Uploaded by User84702

Modul Analisis Batubara

advertisement
ANALISIS BATUBARA
AAF, BZT, FS
 Analisis Batubara yang akan kita pelajari meliputi:
 Analisis Proksimat
 Analisis Ultimat
 Analisis Proksimat:
Analisis yang melibatkan variabel:
- Moisture : kadar lengas
- Ash (kadar abu) : material inorganik yang tersisa setelah pembakaran
- Volatil matter (zat terbang) : kandungan gas dan uap
- Fixed carbon (karbon tertambat) : material non-volatil
1. ASTM D3173-73 (Moisture)
Bahan :
 Bubuk batubara
Alat :
 Mesh nomor 60, 80, dan 100
 Oven
 Kapsul terbuat dari porselen dengan kedalaman 22 mm dan diameter 44 mm
 Sendok atau spatula
 Desikator
Prosedur :
 Sampel ditumbuk hingga melewati mesh no 60, gunakan bubuk batubara yang
tertampung di mesh no 80 dan no 100.
 Panaskan kapsul kosong di 104-1100C selama 20 menit
 Dinginkan di desikator selama 15 sampai 30 menit dan timbang
 Ambil dengan sendok atau spatula dari botol sampel sekitar 1 gram sampel
 Masukkan dengan cepat ke dalam kapsul, tutup dan timbang sekaligus
 Setelah melepas penutup kapsul dimasukkan ke dalam oven bersuhu 104 - 1100C
(Tempatkan juga penutup dalam oven)
 Setelah 1 jam, buka oven, tutup kapsul dengan cepat, dinginkan dalam desikator, timbang
dengan cepat ketika mendingin
©bzt
Menghitung presentasi moisture:
Moisture (M) = [(A-B) / A] x 100
dimana:
A = gram sampel yang digunakan
B = gram sampel setelah pemanasan
2. ASTM D3174-73 (Ash)
Bahan :
 Bubuk batubara atau memakai sampel moisture
Alat :
 Oven
 Kapsul terbuat dari porselen dengan kedalaman 22 mm dan diameter 44 mm
 Spoon atau spatula
 Desikator
Prosedur :
 Tempatkan kapsul yang berisi bubuk batubara dari sampel moisture dalam oven yang
dingin
 Panaskan bertahap sehingga suhu mencapai 5000C dalam 1 jam dan 7500C dalam 2 jam.
Waktu pemanasan batubara yang diperlukan sebanyak 3 jam.
 Setelah 2 jam, buka oven, tutup kapsul dengan cepat, dinginkan dalam desikator, timbang
dengan cepat ketika mendingin
Menghitung Ash:
Ash = [(A-B) / C] x 100
dimana:
A = berat kapsul dan residu ash, gram
B = berat kapsul kosong setelah dipanaskan 1050C, gram
C = berat sampel analisis yang digunakan (dari analisis moisture)
3. ASTM D3175-77 (Volatile Matter)
Bahan:
 Bubuk batubara
©bzt
Alat :
 Mesh nomor 60, 80, dan 100
 Oven
 Spoon atau spatula
 Desikator
 Wadah platinum, kapasitas wadah harus tidak kurang dari 10 atau lebih dari 20 ml,
diameter tidak kurang dari 25 atau lebih dari 35 mm, dan tingginya tidak kurang dari 30
atau lebih dari 35 mm.
Prosedur :
 Sampel ditumbuk hingga melewati mesh no 60, gunakan bubuk batubara yang tertampung
di mesh no 80 dan no 100
 Tempatkan 1 gram sampel dalam wadah platinum yang telah ditimbang, tutup dengan
penutup, dan timbang dengan penutup wadah
 Naikan suhu oven sampai 950 ± 200C, pertahankan pada suhu 950 ± 200C
 Masukkan wadah platinum (tanpa tutup) ke oven
 Setelah terdapat perubahan dari zat terbang, tutup wadah platinum dengan penutup wadah.
Tanda penurunan kecepatan ditunjukkan oleh hilangnya api bercahaya.
 Setelah pemanasan total persis 7 menit, keluarkan wadah dari oven. Dinginkan di
desikator, biarkan dingin dan timbang dengan cepat ketika mendingin (timbang bersamaan
dengan tutup)
Hitung persentasi berat yang hilang :
Berat yang hilang,% = [(A-B) / A] x 100
dimana:
A = berat sampel yang digunakan, gram
B = berat sampel setelah pemanasan, gram
Hitung persentasi zat terbang pada sampel analisis :
Zat terbang dalam sampel analisis,% = C - D
dimana:
C = berat yang hilang,%
D = moisture,%
©bzt
4. Fixed Carbon
FC = 100% - (%moisture + %volatile matter + %ash)
 Analisis Ultimat:
 Analisis geokimia untuk mengukur carbon (C), Hydrogen (H), Nitrogen (N),
Oksigen (O), dan Sulfur (S)
 Digunakan untuk penentuan peringkat batubara
 Menggunakan data analisis kandungan C, H, N
Nilai oksigen diperoleh dari :
O (%) = 100% - (%C + %H + %N)
 Atomic Ratio Calculation  Van Krevelen’s Diagram
Atomic Ratio H/C = %H / ArH
%C / ArC
Atomic Ratio O/C = %O / ArO
%C / ArC
©bzt
Download