Uploaded by trzanesya27

Manajemen Sumber Daya Manusia

advertisement
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan sumber daya paling penting dan merupakan
penentu arah dalam perubahan organisasi. Tanpa kehadiran sumber daya
manusia, organisasi menjadi tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia
menjadi penyangga sekaligus penggerak organisasi untuk menjalankan visi
misi dan tujuan organisasi.
Dalam perencanaan sumber daya manusia dibutuhkan perencanaan
yang sangat matang. Perencenaan sumber daya manusia adalah serangkaian
kegiatanyang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis
dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisikondisi tersebut.. Secara garis besar, perencanaan sumber daya manusia
mengestimasi persediaan sumber daya manusia yang sekarang dengan
kebutuhan sumber daya manusia ke depannya salah satunya berdasarkan
kegiatan produksi.
Ada empat kegiatan yang saling berhubungan, yang membentuk
sistem perencanaan sumber daya manusia yang terpadu, yaitu persediaan
sumber daya manusia sekarang, peramalan suplai dan permintaan sumber
daya manusia, rencana untuk menambah jumlah sumber daya manusia yang
qualified, dan prosedur pengawasan dan evaluasi untuk memberikan umpan
balik kepada sistem.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan standar sumber daya manusia?
2. Bagaimana cara menentukan persediaan dan menganalisa sumber daya
manusia?
3. Bagaimana analisa terhadap beban kerja?
4. Bagaimana analisa terhadap kebutuhan sumber daya manusia?
5. Bagaimana analisa terhadap absensi?
6. Bagaimana perputaran karyawan di dalam perusahaan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui standar sumber daya manusia.
2. Mengetahui persediaan dan hasil analisa sumber daya manusia.
3. Mengetahui hasil analisa beban kerja.
4. Mengetahui hasil analisa terhadap kebutuhan sumber daya manusia.
5. Mengetahui hasil analisa terhadap absensi.
6. Mengetahui hasil analisa terhadap perputaran karyawan.
BAB 2
Pembahasan
2.1 Penentuan Standar Sumber Daya Manusia
Untuk menentukan standar sumber daya manusia dapat dimulai dengan
memahami pekerjaan apa yang perlu diisi, dan ciri-ciri manusia serta
kompentensi karyawan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut
secara efektif. Pertama yang harus dilakukan adalah membuat analisis
pekerjaan, yaitu prosedur yang digunakan untuk menentukan tugas dan
karakteristik orang yang harus dipekerjakan untuknya.
Analisis pekerjaan akan menghasilkan informasi, yaitu deskripsi dan
spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah daftar yang berisi apa saja
yang diminta oleh pekerjaan tersebut. Sedangkan spesifikasi pekerjaan adalah
jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut.
Cara lain yang juga populer untuk menentukan standar sumber daya
manusia adalah dengan menggunakan matriks persyaratan pekerjaan. Matriks
ini meliputi tugas utama dari sebuah pekerjaan, tujuan dari setiap tugas dan
pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan sebuah tugas. Langkah pertama adalah membuat pernyataan
tugas, yaitu artikel tertulis yang memperlihatkan apa yang dilakukan pekerja
pada satu tugas pekerjaan tertentu; bagaimana melakukannya, pengetahuan,
keterampilan, dan bakat yang dibutuhkan, serta tujuan dari pekerjaan tersebut.
Langkah kedua adalah mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam
beberapa tugas pekerjaan utama yang nantinya informasi tersebut disusun ke
dalam matriks persyaratan pekerjaan.
2.2 Persediaan dan Analisis Sumber Daya Manusia
Sebagian besar perusahaan pertama-tama berfokus pada kandidat sumber
daya manusia dari dalam perusahaannya sendiri. Kegiatan utamanya disini
adalah menentukan karyawan mana yang sekarang ada yang memenuhi syarat
untuk memenuhi lowongan. Inventor kualifikasi atau catatan daftar manual
atau yang terkomputerisasi, berisi tentang pendidikan, minat karier dan
perkembangan, bahasa, keterampilan khusus dari karyawan, dan sebagainya
untuk digunakan dalam menyeleksi kandidat dari dalam untuk promosi sangat
dibutuhkan di dalam menentukan kandidat sumber daya manusia.
Untuk melacak kualifikasi dari karyawan dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu sistem manual dan bagan penggantian, inventori keterampilan
terkomputerisasi, dan yang terakhir analisis markov. Di dalam sistem manual
terdapat dua hal yang dapat membantu dalam melacak kualifikasi karyawan,
yaitu bagan penggantian personel. Ini adalah catatan perusahaan yang
memperlihatkan kinerja dan kemungkinan dipromosikan saat ini dari kandidat
dalam perusahaan untuk posisi paling penting. Lalu ada kartu penggantian
posisi, yaitu kartu yang disiapkan untuk tiap posisi dalam perusahaan untuk
memperlihatkan kemungkinan kandidat pengganti dan kualifikasi mereka.
Perusahaan besar tentu saja tidak dapat melacak kualifikasi secara manual,
sehingga membutuhkan inventori keterampilan terkomputerisasi. Perusahaan
biasanya menggunakan beragam sistem peranti lunak. Proses yang lazim
terjadi adalah karyawan, penyelia, dan manajer sumber daya manusia
memasukkan
informasi
mengenai
latar
belakang,
pengalaman,
dan
keterampilan karyawan melalui sistem tersebut. Kemudian, ketika manajer
membutuhkan seseorang untuk suatu posisi, ia menggunakan kata kunci
untuk mendeskripsikan spesifikasi posisi tersebut. Sistem terkomputerisasi
tersebut kemudian akan memberikan daftar kandidat yang memenuhi syarat.
Pemberi kerja juga menggunakan analisis markov untuk meramalkan
ketersediaan kandidat pekerja internal. Melibatkan penciptaan matriks yang
memperlihatkan probabilitas bahwa karyawan dalam rantai posisi pengumpan
untuk pekerjaan kunci akan berpindah dari satu posisi ke posisi lain.
2.3 Analisis Beban Kerja
Beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain berat ringannya suatu
pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan yang dipengaruhi oleh pembagian kerja,
ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia. Metode beban kerja adalah
teknik yang paling akurat dalam peramalan kebutuhan tenaga kerja untuk jangka
pendek. Peramalan jangka pendek ini untuk waktu satu tahun dan selama-lamanya
dua tahun. Langkah langkah penyusunan kebutuhan tenaga kerja adalah :
1) menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya
2) menetapkan waktu kerja yang tersedia selama satu tahun
3) menyusun standar beban kerja
4) menyusun standar kelonggaran
5) menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja
2.4 Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kebutuhan karyawan suatu perusahaan mencerminkan permintaan akan
produk dan jasanya, yang disesuaikan untuk perubahan rencana perusahaan
dalam sasaran strategisnya dan untuk perubahan dalam tingkat perubahan dan
produktivitasnya.
Alat-alat
dasar
untuk
memproyeksikan
kebutuhan
karyawan meliputi analisis tren, analasis rasio, dan diagram sebar.
Analisis tren adalah studi terhadap kebutuhan pekerjaan perusahaan di
masa lalu selama periode beberapa tahun untuk meramalkan kebutuhan di
masa depan. Analisis tren dapat meberikan perkiraan awal kasar dari
kebutuhan karyawan di masa depan. Faktor-faktor lain seperti produktivitas
dan pensiun demografi angkatan kerja serta kebutuhan keterampilan yang
berubah akan mempengaruhi kebutuhan angkatan kerja yang akan datang.
Analisis rasio adalah sebuah teknik ramalan untuk menentukan kebutuhan
karyawan di masa depan dengan menggunakan rasio antara. Seperti halnya
analisis
tren,
analisis
rasio
mengasumsikan bahwa
hal-hal
seperti
produktivitas tetap sama. Jika produktivitas penjualan akan meningkat atau
menurun, rasio penjualan terhadap penjual akan berubah.
Diagram sebar adalah sebuah metode grafis yang digunakan untuk
membantu mengidentifikasi hubungan antara dua variabel. Kekurangan dari
diagram sebar ini adalah berasusmsi bahwa aktivitas keterampilan perusahaan
akan tetap terus seperti itu, penambahan karyawan dianjurkan dan tidak
bergantung pada kebutuhan perusahaan, dan yang terakhir adalah
melembagakan cara-cara yang sudah ada untuk melakukan sesuatu, bahkan
dalam masa perubahan.
2.5 Analisis Absensi
Semangat kerja dapat diukur melalui absensi pegawai ditempat kerja,
tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan
pimpinan atau teman sejawat dalam organisasi serta tingkat produktivitas
kerjanya.
Untuk mengukur tinggi rendahnya semangat kerja pegawai dapat melalui unsurunsur semangat kerja tersebut yang meliputi Absensi, Disiplin Kerja, Kerja Sama,
dan Tanggung Jawab.
Absensi merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan
kewajibannya. Pada umumnya instasi atau lembaga selalu memperhatikan
pegawainya untuk datang dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak
tertunda. Ketidak hadiran seorang pegawai akan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja, sehingga instansi atau lembaga tidak bisa mencapai tujuan
secara optimal.
Absensi atau kehadiran pegawai dapat diukur melalui :
a. Kehadiran karyawan ditempat kerja.
b. Ketepatan keryawan datang atau pulang
c. Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau
acara dalam instansi.
Dengan adanya tingkat absensi yang baik maka dapat meningkatkan
disiplin pegawai. Sedangkan yang dimaksud dengan disiplin adalah suatu sikap,
tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahan atau
instansi baik tertulis maupun tidak.
· Tingkat disiplin kerja dapat dilihat dari :
a. Ketepatan waktu,
b. Mampu memanfaatkan dan menggerakkan perlengkapan dengan baik,
c. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan,
d. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan
e. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.
2.6 Peputaran Karyawan
Turn Over Tenaga Kerja adalah tingkat dimana banyak atau tidaknya perputaran
atau keluar-masuk tenaga kerja pada suatu perusahaan. Perputaran karyawan yang
tinggi dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena selain dapat
menghambat produktivitas kerja, karyawan yang keluar akan membawa berbagai
macam biaya seperti biaya penarikan pegawai, biaya latihan, biaya pesangon, dan
sebagainya. Makin seringnya perputaran karyawan yang terjadi maka akan makin
sering terjadinya pergantian karyawan dan akan menghambat produktivitas kerja
karyawan dalam suatu perusahaan.
Hal-hal yang menyebabkan perputaran karyawan
1. Faktor Internal
Dari faktor ini, ada lima sisi yang bisa dilihat:
a. Budaya Organisasi
Kepuasan terhadap kondisi-kondisi kerja dars kepuasan dan kerabatkerabat kerja seperti: kondisi kerja yang dipandang kurang atau tidak memadai,
lingkungan atau situasi kerja yang kurang mendukung, faktor- faktor inilah yang
dapat menyebabkan terjadinya turnover karyawan.
b. Gaya kepemimpinan
Kepuasan terhadap pemimpin dan variabel-variabel lainnya seperti:
perlakuan yang tidak adil dari seorang pemimpin kepada bawahannya, kurangnya
proses sosialisasi dari seorang pemimpin sehingga menimbulkan tidak adanya
kerja sama antara pemimpin dengan pegawainya hal-hal seperti inilah yang
menyebabkan terjadinya perputaran karyawan.
c. Kompensasi
Penggajian atau upah merupakan salah satu faktor pendorong terjadi
perputaran karyawan seperti: imbalan yang diterima kurang memadai,
kesejahteraan karyawan yang disepelekan, tidak adanya fasilitas-fasilitas yang
mendukung.
d. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja sangat berpengaruh daiam perputaran karyawan, salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah dengan adanya
kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan dapat berupa pemberian gaji
atau upah yang memadai, pemberian fasilitas-fasilitas dalam bekerja, pemberian
keamanan dan keselamatan dalam bekerja, dan lain sebagainya.
e. Karir
Karir sangat berkaitan dengan promosi karena dengan adanya promosi dapat
meningkatkan karir seorang karyawan maka dengan sendirinya hak, kewajiban
dan pendapatan dari seorang karyawan akan semakin besar.
2. Faktor Eksternal
Dari faktor eksternal ada dua sisi yang bisa dilihat:
a. Aspek Lingkungan
Dalam aspek ini dapat berupa iklim dan kondisi kerja, jauhnya lokasi pabrik
dengan pusat kota dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan apalagi bagi
karyawan berusia muda yang masih haus dengan hiburan dan masih dalam
kondisi labil, tumbuhnya industri-industri baru yang sejenis, dan lain sebagainya.
b. Aspek Individu
Dalam aspek ini dapat berupa usia kerja dan masa kerja lebih singkat besar
kemungkinannya untuk keluar, para karyawan yang kurang terlatih sehingga
belum menekuni bidangnya dengan maksimal, pensiun, meninggal, mutasi dan
lain sebagainya/
c. Menghemat Uang
Perpindahan karyawan itu menghemat lebih banyak uang daripada biaya yang
harus dikeluarkan, terutama bila peusahaan sudah lebih relatif stabil. Misal sebuah
perusahaan mempekerjakan 10 orang karyawan, kemudian ada salah satu
karyawan yang keluar, pekerjaan yang ditinggalkan oleh karyawan yang keluar
tersebut bisa didistribusikan kepada karyawan-karyawan lain yang masih bekerja.
Membuat perusahaan lebih bersaing dalam biaya. Jika salah satu dari karyawan
ada yang keluar, perusahaan dapat menggantikannya dengan karyawan lain yang
lebih murah.
d. Menyuntikan ide baru ke perusahaan
Perusahaan membutuhkan perpindahan karyawan untuk mendapatkan orangorang baru yang mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menghadapi
persoalan.
Menciptakan kesempatan bagi karyawan lain, dan meningkatkan moral karyawan.
Dengan menciptakan kesempatan bagi karyawan lain dan meningkatkan moral
karyawan maka akan banyak calon karyawan muda masuk. Setelah mereka
diterima mereka akan memperoleh pengalaman dan kecakapan dalam bekerja
sehingga jika ada tawaran pekerjaan yang menurut mereka lebih baik dalam
perolehan kompensasi mereka memiliki kesempatan pindah keperusahaan
tersebut.
‘
BAB 3
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2015. Human Resource Management. 14th ed. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Download