Uploaded by budinazam7

LK ILEUS OBSTRUKSI YADI OKE

advertisement
Laporan Asuhan Keperawatan
Pada Ny. S dengan Post Op Ileus Obstruksi
Tugas Ini Ditunjukan Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners
Pada Stase Keperawatan Gawat Darurat (KGD)
Oleh:
Supriyadi
Nim. 201030200129
PEMBIMBING
Ns. Ni Bodro Ardi,. M.Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM B
STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DI RUANG IGD
A. Pengkajian Data Umum
Tanggal pengkajian
: 25 Januari 2021
Oleh
: Supriyadi
Sumber data
: Rekam Medis pasien dan Hasil Observasi
Metode pengumpulan data
: Wawancara
Identitas pasien
Nama/inisial
: Ny. S
Umur
: 71 Tahun
Satatus pernikahan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Nomor rm
: 01.53.55.24
Dx medis
: Ileus obstruktif e.c Hernia obstruktif post op Laparotomi
eksplorasi reseksi anastomosis ileoileal & suspect hernia
Penanggung jawab
Nama
: Tn. S
Alamat
: Rt. 02/03 Kel. Rawa Buntu Kec. Serpong
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hub dengan pasien
: Anak
B. Pengkajian data dasar
1. Primary assessment (A-B-C-D-E)
a. Airway
Klien tidak ada sumbatan jalan nafas
b. Brething
RR : 20 x/menit, dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak dada, tidak ada retraksi
dinding dada
c. Circulation
TD : 120/90 mmHg, N : 80 x/mnt, CRT kurang dari 2 detik, nadi teraba, akral
hangat, S: 34 ºC, RR: 20x menit, Perubahan warna (kulit, kuku, bibir) : kulit agak
pucat,
d. Disability
Kesadaran Compos metis, GCS : : E1V1M3, E4V5M6
e. Exposure
Tidak terdapat jejas di tubuh klien dari kepala sampai kaki.
2. Focus Assessment
Keadaan umum
: Klien mengeluh tidak bisa BAB 3 hari
Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS : E1V1M3, E4V5M6
3. Sekunder Assessment
Riwayat penyakit dahulu
: Keluarga mengatakan klien tidak pernah dirawatdi rumah
sakit sebelumnya. Klien tidak memiliki riwayat penyakit
asma, diabetes, hipertensi, maupun penyakit jantung.
Riwayat penyakit sekarang
: ±1 MSMRS klien mengeluh nyeri perut, klien masih bisa
BAB dan flatus. Tidak terdapat mual maupun muntah.
±3HSMRS klien mengeluh nyeri perut hilang timbul,
klien tidak bisa BAB dan flatus, BAK dalam batas
normal dan tidak ada keluhan. Klien mengeluh mual dan
muntah
Riwayat penyakit keluarga
:-
Alleegi
: Keluarga mengatakan Klien tidak memliliki alergi
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda tanda vital
TD
: 120/90 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 37 oC
b. Kepala
: Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala bersih, tidak terdapat
jejas dan rambut panjang lurus,
c. Leher
: Bentuk leher simetris, tidak ada kelainan tulang belakang tidak ada
edema.
d. Thorax
Inspeksi
: Bentuk simetris, terdapat jejas.
Palpasi
: simetris,tidak ada nyeri
Perkusi
: saat perkusi terdengar suara sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler
e. Abdomen
Inspeksi
: Bentuk simetris, tidak ada jaringan parut atau lesi.
Palpasi
: Terdapat nyeri tekan
f. Genital
: Tidak dikaji
g. Ektremitas :

Atas : turgor sedang, teraba hangat, terpasang infus RL 28 TPM

Bawah
: Turgor sedang, akral hangat,
h. Nutrisi dan cairan :
Status gizi
: kurang g/dL
Muntah
: Ada
Cairan
: kalbamin:D10%:Aminofluid = 1:2:1
Albumin
: 1, 85
Pasien dipuasakan dan dipasang NGT
i. Eliminasi :
BAB
: selama dirawat belum BAB, post op H-3 klien mengaku belum flatus dan
BAB
Terpasang drainase di abdomen latetal bagian dextra dan sinistra, namun yang masih
aktif adalah sebelah dextra, keluar produk warna kuning, bau khas feces
BAK
: Terpasang DC, produk urin berwarna kuning keruh,
Tanda-tanda infeksi : tidak ada
Hematuri : tidak ada
5. Terapi yang diberikan :
No
Terapi/Tindakan
Jumlah/Dosis
1
Pemberian Oksigen
2 lpm
2
Injeksi Ceftriaxon/iv
2x1g
3
Injeksi Metronidazole/iv
3x500mg
4
Injeksi Ketorolac
3x15mg
5
Injeksi Ranitidin
2x 50mg
6. Pemeiksaan penujang
Pemeriksaan
Rentang normal
Hasil
Tgl 18/6
Tgl 20/6
Tgl 21/6
WBC
(4,8-10,8) 103/µL
12,07
-
3,72
RBC
(4,2-5,4) 106/µL
3,24
-
3,27
HGB
(12-16) g/dL
14
-
9,7
HCT
(37-52) %
28,2
-
29,7
MCH
(27-31) pg
43,3
-
-
MCHC
(33-37) g/dL
49,8
-
32,7
Neutrofil
(40-74) %
91,4
-
88,6
limph
(19-48)%
3,3
-
7,2
Na
(137-145) mmol/L
138
-
132
K
(3,4-5,4)mmol/L
4,3
-
3,2
Cl
(98-108)mmol/L
100
-
-
Albumin
(3,5-5) g/dL
1,87
1,85
1,98
Total protein
(darah:6,4-8,3;
-
-
3,69
cairan:0,02-0,04)
C. Analisa data
No.
1
Data
Problem
Etiologi
Inkontinensia Fekal
Pasca Operasi
Ds :
-
Klien mengatakan
mengeluh tidak bisa BAB
(D. 0041)
3 hari
Penutupan Kolosom
Terpasang drainase
Inkontinensia Fekal
Do :
-
diabdomen latetal bagian
dextra dan sinistra
2
DS:
-
Klien mengeluh nyeri perut
Nyeri Akut
Agen Pencedera
(D.0077)
Fisik
hilang timbul
DO :
-
Pasca Operasi
Terpasang drainase diabdomen
latetal bagian dextra dan
Nyeri Akut
sinistra
3
DS:
-
Klien mengeluh mual dan
Defisit Nutrisi
Ketidak mampuan
(D.0019)
menelan makanan
muntah
DO :
Ketidak mampuan
-
-
Status gizi : kurang g/dL
Muntah : (+)
Cairan
:
kalbamin:D10%:Aminofl
uid = 1:2:1Albumin: 1, 85
Pasien dipuasakan dan
dipasang NGT
mencerna makanan
Pasca Operasi
Defisit Nutrisi
D. Diagnos keperawatan :
1. Inkontinensia Fekal b.d penutupan kolosom d.d terpasang drainase diabdomen latetal
bagian dextra dan sinistra.
2. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik d.d terpasang drainase diabdomen latetal bagian
dextra dan sinistra.
3. Defisit Nutrisi b.d ketidak mampuan menelan makan d.d status gizi kurang, muntah (+).
E. Intervensi
Inkontinensia Fekal (D. 0041)
Tujuan dan
Kriteria Hasil
(SLKI)
Kontinensia
Perawatan Inkontinensia
25/01/21
b.d penutupan kolosom di
Fekal (L.04035)
Fekal (I.04162)
10.00
tandai dengan
Setelah dilakukan
Observasi
Ds :
tindakan
-
No
Tanggal
dan jam
1
Senin,
Diagnosa Keperawatan
(SDKI)
- Klien mengatakan
Identifikasi penyebab
keperawatan
Inkontinensia fekal baik
mengeluh tidak bisa
selama 1 x 24 jam
fisik maupun psikologis
BAB 3 hari
Kontinensia Fekal
(mis. Gangguan saraf
Membaik denngan
motoric bawah, penurunan
Terpasang drainase
kriteria hasil
tonus otot, gangguan
diabdomen latetal bagian
- Defekasi
sfingter rectum, diare
Do :
-
Intervensi
dextra dan sinistra
Membaik
kronis, gangguan kognitif,
- Frekuensi
Buang Air
stress berlebih)
-
Besar Membaik
frekuensi defekasi dan
- Kondisi Kulit
Perianal
Identifikasi perubahan
konsistensi feses
-
Membaik
Monitor kondisi kulit
perianal
-
Monitor kedekuatan
evakuasi feses
-
Monitor diet dan
kebutuhan cairan
-
Monitor efek samping
pemberian obat
Terapeutik
-
Bersihkan daerah perienal
dengan sabun dan air
-
Jaga kebersihan tempagt
tidur dan pakaian
-
Laksanakan program
Latihan usus (bowel
training), jika perlu
-
Jadwalkan BAB di tempat
tidur, jika perlu
-
Berikan celana
pelindung/pembalut/popok
, sesuai kebutuhan
-
Hindari makanan yang
menyebabkan diare
Edukasi
-
Jelaskan definisi, jenis
inkontinensia, penyebab
inkontinensia fekal
-
Anjurkan mencatat
karakteristik feses
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian
obat diare (mis.
Lopermide, atropin)
2
Tingkat Nyeri
MANAJEMEN NYERI
25/01/21 Pencedera Fisik di tandai
(L.08066)
(I. 08238)
10.20
Setelah dilakukan
Senin,
Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen
dengan
tindakan perawatan
selama 1X24 Jam ,
DS:
-
Klien mengeluh nyeri
perut hilang timbul
DO :
-
diabdomen latetal bagian
dextra dan sinistra
 Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri
karakteristik, durasi,
menurun dengan
frekuensi, kualitas,
kriteria hasil :
intensitas nyeri
1. Tingkat nyeri
Terpasang drainase
1. Observasi
- Keluhan nyeri
menurun
- Meringis
menurun
- Muntah
menurun
- Mual menurun
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri
non verbal
 Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3
Senin,
Defisit Nutrisi (D.0019) b.d
Status Nutrisi
(L. 03030)
25/01/21 ketidak mampuan menelan
Setelah dilakukan
10.40
makan di tandai dengan
asuhan
keperawatan
DS:
selama 1x24 jam
- Klien mengeluh mual dan Status Nutrisi
membaik dengan
muntah
kriteria hasil :
Manajemen Nutrisi
(I.03119)
Tindakan :
1. Observasi
 Identifikasi status
nutrisi
 Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
1. Berat badan
membaik
DO :
2. Indeks massa
tubuh (IMT)
- Status gizi
: kurang
membaik
g/dL
3. Frekuensi
- Muntah : (+)
makan
- Cairan :
membaik
kalbamin:D10%:Aminof 4. Nafsu makan
luid = 1:2:1Albumin: 1,
membaik
85
5. Membrane
mukosa
- Pasien dipasakan dan
membaik
dipasang NGT






Identifikasi makanan
yang disukai
Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis
nutrient
Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastric
Monitor asupan
makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
Lakukan oral hygine
sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
Sajikan makanan
secara menarik dan
yang suhu sesuai
Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makanan melalui
selang nasogatrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
4.
F.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antlematik), jika
perlu
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika
perlu
Implementasi dan Evaluasi
NO
TANGGAL
1
25 Januari
DX
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Inkontinensia
-
Mengidentifikasi
2021
Fekal (D. 0041)
penyebab
10.50
b.d penutupan
kolosom
Inkontinensia fekal
baik fisik maupun
WIB
EVALUASI
Klien bisa
BAB sedikit dan
flatus
O:
Sudah bisa BAB
sedikit dan flatus
Masih terpasang
drainase di
abdomen
Gangguan saraf
motoric bawah,
penurunan tonus otot,
gangguan sfingter
rectum, diare kronis,
gangguan kognitif,
stress berlebih)
-
Mengidentifikasi
perubahan frekuensi
defekasi dan
konsistensi feses
Supriyadi
S:
psikologis (mis.
PARAF
A:
Masalah belum
teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
dengan Perawatan
Inkontinensia Fekal
-
Memonitor kondisi
kulit perianal
-
Memonitor
kedekuatan evakuasi
feses
-
Memonitor diet dan
kebutuhan cairan
-
Memonitor efek
samping pemberian
obat
Terapeutik
-
Membersihkan
daerah perienal
dengan sabun dan air
-
Menjaga kebersihan
tempat tidur dan
pakaian
-
Melaksanakan
program Latihan usus
(bowel training), jika
perlu
-
Menjadwalkan BAB
di tempat tidur, jika
perlu
-
Menghindari
makanan yang
menyebabkan diare
Edukasi
-
Jelaskan definisi,
jenis inkontinensia,
penyebab
inkontinensia fekal
-
Anjurkan mencatat
karakteristik feses
2
25 Januari
2021
11.00
Nyeri Akut
(D.0077) b.d
Agen Pencedera
Fisik

WIB








Mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
nyeri
Mengidentifikasi
skala nyeri
Mengidentifikasi
respon nyeri non
verbal
Mengidentifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Mengidentifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
Mengidentifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri
Mengidentifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Memonitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
Memonitor efek
samping
penggunaan
analgetik
S:
Klien mengeluh nyeri
perut hilang timbul
O:
- Terpasang drainase
diabdomen latetal
bagian dextra dan
sinistra
- Klien terlihat
memegangi perut
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Dengan manajemen
nyeri
Supriyadi
Terapeutik

Memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Memfasilitasi
istirahat dan tidur
 Mempertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi

Menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
 Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
 Menganjurkan
memonitor nyri
secara mandiri

Menganjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
 Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
3
25 Januari
2021
11.10
WIB
Defisit Nutrisi
(D.0019) b.d
ketidak
mampuan
menelan makan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Observasi
 Mengidentifikasi
status nutrisi
 Mengidentifikasi
alergi dan intoleransi
makanan
 Mengidentifikasi
makanan yang disukai
 Mengidentifikasi
kebutuhan kalori dan
jenis nutrien
 Mengidentifikasi
perlunya penggunaan
selang nasogastric
 Memonitor asupan
makanan
 Memonitor berat
badan
 Memonitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
Melakukan oral
hygine sebelum
makan, jika perlu
Memfasilitasi
menentukan pedoman
diet (mis. Piramida
makanan)
Menyajikan makanan
secara menarik dan
Supriyadi
S:
Klien masih
mengeluh mual dan
muntah
O:
Klien masih
terpasang NGT
Kien makan dan
minum measih
menggunakan alat
bantu NGT
A:
Masalah belum
teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
dengan manajemen
nutrisi
yang suhu sesuai
Memberikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Memberikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
Memberikan
suplemen makanan,
jika perlu
Mengentikan
pemberian makanan
melalui selang
nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Menganjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Mengajarkan diet
yang diprogramkan
Kolaborasi
 Mengkolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (mis.
Pereda nyeri,
antlematik), jika perlu
 Mengkolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Download