Uploaded by awhhandoko

MekanismeProses

advertisement
Mekanisme Proses
Pendahuluan
• Faktor Pembentuk Tanah
Aktif  iklim, organisme
Pasif  bahan induk, waktu
Penghambat  topografi
Percepatan  topografi
• Proses yang terjadi selama pembentukan tanah
Penghancuran: Mineral primer/batuan induk
 Pelapukan kimia, Biokimia, Fisika
Reaksi kimia  pelarutan, oksidasireduksi, pelindian/pencucian,
pemasaman, penggaraman dll.
Pembentukan: Material sisa, mineral sekunder
 lempung, oksida dll.
Komponen organik  biodegradasi dan pembentukan
MAHLUK HIDUP (Flora dan Fauna)
• Kebutuhan Primer:
– Udara (O2 dan CO2)  respirasi dan fotosintesis
– Air  media berlangsungnya reaksi
– Energi  pembentukan dan penguraian rantai
karbon
– Nutrisi  Aktifitas di luar dan pada rantai karbon
• Asal Pemenuhan Kebutuhan
–
–
–
–
Daur
Daur
Daur
Daur
Atmosfir
Hidrologi
Nutrisi
Energi
• Hukum Alam: Kekekalan Massa
• Pelapukan: Perubahan mineral secara kimia yang
melibatkan air, gas, asam dll.
• Tanah merupakan hasil perombakan dari bahan
induk yang melibatkan pengurangan dari unsurunsur yang ada dalam bahan induk.
• Element loss/depletion is determined by
elements position on periodic table (which
column or group of columns) AND the element’s
ionic potential
SIKLUS HIDROLOGI
SIKLUS AIRTANAH
• Keywords : infiltrasi – perkolasi - recharge
Profil Tanah
Tropika
Bahan Primer
Proses
Hasil
Proses Sekunder
Bahan
Induk
mineral
Hidrolisis
Hidrasi
Pelarutan
Oksidasi
Reduksi
Iklim
A
Organisme
Residu resisten
Quartz, Zirkon, dsb.
B
segar
Nitrifikasi &
mik. Org. Transformasi nitrogen
Componen alterasi:
Oksida hidrat, Silika,
Mineral lempung
Lapukan terlarut:
Na, K, Ca, Mg, HCO3,
Cl, SO4, HPO4, SIO4
Humus, NO3, NH4,
Asam-asam organik.
Waktu
A. Mikroorganisme
B. Penyerapan hara
Bagan Proses Pembentukan Tanah (Yalon, 1960)
Pertukaran
ion,
Translokasi
Dispersi
Agregasi
Penjonjotan
TANAH
Air tanah,
permukaan
Reaksi
• Hidrasi: Perubahan suatu senyawa dari bentuk solid ke
bentuk lain yang dengan masuknya molekul air ke struktur
bahan solid tersebut
– Hematit (2Fe2O3) + 3 H2O  limonit (2Fe2O3.3H2O)
• Hidrolisis: Reaksi dari suatu senyawa dengan air yang
membentuk suatu oksida dan bahan lain yang lebih mudah
larut
– Ortoklas + HOH  clay + KOH
• Pelarutan: Reaksi suatu senyawa dengan air dan melarutkan
senyawa tersebut
– NaCl + H2O  Na+ + Cl• Oksidasi: Proses pelapukan mineral yang melibatkan reaksi
dengan oksigen dan kehilangan elektron/muatan negatif pada
elemen yang sama
– 4FeO + H2O  2Fe2O3 + H+
• Reduksi: Reaksi dengan penambahan muatan negatif atau
kehilangan muatan positif
– NO3 + e-  NH4 + OH+
• Kompleksi: Penggabungan ion larut – tidak larut  kelat (Feorg), kristalisasi/penjonjotan
Nilai Redoks
Oksidasi
O2
NO3
MnO2
Fe2O3
SO42CO2
Reduksi
H 2O
N 2, N 2O
Mn2+
Fe2+
S2CH4
Eh (mV)
>
300 –
280 –
200 –
- 100 – - 200 – -
320
250
220
100
200
280
Kelarutan R  O
Sangat larut
Menguap
Banyak larut
Banyak larut
Sedikit larut
Menguap
Ciri Redoks/Glei
1. Nodul/konkresi (Fe, Mn)  tersementasi
2. Massa, seperti nodul tapi tidak tersementasi, bercampur dalam
matrik
3. Penebalan pori, merupakan perpindahan bahan dari matrik ke
didinding pori >< deplesi redoks
4. Matrik tereduksi  tanah rawa/sawah diudarakan dan berubah
warna  reaksi dengan aa dipiridin
Penambahan
ion, senyawa terlarutkan, dan bahan
tersuspensi lewat curah hujan; bahan
organik; debu; dan gas O2, CO2, dan N2
muka tanah
Alih ragam
bahan organik
mineral primer
humus
lempung aluminosilikat
oksida
oksida terhidrat
ion
H4SiO4
Alihtempat
humus, lempung, ion,
dan H4SiO4
Penyingkiran
bahan organik, lempung,
senyawa terlarutkan, dll.
oleh erosi dan aliran
limpas
Alihtempat
ion, H4SiO4
batas bawah tanah
Pelindian
ion, H4SiO4
Berbagai proses mikro dalam pembentukan morfologi tanah
Penghasilan H+ dari berbagai proses di alam
1. respirasi, udara, dan perombakan bahan organik
CO2  H2O

H2CO3

H2CO3

H+  HCO 3
2. hidrolisis Al (Tan, 1994)
Muatan Al hidroksida
Al3+  H2O
Al(OH)2+  H+
3+
berubah dari positif
Al
 2H2O
Al(OH) 
 2H+
2
Al3+  3H2O
Al3+  4H2O
0
Al(OH) 3
 3H+
Al(OH) 
4
 4H+
lewat nol ke negatif.
Sejalan dengan
peningkatan derajat
hidrolisis dari 1 ke 5
H2O, keterlarutan Alhidrat menurun
2 
Al(OH) 5
 5H+
Al3+  5H2O
3. nitrifikasi (Stevenson, 1969; Richards, 1976; Tan, 1994)
2NH 
 3O2  2NO 
 2H2O  4H+  energi
4
2

2NO 
 O2
 2NO 3
 energi
2
4. oksidasi N: nitrogen dalam udara (N 2 dan N2O).
2N2O  O2

4NO
4NO  2O2

4NO2
4NO2  2H2O  2HNO2  2HNO3
(Tan, 1994)
5. oksidasi bentuk reduksi dari mangan dan besi
6. oksidasi S (Alloway & Ayres, 1994; Tan, 1994)
butiran S  O2

SO2
SO2  ½O2  SM 
SO3
SM = sinar matahari
sebagai katalisator
SO3  H2O

H2SO4
SO2 + H2O

H2SO3
SO2  H2O  2NO 
H2SO4  N2O
7. Panenan
8. Perombakan bahan organik
Genesa Tanah
Setempat/otochton
e
Insitu formation:
+ Transformasi
+ Transportasi
+ New formasi
- Proses genesis
- Diferensiasi horizon
- Diagnostik horizon
- Klasifikasi, Evaluasi
Transported/alochton
Sedimentasi:
- Bahan dari luar (grafitasi)
- Sungai: Aluvial
- Rawa: sedimen mineral
- Bahan setempat:
- Gambut
- Bahan luar dan setempat
- sedimen marin
+ Transformasi
+ Transportasi
+ New formasi
- Proses genesis
- Diferensiasi horizon
- Diagnostik horizon
- Klasifikasi, Evaluasi
Peristiwa yang merajai dalam
pembentukan morfologi tanah ialah:
•
•
•
•
•
penambahan,
penyingkiran,
pelindian,
alihragam, dan
alihtempat.
Pelapukan merupakan tanggapan bahan litosfer terhadap
keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan
lingkungan asalnya untuk memperoleh keseimbangan
ujud baru.
Dekomposisi adalah perombakan bahan organik menjadi
senyawa organik yang lebih sederhana. Mineralisasi
adalah dekomposisi tuntas sampai kepada penguraian
penyusun dasar bahan organik berupa senyawa
anorganik dan unsur kimia.
Buol, dkk. (1980), Proses Mikro Penting
• memasuk-campurkan bahan organik ke dalam
tanah mineral lewat permukaan tanah yang
membentuk horison A
• eluviasi lempung, Fe, dan/atau Al yang
membentuk horison E
• illuviasi lempung, Fe, Al, dan/atau humus yang
dialihtempatkan dari horison A dan/atau E yang
membentuk horison B
• pelindian garam dan mineral silika yang
melonggokkan seskuioksida (R2O3) secara
residual yang membentuk horison oksik
• Anti-eluviasi (alihtempat ke atas) yang
melonggokkan garam dan membentuk horison
salik (garam netral), kalsik (garam Ca dan/atau
Mg karbonat), atau natrik (garam basa Na)
• gleisasi yang membentuk horison G, otoglei
(perembihan buruk), stagnoglei
(penggenangan), dan hidroglei (air bumi
dangkal)
• pedoturbasi yang membaurkan horison
yang ada atau menghalangi pembentukan
horison (mekanik-kembang kerut fraksi
lempung, ulah tumbuhan-akar dan
tumbangnya pohon, dan kegiatan hewan
penghuni tanah-membuat terowongan,
sarang, dsb.)
• penghambatan horisonisasi karena suhu
beku (air tidak aktif karena berada dalam
bentuk padat es) atau karena kelangkaan
air
Transformasi dan Translokasi:
• Unsur yang paling mudah terlarut (kation
basa) diangkut dengan pelonggokan nisbi
terhadap unsur yang kurang terlarut
seperti: Si, Al, Fe dan Ti.
• Si lebih terlarut daripada Al+3 dan Fe+3 (pada
pH >5).
• pH rendah oleh senyawa organik, Al dan
Fe+3 diikat secara kilasi.
• Fe cenderung membentuk mineral sekunder
Fe, seperti gutit, lepidokrosit, hematit
dan/atau ferihidrit.
• Si dan Al cenderung membentuk ikatan
alumino-silikat.
Mineralogi Tanah
• Bila proses pengangkutan berjalan lambat, mineral sekunder
yang terbentuk mempunyai nisbah SiO2/A12O3 kurang lebih
4, misalkan mineral tipe 2/1. Sebagian unsur alkali dan
alkalin terlarut terikat di permukaan antar kisi: Proses
"Bisialisasi“
• Bila pelapukan dan pelindian yang berjalan kuat, semua
unsur alkali dan alkalin terlarut terangkut dan dipindahkan,
demikian juga Si yang tinggal bersama Al membentuk 1/1
alumino-silikat. Proses monosialisasi atau kaolinisasi.
Kedua proses di atas umum terjadi di wilayah tropika basah
dan pada waktu yang lalu disebutkan sebagai proses
"laterisasi".
• Bila pelapukan dan pelindian berjalan dengan sangat cepat
maka semua Si terangkut, dan yang terbentuk hanya
hidroksida bebas Al: Proses Alitisasi (pembentukan gibsit,
kadang-kadang bohmit).
• Bila terjadi pelonggokan unsur yang mudah larut (alkali dan
alkalin serta Si. Cl- dan SO4-2) mineral sekunder yang
terbentuk adalah silikat yang kandungan Al rendah, banyak
mengandung unsur Si, alkali dan alkalin, terutama smektit.
Pada kondisi pH alkali, hormit dan zeolit akan terbentuk.
Sulfat dan klorin mengendap membentuk garam bebas
Clay
Mineral
Classification
Tetrahedral Sheet
Arrangement
Example
Chemical Formula of Specific
Minerals
Si/Al+Fe
Phyllosilicates
2 (tetra):1(oc ta)
sme ctite
group
vermi culite
group
kaolin
group
sili ca group
iron oxides
(montmorilli nite)
Mx(Al3.2Fe0.2Mg0.6)(Si 8)O20(OH)4 (1)
(trioctahedral vermiculite)
Mx(MgFe)6(Si8-xAlx)O20(OH)4(2)
(kaolinite)
(Al4)(Si 4)O10(OH)8
(opal) SiO2 •nH2O) (3)
(geothite) FeOOH
2
(hematite) Fe2O3
0
(ferrihydrite) Fe5(O4H3)3 (4)
0
(gibbsite) Al(OH)3
0
(calcite) CaCO 3
NA
NA
NA
2 (tetra):1(oc ta)
1 (tetra):1(oc ta)
Tectosilicates
Oxides
NA
NA
alumi num
oxides
Carbonates
Organic Matter
NA
NA
NA
2
1
infinity
0
CEC
(meq(+)/100g
mineral
110 (range 47162 ) (5)
150 (range 144207 ) (2)
1 (range 0-1)
(6)
0
~0 (pH
dependent) (4)
~0 (pH
dependent)
~0 (pH
dependent)
~0 (pH
dependent)
~0 (8)
100 -900 (pH
dependent) (9)
(1) from G. Sposito, The Chemistry of Soils, Oxford University Press, New Yo rk (1989).
(2) from L.A. Do uglas, Vermiculites. In: J.B. Dixon and S.B. Weed, Minerals in Soil Environments, 2nd Ed., Soil Science
Society of America, Madison, WI (1989).
(3) amorphous or paracrystalline
(4) from U. Schwertman and R.M. Ta ylor, Iron Oxides, Chap. 8 In: J.B. Dixon and S.B. Weed (op. cit. 2).
Observed Silicate Mineral Weathering Pathways in Soils
PRIMARY SILICATES
SECONDARY MINERALS
NESOSILICATES
silicon
smectite
silicon
opal
kaolinite
iron
gibbsite
silicon
Si(OH)4
INOSILICATES
Fe oxides
calcium
calcite
calcium
PHYLLOSILICATES
biotite
muscovite
TECTOSILICATES
-K
trioctahedral
illite
-K
dioctaheral
illite
trioctahedral
vermiculite
dioctahedral
vermiculite
plagioclase
feldspars
quartz
Si(OH)4
INCREASING DEGREE OF DESILICATION
1:1 phyllosilicates:
kaolinite
•One layer of Si
tetrahedra
•One layer of Al
octahedra
•Individual minerals
are held to another via
H bonds
2:1 Phyllosilicates: di and trioctahedral
Dioctahedral (smectites)
•Substitution of +2 for +3 in
octahedral layer (called
isomorphous substitution)
•Creates a net negative charge
(and property of cation
exchange capacity)
•Results in expandable layers
•Trioctahedral (vermiculite)
•Substitution of +3 for +4 in
tetrahedral layer
•Also has CEC, but little or no
expansion
Other secondary mineral groups: oxides
Al oxides (gibbsite)
•Results of vigorous
chemical weathering
(desilication)
Non-silicate secondary minerals: oxides
Fe oxides
1. Geothite
• Yellowish brown
• Acidic, OM-rich
envir.
2. Hematite
• Bright red
• Warm, dry
environments
Non-silicate secondary minerals:
carbonates
Calcite
•Ca is released from some
weathering source
•Forms in arid to semi-arid
environments when soil
solution becomes saturated
•Presence in upper 1m
related to MAP
•Depth of carbonate layer
related to MAP
Non-silicates: sulfates
(gypsum)
•Presence of
sulfates in soils
usually occurs
in hyperarid
climates (or
sites with high
water table and
evaporative
enrichment of
salts)
Download