BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dasar anak dan tumbuh kembang 1. Pengertian Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Askar, 2012). Pertumbuhan dapat diartikan sebagai berikut: bertambah besar dalam arti fisik sebagai akibat dari perbanyakan dari jumlah sel dan membesarnya sel itu sendiri di dalam tubuh manusia. Perkembangan berarti bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks dari seseorang (Adriana dan Wirjatmadi 2012). Pertumbuhan dan perkembangan pada praktiknya saling berkaitan sehingga sulit mengadakan pemisahan. Sejak masa bayi hingga remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan dalam segi jasmani, mental, dan intelektual (Adriana dan Wirjatmadi 2012). 2. Jenis tumbuh kembang Menurut Adriana dan Wirjatmadi (2012), adapun macam-macam tumbuh kembang, yaitu sebagai berikut: a. Tumbuh kembang fisis, meliputi perubahan dalam bentuk besar dan fungsi organisme individu. b. Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti berbicara, bermain, berhitung, dan membaca. c. Tumbuh kembang sosial emosional bergantung kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin, berkasih saying, menangani kegelisahan akibat suatu frustasi, dan mengelola rangsangan agresif. 3 4 3. Faktor –faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Menurut Potter dan Perry (2012), tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, seperti masa prenatal atau masa intrauterine, masa bayi, masa prasekolah, dan masa sekolah. Di sini akan membahas tentang tumbuh kembang masa bayi usia 0-1 tahun, yaitu: a. Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh lainnya. b. Masa pasca neonatal, proses yang pesat dan proses pamtangan berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari-1 tahun). 4. Tahap –tahan pertumbuhan dan perkembangan Menurut Potter dan Perry (2012), tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, seperti masa prenatal atau masa intrauterine, masa bayi, masa prasekolah, dan masa sekolah. Di sini akan membahas tentang tumbuh kembang masa bayi usia 0-1 tahun, yaitu: a. Masa neonatal (0-28 hari), terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh lainnya. b. Masa pasca neonatal, proses yang pesat dan proses pamtangan berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (29 hari-1 tahun). 5 5. Tugas perkembangan anak Adapun beberapa tugas perkembangan masa bayi menurut Potter dan Perry (2012), yaitu: a. Belajar memakan makanan padat b. Belajar berjalan c. Belajar berbicara d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin f. Mencapai kestabilan fisik g. Belajar mengenal konsep-konsep sederhana tentang kenyataan alam dan social h. Belajar membedakan baik dan buruk, benar atau salah, ataupun mengembangkan kata hati 6. Penilaian pertumbuhan fisik Ada beberapa penilaian untuk pertumbuhan fisik menurut Adriana dan Wirjatmadi (2012), yaitu: a. Ukuran Antropometrik 1) Tergantung umur, yaitu berat badan (BB) terhadap umur, tinggi badan (TB) terhadap umur, lingkar kepala (LK) terhadap umur, dan lingkar lengan atas (LILA) terhadap umur. 2) Tidak tergantung umur, yaitu berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), dan tebal lipatan kulit (TLK). b. Berat Badan (BB) c. Tinggi Badan (TB) d. Lingkar Kepala (LK) e. Lingkar Lengan Atas (LILA) 7. Penilaian perkembangan Menurut Adriana dan Wirjatmadi (2012), denver II adalah salah satu dari metode skrining perkembangan yang bertujuan mendeteksi kelainan 6 perkembangan sedini mungkin pada anak sehat atau asimptomatik, 0-6 bulan. Berlangsung rutin dan periodic pada saat pemeriksaan kesehatan bayi sehat, memonitor perkembangan terutama pada anak yang memiliki risiko tinggi. a. Aspek Perkembangan yang Dinilai 1) Terdiri dari 125 tugas perkembangan 2) Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas 3) Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai, yaitu: a) Perilaku Sosial (Personal Social) b) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. c) Gerakan Motorik Halus atau Non Verbal (Fine Motor Adaptive) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, koordinasi antara mata dengan tangan, manipulasi benda-benda kecil, pemecahan masalah, dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. d) Bahasa (Language) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, memahami, mengikuti perintah, dan berbicara spontan. e) Gerakan Motorik Kasar (Gross Motor) Aspek yang berhubungan dengan pergerakkan, sikap tubuh, dan keseimbangan. b. Alat yang Digunakan 1) Alat Peraga Benang wol, kismis atau manik-manik, peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu atau permainan ular tangga, pakaian, buku gambar atau kertas, pensil, kubur warna erah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa). 7 2) Formulir Formulir deteksi dini tumbuh kembang atau biasa disebut dengan DDTK. 3) Cara Pemeriksaan Denver II a) Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari b) Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas c) Berdasarkan pedoman, hasil tes klasifikasikan dalam normal, abnormal, meragukan, dan tdak dapat dites. a) Abnormal (1)Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih (2)Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebi keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia b) Meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan padasektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongandengan garis vertikal usia c) Tidak Dapat Dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan d) Normal e) Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas dikatakan normal 8 B. Konsep asuhan keperawatan 1. Pengkajian a) Data Subyektif 1) Identitas Klien Nama anak, usia, jenis kelamin, anak ke, nama iu, usia, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat. 2) Keluhan Utama 3) Riwayat Kesehatan Sekarang 4) Riwayat Kesehatan yang Lalu 5) Riwayat Kesehatan Keluarga 6) Imunisasi yang Didapat 7) Riwayat Antenatal 8) Riwayat Natal 9) Riwayat Gizi 10) Riwayat Psikososial 11) Riwayat Tumbuh Kembang 12) Pola Kebiasaan Sehari-hari 13) Pola Istirahat dan Tidur 14) Pola Aktivitas dan Bermain b) Data Obyektif 1) Pemeriksaan Umum 2) Pemeriksaan Usia Anak 3) Pemeriksaan Fisik 4) Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (Jurusan Keperawatan) 2. Diagnose keperawatan a. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang terjadi di lingkungan. b. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orang tua baru. 9 c. Risiko cidera berhubungan dengan keadaan tumbuh kembang dan lingkungan. 3. Intervensi keperawatan No. 1 Diagnosa Potensial 1. Ajarkan orang perubahan perkembangan pertumbuhan kelompok usia dan 2. Tingkatkan tua yang tentang sesuai rangsangan tugas dengan dengan perkembangan menggunakan berbagai mainan dalam berhubungan tempat tidur anak dengan situasi 3. Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yang terjadi di lingkungan. 2 NIC Keperawatan yang menyebabkan rasa takut 4. KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan Perilaku mencari 1. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan bantuan anak seperti makanan yang baik sesuai kesehatan umur anak, cara menggendong, cara berhubungan memberikan dengan bagaimana menyendawakan bayi kurang pengetahuan ASI yang baik, dan 2. Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tentang peran tua sangat penting sebagai role model sebagai orang anaknya tua baru. 3. Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak sesuai umurnya 3 Risiko cidera 1. Awasi anal saat makan, mandi, bermain, berhubungan dan eliminasi. dengan keadaan 2. Lindungi kaki anak dengan sandal atau tumbuh sepatu 10 kembang dan 3. Beri makanan yang aman untuk usia anak. lingkungan. 4. Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan C. Aplikasi pemikiran kritis Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya. Usia keemasan merupakan masa di mana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-hari (Ariyanti, T., 2016). Tumbuh kembang anak terjadi secara kompleks dan sistematis. Anak akan mengalami dua proses, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambah besar dari segi fisik dan perkembangan adalah bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks dari seseorang (Adriana dan Wirjatmadi 2012). Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak (Ariyanti, T., 2016).