Uploaded by User84409

BAB I Metopen

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berjalan kaki merupakan bagian dari sistem transportasi atau sistem
penghubung kota (linkage System) yang cukup penting karena kehidupan kota
terlihat dari adanya aktifitas pejalan kaki di ruang kota. Menurut Shirvani (1985),
jalur pedestrian merupakan elemen penting perancangan kota. Ruang pejalan kaki
dalam konteks kota dapat berperan untuk menciptakan lingkungan yang
manusiawi dan ramah. Menurut Lang (1994), Jaringan jalur pedestrian
mempunyai kaitan antara tempat asal dan tujuan pergerakan orang, adanya
hubungan antara fungsi berjalan kaki dengan fungsi yang lainya, Sehingga
penciptaan ruang jalur pedestrian yang baik adalah bagaimana ruang jalur
pedestrian dapat mengakomodasi atau memenuhi aktifitas pejalan kaki dalam
pergerakanya maupun aktifitasnya. Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang
untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan
kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan
kenyamanan bagi pejalan kaki (Rustam Hakim, 2003).
Di negara-negara maju pedestrianisasi menjadi amat populer sebagai
upaya memecahkan masalah sirkulasi manusia dalam kota sekaligus dalam rangka
memanusiakan kota (Jacobs, 1961). Di Indonesia pedestrian masih belum
mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Pedestrian bagi sebagian kota di
Indonesia hanya dianggap sebagai pelengkap jalan raya saja, karena pembangunan
kota lebih mengutamakan ruang atau jalan bagi kendaraan bermotor, Sehingga
kurang ada perencanaan, perhitungan dan perancangan yang sungguh-sungguh
untuk pedestrian. Saat ini masih banyak jalan di kota-kota di Indonesia yang
memiliki volume pejalan kaki yang tinggi namun tidak tersedia jalur khusus
pejalan kaki maupun fasilitas penunjangnya. Meskipun jalur pedestrian sudah
tersedia namun banyak yang beralih fungsi dan kurang diminati lagi.
Jalur pejalan kaki yang terdiri dari trotoar, zebra cross dan jembatan
penyeberangan orang merupakan bagian daripada rekayasa jalan raya, dengan
maksud untuk membagi antara jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki. Trotoar
harus disediakan pada bagian jalan raya, dimana dengan ketentuan adanya jumlah
minimal 300 pejalan kaki per 12 jam, dan jumlah minimal 1000 kendaraan yang
melintas jalan tersebut per 12 jam. Mengingat fungsi trotoar adalah jalur jalan
yang khusus dipergunakan untuk lalu lintas pejalan kaki (pedestrian), maka dapat
diartikan bahwa trotoar merupakan hak jalur lalu lintas yang dipergunakan hanya
untuk pejalan kaki.
Jalan dikawasan kota Majalengka merupakan jalan yang dikelola oleh
pemerintah provinsi Jawa Barat yang merupakan jalur perbatasan antara kota
Cirebon dan Kota Bandung. Di kawasan Majalengka sekarang sedang banyak
pembangunan taman di sepanjang jalan di Majalengka, sehingga diperkirakan
nanti akan adanya pergerakan manusia yang cukup tinggi sekaligus membawa
konsekuensi terjadinya konsentrasi jalan kaki keberadaan fasilitas-fasilitas pejalan
kaki yang memadai sebagai salah satu prasarana lingkungan mutlak seperti
keberadaan jalur pedestrian.
Dengan adanya pembangunan pedestrian di kawasan Majalengka pasti
nanti ada dampak keuntungan bagi masyarakat Majalengka atau luar Majalengka.
Maka dari itu diadakan nya rencana penelitian mengenai keuntungan sosial
(Benefit social) pembangunan pedestrian di kawasan kota Majalengka.
1.2. Rumusan Masalah
“Apa keuntungan sosial (Benefit Social) pembangunan pedestrian di
kawasan kota Majalengka bagi masyrakat?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aplikasi
peraturan pemerintah yang berwenang terkait pembangunan pedestrian di wilayah
Majalengka, kondisi fisik dan kualitas jalur pedestrian, tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap jalur pedestrian dan tingkat kenyamanan, baik berdasarkan
standar maupun persepsi pejalan kaki pengguna jalur pedestrian yang terdapat di
kawasan kota Majalengka.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan
bagi pengguna jalur pedestrian yang berada kawasan kota Majalengka.
1.4.1. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan masukan/saran dan kritik terhadap pemerintah
Majalengka terkait pembangunan pedestrian di kawasan kota Majalengka.
1.4.2. Bagi Pengguna Jalur Pedestrian
Sebagai wacana bagi para pejalan kaki agar mau menggunakan
fasilitas pejalan kaki yang telah disediakan oleh pemerintah demi
keamanan dan ketertiban lalu lintas.
Download