UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU FAKULTAS HUKUM LABORATORIUM KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM (LKBH) Jalan Ahmad Yani No. 1 Telp. 342402 Kota Bengkulu Bengkulu 11 Oktober 2019 Kepada Yth. Ketua Pengadilan Tinggi Bengkulu Melalui : Ketua Pengadilan Negeri Bengkulu Di Bengkulu Dengan hormat, Pertama-tama, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat serta petunjuknya kepada kita semua, sehingga kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan dalam melanjutkan dan menyampaikan Memori Banding atas: Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor 34/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Bgl Tanggal 1 Oktober 2019. Yang bertanda tangan di bawah ini saya bernama Dr. Alauddin, SH., MH dan Dr. M. Faizal Latief, SH., M.Hum selaku Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Laboratorium Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu, beralamat di Jl. Jend. A. Yani No. 1 Kota Bengkulu, dalam hal ini bertindak atas nama Hamsapari, ST., MT Bin H. Hadis beralamat di Jalan Kelingi No.49 RT.01 RW.02 Kelurahan Batu Galing Kecamatan Curup Tengah Kebupaten Rejang Lebong berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 6 Oktober 2019, selanjutnya disebut Pembanding. Bahwa Pembanding dengan ini hendak menyampaikan Memori Banding atas Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor 1 34/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Bgl Tanggal 1 Oktober 2019 yang Pernyataan Bandingnya telah dilakukan pada Hari senin, 8 Oktober 2019 dengan Akta Permintaan Banding Nomor :6 /Akta.Pid/Tipikor/2019/PN.Bgl yang ditentukan Undang-Undang, dan berarti masih dalam tenggang waktu yang amar putusannya berbunyi sebagai berikut : MENGADILI : 1. Menyatakan Terdakwa I HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS dan terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah menurut hukum melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 18 ayat (1) b Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan kesatu primair. 2. Membebaskan Terdakwa I HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis, dan terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI dari dakwaan primair penuntut umum. 3. Menyatakan Terdakwa I HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis, dan terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah menurut hukum melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 ayat (1) b Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-undang 2 Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan subsidair. 4. Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa I HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis, terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI dengan pidana penjara masing-masing selama 1 (satu) Tahun dan 2 Bulan dan denda sejumlah Rp. 50.000.000., (lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan. 5. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 6. Menetapkan terdakwa tetap ditahan. 7. Memerintahkan pada Jaksa Penuntut Umum untuk mengembalikan titipan uang sebesar Rp.74.289.779.375.- (tujuh puluh empat juta dua ratus delapan puluh sembilan ribu tujuh ratus tujuh Sembilan rupiah tiga ratus tujuh puluh lima sen) dari Kejaksaan Negeri Rejang Lebong kepada SN. INDRA KUSUMA (isteri terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI). 8. Menetapkan barang bukti berupa : 1. 1 (satu) exemplar asli Surat perjanjian kerja / Kontrak Nomor : 421.2/ 2833 / DS / DISDIK/2010 tanggal 20 Nopember 2010. 2. 1 (satu) Exemplar Permendiknas RI No 19 tahun 2010 tentang Juknis DAK SMP tahun 2010. 3. 1 (satu) rangkap Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Nomor : 1.01.01.16.41 tanpa tanggal bulan Nopember 2010. 4. 1 (satu) rangkap surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Rejang Lebong Nomor : 050 / 1539 / PR / DISDIK / RL / 2010 tanpa tanggal bulan Mei 2010 tentang penetapan PPTK. 5. 1 (satu) rangkap surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Rejang Lebong Nomor : 421.2/1202/DS/DISDIK/2010 tanggal 18 Mei 2010 tentang pembentukan tim survey/pemetaan awal. 3 6. 1 (satu) rangkap surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Rejang Lebong Nomor : 421.2/1707/DS/DISDIK/2010 tanggal 08 Juli 2010 tentang pembentukan tim penetapan sekolah. 7. 1 (satu) rangkap FC surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Rejang Lebong Nomor : 421.2/3020/DS/DISDIK/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang pembentukan tim pemeriksa barang. 8. 1 (satu) rangkap FC surat keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 3861/2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang pembentukan tim panitia lelang. 9. 1 (satu) rangkap FC surat keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 415 tahun 2010 tanggal 24 September 2010 tentang penetapan SD, SLB dan SMP penerima dana DAK 2010. 10. 1 (satu) rangkap FC Rencana Anggaran Biaya (RAB) / HPS kegiatan pengadaan Alat Lab. Bahasa SMP tanpa tanggal bulan Nopember 2010. 11. 1 (satu) rangkap FC laporan hasil pelelangan (LHP) Pascakualifikasi kegiatan DAK pendidikan tahun 2010 Dinas Diknas Kab. Rejang Lebong yang berisi diantaranya : 12. FC surat usulan calon pememang No : I / 14 / PAN-Brg / Disdik / 2010 tanggal 11 November 2010. 13. FC surat penetapan pemenang lelang Pascakualifikasi No : 421-2 / 2770a / DS / Disdik / 2010 tanggal 11 November 2010. 14. FC surat pengumuman pelelangan pascakualifikasi No: I / 15 / PAN-Brg / Disdik / 2010 tanggal 12 November 2010. 15. 1 (satu) rangkap FC Berita acara pemeriksaan barang Nomor : 001/PANBRG/DISDIK/2010 tanggal 11 Desember 2010. 16. 1 (satu) rangkap FC Berita acara serah terima barang Nomor : 421.2/30441/DS/DISDIK/2010 tanggal 11 Desember 2010. 17. 1 (satu) rangkap FC dokumen pencairan dana kegiatan pengadaan komputer Lab. Bahasa dinas Diknas Kab. Rejang Lebong tahun 2010. 18. 2 (dua) lembar FC surat setoran pajak An. CV. WIJAYA PERDANA. 19. 1 (satu) exemplar FC dokumen penawaran CV. ARUKA JAYA. 20. 1 (satu) exemplar FC dokumen penawaran PT. GURU AGUNG MANDIRI. 4 21. 1 (satu) exemplar FC dokumen penawaran CV. FIRU HERTADA. 22. 1 (satu) exemplar FC dokumen penawaran CV. MUSTIKA RINI. 23. 1 (satu) exemplar FC dokumen penawaran CV. EDO PUTRA. 24. 1 Lembar Copy Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) Engineering Estimate untuk kegiatan DAK pendidikan tahun 2010. 25. Asli 1 lembar Register Penutupan kas tanggal 31 Desember 2010 yang ditanda tangani oleh Jalinus Spd selaku bendahara pengeluaran pembantu Dinas dan Drs Sudirman selaku Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Rejang lebong. 26. Asli 1 lembar Rincian Obyek belanja bendahara pengeluaran pembantu untuk belanja cetak sebesar Rp 423.500,- tanggal 31 Desember 2010 27. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja perangko,Materai dan Benda Pos lainnya sebesar Rp 318.800 tanggal 31 Desember 2010 28. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk Honor Pelaksana Kegiatan sebesar Rp 2.730.000 tanggal 31 Desember 2010 29. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk Honor Tim Panitia sebesar Rp 1.930.000 tanggal 31 Desember 2010 ( pengembalian Sisa UYHD Honor Tim Monitoring) 30. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk Honor Tim Panitia Penerima/pemeriksa barang jasa sebesar Rp 10.090.000 tanggal 31 Desember 2010 31. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah sebesar Rp 19.950.000 tanggal 31 Desember 2010 32. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk Penggandaan sebesar Rp 3.100.000,- tanggal 31 Desember 2010 33. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja sewa sarana mobilitas darat sebesar Rp 3.500.000,- tanggal 31 Desember 2010 5 34. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah sebesar Rp 3.800.000 tanggal 31 Desember 2010. 35. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja Alat Tulis kantor sebesar Rp 8.588.700,- tanggal 31 Desember 2010 36. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja Sewa Gudang/kantor/parkir sebesar Rp 700.000,- tanggal 31 Desember 2010 37. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja Dokumentasi sebesar Rp 4.578.000,- tanggal 31 Desember 2010 38. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk belanja pengadaan alat alat peraga praktik sekolah tanggal 31 Desember 2010 ( belanja pengadaan Laboratorium Bahasa sebesar Rp 3.104.000.000,- ) 39. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk honor pelaksana kegiatan sebesar Rp 13.230.000,- tanggal 31 Desember 2010 40. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek Belanja bendahara Pengeluaran Pembantu untuk honor tim panitia yang terdiri atas honor tim panitia Survei pemetaan awal, Honor Tim panitia Penetapan sekolah, Honor Tim panitia lelang sebesar Rp 6.550.000 tanggal 31 Desember 2010 41. Asli 1 eksemplar laporan Pertanggung Jawaban bendahara Pengeluaran ( SPJ Belanja Administrasi) tanggal 31 Desember 2010 42. Asli 1 eksemplar laporan Pertanggung Jawaban bendahara Pengeluaran ( SPJ Belanja Fungsional) tanggal 31 Desember 2010 43. Asli 1 eksemplar Keputusan kepala Dinas Pendidikan Kab Rejang lebong Nomor : 421.2/418/DS/DISDIK/2010 tentang pembentukan Staf /panitia Pelaksana kegiatan Rehablitiasi Gedung SD/SLB dan SMP/peningkatan Mutu melalui dana DAK dan APBD Tahun anggaran 2010 tanggal 8 Juni 2010 dan lampiran 44. Asli 1 lembar daftar Tanda Terima Honor Staf kegiatan rehabilitasi Sedang/berat bangunan Sekolah tahun 2010 Bulan September S/d November 2010 tanggal 3 Desember 2010 6 45. Asli 1 lembar daftar tenda terima honor panitia kegiatan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah bulan Mei s/d November 2010 tanggal 3 Dese,ber 2010 46. Copi 1 eksemplar keputusan Bupati Rejang lebong Nomor 415 Tahun 2010 tentang penetapan SD,SLB dan SMP penerima dana rehabilitasi /peningkatan mutu melalui dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan dan dana pendamping (APBD) Kab Rejang lebong Tahun anggaran 2010 tanggal kosong tahun 2010 dan lampiran 47. Asli 1 lembar daftar Tanda terima Honorarium Tim Penetapan Sekolah hasil survei pemetaan awal kegiatan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tahun 2010 tanggal 3 desember 2010 48. Copi 1 eksemplar keputusan kepala dinas pendidikan Kab Rejang lebong Nomor : 421.2/3020/DS/DISDIK/2010 tentang penetapan panitia pemeriksa barang dan penerima barang kegiatan Rehabilitasi gedung dan peningkatan mutu SD dan SMP melalui dana DAK dan APBD Tahun anggaran 2010 tanggal 27 oktober 2010 dan lampiran 49. Asli 1 lembar daftar Tanda terima honorarium panitia pemeriksa barang dan penerima barang kegiatan rehabilitasi sedang berat bangunan sekolah tahun anggaran 2010 tanggal 27 desember 2010 50. Asli 1 eksemplar buku pembantu pajak bendahara pengeluaran pembantu tanggal 31 desember 2010 51. Asli 1 eksemplar buku pembantu kas tunai bendahara pengeluaran pembantu tanggal 31 Desember 2010 52. Asli 1 eksemplar buku kas Umum bendahara pengeluaran pembantu tanggal 31 Desember 2010 53. Asli 1 lembar kuitansi untuk pembayaran biaya perjalanan koordinasi dan perencanaan DAK SMP di Provinsi Bengkulu tanggal 27 Desember 2010 dan lampiran 54. Asli 1 lembar kuitansi untuk pembayaran biaya perjalanan rapat koordinasi dan evaluasi program DAK Bidang pendidikan Tahun anggaran 2010 tanggal 27 Desember 2010 7 55. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja cetak kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tanggal 4 desember 2010 dan lampiran 56. Asli 1 lembar kuitansi untuk pembayaran biaya perjalanan melaksanakan verifikasi pengadaan barang kegiatan DAK pendidikan tahun 2010 di jakarta tanggal 27 Desember 2010 dan lampiran 57. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja perangko,materai dan benda pos lainnya kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tanggal 3 desember 2010 dan lampiran 58. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja sewa gudang/kantor/tempat tanggal 20 Desember 2010 dan lampiran 59. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja alat tulis kantor kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tanggal 8 Desember 2010 dan lampiran 60. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja penggandaan kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tanggal 8 Desember 2010 dan lampiran 61. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja dokumentasi /film cuci cetak album kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tanggal 10 Desember 2010 dan lampiran 62. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja dokumentasi /kamera digital kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tanggal 10 Desember 2010 dan lampiran 63. Asli 1 lembar kuitansi untuk pembayaran biaya perjalanan koordinasi DAK bidang pendidikan Tahun anggaran 2010 kementrian Pendidikan Nasional di Jakarta tanggal 27 Desember 2010 dan lampiran 64. Asli 1 lembar bukti kas pengeluaran untuk pembayaran belanja sewa sarana mobilitas darat tanggal kosong bulan Desember 2010 dan lampiran 65. Asli 1 lembar Laporan pendataan Sisa UYHD tahun anggaran 2010 tanggal 30 Desember 2010 8 66. Copi 1 lembar surat setoran sedang/berat bangunan sekolah pengembalian dari kegiatan rehabilitasi perjalanan dinas luar daerah senilai Rp 40.050.000,- tanggal 30 Desember 2010 67. Copi 1 lembar surat setoran pengembalian dari kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah honor tim monitoring senilai Rp 1.930.000 tanggal 30 Desember 2010 68. Asli 1 lembar Buku Rincian Obyek belanja bendahara pengeluaran pembantu berupa pengembalian sisa UYHD perjalanan Dinas Luar Daerah sebesar Rp 40.050.000,- tanggal 31 Desember 2010 69. Copi 1 lembar SP2D Nomor 03137/002/1.01.01/UP/BL/DAU/2010 sebesar Rp 123.169.000 dan lampiran 70. Asli Surat pesanan pengumuman lelang Pasca kualifikasi tanggal 28 Oktober 2010 yang ditanda tangani oleh Adi Sucipto, ST selaku PPTK dan lampiran 71. Asli 1 lembar daftar tanda terima honor panitia kegiatan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah bulan desember 2010 tanggal 23 desember 2010 72. Asli 1 lembar daftar tanda terima honor staf kegiatan rehablitasi sedang/berat bangunan sekolah tahun 2010 bulan desember 2010 tanggal kosong bulan desember 2010 73. Asli 1 lembar daftar tanda terima transport perjalanan dinas dalam daerah kegiatan rehabilitasi sedang berat bangunan sekolah tahun anggaran 2010 tanggal 23 Desember 2010 74. Asli 1 lembar daftar tanda terima honorarium Tim survei pemetaan awal kegiatan rehabilitasi Sedang/berat bangunan sekolah tahun 2010 tanggal 3 desember 2010 75. Asli 1 lembar daftar tanda terima honorarium tim panitia lelang barang dan jasa kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah tahun 2010 tanggal 3 desember 2010 76. Asli 1 lembar Surat setoran Pajak PPH honor Staf kegiatan DAK bulan Desember 2010 77. Asli 1 Lembar Surat setoran Pajak PPH honor panitia pemeriksa/penerima barang jasa 9 78. Copi 1 Lembar Surat setoran Pajak PPH honor staf kegiatan rehabilitasi sedang berat bangunan sekolah 79. Asli 1 lembar Surat Setoran Pajak PPH Honor Pemetaan Awal 80. Asli 1 lembar surat Setoran Pajak PPH honor tim panitia lelang barang/jasa 81. Asli 1 lembar surat Setoran Pajak PPH honor tim panitia Penetapan sekolah 82. Copi 1 lembar Surat Setoran Pajak PPN belanja alat Tulis kantor kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah. 83. Asli 1 (Satu) lembar Surat Bank Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh Bank Bengkulu cabang Curup untuk CV Firu Hertada Nomor : 633/BG/PK.01.01/C.1/2010 yang ditanda tangani oleh Pimpinan cabang Bank Bengkulu Cabang Curup atas nama Maizarwati,SH.MM pada tanggal 03 Nopember 2010 ; 84. Asli 1 (Satu) Rangkap Surat Perjanjian Bank Garansi antara Bank Bengkulu Cabang Curup dan CV Firu Hertada Nomor : 633/BG/PK.01.01/C.1/2010 pada tanggal 03 Nopember 2010; 85. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Kontra Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh PT. JASARAHARJA PUTERA untuk CV Firu Hertada Nomor : B. 11 22 01 2010 00317 tanggal 03 Nopember 2010; 86. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Dukungan Bank dari Bank Bengkulu Cabang Curup Untuk CV Firu Hertada Nomor : 224 / PK.00.03/C.1 tanggal 03 Nopember 2010; 87. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Pernyataan Terhadap Surat Dukungan Bank Bengkulu Cabang Curup untuk CV Firu Hertada pada tanggal 03 Nopember 2010 ; 88. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Permohonan Penerbitan bank Garansi (Jaminan Penawaran) dari CV Firu Hertada kepada Bank bengkulu / Capen Pasar Tengah Nomor : 15/FH/XI/2010 tanggal 03 Nopember 2010; 89. Asli 1 (satu) lembar surat permohonan Dukungan Bank dari perusahaan CV Firu Hertada untuk Bank Bengkulu Cabang Curup / Capen Pasar Tengah Nomor : 16 FH / XI /2010 tanggal 03 Nopember 2010; 90. Foto Copy 1 (Satu) Lembar Surat Pengumuman Pelelangan Pascakualifikasi nomor : I/04/PAN_Brg/DISDIK/2010 tanggal 29 Oktober 2010; 10 91. Foto Copy 1 (Satu) bundel Dokumen Perizinan yang dimiliki CV Firu Hertada (Termasuk Foto Copy KTP atas nama Fince Veriadi selaku wakil Direktur CV.Firu Hertada); 92. Asli 1 (Satu) lembar Surat Bank Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh Bank Bengkulu cabang Curup untuk CV Edo Putra Nomor : 634/BG/PK.01.01/C.1/2010 yang ditanda tangani oleh Pimpinan cabang Bank Bengkulu Cabang Curup atas nama Maizarwati,SH.MM pada tanggal 03 Nopember 2010; 93. Asli 1 (Satu) Rangkap Surat Perjanjian Bank Garansi antara Bank Bengkulu Cabang Curup dan CV Edo Putra Nomor : 634/BG/PK.01.01/C.1/2010 tanggal 03 Nopember 2010; 94. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Kontra Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh PT. JASARAHARJA PUTERA untuk CV Edo Putra Nomor : B. 11 22 01 2010 00318 pada tanggal 03 Nopember 2010; 95. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Dukungan Bank dari Bank Bengkulu Cabang Curup Untuk CV Edo Putra Nomor : 227 / PK.00.03/C.1 tanggal 03 Nopember 2010; 96. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Pernyataan Terhadap Surat Dukungan Bank Bengkulu Cabang Curup untuk CV Edo Putra pada tanggal 03 Nopember 2010; 97. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Permohonan Penerbitan bank Garansi (Jaminan Penawaran) dari CV Edo Putra kepada Bank bengkulu / Capen Pasar Tengah Nomor : 10/FP/XI/2010 tanggal 03 Nopember 2010; 98. Asli 1 (satu) lembar surat permohonan Dukungan Bank dari perusahaan CV Edo Putra untuk Bank Bengkulu Cabang Curup / Capen Pasar Tengah Nomor : 11/ FP/ XI /2010 tanggal 03 Nopember 2010; 99. Foto Copy 1 (Satu) Lembar Surat Pengumuman Pelelangan Pascakualifikasi nomor : I/04/PAN_Brg/DISDIK/2010 tanggal 29 Oktober 2010; 100. Foto Copy 1 (Satu) bundel Dokumen Perizinan yang dimiliki CV Edo Putra (Termasuk Foto Copy KTP atas nama Robinson selaku Direktur CV Edo Putra); 101. Asli 1 (Satu) lembar Surat Bank Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh Bank Bengkulu cabang Curup untuk CV Aruka Jaya Nomor : 635/BG/PK.01.01/C.1/2010 yang ditanda tangani oleh Pimpinan cabang Bank 11 Bengkulu Cabang Curup atas nama Maizarwati,SH.MM pada tanggal 03 Nopember 2010; 102. Asli 1 (Satu) Rangkap Surat Perjanjian Bank Garansi antara Bank Bengkulu Cabang Curup dan CV Aruka Jaya Nomor : 635/BG/PK.01.01/C.1/2010 pada tanggal 03 Nopember 2010; 103. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Kontra Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh PT. JASARAHARJA PUTERA untuk CV Aruka Jaya Nomor : B. 11 22 01 2010 00319 tanggal 03 Nopember 2010; 104. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Dukungan Bank dari Bank Bengkulu Cabang Curup Untuk CV Aruka Jaya Nomor : 226 / PK.00.03/C.1 pada tanggal 03 November 2010; 105. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Pernyataan Terhadap Surat Dukungan Bank Bengkulu Cabang Curup untuk CV Aruka Jaya pada tanggal 03 Nopember 2010; 106. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Permohonan Penerbitan bank Garansi (Jaminan Penawaran) dari CV Aruka Jaya kepada Bank bengkulu / Capen Pasar Tengah Nomor : 09/AJ/XI/2010 pada tanggal 03 Nopember 2017; 107. Asli 1 (satu) lembar surat permohonan Dukungan Bank dari perusahaan CV Aruka Jaya untuk Bank Bengkulu Cabang Curup / Capen Pasar Tengah Nomor : 10/ AJ/ XI/2010 pada tanggal 03 Nopember 2010; 108. Foto Copy 1 (Satu) Lembar Surat Pengumuman Pelelangan Pascakualifikasi nomor : I/04/PAN_Brg/DISDIK/2010 tanggal 29 Oktober 2010; 109. Foto Copy 1 (Satu) bundel Dokumen Perizinan yang dimiliki CV Aruka Jaya (Termasuk Foto Copy KTP atas nama Ridwan Arif selaku Direktur CV Aruka Jaya); 110. Asli 1 (Satu) lembar Surat Bank Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh Bank Bengkulu cabang Curup untuk CV Wijaya Perdana Nomor : 636/BG/PK.01.01/C.1/2010 yang ditanda tangani oleh Pimpinan cabang Bank Bengkulu Cabang Curup atas nama Maizarwati,SH.MM pada tanggal 03 Nopember 2010; 111. Asli 1 (Satu) Rangkap Surat Perjanjian Bank Garansi antara Bank Bengkulu Cabang Curup dan CV Wijaya Perdana Nomor : 636/BG/PK.01.01/C.1/2010 pada tanggal 03 Nopember 2010; 12 112. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Kontra Garansi Jaminan Penawaran Pengadaan yang dikeluarkan oleh PT. JASARAHARJA PUTERA untuk CV Wijaya Perdana Nomor : B. 11 22 01 2010 00320 pada tanggal 03 Nopember 2010; 113. Asli 1 (Satu) lembar surat Permohonan Pembuatan Bank Garansi ( Kontra Garansi) dari asuransi Jasa Raharja Putera kepada Bank Bengkulu Cabang Curup tanggal 03 Nopember 2010, untuk 1. CV Firu Herdata (B. 11 22 01 2010 00317), 2. CV Edo Putra (B. 11 22 01 2010 00318), 3 . CV Aruka Jaya (B. 11 22 01 2010 00319), 4. CV Wijaya Perdana (B. 11 22 01 2010 00320) ; 114. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Dukungan Bank dari Bank Bengkulu Cabang Curup Untuk CV Wijaya Perdana Nomor : 225 / PK.00.03/C.1 pada tanggal 03 Nopember 2010; 115. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Pernyataan Terhadap Surat Dukungan Bank Bengkulu Cabang Curup untuk CV Wijaya Perdana tanggal 03 Nopember 2010; 116. Asli 1 (Satu) Lembar Surat Permohonan Penerbitan bank Garansi (Jaminan Penawaran) dari CV Wijaya Perdana kepada Bank bengkulu / Capen Pasar Tengah Nomor : 11/WP/XI/2010 tanggal 03 Nopember 2010; 117. Asli (satu) lembar surat permohonan Dukungan Bank dari perusahaan CV Wijaya Perdana untuk Bank Bengkulu Cabang Curup / Capen Pasar Tengah Nomor : 12/ WP/ XI/2010 tanggal 03 Nopember 2010; 118. Foto Copy 1 (Satu) Lembar Surat Pengumuman Pelelangan Pascakualifikasi nomor : I/04/PAN_Brg/DISDIK/2010 tanggal 29 Oktober 2010; 119. Foto Copy 1 (Satu) bundel Dokumen Perizinan yang dimiliki CV Wijaya Perdana (Termasuk Foto Copy KTP atas nama M.Hidayat selaku Wakil Direktur CV Wijaya Perdana). Tetap terlampir dalam berkas perkara; 8. Membebankan kepada para terdakwa membayar biaya perkara masing-masing sebesar Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah). I. PENDAHULUAN Setelah membaca dan dikemukakan dalam memperlihatkan putusan perkara tindak pertimbangan-pertimbangan yang pidana korupsi atas nama 13 Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS (34/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Bgl Tanggal 1 Oktober 2019), Pembanding menyatakan sangat berkeberatan dan berpendapat bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bengkulu telah tidak mempertimbangkan persesuaian keterangan Saksi-saksi, Terdakwa dan Ahli satu dengan lainnya, tidak menerapkan hukum pembuktian sebagaimana mestinya, tidak mempertimbangkan secara sungguh-sungguh hal-hal yang dikemukakan dalam Pembelaan (Pledoi), yang disampaikan oleh Tim Penasehat Hukum maupun Terdakwa. Dengan tidak dipenuhinya hal-hal di atas, maka Pembanding berpendapat bahwa dalam perkara atas nama Pembanding menurut hukum pembuktian yang sah, tidak dapat dinyatakan TERBUKTI MELAKUKAN KORUPSI SECARA BERSAMA SAMA sebagaimana didakwakan dan dituntut. Oleh karenanya, mohon agar Majelis Hakim pada Pengadilan Tinggi yang terhormat, MEMBEBASKAN Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS DARI DAKWAAN ATAU SETIDAK-TIDAKNYA MELEPASKAN DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM. Adapun alasan-alasan keberatan PEMBANDING terhadap pertimbangan hukum Majelis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bengkulu adalah sebagaimana diuraikan berikut ini : II. Keberatan-Keberatan Atas Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Bengkulu 1. Unsur : Setiap Orang Yang dimaksud setiap orang dalam pasal 3 ini bermakna : setiap orang selaku subyek hukum dengan kualifikasi tertentu, yakni penyelenggara Negara atau pegawai negeri. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS ditunjuk sebagai Ketua Panitia Lelang berdasarkan SK Tim Panitia Lelang Nomor 14 386/TH/2010 Tanggal 5 Juli 2010 ditandatangani Bupati Rejang Lebong (Suherman), Tim Panitia (Hamsapari, ST.,MT (Ketua), Asri Komsani (Sekretaris), Zainal Arifin, M.Pd (Anggota), Alfriansyah, ST (Anggota), Yunus Dwi Kasmanto, M.Pd (Anggota). Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis yang telah diperhadapkan dipersidangan dengan segala identitas yang melekat padanya yang dalam jabatannya selaku Ketua Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Berdasarkan Pasal 10 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah mempunyai tugas : (1) Panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semua pengadaan dengan nilai di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Untuk pengadaan sampai dengan nilai Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh panitia atau pejabat pengadaan. (2a) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit). (3) Anggota panitia pengadaan/pejabat pengadaan/anggota unit layanan pengadaan berasal dari pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupun instansi teknis lainnya. (3a) Dalam hal pengadaan barang/jasa dilakukan oleh Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, anggota panitia pengadaan berasal dari instansinya sendiri atau instansi teknis Pemerintah, dan dapat menyertakan pihak lain yang ditunjuk oleh Kepala Badan pelaksana. 15 (4) Panitia/pejabat pengadaan/anggota unit layanan pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) di atas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; b. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan; c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang bersangkutan; d. Memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan berdasarkan Keputusan Presiden ini; e. Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia/pejabat pengadaan/anggota unit layanan pengadaan; f. (5) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pejabat/panitia pengadaan/Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) meliputi sebagai berikut: a. menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan; b. menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS); c. menyiapkan dokumen pengadaan; d. mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional; e. menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi; f. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk; g. mengusulkan calon pemenang; h. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya: i. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai. 16 (6) Panitia berjumlah gasal beranggotakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang yang memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan, baik dari unsur-unsur di dalam maupun dari luar instansi yang bersangkutan. (7) Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang yang memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan, baik dari unsurunsur di dalam maupun dari luar instansi yang bersangkutan. (8) Dilarang duduk sebagai panitia/pejabat pengadaan/anggota Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit): a. Pejabat Pembuat Komitmen dan bendahara; b. Pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/Inspektorat Jenderal Departemen/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Departemen/Badan Pengawas Daerah Propinsi/ Kabupaten/Kota, Pengawasan Internal BI/BHMN/BUMN/BUMD kecuali menjadi panitia/pejabat pengadaan/anggota unit layanan pengadaan untuk pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan instansinya; c. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran dan/atau pejabat yang bertugas menandatangani surat perintah membayar. Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS selaku Ketua Panitia Lelang mempunyai tugas menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS), menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional, menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi, melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, mengusulkan calon pemenang, membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada mengangkatnya pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang dan menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan 17 pengadaan barang/jasa dimulai sebagaimana disebutkan dalam Pasal 10 ayat (5) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis jabatannya selaku Ketua Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Kewenangan selaku Ketua Tim Panitia Lelang tersebut adalah termasuk dalam kategori kewenangan berdasarkan penugasan dari Mandat, karena berdasarkan pada atasan Ketua Panitia Lelang yaitu berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Dalam ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, menyebutkan bahwa : 1. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh Mandat apabila: a. ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya; dan b. merupakan pelaksanaan tugas rutin. 2. Pejabat yang melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan sementara; dan b. pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan tetap. 3. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Mandat kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lain yang menjadi bawahannya, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang menerima Mandat harus menyebutkan atas nama Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat. 18 5. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menggunakan sendiri Wewenang yang telah diberikan melalui Mandat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Dalam hal pelaksanaan Wewenang berdasarkan Mandat menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menarik kembali Wewenang yang telah dimandatkan. 7. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tidak berwenang mengambil Keputusan dan atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran. 8. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tanggung jawab Kewenangan tetap pada pemberi Mandat.. .Menurut Prof. Dr. Philipus M.Hadjon, SH ( Dalam bukunya : Hukum Administrasi dan Tindak Pidana Korupsi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2012, halaman 11-13) menjelaskan bahwa dalam kepustakaan hukum administrasi untuk memperoleh wewenang pemerintahan, yaitu atribusi dan delegasi. Kadang-kadang mandat ditempatkan sebagai cara tersendiri. Namun mandat bukan pelimpahan wewenang seperti delegasi. Atribusi dikatakan sebagai cara normal untuk memperoleh wewenang pemerintahan. atribusi juga merupakan wewenang untuk membuat keputusan (besluit) yang langsung bersumber kepada undang-undang dalam arti materiil. Rumusan lain mengatakan bahwa atribusi merupakan pembentukan wewenang tertentu dan pemberiannya kepada organ tertentu. Yang dapat membentuk wewenang adalah organ yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembentukan wewenang dan distribusi wewenang utamanya ditetapkan dalam UUD. Pembentukan wewenang pemerintahan didasarkan pada wewenang yang ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan. Delegasi diartikan sebagai penyerahan wewenang (untuk membuat "besluit") oleh pejabat pemerintahan kepada pihak lain dan wewenang tersebut menjadi tanggung 19 jawab pihak lain tersebut. Yang memberi/melimpahkan wewenang disebut delegans dan yang menerima wewenang disebut delegataris. Mandat merupakan suatu penugasan kepada bawahan. Penugasan kepada bawahan misalnya untuk membuat keputusan a.n. pejabat yang memberi mandat. Keputusan itu merupakan keputusan pejabat yang memberi mandat. Dengan demikian tanggung jawab jabatan tetap pada pemberi mandat (Pasal 14 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan). Menurut Prof Dr. H. Abdul Latif, SH, MH (Hukum Administrasi Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi, Prenada Media Group, Jakarta, 2014 Halaman 58), Untuk mengetahui kepada siapa yang harus bertanggung jawab secara yuridis terhadap penggunaan wewenang yang melanggar hukum (penyalahgunaan wewenang) harus dilihat dari segi sumber atau lahirnya wewenang. Hal tersebut sesuai dengan konsep hukum "geen bevoegdheidzonder verant- woordelijkheidatau there is no authority without responslibility". Di dalam setiap pemberian wewenang kepada pejabat pemerintahan tertentu tersirat pertanggungjawaban dari pejabat yang bersangkutan. Pertanggungjawaban mandat bersumber dari persoalan wewenang, karena wewenang tetap berada pada mandans (pemberi wewenang), sedangkan mandataris (penerima wewenang) hanya dilimpahi wewenang bertindak untuk dan atas nama mandans. Pada mandat tidak terjadi penyerahan wewenang, artinya mandans tetap dapat bertindak sendiri atas namanya. Tidak adanya penyerahan wewenang pada mandat maka yang bertanggung jawab secara yuridis tetap pada mandans (pemberi wewenang). Pada delegasi, pekerjaan yang didelegasikan diserahkan sebagian atau seluruh wewenang kepada penerima delegasi (delegatoris) untuk bertindak melaksanakan pekerjaan tersebut atas namanya sendiri. Pada delegasi disertai dengan penyerahan wewenang, oleh karenanya jika terjadi penyalahgunaan wewenang oleh delegatoris maka yang bertanggungjawab adalah delegatoris. 20 Dalam hukum administrasi, setiap penggunaan wewenang itu di dalamnya terkandung pertanggung-jawaban, namun demikian harus pula dipisahkan tentang tara cara memperoleh dan menjalankan wewenang oleh karena tidak semua pejabat yang menjalankan wewenang pemerintahan itu secara oromatis memikul tanggung jawab hukum. Pejabat yang memperoleh dan menjalankan wewenang secara atri busi dan delegasi adalah pihak yang melaksanakan tugas dan atau pekerjaan atas dasar mandat bukanlah pihak yang memikul tanggung jawab hukum. Selain itu tak kalah pentingnya dalam penentuan kewajiban tanggung jawab yuridis yang didasarkan pada cara memperoleh wewenang/kewenangan, perlu juga ada kejelasan tentang siapa "pejabat" tersebut dan yang kedua, bagaimana seseorang itu disebut dan dikategorikan sebagai pejabat? Dalam perspektif hukum publik, yang berkedudukan sebagai subyek hukum adalah jabatan (ambt) yakni suatu lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu yang lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang. Pihak yang ditunjuk dan bertindak sebagai wakil adalah seseorang yang di satu sisi sebagai manusia (natuurlijke persoon) dan di sisi lain sebagai pejabat. Pejabat adalah seseorang yang bertindak sebagai wakil dari jabatan, yang melakukan perbuatan untuk dan atas nama jabatan. Dari bunyi ketentuan Pasal 14 angka 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan disebutkan bahwa dalam hal pelaksanaan Wewenang berdasarkan Mandat menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menarik kembali Wewenang yang telah dimandatkan, hal ini dibuktikan dengan keluarnya Keputusan Bupati Rejang :820/113/KEP/BAG.9/2010 tentang dapat Lebong Nomor Pengangkatan / Pemindahan Pejabat Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong ditanda tangani 18 November 2010. ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… 21 Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memeiliki unsur-unsur yang sama yaitu sama-sama melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian Negara, hanya bedanya Pasal 3 jika perbuatan tersebut dilakukan dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya. Perbedaan antara kedua Pasal ini terletak pada kualitas dan kedudukan pelakunya. Pasal 3 lebih ditujukan pada pelaku sebagai penyelenggara negara/Pegawai Negeri yang memiliki kewenangan dan kedudukan tertentu. Kualitas pelaku ini akan menentukan cara melakukan perbuatannnya yaitu dengan menyalahgunakan kewenangan atau jabatan yang melekat padanya. Makna "setiap orang" dalam Pasal 3 berbeda dengan makna "setiap orang" dalam Pasal 2 ayat (1). Apabila kata tersebut dalam Pasal 2 ayat (1) bermakna setiap orang selaku subyek hukum pada umumnya tanpa membedakan kualifikasi tertentu maka kata "setiap orang" dalam Pasal 3 ini bermakna setiap orang selaku subjek hukum dengan kualifikasi tertentu, yakni penyelenggara negara atau pegawai negeri. Atas dasar fakta, peraturan perundang-undangan dan doktrin hukum tersebut di atas menjadi jelas bahwa status Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS adalah melekat sebagai subyek hukum menyandang hak dan kewajiban yang mengemban kewenangan selaku Pegawai Negeri/Pejabat penerima mandat hanya sebatas tugas dan tanggungjawab sebagai (Ketua Panitia Lelang). Sebagai Ketua Panitia Lelang mempunyai tugas menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS), menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional, menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi 22 atau prakualifikasi, melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, mengusulkan calon pemenang, membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada mengangkatnya pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang dan menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai sebagaimana disebutkan dalam Pasal 10 ayat (5) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. Berdasarkan argumentasi tersebut di atas, jelas-jelas Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS adalah selaku pegawai negeri dan penerima mandat dari Bupati Rejang Lebong selaku Ketua Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Anehnya dalam perkara ini Pejabat pemberi mandat yang seharusnya bertanggungjawab justeru dimintakan pertanggungjawaban hukum secara fair, (Pembanding) yang seharusnya demi hukum tidak penerima dapat tidak mandat dimintakan pertanggungjawaban hukum. dalam pelaksanaan proyek Lelang Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, menjadi jelas dan terang sub unsur pasal “setiap orang” tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. 2. Unsur : Dengan Tujuan Menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi Maksudnya dari unsur ini adalah dengan tindakan tersebut mendapatkan/ menambah kekayaan diri sendiri atau orang lain atau korporasi dengan cara-cara melawan hukum. 23 Menurut P.A.F. Lamintang, (Delik-Delik Khusus Kejahatan Jabatan dan Kejahatan Jabatan tertentu Sebagai Tindak Pidana Korupsi, Pionir Jaya, Bandung, 1991, halaman 276) menjelaskan bahwa : unsur "menguntungkan diri sendiri, atau orang lain atau suatu korporasi". Unsur ini berarti seseorang tidak harus mendapatkan banyak uang, namun cukup apabila dengan mendapatkan sejumlah uang yang dari uang tersebut seseorang akan memperoleh keuntungan dari padanya walaupun sedikit. Memperoleh suatu keuntungan atau menguntungkan artinya memperoleh atau menambah kekayaan dari yang sudah ada. Selanjutnya Nur Basuki Minarno, (Penyalahgunaan wewenang dan Tindak Pidana Korupsi dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2009, halaman 32) Pada Pasal 2 mengatakan bahwa perumusan "memperkaya diri sendiri...." Undang-undang tindak pidana korupsi dengan "tujuan menguntungkan… Kemudian Dr. Masrul Ali, (Hukum Pidana Korupsi, UII Press, Yogyakarta, 2009, halaman 98) menjelaskan bahwa : Bertambahnya keuntungan atau kekayaan harus benar-benar terjadi atau secara materiel kekayaan dari pejabat atau pegawai negeri, orang lain, atau suatu korporasi itu menjadi bertambah dengan adanya penyalahgunaan wewenang. Manakala penyalahgunaan wewenang tidak terbukti, maka dengan sendirinya unsur "dengan tujuan menguntungkan diri sendiri" tidak perlu dibuktikan. Sesuai Pasal 10 ayat (5) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dijelaskan bahwa Panitia Lelang mempunyai tugas menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS), menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional, menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi, 24 melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk, mengusulkan calon pemenang, membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya dan menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai. Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah : (1) (2) (3) Pejabat Pembuat Komitmen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki integritas moral; b. memiliki disiplin tinggi; c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya; d. memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah; e. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tegas dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. Pejabat Pembuat Komitmen diangkat dengan surat Keputusan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/BUMD. Tugas pokok Pejabat Pembuat Komitmen dalam pengadaan barang/jasa adalah: a. menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa; b. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok masyarakat; c. menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadual, tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaan/ pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan; d. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai kewenangannya; e. menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku; f. menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa; g. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada pimpinan instansinya; h. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak; i. menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada Menteri/Panglima TNI/Kepala Polri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara/ Pimpinan Kesekretariatan Komisi/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/BUMD dengan berita acara penyerahan; 25 (4) (5) (6) j. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai. Pejabat Pembuat Komitmen dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan penyedia barang/jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang akan mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan/proyek yang dibiayai dari APBN/APBD. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan, dan fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakannya. Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan proses pengadaan barang/jasa sebelum dokumen anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuan penerbitan surat penunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penandatangan kontrak pengadaan barang/jasa dilakukan setelah dokumen anggaran untuk kegiatan/proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disahkan.” Dari bunyi Pasal Pasal 9 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut jelaslah administrasi, Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segi fisik, dan fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakannya. Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan proses pengadaan barang/jasa sebelum dokumen anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuan penerbitan surat penunjukan. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pemilihan, maka proses administrasi yang dilaksanakan oleh para pihaknya, baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen maupun Panitia Pengadaan. Segenap aktivitas yang dilaksanakan dalam tahapan ini merupakan aktivitas yang tunduk kepada hukum administrasi. Kemudian, Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di jelaskan bahwa : Pegawai negeri adalah meliputi: a. Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Kepegawaian; 26 b. Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; c. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah; d. Orang yang menerima gaji atau upah dari satu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah; atau e. orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat. Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS ditunjuk sebagai Ketua Lelang berdasarkan SK Nomor 386/TH/2010 Tanggal 5 Juli 2010 ditandatangani Bupati Rejang Lebong (Suherman), Tim Panitia (Hamsapari, ST.,MT (Ketua), Asri Komsani (Sekretaris), Zainal Arifin, M.Pd (Anggota), Alfriansyah, ST (Anggota), Yunus Dwi Kasmanto, M.Pd (Anggota). Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis yang telah diperhadapkan dipersidangan dengan segala identitas yang melekat padanya yang dalam jabatannya selaku Ketua Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan ahli dan keterangan terdakwa kemudian dikaitkan dengan barang bukti di persidangan terungkap fakta hukum yaitu : Bahwa Pembanding sebagai Ketua Panitia Lelang melakukan pelelangan untuk memilih perusahaan yang akan melakukan pekerjaan berpedoman atau acuan panitia lelang dalam proyek tersebut yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan Permendiknas No. 19 tahun 2010 tentang Juknis dan Juklak pelaksanaan DAK tahun 2010. 27 Bahwa Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pejabat/panitia pengadaan/Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) meliputi sebagai berikut: 1. menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan; 2. menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS); 3. menyiapkan dokumen pengadaan; 4. mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasional dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional; 5. menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi; 6. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk; 7. mengusulkan calon pemenang; 8. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pejabat pembuat komitmen dan/atau pejabat yang mengangkatnya: 9. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai. Bahwa Pembanding dan sakaksi-saksi menjelaskan mekanisme dan prosedur dalam lelang pengadaan Komputer Lab. Bahasa dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong tahun 2010 adalah Lelang Umum system gugur dengan Pascakualifikasi. Bahwa benar kegiatan Lelang Barang dan Jasa Kegiatan Rehabilitasi Gedung dan Peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP yang dilakukan oleh Tim Panitia Lelang Melalui Dana DAK dan APBD Tahun 2010 Dinas Pendidikan Kab. Rejang Lebong telah dilaksanakan selama 22 hari kalender terhitung sejak tanggal 29 Oktober 2010 s/d 19 November 2010 sesuai dengan peraturan yang sudah dilalui dengan jadwal sebagai berikut : a. Pengumuman Lelang (29 Oktober 2010) b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen (30 Oktober s/d 05 November 2010) 28 c. Penjelasan Anwizing kantor dan lapangan (02 November 2010) d. Pemasukan Penawaran (03 s/d 08 November 2010) e. Pembukaan Dokumen Penawaran (08 November 2010) f. Evaluasi Dokumen Penawaran (09 s/d 10 November 2010) g. Penilaian dan Klarifikasi (10 November 2010) h. Usulan Calon pemenang (11 November 2010 i. Penetapan pemenang (11 November 2010) j. Pengumuman pemenang (12 November 2010) k. Masa sanggahan (13 s/d 19 November 2010) Bahwa perusahaan yang mendaftar dalam Proyek pengadaan Komputer Lab. Bahasa dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong tahun 2010 sebanyak 11 (sebelas) perusahaan, yaitu : b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) CV. Edo Putra ( tanggal 30 Oktober 2010) CV. Restu Ibu ( tanggal 01 November 2010) CV. Reksa Gina Persada ( tanggal 01 November 2010) CV. Wijaya Perdana ( tanggal 01 November 2010) CV. Duta Surya (tanggal 03 November 2010) CV. Mustika Rini ( tanggal 4 November 2010) CV. Rogan Tina Jaya Sakti ( tanggal 04 November 2010) CV. Firu hartada ( tanggal 02 November 2010) PT. Guru Agung mandiri tanggal 02 November 2010 CV. Alya Foundation ( 02 November 2010) CV. ARUKA JAYA (30 Oktober 2010). Bahwa pada saat menjelaskan Anwaizing dilakukan pada tanggal 02 Nopember 2010 mulai jam 09.00 Wib s/d jam 11. 00 Wb, dan peserta yang hadir pada saat Anwaizing yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. CV. Edo Putra CV. Restu Ibu CV. Wijaya Perdana CV. Duta Surya CV. Mustika Rini CV. Firu hartada PT. Guru Agung mandiri CV. Aruka Jaya 29 Bahwa saat itu perusahaan yang memasukkan penawaran ada 6 (enam) perusahaan, yaitu : a) CV. Aruka Jaya, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 2.904.825.000,b) CV. Edo Putra, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.139.290.000,c) CV. Wijaya Perdana, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.109.260.000,d) CV. Mustika Rini, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.134.250.000,e) CV. Firu Hartada, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.125.000.000,f) PT. Guru Agung Mandiri, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.107.874.000,- Bahwa pada saat Evaluasi Administrasi ada 4 (empat) perusahaan yang gugur, yaitu : a) CV. Mustika Rini dengan alasan tidak melampirkan surat pernyataan memiliki gudang penyimpanan, tidak memiliki surat pernyataan memiliki armada/kerjasama transportasi. b) CV. Edo Putra dengan alasan Kempuan Dasar (KD) Tidak memenuhi syarat. c) CV. Firu Hertada dengan alasan Kempuan Dasar (KD) Tidak memenuhi syarat, tidak ada surat pernyataan kebenaran dokumen, tidak ada surat pernytaan bukan Pegawai Negeri atau TNI. d) CV. Aruka Jaya dengan alasan Kempuan Dasar (KD) Tidak memenuhi syarat. Berdasarkan Lampiran I Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 30 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Bab II huruf A .1. f .12. f tentang pelaksanaan evaluasi penawaran harga sebagai berikut : 12. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah hal-hal yang pokok atau penting, meliputi : a) Total harga penawaran terhadap pagu anggaran : (1) apabila total harga penawaran melebihi pagu anggaran dinyatakan gugur; (2) apabila semua harga penawaran di atas pagu anggaran dilakukan lelang ulang. b) unsur-unsur yang mempengaruhi substansi/lingkup/kualitas pekerjaan untuk kontrak harga satuan, apabila mata pembayaran utama di bawah persyaratan/spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan akan mempengaruhi substansi/kualitas pekerjaan, maka penawaran dinyatakan gugur; c) harga satuan timpang yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh persen) dari HPS dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan tersebut timpang, maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; d) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan, dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya; e) untuk kontrak lumpsum atau kontrak harga satuan yang harga satuannya ditulis dalam angka dan huruf, apabila terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf; f) Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut : (1) volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; 31 (2) apabila terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah; (3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong. g) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran semula. Berdasarkan Lampiran I Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 pemerintah tentang Bab II pedoman pelaksanaan huruf A .1. f .12. f pengadaan barang/jasa tentang pelaksanaan evaluasi penawaran harga tersebut apabila terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah. Bahwa jelaslah dibenarkan secara hukum saat evaluasi Teknis ada dilakukan Koreksi aritmatik terhadap Rencana Anggaran dan Biaya serta Rekapitulasi Rencana Anggaran dan Biaya CV. Wijaya Perdana, yang mana hasil dari perkalian didalam Rencana Anggaran dan Biaya serta Rekapitulasi Rencana Anggaran dan Biaya salah, maka panitia merubah hasil perkalian tersebut untuk CV. Wijaya Perdana dari Rp. 3.109.260.000,- menjadi Rp. 3.104.000.000,-, dan PT. Guru Agung Mandiri dari Rp. 3.107.874.000,menjadi Rp. 3.107.834.000,-. Bahwa dilakukannya Evaluasi Tekhnis ada 2 (dua) perusahaan yang lulus Administrasi yaitu CV. Wijaya Perdana dan PT. Guru Agung Mandiri dinyatakan memenuhi syarat dan dinyatakan lulus evaluasi Tekhnis. 32 Fakta persidangan Saksi menjelaskan setelah lulus evaluasi Tekhnis terhadap CV. Wijaya Perdana dan PT. Guru Agung Mandiri dilakukan Evaluasi Kualifikasi dengan hasil PT. Guru Agung Mandiri tidak memenuhi syarat karena Fakta Integritas tidak ada tanggal dan data personil tidak lengkap, sedangkan CV. Wijaya Perdana dinyatakan memenuhi syarat Kualifikasi, lalu terhadap CV. Wijaya perdana di usulkan sebagai calon Pemenang. Bahwa terkait Fakta Integritas PT. Guru Agung Mandiri yang tidak ada tanggal dan dinyatakan tidak memenuhi syarat hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk mengugurkan perusahaan tersebut, benar hal tersebut tertuang didalam Adenda hasil Anwaizing tanggal 02 Nopember 2010 huruf j ke c yang berbunyi ”Pada kolom tanggal Fakta integritas diisi sesuai tanggal pengambilan dokumen lelang/RKS”. Bahwa tPembanding menjelaskan pada tahap Evaluasi Penawaran pelaksanaan dilakukan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan terhadap semua penawaran yang masuk. Evaluasi tersebut meliputi Evaluasi Administrasi, Teknis dan evaluasi Kualifikasi. Bahwa pada Tahap Evaluasi Teknis menjelaskan pada saat Koreksi Aritmatik ada dilakukan Koreksi terhadap Rencana Anggaran dan Biaya serta Rekapitulasi Rencana Anggaran dan Biaya CV. Wijaya Perdana, yang mana hasil dari perkalian didalam Rencana Anggaran dan Biaya serta Rekapitulasi Rencana Anggaran dan Biaya salah. Bahwa pada tahap evaluasi kualifikasi PT. Guruh Agung Mandiri gugur karena fakta Integritas tidak bertanggal dan itu sesuai dengan jelas jika gugurnya Pt. Guru Agung mandiri bukan karena koreksi aritmatik tetapi melainkan fakta integritas yang tidak bertanggal yang sudah sesuai dengan 33 kesepakatan rapat anwizing yang sudah dijelaskan kepada penyedia jasa sebelumnya yang ingin mengikuti pelelangan pada saat itu. Bahwa terkait Data personil yang tidak lengkap pada PT. Guruh Agung Mandiri melakukan manipulatif jika personil tersebut tidak sesuai pengalaman yang masih 3 tahun sehingga tidak memenuhi syarat. Bahkan keterangan saksi pihak Pt.Guruh Agung Mandiri didalam persidangan yang mengatakan mereka tidak mempermasalahakan mereka gugur dengan mengatakan hanya coba-coba dan pihak Pt. Guruh Agung Mandiri sama sekali tidak menyangga yang mana dalam waktu tersebut ada hak sanggah apabila ada perusahaan yang merasa dirugikan. Bahwa Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS disaat menjadi Ketua panitia lelang. Panitia lelang telah melakukan proses pelelangan sudah sesuai dengan prosedur dan tahapantahapan yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 pemerintah tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan tidak ada tujuan untuk menguntungkan perusahaan manapun. Bahwa jika menurut jaksa Penuntut Umum Pembanding mempunyai tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi para terdakwa tidak akan mengikuti tahap-tahap sesuai dengan peraturan yang berlaku atau mempunyai hubungan erat dan kerjasama terhadap orang lain maka pada saat pekerjaan berjalan dan penandatanganan kontrak kontrak tersebut ditanda tangani oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010 yang ditanda tangani dikantor diknas Kab rejang Lebong dengan nilai kontrak Rp 3.104.000.000,-. Pembanding Hamsapari, ST.MT dimutasi ke kantor Camat Kota Padang dua hari sebelum penandanganan kontrak sesuai Keputusan 34 Bupati Rejang Pengangkatan Lebong Nomor :820/113/KEP/BAG.9/2010 tentang / Pemindahan Pejabat Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong ditanda tangani 18 November 2010. Soal otoritas kewenangan Pengguna Anggaran (PA) dijabat oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku dan Adi Sucipto, ST selaku Pejabat Pelaksana Teksnis Kegiatan (PPTK) serta M. Hidayat Bin M. Yusuf sebagai Wakil Direktur CV. Wijaya Perdana. Bahwa kontrak tersebut ditanda tangani oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010 yang ditanda tangani dikantor diknas Kab rejang Lebong dengan nilai kontrak Rp 3.104.000.000,- Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memiliki unsur-unsur yang sama yaitu sama-sama melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian Negara, hanya bedanya Pasal 3 jika perbuatan tersebut dilakukan dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya. Perbedaan antara kedua Pasal ini terletak pada kualitas dan kedudukan pelakunya. Pasal 3 lebih ditujukan pada pelaku sebagai penyelenggara negara/Pegawai Negeri yang memiliki kewenangan dan kedudukan tertentu. Kualitas pelaku ini akan menentukan cara melakukan perbuatannnya yaitu dengan menyalahgunakan kewenangan atau jabatan yang melekat padanya. Dengan demikian jelaslah bahwa unsur melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain pada Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang didakwakan kepada Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis, unsur “Menguntungkan diri 35 sendiri atau orang lain atau suatu korporasi” tidak terbukti secara sah dan meyakinkan pada diri Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis. 3. Unsur : Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan atau Sarana Yang Ada Padanya Karena Jabatan Atau Kedudukan Unsur "menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan". Sebagaimana "melawan hukum" dalam Pasal 2 ayat (1) sebagai bestanddeel delict, penyalahgunaan wewenang dalam Pasal 3 juga sebagai bestanddeel delict. Konsekuensinya, jika unsur "penyalahgunaan wewenang" ini tidak terbukti, maka terhadap penyelenggara Negara, pegawai negeri yang diduga melakukan tindak pidana korupsi tidak dapat lagi dikategorikan sebagai menyalahgunakan wewenang. Makna menyalahgunaan wewenang sejak Peraturan Penguasa Militer Tahun 1957 hingga undang-undangNo. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tidak pernah diberikan arti yang memadai. Menurut Prof. Dr. Indriyanto Seno Adji, (Korupsi Kebijakan Aparatur Negara dan Hukum Pidana, CV. Diadit Media, Jakarta, 2006, halaman 426) menjelaskan bahwa : untuk memecahkan persoalan ini, tidak salah bila menggunakan teori otonomi dari hukum pidana materiel {de autonomic van het materiele straftecht) oleh H. A. Demeersemen. Teori ini pada pada intinya mempertanyakan apakah ada harmoni dan disharmoni antara pengertian yang sama antara hukum pidana, khususnya dengan hukum perdata dan hukum tata usaha Negara (administrasi Negara), sebagai suatu cabang hukum lainnya. Di sini akan diupayakan keterkaitan pengertian yang sama bunyinya antara cabang ilmu hukum pidana dengan cabang ilmu hukum lainnya. Maksud disharmoni adalah bahwa dalam hal-hal di mana seseorang memberikan pengertian dalam undang-undang hukum pidana dengan isi lain mengenai pengertian yang sama bunyinya dalam cabang hukum lain, atau dikesampingkan 36 teori, fiksi dan konstruksi dalam penerapan hukum pidana pada cabang hukum lain. Kesimpulannya dikatakan bahwa mengenai perkataan yang sama, hukum pidana mempunyai otonomi untuk memberikan pengertian yang berbeda dengan pengertian yang terdapat dalam cabang ilmu hukum lainnya, akan tetapi jika hukum pidana tidak menentukan lain, maka dipergunakan pengertian yang terdapat dalam cabang hukum lainnya. Dalam konteks ini, apabila pengertian "menyalahgunakan kewenangan" tidak ditemukan eksplisitasnya dalam hukum pidana, maka hukum pidana dapat mempergunakan pengertian dan kata yang sama yang terdapat atau berasal dari cabang hukum lainnya. Karena selama ini hukum pidana tidak memberikan pengertian mengenai penyalahgunaan wewenang, dan pengertian tersebut hanya ditemukan dalam hukum administrasi negara, maka dengan sendirinya pengertian tersebut mengacu pada pengertian dalam ilmu hukum administrasi negara. Menurut Dr. Ridwan HR, (Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, halaman 102) dijelaskan bahwa : Hukum Dalam hukum administrasi Negara wewenang adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik atau kemampuan bertindak yang diberikan oleh undang-undang untuk melakukan hubungan-hubungan hukum. Secara yuridis pengertian kewenangan adalah kekuasaan yang diformalkan baik terhadap segolongan orang tertentu maupun terhadap sesuatu bidang pemerintahan tertentu secara bulat. Wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban (rechten en plichteri). Menurut Dr. SF.Marbun, (Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif Di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2003, halaman.122-123) dijelaskan bahwa : Secara lebih rinci kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain agar mengikuti kehendak pemegang kekuasaan, baik dengan sukarela maupun dengan terpaksa. Kekuasaan pada dasarnya memiliki sifat yang netral dan baik atau 37 buruknya tergantung kepada cara dan tujuan penggunaannya. Sumber dari kekuasaan pun bermacam-macam, dari peraturan (hukum), uang, senjata, kharisma, kejujuran, dan sebagainya. Sedangkan wewenang adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik atau kemampuan bertindak yang diberikan oleh undang-undang untuk melakukan hubungan-hubungan hukum. Wewenang hanya berkaitan dengan pejabat publik, dan pemberian wewenang kepada pejabat publik akan melahirkan hak dan kewajiban untuk mencapai tujuan dan maksud yang telah ditentukan dalam peraturan perundang- undangan. Penyimpangan terhadap maksud dan tujuan yang telah ditentukan dikategorikan sebagai penyalahgunaan wewenang. Mereka yang dikualifikasikan sebagai pelaku penyalahgunaan wewenang adalah ketika kedudukan atau jabatan atau kapasitasnya berkaitan dengan tugas pelayanan publik atau masyarakat. Menurut Prof. Dr. Indriyanto Seno Adji, (Korupsi Kebijakan Aparatur Negara dan Hukum Pidana, CV. Diadit Media, Jakarta, 2006, halaman 427-428) menjelaskan bahwa : Dalam hukum administrasi Negara pengertian penyalahgunaan wewenang diartikan dalam tiga bentuk, yaitu: 1. Penyalahgunaan bertentangan wewenang dengan untuk kepentingan melakukan umum atau tindakan-tindakan untuk yang menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan; 2. Penyalahgunaan wewenang dalam arti bahwa tindakan pejabat tersebut adalah benar ditujukan untuk kepentingan umum, tapi menyimpang dari tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh undang-undang atau peraturan-peraturan lain; 3. Penyalahgunaan wewenang dalam arti menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi telah menggunakan prosedur lain agar terlaksana. Oleh karena unsur yang ketiga Pasal 3 adalah "menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan", hal ini menunjukkan bahwa subyek delik pada Pasal 3 UU PTPK harus memenuhi kualitas 38 sebagai pejabat atau mempunyai (Pembahasan Undang-Undang kedudukan. Menurut Dr. Pemberantasan Tindak Pidana R. Wiyono, Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, halaman.38) mendefinisikan bahwa : "menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan' adalah menggunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang melekat pada jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh pelaku tindak pidana korupsi untuk tujuan lain dari maksud diberikannya kewenangan, kesempatan, atau sarana tersebut. Kesempatan adalah peluang atau tersedianya waktu yang cukup dan sebaik-baiknya untuk melakukan perbuatan tertentu. Orang yang karena memiliki jabatan atau kedudukan, yang karena jabatan atau kedudukannya itu mempunyai peluang atau waktu yang sebaik-baiknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu berdasarkan jabatan atau kedudukannya. Apabila peluang yang ada ini digunakan untuk melakukan perbuatan lain yang tidak seharusnya dilakukan dan justru bertentangan dengan tugas pekerjannya dalam jabatan atau kedudukan yang dimilikinya, maka di sini telah terdapat penyalahgunaan sesempatan karena jabatan atau kedudukan. Sedangkan sarana diartikan sebagai perlengkapan atau fasilitas, sehingga menyalahgunaan sarana adalah adanya penyalahgunaan perlengkapan atau fasilitas yang ada dan melekat pada pelaku karena jabatan atau kedudukan. Makna kewenangan, kesempatan, atau sarana tersebut tidak boleh dipisahkan satu dengan yang lain. Dalam arti, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan" menandakan bahwa antara kewenangan, kesempatan atau sarana merupakan satu kesatuan yang utuh yang dimiliki oleh pejabat, sebab dengan memberikan jabatan/kedudukan kepada seorang pejabat administrasi, maka wewenang, kesempatan atau saran dengan sendirinya mengikuti. Pemberian jabatan/ kedudukan akan melahirkan wewenang. Wewenang, kesempatan atau saran merupakan asesori dari suatu jabatan atau kedudukan. 39 Berdasarkan ketentuan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, menyebutkan bahwa : 1. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh Mandat apabila: a. ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya; dan b. merupakan pelaksanaan tugas rutin. 2. Pejabat yang melaksanakan tugas rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. pelaksana harian yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan sementara; dan b. pelaksana tugas yang melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan tetap. 3. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Mandat kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lain yang menjadi bawahannya, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang menerima Mandat harus menyebutkan atas nama Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat. 5. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menggunakan sendiri Wewenang yang telah diberikan melalui Mandat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Dalam hal pelaksanaan Wewenang berdasarkan Mandat menimbulkan ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/ atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menarik kembali Wewenang yang telah dimandatkan. 7. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tidak berwenang mengambil Keputusan dan atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran. 8. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tanggung jawab Kewenangan tetap pada pemberi Mandat.. 40 Berdasarkan uraian unsur menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan atau Sarana yang ada padanya karena Jabatan atau Kedudukan tersebut di atas, jelaslah bahwa kewenangan yang melekat pada Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis jabatannya selaku Ketua Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 adalah selaku pegawai negeri dan penerima mandat berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010 Kewenangan selaku Ketua Tim Panitia Lelang tersebut adalah termasuk dalam katagori kewenangan berdasarkan penugasan dari Mandat, karena berdasarkan pada atasan Ketua Panitia Lelang yaitu berdasarkan keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 386A/Tahun/2010 tanggal 05 Juli 2010. Soal otoritas kewenangan Pengguna Anggara (PA) dijabat oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku dan Adi Sucipto, ST selaku Pejabat Pelaksana Teksnis Kegiatana (PPTK) Anehnya dalam perkara mandat yang seharusnya bertanggungjawab justeru pertanggungjawaban hukum secara fair, penerima ini Pejabat tidak pemberi dimintakan mandat HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis yang seharusnya demi hukum tidak bertanggungjawab diperkarakan sebagai Terdakwa dalam proyek Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010. Bahwa pada saat pekerjaan berjalan dan penandatanganan kontrak kontrak tersebut ditanda tangani oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010 yang ditanda tangani dikantor diknas Kab rejang Lebong dengan nilai kontrak Rp 3.104.000.000,- terdakwa I Hamsapari, ST.MT dimutasi ke kantor Camat Kota Padang dua hari sebelum penandanganan kontrak sesuai Keputusan Bupati Rejang :820/113/KEP/BAG.9/2010 tentang Lebong Nomor Pengangkatan / Pemindahan Pejabat 41 Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong ditanda tangani 18 November 2010, tidak dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan menurut hukum. 4. Unsur : Yang Dapat Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara Maksudnya adalah karena perbuatan si pelaku Keuangan/perekomian negara rugi atau berkurang kekayaannya yang harus dibuktikan, yang biasanya dilakukan dengan perhitungan ahli dalam hal ini akuntan negara atau atau berdasarkan audit investigasi BPK. Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah : (1) (2) (3) Pejabat Pembuat Komitmen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki integritas moral; b. memiliki disiplin tinggi; c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya; d. memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah; e. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tegas dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. Pejabat Pembuat Komitmen diangkat dengan surat Keputusan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/BUMD. Tugas pokok Pejabat Pembuat Komitmen dalam pengadaan barang/jasa adalah: a. menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa; b. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta kelompok masyarakat; c. menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS), jadual, tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaan/ pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan; d. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai kewenangannya; e. menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku; 42 (4) (5) (6) f. menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa; g. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada pimpinan instansinya; h. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak; i. menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada Menteri/Panglima TNI/Kepala Polri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara/ Pimpinan Kesekretariatan Komisi/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/BUMD dengan berita acara penyerahan; j. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai. Pejabat Pembuat Komitmen dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan penyedia barang/jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang akan mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan/proyek yang dibiayai dari APBN/APBD. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan, dan fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakannya. Pejabat Pembuat Komitmen dapat melaksanakan proses pengadaan barang/jasa sebelum dokumen anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuan penerbitan surat penunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penandatangan kontrak pengadaan barang/jasa dilakukan setelah dokumen anggaran untuk kegiatan/proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disahkan.” Bahwa Pembanding HAMSAPARI, ST, MT ditunjuk sebagai Ketua Panitia Lelang dalam proyek pengadaan Komputer Lab Bahasa di Diknas Kab Rejang lebong Tahun 2010 berdasarkan SK Bupati Rejang Lebong melalui Nomor : 3861/TH/2010 tanggal 05 Juli 2010 tentang pembentukan Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa Kegiatan Rehabilitasi Gedung Peningkatan Mutu SD,SLB,dan SMP melalui dana DAK dan APBD tahun anggaran 2010 di dinas pendidikan Kab Rejang Lebong. Adapun struktur Panitia lelang dalam kegiatan Rehabilitasi Gedung dan Peningkatan mutu SD, SLB dan SMP melalui dana DAK dan APBD tahun anggaran 2010 Dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong adalah : • HAMSAPARI, ST, MT sebagai Ketua • ASRI KOMSANI, S. Ip sebagai Sekertaris • ZAINAL ARIFIN, M. Pd sebagai Anggota. 43 • ALFRIANSYAH, ST sebagai Anggota. • YUNUS DWI KASMANTO, M. Pd selaku Anggota. Bahwa yang menjadi pedoman atau acuan panitia lelang dalam proyek tersebut yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan Permendiknas No. 19 tahun 2010 tentang Juknis dan Juklak pelaksanaan DAK tahun 2010. Bahwa pada saat menjadi panitia lelang dalam proyek pengadaan komputer lab Bahasa tersebut saksi memiliki Sertifikat Ahli Pengadaan Nasional tanggal 26 Oktober 2010. Bahwa berdasarkan Pasal 10 ayat (5) tugas dan tanggung jawab panitia lelang diatur didalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu : • Menyusun Jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan pelelangan serta lokasi pengadaan. • Menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS). • Menyiapkan dokumen pengadaan. • Mengumumkan pengadaan barang dan jasa di surat kabar nasional/propinsi/papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan diupayakan diumumkan di Wibe site pengadaan Nasional. • Menilai kualifikasi penyedia melalui pasca kualifikasi atau pra kualifikasi. • Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk. • Mengusulkan calon pemenang. • Membuat Laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada PPK atau pejabat yang mengangkatnya. • Menanda tangani fakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dimulai 44 Pembanding HAMSAPARI, ST, MT pada saat menjabat sebagai Ketua Panitia Lelang dalam kegiatan Proyek pengadaan Komputer Lab. Bahasa dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong tahun 2010 memiliki Sertifikat Ahli Pengadaan yang dikeluarkan oleh Bapenas katagori L4. Adapun tahapan lelang dalam proyek Pengadaan Komputer Lab Bahasa tahun 2010 yaitu : • Tanggal 29 Oktober 2010 dimulainya pengumuman lelang • Tanggal 30 Oktober 2010-5 Nopember 2010 , pendaftaran dan pengambilan dokumen • Tanggal 2 Nopember 2010 , penjelasan/ anwijing • Tanggal 3 -8 Nopember 2010 , pemasukan penawaran • Tanggal 8 Nopember pembukaan dokumen penawaran • Tanggal 9-10 Nopember 2010,evaluasi dokumen penawaran • Tanggal 10 Nopember 2010 , penilaian dan klarifikasi • Tanggal 11 Nopember 2010, usulan calon pemenang • Tanggal 11 Nopember 2010 , penetapan pemenbang • Tanggal 12 Nopember 2010, pengumuman pemenang • Tanggal 13-19 Nopember 2010, masa sanggahan Pembanding HAMSAPARI, ST, MT, saksi-saksi dan ahli terungkap dalam fakta persidangan menjelaskan mekanisme dan prosedur dalam Proyek pengadaan Komputer Lab. Bahasa dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong tahun 2010 adalah Lelang Umum system gugur dengan Pascakualifikasi. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan perusahaan yang mendaftar dalam Proyek pengadaan Komputer Lab. Bahasa dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong tahun 2010 sebanyak 11 (sebelas) perusahaan, yaitu : • CV. Edo Putra ( tanggal 30 Oktober 2010) • CV. Restu Ibu ( tanggal 01 November 2010) • CV. Reksa Gina Persada ( tanggal 01 November 2010) • CV. Wijaya Perdana ( tanggal 01 November 2010) • CV. Duta Surya (tanggal 03 November 2010) • CV. Mustika Rini ( tanggal 4 November 2010) • CV. Rogan Tina Jaya Sakti ( tanggal 04 November 2010) 45 • CV. Firu hartada ( tanggal 02 November 2010) • PT. Guru Agung mandiri tanggal 02 November 2010 • CV. Alya Foundation ( 02 November 2010) • CV. ARUKA JAYA (30 Oktober 2010) PembandingHAMSAPARI, ST, MT menjelaskan Anwaizing dilakukan pada tanggal 02 Nopember 2010 mulai jam 09.00 Wib s/d jam 11. 00 Wb, dan peserta yang hadir pada saat Anwaizing yaitu: • CV. Edo Putra • CV. Restu Ibu • CV. Wijaya Perdana • CV. Duta Surya • CV. Mustika Rini • CV. Firu hartada • PT. Guru Agung mandiri • CV. Aruka Jaya Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan perusahaan yang memasukkan penawaran ada 6 (enam) perusahaan, yaitu : • CV. Aruka Jaya, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 2.904.825.000,• CV. Edo Putra, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.139.290.000,• CV. Wijaya Perdana, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.109.260.000,• CV. Mustika Rini, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.134.250.000,• CV. Firu Hartada, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.125.000.000,• PT. Guru Agung Mandiri, tanggal 08 Nopember 2010 dengan harga penawaran Rp. 3.107.874.000,Pambanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan Pada saat Koreksi Aritmatik ada dilakukan Koreksi terhadap Rencana Anggaran dan Biaya serta Rekapitulasi 46 Rencana Anggaran dan Biaya CV. Wijaya Perdana, yang mana hasil dari perkalian didalam Rencana Anggaran dan Biaya serta Rekapitulasi Rencana Anggaran dan Biaya salah, maka panitia merubah hasil perkalian tersebut untuk CV. Wijaya Perdana dari Rp. 3.109.260.000,- menjadi Rp. 3.104.000.000,-, dan PT. Guru Agung Mandiri dari Rp. 3.107.874.000,- menjadi Rp. 3.107.834.000,-. Berdasarkan Lampiran I Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Bab II huruf A .1. f .12. f tentang pelaksanaan evaluasi penawaran harga sebagai berikut : 12. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah hal-hal yang pokok atau penting, meliputi : a) Total harga penawaran terhadap pagu anggaran : (1) apabila total harga penawaran melebihi pagu anggaran dinyatakan gugur; (2) apabila semua harga penawaran di atas pagu anggaran dilakukan lelang ulang. b) unsur-unsur yang mempengaruhi substansi/lingkup/kualitas pekerjaan untuk kontrak harga satuan, apabila mata pembayaran utama di bawah persyaratan/spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan akan mempengaruhi substansi/kualitas pekerjaan, maka penawaran dinyatakan gugur; c) harga satuan timpang yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh persen) dari HPS dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan tersebut timpang, maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; d) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan, dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya; e) untuk kontrak lumpsum atau kontrak harga satuan yang harga satuannya ditulis dalam angka dan huruf, apabila terdapat perbedaan 47 antara penulisan nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf; f) Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut : (1) volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; (2) apabila terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah; (3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong. g) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran semula. Berdasrkan Lampiran I Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah Bab II huruf A .1. f .12. f tentang pelaksanaan evaluasi penawaran harga tersebut apabila terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan pada saat Evaluasi Administrasi ada 4 (empat) perusahaan yang gugur, yaitu : • CV. Mustika Rini dengan alasan tidak melampirkan surat pernyataan memiliki gudang penyimpanan, tidak memiliki surat pernyataan memiliki armada/kerjasama transportasi. 48 • CV. Edo Putra dengan alasan Kempuan Dasar (KD) Tidak memenuhi syarat. • CV. Firu Hertada dengan alasan Kempuan Dasar (KD) Tidak memenuhi syarat, tidak ada surat pernyataan kebenaran dokumen, tidak ada surat pernytaan bukan Pegawai Negeri atau TNI. • CV. Aruka Jaya dengan alasan Kempuan Dasar (KD) Tidak memenuhi syarat. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan pada saat dilakukan Evaluasi Tekhnis ada 2 (dua) perusahaan yang lulus Administrasi yaitu CV. Wijaya Perdana dan PT. Guru Agung Mandiri dinyatakan memenuhi syarat dan dinyatakan lulus evaluasi Tekhnis. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan setelah lulus evaluasi Tekhnis terhadap CV. Wijaya Perdana dan PT. Guru Agung Mandiri dilakukan Evaluasi Kualifikasi dengan hasil PT. Guru Agung Mandiri tidak memenuhi syarat karena Fakta Integritas tidak ada tanggal dan data personil tidak lengkap, sedangkan CV. Wijaya Perdana dinyatakan memenuhi syarat Kualifikasi, lalu terhadap CV. Wijaya perdana di usulkan sebagai calon Pemenang. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan untuk masalah Fakta Integritas PT. Guru Agung Mandiri yang tidak ada tanggal dan dinyatakan tidak memenuhi syarat hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk mengugurkan perusahaan tersebut, benar hal tersebut tertuang didalam Adenda hasil Anwaizing tanggal 02 Nopember 2010 huruf j ke c yang berbunyi ”Pada kolom tanggal Fakta integritas diisi sesuai tanggal pengambilan dokumen lelang/RKS”. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan berkaitan dengan data personil dokumen penawaran PT. Guru Agung Mandiri tidak lengkap sesuai apa yang dibuktikan dipersidangan oleh jaksa Penuntut Umum. Pembanding HAMSAPARI, ST, MT yang menyusun HPS adalah Saksi sendiri bersama 4 (empat) orang anggota 49 panitia lelang yang lain, adapun dasar dan acuan panitia lelang dalam membuat dan menyusun HPS yaitu : • Estimate Enggenering dan Spesifikasi Tekhnis yang dibuat oleh PPTK dan ditetapkan oleh Pengguna Anggaran sebagai mana EE kegiatan Pengadaan alat Lab. Bahasa SMP tahun 2010 tanggal 27 Oktober 2010. • Saksi pernah mencoba Survey ke toko – toko Komputer yang ada di Curup, Cuma yang didapat hanya untuk jenis barang UPS dan LCD Projektor dengan harga untuk UPS Rp. 550.000,- dan LCD Projektor Rp. 5.000.000, (Indent), untuk item barang yang lain toko yang kami survey tersebut tidak tahu. • Untuk harga tarif Pabrikan kami panitia sudah menanyakan ke PPTK apakah ada biaya survey, karena kami pada saat itu mau survey ke Jakarta, dan jawaban PPTK pada saat itu tidak ada, pakai saja EE itu karena untuk DAK tersebut sudah Spesifikasi Nasional. • Harga melalui Internet, dan yang didapat hanya global untuk Lab. Bahasa SMP dengan harga RP. 150.000.000,-. PEMBANDING HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan perusahaan selaku pemenang dalam kegiatan lelang Pengadaan Alat Lab. Bahasa SMP tahun 2010 adalah CV. Wijaya Perdana, berkedudukan di Bengkulu dengan wakil Direktur Sdr. M. HIDAYAT PEMBANDING HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan bahwa saksi tidak pernah menerima apapun dari CV. Wijaya Perdana. PEMBANDING HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan bahwa tanggal 12 Nopember 2010 setelah Penetapan pemenang selama masa sanggah tidak ada satupun perusahaan yang mengajukan surat sanggahan dan seluruh proses dan tahapan lelang sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. PEMBANDING HAMSAPARI, ST, MT menjelaskan bahwa Gugurnya PT. Guruh Agung Mandiri bukan karena koreksi aritmatik tetapi melainkan Fakta Integritas yang 50 tidak bertanggal sudah sesuai dengan kesepakatan rapat Anwizing yang sudah dijelaskan kepada penyedia jasa sebelumnya yang mengikuti proses pelelangan. PEMBANDING HAMSAPARI, ST, MT mengatakan terkait Data personil yang tidak lengkap pada PT. Guruh Agung Mandiri jika personil tersebut tidak sesuai pengalaman yang masih 3 tahun sehingga tidak memenuhi syarat. Tangggal 12 Nopember 2010 hari Jumat Tim Panitia Lelang menerima surat penetapan pemenang lelang, dan hari itu juga Kami langsung mengumumkan Pemenang Lelang tersebut, selama masa sanggah tidak ada satupun perusahaan yang mengajukan surat sanggahan. Terungkap pada fakta persidangan bahwa pada Tangggal 16 Nopember 2010 (selasa pagi), Pembanding diajak Kadis Pendidikan dan PPTK untuk melapor pemenang lelang kepada Pak Bupati dirumah Dinas, setelah menunggu diruang tunggu (dibelakang rumah Dinas) beberapa saat Pak Bupati keluar langsung duduk sambil berbicara "mana Laporan pemenangnya", Saya beranjak duduk disamping Pak Bupati sambil membuka kertas pengumuman pemenang lelang "Alat Lab bahasa SMP yang menang CV. Wijaya Perdana" langsung dipotong Pak Bupati "Dayat yah", Pembanding jawab "Saya tidak kenal Dayat, yang Kami menangkan adalah perusahaan yang memenuhi Syarat", langsung dipotong Pak Bupati lagi "La pintar nian Kamu ini, kalo cak itu Kamu saja yang jadi Bupati", Pak Bupati langsung berdiri menuju mobil Fortuner No polisi BD 1 K, Ajudannya (Benhur) langsung buka pintu, mereka langsung pergi. Selanjutnya Kami kembali ke kantor Diknas, setelah mendekati pagar luar rumah dinas bupati, Pak Kadis Diknas mendapat telepon, selanjutnya Pak Kadis berbicara "Aku dipanggil Bupati" Saya dan Pak PPTK pulang ke kantor Diknas. Setelah dikantor Diknas dan ketemu Pak Kadis Diknas, Pak Kadis langsung berbicara "Pak Bupati Marah Besar" Pada Hari Jumat tanggal 19 Nopember 2010 Saya Dapat Undangan Pelantikan (Mutasi), Surat Undangan Nomor : 005/697/Bag.9, Hal : Untuk Hadir dilantik. Hari 51 Sabtu tanggal 20 Nopember 2010 pukul 08.00 WIB Saya dilantik dalam Jabatan Kasi Ketentraman dan Ketertiban pada Kantor Camat Sindang Beliti IIir Eselon IV.a dengan Pernyataan Pelantikan Nomor : 820/658/Bag.9. Surat Petikan Pelantikan ini bertanggal 21 Oktober 2010, padahal Undangan Pelantikan pada tanggal 20 Nopember 2010. Petikan Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor 820/113/KEP/BAG. 9/2010 TENTANG PENG ANGKATAN/PEMINDAH AN PEJABAT STRUKTURAL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG bertanggal 18 Nopember 2010 yang ditembuskan kepada Saya sebagai Kasi Ketentraman dan Ketertiban pada Kantor Camat Sindang Beliti llir. Adanya kesalahan tanggal Pelantikan Dalam Pernyataan Pelantikan yang disebutkan : " Berdasarkan Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor : 820/105/KEP/BAG.9/2010 tanggal 19 Oktober 2010 telah diangkat dalam Jabatan Kasi Ketentraman dan Ketertiban pada Kantor Camat Sindang Beliti llir Eselon IV.a, dan masih dalam Surat yang sama yaitu Pernyataan Pelantikan disebutkan juga :"Dan telah dilantik dan diambil sumpah Jabatan oleh Bupati Rejang Lebong pada tanggal 21 Oktober 2010 di Ruang Pola Pemda Kabupaten Rejang Lebong. Adanya perbedaan tanggal,bulan, dan nomor surat ini MENANDAKAN BAHWA PELANTIKAN PEMBANDING (MUTASI DARI KANTOR DINAS PU KE KANTOR CAMAT SBI) tersebut terkesan DILAKUKAN TERBURU-BURU. PEMBANDING Hamsapari, ST.MT dimutasi ke kantor Camat Kota Padang dua hari sebelum penandanganan kontrak tanggal 20 November 2010 dengan nilai kontrak Rp 3.104.000.000,-, sesuai Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor :820/ 113/KEP/BAG.9/2010 tentang Pengangkatan / Pemindahan Pejabat Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong ditanda tangani 18 November 2010. ……………........................................................................................................ Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memiliki unsur-unsur yang sama yaitu sama-sama melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan 52 keuangan negara dan perekonomian Negara, hanya bedanya Pasal 3 jika perbuatan tersebut dilakukan dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya. Perbedaan antara kedua Pasal ini terletak pada kualitas dan kedudukan pelakunya. Pasal 3 lebih ditujukan pada pelaku sebagai penyelenggara negara/Pegawai Negeri yang memiliki kewenangan dan kedudukan tertentu. Kualitas pelaku ini akan menentukan cara melakukan perbuatannnya yaitu dengan menyalahgunakan kewenangan atau jabatan yang melekat padanya. Atas dasar fakta, peraturan perundang-undangan dan doktrin hukum tersebut di atas menjadi jelas bahwa status Pembanding HAMSAPARI, ST, MT pembanding adalah melekat sebagai subyek hukum menyandang hak dan kewajiban yang mengemban kewenangan selaku Pegawai Negeri/Ketua Panitia Lelang. Sedangkan Pemborong/Penyedia dari CV.Wijaya Perdana yaitu Sdr. M. Hidayat yang mendapat pencairan dana dari pekerjaan proyek pengadaan Komputer Lab Bahasa di Diknas Kab Rejang lebong Tahun 2010 melalui dana DAK dan APBD tahun anggaran 2010 di dinas pendidikan Kab Rejang Lebong sampai saat ini belum dijadikan tersangka. Bahwa selama proses persidangan, Pembanding Hamsapari, ST.,MT juga pernah DIANCAM oleh JPU, jika tidak mau menitipkan pengembalian Kerugian Negara maka Pembanding Hamsapari, ST.,MT akan dituntut hukuman 12 tahun plus sita aset. Bahkan dalam persidangan didepan Majelis Hakim ada 2 (dua) kali JPU (Agustian, SH..MH) "menggiring" para terdakwa untuk melakukan penitipan pengembalian Kerugian Negara sebelum JPU membacakan tuntutannya. Bahwa karena "NGOTOTNYA" JPU mempengaruhi para terdakwa tentang pengembalian Kerugian Negara tersebut, maka satu persatu para terdakwa lewat keluarganya menitipkan pengembalian Kerugian Negara ke Kejaksaan Negeri 53 Rejang Lebong, sampai hari "H" pembacaan tuntutan JPU ada 6 (enam) orang terdakwa menitipkan Pengembalian Kerugian Negara kepada JPU. Hal ini dibuktikan dengan adanya setoran para terdakwa sebagai berikut : 1. Drs. Sudirman : 1 tahun 6 bulan (nitip KN Rp. 120.000.000,-) 2. Alfriansyah, ST : 1 tahun 6 bulan (nitip KN Rp. 100.000.000,-) 3. Asri Komsani, S.Sos : 1 tahun 8 bulan (nitip KN Rp.84.000.000,-) 4. Zaenal Arifin, M.Pd : 1 tahun 10 bulan (nitip KN Rp.50.000.000,-) 5. Yunus Dwi Kasmanto, M.Pd : 1 tahun 10 bulan (nitip KN Rp.50.000.000,-) 6. Adi Sucipto, ST : 2 tahun (nitip KN Rp.5.000.000,7. Pembanding Hamsapari, ST.,MT : 2 tahun 6 bulan (TIDAK ADA PENITIPAN UANG KERUGIAN NEGARA), Yang tidak menitipkan pengembalian Kerugian Negara hanya Pembanding Hamsapari, ST.,MT, karena Pembanding merasa tidak bersalah dan bekerja sudah sesuai aturan yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, Permediknas Nomor 18 Tahun 2010 dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2010, serta aturan-aturan lainnya. Bahwa berdasarkan bunyi nomor 7 Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor 34/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Bgl Tanggal 1 Oktober 2019 memerintahkan pada Jaksa Penuntut Umum untuk mengembalikan titipan uang sebesar Rp.74.289.779.375.- (tujuh puluh empat juta dua ratus delapan puluh sembilan ribu tujuh ratus tujuh Sembilan rupiah tiga ratus tujuh puluh lima sen) dari Kejaksaan Negeri Rejang Lebong kepada SN. INDRA KUSUMA (isteri terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI), ini dikuatkan dari bunyi nomor 7 isi putusan tersebut, memperjelas bahwa tidak ada aliran dana yang mengalir ke para terdakwa (khususnya kepada Panitia Lelang). 54 Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, menjadi jelas dan terang unsur pasal 3 “Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara” tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. 5. Unsur : Mereka Yang melakukan, Yang Menyuruh Melakukan dan turut serta melakukan perbuatan Pasal 55 ayat (1) ke-1 menyatakan sebagai berikut: "Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan; Bahwa rumusan tersebut memuat unsur-unsur sebagai berikut: Unsur: Dipidana sebagai pelaku tindak pidana; Unsur: Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan. Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya dapat dinyatakan bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur dari pasal undang-undang pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi atau tidak terbukti, maka terdakwa harus dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan pidana/tindak pidana/delik yang didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus dinyatakan tidak bersalah, dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud. Unsur dilakukan secara bersama-sama yang ditarik dari Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP lengkapnya ialah "orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu". Bahwa menurut analisis Majelis Hakim unsur Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam bentuk turut melakukan atau medeplegen, telah terbukti secara sah dan meyakinkan. Bahwa dalam Putusan Majelis Hakim telah mengkategorikan perbuatan Pembanding “Turut Melakukan" yang dianggap telah bersama-sama melakukan perbuatan sebagai berikut: 1. Bahwa Pembanding HAMSAPARI, ST, MT ditunjuk sebagai Ketua Panitia 55 Lelang dalam proyek pengadaan Komputer Lab Bahasa di Diknas Kab Rejang lebong Tahun 2010 berdasarkan SK Bupati Rejang Lebong melalui Nomor : 3861/TH/2010 tanggal 05 Juli 2010 tentang pembentukan Tim Panitia Lelang Barang dan Jasa Kegiatan Rehabilitasi Gedung Peningkatan Mutu SD,SLB,dan SMP melalui dana DAK dan APBD tahun anggaran 2010 di dinas pendidikan Kab Rejang Lebong. Adapun struktur Panitia lelang dalam kegiatan Rehabilitasi Gedung dan Peningkatan mutu SD, SLB dan SMP melalui dana DAK dan APBD tahun anggaran 2010 Dinas Pendidikan Nasional Kab. Rejang Lebong adalah : a. HAMSAPARI, ST, MT sebagai Ketua b. ASRI KOMSANI, S. Ip sebagai Sekertaris c. ZAINAL ARIFIN, M. Pd sebagai Anggota. d. ALFRIANSYAH, ST sebagai Anggota. e. YUNUS DWI KASMANTO, M. Pd selaku Anggota. 2. Bahwa Pada Tanggal 16 Oktober 2010 Tim Panitia Lelang menerima surat dari Kepala Dinas Pendidikan (Drs. Sudirman) selaku Pengguna Anggaran Nomor 421.2/2507DS/DISDIK/2010 hal pelaksanaan kegiatan DAK pendidikan tahun 2010 pada satuan kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong. 3. Bahwa pada tanggal 18 Oktober 2010 Tim Panitia Lelang mengirim surat ke Kepala Dinas Pendidikan Rejang Lebong Nomor I/02/PAN_Brg/DISDIK/2010 hal Permintaan Dokumen Lelang. 4. Bahwa pada tanggal 27 Oktober 2010 Tim Panitia Lelang dipanggil secara lisan oleh PPTK dan Kepala Dinas Pendidikan Rejang Lebong pada malam hari, saat Tim Panitia Lelang datang PPTK lagi menyusun Rencana Anggaran Biaya/Engineering Estimate dan mau menyerahkan ke Tim Panitia Lelang, saat itu Pembanding mewakili Panitia Lelang menemui Kadis Diknas Rejang Lebong di ruangannya, Pembanding menanyakan ke Kadis Diknas :”Pak, kalo dak cukup waktu pelaksanaan pengadaan ini??” Langsung dijawab Kadis Diknas:”Ini Perintah Bupati”, setelah itu Pembanding keluar dari ruangannya dan menemui Tim Panitia, Pembanding menceritakan apa yang dikatakan Kadis Diknastadi. Saat menerima Rencana Anggaran Biaya/Engineering Estimate dari PPTK, Tim Panitia Lelang sempat bertanya kepada PPTK : “Dari mana dasar pembuatan Rencana Anggaran Biaya?”, dijawab PPTK :”Dari Juknis dan 56 Juklak”,selanjutnya dinampakkanlah Permendiknas No.18 Tahun 2010 setelah Tim Panitia Lelang baca pada lampiran I Permendiknas No.19Tahun 2010 Tanggal 25 Agustus 2010 besaran dana Pengadaan peralatan Lab Bahasa SMP sebesar maksimal Rp.150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah), Tim Panitia Lelang bertanya lagi ke PPTK :”Maksud Kami Detail harga per item pekerjaan itu dasarnya mana?”,dijawab PPTK : “Jika terjadi Mark Up harga Saya siap bertanggungjawab, ini kan Spec Nasional”. Setelah itu Tim Panitia pulang. 5. Bahwa tanggal 28 Oktober 2010 Tim Panitia Lelang rapat untuk menentukan jadwal pelaksanaan pelelangan dan selanjutnya kepada seluruh anggota panitia termasuk Pembanding untuk menyusun HPS dengan dasar antara lain : (Kepres 80 tahun 2003, Lampiran I, BAB I, huruf E, poin 1 “Perhitungan HPS harus dilakukan dengan cermat, dengan menggunakan data dasar dan pertimbangan : a. Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan; b. Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan/engineer’s estimate (EE); c. Harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS; d. Harga kontrak/surat perintah kerja (SPK) untuk barang/pekerjaan sejenis setempat yang pernah dilaksanakan; e. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), badan instansi lainnya dan media cetak yang datanya dapat dipertanggungjawabkan; f. Harga tariff barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal atau lembagaindependen; g. Daftar harga standar/tariff biaya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang; h. Informasi lain yang dapatdipertanggungjawabkan”. Poin 2 “HPS telah memperhitungkan : a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ; b. Biaya umum dan keuntungan (overhead cost and profit) yang wajar bagi penyedia barang/jasa”. Pada saat penyusunan Tim Panitia Lelang sudah berupaya: (a) Sudah Tim Panitia Lelang laksanakan (hasil sudah sesuai Engineer Estimate), (b) Sudah Tim Panitia Lelang laksanakan (hasil sudah sesuai juknis), (c) Sudah Tim Panitia Lelang laksanakan (Survey ketoko-toko yang ada di Curup, Cuma UPS dan LCD Proyektor yang Kami dapat (UPS ± Rp.550.000,- ; LCD Proyektor ± Rp.5.000.000,- (inden) ), untuk item yang lain toko yang ada tidak tahu, 57 (d) Sudah Tim Panitia Lelang laksanakan (tidak ada contoh kontrak sejenis, Dinas Pendidikan Rejang Lebong belum pernah pengadaan Alat Lab. Bahasa SMP sebelum tahun 2010); (e) sudah Tim Panitia Lelang i laksanakan (yang Tim Panitia Lelang dapat hanya Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka 2009 (tidak ada isinya mengenai komputer); (f) untuk poin ini Tim Panitia Lelang sudah menanyakan ke PPTK, ada Biaya Survey tidak karena Tim Panitia Lelang mau survey, karena pabrik dan distributor perusahaan untuk Lab.Bahasa ada di Jakarta, Jawaban dari pak PPTK :”Tidak ada, pakai saja EE itu karena untuk DAK ini sudah sesuai Spek Nasional”, (g) Untuk poin ini Tim Panitia Lelang menanyakan ke KADIN Rejang Lebong, Tim Panitia Lelang hanya mendapatkan : “cek bae di toko-toko pasti ada kok”, (h) Poin ini Tim Panitia Lelang mengandalkan Internet (Google), hasil yang Tim Panitia Lelang dapat hanya global untuk Lab. Bahasa Komputer DAK SMP Rp.150.000.000,6. Bahwa tanggal 29 Oktober 2010 Tim Panitia Lelang mengumumkan Pengadaan Alat Lab. Bahasa SMP, mulai masa pendaftaran berjalan, pada saat masa pendaftaran Tim Panitia Lelang pernah dipanggil Kadis Pendidikan “khusus paket Lab. Bahasa menangkan bawaan Ales (Perusahaan Anak Bupati)”, langsung Pembanding jawab:”Pak, Insya Allah yang Tim Panitia Lelang usulkan calon pemenang adalah yang memenuhi syarat”, dijawab Pak Kadis :”ya sudah Dek”. Setelah proses pelelangan, pada saat mengusulkan calon pemenang (tanggal 11 Nopember 2010 malam hari), Pembanding serahkan langsung ke Kadis Pendidikan didampingi pak PPTK, sesaat setelah dibaca Pak Kadis Pendidikan menelpon seseorang, ternyata di loudspeakernya waktu mendengan percakapannya, ada kata-kata :”Anjing, babi, Binatang” ternyata suara dalam telepon adalah Suara Pak Bupati. Setelah itu HP dimatikan, Tim Panitia Lelang mengobrol Pak Kadis Pendidikan berbicara :“Apo tidak bisa di rubah Dek calon pemenang lelang yang diiyakan oleh Pak PPTK”, Pembanding menjawab: ”itulah perusahaan yang memenuhi syarat Pak, jika Bapak tidak setuju dengan usulan calon pemenang dari Tim Panitia Lelang, ada Hak Bapak sebagai Pengguna Anggaran pada Kepres 80 Tahun 2003 LAMPIRAN I, BAB II, huruf A, poin 1, huruf i, poin (4), huruf a, angka (3),selanjutnya Tim Panitia Lelang pulang. 7. Bahwa Tangggal 12 Nopember 2010 hari Jumat Tim Panitia Lelang menerima surat penetapan pemenang lelang, dan hari itu juga Tim Panitia Lelang langsung mengumumkan Pemenang Lelang tersebut, selama masa sanggah tidak ada satupun perusahaan yang mengajukan suratsa nggahan. 58 8. Bahwa pada tanggal 18 November 2010 Pembanding Hamsapari, ST.MT dimutasi ke kantor Camat Kota Padang dua hari sebelum penandanganan kontrak sesuai Keputusan Bupati :820/113/KEP/BAG.9/2010 tentang Rejang Lebong Nomor Pengangkatan / Pemindahan Pejabat Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong ditanda tangani 18 November 2010. Sejak tanggal 18 November Pembanding Hamsapari, ST.MT tidak pelaksanaan 2010 , lagi mengikuti secara hukum seluruh kegiatan pekerjaan Barang dan Jasa Kegiatan Rehabilitasi Gedung Peningkatan Mutu SD,SLB,dan SMP melalui dana DAK dan APBD tahun anggaran 2010 di dinas pendidikan Kab Rejang Lebong, hanya batas pelelangan untuk memilih perusahaan sebagai pemenang lelang untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. 9. Bahwa pada tanggal 20 November 2010 penandatanganan kontrak tersebut ditanda tangani oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010 dikantor diknas Kabupaten Rejang Lebong yang ditanda tangani dengan nilai kontrak Rp 3.104.000.000,-. Berbeda dengan alasan Majelis Hakim di atas Tim Penasihat Hukum berpendapat dengan tidak terpenuhinya atau tidak terbuktinya unsur-unsur Pasal 3 jo Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tersebut di atas, maka kiranya pembuktian penerapan unsur Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP dalam perkara ini tidak begitu diperlukan lagi, artinya sama juga halnya dengan pembuktian unsur sebelumnnya yakni, unsur "Yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara", Tim Panitia Lelang menganggap bahwa pembuktian unsur Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP ini selain bertujuan untuk membuktikan Putusan Majelis Hakim juga berfungsi sebagai penegasan keseluruhan unsur pasal yang diputuskan tersebut. Akan tetapi tiada lain bertujuan agar kita dalam melihat perkara ini menjadi lebih obyektif lagi, pembuktian unsur ini Tim Panitia Lelang tanggapi juga. Namun sebelumnya perkenankan Tim Panitia Lelang mensitir pendapat pakar hukum Prof. 59 Satochid Kartanegara, yang menyebut hal ini adalah "Turut Melakukan", sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, S.H (Tindak Pidana Korupsi Masalah dan Pemecahannya" Bagian Kedua, Sinar Grafika Jakarta, secara tegas menyatakan bahwa dalam "Keinsayafan/kesadaran mede bekerja dader sama" atau turut yang harus melakukan dibuktikan terdapat dalam persidangan. Kemudian keinsyafan tersebut dimanifestasikan oleh Pembanding hingga selesainya suatu delik sebagai sebuah tujuan. undangan, akan dilihat apakah menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya tersebut merupakan kesadaran, diantara Terdakwa-terdakwa untuk melakukan perbuatan yang dilarang? (dianggap pemenuhan unsur delik). Pembanding HAMSAPARI, ST.MT Bin H.Hadis Als HAMZAH Bin H. H. HADIS ditunjuk sebagai Ketua Panitia Lelang berdasarkan SK Nomor 386/TH/2010 Tanggal 5 Juli 2010 ditandatangani Bupati Rejang Lebong (Suherman), Tim Panitia (Hamsapari, ST.,MT (Ketua), Asri Komsani (Sekretaris), Zainal Arifin, M.Pd (Anggota), Alfriansyah, ST (Anggota), Yunus Dwi Kasmanto, M.Pd (Anggota). Untuk pengadaan Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010. Bahwa Soal otoritas kewenangan dijabat oleh Drs Sudirman Bin M. Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) dan Adi Sucipto, ST selaku Pejabat Pelaksana Teksnis Kegiatana (PPTK). Bahwa penandatanganan kontrak kontrak tersebut ditanda tangani oleh Drs Sudirman Bin M.Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) pada hari Sabtu tanggal 20 November 2010 yang ditanda tangani dikantor diknas Kab rejang Lebong dengan nilai kontrak Rp 3.104.000.000,- Pembanding Hamsapari, ST.MT ) pada tanggal 18 November 2010 dimutasi ke kantor Camat Kota Padang dua hari sebelum penandanganan kontrak sesuai 60 Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor :820/113/KEP/BAG.9/2010 tentang Pengangkatan / Pemindahan Pejabat Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong ditanda tangani 18 November 2010. Bahwa benar Pembanding Hamsapari, ST.MT tidak turut serta dalam pelasanaan pekerjaan pengadaan Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010, termasuk seluruh pencairan dana proyek pengadaan Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010. Bahwa pengadaan Barang dan Jasa kegiatan Rehabilitasi, Gedung, dan peningkatan Mutu SD, SLB, dan SMP melalui dana DAK dan APBD Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun anggaran 2010 sudah diaudit BPK Rl bulan Juni 2011 TIDAK DITEMUKAN adanya KERUGIAN NEGARA, tetapi diaudit kembali oleh BPKP Bengkulu Tahun 2013 dan dinyatakan adanya KERUGIAN NEGARA. Padahal menurut Surat Edaran MA Nomor 4 Tahun 2016, menyatakan : Instansi yang berwenang menyatakan ada tidaknya Kerugian Keuangan Negara adalah BPK. Bahwa Selama proses persidangan, Pembanding Hamsapari, ST.,MT juga pernah DIANCAM oleh JPU, jika tidak mau menitipkan pengembalian Kerugian Negara maka Pembanding akan dituntut hukuman 12 tahun plus sita aset. Bahkan dalam persidangan didepan Majelis Hakim ada 2 (dua) kali JPU (Agustian, SH..MH) "menggiring" para terdakwa untuk melakukan penitipan pengembalian Kerugian Negara sebelum JPU membacakan tuntutannya. Bahwa karena "NGOTOTNYA" JPU mempengaruhi para terdakwa tentang pengembalian Kerugian Negara tersebut, maka satu persatu para terdakwa lewat keluarganya menitipkan pengembalian Kerugian Negara ke Kejaksaan Negeri Rejang Lebong, sampai hari "H" pembacaan tuntutan JPU ada 6 (enam) orang terdakwa menitipkan Pengembalian Kerugian Negara kepada JPU. 61 Hal ini dibuktikan dengan adanya setoran para Terdakwa sebagai berikut : 1. Drs. Sudirman : 1 tahun 6 bulan (nitip KN Rp. 120.000.000,-) 2. Alfriansyah, ST : 1 tahun 6 bulan (nitip KN Rp. 100.000.000,-) 3. Asri Komsani, S.Sos : 1 tahun 8 bulan (nitip KN Rp.84.000.000,-) 4. Zaenal Arifin, M.Pd : 1 tahun 10 bulan (nitip KN Rp.50.000.000,-) 5. Yunus Dwi Kasmanto, M.Pd : 1 tahun 10 bulan (nitip KN Rp.50.000.000,-) 6. Adi Sucipto, ST : 2 tahun (nitip KN Rp.5.000.000,7. Pembanding Hamsapari, ST.,MT : 2 tahun 6 bulan (TIDAK ADA PENITIPAN UANG KERUGIAN NEGARA), Yang tidak menitipkan pengembalian Kerugian Negara hanya PEMBANDING, karena Pembanding merasa tidak bersalah dan bekerja sudah sesuai aturan yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang perubahan keempat atas keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, Permediknas Nomor 18 Tahun 2010 & Permendiknas Nomor 19 Tahun 2010, serta aturan-aturan lainnya. Bahwa berdasarkan bunyi nomor 7 Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor 34/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Bgl Tanggal 1 Oktober 2019 memerintahkan pada Jaksa Penuntut Umum untuk mengembalikan titipan uang sebesar Rp.74.289.779.375.- (tujuh puluh empat juta dua ratus delapan puluh sembilan ribu tujuh ratus tujuh Sembilan rupiah tiga ratus tujuh puluh lima sen) dari Kejaksaan Negeri Rejang Lebong kepada SN. INDRA KUSUMA (isteri terdakwa II YUNUS DWI KUSMANTO, M.Pd bin KASMADI), ini dikuatkan dari bunyi nomor 7 isi putusan tersebut, memperjelas bahwa tidak ada aliran dana yang mengalir ke para terdakwa (khususnya kepada Panitia Lelang). Bahwa Pembanding hanya sebatas memilih calon pemenang perusahaan untuk melaksanaakan pekerjaan tersebut. sedangkan soal cair atau tidaknya dana 62 tersebut tergantung kedua belah pihak yaitu adanya penandatanganan Drs Sudirman Bin M. Soleh selaku Pengguna Anggara (PA) dan Adi Sucipto, ST selaku Pejabat Pelaksana Teksnis Kegiatana (PPTK) dan Wakil Direktur CV. Wijaya Perdana Bapak M. Hidayat. Apalagi berdasarkan alat bukti seluruh belanja barang dilakukan pada bulan Desember 2019 (dapat dilihat pada alat bukti) Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka unsur- unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. III. PENUTUP Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Pembanding mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Tinggi di Bengkulu, agar berkenan: 1. Membatalkan Putusan Perkara Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Bengkulu Nomor 34/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Bgl Tanggal 1 Oktober 2019 dan ditinjau kembali dan mengadili sendiri yaitu membebaskan Pembanding dari segala tuntutan hukuman. 2. Biaya perkara dibebankan kepada Negara. Bengkulu, 11 Oktober 2019. Hormat kami, Tim Penasehat Hukum Pembanding : 1. Dr. Alauddin, SH, M.H. 63 2. Dr. M. Faizal Latief, SH, M.Hum. 64