Uploaded by sunjayatio

YESUS DI INDIA MENGKAJI KISAH KISAH YANG

advertisement
1|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
YESUS DI INDIA:
MENGKAJI KISAH-KISAH YANG LEBIH RENDAH
KUALITASNYA DARI INJIL KANONIK
Teguh Hindarto
Yesus pernah ke India? Yesus
pernah belajar dari rahib-rahib
Budha di Tibet pada usia 12-30
tahun sebelum kembali ke
Palestina? Yesus
luput dari
kematian di salibkan dan
mengungsi ke Kashmir dan wafat
dalam usia tua di sana?
Tidak
ada
habis-habisnya
kontroversi mengenai tokoh
Yesus Sang Mesias yang selalu
dihubungkan dengan berbagai
kisah-kisah memicu perdebatan
di luar kisah yang dituliskan
dalam keempat Injil (Injil
Sinoptik) yang kanonik. Novel
Da Vinci Code menuding bahwa
2|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
Yesus menikah dengan Maria
Magdalena. Dalam film The Lost
Tomb of Jesus karya Simcha
Jacobovici dan bukunya yang
berjudul The Jesus Family Tomb:
the Discovery, the Investigation,
and the Evidence That Could
Change History, dikatakan bahwa
Yesus mati secara wajar dan tidak
bangkit kembali dan makamnya
di temukan di timur Yerusalem
yaitu Talpiot. Dan masih sederet
kisah-kisah thriler yang layak
dijual ke publik untuk meraih
keuntungan ekonomis sekaligus
membuat kebingungan mengenai
akidah Kristiani.
Demikian pula dengan pendapat
yang berkembang pada tahun
1800-an dan 1900-an mengenai
Yesus pernah berada di India.
Ada dua jalur penulisan yang
beranggapan bahwa Yesus pernah
berada di India. Pertama, melalui
karya Nicolas Notovich seorang
jurnalis dan mata-mata yang
banyak menuliskan buku. Dan
salah
satu
bukunya
yang
menimbulkan kontroversi pada
tahun 1887 dengan judul Life of
Saint Issa, (Kehidupan Orang
Kudus Isa) yang kemudian tahun
1894 diterjemahkan dalam bahasa
Prancis dengan judul La vie
inconnue de Jesus Christ
(Unknown Life of Jesus Christ).
Menurut
pengakuannya,
terjemahan dalam buku tersebut
dia peroleh berdasarkan informasi
dari sebuah manuskrip di Himis
yang berada di Ladakh, Tibet
kecil.
Seorang
Lama
menunjukkan salinan teks dalam
bahasa Pali yang mengisahkan
bahwa Yesus (dengan nama Isa)
telah berada di Tibet pada usia 17
tahun1. Kedua, melalui karya
Mirzha Ghulam Ahmad, pendiri
Ahmadiyah melalui buku yang
dia terbitkan dengan judul, Jesus
in India pada tahun 1908.
Berbeda dengan laporan dan
terjemahan Notovitch, maka
Mirza Ghulam Ahmad justru
menuding tulisan Notovitch
adalah pemalsuan karena tidak
1
Nicolas Notovitch
http://en.wikipedia.org/wiki/Nicolas
_Notovitch
3|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
ada bukti bahwa Yesus pernah
berada di India pada usia 17
tahun.
Sebaliknya,
Ghulam
Ahmad membuat teori baru
dengan sejumlah referensi kuno
untuk membuktikan bahwa Yesus
pernah ke India saat dia terluput
dari penyaliban dan mengungsi
serta wafat tua di Kashmir pada
usia 120 tahun2
Benarkah
Yesus
Belajar
Agama Budha di India Pada
Usia 12-30 Tahun?
Sebelum
Nicolas
Notovitch
menerbitkan buku Life of Saint
Issa pada tahun 1887, telah
beredar sejumlah buku yang
berupaya menuliskan kehidupan
kanak-kanak
Yesus
dan
pararelisasinya dengan agama
Hindu dan Budha. Beberapa
penulis tersebut al., Louis
Jacolliot
menerbitkan
buku
berjudul La Bible dans l'Inde, Vie
de Iezeus Christna (The Bible in
India, or the Life of Jezeus
Christna) pada tahun 1869.
Menurutnya, kisah kelahiran
Yesus adalah mitologi yang
didasarkan kisah India kuno.
Murid-murid Krishna memberi
nama Jezeus kepada Yesus yang
artinya “hakikat yang murni”
dalam bahasa Sansekerta. Setelah
itu pada tahun 1908 Levi H.
Dowling
menerbitkan
buku
dengan judul the Aquarian
Gospel of Jesus the Christ,
dimana melalui bukunya Dowling
melaporkan hasil penelusuran
gaibnya mengenai tahun-tahun
Yesus yang hilang3.
Dikarenakan buku Notovitch
menimbulkan kontroversi yang
besar dibandingkan buku sebelum
dan sesudahnya, maka kita akan
memfokuskan untuk menguji
kesahihan pendapat dalam buku
tersebut.
2
Jesus in India
http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus_in
_India_(book)
3
Unknown Years of Jesus
http://en.wikipedia.org/wiki/Unkno
wn_years_of_Jesus
4|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
Penemuan Manuskrip Himis
Dalam buku The Lost Years of
Jesus: Documentary Evidence of
Jesus' 17-Year Journey to the
East yang telah diterbitkan dalam
bahasa Indonesia dengan judul
Tahun-tahun Yesus Yang Hilang,
karya Elizabeth Clare Prophet,
dikisahkan mengenai penemuan
manuskrip Himis oleh Notovitch
di Ladakh, Tibet sbb:
biksu
Tibet)
yang
menginformasikan
mengenai
adanya dokumen yang tersimpan
di Lhasa, ibu kota Tibet dan
kediaman Dalai Lama yang
menyimpan
naskah
kuno
mengenai Isa (nama Timur untuk
Yesus).
Setelah perang Rusia-Turki tahun
1877-1878, Notovitch melakukan
perjalanan ke Timur. Dia tertarik
dengan masyarakat dan arkeologi
India. Sampailah Notovitch di
India melalui Afghanistan.
Pada tanggal 14 Oktober 1887,
Notovitch meninggalkan Lahore
menuju
Rawalpindi
dengan
tujuan Kashmir dan Ladakh di
Tibet. Dari tempat itu dia
berencana menuju Rusia melalui
Karakorum, Cina dan Turki.
Dalam
perjalanannya,
dia
mengunjungi biara Budha di
Mulbekh. Di Mulbekh Notovitch
diterima seorang Lama (sebutan
Notovitch ingin mendapatkan
dokumen
tersebut
dan
meninggalkan Mulbekh. Dalam
perjalanannya ke beberapa biara,
sampailah dia di biara Himis
5|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
yang
berada
Himalaya.
di
Ladakh,
Saat bertemu dan bercakap-cakap
dengan Lama di biara Himis,
Notovitch
mendapatkan
keterangan bahwa Agama Budha
menghormati Isa dan salinan
kisah kehidupannya disimpan di
Himis dalam bahasa Tibet.
Menurut pengakuan Lama di
Himis, naskah tersebut di bawa
dari India ke Nepal lalu ke Tibet
dan ditulis dalam bahasa Pali dan
diterjemahkan dalam bahasa
Tibet dan di simpan di biara
Himis.
Saat
Notovitch
meminta
dokumen tersebut, biksu-biksu
tersebut tidak mengerti letaknya
dokumen tersebut namun berjanji
akan
memperlihatkan
pada
Notovitch jika dia kembali lagi ke
biara tersebut.
Karena tidak ingin terburu nafsu
memperoleh dokumen tersebut,
Notovitch
berpamitan
dan
meninggalkan
biara
Himis.
Namun
ditengah
perjalanan
terjatuh dari kudanya dan patah
kaki.
Dia
memanfaatkan
momentum ini untuk kembali ke
biara Himis.
Saat dalam perawatan, Notovitch
akhirnya diperlihatkan dokumen
tersebut yang dideskripsikan
sebagai
dua
buah naskah
diselimuti daun yang menguning
termakan waktu. Biksu tersebut
membacanya keras-keras dan
penerjemah yang mendampingi
Notovitch
menerjemahkannya
dalam bahasa Inggris dan
Notovitch menyalinnya dalam
notes.
Hasilnya adalah 244 ayat yang
dikelompokkan menjadi 14 Bab.
Hasil
terjemahannya
ini
kemudian
dibukukan
dan
diterbitkan dengan judul The Life
Saint of Issa. Bagian pertama
yaitu Bab I-4 mengisahkan
kondisi yang menuntun pra
inkarnasi Yesus, kelahirannya
dan awal kehidupannya. Bagian
kedua yaitu Bab 5-8 mengisahkan
tahun-tahun kehidupan masa
kecil Yesus yang hilang antara
6|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
usia 13-29 ketika Yesus belajar
agama Budha di Himalaya, India.
Bagian ketiga yaitu Bab 9014
mengisahkan peristiwa perjalanan
misi Yesus di Palestina4.
Ringkasan
Himis
Isi
Manuskrip
Isi Manuskrip Himis yang
diterjemahkan oleh Notovitch
mengisahkan bangsa Israel di
Mesir, kemerosotan moral bangsa
Israel, invasi bangsa-bangsa asing
dan penaklukan oleh Roma
kemudian inkarnasi anak suci
diantara orang tua yang miskin
dan saleh. Tuhan berbicara
melalui mulut bayi tersebut dan
banyak orang dari penjuru dunia
ingin mendengarnya.
Dalam
manuskrip
tersebut
dikisahkan bahwa mulai usia 13
tahun
Isa
meninggalkan
Yerusalem dan pergi ke Timur
4
Elizabeth Clare Prophet, Tahuntahun Yesus Yang Hilang: Buktibukti
Dokumenter
Tentang
Perjalanan Yesus Selama 17 Tahun
ke Timur, Jakarta: Bina Communio
2003, hal 16-20
dengan menaiki kereta kuda
pedagang
untuk
menyempurnakan dirinya dalam
mempelajari agama Budha.
Pada usia 14 tahun Isa
menyebrangi Sind di bagian
Lembah Sungai Indus, Tenggara
Pakistan dan berada diantara
bangsa Aryan. Namun Isa pergi
ke Juggernaut dimana dia
diterima dengan tangan terbuka
oleh para pendeta Brahmin yang
mengajarkannya membaca Vedas
untuk kepentingan mengajar,
menyembuhkan dan mengusir
setan.
Isa menghabiskan enam tahun
belajar
dan
mengajar
di
Juggernaut, Rajagriha, Benares
dan kota-kota suci lainnya. Pada
suatu ketika Isa terlibat konflik
dengan Brahmin dan Kshatriya
(kasta imam dan satria) karena
mengajarkan naskah suci kepada
kasta bawah yaitu Vaisya (petani
dan pedagang) serta Sudras
(buruh). Para Brahmin bersikeras
bahwa kasta Vaisya boleh
mendengar Vedas saat hari raya
7|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
saja sementara kasta Sudras tidak
boleh mendengarkan sama sekali.
Beberapa Petikan Manuskrip
Himis
Isa menentang larangan para
Brahmin dan Kshatriya. Para
Brahmin dan Kshatriya akhirnya
merencanakan
pembunuhan
terhadap
Isa.
Setelah
diperingatkan kaum Sudras,
akhirnya
Isa
meninggalkan
Juggernaut pada malam hari dan
pergi menuju kaki lembah
Himalaya di selatan Nepal,
tempat
kelahiran
Budha
Sakyamuni 5 Abad lalu.
Berikut ini beberapa petikan
manuskrip Himis baik dalam
versi bahasa Inggris maupun
terjemahan bahasa Indonesia dari
sumber yang berbeda dan
penomoran yang berbeda.
Setelah enam tahun belajar, Isa
yang
telah
mencapai
kesempurnaan ilmu mengenai
agama Budha, meninggalkan
Himalaya dan menuju Barat,
berkotbah
menentang
para
pemuja berhala di sepanjang
perjalanan dan akhirnya kembali
ke Palestina pada usia 29 tahun5
5
Ibid., hal 19-20
Tibetan Gospel 4
7 This Divine Seed, To
Whom Were Given
The Name Of Issa,
Commenced Even In
His Most Tender Years
To Speak Of The One
And
Indivisible
Aumen, Exhorting The
People
That
Had
Strayed From The Path
Of Righteousness To
Repent And Purify
Themselves Of The
Sins
They
Had
Committed.
8 People Came From
All Parts To Listen
And Marvel At The
Words Of Wisdom
8|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
That Fell From Their
Young Lips; All The
Israelites United In
Proclaiming That The
Eternal Spirit Dwelt
Within This Seed.
9 When Issa Had
Attained The Age Of
Thirteen, When An
Israelite Should Take
A Spouse, The House
In Which His Parents
Dwelt And Earned
Their Livelihood In
Modest Labor, Became
A Meeting Place For
The Rich And Noble
Who Desired To Gain
For Family The Young
Issa,
Already
Celebrated For His
Edifying Discourses In
The Name Of The
Almighty.
10 It Was Then That
Issa Clandestinely Left
His Parents’ House,
Went
Out
Of
Yerushalom, And In
Company With Some
Merchants, Traveled
Toward Sindh, That
They Might Perfect
Themselves In The
Divine Word And
Study The Laws Of
The Great Buddhas6.
Dalam
terjemahan bahasa
Indonesia dari buku Elizabeth
Clare Prophet, Tahun-tahun
Yesus Yang Hilang
Bab IV
terbagi
menjadi
13
ayat,
sementara dari sumber Tibetan
Gospel hanya ada 10 ayat, namun
isi keseluruhan tidak berubah
karena
versi
terjemahan
berbahasa Indonesia
Karya Elizabeth Clare Prophet,
Tahun-tahun Yesus Yang Hilang,
memecah ayat 9 menjadi ayat 1011 dan memecah ayat 10 menjadi
12-13 sebagaimana berikut:
6
Tibetan Gospel
http://www.essene.com/Issa.htm
9|Buletin IJI Vol 3/Agustus 2015
Perkataan Yang Kuasa
dan
mempelajari
hukum Budha7
Bab IV
10
Ketika
Isa
menginjak umur tiga
belas, sudah waktunya
seorang
Israel
mengambil istri,
Tibetan Gospel 5
12 But Issa Would Not
Heed Them, And
Going To The Sudras,
Preached Against The
Braumens And The
Kshatriyas.
11
Rumah
yang
dimiliki orang tuanya
hasil
dari
usaha
sederhana mulai penuh
dengan
orang-orang
kaya dan bangsawan,
menginginkan
Isa
muda menjadi menantu
mereka, yang sudah
terkenal
karena
membawa nama Yang
Maha Kuasa
13 They Strongly
Denounced The Men
Who Robbed Their
Fellow-Beings
Of
Their
Rights
As
Humans, Saying: Our
Divine
Parents
Establish
No
Difference
Between
Their Children, Who
Are All Equally Dear
To Them.
12 Karena itu Isa
meninggalkan rumah
orang tuanya diamdiam,
pergi
ke
Yerusalem,
dan
bersama
seorang
pedagang menuju Sind
13 Dengan tujuan
menyempurnakan
dirinya
dalam
14 Issa Denied The
Divine Dictation Of
The Vedas And The
7
Op.Cit., Tahun-tahun Yesus Yang
Hilang, hal 129
10 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Pouranas,
Declaring
To Their Followers
That One Law Had
Been
Given
To
Humans To Guide
Them
In
Their
Actions.
15 Revere Aumen,
Bow Down The Knee
Before Them Only,
And To Them Only
Must Thy Offerings Be
Made.
16 Issa Denied The
Trimurti And The
Incarnation Of ParaBrahma In Vishnu,
Shiva, And Other
Deities, Saying:
17 The Eternal Aumen,
The Eternal Spirit,
Composeth The One
And Indivisible Soul
Of The Universe,
Which Alone Createth,
Containeth,
And
Animateth The Whole.
18 They Alone Have
Willed And Created;
They Alone Have
Existed From Eternity
And
Will
Exist
Forever, And They
Have No Equal Either
In Heaven Nor On
This Earth8.
Dalam
terjemahan bahasa
Indonesia dari buku Elizabeth
Clare Prophet, Tahun-tahun
Yesus Yang Hilang
Bab V
terbagi
menjadi
27
ayat,
sementara dari sumber Tibetan
Gospel menjadi 30 ayat, namun
isi keseluruhan tidak berubah
karena
versi
terjemahan
berbahasa Indonesia
Karya Elizabeth Clare Prophet,
Tahun-tahun Yesus Yang Hilang,
menyatukan ayat 26-28 dari
Tibetan Gospel menjadi ayat 2425 dan ayat 29-30 menjadi 26-27
sebagaimana berikut:
8
Op.Cit., Tibetan Gospel
11 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Bab V
10 Tetapi Isa tidak
mendengarkan
peringatan mereka dan
pergi ke antara orang
Sudra,
berkotbah
menentang
para
Brahman
dan
Kshatriya
11
Ia
mengecam
tindakan manusia yang
sombong yang dengan
kuasanya
mencabut
hak
asasi
sesama
manusia;
“Karena”,
katanya,
“(Tuhan)
9
Bapa
tidak
membedakan
antara
ana-anak-Nya; semua
setara di mata-Nya
12 Isa menyangkal asal
muasal Weda dan
Puranas.
“Karena”,
ajarnya
kepada
pengikutnya,
“suatu
9
Terjemahan bahasa Indonesia
menggunakan frasa “Allah Bapa”
hukum telah diberikan
sebelumnya
kepada
manusia
untuk
menuntunnya
dalam
bertindak;
13 Takutlah akan
Tuhan,
berlututlah
hanya di hadapan-Nya
dan
bawalah
persembahanmu hanya
kepada-Nya hasil dari
yang engkau dapat
14 Isa menyangkal
Trimurti dan inkarnasi
para
Para-Brahma
dalam Wisnu, Siwa
dan dewa lain, Ia
mengatakan karena:
15 “Hakim Abadi, Roh
Abadi, satu roh alam
semesta
yang
tak
terlihat, yang mana
hanya seorang diri
menciptakan,
mengetahui
dan
mengatasi segalanya.
16 “Ia seorang diri
telah menciptakan, Ia
12 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
telah
ada
dalam
keabadian
dan
keberadaa-Nya tidak
akan berakhir. Tidak
ada
yang
setara
dengan-Nya baik di
surga
maupun
di
10
bumi”
Aksi dan Reaksi
Buku Notovitch
Terhadap
Buku karya Notovitch laris manis
di pasaran. Paling sedikit 8 edisi
diterbitkan di Prancis tahun 1895
dan tiga terjemahan Inggrisnya
yang terpisah muncul di Amerika.
Terjemahan
Inggris
lainnya
diterbitkan di London tahun
berikutnya. Juga diterjemahkan
ke bahasa Jerman, Spanyol,
Swedia dan Itali11
Bukan hanya menuai kelarisan
melainkan juga menuai kritik dan
serangan tajam baik melalui
artikel maupun buku. Beberapa
nama yang menuliskan buku
untuk memberikan sanggahan
terhadap buku Notovitch al., F.
Max Muller, profesor bahasa
Eropa modern dan perbandingan
Filologi dari Universitas Oxford
menuliskan buku berjudul The
Alleged Sojourn of Christ in India
pada tahun 1894.
Muller menuding The Life of
Saint Issa adalah palsu, mungkin
berasal dari para Lama di Himis
namun ditafsirkan lain oleh
Notovitch.
Muller
pun
menyangsikan kisah di atas
karena tidak ada dalam Kanjur
atau katalog standar terjemahan
10
Op.Cit., Tahun-tahun Yesus Yang
Hilang, hal 130-131
11
Ibid., hal 22
13 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
dan uraian Kitab Suci Budha.
Muller pun mengutip surat
seorang wanita Inggris dengan
tanggal Leh, Ladakh, 29 Juni
1894 yang menyatakan tidak
pernah ada orang Rusia yang
bernama Notovitch yang masuk
ke biara Himis dengan patah
kaki12.
dan jawaban hasil laporan
Douglas dibubuhi tanda tangan
Lama dan segel resmi dengan
saksi
penerjemah
Douglas
bernama Shahmwell Joldan,
mantan kepala kantor pos
Ladakh13
J. Archibald Douglas menuliskan
artikel dalam New York Times
tahun 1896 dan meragukan
apakah Notovitch pernah ke Tibet
kecil. Kemudian bulan Juni 1895,
Douglas
menuliskan
artikel
berjudul The Chief Lama of
Himis on the Alleged the
Unknown Life of Christ dan
diterbitkan April 1896 yang
berisikan wawanca dengan Lama
di Himis. Saat dibacakan buku
Notovitch, seorang Lama yang
sudah 42 tahun bertugas di sana
mengatakan
tidak
pernah
mendengar mengenai buku-buku
Budha di Biara yang menuliskan
kehidupan Isa. Semua pertanyaan
Untuk membuktikan kebenaran
bukunya, Notovitch memberikan
sanggahan balik dan sejumlah
orang terlibat dalam pembelaan
terhadap buku Notovitch al.,
Swami
Abhenanda
dalam
bukunya Kashmir O Tibbate (In
Kashmir and Tibet), Nicolas
Roerich dalam tiga bukunya
menyinggung soal manuskrip
Himis dan kunjungan Isa ke India
yaitu Himalaya (1926), Heart of
Asia (1929), Altai Himalaya
(1929). Terakhir adalah Madam
Caspari yang mengabadikan alam
bentuk foto-foto Himalaya dan
Lama yang memegang manuskrip
Himis, sekalipun Madam Caspari
tidak
memiliki
kepentingan
apapun
terkait
keberadaan
12
13
Ibid., hal 24-27
Ibid., hal 30-33
14 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
manuskrip tersebut14. Dan masih
ada sejumlah nama lainnya
disinggung untuk membuktikan
bahwa berdasarkan kesaksian
mereka (yang namanya tersebut
di atas) yang telah mengunjungi
Himis, membenarkan adanya
dokumen
yang
kemudian
diterjemahkan oleh Notovitch
menjadi buku dengan judul “The
Life of Saint Issa”.
Kemanakah Yesus Pada Usia
13-30 Tahun?
Kitab Perjanjian Baru hanya
memberikan informasi singkat
mengenai masa kecil dan latar
belakang pekerjaan Yesus sbb:
“Ketika Yesus telah
berumur dua belas
tahun pergilah mereka
ke Yerusalem seperti
yang lazim pada hari
raya itu” (Luk 4:42)
“Sesudah tiga hari
mereka
menemukan
Dia dalam Bait Tuhan;
14
Ibid., hal 38-58
Ia sedang duduk di
tengah-tengah
alim
ulama,
sambil
mendengarkan
mereka
dan
mengajukan
pertanyaanpertanyaan kepada
mereka. Dan semua
orang yang mendengar
Dia sangat heran akan
kecerdasan-Nya dan
segala jawab yang
diberikan-Nya” (Luk
2:46-47)
“Dan Yesus makin
bertambah besar dan
bertambah hikmatNya dan besar-Nya,
dan makin dikasihi
oleh
Tuhan
dan
manusia” (Luk 2:52)
“Bukankah Ia ini
tukang kayu, anak
Maria,
saudara
Yakobus,
Yoses,
Yudas dan Simon?
Dan
bukankah
saudara-saudara-Nya
15 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
yang perempuan ada
bersama kita?" Lalu
mereka kecewa dan
menolak Dia” (Mrk
6:3)
Markus 6:3 memberikan latar
belakang
pekerjaan
Yesus
sebagai “tukang kayu” (Yun,
Tekton). Tidak aktifitas istimewa
sebelum berusia 30 dan memulai
aktifitas
Mesianisnya
selain
menjalani ibadah Yudaisme Bar
Mitswah pada usia 12/13 tahun,
belajar pada Ahli Torah. Satusatunya hal yang menonjol
dilaporkan Injil Kanonik bahwa
Yesus luar biasa cerdas karena
mahir memberikan jawaban
dalam soal-soal keagamaan dan
hikmat yang bertambah-tambah.
Mengapa Injil Kanonik Tidak
Menuliskan Masa Kecil Yesus
Dari 12-30 Tahun?
Usia 12/13 tahun adalah usia bagi
anak lelaki mengalami Bar
Mitswah (untuk anak perempuan
Bat Mitswah) ditandai dengan
membaca Torah di Bait Suci pada
hari-hari raya15.
Pada usia ini (lelaki 13 tahun dan
perempuan 12 tahun) dianggap
seorang anak telah memasuki
kedewasaan
dan
memikul
15
Fr.Dr.V.C.Varghese, Early Life of
Jesus Christ
http://www.orthodoxherald.com/201
1/01/05/early-life-of-jesus-christ/
16 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
tanggung jawab (Maim. Yad,
Ishut, 2:9–10) dan berkewajiban
melakukan
perintah-perintah
dalam Torah (Avot 5:1; cf. Yoma
82a)16.
kekosongan tersebut dengan
berbagai kisah fiktif. Eksistensi
kitab-kitab tersebut dinamakan
Apokripa Perjanjian Baru17.
Apokripha artinya “tersembunyi”.
Usia 12/13 merupakan usia
penting dalam kebudayaan dan
keagamaan Yudaisme. Yesus
lahir dari keluarga penganut
Yudaisme dan tentu saja Kitab
Perjanjian Baru menganggap
tahun-tahun
penting
selain
kelahiran Yesus adalah saat
beliau dinyatakan sebagai orang
dewasa secara spiritual yaitu usia
12 tahun dan dewasa secara fisik
yaitu usia 30 tahun. Di luar tahun
tersebut tidak mendapat perhatian
untuk dituliskan.
Beberapa
daftar
kitab-kitab
Apokripha
Perjanjian
Baru
meliputi masa kecil Yesus, masa
berkarya,
kematian
dan
18
kebangkitan Yesus . Mengenai
daftar kitab-kitab Apokripha
Masa Kecil Yesus al., Proto Injil
(Proto Evanggelium) Yakobus,
Injil Masa Kecil Menurut
Thomas, Injil Masa Kecil dalam
Bahasa Arab, Kisah Yusuf Si
Tukang Kayu, Injil Masa Kecil
Menurut Pseudo Matius, Injil
Masa Kecil dalam Bahasa Latin,
Injil Masa Kecil dalam Bahasa
Armenia19
Akibat kekosongan kisah Yesus
pada usia 12-30 tahun, maka
bermunculanlah sejumlah kisahkisah yang dibukukan dalam
sebuah kitab untuk mengisi
16
Bar Mitswah, Bat Mitswah
http://www.jewishvirtuallibrary.org/j
source/judaica/ejud_0002_0003_0_0
2057.html
17
New Testament Apocrypha
http://en.wikipedia.org/wiki/New_Te
stament_apocrypha
18
Band. Deshi Ramadhani, SJ.,
Menguak
Injil-Injil
Rahasia,
Yogyakarta: Kanisius 2007
19
Ibid., hal 59-92
17 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Apakah motif-motif penulisan
Apokripha Masa Kecil Yesus?
Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya bahwa Injil Kanonik
tidak menuliskan masa kecil
Yesus dari usia 12-30 tahun.
Kehadiran kitab-kitap Apokripha
bertujuan mengisi kesenjangan
tersebut sebagaimana dikatakan
Deshi Ramadhani, “...Keinginan
untuk melengkapi bahan-bahan
yang kurang lengkap seperti ini,
serta proses untuk terus mencari
jawaban
atas
penyebab
kesengsaraan Yesus, akhirnya
mendorong lahirnya berbagai
tulisan “injil” tentang Yesus”20.
Selanjutnya Deshi Ramadhani
menambahkan, “Seiring dengan
proses munculnya tulisan-tulisan
yang bertujuan untuk melengkapi
kisah Yesus, tulisan-tulisan yang
disusun lebih kemudian ini juga
diwarnai oleh maksud untuk
menyajikan sebuah versi kisah
yang berbeda tentang Yesus.
20
Ibid., hal 24
Dalam konteks semacam inilah
kita bisa berbicara tentang dua
jenis tulisan apokrif berdasarkan
maksud penulisannya. Jenis
pertama adalah tulisan “injil”
yang
dimaksudkan
untuk
melengkapi bagian-bagian yang
kurang. Jenis kedua adalah
tulisan “injil” yang dimaksudkan
untuk menggantikan tulisantulisan yang sudah ada dengan
versi yang baru yang diyakini
oleh para penyusunya sebagai
versi yang lebnih tepat atau lebih
benar”21
Sekalipun eksistensi kitab-kitab
Apokripha Masa Kecil Yesus
tidak bersifat kanonik dan tidak
dipergunakan oleh gereja, namun
bukan berarti tidak memiliki nilai
dan
kontribusinya
bagi
Kekristenan modern. Apakah
nilai-nilai keberadaan kitab-kitab
Aporkripha Masa Kecil Yesus?
C. Marvin Pate dan Sheryl L.
Pate memberikan deskripsi sbb:
21
Ibid., hal 24-25
18 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Pertama, tulisan-tulisan yang
tersembunyi tersebut merupakan
bukti merebaknya tradisi-tradisi,
gagasan-gagasan, dan filsafatfilsafat selama jaman kekristenan
mula-mula. Kedua, Apokripha
Perjanjian Baru mengingatkan
kita bahwa orang-orang dan
negara-negara Kristen mula-mula
bersifat beragam dan rumit, yang
mungkin memberikan informasi
dengan lebih baik kepada orangorang Kristen pada masa kini
mengenai cara untuk hidup dalam
sebuah
masyarakat
yang
majemuk. Ketiga, beberapa kitab
apokripha
Perjanjian
Baru
mungkin berisikan kata-kata
autentik Yesus di sana-sini yang
tidak tercatat dalam keempat
Injil.
Keempat,
Melalui
perbandingan,
kitab-kitab
apokripha
ini
menegaskan
kekhasan kanon Perjanjian Baru22
22
C. Marvin Pate dan Sheryl L. Pate,
Disalibkan Oleh Media: Fakta dan
Fiksi Tentang Yesus Sejarah,
Yogyakarta: Andi Offset 2007, hal
69-70
Darimanakah Sumber Kisah
Manuskrip Himis?
Setelah kita menguraikan panjang
lebar mengenai buku karya
Nicolas Notovitch dan bagaimana
perspektif Kitab Perjanjian Baru
dalam memandang masa kecil
Yesus, maka tibalah saatnya
menentukan
apakah
karya
terjemahan
Notovitch
yang
berlandaskan manuskrip Himis
benar-benar kisah yang otentik
atau
sebuah
pemalsuan?
Dapatkah
manuskrip
Himis
dikategorikan sebagai
kitab
Apokripha? Darimanakah sumber
penulisan kisah Isa dalam
Manuskrip Himis?
Setidaknya ada empat opsi
(pilihan) dimana salah satu dari
keempatnya ini benar mengenai
asal-usul dan validitas manuskrip
Himis.
Pertama,
karya
pemalsuan
oleh
Nicolas
Notovitch sebagaimana ulasan
beberapa penulis seperti Muller
dan Douglas sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya. Namun
jika ini karya pemalsuan,
19 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
bagaimana menjelaskan sejumlah
kesaksian Swami Abhenanda
dalam bukunya Kashmir O
Tibbate (In Kashmir and Tibet),
Nicolas Roerich dalam tiga
bukunya yang menyinggung soal
manuskrip Himis dan kunjungan
Isa ke India yaitu Himalaya
(1926), Heart of Asia (1929),
Altai Himalaya (1929). Terakhir
adalah foto-foto Madam Caspari
mengenai seorang Lama yang
memegang manuskrip Himis?
Maka dugaan bahwa manuskrip
Himis dan terjemahannya dalam
buku karya Notovitch berjudul
The Life of Saint Issa adalah
karya pemalsuan tidak dapat
dipertahankan.
Kedua, alat propaganda kaum
Budhis khususnya di Tibet dalam
rangka
membendung
Kekristenan.
D.S.
Murdock
menuliskan, “Although some of
the writings appear to be of
Hindu origin, the attack by "Issa"
on the Vedas and Brahmans, as
in the Notovitch text, represents
Buddhist propaganda. It appears
that Buddhists were trying to
demonstrate that Jesus, the great
wise man of the West, was
influenced by Buddhism, even
having been taught by "Buddha,"
an eternal disincarnate entity. In
this regard, the Notovitch text
states, "Six years later, Issa,
whom the Buddha had chosen to
spread his holy word, could
perfectly explain the sacred
rolls." (Notovitch, 35) In this
way, Buddha usurps Jesus,
becoming the Jewish teacher's
guru”23 (Meskipun beberapa dari
tulisan tampaknya memilik asal
usul Hindu, namun serangan
"Issa" terhadap Weda dan
Brahmana, sebagaimana tertulisi
dalam teks Notovitch, merupakan
propaganda Buddha. Nampaknya
umat Buddha berusaha untuk
menunjukkan bahwa Yesus,
orang bijak yang besar dari Barat,
dipengaruhi oleh agama Buddha,
bahkan menerima pelajaran dari
23
Acharya S/D.S. Murdock, Jesus in
India, The Myth of the Lost
http://www.truthbeknown.com/jesus
_in_india.htm
20 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
"Buddha," keberadaan kekal yang
berinkarnasi. Dalam hal ini, teks
Notovitch menyatakan, "Enam
tahun kemudian, Dengan tujuan
menyempurnakan dirinya dalam
Perkataan Yang Kuasa dan
mempelajari hukum Budha"
(Notovitch, 35). Dengan cara ini,
Buddha
merampas
Yesus,
menjadi seorang pengajar Yahudi
yang dijuluki Guru).
Opsi ini lebih masuk akal karena
kedudukan Budha diletakkan
lebih superior dibandingkan
Yesus bahkan Yesus berguru
untuk mendalami ajaran Budha
sebelum dia kembali ke Palestina.
Ketiga, upaya para misionaris
Kristen yang telah memasuki
India untuk membuat kisah
mengenai Yesus yang sudah
mendatangi India dengan tujuan
meningkatkan status mulia Yesus
sebagaimana dikatakan D.S.
Murdock, ”Nevertheless, the
Notovitch text itself may have
been composed originally by
proselytizing Christians who
attempted to use the natives'
belief in Buddha in order to
increase Christ's stature. These
missionaries may have been
appealing to women to follow
"Issa," as the text puts great
emphasis on women, whose status
in India and elsewhere has been
abysmally low. The text would
also appeal to the Sudras or
Pariahs, since it has Issa
preaching on their behalf. These
groups are targeted to this day by
Christian
missionaries
in
24
India” (Namun demikian, teks
Notovitch sendiri memberikan
kemungkinan disusun awalnya
oleh orang Kristen yang sudah
berpindah agama yang mencoba
untuk menggunakan keyakinan
pribumi mengenai Buddha dalam
rangka meningkatkan keagungan
Mesias. Misionaris ini mungkin
telah menarik perhatian terhadap
para wanita untuk mengikuti
"Issa," sebagaimana isi teks
menempatkan penekanan besar
pada perempuan, yang statusnya
di India dan di tempat lain
teramat rendah. Teks ini juga
24
Ibid.,
21 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
akan menarik perhatian kaum
Sudra atau Paria, karena Issa
berkotbah atas nama mereka.
Kelompok-kelompok ini telah
ditargetkan sampai hari ini oleh
misionaris Kristen di India).
Kelemahan opsi ini adalah,
mengapa kaum misionaris harus
mengorbankan kedudukan Yesus
menjadi lebih rendah dari Buddha
sehingga harus belajar ilmu
agama dari Budha?
Keempat,
upaya
Kristen
Nestorian melakukan kristenisasi
terhadap
sejumlah
legendalegenda non Kristen seperti
Osiris, Shiwa, Apollonius dan
Bodhisatwa
sebagaimana
dijelaskan Murdock, “The Issa
myth apparently represents a
Christianization
of
legends
regarding
Osiris,
Shiva,
Apollonius and other gods and
"Bodhisattvas,"
by
the
Nestorians, an early Christian
sect who lived in India and
elsewhere, and may well have
spread the syncretistic fable to
other Asian ports of call”25
(Mitologi
Issa
tampaknya
merupakan upaya kristenisasi
legenda tentang Osiris, Shiva,
Apollonius dan dewa-dewa lain
dan "Bodhisattva," oleh kaum
Nestorian, sebuah sekte Kristen
awal yang tinggal di India dan di
tempat lain, dan mungkin telah
menyebarkan
dongeng
sinkretistis mengenai kisah ini ke
pelabuhan
Asia
lainnya).
Nicholas
Roerich,
anggota
persatuan profesor di Imperial
Archaelogical
Institute
pun
menyinggung peranan Nestorian
dengan mengatakan, “...Siapa
saja yang meragukan legenda
tentang keberadaan Kristus di
Asia, mungkin tidak menyadari
pengaruh besar oleh Nestorian di
seluruh Asia dan bagaimana
legenda Apokriphal yang mereka
sebarkan sepanjang waktu di
masa lalu. Lalu seberapa banyak
kebenaran terkandung dalam apa
25
Ibid.,
22 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
itu
yang
disebut
26
Apokriphal!” .
legenda
Siapakah
kaum
Nestorian?
Sejarah gereja mencatat bahwa
Nestorius
adalah
Patriakh
Athiokhia (428-431 Ms). Dia
murid dari Theodore Mopsuestia
dari mazhab Anthiokhia yang
menekankan dua pribadi Yesus
yang
terpisah
(Duophysit).
Ajaran Nestorius ditentang oleh
Patriakh Alexandria bernama
Cyrilius
yang
menekankan
kesatuan
tabiat
Yesus
(Monophysit). Nestorius pun
menolak
sebutan
Theotokos
(Bunda yang melahirkan Tuhan)
bagi Maria. Sebaliknya, Nestorius
menggunakan
istilah
Christotokos
(Bunda
yang
melahirkan Mesias). Ajaran
Nestorius ditentang pada konsili
Efesus (431 Ms) dan konsili
Chalcedon (451 Ms). Pengikut
Nestorius hijrah ke Persia dan
mengembangkan ajaran dan
gereja di sana sekalipun terancam
26
Op.Cit., Tahun-tahun Yesus Yang
Hilang, hal 164
penganiayaan
pemerintahan
Sasanid Persia yang beragama
Zoroaster. Pada tahun 486 Ms,
Metropolit Nisibis bernama Bar
Shauma menerima Nestorius
sebagai guru dan Theodore
Mopsuestia
sebagai
otoritas
spiritual. Tahun 489 Ms sekolah
Eddesa di Mesopotamia ditutup
oleh Kaisar Byzantium bernama
Zeno, maka
Bar Shauma
memindahkan sekolaha tersebut
di Nisibis sehingga menuntun
gelombang imigrasi kelompok
Nestorian ke Persia27.
Bukan hanya di Persia, namun
Kristen Nestorian pun telah
mencapai Tibet. Bukti-bukti yang
menyatakan
bahwa
Nestorianisme telah mencapai
Tibet al., Pertama, catatan
Patriakh Timotius I yang
berkarya antara tahun 780 dan
tahun 823 Ms menyebutkan Tibet
sebagai
wilayah
pengaruh
27
Nestorianism
http://en.wikipedia.org/wiki/Nestoria
nism
23 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Kekristenan dalam salah satunya
isi doanya. Kedua, penemuan
inskripsi di Tibet Utara dengan
gambar salib Tibet. Ketiga,
adanya isi manuskrip di Sogdian
dari Abad IX-X Ms yang
berisikan sinkretisme ajaran
Budha dan Kristen dalam kalimat
berikut, “Man, your ally is the
god called “Jesus Messiah”. He
acts as Vajrapāṇi and Śrī
Śākyamuni. When the gates of the
seven levels of heaven have
opened, you will accomplish the
yoga that you will receive from
the judge at the right hand of
God. Because of this, do
whatever you wish without
shame, fear or apprehension. You
will become a conqueror, and
there will be no demons or
obstructing spirits. Whoever casts
this lot (mo), it will be very
good”28
(Wahai
manusia
sekutumu
adalah dewa yang
28
Christianity in Early Tibet
http://earlytibet.com/2007/12/02/chri
stianity-in-early-tibet/
disebut "Yesus Sang Mesias".
Dia bertindak sebagai Vajrapani
dan Śrī Sakyamuni. Ketika
gerbang tujuh tingkatan surga
telah
dibuka,
Anda
akan
mencapai yoga yang akan Anda
terima dari Hakim di sebelah
kanan Tuhan. Karena itu, lakukan
apapun yang Anda inginkan
tanpa rasa malu, takut atau
cemas. Anda akan menjadi
penakluk, dan tidak akan ada
setan atau roh yang menghalangi.
Barangsiapa melalukan bagian ini
maka akan menjadi sangat baik).
Orang-orang Sogdian adalah
bangsa Iran-Arya. Pada zaman
kuno mereka telah menetap di
Asia Tengah, di daerah sekitar
Samarkand. Alexander Agung
menyerang negara mereka, ia
mengalahkan
mereka
dan
menikah dengan putri seorang
pemimpin Sogdian. Pada periode
setelah pemerintahan Alexander
Agung, wilayah Sogdian menjadi
bagian dari kerajaan Yunani
Baktria.
Kemudian
agama
Kristen masuk ke daerah ini.
Yaitu Kristen Oriental (Timur),
24 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
yang diadopsi oleh Gereja
Nestorian
Timur,
yang
berkembang di Persia sampai
abad
kesepuluh.
Misionaris
Nestorian mengikuti jalur Sutra
menuju Asia Tengah, kemudian
mereka mendirikan komunitas
Kristen dan berkhotbah di antara
penduduk Sogdian29.
29
Christian Crosses in Litle Tibet
http://www.shlama.be/shlama/conten
t/view/214/180/
Namun jika manuskrip Himis
berasal
dari
karya
kaum
Nestorian, menjadi gugur dan
mustahil jika kedudukan Yesus
direndahkan sebagai salah satu
murid Budha. Berbagai bukti
berupa inskripsi dan manuskrip
sinkretik ajaran Kristen dan
Budha di India dan Tibet serta
keberadaan
orang-orang
Nestorian tidak membuktikan
bahwa orang-orang Nestorian
telah mengarang manuskrip
Himis. Sebaliknya bukti-bukti
tersebut lebih memperlihatkan
bahwa
propaganda
kaum
Budhislah yang melatar belakangi
manuskrip
Himis
dengan
referensi kisah-kisah Kristiani
yang diperoleh dari sumbersumber kaum Nestorian di India
dan Tibet. Tujuannya untuk
25 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
membendung
pengaruh
Kekristenan di wilayah Tibet.
Manuskrip
Bernilai
Apokripha
Himis
Setara
Tidak
Kitab
Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya mengenai definisi
dan
fungsi
Kitab-kitab
Apokriphal, maka eksistensi
manuskrip
Himis
yang
kontroversial
dan
bentuk
propaganda
kaum
Budhis
tersebut, tidak layak dan tidak
bisa disejajarkan dengan Kitab
Apokriphal. Mengapa? Karena
bahasa
penulisannya
dalam
bahasa Tibet yang mana menurut
informasi Lama yang menjadi
sumber keterangan Notovitch,
manuskrip aslinya ditulis dalam
bahasa Pali sebagaimana petikan
percakapan antara Notovitch dan
Lama Tibet berikut: “Dalam
bahasa
apa
naskah
asli
kehidupan
tentang
Isa?”,
“Dokumen tersebut dibawa dari
India ke Nepal dan dari Nepal ke
Tibet dan ditulis dalam bahasa
Pali dan sekarang berada di
Lassa. Tetapi salinan yang
menggunakan bahasa kami –
yaitu Tibet – ada di biara ini”30.
Naskah Apokripha setidaknya
ditulis dalam bahasa Aram dan
Yunani sebagaimana semua
daftar naskah Apokriphal yang
tersedia sampai hari ini. Tidak
mungkin di luar bahasa-bahasa
tersebut. Maka manuskrip ini
lebih layak disetarakan dengan
karya palsu seperti Injil Barnabas
karya
Abad
XV
Ms31.
Sebagaimana judul artikel ini,
30
Op.Cit., Tahun-tahun Yesus Yang
Hilang, hal 118
31
Mengenai Kitab Barnabas,
silahkan membaca artikel saya
berjudul, Menjawab Pemahaman
Bias Mengenai Injil Dalam Buku
Pelajaran Agama Islam
http://teguhhindarto.blogspot.com/2
012/02/menjawab-pemahaman-biasmengenai-injil.html
26 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
eksistensi Manuskrip Himis lebih
rendah kualitasnya dari Kitab
Apokriphal.
Benarkah Yesus
Kashmir India?
Wafat
di
Setelah kita mengkaji secara
panjang
lebar
mengenai
manuskrip
Himis
yang
menghubungkan Yesus telah
berada di India sejak usia 12-30
tahun, maka perngkajian kita
akan
diperluas
untuk
membuktikan validitas klaim
bahwa Yesus berada di India saat
terluput
dari
hukuman
penyaliban.
Mirza Ghulam Ahmad pendiri
Gerakan Ahmadiyah. Apa dan
bagaimana
Ahmadiyah
itu?
Ahmadiyah
adalah
gerakan
reformis Islam yang didirikan di
British India menjelang akhir
abad ke-19, yang berasal dengan
kehidupan dan ajaran (18351908), yang mengklaim sebagai
nabi dan telah memenuhi nubuat
sebagai pembaharu dunia akhir
zaman, yang akan memberitakan
mengenai akhir zaman tersebut
seperti yang diperkirakan dalam
tradisi agama-agama dunia dan
mengadakan
berbagai
kemenangan akhir Islam sesuai
nubuatan Islam.
Mirza
Ghulam
Ahmad
mengklaim bahwa dia adalah
mujaddid (pembaharu ilahi) Islam
ke-14, Mesias yang dijanjikan
dan Mahdi yang dinantikan oleh
umat Islam. Para pengikut
gerakan Ahmadiyah disebut
sebagai Ahmadiyah atau Ahmadi
Muslim. Ahmadi penekanan
pada keyakinan bahwa Islam
adalah dispensasi akhir untuk
kemanusiaan
sebagaimana
diturunkan kepada Muhammad
dan perlunya memulihkan untuk
itu esensi sejati dan bentuk
murni, yang telah hilang selama
berabad-abad. Dengan demikian,
Ahmadi melihat diri mereka
sebagai yang memimpin kembali
dan melakukan propagasi damai
Islam. Kaum Ahmadiyah telah
ada di antara komunitas Muslim
paling awal yang tiba di Inggris
dan negara-negara Barat lainnya.
27 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Mirza
Ghulam
Ahmad
mendirikan gerakan ini pada
tanggal 23 Maret 1889 dan
menyebutnya Jama'at Muslim
Ahmadiyah serta menganggap itu
sebagai
revitalisasi
Islam.
Ahmadiyah menganggap diri
Muslim
dan
mengklaim
menerapkan Islam dalam bentuk
yang murni, namun, pandangan
Ahmadiyah tentang keyakinan
tertentu dalam Islam telah
menjadi kontroversi bagi Muslim
tradisional sejak lahirnya gerakan
itu. Muslim tradisional tidak
menganggap Ahmadiyah sebagai
muslim,
dengan
mengutip
khususnya
sudut
pandang
Ahmadiyah tentang kematian dan
kembalinya
Yesus,
konsep
Ahmadiyah Jihad dalam format
damai dan pandangan masyarakat
tentang finalitas kenabian dengan
khususnya
mengacu
pada
interpretasi Quran 33:40.
Di
negara-negara
Islam
Ahmadiyah beberapa hari ini
telah
terpinggirkan
oleh
masyarakat mayoritas beragama;
mengalami penganiayaan berat.
Berbagai penindasan sistematis
telah menyebabkan Ahmadiyah
banyak yang pindah dan menetap
di tempat lain32.
Ringkasan Buku Jesus in India
Mirza
Ghulam
Ahmad
menuliskan buku berjudul Jesus
in India. Struktur pembahasan
dalam buku tersebut meliputi sbb:
Pengantar, Bab 1 (Bukti dari
Injil), Bab 2 (Bukti dari Quran
dan Tradisi Otentik), Bab 3
(Bukti dari Sastra Medis dan
daftar sejumlah buku yang
menyebutkan mengenai teknis
Marham-i-Isa (salep Yesus), dan
salep itu disiapkan untuk
menyembuhkan luka Yesus), Bab
4 (Bukti dari Rekaman Sejarah)
yang terdiri beberapa sub bahasa
yaitu Bagian 1 (Bukti dari
literatur Islam tentang perjalanan
Yesus dan kemungkinan peta
32
Teguh Hindarto, Penyaliban Yesus
Di Mata Kaum Ahmadiyah
http://teguhhindarto.blogspot.com/2
012/04/penyaliban-yesus-dimatakaum-ahmadiyah.html
28 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
perjalanan Yesus ke India),
Bagian 2 (Bukti dari rekaman
tertulis penganut agama Buddha),
Bagian 3 (Bukti dari tulisantulisan sejarah yang menunjukkan
perjalanan Yesus ke Punjab dan
wilayah sekitarnya yang tidak
tersanggah) dan daftar mengenai
24 suku Abdales33.
Yang menarik dari buku Mirza
Ghulam Ahmad, dalam kata
pengantarnya justru mengritik
buku karya Notovitch (The Life
of Saint Isa) yang mendasarkan
pada Manuskrip Himis dan
menyebutnya sebagai teori yang
tidak mendapatkan bukti-bukti
dari
sejarah
sebagaimana
dikatakan, “Some of these writers
hold the view that Buddhistic
teachings must somehow have
reached Palestine and been
assimilated by Jesus in his own
sermons. But there is absolutely
no historical proof to support this
theory. A Russian traveller
named Nicolas Notovitch stayed
for quite some time with Lamas in
Tibet and had their sacred books
translated for him. He is of the
opinion that Jesus must have
come to Tibet before the
crucifixion and gone back to
Palestine after having imbibed
Buddhistic teachings. This also is
a mere statement unsupported by
reliable historical evidence”34
(Beberapa
penulis
ini
berpandangan bahwa ajaranajaran Buddha entah bagaimana
telah mencapai Palestina dan
telah berasimilasi dengan Yesus
dalam khotbahnya. Tapi sama
sekali tidak ada bukti sejarah
untuk mendukung teori ini.
Seorang
pelancong
Rusia
bernama
Nicolas
Notovitch
tinggal selama beberapa waktu
dengan para Lama di Tibet dan
telah menerjemahkan kitab suci
34
33
Op.Cit., Jesus in India
http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus_in
_India_(book)
Jesus in India
http://www.alislam.org/library/book
s/jesus-in-india/intro.html
29 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
milik para Lama tersebut. Dia
berkeyakinan bahwa Yesus pasti
datang
ke
Tibet
sebelum
penyaliban dan kembali ke
Palestina setelah menyerap ajaran
Buddha. Ini juga hanyalah bentuk
pernyataan
yang
tidak
mendapatkan dukungan dari bukti
sejarah
yang
dapat
dipertanggungjawabkan).
Mirza
Ghulam
Ahmad
menegaskan dalam Bab IV
mengenai
ketidakmungkinan
Yesus telah mengunjungi India
pada usia 12-30 tahun sbb: “Now
it is worth pondering why there
was so much resemblance
between the Buddha and Jesus.
The Aryas in this connection say
that Jesus became acquainted
with Buddhism in the course of
his journeys in India, and having
acquired knowledge of the fact of
Buddha's life, made his gospel
out of this on return to his native
country; that Jesus composed his
moral precepts by plagiarizing
the moral teaching of the
Buddha, that just as the Buddha
called himself the Light and
Knowledge and adopted other
titles, so Jesus ascribed all such
titles to himself, so much so, that,
even the long story of the
Temptation of a Buddha was
appropriated by him. This,
however, is a fabrication of the
Aryas. It is quite untrue that
Jesus came to India before the
event of the Cross; he had no
need to take such a journey at
that time; he had need to take
such a journey when the Jews of
Judaea had rejected him and, as
they believed, had crucified him.
A fine divine design, however,
saved him”35 (Sekarang patut
direnungkan mengapa ada begitu
banyak kemiripan antara Buddha
dan Yesus. Kaum Arya dalam
hubungan ini mengatakan bahwa
Yesus berkenalan dengan agama
Buddha dalam perjalanannya di
India, dan setelah memperoleh
fakta pengetahuan mengenai
kehidupan Buddha, membuat
Injil kemudian kembali ke negara
asalnya, bahwa Yesus menyusun
35
Ibid.,
30 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
ajaran
moralnya
dengan
menjiplak ajaran moral Sang
Buddha, bahwa sama seperti
Buddha menyebut dirinya Terang
dan
Pengetahuan
serta
mengadopsi gelar-gelar lainnya,
sehingga
Yesus
mengambil
semua gelar-gelar tersebut untuk
dirinya, begitu banyak, bahkan
cerita
panjang
mengenai
penggodaan terhadap Buddha
disesuaikan
olehnya.
Bagaimanapun kisah ini adalah
fabrikasi kaum Arya. Hal ini
sangat tidak benar bahwa Yesus
datang
ke
India
sebelum
penyaliban, sehingga ia tidak
perlu
melakukan
perjalanan
tersebut pada waktu itu, yang ia
perlukan
adalah
melakukan
perjalanan seperti ketika orang
Yahudi
dari
Yudea
telah
menolaknya sebagaimana mereka
percayai, bahwa mereka telah
menyalibkan Yesus. Rencana
Tuhan
yang
baik
adalah
menyelamatkannya).
Pokok Pembuktian
Buku Jesus in India
Dalam
Dalam Bab II bukunya, Ghulam
Ahmad membuat penafsiran
terhadap teks Qs 4:157-158 yang
berbunyi, “dan karena ucapan
mereka: "Sesungguhnya kami
telah membunuh Al Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah",
padahal
mereka
tidak
membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka
bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orangorang yang berselisih paham
tentang
(pembunuhan)
Isa,
benar-benar
dalam
keraguraguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka
tidak
mempunyai
keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah
telah mengangkat Isa kepadaNya. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”,
bahwa Isa hanya seolah-olah
31 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
mati. Dia hanya pingsan saja.
Alasan ketidakmungkinan Isa
mati
adalah
Tuhan
tidak
membiarkan orang kudusnya
mengalami kebinasaan sehingga
Tuhan harus menyelamatkannya.
Tuhan menyelamatkan Isa dan
mengangkat derajatnya menjadi
mulia, tapi bukan di negerinya,
Yerusalem melainkan di negeri
lain yaitu India, khususnya
Srinagar,
Kashmir
dimana
ditemukan
sebuah
kuburan
bernama Yus Asaf. Tafsiran ini
didukung oleh Hadits Islam yaitu
Kanzul Ummal dimana Isa wafat
pada usia 120 tahun36.
Dalam Bab IV bagian I bukunya,
Ghulam Ahmad mengembangkan
argumentasinya
berdasarkan
sebuah pernyataan dari buku
sejarah Islam berjudul Rauzat as
Safa yang menyatakan bahwa Isa
adalah musafir yang telah
mendatangi Nasibain (wilayah di
Persia) bersama ibu dan para
36
Ibid.,
muridnya.
Ghulam
mengembangkan dugaan itu
dengan mengatakan bahwa Yesus
mengunjungi
Persia
lalu
Afghanistan sebelum sampai di
Kashmir, Yesus sudah melewati
Punjab. Mengapa daerah-daerah
tersebut yang harus dikunjungi?
Karena disitulah terletak 10 suku
Israel yang hilang, hal mana
Yesus datang untuk mencari
suku-suku Israel yang hilang.
Ghulam menuliskan, “Jesus,
however, wisely adopted the
route through Afghanistan, so
that the lost tribes of Israel,
known as Afghans, might profit
from him. The eastern frontier of
Kashmir touches Tibet. From
Kashmir he could easily go to
Tibet. Having come to the
Punjab, he had no difficulty in
wandering through the important
places of Hindustan before going
to Kashmir or Tibet. It is,
therefore, quite possible, as some
old historical records of this
country show, that Jesus may
have seen Nepal, Benares, and
other places. He then must have
32 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
gone to Kashmir through Jammu
or Rawalpindi”37 (Bagaimanapun
juga, Yesus dengan bijaksana
mengambil jalur
melalui
Afghanistan, sehingga suku Israel
yang hilang, yang dikenal sebagai
Afghanistan,
mengambil
keuntungan darinya. Perbatasan
timur Kashmir menyentuh Tibet.
Dari Kashmir ia bisa dengan
mudah pergi ke Tibet. Setelah
datang ke Punjab, ia tidak
memiliki
kesulitan
dalam
mengembara melalui tempattempat penting di wilayah
Hindustan sebelum pergi ke
Kashmir atau Tibet. Oleh karena
itu, sangat mungkin, sebagaimana
beberapa catatan sejarah kuno
negara ini menunjukkan, bahwa
Yesus mungkin telah melihat
Nepal, Benares, dan tempattempat lainnya. Dia kemudian
pergi menuju Kashmir melalui
Jammu atau Rawalpindi).
menuju
Kashmir
melalui
Afghanistan dan menemui sukusuku Israel yang hilang di sana.
Ghulam Ahmad membuktikan
bahwa orang-orang Afghanistan
dan Kashmir adalah keturunan
Israel
sebagaimana
dia
katakan,“There is no doubt,
however, that the Afghans are
Israelites, like the Kashmiris” 38
(Bagaimanapun
juga,
tidak
diragukan lagi bahwa orangorang Afghanistan adalah Israel
seperti
juga
orang-orang
Kashmir).
Setelah selamat dari kematian di
kayu salib, Yesus menyingkir
Dalam Bab IV bagian 2 bukunya,
Ghulam
Ahmad
menyitir
pendapat beberapa penulis yang
mempararelisasikan
(menyejajarkan) antara gelargelar, peristiwa-peristiwa dan
ajaran-ajaran Yesus dan Budha
dan
menyimpulkan
bahwa
kesamaan-kesamaan
yang
menyolok
itu
membuktikan
bahwa Yesus pernah ke India,
“All these points of resemblance
37
38
Ibid.,
Ibid.,
33 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
arise from the fact of Jesus' visit
to India, which was a piece of
good luck for the followers of the
Buddhist Faith, from his staying
among them for a considerable
time
and
from
Buddhists
acquiring a good knowledge of
the facts of his life and of his
noble teaching. Consequently, it
was inevitable that a great part of
that teaching and ceremonial
should find its way into
Buddhistic records for Jesus was
respected and taken for the
Buddha by the Buddhists. These
people, therefore, recorded his
sayings in their books and
ascribed them to the Buddha”39
(Semua titik-titik kemiripan yang
muncul berasal dari kenyataan
mengenai kunjungan Yesus ke
India, yang merupakan serpihan
keberuntungan
bagi
para
penganut agama Buddha, dari
tinggalnya Yesus diantara mereka
untuk waktu yang cukup dan dari
penganut
Buddha
yang
memperoleh pengetahuan yang
39
baik tentang fakta-fakta hidupnya
dan ajarannya yang mulia.
Akibatnya, hal itu tak terelakkan
bahwa sebagian besar ajaran dan
tata cara peribadatan harus
mencari jalan ke catatan kaum
Buddhis
darimana
Yesus
menerima penghormatan dan
dibawa untuk Buddha oleh
penganut Buddha. Orang-orang
ini
selanjutnya
mencatat
perkataan Yesus dalam bukubuku mereka dan melekatkan itu
pada Buddha).
Pernyataan tersebut menegaskan
ulang pernyataan sebelumnya,
“So it is likely that when they
came to know the facts of Jesus'
life and his moral teaching, they
mixed these with many other
things introduced by themselves
and ascribed them to the
Buddha”40
(Jadi
ada
kemungkinan
bahwa
ketika
mereka datang untuk mengetahui
fakta-fakta kehidupan Yesus dan
ajaran moral, mereka mencampur
hal ini dengan banyak hal lain
Ibid.,
40
Ibid.,
34 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
yang diperkenalkan oleh mereka
sendiri dan dan dilekatkan pada
Buddha).
Dengan demikian ada perbedaan
pandangan antara Notovitch dan
Ghulam Ahmad mengenai datadata nama Isa tertulis dalam
literatur kaum Budhis. Bagi
Notovitch, itu membuktikan
bahwa Yesus pernah datang pada
usia
remajanya
ke
India.
Sementara bagi Ghulam Ahmad,
justru paska peristiwa penyaliban
dimana Yesus tinggal di India,
kaum Budhis telah berjumpa
dengan Yesus dan menghormati
Yesus dengan menghubungkan
sejumlah kesamaan baik dalam
gelar dan ajaran Yesus kepada
Buddha.
Ghulam membuktikan kembali
dengan mengutip buku karya
Oldenberg yang menuliskan isi
kitab Laggawati Sutatta yang
berisikan ramalan Budha akan
datangnya Budha kedua yang
disebut Metteya yang setara
dengan istilah Masiha (Mesias).
Ghulam menyimpulkan bahwa
penganut Buddha yang berjumpa
Yesus di India dan Tibet
meyakini Yesus adalah Metteya
atau Maitreya yang dijanjikan
setelah mereka melihat sejumlah
kesamaan signifikan antara Yesus
dan Budha selama perjumpaan
mereka dengan Yesus di India
dan Tibet41
Menguji Validitas Buku Jesus
in India
Tiba saatnya menguji validitas
pernyataan
Ghulam
Ahmad
dengan menghadapkan pada bukti
teks Kitab Suci baik Kitab
Perjanjian Baru dan Qur’an serta
catatan sejarah.
41
Ibid.,
35 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Pertama, tidak satupun Injil non
kanonik
yang
pernah
menyebutkan
bahwa
Yesus
selamat dari penyaliban kecuali n
Wahyu Petrus. Namun kitab non
kanonik tersebut tidak pernah
menyebutkan
bahwa
Yesus
melarikan diri menuju India atau
Kashmir.
Gema
pernyataan
Wahyu Petrus bahwa orang
lainlah yang disalibkan, muncul
dalam Qs 4:157-15842
Kedua, Qs 4:157-158 tidak
menyebutkan apapun mengenai
pingsannya Isa selain pernyataan
bahwa ada seseorang disalibkan
namun bukan Isa karena Isa
sudah diangkat ke langit oleh
Tuhan. Tidak ada ayat yang
mengatakan bahwa Isa seolaholah mati atau pingsan dan
kemudian selamat dari kematian
lalu
hijrah
menuju
India
42
Teguh Hindarto, Gema Ajaran
Gnostik Dalam Al Qur’an Surah
4(An Nissa): 157-158
http://teguhhindarto.blogspot.com/2
011/03/gema-ajaran-gnostik-dalamal-quran.html
khususnya
Kashmir.
Solusi
Qur’an (sekalipun samar dan
menimbulkan
sejumlah
penafsiran
yang
beragam,
khususnya dengan Ahmadiyah)
dengan jelas mengatakan, “tidak
dibunuh”, “tidak disalib”, “orang
yang diserupakan baginya”, “Aku
mengangkatnya
kepada-Ku”.
Tidak ada kata atau kalimat yang
mengindikasikan Yesus pingsan
apalagi
mengungsi
menuju
Kashmir, India.
Ketiga, Sekalipun ada sejumlah
bukti
bahwa
orang-orang
43
Afghanistan
dan Kashmir44
43
(a) Ancient Manuscripts Indicate
Jewish Community Once Thrive in
Afghanistan
http://www.cbsnews.com/8301202_162-57561891/ancientmanuscripts-indicate-jewishcommunity-once-thrived-inafghanistan/
(b) History of Jews in Afghanistan
http://en.wikipedia.org/wiki/History
_of_the_Jews_in_Afghanistan
36 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
merupakan keturunan Israel,
namun ada sejumlah keraguan
dan bantahan yang muncul dari
orang Yahudi juga dan menolak
klaim tersebut sebagai mitos45.
Dari sejumlah pemaparan tentang
eksistensi orang Yahudi yang
mengalami diaspora sampai ke
Kashmir dan Afghanistan, tidak
satupun membuktikan bahwa
Yesus pernah dan harus mencari
suku-suku Israel yang terhilang.
Jika suku-suku Israel yang
terhilang, mengapa Yesus tidak
mengunjungi Cina46, Eropa dan
Amerika47, Persia48, Arabia49,
44
The Mystery of the Ten Lost Tribe:
Kashmir
http://thekashmirian.blogspot.com/2
010/04/mystery-of-ten-lost-tribeskashmir.html
dimana
suku-suku
Yahudi
terserak di wilayah tersebut?
Mengapa harus India? Mengapa
harus Kashmir? Alasan Yesus
mengunjungi suku-suku Israel
yang hilang tidak memberikan
jawaban yang benar selain
khayalan dan ilusi Ghulam
Ahmad untuk membenarkan
sejumlah asumsinya.
Keempat, Ghulam Ahmad dan
pengikutnya sampai hari ini
meyakini bahwa kuburan keramat
dengan nama Yus Asaf di distrik
Khanyar di pusat ibukota
Kashmir,
Srinagar.
Namun
sebelum Ghulam Ahmad sampai
http://www.britishisrael.ca/israel.htm
48
45
Kashmir
http://www.jewishvirtuallibrary.org/j
source/judaica/ejud_0002_0011_0_1
0803.html
Persian Jews
http://en.wikipedia.org/wiki/Persian
_Jews
49
46
History of the Jews in China
http://en.wikipedia.org/wiki/History
_of_the_Jews_in_China
47
The Ten Lost Tribe of Israel
History of the Jews in the Arabian
Peninsula
http://en.wikipedia.org/wiki/History
_of_the_Jews_in_the_Arabian_Peni
nsula
37 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
pada kesimpulan tersebut, dia
telah memproklamirkan terlebih
dahulu pada tahun 1891 melalui
bukunya yang berjudul, Izala
Auham bahwa letak kuburan
Yesus ada di Galiela. Kemudian
pada tahun 1894 dia menulis
buku berjudul Ittemam-ul-Hujjat
dan berpendapat bahwa kuburan
Yesus ada di Syria. Dan akhirnya
pada tahun 1902, Ghulam Ahmad
memastikan bahwa kuburan
Yesus ada di Srinagar50.
Berkaitan dengan temuan makam
di Talpiot yang kemudian
dihubung-hubungkan
dengan
makam Yesus dari Nazaret, oleh
sekelompok
orang
yang
mengklaim dirinya pakar Kitab
Suci dan arkeologi, maka klaim
Ghulam
Ahmad
mengenai
kuburan Yesus di Srinagar,
menarik
untuk
di
konvergensikan. Mana yang
benar dari penemuan tersebut?
Apakah Yesus benar-benar wafat
50
Jesus in Ahmadiyya
http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus_in
_Ahmadiyya_Islam
dan tidak bangkit kembali dan
tubuhnya dibaringkan di Talpiot
Yerusalem atau dia mati suri
kemudian menyingkir dan mati di
Srinagar?
Daripada
kita
membiarkan
diri
kita
dibingungkan oleh berbagai
argumentasi yang menyesatkan di
seputar
berbagai
serangan
terhadap iman Kristen dengan
mendasarkan
dan
mengatasnamakan
penemuan
ilmiah, biarlah kita melihat
berbagai
“interpretasi
manipulatif” terhadap data dan
fakta mengenai suatu tempat atau
benda saling beradu klaim.
Dari klaim-klaim yang tidak
sepakat tersebut kita sudah dapat
melihat kerapuhan pernyataanpernyataan mereka mengenai
pribadi Yesus Sang Mesias. Hal
ini akan semakin menarik jika
asumsi Dan Brown yang menulis
novel kontroversial Da Vinci
Code
dilibatkan
dalam
perseteruan interpretasi lawanlawan Kristen ini. Bukankah Dan
Brown
beranggapan
bahwa
Sophie Neveu adalah pewaris
38 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
garis keturunan Yesus melalui
perkawinanya dengan Maria
Magdalena?
Sophie
Neveu
menurut novel Da Vinci Code
tinggal di Prancis di mana makam
Maria berada. Adji A. Sutama
memberikan komentarnya, “DNA
Sophie Neveu ini tentunya dapat
dijadikan rujukan untuk mencari
tulang Yesus atau keluarga
Yesus, entah di Talpiot atau
dimanapun juga. Tanpa Sophie
Neveu, semua tulang di Talpiot
atau di seluruh Palestina sulit
dipastikan sebagai tulang Yesus
Nazaret atau keluarga-Nya. Jadi,
Jacobovici dan kawan-kawan
seharusnya bekerjasama dengan
Dan Brown” (hal 224). Jika
pernyataan Adji ini diperluas
pada klaim Ghulam Ahmad, kita
akan
menyaksikan
suatu
kerumitan dan perselisihan di
antara mereka yang mengklaim
menemukan kuburan Yesus. Alihalih penemuan makam Talpiot
yang dianggap sebagai ancaman
terhadap doktrin Kekristenan
justru sebaliknya penemuan
makam Talpiot, jika benar-benar
milik Yesus dan keluarganya
harus
diperhadapkan
pada
berbagai dalil dan penemuan
yang akan menentangnya, yaitu
asumsi Dan Brown dan asumsi
Ghulam Ahmad”51.
Bahkan klaim Ghulam Ahmad
bahwa kuburan Yesus ada di
India harus dikonfrontir dengan
dugaan lain bahwa kuburan
Yesus ada di Jepang52. Jadi mana
yang benar mengenai letak
kuburan Yesus? Di Talpiot,
51
Teguh Hindarto, Penemuan
Makam Talpiot: Ancaman Bagi
Kekristenan?
http://teguhhindarto.blogspot.com/2
011/07/penemuan-makam-talpiotancaman-bagi.html
52
(a) Yesus Meninggal di Jepang?
http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/bu
daya/jepang/artikel/utama/agama_he
rai.html
(b) Dokumen Tunjukkan Bukti
Bahwa Yesus Pernah ke Jepang
http://indonesia.ucanews.com/2012/
05/16/keluarga-mengatakan-telahmembuktikan-bahwa-yesus-pergike-jepang/
39 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Yerusalem? Di Kashmir, India?
Di Jepang?
Kelima, mengenai pararelisasi
ajaran Budha dan Yesus hanyalah
sebuah upaya untuk menyamakan
hal-hal
remeh
namun
mengabaikan
perbedaanperbedaan
yang
menyolok.
Perbedaan paling menyolok
adalah Kristen mengakui Tuhan
sebagai Pencipta yang Esa
sementara Budhisme tidak pernah
membahas perihal Ketuhanan53.
Dalam buku berjudul, Keyakinan
Umat Budha dijelaskan mengenai
sebuah
pertanyaan,
Apakah
Budhisme Atheis? sbb: “Sang
Buddha
telah
mengutuk
ketidakbertuhanan
yang
Ia
artikan
sebagai
penolakkan
pemujaan, penolakkan kewajiban
moral, spiritual dan sosial dan
penolakkan kehidupan religius.
Ia
dengan
sangat
tegas
menghargai keberadaan nilai-
nilai moral dan spiritual. Ia
menyambut gembira supremasi
hukum moral. Hanya dalam satu
hal
Buddhisme
dapat
digambarkan sebagai atheis,
dalam hal menolak adanya suatu
Tuhan yang maha kuasa yang
abadi atau Maha dewa yang
merupakan
pencipta
dan
pengatur dunia dan secara ajaib
bisa menyematakan orang”54.
Belum
lagi
jika
kita
mengeskplorasi ajaran mengenai
Samshara dan roda Reinkarnasi
dll. Ketidaksamaan signifikan ini
diabaikan
demi
mencari
pembenaran Ghulam Ahmad
bahwa ajaran Budha dipengaruhi
Kekristenan
karena
perjumpaannya dengan Yesus di
India.
Keenam, adalah tidak benar sama
sekali bahwa istilah Metteya (bhs
Pali) atau Maitreya (bahasa
Sanskrit) merupakan pelafalan
53
Comparisson Buddhism and
Christianity
http://en.wikipedia.org/wiki/Compar
ison_of_Buddhism_and_Christianity
54
Sri Dhammananda, Keyakinan
Umat Buddha, Jakarta: Pustaka
Karaniya 2002, hal 161
40 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
kata Ibrani Masiha atau Mesias.
Apakah makna Maitreya atau
Metteya itu? Maitreya atau
Metteya adalah Budha masa
depan dalam doktrin eskatologi
agama Budha yang juga dianggap
sebagai
Boddhisatva
yang
menampilkan dirinya di bumi
setelah menerima pencerahan
sebagaimana
dikatakan,
“Maitreya (Sanskrit), Metteyya
(Pāli), Maithree (Sinhala), Jampa
(Tibetan)
or
Di-Lặc
in
Vietnamese, is regarded by
Buddhists as a future Buddha of
this
world
in
Buddhist
eschatology. In some Buddhist
literature, such as the Amitabha
Sutra and the Lotus Sutra, he is
referred to as Ajita Bodhisattva.
Maitreya is a bodhisattva who in
the Buddhist tradition is to
appear on Earth, achieve
complete enlightenment, and
teach
the
pure
dharma.
According to scriptures, Maitreya
will be a successor of the historic
Śākyamuni
Buddha.
The
prophecy of the arrival of
Maitreya refers to a time when
the Dharma will have been
forgotten by most on Jambudvipa.
It is found in the canonical
literature of all major Buddhist
schools (Theravāda, Mahāyāna,
Vajrayāna), and is accepted by
most Buddhists as a statement
about an event that will take
place when the Dharma will have
been mostly forgotten on
Earth”55.
Bahkan
dalam
keyakinan mazhab Theravada
diyakini bahwa Maitreya akan
datang 5000 tahun setelah
Buddha
Sakyamuni
dimana
zaman
akan
mengalami
56
kemerosotan .
55
Maitreya
http://www.dhammawiki.com/index.
php?title=Metteyya
56
Metteyya
http://www.dhammawiki.com/index.
php?title=Metteyya
41 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Kesimpulan
Dari hasil analisis mengenai teori
dan dugaan bahwa Yesus pernah
mengunjungi India, ternyata
terbagi dalam dua penjelasan
yang saling kontroversi satu sama
lain. Notovitch meyakini bahwa
Yesus telah mendatangi India
pada usia 12-30 tahun sementara
Mirzha
Ghulam
Ahmad
membantahnya dan menuding itu
adalah fabrikasi kaum Arya dan
tidak ada bukti-bukti sejarah yang
mendukung. Bagaimana sebuah
kebenaran
mengenai
Yesus
mengunjungi dan wafat di India
saling bertolak belakang?
Kisah bahwa Yesus pernah
datang dan belajar serta wafat di
India tidak lebih hanya sebuah
kisah isapan jempol yang
bertujuan untuk meniadakan fakta
sejarah bahwa Yesus Sang
Mesias benar-benar disalibkan
dan bangkit dari kematian
sebagaimana telah dinubuatkan
dalam Kitab Torah dan Para Nabi
(TaNaKh). Keaneka ragaman
teori yang bertentangan satu sama
lain memperlihatkan adanya
dugaan
upaya
untuk
memadamkan fakta peristiwa
soteriologis (penyelamatan) oleh
Yesus Sang Mesias, Anak Tuhan,
Sang Firman yang menjadi
manusia.Kualitas kedua kisah
yang saling bertolak belakang
tersebut (The Life of Saint Issa
karya Notovitch dan Jesus in
India karya Mirza Ghulam
Ahmad) tidak menampakkan
bobot yang setara dengan kitabkitab
Apokriphal
atau
Ekstrakanonik
yang
ditolak
Gereja. Minimal, jika kedua kisah
dusta tersebut setara dengan kitab
Apokriphal,
seharusnya
menggunakan bahasa Yunani
atau Aram. Sebaliknya, kedua
kisah hanya ditulis dalam bahasa
Tibet dan bahasa Inggris,
sebagaimana
Injil
Barnabas
dituliskan dalam bahasa Latin
Abad XV.
Kiranya kajian apologetis ini
memberikan
manfaat
untuk
memperlengkapi umat Mesias
menghadapi berbagai fitnah dan
dusta yang menistakan Keilahian
42 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Yesus sebagai Sang Firman yang
menjadi manusia, kematiannya
yang menghapuskan kuasa dosa
yaitu maut dan kebangkitannya
yang memastikan kehidupan
kekal bagi semua pengikut
Mesias
yang
menerimanya
dengan iman.
43 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang
didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:
1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai
akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam
Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan
Tata Peribadatan
(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)
2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar
Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi
3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci
dengan pola pikir Ibrani
4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya
terhadap Kekristenan masa kini
5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal
dengan kebudayaan Semitik
6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity
44 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual
bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya
Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).
Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012
lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) bekerjasama dan berafiliasi
dengan Hebraic Root Teaching Institute (HRTI) yang berdomisili di Afrika
Selatan dengan pimpinan Prof. Liebenberg.
Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya
adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan
pembelajaran anggota IJI.
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)
Email: [email protected]
Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)
Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)
Donasi dan Informasi: 081327274269
45 | B u l e t i n I J I V o l 3 / A g u s t u s 2 0 1 5
Download