Jumat Malam Yang Mencekam Jumat malam kemarin merupakan salah satu malam yang mencekam dan juga berat bagi Aku dan teman-temanku. Pada malam itu aku sedang menjual handphone milik temanku secara COD yang bernama Teddy, saya bersama Teddy berkendara menggunakan sepeda motor bebek punyaku menuju ke lokasi yang ditentukan dan lokasi tersebut berada di kota sebelah yang jaraknya cukup dekat. Setelah sampai lalu kita melakukan negosiasi dan akhirnya kita mendapatkan kata sepakat dan handphone itu laku. Sesudah laku aku mengisi bensin terlebih dahulu karena bensinnya mau habis lalu akhirnya kita pun menuju ke basecamp seperti biasa. Saat diperjalanan tiba-tiba di depan ada seorang kakek tua yang hampir aku tabrak karena kemunculannya secara tiba-tiba di jalanan yang cukup sunyi dan minimnya pencahayaan, penampilannya seperti mbah dukun sakti. Dan disinilah awal mula malam yang berat dan mencekam itu terjadi. "Gila lhu ya hampir nabrak orang, lhu pikir gw punya asuransi buat ke rumah sakit" ucap Teddy dengan nada yang agak tinggi, "Gw kaga lihat anjir, tuh orang tiba-tiba ada di depan padahal tadi ngga ada Ted" balas Aku dengan perasaan yang cukup takut, "Keknya tuh orang sakti deh, perawakannya mirip dukun soalnya" balas Teddy yang cukup bingung, "Mungkin juga sih biarin lah mungkin orang gila" jawab Aku yang cukup bingung juga. Sesampainya di basecamp sudah ada 3 temanku yaitu ada Sandi dan Reza yang sedang bernyanyi dan bermain gitar dan Krisna yang sedang melamun. "Darimana aja lhu katanya mau bikin mie, udah siap nih mie-nya tinggal ambil kompor gas sama mangkok sendok" ucap Krisna, "Bentar mau rehat dulu bentar, 10 menit nanti gw ambil" balas Teddy. Setelah 10 menit Teddy ke dapur mengambil peralatan untuk memasak mie. Aku, Krisna, Reza, dan Sandi pun langsung ke luar rumah untuk menata peralatan lalu mulailah memasak mi. "Guntingnya mana? Sulit lah kalo ngga ada gunting buat buka minyaknya njir" kata Reza, "Nih gw kasih contoh buat lhu yang kaga bisa buka nih bungkus minyaknya" ucap Aku dengan nada belagu sambil membuka bungkus minyak mi yang sulit untuk dibuka, "Mana-mana? Udah mending ambil aja guntingnya kemalaman udah nih" balas Sandi dan Reza secara bersamaan, "Mwehehehe..." Balas aku sambil cengar-cengir dan berjalan ke dapur untuk ambil gunting. Ketika Aku sudah mengambil gunting dan mau berjalan ke luar rumah, tiba-tiba gitar yang tadi dipakai Reza berbunyi sendiri, seketika Aku dan teman-temanku shock. "Sapa tuh tadi?" tanya Krisna, "Orangnya aja disini semua mana ada yang ngebunyiin" jawab Sandi, "Mungkin lhu tadi ngebunyiin tuh gitar" ujar Teddy sambil menunjuk ke Aku, "Mana ada njir, lhong malahan gw pikir lhu mau ambil gitar dibuat dibawa ke luar" ucap Aku sambil nunjuk ke Reza, "Dari tadi gw masak nih mie instan njir" jawab Reza, "Udahlah cepetan masaknya lalu masuk rumah biar aman" kata Krisna dan Sandi. Aku dan yang lainnya pun langsung meningkatkan kinerja agar cepat selesai lalu masuk. Dan setelah selesai memasak, gitar yang tadi berbunyi langsung dipegang Reza untuk mencegah terjadinya tragedi tadi. Aku dan yang lainnya pun langsung menyantap mie yang sudah jadi sambil berkonspirasi tentang tragedi tadi serta sambil dengerin musik dangdut dengan volume maksimal. "Menurut lhu tadi tuh karna apa?" tanya Krisna, "Kalo menurut gw sih tadi lhu g sengaja ngebuka tuh gorden terlalu keras, jadinya tuh gorden nyentuh ke gitar lalu gitarnya berbunyi" jawab Reza sambil menunjuk ke Aku, "Kaga mungkin lah bego, mana ada kan tadi gw buka gordennya yang disebelah kanan dan gitarnya ada disebelah pintu gorden yang kiri, lagian pula kalo emang kena lansung bunyi lah, sedangkan bunyinya kan tadi pas gw nyampe njir" ujar Aku dengan perasaan yang penuh kebingungan, "Iya juga sih, lhu tadi buka gordennya yang kanan juga masa bakalan kena" jawab Krisna, Teddy, dan Sandi sambil menyantap mie dan sambil bicara, "Gw kaga tau lah kan tadi gw kaga liat lhu, gw sibuk masak nih mie" ujar Reza sambil nunjuk ke Aku. Setelah beberapa lama kemudian sekitar jam 1 dini hari kami pun terlena dengan tragedi tadi dan kembali bergurau dengan mangkok mie yang sudah habis masih berada di tengah meja. Dan tiba-tiba ada suara perempuan memanggil "Nang" dari balik jendela yang berada di sebelah kanan pintu yang bergorden, seketika Aku dan yang lainnya pun sontak kaget. "Siapa tuh anjir" ucap Aku dan kawan-kawan ku terkejut, "Wah udah ngga kondusif lagi nih, kecilin dulu bos volumenya" ucap Reza sambil munurunkan volume musik dangdut, "Padahal gw mau pulang gan, jadi takut gw, nginep sini ajalah pulang nanti pagi aja" ujar Aku sambil ketawa tipis-tipis, "Sama gw juga mau pulang takutnya besok kaga jadi lagi nugas kelompok karna bangun kesiangan, parah dong!" ucap Teddy. Seketika Krisna beranjak dari tempat duduknya lalu membuka pintu, Aku pun langsung ikut Krisna untuk memastikan apa yang terjadi setelah dilihat-lihat tidak apa-apa seperti biasa lalu Aku dan Krisna kembali masuk ke rumah. Dan setelah itu kamipun berbincang-bincang kembali seperti biasa membahas keluh kesah kehidupan dengan si Teddy yang sudah tertidur pulas di sofa. Setelah beberapa lama berbincang-bincang aku pun mengatakan hal yang terjadi sebelum semua ini terjadi "Sebelum semua ini terjadi tuh, gw sama Teddy tadi hampir nabrak kakek-kakek misterius kek dukun gitu saat pulang dari Pom bensin habis COD-an tadi, mungkin itu penyebab utamanya mungkin?" Lalu seketika adzan Subuh pun berkumandang.