Uploaded by User85279

makalah terapi mordalitas dan komplimenter hipertensi

TUGAS KESEHATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
“ TERAPI KOMPLEMENTER DAN TERAPI MODALITAS DENGAN PENYAKIT
HIPERTENSI”
OLEH :
(KELOMPOK E)
Kenanga Rahmadhani
1911316044
Ranny Patria Yolandiani 1911316045
Sonia Zhahara
1911316046
Dosen Pembimbing :
Mohd. Jamil, S.Kp.,M.kes
PROGRAM B S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
1. Definisi Terapi Komplementer
A. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi
di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain
diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,
terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan nonkonvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk
pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi
non – konvensional di berbagai media
B. Jenis – Jenis Terapi Komplementer
1.
Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
2.
Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3.
Homeopati atau jamu-jamuan.
4.
Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5.
Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6.
Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral
2. Defenisi Terapi Modalitas
A. Pengertian
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan dalam
upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi
modalitas mendasarkan potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi
atau penyembuhannya. Tapi terapi ini bisa dipakai untuk terapi keperawatan keluarga.
B. Jenis-jenis terapi modalitas
Ada beberapa jenis terapi modalitas, antara lain:
1. Terapi Individual
Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan pendekatan hubungan
individual antara seorang terapi dengan seorang klien. Suatu hubungan yang
terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien.
2. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
3. Terapi Biologis
Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medical di
mana gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit.
4. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang
mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan adalah
membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan dengan
mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stressor
tersebut.
5. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga
sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar
keluarga mampu melaksanakan fungsinya.
6. Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk dalam
kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok.
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistolik dan diastole mengalami
kenaikan yang melebihi batas normal tekanan (tekanan sistolik > 140 mmHg dan
diastole > 90 mmHg) (Murwani, 2011).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode.
Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi arteriole membuat darah
sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapatmenimbulkan
kerusakan jantung dan pembuluh darah, batasan tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah >160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi
disebut borderline hypertension(garis batas hipertensi). Batasan tersebut tidak
membedakan usia dan jenis kelamin (Udjianti, 2010)
a. Terapi komplementer
1) Buah Mengkudu
Bahan Baku
1. Dua buah mengkudu dengan ukuran besar
2. Tiga sendok makan atau lebih madu murni
Cara Menbuatnya
1. Hancurkan mengkudu dengan cara memarutnya hingga lembut.
2. Peras parutan mengkudu dan saringairnya.
3. Jika airnya belum sampai satu gelas, kita dapat memarut mengudu lagi untuk
diambil
airnya sehingga porsinya sampai dengan satugelas.
4. Campur air parutan mengkudu denganmadu.
5. Konsumsi madu dan mengudu secara teratur setiap pagi hari dan malam hari,
masing- masing satugelas.
2) Juz Mentimun
Cara membuat
menimun:
Bahan baku
1. Timun
2. Gula secukupnya
3. Es batu secukupnya
juz
Cara membuatnya
1. Pisahkan kulit timun dari
dagingnya, lalu potong timun
tersebut dengan potongan yang
lumayan besar
2. Masukkan potongan timun tersebut
ke dalam blender, bersamaan dengan air
putih, es batu, dan sedikit gula jika ingin
merasakan jus yang manis
3. Saringlah jus tersebut
4. Sajikan
3) Jus Tomat
Bahan
- 2 buah tomat merah matang ukuran besar
- air secukupnya
- Madu secukupnya
- Es batu secukupnya
Cara membuat
1. Cuci bersih tomat
2.
Seduh tomat dengan air
mendidih, jika anda ingin
mengupas tomat rendam
tomat selama
sekitar 2 menit sampai
kulitnya ngelotok untuk
memudahkan mengupas
kulitnya.
3.
tomat
Potong-potong kasar
4. Masukkan tomat yang telah dipotong tambahkan air seperlunya lalu blender
hingga halus.
5. Saring dan tuang ke dalam gelas.
6. Tambahkan madu jika ingin rasa yang lebih manis
7. Tambahkan es batu jika ingin disajikan segera, atau simpan di dalam kulkas
b. Terapi Modalitas
1) Terapi Tertawa
Pengertian
Terapi tertawa adalah ekspresi jiwa atau emosional yang diperlihatkan melalui
raut wajah dan bunyi-bunyian tertentu. Terapi tawa termasuk dalam strategi
koping yang berfokus pada emosi yaitu emotional focused coping, karena fokus
utama terapi tawa ini adalah untukmemperbaiki emosi negatif menjadi emosi
positif. Terapi tawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit
mental dan perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk
semua kasus, dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama gangguan itu
dialami, akan tetapi setidaknya tersenyum akan membuat penderita lebih riang
dan sementara terbebas dari masalah (Prasetyo & Nurtjahjanti, 2012).
Terapi tertawa adalah salah satu cara untuk mencapai kondisi rileks. Terapi tawa
merupakan salah satu intervensi psikologi yang sederhana dan ekonomis,
prinsipnya hanya dibutuhkan individu dapat tertawa yang akan merelaksasikan
otot-otot yang tegang. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah sehingga dapat
memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh.(Anwar, 2015).
Prosedur Terapi Tertawa
Masing-masing sesi dalam terapi adalah kombinasi antara latihan pernapasan,
peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. Satu sesi tawa memakan waktu
antara 20 – 30 menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30
– 40 detik (Firmanto, 2006).
1) Langkah Pertama
Pamanasan dengan tepuk tangan serentak semua peserta, sambil mengucapkan
“Ho ho ho… Ha ha ha… “Tepuk tangan di sini sangat bermanfaat bagi peserta
karena saraf-saraf di telapak tangan akan ikut terangsang sehingga menciptakan
rasa aman dan meningkatkan energi dalam tubuh.
2) Langkah Kedua
Pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang dilakukan semua cabangcabang olahraga pada awal latihan yaitu : melakukan pernapasan dengan
mengambil napas melalui hidung, lalu napas ditahan selama 15 detik dengan
pernapasan perut. Kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut.Hal ini
dilakukan lima kali berturut-turut.
3) Langkah Ketiga
Memutar engsel bahu ke depan dan kearah belakang. Kemudian menganggukan
kepala ke bawah sampai dagu hamper menyentuh dada, lalu mendongakkan
kepala ke atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Lakukan secara
perlahan. Tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher, karena
bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan dengan memutar
pinggang kearah kanan kemudian ditahan beberapa saat, lalu kembali ke posisi
semula. Peregangan ini juga dapat dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh
lainnya. Semua gerakan ini dilakukan masing-masing lima kali.
4) Langkah Keempat
Tawa bersemangat. Tutor memberikan aba-aba untuk memulai tawa, “1, 2, 3….
Semua orang tertawa serempak. Jangan ada yang tertawa lebih duluatau
belakangan, harus kompak seperti nyanyian koor”. Dalam tawa ini tangan
diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan dan diangkat kembali, sedangkan
kepala agak mendonggak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat.
Jika tawa bersemangat akan berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho
ho….. ha ha ha….. beberapa kali sambal bertepuk tangan.
5) Langkah Kelima
Tawa sapaan. Tutor memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan
suara-suara sambal mendekat dan bertegur sapa satu sama lainnya. Dalam
melakukan sesi ini mata peserta diharapkan saling memandang satu sama lain.
Peserta dianjurkan menyapa sambal tertawa pelan. Cara menyapa ini sesuai
dengan kebiasaan masing-masing. Setelah itu peserta menarik napas secara
pelan dan dalam.
6) Langkah Keenam
Tawa penghargaan. Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan
ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan digerakkan ke depan
dan kebelakang sekaligus memandang anggota lainnya dengan melayangkan
tawa yang manis sehingga seperti memberikan penghargaan kepada yang dituju.
Kemudian bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho….. ha ha ha…..
sekaligus bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali menarik napas
secara pelan dan dalam agar kembali tenang.
7) Langkah Ketujuh
Tawa satu meter. Tangan kiri dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan,
sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak. panah,
lalu tangan di Tarik ke belakang seperti menarik anak panah dan dilakukan
dalam tiga gerakan pendek, seraya mengucapkan ae…… ae……. aeee…… lalu
tertawa lepas seraya merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendonggak
serta tertawa dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan kearah kiri lalu kearah
kanan. Ulangi hal serupa antara 2 hingga 4 kali. Setelah selesai kembali menarik
napas secara pelan dan dalam.
8) Langkah Kedelapan
Tawa milk shake. Peserta seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang
satu di tangan kiri dan satu di tangan kanan. Saat tutor memberikan instruksi
lalu susu dituang dari gelas yang satu ke gelas yang satunya sambal
mengucapkan Aeee…. dan kembali dituang ke gelas yang awal sambal
mengucapkan aeee…. setelah selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub
tertawa sambil melakukan gerakan seperti minum susu. Hal serupa dilakukan
sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya mengucapkan, ho ho ho…. ha
ha ha…. Kembali lakukan Tarik nafas pelan dan dalam.
9) Langkah Kesembilan
Tawa hening tanpa suara. Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa ini tidak bisa
dilakukan dengan tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam perut
mendapat tekanan secara berlebihan. Perasaan lebih banyak berperan dari pada
penggunaan tenaga berlebihan. Pada tawa ini mulut di buka selebar-lebarnya
seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa mengeluarkan suara, sekaligus saling
memandang satu sama lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak
tangan serta menggerak-gerakkan kepala dengan mimic-mimic lucu. Dalam
melakukan tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat seperti melakukan
gerak tawa lepas. Kemudian kembali menarik napas pelan dan dalam.
10) Langkah Kesepuluh
Tawa bersenandung dengan bibir tertutup. Ini adalah gerakan tawa yang harus
hati-hati dilakukan sebab tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut
yang dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan yang tidak
baik dalam rongga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini pserta dianjurkan
bersenandung hmmmmm……. dengan mulut tetap tertutup, sehingga akan
terasa bergema di dalam kepala. Dalam melakukan senandung ini diharapkan
semua peserta saling berpandangan dan saling membuat gerakan-gerakan yang
lucu sehingga memacu peserta lain semakin tertawa. Kemudian kembali
menarik napa dalam dan pelan.
11) Langkah Kesebelas
Tawa ayunan. Peserta berada dalam formsi melingkar dan harus mendengar
aba-aba tutor. Kemudian peserta mundur dua meter sambil tertawa, untuk
memperbesar lingkaran dan kembali maju sekaligus mengeluarkan ucapan, ae
ae aeeeeeeee….. seluruh peserta menangkat tangan dan serempak tertawa lepas
dan pada saat yang sama semua bertemu di tengah-tengah dan melambaikan
tangan masingmasing. Tahap berikutnya, peserta kembali pada posisi semula,
dan melanjutkan gerakan maju ke tengah dan mengeluarkan ucapak, Aee….
Oooo… Ee-Uu…. dan sekaligus tertawa lepas dan serupa dilakukan bisa sampai
empat kali. Setelah selesai kembali menarik napas dalam dan pelan
12) Langkah Keduabelas
Tawa singa. Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah,
lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kelenjar
tiroid sekaligus peserta dapat menghilangkan rasa malu dan takut. Dalam
gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan ke luar semaksimal
mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, seolah-olah seperti singa mau
mencakar mangsanya. Pada saat itulah peserta tertawa dari perut. Setelah selesai
lakukan kembali gerakan menarik napas secara dalam dan pelan.
13) Langkah Ketigabelas
Tawa ponsel. Peserta dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan
masing-masing seolah-olah memegang handphone. Tutor meminta peserta
saling menyeberang sambil memegang handphone. Pada saat itulah peserta
tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke posisi
semula. Setelah selesai Tarik napas dalam dan pelan.
14) Langkah Keempatbelas
Tawa bantahan. Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing
dengan dibatasi jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan
wanita. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan sekaligus tertawa dan
saling menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya.
Gerakan ini sangat menarik para peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas.
Setelah selesai Tarik napas dalam dan pelan agar kembali segar dan tenang.
15) Langkah Kelimabelas
Tawa memaafkan. Peserta klub memegang cuping telinga masing-masing
sekaligus menyilangkan lengan dan berlutut diikuti dengan tawa.Muatan dari
tawa ini adalah saling memaafkan jika ada perselisihan. Setelah selesai Tarik
napas dalam dan pelan.
16) Langkah Keenambelas
Tawa bertahap. Di sini tutor menginstruksikan agar peserta mendekatinya.
Tutor mengajak peserta untuk tersenyum kemudian secara bertahap menjadi
tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa
lepas penuh semangat. Tawa ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai
tarik napas dalam pelan.
17) Langkah Ketujuhbelas
Tawa dari hati ke hati. Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi.
Semua peserta terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus
bersama-sama tertawa dengan saling bertatapan dengan perasaan lega. Peserta
juga bisa saling bersalaman atau berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban
yang mendalam.
2) Terapi
Rendam Kaki
Air Hangat
Pengertian
Hidrotherapy dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara rutin.
Jenis hidrotherapy antara lain adalah mandi air hangat mengompres, dan
merendam kaki dengan air hangat. Secara ilmiah air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama berdampak pada pembuluh darah
dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar (Lalage, 2015).
Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah sehingga
diharapkan dapat mengurangi tekanan darah.
Persiapan Alat
a.Ember
b.Air hangat
c.Kursi
d.Handuk kecil
e.Lingkungan yang nyaman
2. Prosedur
a.Melakukan tensi sebelum dilakukan terapi rendam kaki air hangat
b.Posisikan klien dalam kondisi duduk diatas kursi
c.Kemudian kaki dimasukkan ke dalam ember atau baskom yang sudahdiisi 2
liter air hangat dengan suhu air 39°C selama 15 menit
d. Basuh kaki dengan handuk kecil
e. Melakukan tensi setelah dilakukan terapi rendam kaki air hangat
3) Relaksasi dengan Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, Selain dapat
mengurangi ketegangan otot, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002).
Prosedur
a. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik.
b. Posisi dapat duduk atau jika tidak mampu dapat berbaring di
tempat tidur.
c. Instruksikan untuk menarik atau menghirup nafas dalam dari hidung.
sehingga rongga paru-paru terisis oleh udara melalui hitungan 1, 2, 3,
4 kemudian ditahan sekitar 3-5 detik.
d. Instruksikan untuk menghembuskan nafas, hitung sampai tiga scara
perlahan melalui mulut.
e. Instruksikan untuk berkonsentrasi supaya rasa cemas yan
dirasakan bisa berkurang bisa dengan memejamkan mata.
f. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga merasa tenang
g. Ulangi sampai 10 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
h. Lakukan maksimal 5-10 menit.
Poster