Uploaded by User85031

charon

advertisement
Charon
“perjanjian antara kehidupan dan kematian”
teman-temanku sangat suka hal-hal berbau mistis,
ya..tentu saja aku tak percaya dengan itu menurutku itu
semua hanya omong kosong belaka, saat ini mereka
tengah bermain jailangkung. Mereka memanggil
seseorang yang terbunuh di tangan colonial belanda—
dan siapa sangka mereka berhasil ?, hantu itu terbang
melewati mereka kemudian menghampiriku
“Buatlah perjanjian kematian denganku”
< PROLOG >
Chapter 1 :
Chapter 2 :
Chapter 3 :
Chapter 5 :
Chapter 6 :
Chapter 7 :
Chapter 8 :
Chapter 9 :
Chapter 10 :
< PROLOG >
“Ini beneran gak pa-pa bim ?” aku kini menyingkirkan
semak-semak yang menghalangi pandangan
“Gak pa-pa elah” teriak bima yang sudah berjalan jauh di
depan dia memimpin kami, menuju suatu tempat—
aku tak tahu di mana tepatnya
“Udah yon, lu santai ae” imbuh Dika
Lia tiba-tiba berseru heboh, “Bim ! itu tempatnya !” kami
serempak melihat kearah yang ditunjuknya
bima mengarahkan kami ke sana. Tempat itu aneh, enam
pohon besar membentuk posisi lingkaran dan di tengah
hanya ada tanah kosong tanpa di tumbuhi rumput atau
tanaman apapun, aku tak berani untuk melangkah lebih
jauh semantara yang lain langsung duduk
“Kalian ngapain duduk di situ ?” tanyaku
Lia mengeluarkan sebuah boneka jailangkung dari dalam
tas, yah. Kurasa itu sudah cukup untuk menjawab
pertanyaan yang kulontarkan barusan,
Bima mulai menggambar sebuah lingkaran sementara
dika menancapkan boneka itu ditengah ia memasang tiga
lilin dan mereka bertiga memegang boneka itu dengan
erat sambil menyanyikan sebuah lagu
Mendengarnya saja sudah membuatku merinding, angin
bertiup kencang hingga membuat api lilin padam,
“Ini berhasil !” Dika berteriak senang
“Berhasil apanya bodoh ! ngapain juga manggil makhluk
yang jelas gak ada” bantahku
Lia menarik sudut bibirnya, “Lihat saja,”
Dalam sekejap angin berhenti dan boneka jailangkung itu
patah menjadi dua.
Dari tanah muncul kepala yang perlahan-lahan mulai naik
sampai sekujur tubuhnya terlihat. Keadaannya
mengerikan—di kedua kakinya terdapat pasung yang
sudah putus ujungnya, tubuhnya terbalut kain putih
selutut yang di penuhi bekas tanah juga darah dan lubang
di tengah perut, tangannya penuh bekas sayatan, di leher
juga terdapat luka yang menganga lebar dan hampir
seluruh wajahnya tertutup rambut panjang menjuntai
sampai melewati mata kakinya
Sosok itu…terbang, dia melayang ke arahku wajahnya
sangat dekat denganku sampai aku bisa merasakan bau
amis yang begitu kuat dari tubuhnya
“ Buatlah perjanjian kematian denganku”
Chapter 1
It’s not your fault (a)
DEG !
Aku terbangun dan aku melihat keadaan sekitar, ini
kamarku bukan tempat aneh itu. Itu hanya mimpi tapi
kenapa terasa sangat nyata ? bahkan hidungku samarsamar dapat mencium bau amis sosok yang ada di
mimpiku
“ YON BANGUN YON ! KALO GAK BANGUN
MAMA GREBEK KAMARMU !” Mama berteriak dari
dapur, jujur saja walau antara dapur dan kamarku agak
jauh tapi tetap saja aku bisa mendengarnya dengan jelas
Aku segera turun dari kasur, mencuci wajahku dan
bergabung bersama yang lain pemandangan pertama yang
kulihat sama saja,
Papa yang sibuk mencari siaran berita,adikku
memintanya untuk membuka kartun, mama ada di dapur
dan kochenk oren rebahan di depan TV sambil
memamerkan perutnya
Sederhana tapi cukup untuk membuatku bahagia
Aku ikut duduk bersama mereka sembari mengambil
selembar roti. Ku-oleskan selai buah di atasnya
“Oh. Dione tadi Bima datang mau ngajak nginap” mama
membuka percakapan,
aku hanya manggut-manggut, “Terus mama jawab apa?”
mama menggelengkan kepalanya pelan, “ dia kena kudis
takut nular makanya gak mau”
“ Ngelawak ma?” papa memberikan tatapan mengejek,
tak lama ia tertawa pelan
“Kok mama tolak ? padahal Dione mau ikut” bibirku
manyun dan menunjukkan mata memelas padanya
Mama membantah, “Di sana ada Lia, entar kamu apaapain lagi anak orang” aku langsung bergedik ngeri
“Ada bundanya Bima sama kak Gema” jelasku, mama
masih kekeuh dengan pendiriannya aku menarik nafas
panjang, “ lagian lebih takut Dione sama Lia” ceplosku
“Hah ?” udah keceplos juga sekalian aja di jelasin sampai
selesai dari pada bikin bingung, right ?
“Lia itu aneh—gelangnya di kasih gantungan kunci
jenglot mini, kemana-mana selalu kantongin boneka
santet sama jarumnya buat apa coba ? terus suka banget
nyanyi lagu lengsir wangi, dan yang paling parah dia rela
lakuin apapun asalkan ritual pemanggilan dia bisa lancer
aneh kan?”
***
“Bim gue udah di depan rumah lo” Yup, dapat izin walau
dengan cara aneh… karna penjelasanku mama
melarangku untuk berhubungan lebih jauh dengan Lia
cukup hanya sebatas teman
Seseorang membuka pintu, “Hey ma bro !” Dika
menepuk pundakku sebagai tanda penyambutan,tunggu
sebenarnya ini rumah siapa ?
“Kok lo yang nyambut? Terus ini rumah lo apa Bima ?”
tanyaku beruntun
Dika menoleh, “Milik bersama.”
Aku mengedikkan bahu, dan berjalan menyusul Dika
menuju kamar Bima. Di sana Bima sudah sibuk berkemas
begitu juga Lia, “Udah siap semua kuy jalan !” teriak Lia
lantang
Kami sampai di tujuan tapi kok kayak, Déjà vu ya ?
Yah benar saja… semua yang ada di mimpiku menjadi
nyata, sekarang sosok itu berdiri atau lebih tepatnya
‘melayang’ tepat di hadapanku
Sosok itu berputar mengelilingiku, bahkan sesekali
tubuhnya terbang menembus diriku, ugh. Aneh
“ Yup. Tumbal yang sempurna” kalimat itu membuatku
bergedik ngeri, apa-apaan ‘tumbal’ ? memangnya aku ini
hewan yang akan di berikan pada siluman ?
Aku memasang wajah tak suka padanya, “cuih” ya…
hanya itu kalimat yang terpikikirkan olehku
“HEY APA MAKSUDNYA ITU ?!” dia berteriak.
Suaranya sangat nyaring aku merasa gendang telingaku
akan pecah jika dia terus berbicara
Sosok itu terus saja berceloteh tak jelas, terkadang
menggunakan istilah yang tidak ku mengerti, aku
menghela nafas panjang “ Hentikan…”
Lia mendekati sosok itu dia menghempaskan tangannya
beberapa kali, “ Nembus !” bisiknya. Lia memanggil
Bima dan Dika untuk mencobanya, mereka malah
bersemangat seperti mendapat mainan baru. Sosok itu
diam ia menoleh kebelakang dengan tatapan dingin yang
menusuk “ Jangan menyentuhku, kalian para serangga”
Lia langsung diam seolah terpaku, sosok itu mengulurkan
telapak tangannya tepat di depan mata Lia dari telapak
tangannya keluar sebuah kayu tipis, dia langsung
menusuk kayu tepat ke retina, Lia berteriak kesakitan
darah segar mengucur deras dari matanya ia berusaha
begerak untuk menggapai kayu itu
“ Masih hidup?” sosok itu terus mendorong kayu itu
hingga merobek matanya, “ Matamu jelek. Bagaimana
kalau aku menambahkan motif yang indah?” sosok itu
tersenyum sinis
Lia menggelengkan kepalanya pelan , “ Ti..dak”
Sosok itu masuk ke dalam tanah, sejenak aku menghela
nafas lega. Dika belari ke arah lia yang sudah terkulai di
tanah ia menangis kata ‘maaf’ berulang kali di
ucapkannya “Ayo” Dika menggendong Lia dan mengajak
kami pergi.
Saat hendak pergi tanah mulai bergetar, sesuatu dengan
cepat seperti ingin keluar dari tanah. “KEJUTAN !”
sebuah pohon tumbuh dengan cepat dengan banyak
cabang yang tajam menusuk Dika dan melontarkannya,
Dika membuat dirinya sebagai tumpuan untuk Lia. Naas,
pohon itu sudah tumbuh tinggi dan menusuk Dika
bersamaan dengan Lia ia jatuh ke tanah isi tubuhnya
berceceran aku dan Bima diam membisu, yang bisa kami
lakukan hanya meratapi kematian mereka
Bima menatapku kosong, “ Dione. Ini salah gue, kan ?”
Download