EKSISTENSI BELA NEGARA DI SEKOLAH ( Nurul Almirah) Upaya bela negara merupakan sebuah sikap dan perilaku warga negara yang didasari oleh rasa kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sikap tersebut berdasarkan ideologi negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Setiap manusia secara naluriah akan melindungi, membela, dan menjaga apa yang dimilikinya dari gangguan atau ancaman musuh. Spektrum bela negara itu sangatlah luas, mulai dari hubungan baik sesama warga negara hingga bersama-sama menangkal ancaman musuh. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaan bela negara, seorang warga bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik di antaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata dalam medan perang apabila ada serangan terhadap kedaulatan bangsa. Sementara itu, pembelaan negara non fisik yaitu semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui peningkatan nasionalisme. Nasionalisme disini adalah upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Dalam konteks ini, wujud bela negara hadir dalam lingkungan sekolah. Sekolah sebagai ladang penyemaian pendidikan bela negara, diyakini dapat menumbuhkan sikap bela negara pada diri siswa. Bela negara yang perlu ditumbuhkembangkan pada diri siswa bersifat pembiasaan. Di semua sekolah, cenderung memahami bahwa bela negara diwujudkan melalui upacara bendera ataupun memperingati dirgahayu Republik Indonesia. Hal tersebutlah yang akhirnya hanya menjadi sebuah “momentum” atau “ceremony”biasa tanpa makna yang berarti dalam diri siswa. Apalagi jika ditambahkan dengan tekanan atau hukuman jika tidak mengikuti upacara. Siswa sebagai generasi muda merupakan aset penting untuk keberlangsungan negara kedepan. Mengapa demikian? karena generasi muda dianggap sebagai agen perubahan (agent of change). Peran pemuda sangat penting umtuk mewujudkan bangsa yang sejahtera, adil dan makmur. Oleh karena itu, sekolah diharapkan mampu mencetak generasi muda yang berkualitas baik dari segi fisik maupun intelektual. Pembiasaan cinta terhadap tanah air menjadi sebuah keharusan. Dalam kurikulum pendidikan, mata pelajaran yang sarat kaitan dengan bela negara yaitu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), akan tetapi seyogyanya semua guru dan mata pelajaran yang ada bertanggungjawab menanamkan pembiasaan cinta tanah air sebagai wujud dari bela negara. Pada masa pandemi Covid 19 seperti ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Lantas bagaimana wujud bela negara pada masa pandemi Covid 19 di sekolah? bela negara di sekolah dapat terus dilakukan dengan berbagai hal. Contohnya, yaitu siswa tetap mengikuti pembelajaran dari rumah (BDR) sebagai wujud kesadaran terhadap pentingnya peningkatan kualitas diri sebagai generasi muda yang cerdas dan berprestasi. Peningkatan kualitas diri atau aktualisasi pendidikan di tengah pandemic seperti ini, yaitu siswa tetap menimba ilmu melalui kegiatan daring atau luring dengan memerhatikan protokol kesehatan. Dengan demikian, bela negara di lingkungan sekolah tetap terjaga dan terus berlangsung. Bela negara kekinian tidak melulu milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan harus berperang mengangkat senjata akan tetapi menjadi kewajiban bagi semua warga negara dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa. Dengan melaksanakan kewajiban bela negara, menjadi bukti untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa. Sekaligus menjadi bukti pemahaman mengenai konsep bela negara. Eksistensi bela negara di sekolah yaitu tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar dari rumah secara daring maupun luring sebagai wujud turut menjaga keutuhan dan keselamatan bangsa di tengah pandemic Covid 19.