BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bawah garis merah (BGM) merupakan keadaan kekurangan gizi disebabakan kurangnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama1. Indikator awal bahwa balita mengalami masalah gizi dengan berat badan menurut umur (BB/U) dibawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Balita dengan berat badan dibawah garis merah mengalami gangguan pertumbuhann sehingga diperlukan perhatian khusus. KMS merupakan kartu kurva pemantau pertumbuhan balita yang diukur berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) atau sebagai alat bantu menentukan status gizi balita2. Balita BGM bukan merupakan keadaan gizi buruk, tetapi peringatan untuk konfirmasi dan tindak lanjut agar balita BGM segera ditangani sebelum menjadi gizi buruk. Bila balita tersebut tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian pada balita. Balita dengan berat badan kurang (BB/U) pada tahun 2018 Indonesia mengalami kejadian gizi buruk sebanyak 17,7% yang terdiri dari 3,9%% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan prevalensi nasional tahun 2007 dengan 18,4% dan 2010 sebanyak 17,9% dimana terjadi peningkatan. Perubahan pada prevalensi gizi buruk pada tahun 2007, 2013 dan 2018 yaitu berturut-turut sebanyak 5,4%, 5,7% dan 3,9%. Sedangakan prevalensi gizi kurang sebesar 13%, 13,9% dan 13,8% pada tahun 2007, 2013 dan 20183. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 terjadi angka kematian dalam 5 tahun terakhir yaitu angka kematian neonatal (AKN) sebanyak 15 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB) sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian anak di bawah 5 tahun (AKBA) sebanyak 24 per 1.000 angka kelahiran hidup4. SDGs (Sustaunable Development Goals) mempunyai salah satu target pada tahun 2030 sistem kesehatan nasional berupaya menurunkan angka kematian balita sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu juga target tahun 2030 dimana seluruh negara merupaya mengatasi masalalah segala bentuk malnutrisi termasuk pencapaian target 2025 untuk menurunkan stunting dan wasting pada balita dan remaja, wanita hamil, menyusui, lansia dapat mengatasi masalah kebutuhan gizinya5. kejadian di indonesia Provinsi yang mengalami presentase gizi buruk tertinggi dengan persentase tertinggi gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-23 bulan tahun 2018 adalah Nusa Tenggara Timur6. Angka kejadian balita dengan gizi buruk di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014-2017 mengaami perubahan yang sangat signifikan, dimana dari 21 kabupaten melaporkan bahwa tahun 2014 kejadian balita gizi buruk sebanyak 3.351 balita, tahun 2015 sebanyak 3.357 balita 2016 sebnyak 3.072 dan pada tahun 2017 balita dengan gizi buruk sebanyak 3.017 balita7. Gizi mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, maka itu sangat berperan penting dalam kesehatan. Gizi juga dapat memelihara kesehatan tubuh, mendukung aktivitas sehari-hari dan melindungi dari penyakit. Keseimbangan asupan gizi merupakan status gizi yang baik jika sesuai dengan kebutuhan8. Gizi buruk terjadi pada semua semua golongan umur tetapi yang lebih rentan terhadap kondisi gizi buruk yaitu pada kelompok bayi dan balita. Status gizi balita dapat di ukur berdasarkan standar yang telah ditetapkan yaitu mengukur berat badan menurut umur, mengukur tinggi badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan6. Masalah tentang gizi yang terjadi di indonesia disebabkan hidangan makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan tidak mencakupi kebutuhan. Kelompok umur yang sering mengalami kurang gizi akibat kekurangan asupan Energi dan Protein (KEP) yaitu anak balita usia (0-5 tahun) dan termasuk dalam golongan yang rentan terhadap gizi. Masalah gizi bisa berdampak pada meningkatnya angka kematian bayi dan anak, terganggunya pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak serta dapat mengakibatkan rentan terkena penyakit akibat dari kurangnya asupan gizi9. faktor masalah lain yang mengakibatkan anak menderita gizi buruk yaitu tidak adanya ketersediaan makanan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat setempat, perilaku budaya setempat dalam pengelolahan makanan dan perawatan dan pengolahan kesehatan yang tidak memadai7. Pemerintah telah mengupayakan kebijakan dan strategi dengan pendekatan keluarga dalam menggatasi masalah stunting pada balita meliputi pemantauan tumbuh kembang balita dengan membawa balita ke posyandu, kegiatan penyelenggaraan makanan tambahan (PMT) untuk balita, menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal10. Pemenuhan zat gizi dapat diperoleh dari beberapa makanan yang diantaranya zat gizi mikro dan makro seperti . Zat gizi mikro berfungsi menghasilkan energi dan protein sedangkan zat mkaro merupakan zat yang diperlukan dalam jumlah yang banyak berperan sebagai penyediaan energi 11. status gizi balita dipengaruhi oleh tingkat konsumsi zat makro. Dimana pernyataan diatas dukung penelitian sebelumnya yang mengatakan ada hubungan tingkat konsmsi energi dan protein terhadap status gizi balita. Status gizi pada balita akan baik apabila tingkat konsumsi energi dan protein yang seimbang serta memenuhi kebutuhan tubuh12. Penelitian yang lain juga mnengatakakan bahwa rendahnya asupan zat ennergi dan protein juga menyebabkan balita mengalami masalah kekurangan gizi energi kronis dan kekurangan energi protein, selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif balita. Asupan lemak juga berperan penting dalam pertumbuhan dimana kurangnya asupan lemak dapat terjadi penurunan massa tubuh balita dan juga menggagu penyerapan vitamin dalam tubuh11. Albumin merupakan protein dalam darah dimana terdapat plasma darah yang mencapi 60%. Dalam ilmu kedokteran menjelaskan bahwa albumin berfungsi untuk membantu menumbuhkan sel jaringan baru dan dapat membantu proses pemulihan sel jaringan yang terbelah atau rusak. zat gizi dalam makanan yang mengandung protein dan zat besi dapat membantu menyusun terbentuknya albumin dalam tubuh.13 malnurtisi dapat dilihat melalui parameter biomarker14,15. Albumin merupakan penanda secara klinis terhadap penilaian status gizi secara stabil, kadar albumin yang rendah dapat mengalami kehilangan massa otot16 dan albumin juga merupakan penanda untuk menilai status gizi malnutrisi kekurangan energi dan protein dalam tubuh17. fungsi albumin dapat mempertahankan osmotik plasma dalammenjaga keseimbangan distribusi air yang akan membawa beberapa komponen darah selain itu juga albumin berfungs sebagai pengangkut kalsium, logam dan hormon lainnya dalam darah18. Penelitian yang dilakukan tahun 2013 di Mesir mengenai asupan zat mikro dan makro pada anak prasekolah terhadap status gizi dimana terdapat perbedaan asupan zat mikro dan makro pada anak yang stunting dan tidak stunting. Pemeriksaan kadar albumin pada anak prasekolah, didapatkan sebesar 4,27 g/dl kadar albumin pada anak yang stunting dibandingkan dengan anak yang tidak stunting yaitu sebanyak 5,00 g/dl. Dari penelitian ini terlihat bahwa kadar albumin anak yang stunting lebih rendah dibangdingkan dengan anak non stunting19. Sebagai upaya dalam meningkatkan status gizi balita dengan memberikan makanan tambahan yang mengandung zat gizi berupa asupan kalori dan protein. Modisco merupakan jenis minuman yang dapat meningkatnkan saus gizi dimana minuman Modisco mengandung nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna, mengandung kaya akan protein dan kalori. Modisco merupakan singkatan dari “Modified Disco” dalam 100 cc Modisco memiliki kandung Energi sebanyak 130 kalk, protein 3 gram dan lemak sebanyak 7,5 gram. Formula Modisco terdiri dari susu krim 7,85 gram, gula 7,85 gram dan minyak 5,93 gram. Minuman Modisco diberikan pada orang dengan keadaan membutuhkan tambahan asupan kalori dan protein yang dikarenakan infeksi menahun, masa penyembuhan dari penyakit yang berat, kesulitan makan karna kelainan bawaan, makann untuk anak sehat yang kurus dan orang yang melalukan olah raga berat. Balita BGM dapat mengkonsumsi Modisco karena kaya akan zat energi dan protein yang baik untuk pertumbuhan20,21. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Annisa Fillaeli, Susila Kristianingrum dan Dyah Puraningsih pada tahun 2013 dilihat dari tingkat kesukaan responden terhadap pemberian Modisco dan Modisco subsitusi. Pemberian Modisco dan Modisco subsitusi dengan bahan dasar Modisco yaitu susu skim, gula pasir dan minyak sedangakan Modisco subsitusi mengguanakan bahan ganti seperti susu skim dengan susu kedelai dan gula pasir dengan gula kelapa. Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa Modisco substiitusi dapat di terima dengan baik di masyarakat dibandingkan dengan Modisco22. Penelitian yang dilakukan oleh tahun 2018 dengan tujuan menganalisis kandungan protein dan daya terima Modisco, dimana didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaankadar protein modico dengan penambahan edamame dan dari segi rasa dan aroma dapat di terima sedangkan dari segi warna dan tekstur tidak mengalami perubahan23. Selain Modisco, pemberian kacang merah juga merupakan upaya alternatif pemulihan gizi balita. Kacang merupakan sumber protein nabati maka dari itu perannya dlam memperbaiki status gizi sangat penting. Kacang merah selain memiliki kandungn protein yang tinggi juga sumber karbohidrat, mineral, vitamin24. dari beberapa jenis kacang-kacangan, kacng merah mempunyai kandungan energi yang sangat tinggi dibandingkan dengan kacang yang lain yaitu kacang merah sebnayak 350,00 kalk, kacang hijau 316,00 kal, kacang kedelai 286,00 kal sedangkan kacang polong sebnayak 349,00 kal25. kacang merah memiliki kandungan vitamin per 100 gram yaitu vitamin A 30 SI, thiamin/vitamin B1 sebnayk 0,5 mg, ribofaltin/vitamin B2 0,22 mg serta niasin 2,2 mg. Kandungan protein pada kacang merah kering mencapai 22,3 g per 100 g yang setara dengan kacang hijau24. Penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Tiva Aviandari tahun 2017 dengan pemberian modisco kacang merah dan modisco kacang hijau 2 kali sehari dalam 2 minggu sebnayk 100 gram, dapat meningkatkan berat badan balita Loss of Growth di wilayah Puskesmas Banyuwondo II Boyolali, dimana terjadi peningkatan berat badan yang diberikan modisco kacang merah (12,29±3,03) dibandingkan dengan modisco kacang hijau (11,47±2,37) maka disimpulkan dahwa pemberian modisco kacang merah dapat meningkatkan berat badan balita dibandingkan dengan modisco kacang hijau26. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah tahun 2018 untuk mengetahui perbedaan efektifitas es krim modisco kacang merah dan es krim modisco daun kelor terhadap peningkatan berat badan balita bawah garis merah di Puskesmas Karanganyer Pekalongan, dimana dengan pemberian 100 gram selama 14 hari, diketahui bahwa es krim modisco daun kelor dapat meningkatkan berat badan anak sebanyak (0,56%) dibandingkan dengan pemberian es krim modisco kacang merah (0,21%)27. Berdasarkan beragam uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui “Potensi Modisco Kacang Merah terhadap perubahan kadar albumin dan pertumbuhan balita bawah garis merah. B. Perumusan Masalah Bawah garis merah (BGM) merupakan keadaan kekurangan gizi disebabakan kurangnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama1. Balita dengan berat badan dibawah garis merah mengalami gangguan pertumbuhan sehingga diperlukan perhatian khusus. KMS merupakan kartu kurva pemantau pertumbuhan balita yang diukur berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) atau sebagai alat bantu menentukan status gizi balita2. Balita bawah garis merah harus segera ditangani sebelum menjadi gizi buruk dan apabila tidak segera ditangani akan berdampak kematian pada balita3. Masalah tentang gizi yang terjadi di indonesia disebabkan hidangan makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan tidak mencakupi kebutuhan. Masalah gizi bisa berdampak pada meningkatnya angka kematian bayi dan anak, terganggunya pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak serta dapat mengakibatkan rentan terkena penyakit akibat dari kurangnya asupan gizi9. Pemerintah telah mengupayakan kebijakan dan strategi dengan pendekatan keluarga dalam menggatasi masalah stunting pada balita meliputi pemantauan tumbuh kembang balita dengan membawa balita ke posyandu, kegiatan penyelenggaraan makanan tambahan (PMT) untuk balita, menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal10. Namun terlihat masih banyak kejadian balita dengan gizi kurang , di Indonesia kejadian tertinggi salah satunya terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018 dimana sebanyak 33% kejadian status gizi kurang dan gizi buruk, masih jauh dari standar Riskesdas yaitu 17,7%3. Modisco merupakan jenis minuman yang dapat meningkatkan status gizi dimana minuman Modisco mengandung nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna, mengandung kaya akan protein dan kalori. Kandungan 100 cc Modisco memiliki kandung Energi sebanyak 130 kalk, protein 3 gram dan lemak sebanyak 7,5 gram. Balita BGM dapat mengkonsumsi Modisco karena kaya akan zat energi dan protein yang baik untuk pertumbuhan20,21. Pemberian kacang merah juga sumber protein nabati selain memiliki kandungn protein yang tinggi juga sumber karbohidrat, mineral, vitamin24. kacang merah mempunyai kandungan energi yang sangat tinggi dibandingkan dengan kacang yang lain yaitu kacang merah sebnayak 350,00 kalk, dan juga memiliki kandungan vitamin per 100 gram yaitu vitamin A 30 SI, thiamin/vitamin B1 sebnayk 0,5 mg, ribofaltin/vitamin B2 0,22 mg serta niasin 2,2 mg. Kandungan protein pada kacang merah kering mencapai 22,3 g per 100 g 24,25 . Berdasarkan uraian yang sudah di jelaskanmaka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Rumusan Masalah Umum Apakah kandungan senyawa dari modisco kacang merah dapat berpotensi meningkatkan status gizi balita bawah garis merah (BGM)? 2. Rumusan Masalah Khusus a. Apakah kandungan Modisco Kacang Merah mampu meningkatkan kadar albumin balita Bawah Garis Merah BGM)? b. Apakah kandungan Modisco Kacang Merah mampu meningkatkan pertumbuhan balita Bawah Garis Merah (BGM)? C. Tujuan Penelitain 1. Tujuan Umum Membuktikan apakah pemberian modisco kacang merah dapat meningkatkan status gizi balita Bawah Garis Merah (BGM) 2. Tujuan Khusus Tujuan khusu dari penelitan ini yaitu: a. Menganalisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam peningkatan kadar albumin balita Bawah Garis Merah (BGM) b. Mengananlisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam peningkatan berat badan balita Bawah Garis Merah (BGM) c. Menganalisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam peningkatan tinggi badan balita Bawah Garis Merah (BGM) D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menjadikan referensi yang relevan tentang potensi dari pemberian modisco kacang merah terhadap perubahan status gizi balita 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian dapat menjadi alternatif dalam memanfaatkan potensi kacang merah mengatasi kekurangan gizi pada balita berbasis kearifan lokal b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pencegahan dan penanganan pada balita Bawah Garis Merah (BGM) dalam meningkatkan status gizi dalam mencakupi kebutuhan akan energi dan protein pada anak. 6. Tifa Afiandari (2017) Perbedaan pemberian modisco kacang merah dan modisco kacang hijau terhadap berat badan balita loss of growth di wilayah puskesmas Banyudono II Boyolali Variabel Independen: modisco kacang merah dan modisco kacang hijau dan Variabel Dependen: berat badan balita loss of growth Quasy eksperimen menggunaka n pendekatan pre-test posttest non equivalent design Nilai p-value 0,000 < 0,05. Kenaikan berat badan modisco kacang merah = 12,92 ±3,03 > modisco kacang hijau = 11,47 ±2,37. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan berat badan balita lebih banyak pada pemberian modisco kacang merah dibandingkan dengan 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nur Hidayah (2018) Evektifitas pemberian es krim modisco kacang merah dan es krim modisko daun kelor terhadap peningkatan berat badan balita bawah garis merah (BGM) di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan Variabel Independen: es krim modisco kacang merah dan es krim modisco daun kelor dan Variabel Dependen: Berat badan balita bawah garis merah (BGM) Pre Eksperimen Design with one group pre-test posttest pemberian modisco kacang hijau Menunjukan perbedaan berat badan balita yang diberikan es krim modisco kacang merah (0,21%) sedangkan yang diberikan es krim modisco daun kelor sebanyak (0,56%) maka dapat disimpulkan bahwa pemberian es krim modisco daun kelor lebih evektif menaikan berat badan balita BGM di bandingkan dengan pemberian es krim modisco kacang merah. S.M. H. BGM Pada Anak Balita.; 2015. Sulisttyoningsih H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. 1 KKBP dan PK. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018:1-100. doi:1 Desember 2013 Profil_Kesehatan_Indonesia. Profile Kesehatan Indonesia Tahun 2017.; 2018. doi:10.1002/qj Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Develovment Goals (SDGs). Rakorpop Kementeri Kesehat RI. 2015;(97):24. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinibu.pdf. Ministry of Health Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Health Profile 2018].; 2019. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf. DINAS KESEHATAN PROV.NTT. Profil Kesehatan NTT tahun 2017. Kementrian Kesehat Republik Indones. 2017:40. Kemenkes RI. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). 2014. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI. Rencana Strategis Program Tahun 2015-2019. Kementeri Kesehat RI. 2015. In Reply: BEHAVIOUR THERAPY. In: The British Journal of Psychiatry. Vol 111. ; 1965:1009-1010. doi:10.1192/bjp.111.479.1009-a Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2010. Dan P, Kejadian D, Kurang G, Balita P. Prevalensi dan Determinan Kejadian Gizi Kurang pada Balita. KEMAS J Kesehat Masy. 2010;5(2):138-144. doi:10.15294/kemas.v5i2.1872 Ans TWE V. <Biological effects of albumin unrelated to oncotic pressure.pdf>. 2002;16:6-11. doi:10.1046/j.1365-2036.2002.00190.x Beghetto MG, Luft VC, Mello ED, Polanczyk CA. Accuracy of nutritional assessment tools for predicting adverse hospital outcomes. Nutr Hosp. 2009;24(1):56-62. Basu I, Subramanian P, Prime M, Jowett C, Levack B. The Use of Biochemical Parameters as Nutritional Screening Tools in Surgical Patients. Surg Sci. 2011;02(02):89-94. doi:10.4236/ss.2011.22019 Cabrerizo S, Cuadras D, Gomez-Busto F, Artaza-Artabe I, Marín-Ciancas F, Malafarina V. Serum albumin and health in older people: Review and meta analysis. Maturitas. 2015;81(1):17-27. doi:10.1016/j.maturitas.2015.02.009 Malafarina V, Reginster JY, Cabrerizo S, et al. Nutritional status and nutritional treatment are related to outcomes and mortality in older adults with hip fracture. Nutrients. 2018;10(5):1-26. doi:10.3390/nu10050555 Murray RK, Granner DK dan RV. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2014. Salem YHA, Mikhail WZA, Sobhy HM, et al. Effect of Nutritional Status on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt. Acad J Nutr. 2013;2(1):1-09. doi:10.5829/idosi.ajn.2013.2.1.7466 Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Dalam Ranuh IGNG. 1st ed. Jakarta: Balai Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. catur AA. Modisco Makanan Penambah Berat Badan. Jakarta: Puspa Swara; 2011. Fillaeli A, Kristianingrum S, Purwaningsih D. Nilai Gizi Modisco Dengan Dua Subtitusi Bahan Dasar. Fak MIPA UNY. 2013:K16. Protein K, Daya DAN, Modisco T, Edamame DP. Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember ( MODIFIED DRIED SKIMMED MILK AND COCONUT OIL ) Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember.; 2018. 24. 25. 26. 27. Astawan M. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-Bijian. Jakarta: Penebar Swadya; 2009. Depkes RI. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. (Departemen Kesehatan, Ed.). Jakarta: GAVI; 2009. Aviandari T. Perbedaan Pemberian Modisco Kacang Merah dan Modisco Kacang Hijau terhadap Berat Badan Balita Loss of Growth di Wilayah Puskesmas Banyudono II. Presented at the: 2017. Hidayah Nur. 2EFEKTIVITAS PEMBERIAN ES KRIM MODISCO KACANG MERAH DAN ES KRIM MODISCO DAUN KELOR TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN. Presented at the: 2018.