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A” tanpa bit
paritas
(Sumber: Teori dan Praktek Intervacing Port Paralel dan Port Serial Komputer
dengan Visual Basic 6.0, 2004)
2.6.3 Flow Control
Berfungsi untuk mengontrol kecepatan transfer data dari DTE
(Data Terminal Equipment) ke DCE (Data Circuit Terminating
Equipment) agar tidak mengalami Overflow. Dikenal dua macam flow
control, yaitu secara software dan secara hardware. Flow control secara
software sering disebut Xon/Xoff Flow Control menggunakan karakter
55
Xon (tipikalnya karakter ASCII 17) dan karakter Xoff (tipikalnya karakter
ASCII 19) untuk melakukan kontrol.
Flow control secara hardware atau sering disebut RTS/CTS Flow
Control menggunakan dua kabel untuk mengirimkan data ke DCE. Jika
buffer di DCE siap komputer akan membalas dengan menset saluran Clear
to Send dan komputer akan mulai mengirimkan data. Jika buffer telah
penuh, maka saluran akan direset dan komputer akan menghentikan
pengiriman data sampai saluran ini diset kembali.
2.6.4 Konfigurasi Port Serial
Pada komputer IBM PC kompatibel biasanya kita dapat
menemukan konektor port serial DB-9 seperti terlihat pada gambar 2 dan
3. Komputer memiliki dua port serial biasa dinamai Com1 dan Com2,
tetapi ada beberapa komputer yang hanya memiliki satu port serial DB-9
yaitu Com1. Nama-nama pin port DB-9 terdapat pada tabel 1.
Gambar 2.19. Konektor serial DB-9 (Female)
(Sumber: Teori dan Praktek Intervacing Port Paralel dan Port Serial Komputer
dengan Visual Basic 6.0, 2004)
56
Gambar 2.20. Konektor serial DB-9 (Male)
(Sumber: Teori dan Praktek Intervacing Port Paralel dan Port Serial Komputer
dengan Visual Basic 6.0, 2004)
Nomor
Nama
Pin
Sinyal
Direction
Keterangan
Data Carrier Ditect / Received Line
1
DCD
In
2
RXD
In
Receive Data
3
TXD
Out
Transmit Data
4
DTR
Out
Data Terminal Ready
5
GND
-
Ground
6
DSR
In
Data Set Ready
7
RST
Out
Request to Send
8
CTS
In
Clear to Send
9
RI
In
Ring Indicator
Signal Detect
Tabel 2.4. konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9
Keterangan mengenai fungsi register-register tersebut adalah
sebagai berikut:

Receiver Line Signal Ditect, dengan saluran ini DCE
memberitahukan ke DTE bahwa pada terminal masukan ada
data masuk.

Receive Data, digunakan DTE menerima data dari DCE.

Trasmit Data, digunakan DTE mengirimkan data ke DCE.
57

Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan
kesiapan terminalnya.

Signal Ground, saluran ground.

Ring Indikator, pada saluran ini DCE memberitahu ke DTE
bahwa sebuah stasiun menghendaki hubungan dengannya.

Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan
bahwa DTE boleh mengirim data.

Reques To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim
data oleh DTE.

DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa
DCE sudah siap.
Untuk dapat menggunakan port serial kita perlu mengetahui
alamatnya. Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan
COM2. Base Address COM1 biasanya adalah 1016 (3F8H) dan COM2
biasanya 760 (2F8H). Alamat tersebut adalah alamat yang biasa digunakan,
tergantung dari komputer yang digunakan, tepatnya kita bisa melihat pada
peta memori tempat menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h
untuk base address COM1 dan memori 0000.0402h untuk base address
COM2.
Setelah kita mengetahui base address-nya, maka kita dapat
menentukan alamat register-register yang digunakan untuk komunikasi port
serial. Berikut adalah tabel register-register tersebut beserta alamatnya.
58
Nama Register
COM1
COM2
TX Buffer
3F8h
2F8h
RX Buffer
3F8h
2F8h
Baud rate Divisor Latch LSB
3F8h
2F8h
Baud rate Divisor Latch MSB
3F9h
2F9h
Interupt Enable Register
3F9h
2F9h
Interupt Identification Register
3Fah
2Fah
Line Control Register
3FBh
2FBh
Modem Control Register
3FCh
2FCh
Line Status Register
3FDh
2FDh
Modem Status Register
3Feh
2Feh
Tabel 2.5. Nama register yang digunakan beserta alamatnya
2.7.
Teori Jaringan
Jaringan adalah suatu teknologi pengiriman data dari satu titik
ketitik yang lain. Jaringan merupakan sekumpulan peralatan komputer
yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan
membagi sumber daya. Dalam jaringan pengiriman data dapat dilakukan
melalui media nirrkabel (Wireless), dan media kabel.
2.7.1. Topologi jaringan
Tujuan dari suatu jaringan adalah menghubungkan jaringanjaringan yang telah ada dalam jaringan tersebut sehingga informasi dapat
ditransfer dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Adapun struktur jaringan
yang digunakan dalam menghubungkan koneksi antar lokasi yaitu :

Bus

Ring
59

Star

Extended Star

Hierarchical topology

Mesh
Setiap topologi memuliki karakteristik yang berdeda-beda dan
masing-masing juga memiliki keuntungan dan kerugian. Topologi tidak
tergantung kepada medianya dan setiap topologi biasanya menggunakan
media sebagai berikut :

Twisted Pair

Coaxial Cable

Optical Cable

Wireless
Topologi dibagi menjadi dua jenis yaitu Physical Topology dan
Logical Topologi. Dibawah ini adalah jenis-jenis Physical Topologi.
a.
Topologi Bus atau Daisy Chain. Topologi ini memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Merupakan satu kabel yang kedua ujung nya ditutup, dimana
sepanjang kabel terdapat node-node
2. Umum digunakan karena sederhana dalam instalasi
3. Signal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi
collision
4. Problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen
kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.
b. Topologi Ring. Topologi ini mempuyai karakteristik sebagai berikut:
60
1. Llingkaran tertutup yang berisi node-node
2. Sederhana dalam layout
3. Signal mengalir dalam satu arah, sehingga dapat menghindarkan
terjadinya collision (dua paket data bercampur), sehingga
memungkinkan pergerakan data yang cepat dan collision detection
yang lebih sederhana
4. Problem: sama dengan topologi bus
5. Biasanya topologi ring tidak dibuat secara fisik melainkan
direalisasikan dengan sebuah consentrator dan kelihatan seperti
topologi star
c.
Topolog Star. Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic
data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
2. Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel
yang langsung terhubung ke central node.
3. Keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya
tidak terganggu.
4. Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya
menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.
d. Topologi Extended Star
Topologi Extended Star merupakan perkembangan lanjutan
dari topologi star dimana karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan
topologi star yaitu :
61
1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node, sedangkan sub
node berkomunikasi dengan central node. traffic data mengalir dari node
ke sub node lalu diteruskan ke central node dan kembali lagi.
2. Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan penghubung yang
banyak atau melebihi dari kapasitas maksimal penghubung.
3. Keunggulan : jika satu kabel sub node terputus maka sub node yang
lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node terputus maka semua
node disetiap sub node akan terputus
4. Tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya
menghandel satu traffic node, karena untuk berkomunikasi antara satu
node ke node lainnya membutuhkan beberapa kali hops.
e.
Topologi hierarchical
Topologi ini biasa disebut sebagai topolodi tree. Dibangun
oleh seperti halnya topologi extended star yang dihubungkan melalui
sub node dalam satu central node. Topologi ini dapat mensupport baik
baseband maupun broadband signaling dan juga mensupport baik
contention maupun token bus access.
f.
Topologi Mesh
MESH topologi dibangun dengan memasang link diantara
atation-station. Sebuah ‘fully-connected mesh’ adalah sebauh jaringan
dimana setiap terminal terhubung secara langsung ke semua terminalterminal yang lain. Biasanya digunakan pada jaringan komputer kecil.
Topologi ini secara teori memungkinkan akan tetapi tidak praktis dan
biayanya cukup tinggi untuk di-implementasikan. Mesh topologi
62
memiliki tingkat redundancy yang tinggi. Sehingga jika terdapat satu
link yang rusak maka suatu station dapat mencari link yang lainnya.
Gambar 2.21. Jenis-jenis topologi
Sedangkan Logical Topology adalah FDDI, Token Ring, dan Ethernet.
2.7.2. Tipe Jaringan
Dalam jaringan terdapat tiga buah peran yang dijalankan. Yang
pertama adalah client. Peran ini hanya sebatas pengguna tetapi tidak
menyediakan sumber daya (sharing), informasi, dan lain-lain. Peran kedua
adalah sebagai peer, yaitu client yang menyediakan sumber daya untuk
dibagi kepada client lain sekaligus memakai sumber daya yang tersedia
pada client yang lain (peer to peer). Sedangkan peran yang terakhir adalah
sebagai server, yaitu menyediakan sumber daya secara maksimal untuk
digunakan oleh client tetapi tidak memakai sumber daya yang disediakan
oleh client. Dibawah ini akan dijelaskan jenis-jenis jaringan yang ada.
63
a. Jaringan Berbasis Server
Jaringan berbasis server atau client-server diartikan dengan
adanya server didalam sebuah jaringan yang menyediakan mekanisme
pengamanan dan pengelolaan jaringan tersebut. Jaringan ini terdiri dari
banyak client dari satu atau lebih server. Client juga biasa disebut frontend meminta layanan seperti penyimpanan dan pencetakan data ke
printer jaringan, sedangkan server yang sering disebut back-end
menyampaikan permintaan tersebut ke tujuan yang tepat.
Pada Windows NT, Windows 2000, dan Windows Server
2003, jaringan berbasis server diorganisasikan di dalam domaindomain. Domain adalah koleksi jaringan dan client yang saling berbagi
informasi. Keamanan domain dan perizinan log on dikendalikan oleh
server khusus yang disebut domain controller. Terdapat satu pengendali
domain utama atau Primary Domain Controller (PDC) dan beberapa
domain controller pendukung atau backup Domain Controller (BDC)
yang membantu PDC pada waktu-waktu sibuk atau pada saat PDC
tidak berfungsi karena alasan tertentu.
Primary Domain Controller juga diterapkan di dalam jaringan
yang menggunakan server Linux. Software yang cukup andal
menangani masalah ini adalah samba yang sekaligus dapat digunakan
sebagai penyedia layanan file dan print yang membuat computer
Windows dapat mengakses file-file di mesin Linux dan begitu pula
64
sebaliknya. Jaringan berbasis server memiliki beberapa keuntungan
diantaranya adalah :
1. Media penyimpanan data yang terpusat memungkinkan semua user
menyimpan dan menggunakan data di server dan memberikan
kemudahan melakukan back-up data di saat kritis. Pemeliharaan data
juga menjadi lebih mudah karena data tidak tersebar di beberapa
computer.
2. Kemampuan server untuk menyatukan media penyimpanan di satu
tempat akan menekan biaya pembangunan jaringan. Server yang
telah dioptimalkan membuat jaringan berjalan lebih cepat daripada
jaringan peer-to-peer. Membebaskan user dari pekerjaan mengelola
jaringan.
3. Kemudahan mengatur jumlah pengguna yang banyak. Kemampuan
untuk sharing peralatan mahal seperti printer laser. Mengurangi
masalah keamanan karena pengguna harus memasukkan password
untuk setiap peralatan jaringan yang akan digunakan.
b. Jaringan Peer-to-peer
Setiap computer di dalam jaringan peer mempunyai fungsi
yang sama dan dapat berkomunikasi dengan computer lain yang telah
memberi izin. Jadi, secara sederhana setiap komputer pada jaringan
peer berfungsi sebagai client dan server. Jaringan peer digunakan di
sebuah kantor kecil dengan jumlah computer sedikit, dibawah sepuluh
workstation.
65
c. Jaringan Hybrid
Jaringan hybrid memiliki semua yang terdapat pada tiga tipe
jaringan di atas. Ini berarti pengguna dalam jaringan dapat mengakses
sumber daya yang dishare oleh jaringan peer, sedangkan di waktu
bersamaan juga dapat memanfaatkan seumber daya yang disediakan
oleh server.
Keuntungan jaringan hybrid adalah sama dengan keuntungan
menggunakan jaringan berbasis server dan berbasis peer. Jaringan
hybrid memiliki kekurangan seperti pada jaringan berbasis server.
2.8.
TCP/IP
2.8.1. Sejarah TCP/IP
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan
paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced
Research Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara itu ARPANET
terus bertambah besar sehingga protokol yang digunakan pada waktu itu
tidak mampu lagi menampung jumlah node yang semakin banyak. Oleh
karena itu DARPA mendanai pembuatan protokol komunikasi yang lebih
umum, yakni TCP/IP. Ia diadopsi menjadi standard ARPANET pada tahun
1983.
Untuk memudahkan proses konversi, DARPA juga mendanai suatu
proyek yang mengimplementasikan protokol ini ke dalam BSD UNIX,
sehingga dimulailah perkawinan antara UNIX dan TCP/IP.. Pada awalnya
internet digunakan untuk menunjukan jaringan yang menggunakan internet
protocol (IP) tapi dengan semakin berkembangnya jaringan, istilah ini
66
sekarang sudah berupa istilah generik yang digunakan untuk semua kelas
jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk pada komunitas jaringan
komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol TCP/IP.
Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi
standar de-facto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat
pada protokol itu sendiri yang merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu :
a.
Perkembangan protokol TCP/IP menggunakan standar protokol
terbuka
sehingga
mengembangkan
tersedia
secara
luas.
Semua
orang
bisa
perangkat lunak untuk dapat berkomunikasi
menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP
meluas dengan sangat cepat, terutama dari sisi pengadopsian oleh
berbagai sistem operasi dan aplikasi jaringan.
b. Tidak tergantung pada perangkat keras atau sistem operasi
jaringan tertentu sehingga TCP/IP cocok untuk menyatukan
bermacam macam network, misalnya Ethernet, token ring, dial-up
line, X-25 net dan lain lain.
c.
Cara
pengalamatan
memungkinkan
bersifat
komputer
dapat
unik
dalam
skala
mengidentifikasi
global,
secara
unik
komputer yang lain dalam seluruh jaringan, walaupun jaringannya
sebesar
jaringan
worldwide
Internet.
Setiap
komputer
yang
tersambung dengan jaringan TCP/IP (Internet) akan memiliki address
yang hanya dimiliki olehnya.
67
d. TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya
yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.
e.
Arsitektur dan Protokol Jaringan TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisanlapisan ( layer ) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol
tersendiri.
ISO
(International
Standard
Organization)
telah
mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan komputer yang
dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard
ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi
antara 2 komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Gambar 2.22. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP
Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari
lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup oleh arsitektur TCP/IP.
Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah
sbb :
1. Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang
mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan,
68
arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media
komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat
fleksibel
sehingga
dapat
mengintegralkan
mengintegralkan
berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
2. Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan
Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data
frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal.
Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi
kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol
yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik,
Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket
Radio dsb.
3. Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi
antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti
Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas
puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini
bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat
menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan
ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan
internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet).
Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah:
 Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat
Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal
dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena
69
pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada
level ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis
media dan komputer yang digunakan.
 Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim
agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan
fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol
yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya
ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali
terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan.
Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan
dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
4. Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan
pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini
menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima
adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
 Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi
paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim
tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi
kemampuan penerima dalam menerima data.
 Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data
dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk
memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika
70
ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka
penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan
mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi.
Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti.
Pada
TCP/IP,
protokol
yang
dipergunakan
adalah
Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram
Protocol ( UDP ). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan keandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk
aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek dan tidak
menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control
dan error detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya
pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme
pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga
unreliable protocol. Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi
dan penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan
UDP sebagai protokol transport. Contohnya adalah aplikasi
database yang hanya bersifat query dan response, atau aplikasi lain
yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference.
Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau
suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk
dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
5. Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur
TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang
dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada
71
lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat
dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer
Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol)
untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk
aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk
distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya
menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga
protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
2.8.2 Internet Protocol
Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke
alamat yang tepat. Oleh karena itu Internet Protokol memegang peranan
yang sangat penting dari jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan
TCP/IP pasti bertumpu kepada Internet Protocol agar dapat berjalan
dengan baik. Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke
tujuan karena beberapa hal berikut:
a.
Adanya bit error pada saat pentransmisian datagram pada suatu
medium
b. Router yang dilewati mendiscard datagram karena terjadinya kongesti
dan kekurangan ruang memori buffer
c.
Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router
yang down
d. Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping
72
Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra diluar informasi/data yang
dibawanya. Selain informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat kontrol.
Dari sisi efisiensi, semakin besar jumlah bit ekstra ini, maka semakin kecil
efisiensi komunikasi yang berjalan. Sebaliknya semakin kecil jumlah bit
ekstra ini, semakin tinggi efisiensi komunikasi yang berjalan. Disinilah
dilakukan trade-off antara keandalan datagram dan efisiensi. Sebagai
contoh, agar datagram IP dapat menemukan tujuannya, diperlukan
informasi tambahan yang harus dicantumkan pada header ini.
IP (Internet Protocol) address (alamat IP) adalah suatu identitas
yang unik dari suatu host atau komputer pada jaringan (network). Format
alamat dari IP adalah W.X.Y.Z. Di mana masing masing huruf tersebut
terdiri dari 8 bit, sehingga apabila di tampilkan dalam desimal menjadi
berupa angka dari 0 – 255 dan di pisahkan oleh notasi titik (dot).
Contoh
: 192.168.0.1
IP Address
: 192 .168 .0.1
Dalam Biner : 11000000 11001000 00000000 00000001
Aturan penggunaan IP tidak di perbolehkan penggunaan semua
nilai 0 dan juga tidak boleh menggunakan semua nilai 1 dalam bentuk
binari, baik pada Network ID maupun Host ID. Angka 255 dalam desimal
sama dengan 11111111 dalam binari (angka 1 semua) dan angka 0 dalam
desimal sama dengan 00000000 (angka 0 semua ) dalam binari. Kelas dari
address dan subnet mask, yang akan memisahkan, mana bagian dari
network ID, dan mana yang menjadi host ID.
73
2.8.3. Kelas Dalam IP Address
Ada 5 kelas IP Address yang berbeda. Kita dapat menyebutkan IP
itu termasuk dalam kelas yang mana dengan cara melihat pada 4 bit
pertama dari IP address yang kita akan cari kelasnya. Aturan untuk kelas A
nilai binari-nya selalu di mulai dengan 0, kelas B dimulai dari 10, kelas C
110, kelas D 1110, dan kelas E 1111.
Tabel 2.6. Kelas IP Address
Kelas A 0XXX atau Kelas B address di mulai dari 10XX atau
Kelas C address di mulai dari 110X atau Kelas D address di mulai dari
1110 atau Kelas E address di mulai dari 1111.
2.8.4. Network, Host dan Subnet
IP address dibagi lagi ke dalam 2 bagian yaitu Network ID dan
Host ID. Network ID bertugas membedakan antara Network (jaringan),
dan Host ID memiliki tugas membedakan antara host (node) atau
komputer. Agar komputer dapat saling berhubungan maka pada komputerkomputer tersebut harus memiliki Network ID yang sama tetapi harus
mempunyai Host ID yang berbeda. Jika 2 komputer atau lebih mempunyai
perbedaan pada Network ID, berarti komputer-komputer tersebut tidak
74
berada pada satu jaringan dan tidak dapat berhubungan secara langsung
(kecuali melalui router).
Subnet merupakan suatu metode untuk memperbanyak network ID
yang berasal dari satu Network ID. Caranya yaitu sebagian host ID
dikorbankan untuk di gunakan didalam membuat network ID tambahan.
Default dari subnet mask kelas -kelas IP adalah :
Kelas A : 255.0.0.0 11111111.00000000.00000000.00000000
Kelas B : 255.255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000
Kelas C : 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
Lebih jauh mengenai teori Network ID, Host dan Subnet dan segala
perhitungannya dapat anda pelajari melalui buku-buku tentang jaringan,
TCP/IP, maupun browsing melalui internet. Dikarenakan keterbatasan
ruang untuk pembahasan.
2.9. WIRELESS
Wireless atau jaringan nirkabel merupakan suatu jaringan yang
dalam melakukan suatu proses pertukaran data tanpa menggunakan kabel.
Standar yang di gunakan pada perangkat wireless yang di pakai IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah 802.11. Untuk
lebih melengkapi akan di jelaskan beberapa protokol pada wireless lan
sebagai berikut :
a.
802.11b
Pertama digunakan sekitar akhir tahun 1999 dengan menggunakan
frekuensi 2,4 GHz, maksimum bandwidth yang dapat di capai adalah
75
11 Mbps (Mega bit per second), radio sinyal yang di gunakan adalah
DSSS ( Direct Sequence Spread Spectrum ). Kanal yang tidak
overlapping ada 3.( yaitu kanal 1, kanal 6, dan kanal 11). Kompatibel
dengan tipe g jika tipe g dijalankan pada mode mixed.
b. 802.11a
Digunakan pada akhir tahun 2001 dengan menggunakan frekuensi 5,8
GHz, Maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps, radio sinyal
yang di gunakan adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division
Multiplexing). Kanal yang tidak overlapping 12 (bisa lebih). Tidak
kompatibel dengan tipe b dan g. Tentunya anda bisa menyimak
kenapa tidak kompatibel dengan tipe a ataupun g. Betul! Yaitu
frekwensi kerjanya yang berbeda. Kurang populer digunakan karena
tidak kompatibel dengan tipe a ataupun g, meskipun memiliki
kelebihan kanal yang tidak overlap.
c.
802.11g
Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan mengunakan
frekuensi 2, 4 GHz, maksimum bandwidth yang bisa di capai pada
awal pertama kali keluar sebesar 54 Mbps, dengan berkembangnya
teknologi, sekarang ini tipe g sudah bisa mencapai 108 Mbps. Radio
sinyal yang digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping
3. Kompatibel dengan type b namun kinerja ataupun kecepatan
transfernya akan turun mengikuti kecepatan pada tipe b yaitu 11
Mbps.
76
d. 802.11a/g
Digunakan mulai pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan
frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz, maksimum bandwidth yang bisa di
capai 54 Mbs, modulasi sinyal yang di gunakan OFDM. Kanal yang
tidak overlapping 16. Bila jalan pada tipe a tidak kompatibel dengan
type b dan g. Bila jalan pada modus g kompatibel dengan type b.
Berarti pada tipe a/g ini kita diberi keleluasaan untuk menggunakan
salah satu dari protokol yang dapat digunakan pada jaringan WiFi ini.
e.
802.11n
Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan
teknologi 802.11b dan 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal
dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan
teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”.
MIMO
menawarkan
peningkatan
throughput
(transfer
data),
keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi.
Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu
jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop
atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau
berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis
MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g.
Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang
dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung
77
kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO
dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.
2.10.
Virtual Private Network (VPN)
2.10.1. Pengertian VPN
Virtual private network atau disingkat VPN adalah variasi lain dari
skema jaringan yang dibangun sebagai jaringan khusus dengan
menggunakan jaringan internet umum. Karena menggunakan jaringan
internet, sebuah perusahaan yang membuat WAN (Wide Area Network)
berbasis VPN ini mampu menjangkau area yang sangat luas dan lintas
geografi. VPN menyediakan koneksi poin-to-poin baik kepada kantor
cabang maupun kepada seorang karyawan yang sedang bertugas ditempat
lain.
Gambar 2.23. Proses VPN
Menghubungkan antar kantor pusat/cabang dengan menggunakan
VPN jauh lebih ekonomis dengan keamanan yang dapat diandalkan
daripada menyewa jaringan khusus (leased lines) atau dengan panggilan
jarak jauh melalui modem (dial-up).
VPN dapat menjadi jaringan khusus yang besar dan tidak terbatas.
Sebuah WAN khusus yang jauh lebih efisien, aman dan berbiaya
78
ekonomis dari WAN atau LAN tradisional. Sehingga telah banyak
perusahaan-perusahaan yang menggunakan VPN sebagai infrastruktur
jaringanya yang menghubungkan antara kantor pusat dengan kantor
cabang dan dengan agent serta client nya.
Tidak ada standar tertentu untuk VPN, namun secara umum dapat
disebut bahwa VPN menggunakan jaringan internet umum untuk satu atau
beberapa keperluan dengan membentuk lorong khusus (jaringan khusus /
tunnelling) secara virtual.
Dalam penggunaan sebagai jaringan khusus ini, VPN diset
sedemikian rupa dengan sebuah software dan hardware dengan protocol
tertentu yang akan digunakan untuk otentikasi antar user dan untuk
penyandian jaringannya. Umumnya VPN dipasangi firewall di dekat
server-nya yang berfungsi untuk menyaring sehingga hanya client yang
telah terdaftar saja yang dilayani.
2.10.2. Fungsi VPN
Teknologi
VPN
menyediakan
tiga
fungsi
utama
untuk
penggunanya. Fungsi utama tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Teknologi VPN memiliki sistem kerja mengenkripsi semua
data yang lewat melaluinya. Dengan adanya teknologi enkripsi ini,
maka kerahasiaan data menjadi lebih terjaga. Biarpun ada pihak yang
dapat menyadap data yang lalu-lalang, namun belum tentu mereka
bisa membacanya dengan mudah karena memang sudah diacak/
enkrip. Dengan menerapkan sistem enkripsi ini, tidak ada satupun
79
orang yang dapat mengakses dan membaca isi jaringan data dengan
mudah.
b.
Data Integrity (Keutuhan Data)
Ketika melewati jaringan Internet, data sebenarnya sudah
berjalan
sangat
jauh
melintasi
berbagai negara.
Di
tengah
perjalanannya, apapun bisa terjadi terhadap isinya. Baik itu hilang,
rusak, bahkan dimanipulasi isinya oleh orang lain. VPN memiliki
teknologi yang dapat menjaga keutuhan data yang dikirim agar sampai
ke tujuannya tanpa cacat, hilang, rusak, ataupun dimanipulasi oleh
orang lain.
c.
Origin Authentication (Autentikasi Sumber)
Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan
autentikasi terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan
diterimanya. VPN akan melakukan pemeriksaan terhadap semua data
yang masuk dan mengambil informasi source datanya. Kemudian
alamat source data ini akan disetujui jika proses autentikasinya
berhasil. Dengan demikian, VPN menjamin semua data yang dikirim
dan diterima berasal dari sumber yang semestinya. Tidak ada data
yang dipalsukan atau dikirimkan oleh pihak-pihak lain.
2.10.3. Jenis-jenis Remote Access VPN
Pada dasarnya, VPN merupakan sebuah proses remote access yang
bertujuan mendapatkan koneksi ke jaringan private tujuannya. Proses
remote access VPN ini dipisahkan menjadi dua jenis lagi berdasarkan oleh
80
siapa proses remote access VPN tersebut dilakukan. Berikut ini adalah
jenis-jenisnya:
a.
Client-initiated
Client-initiated mengandung arti pihak klien yang berinisiatif
untuk melakukan sesuatu. VPN jenis ini merupakan jenis VPN yang
paling umum digunakan. Jadi ketika suatu PC ingin membangun
koneksi VPN, maka PC tersebutlah yang berusaha membangun tunnel
dan melakukan enkripsi hingga mencapai tujuannya dengan aman.
Namun, proses ini tetap mengandalkan jaringan ISP yang digunakan
secara umum. Client-initiated VPN sering digunakan oleh PC-PC
umum dengan mengandalkan VPN server atau VPN concentrator
pada jaringan tujuannya
b.
Network Access Server-initiated
Lain hal dengan client-initiated, VPN jenis ini tidak
mengharuskan client-nya membuat tunnel dan melakukan enkripsi
sendiri. VPN jenis ini hanya mengharuskan penggunanya melakukan
dial-in ke Network Access Server (NAS) ISP. Kemudian NAS inilah
yang membangun tunnel menuju ke jaringan private yang dituju oleh
client tersebut. Dengan demikian, koneksi VPN dapat dibangun oleh
banyak client dari manapun karena biasanya NAS milik ISP tersebut
memang sering kali dibuka untuk umum.
81
2.10.4. Konsep VPN
Perpaduan teknologi tunneling dan enkripsi membuat VPN (Virtual
Private
Network) menjadi teknologi yang luar biasa dan membantu
banyak sekali pekerjaan penggunanya.
Kedua teknologi ini tidak bisa ditawar dan diganggu-gugat lagi
dalam membentuk sebuah komunikasi VPN. Kedua teknologi ini harus
dipadukan untuk mendapatkan hasil yang sempurna, yaitu komunikasi data
aman dan efisien. Aman berarti data yang ada tetap terjaga kerahasiaan
dan keutuhannya, tidak sembarang pihak dapat menangkap dan membaca
data tersebut, meskipun data tersebut lalu-lalang di jalur komunikasi
publik. Keutuhan yang tetap terjaga maksudnya tidak sembarang orang
dapat mengacaukan isi dan alur data.
Hal ini perlu dijaga karena jika sudah lewat jalur publik, banyak
sekali “orang iseng” yang mungkin saja menghancurkan data tersebut di
tengah jalan. Untuk itulah, mengapa kedua teknologi ini sangat berperan
penting dalam terbentuknya solusi komunikasi VPN.
1. Teknologi Tunneling
Untuk membuat sebuah tunnel, diperlukan sebuah protokol
pengaturnya sehingga tunnel secara logika ini dapat berjalan dengan
baik bagaikan koneksi point-to-point sungguhan. Saat ini, tersedia
banyak sekali protokol pembuat tunnel yang bisa digunakan. Namun,
tunneling protocol yang paling umum dan paling banyak digunakan
terdiri dari tiga jenis di bawah ini:
82
a.
Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP)
L2TP adalah sebuah tunneling protocol yang memadukan
dan mengombinasikan dua buah tunneling protocol yang bersifat
proprietary, yaitu L2F (Layer 2 Forwarding) milik Cisco Systems
dengan
PPTP
(Point-to-Point
Tunneling
Protocol)
milik
Microsoft. Pada awalnya, semua produk Cisco menggunakan L2F
untuk mengurus tunneling-nya, sedangkan operating system
Microsoft yang terdahulu hanya menggunakan PPTP untuk
melayani penggunanya yang ingin bermain dengan tunnel.
Namun saat ini, Microsoft Windows NT/2000 telah dapat
menggunakan PPTP atau L2TP dalam teknologi VPN-nya.
L2TP biasanya digunakan dalam membuat Virtual Private Dial
Network (VPDN) yang dapat bekerja membawa semua jenis
protokol komunikasi didalamnya. Selain itu, L2TP juga bersifat
media independen karena dapat bekerja di atas media apapun.
L2TP memungkinkan penggunanya untuk tetap dapat
terkoneksi dengan jaringan lokal milik mereka dengan policy
keamanan yang sama dan dari manapun mereka berada, melalui
koneksi VPN atau VPDN. Koneksi ini sering kali dianggap
sebagai sarana memperpanjang jaringan lokal milik penggunanya,
namun melalui media publik.
Namun, teknologi tunneling ini tidak memiliki mekanisme
untuk menyediakan fasilitas enkripsi karena memang benar-benar
murni hanya membentuk jaringan tunnel. Selain itu, apa yang
83
lalu-lalang di dalam tunnel ini dapat ditangkap dan dimonitor
dengan menggunakan protocol analizer.
b. Generic Routing Encapsulation (GRE)
Protokol tunneling yang satu ini memiliki kemampuan
membawa
lebih
dari
satu
jenis
protokol
pengalamatan
komunikasi. Bukan hanya paket beralamat IP saja yang dapat
dibawanya, melainkan banyak paket protokol lain seperti CNLP,
IPX, dan banyak lagi. Namun, semua itu dibungkus atau
dienkapsulasi menjadi sebuah paket yang bersistem pengalamatan
IP. Kemudian paket tersebut didistribusikan melalui sistem tunnel
yang juga bekerja di atas protokol komunikasi IP.
Dengan menggunakan tunneling GRE, router yang ada
pada ujung-ujung tunnel melakukan enkapsulasi paket-paket
protokol lain di dalam header dari protokol IP. Hal ini akan
membuat paket-paket tadi dapat dibawa ke manapun dengan cara
dan metode yang terdapat pada teknologi IP.
Dengan adanya kemampuan ini, maka protokol-protokol
yang dibawa oleh paket IP tersebut dapat lebih bebas bergerak ke
manapun
lokasi
yang
dituju,
asalkan
terjangkau
secara
pengalamatan IP.
Aplikasi yang cukup banyak menggunakan bantuan
protokol tunneling ini adalah menggabungkan jaringan-jaringan
lokal yang terpisah secara jarak kembali dapat berkomunikasi.
Atau
dengan
kata lain, GRP banyak digunakan
untuk
84
memperpanjang dan mengekspansi jaringan lokal yang dimiliki si
penggunanya. Meski cukup banyak digunakan, GRE juga tidak
menyediakan sistem enkripsi data yang lalu-lalang di tunnel-nya,
sehingga semua aktivitas datanya dapat dimonitor menggunakan
protocol analyzer biasa saja.
c. IP Security Protocol (IPSec)
IPSec adalah sebuat pilihan tunneling protocol yang
sangat tepat untuk digunakan dalam VPN level korporat. IPSec
merupakan protokol yang bersifat open standar yang dapat
menyediakan keamanan data, keutuhan data, dan autentikasi data
antara kedua peer yang berpartisipasi di dalamnya.
IPSec menyediakan sistem keamanan data seperti ini
dengan menggunakan sebuah metode pengaman yang bernama
Internet Key Exchange (IKE). IKE ini bertugas untuk menangani
masalah
negosiasi
dari
protokol-protokol
dan
algoritma
pengamanan yang diciptakan berdasarkan dari policy yang
diterapkan pada jaringan si pengguna.
IKE pada akhirnya akan menghasilkan sebuah sistem
enkripsi dan kunci pengamannya yang akan digunakan untuk
autentikasi pada sistem IPSec ini.
2. Teknologi Enkripsinya
Selain teknologi tunneling, teknologi enkripsi dalam VPN juga
sangat bervariasi. Sebenarnya teknologi enkripsi bukan hanya milik
VPN saja, namun sangat luas penggunaannya. Enkripsi bertugas untuk
85
menjaga privasi dan kerahasiaan data agar tidak dapat dengan mudah
dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Secara garis besar teknik
enkripsi terbagi atas dua jenis, yaitu:
a.
Symmetric Encryption
Symmetric Encryption dikenal juga dengan nama sebutan
secret key encryption. Enkripsi jenis ini banyak digunakan dalam
proses enkripsi data dalam volume yang besar. Selama masa
komunikasi data, perangkat jaringan yang memiliki kemampuan
enkripsi jenis ini akan mengubah data yang berupa teks murni
(cleartext) menjadi berbentuk teks yang telah diacak atau
istilahnya adalah ciphertext.
Teks acak ini tentu dibuat dengan menggunakan
algoritma, teks acak ini sangat tidak mudah untuk dibaca,
sehingga
keamanan
data
terjaga.
Pertanyaan
selanjutnya,
bagaimana data acak tersebut dibuka oleh pihak yang memang
ditujunya ?
Untuk membuka data acak ini, algoritma pengacak tadi
juga membuat sebuah kunci yang dapat membuka semua isi
aslinya. Kunci ini dimiliki oleh si pengirim maupun si penerima
data. Kunci inilah yang akan digunakan dalam proses enkripsi dan
dekripsi ciphertext ini.
Digital Encryption Standar (DES) merupakan sebuah
algoritma standar yang digunakan untuk membuat proses
symmetric encryption ini. Algoritma ini diklaim sebagai yang
86
paling umum digunakan saat ini. Algoritma DES beroperasi
dalam satuan 64-bit blok data. Maksudnya, algoritma ini akan
menjalankan serangkaian proses pengacakan 64-bit data yang
masuk untuk kemudian dikeluarkan menjadi 64-bit data acak.
Proses tersebut menggunakan 64-bit kunci di mana 56-bit-nya
dipilih secara acak, 8 bit nya berasal dari parity bit dari data anda.
Kedelapan bit tersebut diselipkan di antara ke 56-bit tadi. Kunci
yang dihasilkan kemudian dikirimkan ke si penerima data.
Dengan sistem enkripsi demikian, DES tidaklah mudah
untuk ditaklukkan, namun seiring perkembangan teknologi, DES
sudah bisa dibongkar dengan menggunakan superkomputer dalam
waktu beberapa hari saja.
Alternatif untuk DES adalah triple DES (3DES) yang
melakukan proses dalam DES sebanyak tiga kali. Jadi kunci yang
dihasilkan dan dibutuhkan untuk membuka enkripsi adalah
sebanyak tiga buah.
b.
Asymmetric Encryption
Enkripsi jenis ini sering disebut sebagai sistem public key
encryption. Proses enkripsi jenis ini bisa menggunakan algoritma
apa saja, namun hasil enkripsi dari algoritma ini akan berfungsi
sebagai pelengkap dalam mengacakan dan penyusunan data.
Dalam enkripsi jenis ini diperlukan dua buah kunci
pengaman yang berbeda, namun saling berkaitan dalam proses
algoritmanya. Kedua kunci pengaman ini sering disebut dengan
87
istilah Public Key dan Private Key. Sebagai contoh, Andi dan
Budi ingin berkomunikasi aman dengan menggunakan sistem
enkripsi ini. Untuk itu, keduanya harus memiliki public key dan
private key terlebih dahulu. Andi harus memiliki public dan
private key, begitu juga dengan Budi. Ketika proses komunikasi
dimulai, mereka akan menggunakan kunci-kunci yang berbeda
untuk mengenkrip dan mendekrip data. Kunci boleh berbeda,
namun data dapat dihantarkan dengan baik berkat algoritma yang
sama.
Mekanisme pembuatan public dan private key ini cukup
kompleks. Biasanya key-key ini di-generate menggunakan
generator yang menjalankan algoritma RSA (Ron Rivest, Adi
Shamir, Leonard Adleman) atau EL Gamal. Hasil dari generator
ini biasanya adalah dua buah susunan angka acak yang sangat
besar. Satu angka acak berfungsi sebagai public key dan satu lagi
untuk private key. Angka-angka acak ini memang harus dibuat
sebanyak dan seacak mungkin untuk memperkuat keunikan dari
key-key tersebut.
Menggenerasi key-key ini sangat membutuhkan proses
CPU yang tinggi. Maka itu, proses ini tidak bisa dilakukan setiap
kali melakukan transaksi data. Dengan kata lain, enkripsi jenis ini
tidak pernah digunakan untuk
mengamankan data yang
sesungguhnya karena sifatnya yang kompleks ini. Meskipun
demikian, enkripsi ini akan sangat efektif dalam proses
88
autentikasi data dan aplikasinya yang melibatkan sistem digital
signature dan key management.
3.
SSL Tunneling
SSL (Secure Socket Layer) dan TLS (Transport Layer
Security) merupakan kelanjutan dari protokol kriptografi yang
menyediakan komunikasi yang aman di internet. Baik SSL dan TLS
melibatkan beberapa langkah dasar :
 Negosiasi dengan ujung klien atau server untuk dukungan
algoritma.
 Public
key,
encryption-based-key,
dan
certificate-based
authentication.
 Enkripsi lalu lintas symmetric-cipher-based.
Gambar 2.24. Konsep SSL
SSL dan TLS berjalan pada layer di bawah application
protocol seperti HTTP, SMTP, NNTP dan di atas layer TCP Transport
Protocol, yang juga merupakan bagian dari TCP/IP protocol. Jadi
dapat dikatakan kalau SSL merupakan protokol yang aman karena
89
dapat menjamin kerahasiaan data dari endpoint ke endpoint. Data
apapun yang dilewatkan melalui SSL dijamin aman dari pengintip
ditengah jalan karena semua data dikirim dalam keadaan terenkripsi.
Karena itu SSL sering di jadikan Tunnel untuk membuat protokol lain
yang tidak secure menjadi secure. Contoh pemakaian SSL sebagai
tunnel adalah https.
Https merupakan protokol yang sering di sebut-sebut dalam
internet banking maupun e-commerce. Http asalnya adalah protokol
cleartext, artinya semua request dan response http yang lewat tidak
terenkripsi dan bisa saja disadap. karnanya untuk web-web yang
memerlukan jaminan kerahasiaan seperti bank dan e-commerce,
protokol http ini di bungkus dan dilewatkan melalui tunnel SSL, jadi
https yaitu http tunneled over SSL. Bukan http saja protokol yang
bisa dilewatkan SSL, masih banyak protokol lain yang bisa dilewatkan
melalui SSL, diantaranya IMAP, SMTP, POP, LPAD, dll.
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
Pada perancangan ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat keras
(Hardware) dan perangkat lunak (Software). Dimana perangkat keras merupakan
rangkaian elektronika yang terdiri dari rangkaian catu daya, mikrokontroller, dan
rangkaian keluaran (Output). Sedangkan perangkat lunaknya merupakan program
assembly, PHP, css dan software VPN. Pada bagian pembahasan ini, kedua
perangkat tersebut akan dibahas secara terpisah.
3.1
Perangkat Keras (Hardware)
Agar mempermudah dalam melakukan pembahasan dan memahami
kinerja rancangan alat yang dibuat, maka dapat dilihat pada diagram
rangkaian berikut :
Gambar 3.1. Diagram Blok Perancangan
91
Rancangan alat ini pada intinya menggunakan beberapa bagian
utama yaitu: tampilan antar muka / interface yang juga berfungsi untuk
memberikan instruksi/input, mikrokontroler AT89S52 termasuk di
dalamnya rangkaian catu daya dan IC ULN2803 sebagai pengendali, dan
rangkaian output. Rancangan ini berfungsi sebagai pengendali alat – alat
elektronik rumah tangga yang dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui
sebuah jaringan komputer yang terhubung oleh Local Area Network
(LAN) dan
jaringan internet dengan memanfaatkan koneksi VPN.
Sedangkan perancangan tampilan (interface) berfungsi untuk memberikan
informasi dan instruksi tentang alat yang dikendalikan.
3.1.1. Notebook / PC (Personal Computer)
Dalam pengontrolan aplikasi ini, bisa digunakan notebook / PC
(personal computer) digunakan untuk Client dan server, dengan spesifikasi
yang harus dipenuhi oleh masing – masing PC adalah mempunyai port
usb, terhubung oleh jaringan LAN, serta perangkat lunak VPN jika
terhubung dengan jaringan internet.
3.1.2. Sistem Catu Daya
Agar alat yang dibuat dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya
maka diperlukan sumber tegangan sebagai catu daya. Rangkaian catu daya
mendapatkan sumber tegangan sebesar 220 Volt AC. Tegangan bolakbalik (AC) ini kemudian diturunkan menjadi 12 Volt AC melalui trafo
penurun tegangan (StepDown Trafo).
92
Tegangan AC 12 Volt ini disearahkan oleh dioda menjadi tegangan
DC. Keluaran dari dioda ini kemudian masuk ke IC regulator yang
berfungsi untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini yaitu IC LM 7805
yang menghasilkan tegangan DC sebesar +5 Volt ke baris tampilan.
Sedangkan kapasitor yang digunakan bertujuan untuk mengurangi noise
pada tegangan DC.
Pada alat ini catu daya yang digunakan untuk rangkaian pengontrol
(mokrokontroler).
Gambar 3.2. Rangkaian Catu Daya
3.1.3. Rangkaian Kontrol Mikrokontroler
Sistem kontrol pada rangkaian ini menggunakan mikrokontroler
AT89S52 yang merupakan tempat pengolahan data yang kemudian
diteruskan untuk pengoperasian alat pada rangkaian keluaran (output).
Dalam rancangan ini mikrokontroler ini berfungsi sebagai pusat dari
seluruh sistem. Dari 16 port control yang dimiliki oleh mikrokontroler ini,
hanya digunakan lima buah, lima buah port inilah digunakan untuk
menampung masukan atau keluaran data yang kemudian diteruskan
kepada IC ULN2803 untuk dapat mengaktifkan output yang berupa
peralatan elektronik rumah tangga.
93
Gambar 3.3. Rangkaian Mikrokontroller
 Pin XTAL, sumber detak mikrokontroler ini digunakan sumber detak
internal yang menggunakan kristal 11,0592 MHz dan dua buah
kapasitor 33pF (C1 dan C2) yang diparalel dengan kristal yang
berfungsi untuk menstabilkan frekuensi.
 Mikrokontroler menyediakan sarana reset yang terletak pada pin 9.
kapasitor
10F
dan
resistor
680Ω
akan
mereset
rangkaian
mikrokontroler. Reset dapat dilakukan dengan cara manual maupun
otomatis saat power diaktifkan (Power On Reset). Saat terjadi reset, isi
dari register akan berubah. Reset akan terjadi dengan adanya logika 1
selama minimal 2 cycle pada kaki RST. Setelah kondisi pin RST
kembali low, mikrokontroler akan mulai menjalankan program dari
alamat 0000H. Kondisi pada internal RAM tidak terjadi perubahan
selama reset.
 Untuk mengaktifkan memori internal pada mikrokontroler AT89S52
maka kaki EA (External Acces Enable) harus dihubungkan ke VCC
94
3.1.4. Rangkaian Keluaran (Output)
Rangkaian penerima pada perancangan ini menggunakan IC
ULN2803 keluaran TOSHIBA. IC ini digunakan untuk meneruskan
instruksi yang diberikan oleh mikrokontroler yang kemudian digunakan
untuk menghidupkan rangkaian output. ini.
3.2.
Perangkat Lunak (Software)
Dalam penerapannya, perancangan perangkat lunak ini terbagi
menjadi dua bagian, perancangan untuk tampilan pada website / interface
dan juga perancangan listing program untuk mikrokontroler.
3.2.1. Perancangan Perangkat Lunak Pada Mikrokonrtoller
Perangkat
memberikan
lunak
pada
instruksi-instruksi
mikrokontroler
pada
dibutuhkan
mikrokontroler,
untuk
sehingga
mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
membuat suatu perangkat lunak atau program pada mikrokontroler harus
mengikuti prosedur-prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi,
agar mikrokontroler tersebut dapat bekerja untuk mendukung sistem
peralatan seperti yang diinginkan, maka harus terlebih dahulu diisikan
program assembly yang benar, baik dari segi bahasa program maupun cara
pengisiannya.
1).
Pengisian program pada IC mikrokontroler AT89S52
Sebelum
mikrokontroler
digunakan
dalam
sistem
elektronika, harus terlebih dahulu diisikan program. Hal ini
95
bertujuan agar IC tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan. Sedangkan hardware-nya menggunakan rangkaian
penerjemah data, yang sebelumnya telah ditambahkan hubungan
dengan konektor DB-25 sebagai penghubung dengan port PC.
Gambar 3.4. Rangkaian Programmer ISP 89SXXX Konektor Male DB-25
Gambar 3.5. Rangkaian Hardware Downloader Mikrokontroler
Tabel 3.1. Data Input Mikrokontroler
96
NO Input
Instruksi pada
Mikrokontroler
NO Input
Instruksi pada
Mikrokontroller
1.
a
SETB P0.0
9.
e
SETB P0.4
2.
A
CLR P0.0
10.
E
CLR P0.4
3.
b
SETB P0.1
11.
f
-
4.
B
CLR P0.1
12.
F
-
5.
c
SETB P0.2
13.
g
-
6.
C
CLR P0.2
14.
G
-
7.
d
SETB P0.3
15.
h
-
8.
D
CLR P0.3
16
H
-
Secara umum, penulisan baris program pada mikrokontroler
adalah seperti isi dari table 3.1 diatas. Untuk memasukan program
assembly dapat menggunakan beberapa tools atau software teks editor
yang mendukung penulisan bahasa assembly. Adapun langkah –
lanakahnya adalah sebagai berikut :
a). Menuliskan barisan program dengan software MIDE-51.
Gambar 3.6. Penulisan baris program
97
Setelah penulisan listing program selesai, kemudian text tersebut
disimpan kedalam file dengan nama webInterfacing.asm. Hal ini
harus dilakukan, karena software hanya bekerja pada file dengan
ekstensi .asm. Bila file telah tersimpan maka akan tampak teks
instruksi berwarna-warni seperti ditunjukan pada gambar 3.6.
b). Mengubah (compile) bentuk file webInterfacing.asm menjadi
webInterfacing.hex dengan menekan tombol Build -> Build and
Run.
Karena
file
.hex
ini
yang
akan
digunakan
oleh
mikrokontroler.
Gambar 3.7. Mengubah file .asm menjadi .hex
Software mampu memberikan peringatan jika terjadi kesalahan pada
proses ini, yang biasanya disebabkan karena kesalahan pada penulisan
daftar program. Apabila tidak ada kesalahan pada penilisan daftar
program, maka dibawah tampilan akan ada petunjuk no errors sebagai
hasil dari perubahan tersebut. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
98
Gambar 3.8. File .hex Tidak Ada Yang Salah.
c). Memasukan file webInterfacing.hex kedalam IC mikrokontroler
AT89S52.
Pada langkah ketiga ini, IC mikrokontroler yang awalnya kosong
mulai diisi dengan program. Sedangkan untuk IC yang sebelumnya
telah terisi program lain, maka program tersebut dihapus dahulu
sebelum diisi dengan program yang baru. Kedua program tersebut
dilakukan secara otomatis oleh software yang ada. Untuk
memulainya,
buka
terlebih
dahulu
program
ATMEL
microcontroller ISP software. Kemudian pilih menu options ->
select device seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.9. ATMEL Microcontroller ISP Software
Selanjutnya setelah memilih menu select device, kemudian pilih
tipe mikrokontroler AT89S52 seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.
99
Gambar 3.10. Pilihan Mikrokontroler yang akan diisi program.
Selanjutnya pilih page mode untuk pembacaan dan
penulisan dari device in page mode (read/write a page at a time).
Masukan nilai external clock frekuensi 12 MHz. Kemudian klik
OK. Setelah selesai kita dapat melihat tampilan code buffer. Code
buffer ini cocok dengan sistem program flash memori.
Gambar 3.11. Pembacaan Data Pada IC Mikrokontroler
Setelah ditentukan programnya, kemudian dapat langsung
load program dengan cara pilih load buffer pada menu File. Pilih
file HEX yang akan di masukan pada IC mikrokontroler.
100
Gambar 3.12. Open File HEX Dialog.
File .hex yang telah dimasukan dikenali oleh software
tersebut kemudian code buffer akan berubah seperti pada gambar
3.13 dibawah
Gambar 3.13 Proses Pengisian.
Untuk memerintah software dalam mengisikan File .hex ke
IC mikrokontroler, pilih menu instruction, kemudian pilih menu
auto program untuk pengisian File .hex ke IC mikrokontroler
secara otomais. Selanjutnya muncul tampilan yang memperlihatkan
proses pengisian tersebut. Seperti pada gambar 3.14.
101
Gambar 3.14. Pembacaan Data Pada Mikrokontroler Setelah di program
IC mikrokontroler sudah terisi seiring dengan bertambahnya
persentase. Proses pengisian berlangsung diawali dengan “Erase
Flash & EEPROM memory”. Yang berarti software melakukan
penghapusan terhadap memori internal IC mikrokontroler terlebih
dahulu sebelum mengisikan program kedalam IC tersebut. Setelah
terisi pada IC mikrokontroler kemudian mencocokan file yang telah
diisikan dengan buffer, yaitu dengan cara pilih menu instructions
setelah itu pilh kembali menu very chip with buffer. Selanjutnya
apabila tidak ada kesalahan pada pengkodean maka akan muncul
tampilan yang memperlihatkan proses menyamakan kode berhasil.
Gambar 3.15.
Membandingkan Program dengan Code Buffer
102
Setelah langkah-langkah diatas berjalan dan selesai, maka IC
mikrokontroler yang dalam rancangan alat ini memakai jenis
AT89S52, sudah bisa berhubungan dengan antar muka (interface)
dan rancangan keluaran (output).
2).
Daftar Program Assembly
Dalam pembuatan rancangan alat ini, mikrokontroler
merupakan komponen utama. Seperti telah dijelaskan sebelumnya
bahwa mikrokontroler termasuk perangkat keras dari rancangan ini.
Mikrokontroler ini berfungsi sebagai tempat pengolahan data dan
pengoperasian alat yang harus bekerja dengan baik. Agar
mikrokontroler ini dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan,
maka terlebih dahulu diisikan program kedalam memorinya.
Karena perangkat keras mikrokontroler akan berfungsi jika
perangkat lunak yang berupa intruksi-intruksi telah diisikan
kedalam memorinya.
3.2.2. Perangkat Lunak Tampilan Monitor
Langkah – langkah dalam membuat tampilan program aplikasi
Web Interfacing adalah sebagai berikut :

Membuat rancangan tampilan dengan Adobe Photoshop CS2.

Membuat halaman web dengan Adobe Dremawever CS3.

Menuliskan kode program dengan bahasa PHP, dan

Membercantik tampilan website dengan CSS dan JavaScript.
103
Dalam perancangan halaman antar muka program ini, terdiri dari
beberapa halaman web yang akan di tampilkan. Halaman tersebut terdiri
dari :
 Halaman Login untuk autentikasi
 Halaman utama pengontrolan, dan
 Halaman About
Penjelasan :
1. Halaman Login
Halaman Login ini akan tampil saat program pertama kali di
akses, Halaman ini menggunakan autentikasi Username dan Password
yang bertujuan agar program tidak dapat digunakan oleh orang yg
tidak dizinkan. Adapun gambaran dari halaman ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 3.16.
Perencanaan halaman login
Pada halaman login ini, ada dua kondisi yang akan
ditampilkan, kondisi pertama apabila username dan password salah,
maka program menampilkan halaman berisi pesan kesalahan. Namaun
apabila username dan password yang dimasukan benar, maka program
pada halaman login ini akan membawa pengguna ke tampilan splash
104
screen seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 3.17.
Perencanaan Halaman Splash Screen
2. Halaman Utama Pengontrolan
Halaman ini merupakan halaman inti, dimana pengendalian
dan status alat ditampilkan pada halaman ini. Secara garis besar
halaman ini berisi beberapa buah radio button dan command button
yang masing – masingnya mewakili alat yang dikendalikan. Dibawah
ini merupakan gambar perencanaan dari halaman tersebut.
Gambar 3.18.
Perencanaan Halaman Utama Pengontrolan
105
3. Halaman About
Halaman ini berisi beberapa informasi tentang penulis dan
alasan serta tujuan penulis membuat alat tersebut. Dan sebagai
tambahannya disertakan juga pemutar music pada halaman ini.
Berikut perancangannya.
Gambar 3.19.
Perencanaan Halaman About
3.2.3. Perangkat Lunak VPN
Seperti yang di bahasa pada bab sebelumnya, dimana perangkat
lunak VPN ini berfungsi untuk membuat hubungan antara client dan server
secara private dengan menggunakan jalur public. Untuk itu pada
perancangan kali ini, menggunakan perangkat lunak / software yang
dikeluarkan oleh Comodo Group, Inc. perangkat lunak tersebut ialah
Comodo EasyVPN, berikut adalah langkah - langkah penggunaannya.
1. Unduh EasyVPN client dan ikuti langkah – langkahnya dalam
menginstalasikan kedalam komputer anda. EasyVPN tersedia untuk
106
mesin 32bit dan 64bit dengan dukungan sistem operasi WinXP dan
Vista
2. Kemudian buatlah account EasyVPN melalui menu File > Register a
new account, dan isi beberapa data diri pada form tersebut.
Gambar 3.20.
Form Registrasi EasyVPN
3. Setelah berhasil mendaftar, anda akan dapat login kedalam layanan
EasyVPN, dan juga mendapatkan IP statis EasyVPN. Alamat inilah
yang digunakan oleh server dan menjadi referensi client untuk
membuat peer-to-peer network.
Gambar 3.21.
Mendapatkan IP Static EasyVPN
4. Langkah selanjutnya adalah membuat Network dengan cara mengklik
pada menu Networks > Create a new network, dan tentukan nama
107
network-nya serta isikan password untuk network tersebut.
Gambar 3.22.
Membuat Netwok sendiri
5. Setelah
network
baru
terbentuk,
langkah
selanjutnya adalah
menggabungkan komputer penggunak kedalam network tersebut,
dengan cara mengklik menu Networks > Join a network, kemudian
masukan nama network dan password yang sebelumnya digunakan
untuk membuat network tersebut.
Gambar 3.23.
Gabung kedalam Network
6. Setelah berhasil bergabung kedalam network, berarti jaringan VPN
telah terbentuk antar sesama komputer yang terhubung dalam satu
network yang sama. EasyVPN juga menyediakan beberapa fasilitas
yang siap digunakan seperti Chat, Desktop Control, dll, tanpa harus
menginstalasi aplikasi tambahan.
108
Gambar 3.24.
Tampilan EasyVPN dan Fasilitasnya
3.3.
Flow Chart
Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah
gambar yang dapat menjelaskan alur ataupun langkah – langkah dari suatu
sistem yang dibuat, Sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk
gambar.
Pembuatan penjelasan yang berupa proses ini merupakan gambar
dari flowchart sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan flowchart
ini adalah untuk mempermudah pembaca dan si pembuat sistem itu sendiri
untuk dapat memahami langkah – langkah serta kemungkinan –
kemungkinan dari beberapa keputusan. Dalam pembuatan aplikas ini
digunakan beberapa buah flowchart program yang menjelaskan proses
109
pada komputer client yang mengakses aplikasi dari internet, maupun client
yang mengakses aplikasi dari LAN serta flowchart sistem pada alat. Dari
penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart - flowchart sebagai
berikut :
a. Flowchart Sistem Aplikasi Melalui LAN
Gambar 3.25.
Flowchart Sistem dari LAN
110
b. Flowchart Sistem Aplikasi Melalui Internet
Gambar 3.26.
Flowchart Sistem dari Internet
111
c. Flowchart Program
Start
Konfigurasi
com port
Terima karakter
input
Ya
Sesuai
Karakter 1
Tidak
Ya
Sesuai
Karakter 2
Tidak
Ya
Sesuai
Karakter 3
Tidak
Ya
Sesuai
Karakter 4
Tidak
Ya
Sesuai
Karakter 5
Isi nilai port sesuai
karakter input
Finish
Gambar 3.27.
Flowchart Program
Tidak
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN ANALISA
4.1.
Uji Coba
Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya
adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing – masing blok rangkaian
yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang
diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan
dilakukan dapat di lihat pada sub bab berikut.
4.1.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya
Catu daya sebagai suplai tegangan kerja merupakan bagian yang sangat
penting. Dalam realisasi perangkat keras yang berupa lampu LED, kipas DC dan
Relay disini membutuhkan catu daya yang besarnya adalah +5 volt. Gambar 4.1
adalah merupakan gambar rangkaian catu daya berikut dengan titik yang berikan
dengan tanda angka yang kemudian akan ditampilkan dari hasil pengujian tersebut
berdasarkan angka yang tertera pada rangkaian tersebut.
Gambar 4.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya
Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur
sebenarnya adalah sebagai berikut :
113
Hasil yang
Pengujian
Target yang harus dicapai
didapat
Hasil pengukuran pada
Output tegangan
Output tegangan 12 Volt
point (1A) dan (1B)
12,67 Volt
Hasil pengukuran pada
Output tegangan
Output tegangan +12 Volt
point (2A)
+12,67 Volt
Pengukuran pada point
Output tegangan
Output tegangan +5 Volt
(3A)
+4,93 Volt
Tabel 4.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya
1. Hasil pengukuran antara Point (1A) dengan (1B) yang merupakan keluaran
dari kumparan sekunder transformator yang masih berupa tegangan AC
sebesar 12 volt. Setelah dilakukan pengukuran mendapat 12,67 volt AC.
2. Hasil pengukuran keluaran dari komponen dioda, yaitu point (2A) dengan
Ground ( - ) adalah sebesar 12,67 volt.
3. Hasil untuk pengukuran catu daya +12 volt dari keluaran IC regulator
LM7805 adalah +4,93 volt.
Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang masih dalam
batas toleransi yang diizinkan (2,2 - 5,5 V), sehingga pada rangkaian catu daya ini
sudah dapat digunakan dengan baik.
114
4.1.2. Pengujian Rangkaian USB To Serial
Rangkaian USB To Serial digunakan untuk menkonversikan komunikasi
dalam pengiriman maupun penerimaan data dari mikrokontroller dan ke
mikrokontroller. Pada rangkaian ini terdapat tiga pasang pin yang digunakan
untuk menghubungkan antara mikrokontroller dengan output serta program aplikasi
yang dibuat dengan bahasa php. Ketiga pin ini yaitu :
1. Pin RX (1), pin ini dihubungkan ke port 3.0 pada mikrokontroller yang
berfungsi untuk menerima data yang diberikan oleh program. Pin RX
(2), pin ini dihubungkan pada konektor B USB yang digunakan sebagai
perantara untuk menerima data.
2. Pin TX (1), pin ini dihubungkan ke port 3.1 pada mikrokontroller yang
berfungsi
untuk
mengirimakan
data
yang
akan
diberikan
ke
mikrokontroller. Pin TX (2), pin ini dihubungkan pada konektor B USB
yang digunakan sebagai perantara untuk mengirimkan data yang
diberikan oleh program.
3. Pin Ground (1,2) , kedua pin ini dihubungkan ke jalur negatif.
Pengujian rangkaian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak Serial Port
Monitor, dengan target jika rangkaian terhubung maka akan mendapatkan respon
dari mikrokontroler. Dari hasil uji coba rangkaian didapat hasil yang baik, terlihat
pada gambar dibawah status koneksi mikrokontroler sukses.
Gambar 4.2. Pengujian Rangkaian USB to Serial
115
4.1.3. Pengujian Rangkaian Output
Rangkaian pengendali output digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan peralatan yang dihubungkan dengan rangkaian output ini, yang mana
terdapat tiga buah lampu LED dan kipas DC, serta relay DC yang kontak pointnya
dihubungkan dengan tegangan AC. Dari pengujian ketiga alat tersebut didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Lampu LED yang dirangkai dengan resistor 133ohm dan diberikan
tegangan sumber +5v, dapat menyalah dengan baik, adapun perhitungan
resistor tersebut adalah sebagai berikut:
tegangan sumber sebesar +5v, dan tegangan yang di butuhkan LED sebesar
+2.2v, serta arus yang di izinkan untuk mengaliri LED sebesar 20mA
(0.02A), jika tegangan sumber adalah +5v maka besar VLED adalah 5 - 2.2
= 2.8v, jadi besaran resistor yang digunakan adalah :
R=V/I
R = 2.8 / 0.02
R = 140 Ohm, atau 133 Ohm untuk nilai resistor di pasaran.
2. Rangkaian kipas DC 5 volt, diberikan tegangan DC 5 volt, membuat kipas
tersebut berputar dengan baik.
3. Terakhir adalah rangkaian relay DC 6 volt, walaupun diberikan tegangan
DC 5 volt, namun relay masih dapat bekerja dengan baik. Sedangkan
kontak point relay dihubungkan dengan dengan tegangan AC 220V, yang
dipakai untuk stop kontak, sehingga stop kontak tersebut dapat
menghidupkan setiap alat yang di sambungkan kedalam stop kontak
tersebut.
116
Setelah melakukan beberapa tahapan pengujian pada rangkaian output, hasil
pengujian tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan, berarti rangkain output yang
dibuat dapat dikatakan berhasil.
4.1.4. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler
Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan untuk dapat
memastikan apakah rangkaian ini dapat bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah
diberikan. Untuk dapat mengaktifkan rangkaian ini, pertama yang dilakukan adalah
memberikan teganan kerja sebesar 5 volt pada mikrokontroller. Dan memastikan
rangkaian ini terhubung dengan baik ke rangkaian USB To Serial. Uji coba
selanjutnya yaitu dengan mencoba memasukkan listing program sederhana untuk
mengeluarkan data pada output. Setelah listing program dimasukkan kedalam
mikrokontroler, langkah selanjutnya adalah memastikan apakah hasil output sesuai
dengan yang diharapkan. Adapun hasil dari serangkaian uji coba tersebut adalah
sebagai berikut :
Table 4.2 Pengujian Mikrokontroler
Pengujian
Target yang harus dicapai
Hasil yang didapat
Pemberian karakter ‘a’
Lampu Led 1 menyalah
Lampu Led 1 menyalah
Pemberian karakter ‘b’
Lampu Led 2 menyalah
Lampu Led 2 menyalah
Pemberian karakter ‘c’
Lampu Led 3 menyalah
Lampu Led 3 menyalah
Pemberian karakter ‘d’
Kipas menyalah
Kipas menyalah
Pemberian karakter ‘e’
Relay menyalah
Relay menyalah
Pemberian karakter ‘A’
Lampu Led 1 mati
Lampu Led 1 mati
Pemberian karakter ‘B’
Lampu Led 2 mati
Lampu Led 2 mati
Pemberian karakter ‘C’
Lampu Led 3 mati
Lampu Led 3 mati
117
Pemberian karakter ‘D’
Kipas mati
Kipas mati
Pemberian karakter ‘E’
Relay mati
Relay mati
Dengan melihat hasil target yang harus dicapai dengan hasil yang didapat
sudah sesuai, maka rangkaian Mikrokontroler siap untuk digunakan.
4.1.5. Pengujian Aplikasi Pengendalian Alat Melalui Web
Pengujian pada aplikasi ini dilakukan untuk dapat memastikan apakah
pengiriman data yang dilakukan aplikasi sesuai dengan data yang diterima oleh
mikrokontroller. Untuk dapat memastikannya dilakukan beberapa tahap yaitu :
1. Memastikan terhubungnya koneksi antara aplikasi dengan mikrokontroller
melalui USB To Serial, hal ini bertujuan agar aplikasi ini dapat mengirimkan
instruksi – instruksi secara langsung ke mikrokontroller.
2. Memastikan tersedianya comm port yang kosong untuk dapat memfungsikan
USB To Serial dengan baik.
3. Memastikan konfigurasi port serial pada port 1 (comm 1), sesuai dengan
kebutuhan yang terdapat pada program aplikasi ini.
Setelah melakukan langkah – langkah seperti diatas maka sudah dapat
dipastikan aplikasi ini dapat digunakan. Untuk pengujian rangkaian mikrokontroler,
masih menggunakan aplikasi Serial Port Monitor, yang mana target yang harus
dicapai adalah memastikan bahwa karakter yang dikirim oleh halaman antar muka /
interface sama dengan yang diterima oleh mikrokontroler. Setelah di lakukan uji
coba, didapatkan hasil pada gambar di bawah ini :
118
Gambar 4.3. Pengujian Mengirim Indikasi OFF Melalui Halaman Website
Gambar 4.4. Pengujian Mengirim Indikasi ON Melalui Halaman Website
119
4.1.6. Pengujian Koneksi Client ke Server Melalui LAN
Pengujian koneksi antara client ke server melalui jaringan LAN dilakukan
dengan cara memberikan paket data dari client menuju server dengan perintah ping.
Target yang harus di capai pada pengujian ini adalah server harus dapat me-reply
data yang dikirimkan oleh client. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 4.5. Pengujian Koneksi Client ke Server Melalui LAN
Terlihat bahwa paket data yang dikirimkan client dengan alamat IP
192.168.137.2 menuju server dengan alamat IP 192.168.137.1, diterima dengan
baik dan di-reply oleh server. Dari data ini menunjukan bahwa client dan server
terhubung dengan baik dan dapat digunakan untuk mengakses program yang berada
pada komputer server.
120
4.1.7. Pengujian Koneksi Client ke Server Melalui Internet
Pada pengujian koneksi melalui internet ini masih sama dengan pengujian
koneksi melalui LAN dengan menggunakan perintah ping, dan target yang harus
dicapai juga sama, yaitu server harus dapat me-reply paket data yang dikirimkan
oleh komputer client.
Perbedaan yang terjadi pada situasi ini, terletak pada penggunaan perangkat
lunak EasyVPN. Dikarenakan koneksi internet penulis tidak mempunyai IP Public
yang static dari provider pada komputer server, sehingga client yang ingin
terhubung harus mencatat setiap perubahan IP public pada komputer server, karena
IP tersebut yang digunakan untuk menghubungkan komputer client. Hal tersebut
tidak diinginkan, karena IP static dapat berubah sewaktu – waktu, dari
permasalahan tersebutlah digunakan perangkat lunak EasyVPN.
Perangkat lunak ini akan memberikan IP static pada komputer server, dan
membuat jaringan pribadi (private network) pada jaringan internet, sehingga client
yang ingin terhubung hanya perlu satu kali mencatat IP komputer server dan tidak
akan berubah untuk selanjutnya. Untuk hasil pengujian dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 4.6. Detail Pengujian Koneksi Client ke Server Melalui Internet
121
Gambar 4.7. Pengujian Koneksi Client ke Server Melalui Internet
Pada gambar yang diberi nomer 1 menunjukan IP dari client, sedangkan
gambar yang diberi nomer 2 menunjukan IP dari server. Pengujian ping antara
client menuju server ditunjukan oleh gambar yang diberi nomer 3 dengan hasil
yang baik, dengan indikasi komputer server dapat me-reply paket data yang
dikirimkan oleh client, sedangkan gambar yang diberi tanda nomer 4 menunjukan
bahwa komputer client terhubung ke alamat IP 5.1.109.169 yang tidak lain adalah
alamat IP komputer server. Dari keterangan diatas, membuktikan bahwa komputer
client dan server sudah terhubung, dan program aplikasi sudah dapat digunakan.
122
4.2.
Analisa
Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat
keras yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak yang telah dimasukkan
kedalam mikrokontroler, kemudian hasil dari listing program ini akan ditampilkan
dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) yang berjalan diatas web browser.
Pada listing program utama dalam pemograman assembly ditampilkan
sebagai berikut :
SERI_INT:
JB RI,YA
CLR TI
RETI
YA:
MOV A,SBUF
CLR RI
CJNE A,#'a',CEK_1
SETB P0.0
SJMP LOOP
CEK_1:
CJNE A,#'b',CEK_2
SETB P0.1
SJMP LOOP
CEK_2:
CJNE A,#'c',CEK_3
SETB P0.2
SJMP LOOP
.......... dan seterusnya sampai
CEK_16:
END
SJMP LOOP
123
Pada listing ini pertama akan dilakukan penanganan terhadap interupsi
serial, jika interupsinya adalah penerimaan data maka program akan lompat pada
variable ”YA” begitu juga ketika interupsinya adalah pengiriman data maka akan
dilakukan proses penghapusan pada Interupsi ”TI”.
Saat program melompat pada variabel ”YA” maka akan dilakukan
pembacaan karakter yang diterima pada register A, kemudian akan dilakukan
penghapusan pada ”RI” hal ini dimaksudkan agar karakter yang dikirim dapat
diterima lagi pada register. Kemudian bandingkan isi register A, jika nilainya
sesuai dengan karakter yang ditentukan maka jalankan, sedangkan jika tidak sesuai
dengan karakter yang di tentukan, lompat ke perintah selanjutnya hingga
mendapatkan hasil yang sesuai dengan karakter yang dikirim oleh input.
Pengujian selanjutnya adalah menguji listing program file Agent untuk
menghidupkan mikrokontroler, listing tersebut adalah :
@echo off
mode com1:9600,n,8,1
echo "a">com1
@cls
@exit
Listing program ini dibuat dengan bahasa Batch Programming yang berisi
perintah konfigurasi dan instruksi untuk serial port, yang mana akan mengirimkan
kepada port serial atau lebih tepatnya com1 karakter ”a” dan oleh mikrokontroler
akan menjalankan perintah SETB P0.0 yang kemudian menghidupkan rangkaian
output 1, begitu seterusnya sesuai dengan karakter yang diberikan.
Selanjutnya adalah pengujian listing program inisialisasi Variable pada
halaman website, berikut adalah potongan listing programnya :
124
switch($_POST['radio']){
case "on1":
echo exec('Agent1');
set_time_limit(10);
break;
Pada listing ini dibuat dengan bahasa php yang bertujuan untuk
mendeklarasikan variable, yang mana variable tersebut berisi file Agent yang akan
dipanggil oleh suatu perintah melalui command button sesuai dengan instruksi yang
diberikan.
Terakhir adalah pengujian listing program pemanggilan file Agent yang
juga dipanggil melalui halaman web, berikut adalah sebagian listing programnya :
<input
type="submit"
switch($_POST['radio']){case
name="button"
'on1':
id="button"
echo("submit");break;
value="<?
case
'off1':
echo("submit"); break; default: echo('submit');break;}?>"
Pada listing ini akan membuat suatu command button yang berfugsi
memanggil variable, kemudian variable yang telah berisi file Agent tersebut, akan
mengirimkan nilainya pada port serial, dan kemudian diteruskan ke mikrokontroler
yang mengolah perintah dari port serial sehingga menghasilkan instruksi untuk
rangkaina output.
4.3.
Model atau Prototype
Setelah pada bab sebelumnya di bahas bagaimana bentuk perancangan alat
ini, pada bab ini akan di muat gambar dari implementasi alat maupun program antar
mukanya. Berikut adalah gambar tersebut :
125
Gambar 4.8. Prototype Alat
Gambar 4.9. Splash Screen Program
Gambar 4.10. Antarmuka Program Pengendalian
Gambar 4.10. Halaman About Program
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1.
Web interfacing ini merupakan program aplikasi yang dapat
digunakan tanpa penginstalasian software pada sisi client, karena
program ini berjalan di atas browser dan dapat di jalankan hanya
dengan menggunakan web browser.
2.
Web interfacing ini dapat diakses melalui internet dengan
menggunakan VPN, sehingga menciptakan koneksi yang relatif
aman walaupun berjalan pada public network (internet).
3.
Web interfacing ini menggunakan sebuah file agent sebagai
penghubung aplikasi web untuk berkomunikasi dengan hardware.
5.2.
Saran
1. Dengan adanya alat ini, maka mahasiswa
di Sekolah Tinggi
Manajemen dan Ilmu Komputer RAHARJA khususnya pada jurusan
Sistem komputer dan umumnya untuk jurusan lain, agar dapat mengetahui lebih banyak tentang teknik pengendalian secara remote
melalui web sehingga alat ini dapat dikembangkan dan memiliki
fungsi serta manfaat yang lebih baik lagi.
2. Untuk meningkatkan kecepatan respon dari web server kepada
penerima, maka dapat dilakukan optimalisasi gambar dan penambahan
script serta pemilihan bahasa pemrograman.
LAMPIRAN 1. SOURCE CODE PROGRAM
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />
<title>Web Interfacing</title>
<style type="text/css">
<!-body {
background-image:
url(file:///D|/xampp/htdocs/eskulweb/web800X600_01.jpg);
background-color: #F9D5BF;
background-repeat: repeat-x;
}
#layout {
position: relative;
height: 500px;
width: 700px;
top: 20px;
border: thin solid #F4AA83;
z-index: 1;
margin: auto;
}
.footer {
font-family: Geneva, Arial, Helvetica, sans-serif;
font-size: 10px;
padding: 5px;
color: #FFFFFF;
}
#top {
font-family: "Times New Roman", Times, serif;
font-size: 14px;
font-style: oblique;
line-height: 15px;
height: 205px;
width: 170px;
position: absolute;
z-index: 2;
top: 2px;
left: 500px;
color: #000000;
}
#nav-menu {
position: absolute;
height: auto;
width: 200px;
left: 20px;
top: 200px;
z-index: 3;
}
#nav-menu a:link {
text-decoration: none;
color: #000000;
}
#nav-menu a:hover {
color: #F68E56;
text-decoration: underline;
}
.nav-menu {
font-family: Georgia, "Times New Roman", Times, serif;
font-size: 12px;
line-height: 35px;
font-weight: bold;
list-style-position: outside;
list-style-type: circle;
}
#nav-menu a:visited {
color: #FF0000;
text-decoration: underline;
}
#nav-menu a:active {
color: #CCCCCC;
text-decoration: underline;
}
#marque {
position:absolute;
left:223px;
top:335px;
width:474px;
height:109px;
z-index:2;
}
#apDiv1 {
position:absolute;
left:10px;
top:110px;
width:486px;
height:19px;
z-index:2;
}
.style1 {
color: #FFFFFF;
font-size: 14px;
font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif;
}
-->
</style>
<script src="Scripts/AC_RunActiveContent.js" type="text/javascript"></script>
</head>
<body>
<div class="footer" id="layout">
<table width="700" border="0">
<tr>
<td height="120" valign="top"
background="file:///D|/xampp/htdocs/eskulweb/web800X600_06.gif"><div
class="style1" id="apDiv1"><marquee>:: Easy To Control Your Home Appliance
::</marquee></div>
<img src="file:///D|/xampp/htdocs/eskulweb/web800X600_04.gif" alt=""
width="351" height="99" align="top" />
<div id="top">
<p><img
src="file:///D|/xampp/htdocs/eskulweb/Anonymous_light_bulb.png" width="173"
height="172" alt="" /><br />
<br />
Web Interfaing, Allow you to control your home devices Anytime, and
Anywhere...!!!</p>
</div></td>
</tr>
<tr>
<td><div class="nav-menu" id="nav-menu">
<ul>
<li>
<script type="text/javascript">
AC_FL_RunContent(
'codebase','http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.c
ab#version=5,0,0,0','width','100','height','23','src','button2','quality','high','pluginsp
age','http://www.adobe.com/shockwave/download/download.cgi?P1_Prod_Versio
n=ShockwaveFlash','movie','button2' ); //end AC code
</script><noscript>
<object classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000"
codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.c
ab#version=5,0,0,0" width="100" height="23">
<param name="BGCOLOR" value="" />
<param name="movie" value="button2.swf" />
<param name="quality" value="high" />
<embed src="button2.swf" quality="high"
pluginspage="http://www.adobe.com/shockwave/download/download.cgi?P1_Pro
d_Version=ShockwaveFlash" type="application/x-shockwave-flash" width="100"
height="23" ></embed>
</object>
</noscript>
</li>
<li>
<script type="text/javascript">
AC_FL_RunContent(
'codebase','http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.c
ab#version=5,0,0,0','width','100','height','23','src','button3','quality','high','pluginsp
age','http://www.adobe.com/shockwave/download/download.cgi?P1_Prod_Versio
n=ShockwaveFlash','movie','button3' ); //end AC code
</script><noscript>
<object classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000"
codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.c
ab#version=5,0,0,0" width="100" height="23">
<param name="BGCOLOR" value="" />
<param name="movie" value="button3.swf" />
<param name="quality" value="high" />
<embed src="button3.swf" quality="high"
pluginspage="http://www.adobe.com/shockwave/download/download.cgi?P1_Pro
d_Version=ShockwaveFlash" type="application/x-shockwave-flash" width="100"
height="23" ></embed>
</object>
</noscript>
</li>
<li>
<script type="text/javascript">
AC_FL_RunContent(
'codebase','http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.c
ab#version=5,0,0,0','width','100','height','23','src','button4','quality','high','pluginsp
age','http://www.adobe.com/shockwave/download/download.cgi?P1_Prod_Versio
n=ShockwaveFlash','movie','button4' ); //end AC code
</script><noscript>
<object classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000"
codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.c
ab#version=5,0,0,0" width="100" height="23">
<param name="BGCOLOR" value="" />
<param name="movie" value="button4.swf" />
<param name="quality" value="high" />
<embed src="button4.swf" quality="high"
pluginspage="http://www.adobe.com/shockwave/download/download.cgi?P1_Pro
d_Version=ShockwaveFlash" type="application/x-shockwave-flash" width="100"
height="23" ></embed>
</object>
</noscript>
</li>
</ul>
</div>
<img src="file:///E|/KKP&skripsi/KKP of
Me/design/images/web800X600_11.jpg" width="694" height="350" /></td>
</tr>
<tr>
<td height="20" bgcolor="#F26522" class="footer"><div align="left">| Home
| About | Copyright © M. Ilham Kurnian - STMIK Raharja 2009</div></td>
</tr>
</table>
</div>
</body>
</html>
LAMPIRAN 2. DATA IC MIKROKONTROLER AT89S52
LAMPIRAN 3. SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
No.
1.
Simbol
Nama Simbol
Keterangan
Input/Output
Sebagai media masukan dan keluaran
dari data
2.
Process
Menggambarkan proses transformasi
dari data masuk menjadi data keluar
3.
Predifined
Menggambarkan proses yang masih
Proses
berisi proses lain didalamnya.
4.
Preparation
Sebagai pemberian nilai awal
5.
Start/End
Sebagai awal dan akhir program
6.
Connector
Sebagai penghubung satu halaman
7.
Sebagai media untuk melakukan
Decision
8.
Off-page
pemilihan
Sebagai penghubung beda halamn
Connector
9.
Data Flow
Simbol yang menggambarkan arus
data yang mengalir
LAMPIRAN 4. SIMBOL ELEKTRONIKA
Resistor Tetap
Kapasitor Bipolar
AC
R esistor Variabel
Trimmer Potensio
(Trimpot)
Light Dependent
Resistor (LDR)
Kapasitor Nonpolar Variabel Kapasitor Trim mer Kapasitor
(Varco)
Transformer
Induktor
Kristal
Pilot Light
Ground
Sikring
DC
Sumber Arus
Bolak-Balik (AC)
Sumber Arus
Searah (DC)
Battrey
Chasis
Mosfet Type
P (Positif)
M osfet Type
N (Negatif)
Transistor Type
PNP
Transistor Type
NPN
Transistor
Unjunction
Type P
Transistor
Unjunction
Type N
Photo Transistor
Type N
Light Emiting Diode
(LED)
Transistor Junction Transistor Junction
Type P
Type N
Diode Zener
Varactor
+
-
DIAC
TRIAC
DIODE
SCR
Operational
Am plifier
Amplifier
Sakelar SPST
Sakelar SPDT
Sakelar DPST
Sakelar DPDT
Relay SPST
Relay SPDT
28/06/2010
“Pengendalian Alat – Alat Rumah Tangga Menggunakan
Mikrokontroler AT89S52 melalui Web”
: FINAL PRESENTATION :
Oleh:
M. Ilham Kurniawan [0631456663]
STMIK Raharja
Sistem Komputer
Pendahuluan ;
1. Latar Belakang
•
•
•
•
•
•
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Rancangan dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
•
•
•
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, per anan peralatan
komunikasi dan peralatan kontrol sebagai penunjang dalam peningkatan produksi
dalam suatu industri maupun rumah tangga semakin besar. Pengontrolan peralatan
listrik telah menghasilkan beberapa metode yang juga berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi. Tidak lagi secara manual, yang membutuhkan seorang
operator dalam mengoperasikannya, namun sudah saatnyalah peralatan tersebut
diotomatisasi pengoperasiannya, walaupun dalam keadaan yang sibuk sekalipun
seseorang mampu mengawasi keberlangsungan keadaan alat – alat rumah tangga
maupun industrinya.
Seperti yang kita semua tau, bahwasanya pada saat ini hanyalah internet yang mampu
melakukan hal tersebut, dari pada itu pada penelitian kali ini penulis mencoba
mengaplikasian sebauh pengontrolan alat – alat rumah tangga maupun industri melalui
website yang dapat terhubung oleh jaringan lokal maupun internet.
Ada beberapa komponen yang sangat penting pada pembuatan alat saat ini, yaitu antar
muka website dengan HTML sebagai Front end, dan bahasa pemrograman PHP yang
berfungsi mengirimkan command, serta mikrokontroller AT89S52 yang menjadi otak
pengendalian yang masing – masing saling terkait satu dengan yang lainnya. Melalui
komponen – komponen tersebutlah alat – alat seperti lampu, kipas angin, dan alat – alat
lainnya dapat di kontrol dimanapun dan kapanpun selama masih ada jaringan internet.
Dengan adanya alat ini, penulis berharap dapat menjadi inspirasi bagi Mahasiswa/i
Perguruan Tinggi Raharja khususnya dan Perguruan Tinggi lain pada umumnya untuk
dapat dikembangkan dan memiliki fungsi serta manfaat yang lebih baik lagi, serta
dapat bermanfaat dalam kemajuan negara Indonesia tercinta.
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
• Bagaimana membuat sistem pengontrolan dari
jarak jauh tanpa penginstalasian program pada
setiap client.
• Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan
Skripsi.
• Bagaimana membuat sebuah komunikasi web
yang pribadi (private) dan relatif aman (secure)
melalui jaringan umum (public).
• Dari hasil penelitian yang dilakukan agar bisa
dimanfaatkan serta menjadi dasar acuan dalam
pengembangan serta perancangan sistem kontrol
jarak jauh berbasis web.
• Bagaimana sebuah halaman website dapat
berkomunikasi dengan perangkat keras
(Hardware).
• Merupakan keingintahuan penulis untuk
menganalisa ataupun meneliti teknik komunikasi
jarak jauh dengan menggunakan media internet.
1
28/06/2010
4. Rancangan dan Pembahasan
4. Rancangan dan Pembahasan
• Diagram Block
• Rangkaian Catu Daya
4. Rancangan dan Pembahasan
4. Rancangan dan Pembahasan
• Rangkaian Mikrokontroller
• Tabel Input Mikrokontroller
NO Input
Instruksi pada
Mikrokontroller
NO
Input
Instruksi pada
Mikrokontroller
1.
a
SETB P0.0
9.
e
SETB P0.4
2.
A
CLR P0.0
10.
E
CLR P0.4
3.
b
SETB P0.1
11.
f
-
4.
B
CLR P0.1
12.
F
-
5.
c
SETB P0.2
13.
g
-
6.
C
CLR P0.2
14.
G
-
7.
d
SETB P0.3
15.
h
-
8.
D
CLR P0.3
16
H
-
4. Rancangan dan Pembahasan
4. Rancangan dan Pembahasan
• Flowchart program
• Cara menjalankan Program
a. Buka Web Browser
b. Masukan URL
c. Muncul Splash Screen, kemudian
tekan tombol “Enter” pada pojok
kanan bawah
d. Pada tampilan utama, klik pada
radio button untuk menghidupkan
atau mematikan alat
e. Selesai
2
28/06/2010
4. Rancangan dan Pembahasan
4. Rancangan dan Pembahasan
• Tampilan Program
- Splash Screen
• Tampilan Program
- Halaman kontrol
Klik disini
4. Rancangan dan Pembahasan
• Tampilan Program
- Halaman About
5. Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
•
Web interfacing ini merupakan program aplikasi yang dapat digunakan
tanpa penginstalasian software pada sisi client, karena program ini
berjalan di atas browser dan dapat di jalankan hanya dengan
menggunakan web browser.
•
Web interfacing ini dapat diakses melalui internet dengan
menggunakan VPN, sehingga menciptakan koneksi yang relatif aman
walaupun berjalan pada public network (internet).
•
Web interfacing ini menggunakan sebuah file agent sebagai
penghubung aplikasi web untuk berkomunikasi dengan hardware.
5. Kesimpulan dan Saran
- Saran
•
•
Dengan adanya alat ini, maka mahasiswa
di Sekolah Tinggi
Manajemen dan Ilmu Komputer RAHARJA. Khususnya pada jurusan
Sistem komputer dan umumnya untuk jurusan lain. agar dapat mengetahui lebih banyak tentang teknik pengendalian secara remote
melalui web, sehingga alat ini dapat dikembangkan dan memiliki
fungsi serta manfaat yang lebih baik lagi.
Untuk meningkatkan kecepatan respon dari web server kepada
penerima, maka dapat dilakukan optimalisasi gambar dan penambahan
script serta pemilihan bahasa pemrograman.
Thanks For Your Attention
Easy to control your device
3
Download