TUGAS KELOMPOK LISTRIK MAGNET MEDAN MAGNET DI DALAM BAHAN OLEH KELOMPOK 1 1. ABDUL HALIM ROHMAN (E1Q016002) 2. AHMAD BAEHAQI (E1Q016003) 3. AYU LISTARI (E1Q016008) 4. ELSI LESTARI (E1Q016015) 5. IRFAN (E1Q016025) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS MATARAM 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait dengan materi Medan Listrik Di dalam Magnet dan kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi khususnya Dosen mata kuliah Listrik Magnet Pak Drs. Sutrio, M.Si. yangtelah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi kelompok kami. Kami telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun kami menyadari bahwa akan adanya keterbatasan yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, jika didapat adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun isi, maka kamin mohon maaf, kritik serta saran dari Dosen pengampu bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kelompok kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih dahulu dalam pengetahuan kita bersama. Mataram, 30 November 2018 Penyusun ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada materi sebelumnya sudah dibahas tentang materi Magnetostatika yang dimana Magnetostatika membahas tentang bagaimana terjadinya medan magnet oleh muatan yang bergerak. Kemudian ada juga bagaimana memformulasikan secara matematis arus listrik pentebab terjadinya medan magnet. Dalam makalah ini, penulis membahas tentang, bagaimana peran suatu bahan kepada medan magnet serta bagaimana perumusan .yang disebabkan oleh perubahan struktur mikroskopik suatu bahan. Adapun pokok bahasan yang akan dijabarkan pada makalah ini adalah sebagai berikut: a. Magnetisasi b. Medan disebabkan benda termagnetisasi c. Medan alternatif H d. Bahan magnet A. Rumusan Masalah 1. Jelaskan yang dimaksud dengan Magnetisasi! 2. Jelaskan rapat medan yang disebabkan benda termagnetisasi! 3. Jelaskan medan alternative H! 4. Bagaimana peran suatu bahan terhadap medan magnet? B. Tujuan 1. Mengetahui konsep Magnetisasi. 2. Mengetahui rapat rapat medan yang disebabkan benda termagnetisasi. 3. Mengetahui medan alternative H. 4. Mengetahui peran suatu bahan terhadap medan magnet. 3 BAB II PEMBAHASAN 1. Magnetisasi Terjadinya medan magnet disebabkan oleh gerakan muatan listrik , dan secara mikrosopis terjadi arus-arus kecil karena elektron beredar mengelilingi inti, berputar terhadap sumbunya. Sedangkan secara makrosopis mengandung sekumpulan dipole-magnet. Momen dipol-magnet di dalam suatu bahan adalah acak, dampaknya saling menghilangkan, terutama pada suhu tinggi. Bila bahan dipengaruhi oleh medan magnet luar, maka hampir semua dipol-magnet membuat pembarisan sesuai arah polarisasi magnet, yang disebut termagnetisasi . Tidak seperti halnya dengan medan polarisasi listrik 𝑃⃗, yang selalu sama arahnya dengan medan ⃗⃗ adalah : 𝐸⃗ , maka arah polarisasi magnet 𝑀 ⃗ , berlaku untuk paramagnet (i) akan searah dengan 𝐵 ⃗ , berlaku untuk dia-magnet (ii) akan berlawanan arah 𝐵 (iii) akan tetap ada, walaupun pengaruh medan magnet dari luar telah dihilangkan. Bahan ⃗⃗ yang cukup kuat, yang arahnya sesuai dengan arah 𝐵 ⃗ mempunyai sisa magnetisasi 𝑀 yang telah dipasang sebelumnya. Bahan semacam ini disebut bahan ferromagnetic contohnya terjadi pada bahan besi, cobalt, dan nikel. ⃗ Gaya dapat bekerja kepada suatu dipole-magnet, bila di luar bahan terdapat medan magnet 𝐵 seragam. Kita mencoba momen gaya pada lingkar empat persegi yang dialiri arus I dan ⃗ seragam arah 𝐵 ⃗ diambil sejajar z dipengaruhi oleh medan 𝐵 Gambar 1 4 Gaya pada kedua sisi 𝑠1 saling menghilangkan, sedangkan gaya pada sisi 𝑠2 yang sejajar sumbu x menghasilkan momen gaya 𝑁 = 𝑠1 𝐹 sin 𝜃 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝐹 = 𝐼 𝑠2 𝐵 secara vektor ⃗ = 𝑠1 sin 𝜃 𝑠2 𝐵 𝑖̂ 𝑁 ⃗ = (𝑠1 𝑠2 ) 𝐵 sin 𝜃 𝑖̂ = 𝑚 𝐵 sin 𝜃 𝑖̂ 𝑁 ⃗ =𝑚 ⃗ 𝑁 ⃗⃗ × 𝐵 Di dalam medan tak-seragam, rumus di atas tetap dapat digunakan untuk dipole-magnet yang ukurannya sangat kecil. dimana gaya yang dialiri arus I, di dalam medan seragam adalah nol,contoh gambar medan seragam : karena : ⃗ ) = 𝐼 [∮ 𝑑𝑙 ] × 𝐵 ⃗ =0 𝐹 = 𝐼 ̅ ∮(𝑑𝑙 × 𝐵 =0 5 sesuai dengan gaya Lorentz bahwa : 𝐹 = 𝐵. 𝐼. 𝑙 ⃗ 𝑑𝑓 = 𝐵. 𝐼. 𝑙 × 𝐵 ⃗ ∫ 𝑑𝑓 = 𝑖 ∮ 𝑑𝑙 × 𝐵 ⃗ 𝐹 = 𝑖 ∮ 𝑑𝑙 × 𝐵 ⃗ = 0 → 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 = 𝐼 [∮ 𝑑𝑙 ] × 𝐵 sedangkan didalam daerah medan tak-seragam, resultan gaya 𝐹 ≠ 0, seperti gambar berikut : Gambar 2 ⃗ mempunyai komponen radial, sehingga ada resultan gaya pada lingkar, arahnya ke medan 𝐵 bawah, dimana : 𝐹 = 2𝜋𝐼𝑅𝐵 cos 𝜃 Dari gambar di atas tidak terdapat adanya resultan gaya dalam arah horizontal, karena ⃗ , maka gaya untuk lingkaran sangat kecil yang momen dipol 𝑚 ⃗⃗ dan ada di dalam medan 𝐵 yang terjadi adalah : ⃗F = ∇(m ⃗⃗⃗ . ⃗B) ⃗ + ∇)a⃗, dengan menggunakan aturan ∇(a⃗ × ⃗b) = a⃗ × (∇ × ⃗b) + b × (∇ × a⃗) + (a⃗ . ∇) + ⃗b + (b dengan m = konstan, maka diperoleh : ⃗F = m ⃗⃗⃗ × (∇ × ⃗B) + (m ⃗⃗⃗ . ∇)B 6 pada dipol tidak terdapat arus luar sehingga didefinisikan bahwa vektor magnetisasi adalah ⃗⃗ = 𝑀 ∑𝑚 ⃗⃗ 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 momen dipol magnet per satuan volume 2. Medan Disebabkan benda termagnetisasi Seperti yang telah dibahas sebelumnya, potensial vektor oleh satu dipol magnet 𝑚 ⃗⃗ , rumusnya adalah; µ 𝐴= 4𝜋𝑜 ⃗⃗⃗ × 𝑟0 𝑚 𝑟0 Sedangkan oleh benda termagnetisiasi sesuai gambar 3 rumus potensial vector dititik p menjadi µ 𝐴 = 4𝜋𝑜 ∫ ⃗⃗⃗ × 𝑟0 𝑚 𝑟2 1 Karena ∇ [𝑟 ] = d𝜏 𝑟0 𝑟2 µ , maka 1 ⃗⃗ × ∇ ) d𝜏 𝐴= 4𝜋𝑜 ∫(𝑀 𝑟 = µ𝑜 µ 1 1 ⃗⃗ ) d𝜏 + 𝑜 ∮ (𝑀 ⃗⃗ × 𝑑𝑎 ) ∫ (∇ × 𝑀 4𝜋 𝑟 4𝜋 𝑟 Gambar 3 Dengan menggunakan : ⃗⃗ =𝑗𝑏 ∇ ×𝑀 ⃗⃗ × 𝑛⃗ = 𝐾 ⃗𝑏 Dan 𝑀 Sebagai arus terikat maka rumus potensial vektor menjadi : µ 𝐴= 4𝜋𝑜 ∫𝑣𝑜𝑙 𝑗𝑏 𝑑𝜏 𝑟 µ + 4𝜋𝑜 ∮ ⃗𝑏 𝐾 𝑟 da Tampak adanya analogi kesamaan antara gejala polarisasi 𝐹 yang terjadi pada bahan dielektrik ⃗⃗ dalam bahan magnet, yaitu adanya muatan terikat pb = -∇ . 𝑃⃗ dan dengan gejala magnetisisasi 𝑀 ∇b = 𝑃⃗ . 𝑛⃗ dengan adanya arus terikat ⃗⃗ dan 𝐾 ⃗𝑏 = 𝑀 ⃗⃗ . 𝑛⃗ 𝑗b = ∇X𝑀 7 3. Medan Alternatif H Seperti halnya di dalam bahan dielektrik ada medan D, maka di dalam bahan magnet diungkapkan ada medan alternatif H yang sering disebut sebagai intensitas medan magnet. Karena ada pengertian arus total di dalam bahan sebagai 𝐽 = 𝐽𝑏 + 𝐽𝑓 Dimana 𝐽𝑓 = arus bebas, yang terjadi bila kawat langsung dihubungkan dengan baterai dan merupakan aliran muatan bebas. Sedangkan arus terikat 𝐽𝑏 terjadi akibat adanya magnetasi yaitu pembarisan arah dari dipol magnet. Mengingat hukum ampere yang dituliskan dalam bentuk diferensial, 1 𝜇0 ⃗ ) = 𝐽 = 𝐽𝑓 + 𝐽𝑏 = 𝐽𝑓 + ∇ × 𝑀 ⃗⃗ (∇ × 𝐵 1 ⃗ ) = 𝐽𝑓 + ∇ × 𝑀 ⃗⃗ (∇ × 𝐵 𝜇0 1 ⃗ −∇×𝑀 ⃗⃗ 𝐽𝑓 = 𝜇 ∇ × 𝐵 0 1 ⃗ −× 𝐻 ⃗) 𝐽𝑓 = ∇ ( × 𝐵 𝜇0 maka diperoleh ∇×[ 1 ⃗ −𝐻 ⃗ ] = 𝐽𝑓 𝐵 𝜇0 ⃗ ≡ 1𝐵 ⃗ −𝑀 ⃗⃗ 𝑎𝑡𝑎𝑢 sehingga medan H : 𝐻 𝜇 0 ⃗ + 𝑀 ⃗⃗ ≡ 𝐻 1 ⃗ 𝐵 𝜇0 ⃗ = 𝜇0 (𝐻 ⃗ + 𝑀 ⃗⃗ ) 𝐵 8 Atau dalam bentuk intergal : ∮ 𝐻. 𝑑𝑙 = (𝐼𝑓 )𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝 𝐶 Keuntungan menggunakan medan H adalah bahwa yang diperhatikan hanyalah arus bebas If yang dicakup di dalam Permukaan tertutup S. Arus If dapat diukur secara baik dan mudah dikuasai. 4. Bahan Magnet Di dalam bahan paramagnet dan diamagnet, magnetisasi terjadi didalamnya bila ada benda ⃗ berhenti bekerja maka 𝑀 ⃗⃗ akan hilang. Asalkan medan ℰ tidak bekerja dari luar, berarti bila 𝐵 ⃗⃗ dengan medan terlalu kuat, sebagian besar bahan menunjukkan sifat hubungan linier antara 𝑀 luar, dapat dituliskan: ⃗M ⃗⃗ = xm ⃗H ⃗ Bahan yang memenuhi hubungan ini, disebut sebagai bahan linier, dan 𝑥𝑚 adalah suseptibilitas/kerentanan magnet. Beberapa contoh harga 𝑥𝑚 dalam orde 10−5 untuk diamagnet dan paramagnet seperti pada tabel berikut. Tabel Harga xm untuk diamagnet dan paramagnet Dia-magnet 𝑥𝑚 (× Bismuth Emas Perak Tembaga Air (H2O) CO2 10−5 ) 16.5 3.0 2.4 0.96 0.90 1.2 Para-magnet 𝑥𝑚 (× 10−5 ) Natrium 0.85 Aluminium 2.1 Wolfarm 7.8 Gadolinum 48000 Jadi untuk bahan linier berlaku hubungan : ⃗E = μΟ (H ⃗⃗ + ⃗M ⃗⃗ ) = μο (1 + xm )H ⃗⃗ = μH ⃗⃗ Dan μ = μο (1 + xm ) Dimana 𝜇 adalah permeabilitas bahan. Bahan ferromagnet umumnya merupakan bahan yang tak-linier, artinya magnetisasi M didalam bahan ini tak perlu dilibatkan dengan medan luar, karena pembarisan arah dipol magnet di 9 daerah yang berdekatan (“domain”) sudah terjadi. Maka bahan semacam ini mudah menjadi magnet permanen. Dalam hal ini terdapat 3 sifat kemagnetan dalam bahan diantaranya yaitu : a. Diamagnet Diamagnet merupakan bahan yang ditolak oleh magnet, contohnya emas. secara matematisnya dinyatakan sebagai : ⃗⃗⃗ = − m e ∑ ⃗L i 2me Dimana: - e : muatan elementer 𝑚𝑒 : massa elektron - ⃗ i = 0, maka suatu atom tidak akan memiliki bila resultan momentum susut ∑ L momen dipol magnet permanen , dan bahannya disebut mempunyai atom diamagnet. Efek magnet yang ditunjukkan bahan semacam ini disebabkan karena adanya momen magnet terimbas. Buku teks yang menjelaskan mengenai bahan diamagnet, memberikan perumusan magnetisasi sebagai : ⃗M ⃗⃗ = − Ne2 z rο 2 ⃗B 6me Dimana : - ro2 : kuadrat rata-rata jejari orbit elektron z : nomor atom unsure N : jumlah atom/molekul per satuan volume 10 b. Paramagnet Paramagnet merupakan bahan yang ditarik lemah oleh magnet contohnya, aluminium (Cu), mangan (Mn) dan kayu. Magnetisasi bahan paramagnet dirumuskan dengan , . ⃗⃗⃗ = N { M m e2 ⃗ − z rο 2 } B 3 kT 6me Dimana : - m : momen dipol magnet persamaan atom /molekul - k : konstanta boltzmann - T : suhu dalam Kelvin c. Ferromagnet Ferromagnet merupakan bahan yang dapat ditarik kuat oleh magnet contohnya, besi dan baja. 11 BAB III PENUTUP A. RANGKUMAN Magnetisasi adalah sebuah proses ketika sebuah materi yang ditempatkan dalam suatu bidang magnetik akan menjadi magnet. Proses ini ditentukan oleh jenis bahan yang disesuaikan dengan kekuatan medan magnet Gaya dapat bekerja kepada suatu dipole-magnet, bila di luar bahan terdapat ⃗ seragam. medan magnet 𝐵 Diamagnet merupakan bahan yang ditolak oleh magnet, contohnya emas. secara matematisnya dinyatakan sebagai : ⃗⃗⃗ = − m e ∑ ⃗L i 2me Paramagnet merupakan bahan yang ditarik lemah oleh magnet contohnya, aluminium (Cu), mangan (Mn) dan kayu. Secara matematis dinyatakan sebagai: m e2 ⃗⃗⃗ = N { ⃗ M − z rο 2 } B 3 kT 6me Ferromagnet merupakan bahan yang dapat ditarik kuat oleh magnet contohnya, besi dan baja. B. CONTOH SOAL 1. Tentukan medan magnet dari suatu bola terbuat dari bahan yang termagnetisasi seragam. Penyelesaian : ⃗⃗⃗⃗ sejajar sumbu Z dengan 𝑀 ⃗⃗⃗⃗ = konstan, disini kita Misalkan arah magnetisasi 𝑀 peroleh: ̂0 ⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗ = 0 dan ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗ × 𝑛 = 𝑀 sin 𝜃 ∅ 𝐽𝑏 = ∇ 𝑥 𝑀 𝐾𝑏 = 𝑀 Bila kulit bola jejari R mengandung rapat muatan permukaan 𝝈 seragam, maka arus : ̂0 ⃗ = 𝜎 𝑣 = 𝜎 𝜔 𝑅 sin 𝜃 ∅ 𝐾 dimana bahwa rapat arus tersebut menghasilkan identifikasi 𝜎 𝜔 𝑅 12 M Gambar 4 Jadi medan oleh kulit bola yang bermuatan 𝜎 dan di putar dengan 𝜔 , mempunyai medan di dalam bola sebagai B = 2/3 𝜇0 𝜎 𝜔 𝑅 sama dengan medan yang di ⃗⃗ Jadi timbulkan oleh bola termagnetisasi seragam dengan mengganti 𝜎 𝜔 𝑅 oleh 𝑀 medan magnet untuk daerah r < R ⃗ =2/3 𝜇0 𝑀 ⃗⃗ 𝐵 mencari medan di luar bola : anggap bola termagnetisasi seragam sebagai dipole magnet murni dengan 3 ⃗⃗ 𝑚 ⃗⃗ = 4 π R3 𝑀 ̂ 𝜇 𝑚𝑥𝑟 0 ⃗⃗⃗ = 0 dan 𝐴 4𝜋 𝑟2 Sehingga, ⃗ = ∇ 𝑥 𝐴 = 𝜇0 ∇ 𝑥 [𝑀 ⃗⃗ 𝑥 𝐵 3 = = 𝑅 3 𝜇0 3 𝑅 3 𝜇0 3 ⃗ = Jadi hasil akhirnya 𝐵 𝑟̂̂0 𝑟2 ̂ ] ̂ ⃗⃗ [∇ 𝑟̂02 ] – (𝑀 ⃗⃗ . ∇) 𝑟̂02 ] [𝑀 𝑟 𝑟 ⃗⃗⃗ + ⃗⃗ 4𝜋𝛿 3 (𝑟) {𝑀 2 𝜇0 𝑅 3 3 𝑟3 ⃗⃗ 2𝑀 𝑟3 }= 3 𝜇0𝑀 ⃗⃗⃗⃗ 𝑅3 2 𝑟3 ⃗⃗ 𝑀 2. Batang tembaga yang sangat panjang, jejari penampangnya R, dan ia mengandung arus ⃗ di dalam dan di luar batang. bebas I tentukan medan 𝐻 13 Penyelesaian : Tembaga adalah suatu bahan diamagnet yang lemah. Hal ini menyebabkan adanya arus terikat yang arahnya antiparalel di bagian dalam batang dan parallel di dekat permukaan. Gambar 5 ⃗ d𝑙 = (IF )cakup Untuk mencari H, gunakan rumus ∮ 𝐻 Di dalam batang r < R : 𝜋𝑟 2 H (2πr) = I [𝜋𝑅2 ] dan secara vector ditulis ̂ 0 , untuk r ≥ R ⃗⃗⃗⃗ = 𝐼 2 ∅ 𝐻 2𝜋𝑅 14 15