Uploaded by rhasriyanti

BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bawah garis merah (BGM) merupakan keadaan kekurangan gizi
disebabakan kurangnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari
dalam jangka waktu yang lama1. Indikator awal bahwa balita mengalami
masalah gizi dengan berat badan menurut umur (BB/U) dibawah garis merah
pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Balita dengan berat badan dibawah garis
merah mengalami gangguan pertumbuhann sehingga diperlukan perhatian
khusus. KMS merupakan kartu kurva pemantau pertumbuhan balita yang
diukur berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U)
atau sebagai alat bantu menentukan status gizi balita2.
Balita BGM bukan merupakan keadaan gizi buruk, tetapi peringatan
untuk konfirmasi dan tindak lanjut agar balita BGM segera ditangani sebelum
menjadi gizi buruk. Bila balita tersebut tidak segera ditangani akan
menyebabkan kematian pada balita. Balita dengan berat badan kurang (BB/U)
pada tahun 2018 Indonesia mengalami kejadian gizi buruk sebanyak 17,7%
yang terdiri dari 3,9%% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. Jika dibandingkan
dengan prevalensi nasional tahun 2007 dengan 18,4% dan 2010 sebanyak
17,9% dimana terjadi peningkatan. Perubahan pada prevalensi gizi buruk
pada tahun 2007, 2013 dan 2018 yaitu berturut-turut sebanyak 5,4%, 5,7%
dan 3,9%. Sedangakan prevalensi gizi kurang sebesar 13%, 13,9% dan 13,8%
pada tahun 2007, 2013 dan 20183.
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017
terjadi angka kematian dalam 5 tahun terakhir yaitu angka kematian neonatal
(AKN) sebanyak 15 per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB)
sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian anak di bawah 5
tahun (AKBA) sebanyak 24 per 1.000 angka kelahiran hidup4.
SDGs (Sustaunable Development Goals) mempunyai salah satu target
pada tahun 2030 sistem kesehatan nasional berupaya menurunkan angka
kematian balita sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu juga target
tahun 2030 dimana seluruh negara merupaya mengatasi masalalah segala
bentuk malnutrisi termasuk pencapaian target 2025 untuk menurunkan
stunting dan wasting pada balita dan remaja, wanita hamil, menyusui, lansia
dapat mengatasi masalah kebutuhan gizinya5. kejadian di indonesia Provinsi
yang mengalami presentase gizi buruk tertinggi dengan persentase tertinggi gizi
buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-23 bulan tahun 2018 adalah Nusa Tenggara
Timur6. Angka kejadian balita dengan gizi buruk di Provinsi Nusa Tenggara
Timur pada tahun 2014-2017 mengaami perubahan yang sangat signifikan,
dimana dari 21 kabupaten melaporkan bahwa tahun 2014 kejadian balita gizi
buruk sebanyak 3.351 balita, tahun 2015 sebanyak 3.357 balita 2016 sebnyak
3.072 dan pada tahun 2017 balita dengan gizi buruk sebanyak 3.017 balita7.
Gizi mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, maka itu sangat
berperan penting dalam kesehatan. Gizi juga dapat memelihara kesehatan
tubuh, mendukung aktivitas sehari-hari
dan melindungi dari penyakit.
Keseimbangan asupan gizi merupakan status gizi yang baik jika sesuai
dengan kebutuhan8. Gizi buruk terjadi pada semua semua golongan umur
tetapi yang lebih rentan terhadap kondisi gizi buruk yaitu pada kelompok bayi
dan balita. Status gizi balita dapat di ukur berdasarkan standar yang telah
ditetapkan yaitu mengukur berat badan menurut umur, mengukur
tinggi
badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan6.
Masalah tentang gizi yang terjadi di indonesia disebabkan hidangan
makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan tidak mencakupi kebutuhan.
Kelompok umur yang sering mengalami kurang gizi akibat kekurangan
asupan Energi dan Protein (KEP) yaitu anak balita usia (0-5 tahun) dan
termasuk dalam golongan yang rentan terhadap gizi. Masalah gizi bisa
berdampak pada meningkatnya angka kematian bayi dan anak, terganggunya
pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak serta dapat mengakibatkan
rentan terkena penyakit akibat dari kurangnya asupan gizi9. faktor masalah
lain yang mengakibatkan anak menderita gizi buruk yaitu tidak adanya
ketersediaan makanan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
setempat, perilaku budaya setempat dalam pengelolahan makanan dan
perawatan dan pengolahan kesehatan yang tidak memadai7.
Pemerintah telah mengupayakan kebijakan dan strategi dengan
pendekatan keluarga dalam menggatasi masalah stunting pada balita meliputi
pemantauan tumbuh kembang balita dengan membawa balita ke posyandu,
kegiatan
penyelenggaraan
makanan
tambahan
(PMT)
untuk
balita,
menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak dan memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal10.
Pemenuhan zat gizi dapat diperoleh dari beberapa makanan yang
diantaranya zat gizi mikro dan makro seperti . Zat gizi mikro berfungsi
menghasilkan energi dan protein sedangkan zat mkaro merupakan zat yang
diperlukan dalam jumlah yang banyak berperan sebagai penyediaan energi 11.
status gizi balita dipengaruhi oleh tingkat konsumsi
zat makro. Dimana
pernyataan diatas dukung penelitian sebelumnya yang mengatakan ada
hubungan tingkat konsmsi energi dan protein terhadap status gizi balita.
Status gizi pada balita akan baik apabila tingkat konsumsi energi dan protein
yang seimbang serta memenuhi kebutuhan tubuh12. Penelitian yang lain juga
mnengatakakan bahwa rendahnya asupan zat ennergi dan protein juga
menyebabkan balita mengalami masalah kekurangan gizi energi kronis dan
kekurangan energi protein, selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan
dan perkembangan kognitif balita. Asupan lemak juga berperan penting
dalam pertumbuhan dimana kurangnya asupan lemak dapat terjadi penurunan
massa tubuh balita dan juga menggagu penyerapan vitamin dalam tubuh11.
Albumin merupakan protein dalam darah dimana terdapat plasma
darah yang mencapi 60%. Dalam ilmu kedokteran menjelaskan bahwa
albumin berfungsi untuk membantu menumbuhkan sel jaringan baru dan
dapat membantu proses pemulihan sel jaringan yang terbelah atau rusak. zat
gizi dalam makanan yang mengandung protein dan zat besi dapat membantu
menyusun terbentuknya albumin dalam tubuh.13 malnurtisi dapat dilihat
melalui parameter biomarker14,15. Albumin merupakan penanda secara klinis
terhadap penilaian status gizi secara stabil, kadar albumin yang rendah dapat
mengalami kehilangan massa otot16 dan albumin juga merupakan penanda
untuk menilai status gizi malnutrisi kekurangan energi dan protein dalam
tubuh17.
fungsi
albumin
dapat
mempertahankan
osmotik
plasma
dalammenjaga keseimbangan distribusi air yang akan membawa beberapa
komponen darah selain itu juga albumin berfungs sebagai pengangkut
kalsium, logam dan hormon lainnya dalam darah18.
Penelitian yang dilakukan tahun 2013 di Mesir mengenai asupan zat
mikro dan makro pada anak prasekolah terhadap status gizi dimana terdapat
perbedaan asupan zat mikro dan makro pada anak yang stunting dan tidak
stunting. Pemeriksaan kadar albumin pada anak prasekolah, didapatkan
sebesar 4,27 g/dl kadar albumin pada anak yang stunting dibandingkan
dengan anak yang tidak stunting yaitu sebanyak 5,00 g/dl. Dari penelitian ini
terlihat bahwa kadar albumin anak yang stunting lebih rendah dibangdingkan
dengan anak non stunting19.
Sebagai upaya dalam meningkatkan status gizi balita dengan
memberikan makanan tambahan yang mengandung zat gizi berupa asupan
kalori dan protein. Modisco merupakan jenis minuman yang dapat
meningkatnkan saus gizi dimana minuman Modisco mengandung nilai gizi
yang tinggi, mudah dicerna, mengandung kaya akan protein dan kalori.
Modisco merupakan singkatan dari “Modified Disco” dalam 100 cc Modisco
memiliki kandung Energi sebanyak 130 kalk, protein 3 gram dan lemak
sebanyak 7,5 gram. Formula Modisco terdiri dari susu krim 7,85 gram, gula
7,85 gram dan minyak 5,93 gram. Minuman Modisco diberikan pada orang
dengan keadaan membutuhkan tambahan asupan kalori dan protein yang
dikarenakan infeksi menahun, masa penyembuhan dari penyakit yang berat,
kesulitan makan karna kelainan bawaan, makann untuk anak sehat yang kurus
dan orang yang melalukan olah raga berat. Balita BGM dapat mengkonsumsi
Modisco karena kaya akan zat energi dan protein yang baik untuk
pertumbuhan20,21.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Annisa
Fillaeli, Susila
Kristianingrum dan Dyah Puraningsih pada tahun 2013 dilihat dari tingkat
kesukaan responden terhadap pemberian Modisco dan Modisco subsitusi.
Pemberian Modisco dan Modisco subsitusi dengan bahan dasar Modisco
yaitu susu skim, gula pasir dan minyak sedangakan Modisco subsitusi
mengguanakan bahan ganti seperti susu skim dengan susu kedelai dan gula
pasir dengan gula kelapa. Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa Modisco
substiitusi dapat di terima dengan baik di masyarakat dibandingkan dengan
Modisco22.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
tahun
2018
dengan
tujuan
menganalisis kandungan protein dan daya terima Modisco, dimana
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaankadar protein modico dengan
penambahan edamame dan dari segi rasa dan aroma dapat di terima
sedangkan dari segi warna dan tekstur tidak mengalami perubahan23.
Selain Modisco, pemberian kacang merah juga merupakan upaya
alternatif pemulihan gizi balita. Kacang merupakan sumber protein nabati
maka dari itu perannya dlam memperbaiki status gizi sangat penting. Kacang
merah selain memiliki kandungn protein yang tinggi juga sumber karbohidrat,
mineral, vitamin24. dari beberapa jenis kacang-kacangan,
kacng merah
mempunyai kandungan energi yang sangat tinggi dibandingkan dengan
kacang yang lain yaitu kacang merah sebnayak 350,00 kalk, kacang hijau
316,00 kal, kacang kedelai 286,00 kal sedangkan kacang polong sebnayak
349,00 kal25. kacang merah memiliki kandungan vitamin per 100 gram yaitu
vitamin A 30 SI, thiamin/vitamin B1 sebnayk 0,5 mg, ribofaltin/vitamin B2
0,22 mg serta niasin 2,2 mg. Kandungan protein pada kacang merah kering
mencapai 22,3 g per 100 g yang setara dengan kacang hijau24.
Penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Tiva Aviandari tahun 2017
dengan pemberian modisco kacang merah dan modisco kacang hijau 2 kali
sehari dalam 2 minggu sebnayk 100 gram, dapat meningkatkan berat badan
balita Loss of Growth di wilayah Puskesmas Banyuwondo II Boyolali,
dimana terjadi peningkatan berat badan yang diberikan modisco kacang
merah (12,29±3,03) dibandingkan dengan modisco kacang hijau (11,47±2,37)
maka disimpulkan dahwa pemberian modisco kacang merah dapat
meningkatkan berat badan balita dibandingkan dengan modisco kacang
hijau26.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah tahun 2018 untuk
mengetahui perbedaan efektifitas es krim modisco kacang merah dan es krim
modisco daun kelor terhadap peningkatan berat badan balita bawah garis
merah di Puskesmas Karanganyer Pekalongan, dimana dengan pemberian
100 gram selama 14 hari, diketahui bahwa es krim modisco daun kelor dapat
meningkatkan berat badan anak sebanyak (0,56%) dibandingkan dengan
pemberian es krim modisco kacang merah (0,21%)27.
Berdasarkan beragam uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui
“Potensi Modisco Kacang Merah terhadap perubahan kadar albumin dan
pertumbuhan balita bawah garis merah.
B. Perumusan Masalah
Bawah garis merah (BGM) merupakan keadaan kekurangan gizi
disebabakan kurangnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari
dalam jangka waktu yang lama1. Balita dengan berat badan dibawah garis
merah mengalami gangguan pertumbuhan sehingga diperlukan perhatian
khusus. KMS merupakan kartu kurva pemantau pertumbuhan balita yang
diukur berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U)
atau sebagai alat bantu menentukan status gizi balita2. Balita bawah garis
merah harus segera ditangani sebelum menjadi gizi buruk dan apabila tidak
segera ditangani akan berdampak kematian pada balita3.
Masalah tentang gizi yang terjadi di indonesia disebabkan hidangan
makanan yang dikonsumsi tidak seimbang dan tidak mencakupi kebutuhan.
Masalah gizi bisa berdampak pada meningkatnya angka kematian bayi dan
anak, terganggunya pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak serta
dapat mengakibatkan rentan terkena penyakit akibat dari kurangnya asupan
gizi9.
Pemerintah telah mengupayakan kebijakan dan strategi dengan
pendekatan keluarga dalam menggatasi masalah stunting pada balita meliputi
pemantauan tumbuh kembang balita dengan membawa balita ke posyandu,
kegiatan
penyelenggaraan
makanan
tambahan
(PMT)
untuk
balita,
menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak dan memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal10. Namun terlihat masih banyak kejadian
balita dengan gizi kurang , di Indonesia kejadian tertinggi salah satunya
terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018 dimana sebanyak
33% kejadian status gizi kurang dan gizi buruk, masih jauh dari standar
Riskesdas yaitu 17,7%3.
Modisco merupakan jenis minuman yang dapat meningkatkan status
gizi dimana minuman Modisco mengandung nilai gizi yang tinggi, mudah
dicerna, mengandung kaya akan protein dan kalori.
Kandungan 100 cc
Modisco memiliki kandung Energi sebanyak 130 kalk, protein 3 gram dan
lemak sebanyak 7,5 gram. Balita BGM dapat mengkonsumsi Modisco karena
kaya akan zat energi dan protein yang baik untuk pertumbuhan20,21.
Pemberian kacang merah juga sumber protein nabati selain memiliki
kandungn protein yang tinggi juga sumber karbohidrat, mineral, vitamin24.
kacang merah mempunyai kandungan energi yang sangat tinggi dibandingkan
dengan kacang yang lain yaitu kacang merah sebnayak 350,00 kalk, dan
juga memiliki kandungan vitamin per 100 gram yaitu vitamin A 30 SI,
thiamin/vitamin B1 sebnayk 0,5 mg, ribofaltin/vitamin B2 0,22 mg serta
niasin 2,2 mg. Kandungan protein pada kacang merah kering mencapai 22,3 g
per 100 g
24,25
. Berdasarkan uraian yang sudah di jelaskanmaka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah Umum
Apakah kandungan senyawa dari modisco kacang merah
dapat berpotensi meningkatkan status gizi balita bawah garis
merah (BGM)?
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Apakah
kandungan
Modisco
Kacang
Merah
mampu
meningkatkan kadar albumin balita Bawah Garis Merah
BGM)?
b. Apakah
kandungan
Modisco
Kacang
Merah
mampu
meningkatkan pertumbuhan balita Bawah Garis Merah
(BGM)?
C. Tujuan Penelitain
1.
Tujuan Umum
Membuktikan
apakah
pemberian
modisco
kacang
merah
dapat
meningkatkan status gizi balita Bawah Garis Merah (BGM)
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusu dari penelitan ini yaitu:
a. Menganalisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam
peningkatan kadar albumin balita Bawah Garis Merah (BGM)
b. Mengananlisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam
peningkatan berat badan balita Bawah Garis Merah (BGM)
c. Menganalisis potensi pemberian modisco kacang merah dalam
peningkatan tinggi badan balita Bawah Garis Merah (BGM)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menjadikan referensi yang relevan tentang potensi dari pemberian
modisco kacang merah terhadap perubahan status gizi balita
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat menjadi alternatif dalam memanfaatkan potensi
kacang merah mengatasi kekurangan gizi pada balita berbasis kearifan
lokal
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya pencegahan dan
penanganan pada balita Bawah Garis Merah (BGM) dalam
meningkatkan status gizi dalam mencakupi kebutuhan akan energi dan
protein pada anak.
6.
Tifa Afiandari
(2017)
Perbedaan
pemberian
modisco kacang
merah dan
modisco kacang
hijau terhadap
berat badan balita
loss of growth di
wilayah
puskesmas
Banyudono II
Boyolali
Variabel
Independen:
modisco
kacang merah
dan modisco
kacang hijau
dan Variabel
Dependen:
berat badan
balita loss of
growth
Quasy
eksperimen
menggunaka
n
pendekatan
pre-test posttest non
equivalent
design
Nilai p-value
0,000 < 0,05.
Kenaikan
berat badan
modisco
kacang merah
= 12,92 ±3,03
> modisco
kacang hijau
= 11,47
±2,37. Dapat
disimpulkan
bahwa
kenaikan
berat badan
balita lebih
banyak pada
pemberian
modisco
kacang merah
dibandingkan
dengan
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nur Hidayah
(2018)
Evektifitas
pemberian es
krim modisco
kacang merah dan
es krim modisko
daun kelor
terhadap
peningkatan berat
badan balita
bawah garis
merah (BGM) di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Karanganyar
Kabupaten
Pekalongan
Variabel
Independen: es
krim modisco
kacang merah
dan es krim
modisco daun
kelor dan
Variabel
Dependen:
Berat badan
balita bawah
garis merah
(BGM)
Pre
Eksperimen
Design with
one group
pre-test posttest
pemberian
modisco
kacang hijau
Menunjukan
perbedaan
berat badan
balita yang
diberikan es
krim modisco
kacang merah
(0,21%)
sedangkan
yang
diberikan es
krim modisco
daun kelor
sebanyak
(0,56%) maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pemberian es
krim modisco
daun kelor
lebih evektif
menaikan
berat badan
balita BGM
di
bandingkan
dengan
pemberian es
krim modisco
kacang
merah.
S.M. H. BGM Pada Anak Balita.; 2015.
Sulisttyoningsih H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu; 2011.
1 KKBP dan PK. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat
Republik Indones. 2018:1-100. doi:1 Desember 2013
Profil_Kesehatan_Indonesia. Profile Kesehatan Indonesia Tahun 2017.;
2018. doi:10.1002/qj
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan Dalam Kerangka
Sustainable Develovment Goals (SDGs). Rakorpop Kementeri Kesehat RI.
2015;(97):24.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatinibu.pdf.
Ministry of Health Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Health Profile 2018].; 2019.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.
DINAS KESEHATAN PROV.NTT. Profil Kesehatan NTT tahun 2017.
Kementrian Kesehat Republik Indones. 2017:40.
Kemenkes RI. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). 2014.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI.
Rencana Strategis Program Tahun 2015-2019. Kementeri Kesehat RI. 2015.
In Reply: BEHAVIOUR THERAPY. In: The British Journal of Psychiatry.
Vol 111. ; 1965:1009-1010. doi:10.1192/bjp.111.479.1009-a
Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2010.
Dan P, Kejadian D, Kurang G, Balita P. Prevalensi dan Determinan
Kejadian Gizi Kurang pada Balita. KEMAS J Kesehat Masy.
2010;5(2):138-144. doi:10.15294/kemas.v5i2.1872
Ans TWE V. <Biological effects of albumin unrelated to oncotic
pressure.pdf>. 2002;16:6-11. doi:10.1046/j.1365-2036.2002.00190.x
Beghetto MG, Luft VC, Mello ED, Polanczyk CA. Accuracy of nutritional
assessment tools for predicting adverse hospital outcomes. Nutr Hosp.
2009;24(1):56-62.
Basu I, Subramanian P, Prime M, Jowett C, Levack B. The Use of
Biochemical Parameters as Nutritional Screening Tools in Surgical
Patients. Surg Sci. 2011;02(02):89-94. doi:10.4236/ss.2011.22019
Cabrerizo S, Cuadras D, Gomez-Busto F, Artaza-Artabe I, Marín-Ciancas
F, Malafarina V. Serum albumin and health in older people: Review and
meta analysis. Maturitas. 2015;81(1):17-27.
doi:10.1016/j.maturitas.2015.02.009
Malafarina V, Reginster JY, Cabrerizo S, et al. Nutritional status and
nutritional treatment are related to outcomes and mortality in older adults
with hip fracture. Nutrients. 2018;10(5):1-26. doi:10.3390/nu10050555
Murray RK, Granner DK dan RV. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2014.
Salem YHA, Mikhail WZA, Sobhy HM, et al. Effect of Nutritional Status
on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt. Acad J Nutr.
2013;2(1):1-09. doi:10.5829/idosi.ajn.2013.2.1.7466
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Dalam Ranuh IGNG. 1st ed.
Jakarta: Balai Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995.
catur AA. Modisco Makanan Penambah Berat Badan. Jakarta: Puspa
Swara; 2011.
Fillaeli A, Kristianingrum S, Purwaningsih D. Nilai Gizi Modisco Dengan
Dua Subtitusi Bahan Dasar. Fak MIPA UNY. 2013:K16.
Protein K, Daya DAN, Modisco T, Edamame DP. Digital Digital
Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember (
MODIFIED DRIED SKIMMED MILK AND COCONUT OIL ) Digital
Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember.;
2018.
24.
25.
26.
27.
Astawan M. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-Bijian. Jakarta:
Penebar Swadya; 2009.
Depkes RI. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. (Departemen Kesehatan, Ed.).
Jakarta: GAVI; 2009.
Aviandari T. Perbedaan Pemberian Modisco Kacang Merah dan Modisco
Kacang Hijau terhadap Berat Badan Balita Loss of Growth di Wilayah
Puskesmas Banyudono II. Presented at the: 2017.
Hidayah Nur. 2EFEKTIVITAS PEMBERIAN ES KRIM MODISCO
KACANG MERAH DAN ES KRIM MODISCO DAUN KELOR
TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BAWAH
GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN. Presented at the:
2018.
Download