MAKALAH BAKTERIOLOGI Salmonella paratyphi a Oleh : Dian Putri Andani (PO.71.34.0.17.049) Dosen Pembimbing : Bpk. Herry Hermansyah, AMAK, SKM, M.Kes POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN DIII ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Salmonella paratyphi” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Adapun penyusunan makalah ini adalah dengan maksud supaya dapat memahami pengertian dari baktei Salmonella paratyphi. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah yang saya susun ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan saya tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Palembang, 24 Desember 2018 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia pathogen penyebab sakit perut yangdapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai Salmonellosis. Habitat alamiSalmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan merupakanmedia perantara penyebaran Salmonella sp (Cliver and Doyle, 1990). Salmonella sp dapatmenginfeksi manusia jika mencemari makanan dan kemudian dikonsumsi oleh manusia.Karena itu masalah keamanan pangan (food safety) menjadi sangat penting artinya bagiseluruh masyarakat Salmonella typhi (S. typhi), Salmonella paratyphi A (S. Paratyphi A), Salmonella paratyphi B (S. paratyphi B) dan Salmonella paratyphi C (S. paratyphi C) merupakan penyebab infeksi utama pada manusia, biasanya cenderung meningkat pada masyarakat dengan standar kebersihan rendah terutama pada daerah tropik. Infeksi oleh Salmonella sp. hampir selalu melalui jalan oral, yaitu melalui makanan dan minuman yang telah terkontamiasi, masuk ke mulut, melewati saluran pencernaan, melalui dinding usus halus, masuk ke sistem limpa, beredar melalui aliran darah, menyerang liver, kantung empedu, limpa, ginjal, dan sum-sum tulang, kemudian bakteri berkembang biak dan melakukan penyerangan ke berbagai organ. Infeksi S. typhi, S. paratyphi A, S. paratyphi B dan S.paratyphi C dapat muncul sebagai gastroenteritis, typhus abdominalis, dan septikemia. Demam tifoid dan paratifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh S. typhi, sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh spesies Salmonella enteriditis yaitu Salmonella enteriditis bioserotipe paratyphi A atau S. paratyphi A, Salmonella enteriditis bioserotipe paratyphi B atau S. paratyphi B, Salmonella enteriditis bioserotipe paratyphi C atau S. paratyphi C. Demam Tifoid atau typhus abdominalis, typhoid fever atau enteric fever yang merupakan penyakit sistemik yang akut yang mempunyai karakteristik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen, gejala ini berlangsung lebih kurang 3 minggu yang juga disertai dengan gejala – gejala sakit perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat penurunan sel darah putih, dan terjadi peningkatan titer Widal. Titer widal dikatakan meningkat bila titernya lebih dari 1/160 atau didapatkan kenaikan titer 2 kali lipat dari titer sebelumnya dalam waktu 1 minggu. Widal merupakan salah satu metode pemeriksaan yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit demam tipoid, akan tetapi pemeriksaan widal tersebut memiliki sensitifitas dan spesifitas yang lemah, untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa penyakit demam tipoid yaitu dengan melakukan kultur bakteri dari penderita demam tipoid pada sampel feses, urin, dan darah. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. Apa yang dimaksud dengan bakteri Salmonella sp? Bagaimana pengertian dari bakteri Salmonella paratyphi? Bagaimana morfologi dan klasifikasi mikroorganisme kelompok Salmonella paratyphi a? Bagaimana diagnosa lab dari Salmonella paratyphi ? 1.3 Tujuan 2. Untuk mengetahui pengertian dari bakteri Salmonella sp 3. Untuk mengetahui karakteristik mikroorganisme kelompok Salmonella paratyphi 4. Untuk mengetahui perbedaan Salmonella paratyphi a,b, dan c BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Salmonella sp Bakteri Salmonella ditemukan pertama kali oleh Theobald Smith pada 1885 saat meneliti penyakit pencernaan pada babi. Dengan menggunakan mikroskop, Smith menemukan sekelompok bakteri berbentuk batang yang menyebabkan kematian hewan ternak tersebut. Nama Salmonella sendiri baru diberikan oleh Daniel Edward Salmon, rekan Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri tersebut. Salmon menyimpulkan bahwa bakteri salmonella termasuk dalam genus bakteri enterobakteria gram-negatif, berbentuk batang, bisa bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida, serta menjadi penyebab timbulnya penyakit salmonellosis. Salmonella merupakan bakteri gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrik. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Bakteri ini merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Bakteri ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat bakteri koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja. 2.2 Pengertian Salmonella paratyphi Salmonella paratyphi adalah bagian dari family Enterobacteriaceae, termasuk dalam motil Gram-negative, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan terdapat identifikasi serologis antigens somatic dan flagellar. Demam paratifoid, yang kadang-kadang disebut infeksi Salmonella paratyphi, adalah penyakit menular yang serius yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Demam paratifoid disebabkan oleh salah satu dari tiga strain Salmonella paratyphi: S. paratyphi A; S. schottmuelleri (juga disebut S. paratyphi C); atau S. hirschfeldii (juga disebut S. paratyphi B). Hal ini dapat ditularkan dari hewan atau produk hewan ke manusia atau dari orang ke orang. Masa inkubasi 1-2 minggu, tetapi sering lebih pendek pada anak-anak. gejala mungkin bertahap pada orang dewasa tetapi sering tiba-tiba anak-anak. Demam paratifoid ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, muntah, dan sembelit atau diare. Pasien biasanya berkembang pembesaran limpa. Sekitar 30% dari pasien telah naik bintik-bintik di depan dada selama minggu pertama penyakit. Bintik-bintik mawar berkembang menjadi perdarahan kecil yang mungkin sulit untuk melihat di Afrika atau penduduk asli Amerika. Pasien dengan komplikasi usus memiliki gejala yang menyerupai orangorang dari usus buntu: nyeri kram dengan nyeri di kanan bawah perut. 2.3 Karakteristik mikroorganisme kelompok Salmonella paratyphi Sejumlah 2000 tipe Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi nama khusus. Misalnya, Salmonella typhi (penyebab demam tipus) dan Salmonella paratyphi. Salmonella typhimurium, S. agona, S. panama adalah hanya sebagian kecil dari berbagai jenis mikroorganisme penyebab keracunan bahan pangan tipe gastroenteritis yang sudah dikenal. Gejala-gejala demam tipus akan Nampak setelah 7 sampai 14 hari infeksi dan umumnya ditandai oleh perasaan kurang enak dan sakit kepala. Jenis mikroorganisme penyebab tipus ini hanya terdapat pada manusia dan tidak dijumpai pada hewan lain. Klasifikasi Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut dasar reaksi biokimia dan serotype yang diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan Vi yang spesifik. Menurut reaksi biokimianya, klasifikasi dari salmonella paratyphi : KLASIFIKASI Superkingdom Kingdom : Bacteria : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Order : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Salmonella Species : Salmonella Paratyphi Salmonella sp. dapat diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu Gastroenteritis (S. typhimurium), Septicemia (S. Choleraesius), Enteric Fevers (i.e. S. typhi – Typhoid Fever. Berdasarkan serotipenya diklasifikasikan menjadi empat serotype yaitu S. paratyphy A (Serotipe group A), S. parathyphi B (Serotipe group B), S. parathyphi group C, dan S. typhi dari Serotipe group D. Perbedaan karakteristik dari masing-masing spesies Salmonella sp. berdasarkan sifatsafat biokimianya dapat dilihata pada tabel 1 sebagai berikut Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Salmonella NO Sifat Salmonella typhi Biokimia Salmonella Salmonella Salmonella paratyphi A paratyphi B paratyphi C 1. Indol - - - - 2. MR + + + + 3. Vp - - - - 4. Citrat - - + - 5. Motilitas + + + + 6. Urease - - - - 7. TSIA K/A G (-), K/A G (+), K/A G (+), K/A G (+), H2S (+) H2S (-) H2S (+) H2S (+) 8. Glukosa A, G (-) A, G (+) A, G (+) A, G (+) 9. Laktosa - - - - 10. Sukrosa - - - - Jadi, perbedaan Salmonella paratyphi A dengan Salmonella paratyphi B, C dan Salmonella typhi adalah hanya terdapat dalam materi dan sifat biokimianya saja. Bisa dilihat pada table 1 yakni, pada media TSIA Salmonella paratyphi A Gas (+), H2S (-). Akan tetapi cara penularannya sama saja yaitu melalui oral atau bahan makanan yang terinfeksi bakteri ini. MORFOLOGI Ø Bakteri batang gram negative Ø Tidak membentuk spora. Ø Fakultatif anaerob. Ø Ukurannya: 2-3 x 0,4-0,6 mikrometer, panjangnya bervariasi. Ø Sebagian besar motil: memiliki peritrichous flagella. Ø Tidak dapat memfermentasi laktosa atau sukrosa (hanya 1% yang dapatmemfermentasi laktosa). Ø Membentuk asam dan gas dari glukosa dan mannosa. Ø Memproduksi H2S Ø Mereduksi nitrat. Ø Tidak memproduksi cytochrome oxydase. Ø Survive freezing in water for long period. Ø Resisten terhadap bahan kimia tertentu (brilliant green, sodiumtetrathionate, sodium deoxycholate) di mana bahan kimia tersebut dapatmenghambat enteric bacteria lain Ø Bahan kimia ini seringkali digunakan dalam media isolasi salmonella dari feses 2.4 Struktur Antigen Salmonella Paratyphi Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida. Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin. 2.5 Diagnosis Lab Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran, maka seorang klinisi dapat dapat membuat diagnosis tersangka demam typhoid. Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi S. typhi dari darah, atau dapat pula dari feces atau urine. Pada dua minggu pertama sakit, kemungkinan mengisolasi S. typhi dari dalam darah pasien lebih besar dari pada minggu berikutnya. Biakan yang dilakukan pada urin dan feses, kemungkinan keberhasilan lebih kecil. Biakan spesimen yang berasal dari aspirasi sumsum tulang mempunyai sensitivitas tertinggi, hasil positif didapat pada 90% kasus. Akan tetapi prcsedur ini sangat invasif, sehingga tidak dipakai dalam praktek seharihari. Pada keadaan tertentu dapat dilakukan biakan spesimen empedu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup baik. Uji serologi Widal suatu metode serologik yang memeriksa antibodi aglutinasi terhadap antigen somatik (O), flagela (H) banyak dipakai untuk membuat diagnosis demam tifoid. Di Indonesia pengambilan angka titer O aglutinin > 1/40 dengan memakai uji Widal slide aglutination (prosedur pemeriksaan membutuhkan waktu 45 menit) menuniukkan nilai ramal positif 96%. Artinya apabila hasil tes positif, 96% kasus benar sakit demam tifoid, akan tetapi apabila negatif tidak menyingkirkan. Banyak pendapat apabila titer O aglutinin sekaii periksa > 1/200 atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka diagnosis demam tit'oid dapat ditegakkan. Aglutinin H banyak dikaitkan dengan pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang Vi aglutinin dipakai pada deteksi pembawa kuman S. typhi (karier). Banyak peneliti mengemukakan bahwa uji serologik Widal kurang dapat dipercaya sebab dapat timbul positif palsu pada daerah endemis, dan sebaliknya dapat timbul negatif palsu pada kasus demam tifoid yang terbukti. biakan darah positif Akhir-akhir ini banyak dimunculkan beberapa jenis pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi S.typhi dalam serum, antigen terhadap S. typhi dalam darah, serum dan urin bahkan DNA S. typhi dalam darah dan faeces. Walaupun laporan-laporan pendahuluan menunjukkan hasil yang baik namun sampai sekarang tidak salah satupun dipakai secara luas. Sampai sekarang belum disepakati adanya pemeriksaan yang dapat menggantikan uji serologi Widal. Diagnosis BandingPada stadium dini demam tifoid beberapa penyakit kadang-kadang secara klinis dapat merupakan diagnosis banding yaitu influenza, gastroenteritis, bronkitis dan bronkopneumonia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme intraselular seperti tuberkulosis, infeksi Jamur sistemik, bruselosis, tularemia, shigelosis dan malaria juga perlu dipikirkan. Pada demam typhoid yang berat, sepsis, leukemia, limfoma, dan penyakit hodgkin dapat sebagai diagnosis banding. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Salmonella paratyphi adalah bagian dari family Enterobacteriaceae, termasuk dalam motil Gram-negative, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan terdapat identifikasi serologis antigens somatic dan flagellar. Salmonella paratyphi terjadi secara sporadis dengan penjangkitan yang terbatas dan hanya terjadi pada manusia. Bakteri ini menular melalui kontak langsung maupun tak langsung dengan tinja atau melalui urin pada pasien penderita namun hal tersebut jarang ditemukan. Media penularan Salmonella paratyphi dapat juga melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh bakteri tersebut Terutama susu, produk susu maupun perikanan, bisa juga tercemar melalui tangan kotor ataupun lalat yang mungkin menyebabkan kontaminasi. Salmonella paratyphi adalah penyebab demam enteric. Salmonella paratyphi juga memiliki jangkauan inang yang luas dan beberapa diantaranya menyebabkan penyakit atau peradangan usus dan penyakit sistemik (menyebabkan demam Paratyphoid) serta Enterocolitis (Dahulu “Gastroenteritis”). Perbedaan Salmonella paratyphi A dengan Salmonella paratyphi B, C dan Salmonella typhi adalah hanya terdapat dalam materi dan sifat biokimianya saja. Pada media TSIA Salmonella paratyphi A Gas (+), H2S (-). Akan tetapi cara penularannya sama saja yaitu melalui oral atau bahan makanan yang terinfeksi bakteri ini. 3.2 Saran Secara umum, untuk memperkecil kemungkinan tercemar S.Paratyiphi, maka setiap individu harus memperhatikan kualitas makanan dan minuman yang mereka konsumsi. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Bacteria Genomes – SALMONELLA PARATYPHI, http://www.ebi.ac.uk,di akses tanggal 18 Maret 2008 Maskey, Ashish P., Salmonella enteric Serovar Paratyphi A dan S. enterica Kathmandu, Nepal, http://journal.shouxi.net, di akses tanggal 18 Maret 2008 SOAL PILIHAN GANDA BAKTERIOLOGI 1. Hasil biokimia pada media TSIA Gas (+) H2S (-) merupakan karakteristik dari bakteri.. a. Salmonella sp b. Salmonella typhi c. Salmonella paratyphi A d. Salmonella paratyphi C e. Salmonella paratyphi B 2. Yang membedakan Salmonella paratyphi A,B, dan C pada tes biokimia pada media.. a. Glukosa b. Motilitas c. Laktosa d. TSIA e. Saccarosa 3. Bakteri apa yang menyebabkan penyakit paratifoid? a. Shigella sp b. Salmonella paratyphi c. Streptococcus aureus d. E. coli e. Vibrio cholera 4. Salah satu contoh media selektif untuk mengisolasi bakteri Salmonella sp yaitu.. a. Endo agar b. Mac conkey agar c. BAP d. NAP e. SS agar 5. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu.. a. Salmonella paratyphi b. Sulfolobus c. Nitrosomonas d. Lactobacillus bulgaricus e. Pseudomonas solanacearum