ARTIKEL EKONOMIKA PUBLIK (Sistem Ekonomi Liberal) DOSEN PENGAMPU: AFFAN AL-QUDDUS, S.Sos. DISUSUN OLEH: DINDA ASMARADHANA 1703100055 DWI PUTRI APRILIYANTI 1703100061 FARIDAH JULIANA SARI 1703100064 IRHAS ASSHIDQI 1703100071 MANISHA APRILIA 1703100089 MUAMMAR IQBAL 1703100068 RENI KESUMA PUTRI 1703100074 SELLA AMELIA 1703100079 UCI KHAIRUNNISAH 1703100083 3B IAN PAGI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 2018 I. PENDAHULUAN Sistem ekonomi liberal adalah sistem ekonomi dimana kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi dilakukan oleh pihak swasta. Pada sistem ekonomi pasar, pemerintah hanya mengawasi dan melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara. Sistem ekonomi pasar sesuai dengan ajaran yang dikemukakan oleh Adam Smith. Dalam bukunya Adam Smith menganjurkan agar kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Masyarakat menentukan jenis kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai kemakmuran.jika setiap individu makmur, maka negara pun akan makmur. Sistem ekonomi ini disebut juga dengan sistem ekonomi kapitalis sehingga pemerintah mungkin saja melakukan intervensi agar tidak terjadi monopoli oleh pihak swasta yang dapat membatasi kebebasan banyak orang dalam membuat keputusan. Namun, negara tetap menyediakan fasilitas umum meskipun ekonomi liberal menikmati pasar bebas. Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Sistem ekonomi liberal, didasarkan pada ajaran Adam Smith (1729-1790). Bukunya yang terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation. Adam Smith menyatakan bahwa “perekonomian akan berjalan dengan baik apabila pengaturannya diserahkan kepada mekanisme pasar atau mekanisme harga”. Teori ini kemudian dikenal dengan sebutan The Invisible Hands. Sistem ekonomi liberal, teori yang dipopulerkan oleh Adam Smith ini memiliki beberapa istilah, yaitu sistem ekonomi pasar, laissez-faire, dan ekonomi kapitalis. Istilah sistem ekonomi liberal disebut juga sebagai laissez-faire. Kata laissez-faire berasal dari bahasa Perancis yang artinya “biarlah mereka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan mereka”. Sistem ekonomi pasar disebut sebagai sistem ekonomi kapitalis. Istilah ini muncul dikarenakan dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku “Free Fight Liberalisme” (sistem persaingan bebas), yang artinya siapa yang memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal secara efektif dan efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis. Kapitalisme adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Sistem ekonomi pasar merupakan suatu tata cara pengaturan kehidupan pereekonomian yang didasarkan kepada Mekanisme pasar yaitu interaksi antara permintaan dan penawaran suatu barang yang kegiatannya tergantung pada kekuatan modal yang dimiliki oleh setiap individu. Peran pemerintah dalam sistem ekonomi pasar hanya mengawasi dan melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara. Garis berpaham ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah di Austria dengan berupa demokrasi di masyarakat yang terbuka. Paham liberali kebanyakan digunakan oleh negara-negara di benua Eropa dan Amerika Serikat|Amerika. Seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal dikenali dengan sebutan mild leftism estabilished. Meskipun demikian, dasar dari setiap aktivitas ekonomi tetap pada ekonomi pasar dan menjunjung tinggi hak kepemilikan pribadi. Meskipun ekonomi liberalisme dapat mendukung peraturan pemerintah, sistem ini cenderung menentang intervensi pemerintah di pasar bebas dan persaingan. Namun sistem ini dapat menerima intervensi pemerintah dalam rangka menghapus monopoli yang dilakukan oleh pihak swasta, karena hal tersebut dianggap dapat membatasi kebebasan individu dalam membuat keputusan. Ketika ekonomi liberal menikmati pasar bebas oleh pemerintah, negara tetap menyediakan fasilitas publik. Proteksionisme bertentangan dengan ekonomi liberal karena dianggap tidak mendukung perdagangan bebas dan pasar terbuka. Secara historis, ekonomi liberal muncul sebagai tanggapan akan merkantilisme dan feodalisme. II. PEMBAHASAN Sejarah Perkembangan Sistem Ekonomi Liberalis Di Indonesia Periode sejarah Indonesia1870-1900 sering disebut sebagai masa liberalisme. Pada periode tersebut untuk pertama kalinya dalam sejarah kolonial Indonesia kepada kaum pengusaha dan modal swasta diberikan peluang sepenuhnya untuk menanamkan modalnya dalam berbagai usaha kegiatan di Indonesia terutama dalam industri-industri perkebunan besar baik di Jawa maupun daerah-daerah luar Jawa. Selama masa ini modal swasta dari Belanda dan negara-negara Eropa lainnya telah mendirikan berbagai perkebunan kopi, teh, gula, dan kina yang besar di Deli, Sumatera Timur. Pembukaan perkebunan-perkebunan besar ini dimungkinkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870. Di satu pihak Undang Undang Agraria itu bertujuan melindungi petani-petani Indonesia terhadap kehilangan hak milik atas tanah mereka terhadap orang-orang asing, dan di pihak lain Undang-Undang tersebut membuka peluang bagi orang-orang asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia bagi kepentingan perkebunan. Demikianlah sejak tahun 1870 industriindustri perkebunan Eropa mulai masuk ke Indonesia. Dengan dibebaskannya kehidupan ekonomi dari segala campur tangan pemerintah serta penghapusan unsur paksaan dari kehidupan ekonomi akan mendorong perkembangan ekonomi Hindia-Belanda. Undang- undang Agraria tahun 1870 membuka Jawa bagi perusahaan swasta. Kebebasan dan keamanan para pengusaha dijamin. Hanya orang-orang Indonesia lah yang dapat memiliki tanah, tetapi orangorang asing diperkenankan menyewanya dari pemerintah sampai selama tujuh puluh lima tahun atau dari para pemilik pribumi untuk masa paling lama antara lima dan dua puluh tahun. Perkebunan swasta kini dapat berkembang di Jawa maupun di daerahdaerah luar Jawa. Pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869 dan perkembangan pelayaran dengan kapal uap dari waktu itu mendorong lebih lanjut perkembangan swasta dengan semakin membaiknya sistem perhubungan dengan Eropa. Perbaikan sistem perkapalan juga dapat memperlancar transportasi. Mulai tahun 1877 dibangun adanya pelabuhan, jalur kereta api, pengembangan lalu lintas, dan telekomunikasi. Namun demikian, semua itu bagi rakyat Indonesia hanya menjadi titik awal eksploitasi ekonomi baru oleh kaum kapitalis (modal swasta). Zaman liberal mengakibatkan penetrasi ekonomi yang masuk lebih dalam lagi ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di Jawa. Penduduk pribumi di Jawa mulai menyewakan tanah-tanah mereka kepada pihak swasta Belanda untuk dijadikan perkebunan-perkebunan besar. Berkembangnya perkebunan-perkebunan tersebut memberikan peluang kepada rakyat Indonesia untuk bekerja sebagai buruh perkebunan. Selain itu juga penetrasi di bidang eksport import tekstil yang mematikan kegiatan kerajinan tenun di Jawa. Perkembangan pesat perkebunan-perkebunan teh, kopi, tembakau, dan tanaman-tanaman perdagangan lainnya berlangsung antara 18701885. Selama masa ini mereka mampu meraup keuntungan yang besar dari penjualan barangbarang ini di pasar dunia. Setelah tahun 1885 perkembangan tanaman perdagangan mulai berjalan seret, karena jatuhnya harga-harga gula dan kopi di pasaran dunia. Dalam tahun 1891 harga pasaran tembakau dunia juga turun drastis. Jatuhnya harga gula di pasaran dunia dikarenakan penanaman gula bityang mulai ditanam di Eropa, sehingga mereka tidak perlu mengimpor lagi gula dari Indonesia. Krisis perdagangan tahun 1885 mengakibatkan terjadinya reorganisasi dalam kehidupan ekonomi Hindia-belanda. Perkebunan-perkebunan besar tidak lagi milik perseorangan tetapi direorganisasi sebagai perseroan terbatas. Bank perkebunan juga tetap memberikan pinjaman bagi perkebunan, namun setelah adanya krisis 1885 merekapun mengadakan pengawasan atas operasi perkebunan-perkebunan besar itu. Pada akhir abad ke- 19, terjadi perkembangan baru dalam kehidupan ekonomi di Hindia-Belanda. Sistem liberalisme murni dengan persaingan bebas mulai ditinggalkandan digantikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Kehidupan ekonomi Hindia-Belanda, khususnya Jawa mulai dikendalikan oleh kepentingan finansial dan industriil di negeri Belanda, dan tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin perkebunan besar yang berkedudukan di Jawa. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Liberalis 1) Hak milik atas alat produksi di tangan perorangan 2) Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran dipasar 3) Adanya persaingan bebas 4) Tidak ada campur tangan pemerintah dalam perekonomian 5) Modal memegang peran penting 6) Terbuka kesempatan bagi individu untuk mengejar keuntungan. 7) Motif utama adalah mencari laba yang terpusat pada kepentingan individu. Kebaikan dan Keburukan Sistem Ekonomi Liberalis Kebaikan 1) Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam penyelenggaraan perekonomian, karena masyarakat diberi kebebasan dalam menentukan kegiatan perekonomian. 2) Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik, karena terjadinya persaingan yang ketat. 3) Efisiensi dan efektivitas penggunaan faktor-faktor produksi dapat tercapai dengan baik, karena tindakan ekonomi yang dilakukan didasarkan kepada motif pencarian keuntungan yang sebesar-besarnya. 4) Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian. 5) Pengembangan usaha yang dilakukan produsen dalam memaksimalkan keuntungan memungkinkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Keburukan 1) Terjadi persaingan yang tidak sehat bila para pejabat melakukan korupsi. 2) Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat. 3) Sulit melakukan upaya pemerataan pendapatan dan kesejahteraan, dikarenakan prinsip yang belaku adalah free fight liberalism, dimana kunci untuk memenangkan persaingan adalah modal. 4) Banyak terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu. 5) Persaingan mendorong orang untuk melakukan segala macam cara untuk memperoleh kemauannya, Orang kaya semakin kaya, orang miskin semakin miskin. 6) Hanya orang yang memiliki sumber daya saja yang bisa kaya, sedangkan yang tidak punya hanya bisa menjadi buruh. 7) Terjadi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan sehingga dapat mencemari lingkungan. 8) Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang lemah. 9) Lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan daripada kepentingan masyarakat. Liberalisasi di NSB dan Negara Maju 1) Liberalisasi di NSB menitik beratkan pada pengurangan deficit anggaran dan tingkat implasi. Sementara itu, di negara-negara maju liberalisasi ditunjukkan untuk meningkatkan anggaran pemerintah melalui penjualan asset-aset negara kepada swasta. 2) Tujuan pelaksanaan liberalisasi diNSB ditekankan pada pencapaian program redistribusi pendapatan, sedangkan liberalisasi dinegara maju lebih ditujunkan pada pembentukan kelas menengah baru sebagai pendukung sistem pasar. 3) Terbatasnya kelas menengah di NSB menyulitkan pembentukan modal melalui pasar modal. Dengan meningkatnya kelas menengah dinegara maju sebagai akibat adanya liberalisasi, mendorong tumbuhnya investasi swasta. 4) Untuk meningkatkan modalnya, kebanyakan perusahaan swasta diNSB lebih senang menggunakan sistem perbankan (utang pada bank) dibandinglkan menjual sahamnya dipasar modal, sedangkan perusahaan swasta dinegara maju lebih menyukai menjual sahamnya melalui pasar modal dibandingkan meminjam modal dari bank 5) Pelaksanaan liberalisasi diNSB tidak terlepas dari pertimbangan unsur kedaerahan dan perbedaan etnis, dimana pertimbangan tersebut jarang ditemui dinegara maju Aspek Politik Pelaksanaan Liberalisasi 1) Aspek Ideologi yang di Anut Negara yang bersifat liberal akan lebih cepat mengurangi campur tangan pemerintah dalam perekonomiannya. Sebaliknya, campur tangan pemerintah sulit untuk dikurangi pada negara yang ideologinya menitik beratkan pada pemerataan. 2) Deficit Anggaran dan Krisis Keungan Pemerintah Sebagian besar badan usaha milik negara (BUMN) merupakan penyumbang besar dalam deficit anggaran pemerintah. Sebagai contoh, pada akhir tahun 1970 an BUMN menyumbang devisit anggaran pemerintahan antara 60% hingga 76%. Untuk mengatasi hal tersebut Liberalisasi dianggap sebagai langkah yang paling cepat untuk mengatasi devisit tersebut 3) Dominasi Koalisi dan Jaminan Sosial Pada umumnya, NSB yang menerapkan kebijakan substitusi impor diwarnai dengan adanya koalisi yang kuat antara elit pemerintah terutama dari kalangan militer, para manajer yang pro pemerintah, organisasi buruh, pegawai negeri, dan para professional dari kalangan menengah yang dekat dengan pemerintah 4) Terpeliharanya Kekuasaan Keberadaan BUMN memungkinkan bagi pemerintah untuk mempunyai akses langsung terhadap lapangan kerja, dana dan status. Adanya BUMN memungkinkan bagi pemerintah untuk mengontrol secara langsung aktivitas ekonomi. Akibatnya, secara langsung maupun tidak langsung hal ini akan menjaga kekuasaan pemerintah 5) Kelangsungan suatu pemerintah Hingga saat ini belum ada kesepakatan apakah liberalisasi lebih mudah dilaksanakan di negara demokratis ataukan negara otoriter. Satu hal yang perlu ditekankan bahwa apapun sifat pemerintahan suatu negara, diperlukan adanya dukungan yang cukup bagi kelangsungan pemerintahannya untuk melaksanakan liberalisasi perekonomian. III. PENUTUP Dapat disimpulkan bahwa dengan berjalannya Mekanisma Pasar secara murni, dimana terjadi Persaingan Bebas (Free Competition), akan tercipta keadilan dan kewajaran dalam masyarakat. Masing- masing pihak (pengusaha, buruh, konsumen, dan tuan-tanah) akan memperoleh bagiannya (keuntungan, upah, harga barang, dan sewa-tanah) yang wajar dan adil. Sistem ekonomi liberal , akan berdampak terjadinya ketimpangan ekonomi, kesemena-menaan dan kesenjangan sosial. Yang kaya akan semakin menjadi kaya sedangkan yang miskin akan semakin menjadi miskin karena tidak adanya pemerataan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Setiap negara tentunya memiliki kondisi atau ideologi yang berbeda, sama halnya dengan sistem ekonomi. Sistem ekonomi liberal ini bisa disebut dengan istilah sistem ekonomi pasar. Dimana yang menjadi peran utama, pilar atau tiang utama adalah mekanisme pasar dan pihak swasta. Sistem ekonomi liberal ini didasarkan pada ajaran Adam Smith pada bukunya yang berjudul The Wealth Of Nation. Teori yang dikenal dengan sebutan The Invisible Hands merupakan pernyataan dari Adam Smith yang menyatakan bahwa “perekonomian akan berjalan dengan baik apabila pengaturannya diserahkan kepada mekanisme pasar atau mekanisme harga”. Salah satu kebaikan dari sistem ekonomi pasar ini adalah kreativitas masyarakat lebih berkembang dan lebih efesien dalam memecahkan masalah ekonomi. Sedangkan keburukannya adalah persaingan yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi bukan kepentingan rakyat. Contoh negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Swiss, dan Belgia Meskipun memiliki sistem ekonomi demokrasi Pancasila, namun sebenarnya di Indonesia masih ada oknum-oknum yang menjalankan sistem ekonomi liberal. Namun, sistem ekonomi liberal di Indonesia tidak se-bebas di negara-negara lain, karena sistem ekonomi di Indonesia diawasi oleh pemerintah. Contoh negara yang sistem ekonominya menganut sistem ekonomi pasar adalah Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya seperti Perancis, Kanada, Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom. Juga beberapa negara di kawasan Asia seperti Hongkong, Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura , India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, dan Thailand. Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal dan Afrika Selatan. DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, Mudrajad. 2010. Ekonomika Pembangunan. Jakarta: Erlangga. https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_liberal https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-liberal.html http://hedisasrawan.blogspot.com/2015/10/sistem-ekonomi-liberal-artikel-lengkap.html