NEMATODA ENTOMOPATHOGEN • Pengendalian hayati dg nematoda entomopatogen serangga (NEP /NPS) sudah tersebar luas di Eropah,Australia, Asia, China, Amerika . Indonesia masih terbatas • Di Indonesia diaplikasikan pada tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan rumput golf • Spesiesnya : Steinernema spp dan Heterorhabditis spp • Tidak memiliki stilet • Virulensi tinggi , membunuh inang 24 – 48 jam • Dapat diproduksi masal dalam media hidup atau buatan • Aplikasi nya mudah 1. Bioekologi NEP • • • • NEP vektor bakteri parasit serangga Steinernenma spp dg bakteri Xenorhabditis spp Heterorabditis spp dg bakteri Photorhabditis spp Masuk melalui kutikula dan lubang alami serangga ( spirakel, mulut, anus dll) • Setelah masuk menyerang aliran darah (haemocoel), dan terus ke saluran pernafasan , mengeluarkan bakteri simbion yg bersifat toksin bagi serangga dan tersimpan di intestinal dan lumen usus nematoda. • Jenis inang ordo Lepidoptera, Coleoptera dan Diptera • Serangga terserang akan berubah warna, tubuh lembek, bila dibedah jaringan cair tidak berbau sambungan • Bersifat Ambuser ( diam menunggu baru menyerang) (Steinernema spp) atau Hunter ( berburu) (Heterorhabditis spp) • Pada kepala terdapat Chepalosensor yaitu syaraf yg mendeteksi secara kimia ekskresi serangga khusus • Chepalosensor juga mendeteksi CO2 dan respirasi inang spesifik. • Siklus hidup 1 minggu • Telur, Juvenil 1 dan 2 dan dewasa dalam tubuh inang • Juvenil 3, 4, 5 keluar dari tubuh inang masuk tanah lembab • Juvenil 3 paling infektif, juvenil 4, 5 tidak efektif 2. Ekologi NEP • Nep hidup dalam tanah basah, lembab, perakaran tanaman, vegetasi rimbun kedalaman 0- 10 cm • Temperatur 19 – 29 C • Tipe tanah liat menghambat pergerakan nematoda • Kelembaban 75 % suhu 25 C dapat menghambat keluarnya JI dari inang terinfeksi • Kelembaban 85- 98 % suhu 30 C, NEP mati dalam 102jam • NEP butuh oksigen tinggi untuk infktif • Respon positif terhadap ion Na, Mg, Ca dan Cl • Musuh alaminya adalah cendawan nematofagus; Carterbaria, Dactylaria, Dactitella, Arthrobotrys ; tungau Gamasellodes vernivorax ; colembola Hypgaster scotii. Steinernema vs Heterorhabditis • 1. Steinernema spp • • • • • Badan halus Ukuran > 500 milimikron Kepala halus tidak bertanduk Ekor tumpul Serangga terinfeksi berwarna caramel (coklat hitam) • 2. Heterorhabditis spp • • • • • Badan bersisik (tonggol jagung) Ukuran tubuh < 500 milimikron Kepala kasar, bertanduk dan bergigi kait Ekor lancip Serangga terinfeksi berwarna merah tua atau merah 3. Perbanyakan NEP • Mudah dikembangkan Secara in vitro dan in vivo • Dapat bertahan lama bbrp bulan bila disimpan dalam suhu rendah • Mudah aplikasi (disemprot) • Daya bunuh tinggi ( 24 jam – 48 jam) • Waktu aplikasi terbaik sore atau pagi hari • 1. in vitro • Bahan berprotein tinggi ( homogenat usus, ekstrat khamir, pepton, tepung kedelai dll) • Biakan bakteri primer • Dapat pada medium cair atau semi padat (spon) sambungan • Nutrisi dimasukkan spon (12.5 : 1) • Spon dimasukkan botol plstik, disterilkan, setelah dingin bakteri diinokulasikan kedalam medium • Biarkan 2 – 3 hari • Inokulasikan JI, biarkan 2 minggu • Panen ; 1 gr media spon menghasilkan 90.000 JI • Aplikasikan dengan menambah air. • 2. In Vivo • Menggunakan ulat hongkong Tenebrio molitor atau ulat bambu. • Ulat hongkong dimasukkan dalam bak plastik atau nampan yg sudah dialas dg kertas saring sambungan • Suspensi JI dinokulasikan secara merata • 7 hari ulat sudah terinfeksi 80- 90 % • Ulat terinfeksi dipindahkan ke rak perangkap yg dialasi kain, ditempatkan dalam bk plastik berisi air. • Di inkubasikan 3 – 5 hsri • JI akan keluar dari serangga dan masuk air • 1 gr ulat hongkong menghasilkan 65.000 JI • Aplikasi dg cara penyemprotan atau tabur 4. Eksplorasi NEP • Pengembangan dan pemanfaatan NEP dimulai dari eksplorasi, identifikasi, perbanyakan, penyimpanan dan aplikasi • 4.1. pelaksanaan metoda eksplorasi • pengambilan tanah dg metoda sampling, kedalaman 5 – 10 cm pada daerah bervegetasi rimbun • Tanah dimasukkan dalam wadah plastik 1/3 ukuran gelas dalam kondisi lembab kapasitas lapang, simpan di tempat gelap • Masukkan 3 – 4 ekor tenebrio yg dibungkus kain kasa kedalam gelas, ditimbun dg tanah lagi, ditutup dg kain hitam dan di inkubasi selama 7 hari • Kelembaban dijaga dg cara menyemprotkan air • Gejala serangga terserang nematoda menggembung, sedangkan yg tidak kempes dan hitam. • Dilakukan white traps sambungan • 2. white trap • Ulat hasil ekplorasi disterilkan dg alkohol 70 % selama 15 menit • Ulat diletakkan diatas permukaan petridish terbalik yg sudah diberi kertas saring lembab, petri tsb di dalam petri besar • Kedalam petri besar dimasukkan air ½ bagian, dibiarkan selama 1-2 minggu • Menjaga kelembaban ulat dg disemprot air • Cairan disaring dg kain siklon dg ukuran 15 dan 30 milimikron, utk memisahkan yg dewasa dg JI 3 • Nematoda JI 3 pada saringan 15 milimikron disemprotkan air, ditampung. • Dg pipet/sprayer infeksikan pada ulat segar • Identifikasi nematoda yg menyerang berdasarkan gejala sambungan • 3. perbanyakan massal In Vivo • Cairan NEP dari white trap diinjeksikan ke ulat hongkong segar, dinkubasikan sampai mati • Disaring utk mendapatkan JI ukuran 15 milimikron dan 30 milimikron, • JI yg tertinggal pada saringan 15 milimikron disemprot dg aquades, dimasukkan potongan spon, selanjutnya dalam gelas elemeyer. • JI dapat disimpan kulkas dg suhu kamar. 4. Aplikasi NEP • • • • • • Encerkan cairan NEP tadi dg air Aduk merata Semprotkan pada hama sasaran Aplikasi dilakukan pagi atau sore hari Sesudah / sebelum aplikasi tanah dilembabkan Aplikasi 1 – 2 kali sebulan, karena dapat bertahan lama dalam tanah. 5. Klasifikasi NEP • 1. heterorhabditis ; • • • • • • • • Ordo : rhabditida Family : Heterorhabditidae Genus : Heterothabditis Spesies : Heterothabditis bacteriopora Heterothabditis megidis Heterothabditis indica Heterothabditis heliothidis Heterothabditis zealandica sambungan • 2. Steinernema • • • • • Ordo : Rhabditida Family : Steinernematidae Genus : Steinernema Spesies : Steinernema carpocapsae Steinernema feltiae