Jurnal Eksperimen Fisika I Semester Ganjil T.A.2020 – 2021 Universitas Muhammadiyah Makassar Osilasi Teredam Rangkaian RLC Suci Haerunnisa1) Hartono Bancong2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Sulawesi Selatan [email protected] Abstrak-Eksperimen ini berjudul osilasi teredam rangkaian RLC Seri yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh perubahan resistansi terhadap peluruhan energi dalam rangkaian RLC seri dan untukmengetahui logaritma peluruhan energi dan konstanta redaman rangkaian RLC seri. Teknik pengambilan data yaitu pertama mengatur rheostat pada posisi minimum kemudian mengukur periodeosilasi dan mengukur amplitude gelombang yang terbentuk untuk setiap satu gelombang dan mencatat resitansinya, pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali dengan nilai resitansi yang berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin besar perubahan resitansinya maka semakin besar pula peluruhan energi yang terjadi pada rangkaian RLC seri. Hasil analisis data yang diperoleh yaitu besar nilai logaritma peluruhan untuk resistansi 52.6 Ω, 60.3 Ω, dan 70.8 Ω yaitu berturut-turut 0.79, 1.02, dan 0.92 dan untuk nilai konstanta redaman secara praktek (5.51, 6.32 dan 7.42 ) sedangkan secara teori yaitu (6.00, 7.00 dan 7.00). Perbedaan nilai konstanta redaman secara praktek dan teori disebabkan karena faktor alat yang digunakan tidak kondusif dan kurangnya ketelitian praktikan saat melakukan pengamatan. Kata Kunci : Resistansi, peluruhan energi, dan konstanta redaman Abstract-This experiment called oscillations muffled the series of the RLC series whose aim is to investigate the influence of a change in resistance to decay energy in a series of the rlc series and to know the logarithm decay energy and constant damping the series of the RLC. Series. Data mining techniques which is the first set up a rheostat on minimum position then measuring periodeosilasi and measuring wave amplitude formed for every one of the waves and record the resistance, data retrieval done 3 times with a different value resitansi. Based on observation obtained that the greater changes resitansinya then the larger the decay that energy is going on in the series the rlc. seriesThe analysis of data obtained by the large values of the logarithm decay to a resistance 52.6 Ω, 60.3 Ω, and 70.8 Ω, are 0.79, 1.02, and 0.92 and to constant value in practice ( 5.51, 6.32 and 7.42 ) while in theory which is ( 6.00, 7.00 and 7.0). The difference damping constant value in practice and theory caused because of a tool used is not conducive and lack of precision when making an observation. Key words: Resistance, decay energy, damping and constant I. PENDAHULUAN bergerak bolak-balik dan melalui titik setimbangnya. Bagi Secara tidak kita sadari kita menerapkan ilmu fisika. sebuah mahasiswa fisika hal tersebut bukan hanya dianggap Salah satu contohnya yaitu ketika kita waktu di Taman Kanak- sebagai sebagai mainan anak-anak tetapi bisa juga untuk media kanak kita dengan polosnya bermain ayunan dimana ayunan ini pembelajaran, yaitu tentang getaran. Sebuah getaran di mana getaran ini juga bergerak bolak-balik seperti ayunan tersebut. rangkaian RLC banyak atau sering digunakan sebagai Dalam sebuag getaran pastilah ada sebuah redaman sehingga rangkaian yang disetel karena rangkaian ini juga bias benda yg bergetar akan mengalami reduksi amplitudo. Getaran digunakan sebagai bass-bassfilter dan tuning aplikasi. atau osilasi secara sederhana diartikan sebagai gerak bolak- Oleh karena itu, untuk lebih memahami pengaruh balik di sekitar titik kesetimbangan. Satu getaran diartikan perubahan resistansi terhadap peluruhan energy dalam gerak dari posisi awal kembali ke awal lagi. Setiap gerak yang rangkaian RLC seri dan menentukan logaritma peluruhan terjadi secara berulang-ulang dalam selang waktu yang sama energi dan konstanta redaman rangkaian RLC seri, maka disebut gerak periodik. dilakukan percobaan mengenai osilasi teredam Rangkaian Gerakan periodik atau getaran merupakan gerakan sebuah objek secara berulang ulang yang dimana objek secara RLC seri. Adapaun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk berulang ulang yang dimana objek kembali ke posisi awal menganalisis setelah beberapa waktu. Dalam identifikasi kehidupan sehari- peluruhan energi dalam rangkaian RLC seri dan menentukan hari misal posisi bumi ketika setelah mengelilingi matahari. logaritma perubahan energi dan konstanta redama rangkaian Dan pada suatu kasus khusus terdapat gejala getaran pada suatu RLC seri. sistem mekanik yang diakibatkan oleh sebuah gaya pemulih dari sebuah objek , ada banyak sekali getaran yang terjadi di alam ini misal seperti getaran pada bandul yang diayunkan ataupun pegas yang bergetar. Namun pada kenyataannya bila dianalisa secara fisis maka akan menimbulkan beberapa jenis pengaruh perubahan resistansi terhadap II. LANDASAN TEORI Osilasi dapat didefinisikan sebagai gerak bolak– balik suatu benda yang terjadi secara periodik atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada selang waktu yang tetap.[1] A. Analisis Osilasi Harmonik Sederhana getaran. Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya Dalam sistem fisis tersebut secara garis besar getaran digolongkan menjadi getaran harmonik sederhana dan getaran teredam dan getaran paksa. Pada awalnya setelah getaran harmonik sederhana dimana total energi yang dihasilkan konstan dan perubahan simpangan berupa kurva sinusoidal dan untuk waktu tak hingga. Namun pada kenyataannya terdapat energi yang terbuang akibat hambatan atau kekentalan misal sebuah bandul yang diayunkan maka lama-kelamaan akan berhenti akibat energi yang hilang. Karena adanya energi yang hilang dalam geraknya, berarti sehingga bergerak dari posisi kesetimbangan. Osilasi harmonik sederhana merupakan suatu gerak osilasi benda yang dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga tidak mengalami pengurangan (dissipasi) tenaga. Osilasi harmonik sederhana juga dapat diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya pemulih berbanding lurus dengan negative simpangannya. Gaya pemulih merupakan gaya yang bekerja dalam arah mengembalikan massa benda ke posisi setimbangnya. [2] bahwa adanya gaya lain yang aktif, yang sebanding dengan kecepatannya. Osilasi atau gerak harmonic teredam pada pegas telah banyak dianalisis dan diasumsikan oleh peneliti sehingga dalam menganalisis dan mengasumsikan gerak harmonic teredam pada penggunaan Gambar.1 Pegas berada pada titik kesetimbangan 𝑥=0. Resistor-Induktor-Kapasitor (RLC), dimana dalam rangkaian RLC banyak digunakan dalam berbagai tipe rangkaian isolator sederhana. Bagian terpenting dari rangkaian ini adalah digunakan tuning- 𝐹(𝑥) = −𝑘𝑥 dimana : … . (1) F(x) = gaya pemulih (N) 𝑘 = kontanta pegas (N/m) 𝑥 = simpangan pegas (m) 𝑥 𝑑𝑥 𝑘 = √− ∫ 𝑑𝑡 𝑥 𝑚 𝑥0 ∫ Persamaan (1) disebut sebagai hukum Hooke. Gaya pemulih yang bekerja pada benda sebanding dengan simpangan 𝑥 dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbangnya. Posisi pegas yang direntangkan dan ditekan dari posisi kesetimbangan dapat dilihat pada gambar 2.a dan 2.b 𝑙𝑛 𝑥 𝑥𝑜 = √− 𝑘 𝑚 ….(4) 𝑡 𝑘 Dengan memisalkan = 𝜔2 , persamaan (4) menjadi 𝑚 𝑥 𝑙𝑛 = √−𝜔 2 𝑡 2 𝑥𝑜 𝑥 𝑙𝑛 = √𝑖 2 𝜔 2 𝑡 2 𝑥𝑜 𝑥 𝑙𝑛 = ±𝑖𝑤𝑡 𝑥𝑜 𝑥 = 𝑒 ±𝑖𝑤𝑡 𝑥𝑜 𝑥 = 𝑥0 𝑒 ±𝑖𝑤𝑡 . . . (5) Bentuk lain persamaan (5) dapat dituliskan sebagai berikut : Gambar 2.a. Pegas ditarik ke kanan (direnggangkan) sebesar +𝑥 dari titik kesetimbangan. 𝑥 = 𝐴𝑒 ±𝑖𝑤𝑡 + 𝐵𝑒 ±𝑖𝑤𝑡 ….(6) Persaman (2.6) dapat dituliskan ke dalam bentuk lain berikut[3] : … (7) 𝑥 = 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜙) Persamaan (8) merupakan solusi persamaan osilator harmonik sederhana. Dengan A, 𝜔, dan 𝛟 merupakan konstanta. A adalah amplitudo osilasi dan adalah x simpangan. Sedangkan fungsi cosines (𝜔𝑡 + 𝜙) disebut fase Gambar 2.b Pegas ditarik ke kiri (ditekan) sebesar −𝑥 darititik kesetimbangan Periode osilator harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan pegas dan massa yang berosilasi dengan menerapkan hukum II Newton,yaitu : ∑𝐹 = 𝑚. 𝑥 … .. gerak dan konstanta 𝜙 disebut kontanta fase atau sudut fase. Selama satu siklus osilasi penuh, fase akan bertambah sebesar . Pada akhir siklus, benda memiliki posisi dan kecepatan yang sama pada permulaan siklus sebab, cos(𝜔𝑡 + 𝜙 + 2𝜋) = cos(𝜔𝑡 + 𝜙) …..(8) Sehingga fase ketika 𝑡 + 𝑇, maka besarnya fase (2) Persamaan osilasi harmonik sederhana diperoleh dengan mensubtitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan akan ditambah dengan 2𝜋. Dapat dituliskan sebagai berikut : ω(𝑡 + 𝑇) = 𝜔𝑡 + 𝜙 + 2𝜋 𝜔𝑇 = 2𝜋 (2) sehingga menjadi : 𝑇= 𝐹(𝑥) = −𝑘𝑥 𝑚. 𝑑2𝑥 + 𝑘𝑥 = 0 𝑑𝑡 2 … . (3) Persamaan (3) merupakan persamaan differensial osilator harmonik sederhana dan geraknya disebut gerakan harmonik sederhana. Penyelesaian persamaan (3) adalah 𝑑2𝑥 𝑘 =− 𝑥 𝑑𝑡 2 𝑚 2𝜋 𝜔 ….(9) Dari persamaan (9) diperoleh hubungan antara periode dan frekuensi, sehingga dapat diperoleh persamaan frekuensi berikut 𝑓 = 1 𝑇 = 𝜔 2𝜋 …(10) Konstanta 𝜔 = 2𝜋𝑓 disebut dengan frekuensi osilasi. Besaran frekuensi osilasi dinyatakan dalam satuan pe Artinya, gaya redaman menyebabkan energi mekanik sistem berkurang dalam interval waktu tertentu. Σ𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹 + 𝐹𝑑 sekon. Σ𝐹 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −𝑘𝑥 + (−𝑏𝑥) Frekuensi dan Periode beban m pada sebuah pegas 𝜔 = √ 𝑘 𝑚′ 𝑇= … (14) = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑥 berkaitan dengan konstanta pegas k. apabila memisalkan Maka didapat hasil[4] : 2𝜋 𝜔 Apabila persamaan (14) diterapkan pada persamaan 𝑚 = 2𝜋 √ …(11) 𝑘 hukum Newton II (2), maka gaya total yang bekerja pada beban yang berosilasi dinyatakan dengan : Dan Σ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑥 𝑓= 𝜔 2𝜋 = 1 2𝜋 √ 𝑘 …(12) 𝑚 𝑚 ∙ 𝑥 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑥 𝑚 𝑑2 𝑥 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑥 𝑑𝑡 2 Apabila kedua ruas dibagi dengan akan diperoleh : 𝑑2𝑥 Osilasi disebut ada kenyataannya, osilasi harmonik 𝑑2𝑥 𝑑𝑡 2 Sistem yang berosilasi secara harmonik mengalami gesekan dengan udara sehingga simpangannya akan berkurang terhadap fungsi waktu. Gerak osilasi sistem yang seperti ini Harmonik Osilasi Teredam Harmonik merupakan Teredam. gerak benda Osilasi yang + gerak disusun menjadi bentuk 𝑘 …(16) 𝑥=0 𝑚 dengan redaman Dengan mensubtitusikan 𝑏 2𝛾 = 𝑚 𝑏 𝜔𝑜 2 = 2𝑚 maka adalah koefisien redaman 𝑘 𝑚 adalah frekuensi osilasi dituliskan persamaan gerak osilasi harmonik dengan redaman menjadi : Besarnya gaya redaman 𝑑2 𝑥 (gesekan) ini sebanding dengan kecepatan, namun arahnya 𝑑𝑡 2 berlawanan. Gaya redaman tersebut dituliskan sebagai 𝑥+ harmonik menyebabkan amplitudo osilasi berkurang secara perlahan faktor internal pada sistem. 𝑏 𝑚 osilasi 𝛾= atau redaman ini dapat berupa gaya gesek udara maupun (2.15) Persamaan (16) merupakan persamaan differensial dipengaruhi oleh gaya penghambat atau redaman yang terhadap waktu sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat …(15) 𝑥 persamaan umum osilasi harmonik teredam : sederhana sulit ditemui dalam kehidupan sehari – hari. dengan 𝑏 𝑚 Persamaan B. Analisis Osilasi Harmonik Teredam disebut 𝑘 𝑚 = − 𝑥− 𝑑𝑡 2 + 2𝛾 𝑑𝑥 𝑑𝑡 + 𝜔𝑜 2 = 0 (17) 𝑥 + 2𝛾𝑥 + 𝜔0 2 𝑥 = 0 Jika persamaan kita ubah ke dalam bentuk berikut: penyelesaian eksponensial akan diperoleh : Fd = - b 𝑑𝑥 𝑑𝑡 2 = - bx …(13) 𝑥 = 𝑒 𝜆𝑡 𝑥 = 𝜆𝑒 𝜆𝑡 dimana : b = konstanta redaman x2 = V= kecepatan gerak osilasinya Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya redaman berlawanan dengan arah gerak osilasi, sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif ini selalu berkurang. 𝑥 = 𝜆2 𝑒 𝜆𝑡 Variabel yang telah disubtitusikan dalam bentuk eksponensial seperti diatas, akan menghasilkan : 𝜆2 𝑒 𝜆𝑡𝜆 + 2𝛾𝜆𝑒 𝜆𝑡 + 𝜔𝑜 2 = 0 𝑒 𝜆𝑡 (𝜆2 + 2𝛾𝜆 + 𝜔𝑜 2 = 0 Agar 𝑒 𝜆𝑡 ≠ 0 maka persamaan diselesaikan dengan persamaan untuk mendapatkan akar – akar : (𝜆2 + 2𝛾𝜆𝑒 𝜆𝑡 + 𝜔0 2) = 0 𝜆1 = −𝛾 + √𝛾 2 − 𝜔0 2=−𝛾 + 𝑖𝜔 √𝛾 2 − 𝜔𝑜 2 = − 𝛾 − 𝑖𝜔 𝜆2 = −𝛾 − Gambar.3 Alat dan bahan = - 𝛾 − 𝑖𝜔 B. Prosedur Kerja 1) Menyiapkan perangkat eksperimen seperti pada gambar berikut. Jadi 𝑥(𝑡) = 𝐴1 𝑒 𝜆1𝑡 + 𝐴2 𝑒 𝜆2𝑡 𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝛾𝑡 (𝐴1 𝑒 𝑖𝜔𝑡 + 𝐴2 𝑒 −𝑖𝜔𝑡 𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝛾𝑡 (𝐴1 (cos 𝜔𝑡 + i sin 𝜔𝑡) + 𝐴2 ( cos 𝜔𝑡 + i sin 𝜔𝑡 𝑥(𝑡) = 𝑒 −𝛾𝑡 ( 𝐴 cos 𝜔𝑡 + 𝐵 sin 𝜔𝑡 ) …(18) Persamaan (19) merupakan solusi penyelesaian dari persamaan osilasi harmonik teredam seperti yang ditunjukkan oleh persamaan (16). Solusi persamaan (19) diterapkan pada tiga kondisi 2 redaman(pegas yaitu osilasi kurang teredam (𝛾 < 𝜔𝑜 ), osilasi teredam kritis (𝛾 2 = 𝜔𝑜 , dan osilasi sangat teredam(𝛾 2 > 𝜔𝑜 ). Masing – masing kondisi ditentukan Gambar.4 Perangkat eksperimen 2) Mengatur potensiometer R pada posisi nol, mengamati model gelombang sinusoidal yang terbentuk dilayar sosilogkop seperti gambar berikut. oleh besarnya faktor redaman sistem yang diberikan.[5] III. METODE EKSPERIMEN A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen osilasi teredam rangkaian RLC adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Audio generator 1 buah Osiloskop + set1 buah Potensiometer 1 buah Induktor 1 buah Kapasitor 1 buah Papan rangkaian Kabel penghubung, secukupnya. Gambar.5 Gelombang Sinusoidal Pada Layar Osiloskop 3) Mengetur basis waktu dan penguat vertical CRO hingga diperoleh gambar yang representatif. 4) Mengukur periode osilasi T seperti gambar diatas. Sebaiknya mengambil beberapa periode gelombang dan ambil rata-ratanya. 5) Mengukur setiap amplitude gelombang yang terbentuk untuk setiap satu gelombang yaitu : V2,V4,V6, ….. 6) Mengetur potensiometer R untuk berbagai nilai, mencatat resistansinya dan melakukan langkah (4) dan (5) . IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Hasil pengamatan diperoleh dari mengukur osilasi T beberapa gelombang, dimana untuk analsis data dperoleh nilai untuk logaritma peluruhan untuk mngetahui besar nilai logaritma peluruhan energi, sehingga dapat diketahui hubungan antara resistansi dengan besar peluruhan energi dan diperoleh pula besar nilai redaman dari 3 data yang digunakan. 𝑁𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑁𝑠𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 = 2 𝑣 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 5 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 0,1 𝑚𝑠 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 = 5 = 0.02 𝑚𝑠 Induktansi : 3 δ3 = ln V3 2,6 = ln = ln 2,2 = 0,79 V5 1,2 δ4 = ln V4 1,6 = ln = ln 2,7 = 0,99 V6 0,6 δ5 = ln V5 1,2 = ln = ln 2,0 = 0,69 V7 0,6 δ6 = ln V6 0,6 = ln = ln 1,5 = 0,40 V8 0,4 (s) R () 2 V2 4,0 = ln = ln 2,5 = 0,92 V4 1,6 = 0.4 𝑣𝑜𝑙𝑡 L = 4.77 mH = 0.000477 𝐻 Kapasitansi : 𝐶 = 2𝐴104𝐽 = 1 × 10−7 𝐹 Resistansi: R = 50 Ω R1= 2.6 Ω R2= 10.3 Ω R3= 20.8 Ω Tabel 1. Hasil Pengamatan hubungan antara perubahan Resistansi (R), Periode (T) dan Amplitude (v) No Resistansi Periode T Amplitudo V(volt) 1 δ2 = ln 1,4 × 10−4 52,6 1,4 × 10−4 60,3 1,4 × 10−4 70,8 𝑉1 = 6,2 𝑉5 = 1,2 𝑉2 = 4,0 𝑉6 = 0,6 𝑉3 = 2,6 𝑉7 = 0,6 𝑉4 = 1,6 𝑉8 = 0,4 𝑉1 = 5,0 𝑉5 = 0,6 𝑉2 = 3,8 𝑉6 = 0,6 𝑉3 = 1,7 𝑉7 = 0,2 𝑉4 = 0,6 𝑉8 = 0,2 𝑉1 = 4,0 𝑉5 = 0,4 𝑉2 = 2,6 𝑉6 = 0,4 𝑉3 = 1,0 𝑉7 = 0,2 𝑉4 = 0,8 𝑉8 = 0,2 δ= δ̅ = δ1 + δ2 + δ3 + δ4 + δ5 + δ6 6 0,88 + 0,92 + 0,79 + 0,99 + 0,69 + 0,40 6 δ̅ = 2) Konstanta Redaman Analisis Data Untuk 𝑅1 = 52,6 Ω 𝛽1 = 𝛿1 0,88 = = 0,06 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽2 = 𝛿2 0,92 = = 0,07 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽3 = 𝛿3 0,79 = = 0,06 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽4 = 𝛿4 0,99 = = 0,07 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽5 = 𝛿5 0,69 = = 0,05 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽6 = 𝛿6 0,40 = = 0,03 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 ̅ 𝛽𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 = Gambar 6. Gelombang Sinusoida Pada Layar Osiloskop Untuk R1 1) Logaritma Peluruhan Energi δ1 = ln V1 6,2 = ln = ln 2,4 = 0,88 V3 2,6 4,67 = 0,79 6 = 𝛽1 + 𝛽2 + 𝛽3 + 𝛽4 + 𝛽5 + 𝛽6 6 (0,06 + 0,07 + 0,06 + 0,07 + 0,05 + 0,03) × 105 6 = 0, 33 × 105 = 0,06 × 105 = 6 × 103 𝐻𝑧 6 𝑅1 52,6 = 2𝐿 2(4,77 × 10−3 ) 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 52,6 = 5,51 × 103 𝐻𝑧 9,54 × 10−3 𝛽𝑇𝑃 = = δ6 = ln δ̅ = βteori + βpraktek 2 δ̅ = V6 0,6 = ln = ln 3,0 = 1,10 V8 0,2 δ1 + δ2 + δ3 + δ4 + δ5 + δ6 6 1,06 + 1,84 + 1,03 + 0 + 1,10 + 1,10 6 (5,51 + 6,00) × 103 = 5,76 × 103 2 %𝐵𝑒𝑑𝑎 = | = | βteori − βpraktek | × 100% βTP 5,51 − 6,00 5,76 δ̅ = 2) Konstanta Redaman | × 100% 𝛽1 = 𝛿1 1,06 = = 0,08 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽2 = 𝛿2 1,84 = = 0,1 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽3 = 𝛿3 1,03 = = 0,07 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 = 8,5% Untuk 𝑅2 = 60,3 Ω 𝛽4 = δ1 = ln V1 5,0 = ln = ln 2,9 = 1,06 V3 1,7 δ2 = ln V2 3,8 = ln = ln 6,3 = 1,84 V4 0,6 δ3 = ln V3 1,7 = ln = ln 2,8 = 1,03 V5 0,6 δ4 = ln = 𝛿5 1,10 = = 0,08 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽6 = 𝛿6 1,10 = = 0,08 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽1 + 𝛽2 + 𝛽3 + 𝛽4 + 𝛽5 + 𝛽6 6 (0,08 + 0,1 + 0,07 + 0 + 0,08 + 0,08) × 105 6 = 0, 41 × 105 = 0,07 × 105 = 7 × 103 𝐻𝑧 6 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = V4 0,6 = ln = ln 1,0 = 0 V6 0,6 V5 0,6 δ5 = ln = ln = ln 3,0 = 1,10 V7 0,2 𝛿4 0 = =0 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽5 = ̅ 𝛽𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 = Gambar 7. Gelombang Sinusoida Pada Layar Osiloskop Untuk R2 1) Logaritma Peluruhan Energi 6,13 = 1,02 6 60,3 = 6,32 × 103 𝐻𝑧 9,54 × 10−3 𝛽𝑇𝑃 = = 𝑅1 60,3 = 2𝐿 2(4,77 × 10−3 ) βteori + βpraktek 2 (6,32 + 7,00) × 103 = 6,66 × 103 2 %𝐵𝑒𝑑𝑎 = | = | βteori − βpraktek | × 100% βTP 6,32 − 7,00 6,66 𝛿1 1,39 = = 0,1 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽1 = | × 100% = 10,2% Untuk 𝑅3 = 70,8 Ω 𝛽2 = 𝛿2 1,16 = = 0,08 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽3 = 𝛿3 0,92 = = 0,07 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽4 = 𝛽5 = 𝛿5 0,69 = = 0,05 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 𝛽6 = 𝛿6 0,69 = = 0,05 × 105 𝑇 1,4 × 10−4 ̅ 𝛽𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 = Gambar 8. Gelombang Sinusoida Pada Layar Osiloskop Untuk R3 = V1 4,0 = ln = ln 4,0 = 1,39 V3 1,0 V2 2,6 δ2 = ln = ln = ln 3,2 = 1,16 V4 0,8 δ3 = ln V3 1,0 = ln = ln 2,5 = 0,92 V5 0,4 = 0, 40 × 105 = 0,07 × 105 = 7 × 103 𝐻𝑧 6 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = δ6 = ln V5 0,4 = ln = ln 2,0 = 0,69 V7 0,2 V6 0,4 = ln = ln 2,0 = 0,69 V8 0,2 = δ̅ = 1,39 + 1,16 + 0,92 + 0,69 + 0,69 + 0,69 6 δ̅ = 2) Konstanta Redaman 5,54 = 0,92 6 βteori + βpraktek 2 (7,42 + 7,00) × 103 = 7,21 × 103 2 %𝐵𝑒𝑑𝑎 = | = | δ1 + δ2 + δ3 + δ4 + δ5 + δ6 δ̅ = 6 𝑅1 70,8 = 2𝐿 2(4,77 × 10−3 ) 70,8 = 7,42 × 103 𝐻𝑧 9,54 × 10−3 𝛽𝑇𝑃 = V4 0,8 δ4 = ln = ln = ln 2,0 = 0,69 V6 0,4 δ5 = ln 𝛽1 + 𝛽2 + 𝛽3 + 𝛽4 + 𝛽5 + 𝛽6 6 (0,1 + 0,08 + 0,07 + 0,05 + 0,05 + 0,05) × 105 6 1) Logaritma Peluruhan Energi δ1 = ln 𝛿4 0,69 = = 0,05 𝑇 1,4 × 10−4 βteori − βpraktek | × 100% βTP 7,42 − 7,00 7,21 | × 100% = 5,8% Pembahasan Pada eksperimen Osilasi Teredam Rangkaian RLC, rangkaian tersusun atas resistor (R) yang dalam eksperimen diganti dengan menggunakan rheostat, Induktor (L) dan kapasitor (C) yang disusun secara seri yang disambungkan dari Audio Function Generator (AFG) sehingga bisa terlihat gambar dari gelombang osilasi yang teredam terhadap waktu, yang mana pada percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh perubahan resistansi terhadap perubahan energi dalam rangkaian RLC seri dan menentukan logaritma peluruhan energi pada kosntanta redaman pada rangkaian RLC seri. Hasil eksperimen dapat dilihat pada tabel 4berikut: Tabel 2 Hasil analisis data hubungan antara perubahan resistansi terhadap logaritma perubahan energi. No Logaritma Peluruhan Resistansi, R () Energi (δ̅) 1 52,6 0,79 2 60,3 1,02 3 70,8 0,92 V. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil eksperimen yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Semakin besar perubahan resistansi maka akan semakin besar pula peluruhan energi yang terjadi . 2. Besar nilai logaritma peluruhan energi dan konstanta redaman adalah untuk R1=52,6Ω dengan 𝛿 = 0,79 diperoleh 𝛽 teori dan praktek masing-masing adalah 5,51 × Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa semakin besar resistansi suatu rangkaian RLC seri maka logaritma peluruhan energi akan semakin besar. Hal ini ini terjadi seperti yang terlihat pada tabel resistansi pertama (𝑅1 ) dan resistansi kedua (𝑅2 ). Sedangkan untuk resistansi ketiga (𝑅3 ) terjadi peningkatan resistansi dan peluruhan energinya semakin kecil. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan yang dilakukan praktikan ketika mengukur resistansi dan pada saat pembacaan skala besarnya amplitudo tegangan yang terbentuk. Adapun alat dan bahan yang digunakan sangat sensitif terhadap sentuhan sehingga apabila potensiometer atau rheostat, induktor maupun kabel penghubung tersentuh oleh tangan praktikan secara tidak sengaja maka gelombang sinusoidal yang terbentuk pada osiloskop dapat berubah amplitudonya. Untuk logaritma peluruhan energi, dapat pula ditentukan besarnya konstanta redaman baik secara teori berdasarkan besarnya resistansi dan induktansi pada rangkaian, maupun besar konstanta redaman secara praktek berdasarkan nilai logaritma peluruhan energi dan nilai periode dari gelombang sinusoidal yang terbentuk pada osiloskop. Tabel 3 Hasil analisis data dan konstanta redaman teori dan praktek pada masing-masing nilai resistansi No Resistansi, 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝛽𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 diff (103 𝐻𝑧) (103 𝐻𝑧) R () 1 52,6 5,51 6,00 8,5 2 60,3 6,32 7,00 10,2 3 70,8 7,42 7,00 5,8 Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, terlihat bahwa semakin besar niali resistansi pada rangkaian RLC maka akan semakin besar pula konstanta redamannya. Adapun perbedaan nilai teori dan nilai praktek yang terbesar adalah data kedua yaitu 10, 2%. Persendiff disebabkan karena alat-alat yang digunakan agak bermasalah dan disebabkan juga karena kurangnya ketelitian praktikan saat membaca penunjukan skala pada alat ukur yang digunakan. 103 𝐻𝑧 𝑑𝑎𝑛 6,00 × 103 𝐻𝑧, 1,02 diperoleh 𝛽 teori R2=60,3Ω dan dengan praktek 103 𝐻𝑧 𝑑𝑎𝑛 7,00 × 103 𝐻𝑧 dan R3=70,8Ω 0,92 diperoleh 𝛽 3 teori 3 10 𝐻𝑧 𝑑𝑎𝑛 7,00 × 10 𝐻𝑧 . dan 6,32 × dengan 𝛿 = praktek Berdasarkan 𝛿= 7,42 × data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, semakin besar perubahan resistansi, maka akan semakin besar pula konstanta redaman pada rangkkaian RLC seri. Saran 1. Untuk semua praktikan sebelum melakukan eksperimen sebaiknya memahami materi tenntang Osilasi Teredam Rangkaian RLC seri. 2. Praktikan sebaiknya paham apa tujuan dari eksperimen yang akan dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Buku [1] P. Soedojo, Mekanika Klasik. Yogyakarta: Andi, 1999. [2] D. C. Giancolli, FISIKA, Edisi Ketu. Jakarta: Erlangga, 1997. [3] D. Haliday, Fisika Dasar, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga, 1990. [4] H. D. Young and R. A. Friedman, Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga, 2000. [5] A. P. Arya, Introduction to Classical Mechanics. New Jersey: Prentice Hall Englewood Chiffs, 1990.