UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PENGARUH PROMOSI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN CITY BRANDING TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN KE PULAU SERIBU JAKARTA (Study pada followers instagram pulauseribuofficial) Nama : Iqbal Abiansyah NPM : 13816556 Jurusan : Ilmu Komunikasi Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro, M.Msi UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2020 PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Iqbal Abiansyah NPM : 13816556 Prodi : Ilmu Komunikasi Judul Proposal : Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta (Study pada followers instagram pulauseribuofficial) Tanggal Sidang : Tanggal Lulus : Dengan ini menyatakan tulisan ini merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan, merupakan tanggung jawab penulis sepenuhnya, bukan Universitas Gunadarma. Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dengan penuh kesadaran Depok, 21 Desember 2020 Penulis Iqbal Abiansyah i LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta (Study pada followers instagram pulauseribuofficial) Nama : Iqbal Abiansyah NPM : 13816556 Tanggal Sidang : Tanggal Lulus : Menyetujui Pembimbing Kasubag Sidang PI (Dr. Edy Prihantoro, M.Msi) (Christiana Wulandari, SE., M.I.Kom) Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi (Ir. Kiayati Yusriyah, MM., M.I.Kom) ii ABSTRAKSI Iqbal Abiansyah. 2020. Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta (Study pada followers instagram pulauseribuofficial). Jurusan Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Gunadarma. Depok Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro, M.Msi Geliat pariwisata Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat positif dimana hampir di penjuru daerah terdapat destinasi wisata baru yang dikelola baik oleh pemerintah daerah maupun oleh masyarakat sendiri. Daerah yang pada awalnya diklaim dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, selama sepuluh tahun terakhir sudah terlihat kemajuannya terutama di bidang pariwisata yang memiliki korelasi positif dengan kondisi ekonomi masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta. Populasi penelitian sebanyak 49.500 followers akun instagram pulauseribuofficial dengan sampel penelitian sebanyak 100 followers yang ditentukan dengan cara proportional random sampling. Pengumpulan data untuk setiap variabel yang diteliti menggunakan angket dengan skala likert (Likert Scale). Teknik analisis menggunakan metode survey dan pendekatan korelasional. Kata Kunci : media sosial, city branding, minat berkunjung iii ABSTRACT Iqbal Abiansyah. 2020. The Influence of Promotion through Instagram Social Media and City Branding on Tourist Visiting Interest in the Thousand Islands of Jakarta (Study on pulauseribuofficial Instagram followers). Department of Communication. Communication Faculty. Gunadarma University. Depok Supervisor : Dr. Edy Prihantoro, M.Msi The movement of Indonesian tourism shows a very positive development where almost all over the area there are new tourist destinations that are managed both by the local government and by the community itself. The area which was initially claimed to have a high poverty rate, has seen progress in the last ten years, especially in the tourism sector, which has a positive correlation with the economic conditions of its people. This study aims to analyze the effect of promotion through social media Instagram and city branding on the interest in visiting tourists to Pulau Seribu Jakarta. The study population was 49,500 followers of the thousandofficial Instagram account with a research sample of 100 followers determined by proportional random sampling. Collecting data for each variable studied using a questionnaire with a Likert scale (Likert Scale). The analysis technique uses a survey method and a correlational approach. Key Word : Social media, city branding, interest in visiting iv KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta”, guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana jurusan ilmu komunikasi Universitas Gunadarma. Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E. M.M. selaku Rektor Universitas Gunadarma 2. Dr. Nuriyati Samatan selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma 3. Ir. Kiayati Yusriyah, MM., M.I.Kom selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma 4. Christiana Wulandari, SE., M.I.Kom selaku Kasubag PI 5. Bapak Dr. Edy Prihantoro, M.Msi selaku dosen pembimbing proposal penelitian 6. Bapak dan Ibu saya yang selalu memotivasi saya dalam penyusunan proposal penelitian ini 7. Teman-teman mahasiswa fakultas ilmu komunikasi yang selalu memberikan motivasi untuk mempercepat penyelesaian proposal penelitian ini. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga proposal ini bisa menjadi perencanaan yang baik dalam penelitian selanjutnya. Depok, 21 Desember 2020 Penulis v DAFTAR ISI Pernyataan Originalitas dan Publikasi ........................................................ Halaman i Lembar Pengesahan .................................................................................... ii Abstraksi ..................................................................................................... iii Abstract ....................................................................................................... iv Kata Pengantar ............................................................................................ v Daftar Isi...................................................................................................... vi Daftar Tabel ................................................................................................ ix Daftar Gambar ............................................................................................. x BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5 1.3 Batasan Masalah .................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 6 1.5 Metode Penelitian .................................................................. 6 1.6 Manfaat Penelitian ................................................................ 7 1.6.1 Manfaat Akademik ...................................................... 7 1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................ 7 1.7 Sistematika Penulisan ............................................................ 7 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Komunikasi ................................................... 9 2.1.1 Fungsi Komunikasi....................................................... 9 2.1.2 Prinsip-prinsip Komunikasi ......................................... 10 2.2 Komunikasi Massa ................................................................ 11 2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa ................................. 12 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa ........................................... 14 vi 2.3 Pemasaran ............................................................................ 15 2.3.1 Fungsi Pemasaran ...................................................... 16 2.3.2 Manajemen Pemasaran .............................................. 17 2.3.3 Komunikasi Pemasaran ............................................. 18 2.4 Social Media ........................................................................ 20 2.4.1 Fungsi Social Media .................................................. 20 2.4.2 Social Media Marketing ............................................ 20 2.4.3 Promosi ...................................................................... 21 2.4.4 Jenis-jenis Sosial Media ............................................ 23 2.4.4.1 Instagram ...................................................... 23 2.5 Pariwisata ............................................................................ 25 2.5.1 Pemasaran Pariwisata ................................................ 25 2.5.2 City Branding ............................................................ 26 2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................ 29 2.7 Kerangka Pemikiran ............................................................ 30 2.7.1 Pengaruh promosi melalui media sosial terhadap minat berkunjung ................................................................. 30 2.7.2 Pengaruh City Branding terhadap Minat Berkunjung 30 2.7.3 Pengaruh promosi melalui media sosial dan City Branding terhadap minat berkunjung ........................ 30 2.8 Hipotesis .............................................................................. 31 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ................................................................. 32 3.2 Paradigma Penelitian ........................................................... 32 3.3 Variabel Operasional ........................................................... 32 3.3.1 Variabel X1 ................................................................ 33 3.3.2 Variabel X2 ................................................................ 33 3.3.3 Variabel X3 ................................................................ 33 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 36 vii 3.4.1 Populasi ...................................................................... 36 3.4.2 Sampel ........................................................................ 37 3.5 Sumber Data ........................................................................ 37 3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 38 3.7 Skala Pengukuran ................................................................ 39 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................... 40 3.8.1 Uji Validitas ................................................................ 40 3.8.2 Uji Reliabilitas ............................................................ 41 3.8.3 Uji Normalitas ............................................................ 41 3.8.3.1 Koefisien Determinasi ................................... 41 3.8.3.2 Koefisien Korelasi ......................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 43 viii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data Wisatawan Pengunjung Pulau Seribu pada Bulan Desember 2019 ........................................................................... 4 Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relefan .............................................. 31 Tabel 3. Variabel Operasional.................................................................... 34 Tabel 4. Skor Skala Likert ......................................................................... 40 Tabel 5. Pedoman Penafsiran Korelasi ..................................................... 42 ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Penampilan Akun Instagram pulauseribuofficial ..................... 4 Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 30 Gambar 3. Hubungan antara promosi melalui media sosial dan city branding Dengan variabel minat berkunjung .......................................... x 36 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Geliat pariwisata Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat positif dimana hampir di penjuru daerah terdapat destinasi wisata baru yang dikelola baik oleh pemerintah daerah maupun oleh masyarakat sendiri. Daerah yang pada awalnya diklaim dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, selama sepuluh tahun terakhir sudah terlihat kemajuannya terutama di bidang pariwisata yang memiliki korelasi positif dengan kondisi ekonomi masyarakatnya. Pariwisata merupakan salah satu sentra yang mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah pusat maupun daerah karena sangat berhubungan dengan kemajuan dari suatu daerah. Banyak tipe pariwisata yang akhir-akhir ini mulai berkembang, antara lain baik berupa wisata alam, wisata kesehatan, wisata histori maupun wisata religi. Pada awalnya bidang kepariwisataan lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi saja dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik untuk pemerintah maupun masyarakat karena kepariwisataan dalam laju pembangunan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aspek sosial. Karena makin disadari bahwa pembangunan pariwisata tanpa memperhatikan pertimbangkan aspek sosial yang matang akan membawa malapataka bagi masyarakat, khususnya di daerah pariwisata. Kepariwisataan adalah sesuatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat setempat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan dapat dijadikan sebagai suatu kolaborasi yang efektif antara pemanfaatan sumber daya yang ada, masyarakat, serta pemerintah yang dapat dilakukan salah satunya dengan mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan atau ekowisata (Satri,2009). 1 2 Ekowisata sendiri menurut World Conservation Union adalah perjalan yang bertanggung jawab secara ekologis, mengunjungi wilayah yang masih asli untuk menikmati dan menghargai keindahan alam termasuk kebudayaan lokal dan dan mempromosikan konservasi, serta memberikan keuntungan sosial dan ekonomi bagi penduduk lokal. Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek memperdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Pada mulanya ekowisata dijalankan dengan cara membawa wisatawan ke objek wisata alam yang yang eksotis dengan cara ramah lingkungan. Proses kunjangan yang sebelumnya memanjakan wisatawan namun memberikan dampak negatif kepada lingkungan mulai dikurangi. Hal ini didukung oleh data wisatawan internasional dari WTO yang jumlahnya menunjukkan tren selalu meningkat. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan internasional mencapai 940 juta wisatawan, sedangkan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 983 juta wisatawan atau bertambah 4,6%. Jumlah wisatawan internasional pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 1,4 miliar dan meningkat menjadi 1,8 miliar pada tahun 2030 (Winantyo dalam Sholik: 2012: 3). Industri pariwisata di Indonesia menunjukkan perkembangan positif, jika dilihat dari jumlah kedatangan wisatawan asing. Pada tahun 2010 jumlah kedatangan wisatawan asing mencapai 7.002.944 wisatawan dan meningkat sebesar 8,45% menjadi 7.649.731 wisatawan pada tahun 2011 (BPS, 2012). 3 Pulau seribu adalah salah satu destinasi wisata andalan Indonesia, khususnya bagi Provinsi DKI Jakarta. Sejak lama pemerintah provinsi DKI Jakarta melaksanakan berbagai program pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu, mulai dari Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Bidadari dan pulau-pulau kecil lainnya. Banyak wahana yang ditawarkan kepada para wisatawan seperti snorkling, diving dan lain sebagainya sehingga mereka merasa dimanjakan saat berwisata di Pulau Seribu. Salah satu promosi yang digiatkan oleh pemerintah saat ini melalui media sosial seperti face book, instagram dan lain sebagainya. Adapun data jumlah wisatawan yang berkunjung di Pulau Seribu pada bulan Desember 2017 tersaji dalam tabel di bawah ini (Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, 2020). Tabel 1. Data Wisatawan Pengunjung Pulau Seribu pada Bulan Desember 2019 Dermaga Perjalanan Jumlah Pengunjung Pulau Panggung/Pramuka/Karya Penumpang Berangkat 5055 Pulau Kelapa Penumpang Berangkat 1938 Pulau Harapan Penumpang Berangkat 8503 Pulau Tidung Penumpang Berangkat 17062 Pulau Untung Jawa Penumpang Berangkat 22871 Pulau Pari Penumpang Berangkat 14256 Pulau Lancang Penumpang Berangkat 69685 Pulau Panggang/Pramuka/Karya Penumpang Datang 7050 Pulau Kelapa Penumpang Datang 2560 Pulau Harapan Penumpang Datang 10978 Pulau Tidung Penumpang Datang 22558 Pulau Untung Jawa Penumpang Datang 15994 Pulau Pari Penumpang Datang 20400 4 Salah satu media sosial yang dugunakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam mempromosikan pariwisata Kepulauan Seribu adalah media sosial instagram dimana sampai dengan saat ini jumlah followers akun pulau seribuofficial sebanyak 40,5 ribu dengan jumlah postingan sejumlah 736. Akun instagram ini sangat aktif memperbarui postingan, dan setiap postingan dilihat lebih dari seribu orang, hal inilah yang menjadi parameter bahwa promosi pariwisata di kepulauan seribu sangat efektif dilakukan melalui akun instagram. Wisatawan yang datang ke suatu destinasi wisata tentunya mampu menilai pelayanan yang diberikan kepada mereka sehingga akan menemukan tingkat kepuasan tersendiri. Jika wisatawan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pengelola baik pemerintah daerah maupun masyarakat maka sudah semestinya mereka akan mempromosikan kepada orang lain. Begitu pula jika mereka tidak mendapatkan kepuasan, maka promosi negatif yang akan mereka sampaikan kepada masyarakat. Alasan penulis memilih tema penelitian ini karena ingin mengetahui sejauh mana pengaruh akun instagram dan kepuasan wisatawan terhadap jumlah wisatawan yang mengunjungi kepulauan seribu. Disamping itu penulis juga berharap agar destinasidestinasi yang ada di kepulauan seribu semakin dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan semakin banyak orang yang tahu kemudian mendatangi kepulauan seribu. Berikut gambar akun Instagram yang penulis peroleh dari https://www.instagram. com/pulauseribuofficial/. Gambar 1. Penampilan Akun Instagram pulauseribuofficial 5 Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik, investasi yang dilakukan oleh industri pariwisata. Pengeluaran wisatawan selama melakukan kegiatan wisata akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa. Setiap tingkat perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan tingkat pengeluaran 7 (output), nilai tambah, upah atau gaji ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan neraca pembayaran (Belinda, 2013: 22). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sakinah Adinda dan Edriana Pangestu (2019 vol.72) tentang pengaruh media sosial instagram @exploremalang terhadap minat berkunjung followers ke suatu destinasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel media sosial instagram @explore malang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung (Y) followers ke suatu destinasi. Diketahui bahwa koefisien beta dari analisis ini yaitu sebesar 73,1% dan 16,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Nugroho (2019) yang berjudul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Minat Berkunjung ke Tempat Wisata di Kabupaten Magelang” menghasilkan adanya pengaruh variabel intensitas media sosial instagram terhadap minat berkunjung ke tempat wisata di Kabupaten Malang sebesar 34,196. Kegiatan promosi melalui media sosial seperti aplikasi instagram memang akhirakhir ini menjadi trending di kalangan generasi milenial. Hampir semua masyarakat yang memiliki smart phone bisa dipastikan memiliki aplikasi instagram. Hal ini yang menjadikan peneliti tertarik untuk membuktikan bahwa terdapat korelasi antara promosi melalui media sosial instagram dengan minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muttaqin (2011) yang mengatakan instagram marketing adalah kegiatan melakukan aktivitas marketing menggunakan semua fasilitas yang disediakan oleh Instagram dengan tujuan meningkatkan penjualan 6 (sales) dan menjalin komunikasi yang lebih langgeng dengan pelanggan (customer relationship). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh promosi melalui media sosial instagram terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta ? 2. Adakah pengaruh city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke pulau seribu jakarta? 3. Adakah pengaruh promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke pulau seribu jakarta? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah peneliti hanya berfokus pengaruh promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke pulau seribu jakarta. Variabel terikat yang diteliti adalah minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta, sedangkan variabel bebasnya adalah promosi melalui media sosial instagram dan city branding. Penelitian akan dilakukan mulai bulan April s.d. Mei 2021 untuk mendapatkan data pengunjung Pulau Seribu yang paling optimal, karena masuk dalam musim kemarau. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan upaya meningkatkan minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta dengan cara sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh promosi melalui media sosial instagram terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta 2. Menganalisis pengaruh city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta 7 3. Menganalisis pengaruh promosi melalui media sosial instagram bersama-sama dengan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta 1.5 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner yang diberikan kepada followers dengan metode random sampling melalui media sosial Instagram. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian dilakukan oleh seorang peneliti karena memiliki manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat luas sebagai acuan dalam melaksanakan sesuatu yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Adapun manfaat yang akan penulis jelaskan yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. 1.6.1 Manfaat Akademis Penilitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan maupun penilitian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan new media dan juga bagi pembaca diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang pengaruh promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta. 1.6.2 Manfaat Praktis Penilitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan masukan bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, serta dapat menjadi bahan promosi bagi pariwisata Pulau Seribu Jakarta. 1.7. Sistematika Penulisan 8 Pada penelitian ini, sistematika penulisan dilakukan dengan mengelompokan materi menjadi beberapa bab sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUN PUSTAKA Pada bab ini, berisiskan landasan konseptual, landasan teoritis, penilitian terdahulu, dan kerangka pemikiran BAB III. METODE PENELITIAN Pada bab ketiga ini penulis menguraikan tentang subjek penilitian dan objek penelitian, pendekatan penilitian, paradigm penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan keabsahan data. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Memuat hasil penelitian beserta pembahasannya yang menjelaskan “Pengaruh promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta. BAB V. PENUTUP Pada bab ini, berisikan kesimpulan dari penilitian, implikasi dan saran-saran dari peniliti. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Komunikasi Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu sosiologi diperlukan interaksi sosial. Penerapan interaksi sosial antar satu orang dengan orang lain diperlukan komunikasi agar hasrat dan keinginan mereka mampu diterjemahkan dengan baik. Sebagai komunikator yang baik, manusia dilengkapi dengan indra yang sangat berperan untuk melancarkan komunikasi yaitu lidah, walaupun komunikasi juga bisa dilakukan dengan body language. Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebab manuasia perlu mempertahankan hidup dan kebutuhan menyesuaikan dengan lingkungan. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalui media atau saluran. Menurut Artis (2011) komunikasi merupakan kebutuhan manusia dalam melakukan hubungan dengan manusia lain baik dalam bentuk mempengaruhi orang lain, mengekspresikan diri maupun untuk mempelajari tentang dunia orang lain. Dalam melakukan komunikasi dapat dilakukan dengan cara langsung maupun melalui media masa baik dalam bentuk verbal dan non verbal. 2.1.1 Fungsi Komunikasi Empat fungsi komunikasi menurut Wiliam I. Gorden dalam Deddy Mulyana (2014) yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi intrumental. Berikut penjelasan dari masing-masing fungsi komunikasi : a. Komunikasi Sosial. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan komunikasi penting untuk membangun kosep diri kita, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan, 10 antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. b. Komunikasi Ekpresif. Erat kaitannya dengan komunikais sosial adalah komuniaksi ekpresif yang dapt dilakukan baik sendiri ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekpresif tidak ontomatis bertujuan mepengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejuah kimnukasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita. Perasaanperassan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. c. Komunikasi Ritual. Erat kaitannya dengan komunikasi ekpresif adalah komunikasi ritula. Yang biasa dilakukan secara kolektif. Suatu komuntas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang hidup, yang disebut para ontropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahira, sunatan, ulang tahun, siraman, pernikahan hingga upacara kematian. d. Komunikasi Instrumental. Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum; menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan kenyakinan, dan mengubah prilaku atau gerakan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang bertujuan memberitahuakan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginnginkan pendengar mempercayai bahwa fakta atu informasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui. 2.1.2 Prinsip-Prinsip Komunikasi Komunikasi sangat penting bagi manusia, karena manusia sangat membutuhkan interaksi satu dengan lainnya. Menurut Deddy Mulyana (2015 : 91-127), prinsipprinsip komunikasi ada 12 jenis, yaitu; Komunikasi Adalah Proses Simbolik, Setiap Prilaku Mempunyai Potensi Komunikasi, Komunkasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan, Komunikasi Berlangsun dalam Bebagai Tingkat Kesenjangan, Komunikasi 11 Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu, Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi, Komunikasi Bersifat Sistemik, Semakin Mirip Latar Belakang Sosial budaya Semakin Efektiflah Komunikasi, komunikasi yang hasilnnya sesuai dngan harapan para peserta komunikasi, Komunikais Bersifat Nonkonsekuensial, Komunikasi Bersifat Prosensual, dinamis, dan Transaksional, Komunikasi Bersifat Irreversible, Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah. 2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan yang di komunikasikan melalui media massa yang dilakukan oleh masyarakat luas (Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people) (Elvinaro, 2012 : 3). Definisi tersebut menegaskan bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media Massa. Media massa yang digunakan saat ini sangat beragam, mulai dari media cetak, media elektronika sampai media sosial. Media massa sangat dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat dunia, karena informasi bisa diperoleh dengan sangat mudah. Misalnya, media sosial sudah sangat familiar bagi siapa saja, hanya dalam hitungan detik kita bisa mengetahui informasi yang ada di belahan bumi lain. Namun, informasi yang diperoleh dari media sosial ada yang valid (shahih) tapi ada pula yang merupakan kebohongan semata (hoaks). Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakanya. Namun, dari sekian banyak definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Definisi komunikasi massa yang ini nampaknya merupakan definisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara jelas. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki 12 karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonym; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. 2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikasi langsung antarpersonal atau kelompok yang tanpa menggunakan alat bantu. Komunikasi massa sangat tergantung dengan alat bantu, misalnya kertas untuk media cetak dan gawai untuk media sosial. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : a. Komunikator terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Dengan mengingat, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jadi, berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan sifatnya relatif. Namun, yang pasti, komunikasi massa itu kompleks. b. Pesan Bersifat umum Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di muat dalam media massa. c. Komunikannya anonim dan heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor: Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 13 d. Media massa menimbulkan keserempakan Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus, tetapi pada komunikasi massa, yang paling penting adalah unsur isi. Jadi dalam komunikasi lainnya yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusia : bukan pada “apanya” tetapi pada “bagaimana”. Sedangkan komunikasi massa menekankan pada “apanya”. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi Massa bersifat satu arah Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog . dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi alat indera “Terbatas” Ciri komunikasi massa lainya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khlayak menggunakan indera penglihatan dan pendengaran 14 h. Umpan balik tertunda (Delayed) Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun. 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Secara umum, fungsi komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. 3. Persuasi Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk: Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Kedua, mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Ketiga, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan Keempat memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. 5. Mendorong kohesi sosial 15 Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, sebenarnya di sisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. 6. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 7. Korelasi Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian kejadian. Salah satu bagian terpenting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk interpretasi bila dilihat dari Tajuk Rencana atau Hoofd Artikel (Belanda),Leader/Leader Writer (Inggris) sebuah surat kabar, meskipun tajuk rencana juga memiliki fungsi persuasi. 2.3 Pemasaran Arti pemasaran menurut The American Marketing Association (AMA) adalah “ an organization function and a set of processes for creating,communicatitting, and delivering value to customers and for managing customers relanships in ways that benefit the organization and its stake holders” atau pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola lubungan pelanggan dengan cara 16 yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler & Keller, 2006:6). Kotler (2000:9), mendefinisikan pemasaran atau marketing adalah “a societal process by witch individuals and groups obtan what they need and want throught creating, offering, and freely exchanging product and services of vslue with order “ atau proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapat apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan merupakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Tjiptono (2005:2), pemasaran merupakan sistem efektifitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar dalam rangka mencapai tujuan organisasional. Ada 10 tipe entitas yang bisa dipasarkasn oleh pemasar (Koller & Keller 2006:8), yaitu; barang (goods), jasa (services), acara (events), pengalaman (Experiences), orang (persons), tempat (places), properti (properties), organisasi (organizations), informasi (information), ide (ideas). Komunikasi efektif dapat dikembangkan dengan delapan langkah yaitu; mengidentifikasi pemirsa atau konsumen pemasaran, Menentukun tujuan komunikasi, merencang komunikasi, memilih saluran komunikasi, menetapkan total anggaran komunikasi pemasaran, memutuskan bauran komunikasi pemasaran (marketing mix), mengukur hasil komunikasi, mengelola proses komunikasi pemasaran terintegritas dan mengkoordisikan media, mengimplemensikan IMC (Intergarted Marketing Communication). 2.3.1 Fungsi Pemasaran Komponen penting dalam suatu kegiatan usaha adalah pemasaran dari produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa. Pemasaran dilakukan untuk mengenalkan produk yang dihasikan ke area publik agar lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga tujuan usahanya bisa tercapai dengan baik. Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif (Hasyim, 2012). 17 Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan barang dan jasa kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial (Stanton, 1997). Menurut Downey dan Ericson (1992), pada umumnya fungsi pemasaran dikelompokkan menjadi: 1. Fungsi pertukaran (exchange function) yang meliputi penjualan dan pembelian, yang menciptakan kegiatan kegunaan hak milik. 2. Fungsi fisik (physicalfunction) yang meliputi pengangkutan, penyimpanan dan pemrosesan produk yang menciptakan kegunaan tempat dan waktu. 3. Fungsi penyediaan sarana (facilitating function) yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyangkut masalah standarisasi dan grading, penanggung resiko, pembiayaan dan kredit serta informasi pasar dan harga Salah satu fungsi dari pemasaran adalah sebagai penyedia sarana yang meliputi harga. Harga merupakan masalah pokok baik bagi pembeli maupun penjual di pasar. Pada semua tingkat dari produksi melalui proses tataniaga hingga ke konsumen akhir harus secara terus menerus dan konstan memper hatikan harga-harga barang dan jasa (Hasyim, 2012). Pemasaran adalah suatu bagian dari proses bisnis yang bertujuan untuk mempromosikan barang atau jasa dan memiliki fungsi pertukaran, fisik dan penyedia sarana. 2.3.2 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran adalah kegiatan analisis , perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian berbagai program yang disusun dalam pembentukan, pembangunan, dan pemeliharaan laba hasil dari transaksi/ pertukaran melalui sasaran pasar untuk tujuan persuhaan dalam jangka panjang ( Sofjan Assauri, 2013:12). Konsep manajemen pemasaran diartikan sebagai falsafah bisnis dimana pemuasan kebutuhan konsumen adalah syarat ekonomi dan sosial untuk kelangsungan pertahanan 18 perusahaan. Tujuaannya adalah untuk memberi keputusan terhadap apa yang diinginkan konsumen ( Stanton,1978). Oleh karena itu setiap kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus diarahkan untuk tujuan tersebut. Ada 3 elemen penting yang termasuk konsep manajemen pemasaran, yaitu: 1. Orientasi Pada Konsumen ( Market Oriented) Konsep pemasaran yang paling baik adalah dengan menjadikan konsumen sebagai prioritas utama. Itulh sebabnya mengapa dalam strategi marketing selalu mengedepankan konsumen. 2. Perencanaan Kegiatan Pemasaran. Pengaturan secara dinamis sebagai bentuk penyusunan berbagai kegiatan secara menyeluruh. Semua aktivitas pemasaran, mulai dari strategi, implementasi, analisis, pengawasan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pemasaran harus disusun secara terperenci. 3. Kepuasan Konsumen Unsur paling penting di dalam pemasaran adalah kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen ini tidak hanya diukur dari kualitas produk saja, tapi juga dari bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Sebuah bisnis atau perusahaan yang sedang berkembang wajib memahami manajemen pemasaran yang baik, apalagi pada era globalisasi seperti ini dimana banyak competitor yang berlomba-lomba memasarkan produknya bahkan hingga berbagai manca negara. 2.3.3 Komunikasi Pemasaran Marketing communication juga merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas. Kajian ini dapat juga dikatakan sebagai upaya untuk memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk, yaitu barang dan jasa yang dimiliki perusahaan. Hal yang perlu dipahami oleh seorang pemasar adalah keberhasilan sebuah strategi marketing communication dapat 19 diukur dengan seberapa besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari pemanfaatan jasa oleh konsumen. Kennedy dan Soemanagara (2009:5) menjelaskan, kegiatan marketing communication adalah kegiatan pemasaran yang menggunakan teknik-teknik komunikasi yang berfungsi memberikan informasi kepada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai dan terjadi peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Dengan kata lain, marketing communication merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas. Selain itu, kegiatan marketing communication adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperkenalkan, menjalin maupun menciptakan interaksi antara perusahaan dengan mitra usaha maupun konsumen dan kegiatan tersebut, atau merupakan suatu usaha untuk mengkomunikasikan perusahaan, produk maupun jasa kepada pihak luar (mitra usaha,supplier maupun konsumen). Dasar dari pemasaran adalah komunikasi dan pemasaran bisa akan begitu powerful jika dipadukan dengan komunikasi yang efektif dan efisien. Bagaimana menarik konsumen atau khalayak menjadi aware, kenal dan mau membeli suatu produk atau jasa melalui saluran komunikasi adalah bukan sesuatu yang mudah. (Prisgunanto, 2006:7) Definisi komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley berbunyi, ”Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behaviour of the other individuals”. (Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain). Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana individu mengirim stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat disebut sebagai pesan yang biasanya dalam bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan melalui saluran komunikasi, dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan yang disampaikan. 20 2.4 Social Media Dewasa ini penggunaan sosial media oleh masyarakat Indonesia mengalami lonjakan yang sangat tinggi, dimana hampir setiap orang sudah memiliki gaggets masing-masing, bahkan anak-anak balita sudah dikenalkan gaggets oleh orang tuanya. Kepemilikan gaggets seakan sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Jika dilihat dari jumlah gaggets khususnya dengan jenis android yang terjual sangat fantastis maka sudah bisa dipastikan mayoritas penduduk Indonesia memiliki satu atau lebih. Banyaknya gaggets android yang tersebar di seluruh negeri, menjadikan beberapa aplikasi media sosial ikut merasakan keuntungan, seperti whatsapp, instagram, facebook, youtube, line, telegram, tiktok dan lain sebagainya. Aplikasi-aplikasi tersebut sangat menguntungkan bagi para pengusaha yang menginginkan produk barang maupun jasanya untuk terinformasikan dengan luas di area publik dengan biaya yang sangat murah, termasuk di dalamnya usaha di bidang pariwisata. Banyak pariwisata yang memanfaatkan akun media sosial instagram dan face book untuk promosi publik. 2.4.1 Fungsi Social Media Masuknya media sosial yang sangat masif di masyarakat Indonesia sekarang ini dalam beberapa hal sangat menguntungkan terutama di bidang komunikasi publik. Tidak hanya sebagai media untuk berkomunikasi, kini media sosial sudah menjadi media untuk menuangkan kreatifitas (Munandar & Suherman, 2016). Bahkan, media sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi di masyarakat saat ini. Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja, tanpa harus tatap muka. (Watie, 2011, p. 69). Menurut Lewis (2010) media sosial adalah label bagi teknologi digital yang memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi pesan. Sedangkan menurut Mark Hopkins (2008), sosial media adalah istilah yang tidak hanya mencakup berbagai platform Media Baru tetapi juga menyiratkan dimasukkannya sistem seperti FriendFeed, Facebook, dan lain-lain yang pada 21 umumnya dianggap sebagai jejaring sosial. Idenya adalah bahwa berbagai platform media yang memiliki komponen sosial dan sebagai media komunikasi publik. Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan isi media, Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri (P.N. Howard dan M.R Parks, 2012) 2.4.2 Social Media Marketing Teknologi digital berperan membentuk berbagai perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam produk teknologi baru khususnya internet. Internet merupakan alat komunikasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini pula yang melatar belakangi perubahan komunikasi konvensional menjadi online dan serba digital. Salah satu yang sangat diuntungkan dalam hal ini adalah pemasaran secara online. Pemasaran online dianggap mampu melebarkan sayap pemasaran bisnis secara optimal dengan biaya yang jauh lebih ringan dibandingkan secara offline. Secara sederhana pemasaran online atau sering disebut sebagai pemasaran digital diartikan sebagai strategi pemasaran yang memanfaatkan internet. Kegiatan pemasaran untuk mendapatkan perhatian konsumen dilakukan dengan memanfaatkan media sosial, website, email, bahkan augmented reality. Hal ini dapat dilakukan dengan iklan berbayar, konten berkualitas atau sekadar posting-an sederhana melalui media online (Desra, 2009). Adapun manfaat pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan media sosial secara online menurut Desra (2009) adalah sebagai berikut; 1. Mengurangi pembiayaan, 2. Dapat diukur secara real time. 3. Cepat menentukan target, dan 4. Paparan jangka panjang 22 2.4.3 Promosi Kegiatan promosi menurut Kotler (2010:41) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menonjolkan keismewaan produknya yang membujuk konsumen agar membelinya. Sedangkan menurut Suryana (2008:112) promosi adalah cara mengkonsumsikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sebenarnya, promosi ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan/penjual saja, tetapi pembeli juga sering menggunakannya. Misalnya, mereka memasang iklan pada sebuah iklan pada sebuah surat kabar untuk mencari barang atau jaa yang diperlukan dari pihak lain. Selain itu, pembeli dan penjual dapat menggunakan perantara komunikasiseperti bito advertinsi untuk melaksanakan kegiatan promosi. Jadi dapat dikatakan pembeli, penjual, dan perantara bisa terlibat dalam promosi. Menurut Kismono (2001:374), perusahaan perlu menetapakan tujuan promosi yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan secara lebih luas. Programprogram promosi dapat didasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini: a) Memberi informasi. Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberi informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan pembelinya. b) Meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat merancang promosi penjualan dengan memberikan kupon belanja, sampel produk, dan sebagainya. Untuk membujuk konsumen mencoba produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau dengan tambahan keuntungan yang lain. c) Menstabilkan penjualan. Pada saat pasar lemah, perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi agar tingkat penjualan perusahan tidak mengalami penurunan yang berarti. 23 d) Mempromosikan produk. Perusahaan perlu mempromosikan produknya dengan menekankan keunggulan produknya disbanding produk pesaing. Strategi promosi yang tepat, seperti iklan, agar membantu perusahaan. e) Membentuk cita produk. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan yang dapat membantu image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat menggunakan media iklan untuk membangun citra produknya di mata konsumen. 2.4.4 Jenis-jenis Social Media Masyarakat sudah semakin melek teknologi informasi sehingga kebutuhan terhadap informasi menjadikan mereka mau atau tidak mau harus memaksakan diri untuk menyediakan sarana untuk mendatangkan informasi. Gawai adalah salah satunya yang digunakan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Ada beberapa aplikasi yang bisa disediakan oleh gawai pintar (smart phone), antara lain : 2.4.4.1 Instagram Alat informasi yang semakin berkembang sangat mempermudah khalayak mendapatkan informasi yang diinginkan. Instagram merupakan media sosial yang masuk dalam kategori jejaring sosial yang dapat diakses dengan mudah, dan dapat memberikan informasi. Kegiatan penggunaan Instagram diharuskan menggunakan internet. Teori CMC (Computer Mediated Communication) merupakan serangkaian harapan baru tentang komunitas berkembang seputar komunikasi yang termediasikan komputer. Gagasan intinya adalah bahwa “komunitas virtual” yang dapat dibentuk oleh sejumlah berapapun individu melalui internet atas dasar pilihan mereka sendiri atau sebagai tanggapan suatu rangsangan (McQuail, 2011:163) Instagram merupakan suatu aplikasi sosial media yang berbasis Android untuk Smartphone, iOS untuk iPhone, Blackberry, Windows Phone dan bahkan yang terbaru saat ini juga bisa dijalankan di komputer atau personal computer. Namun untuk penggunaan di dalam komputer tidak akan bisa sama sepenuhnya dengan yang ada pada perangkat mobile phone. Muttaqin (2011) mengatakan instagram marketing 24 adalah melakukan aktivitas marketing menggunakan semua fasilitas yang disediakan oleh Instagram dengan tujuan meningkatkan penjualan (sales) dan menjalin komunikasi yang lebih langgeng dengan pelanggan (customer relationship). Konsep instagram marketing menurut Lasmadiarta (2011) adalah menambahkan bahwa kepercayaan adalah hal yang penting dalam melakukan penawaran, melalui Instagram orang dapat membangun kepercayaan dengan menyampaikan pesan berupa informasiinformasi sebagai berikut : a. Cantumkan informasi tentang profil sebanyakbanyaknya (selama tidak mengganggu privasi) b. Masukkan alamat dan kontak yang bisa dihubungi c. Cantumkan beberapa nama perusahaan rekanan (bila ada) d. Jadilah member dari halaman orang-orang terkenal e. Posting sesuatu yang bermanfaat f. Masukkan foto-foto presentasi yang meyakinkan g. Penyampaian Pesan Pada umumnya orang – orang menggunakan instagram untuk saling men-sharing atau membagikan foto maupun video. Prinsip yang satu ini memang cenderung berbeda dengan aplikasi media sosial lainnya yang lebih menekankan pada penggunaan kata – kata atau status untuk dibagikan ke publik. Sama halnya seperti aplikasi media sosial lain, pada Instagram ini anda dapat mencari banyak teman dengan menggunakan istilah follow dan follower atau mengikuti dan pengikut. Dengan banyaknya follower maka menandakan akun anda sudah memiliki banyak teman. Interaksi bisa dilakukan dengan kegiatan like atau saling komen pada postingan antar pengguna aplikasi. Bisa juga dilakukan dengan menggunakan perpesanan atau Direct Message (DM) dan yang paling popular saat ini yakni InstaStory yang berupa aktivitas membagikan video secara live atau langsung. 25 2.5 Pariwisata Menurut UU No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Menurut Yoeti (2009:113), jenis-jenis pariwisata dapat dibedakan menurut alasan atau tinjauan perjalanannya yaitu: 1) Business Tourism, yaitu jenis pariwisata yang pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha, atau yang berhubungan dengan pekerjaannya 2) Vacational Tourism, yaitu jenis pariwisata yang pengunjungnya melakukan perjalanan wisata untuk berlibur, menikmati akhir pekan atau sedang cuti. 3) Educational Tourism, jenis pariwisata yang pengunjungnya melakukan perjalanan untuk studi atau mempelajari sesuatu di bidang ilmu pengetahuan, seperti study tour Elemen komunikasi pariwisata, yaitu : 1) Komunikator : Orang atau lembaga yang memberikan Informasi beriskan pariwiwsata. 2) Pesan : Inti dari komunikasi Pariwisata, dimana pesan yang disalurkan berkaitan dengan pariwiwsata 3) Komunikan : Orang atau lembaga yang menerima Informasi berisikan parawisata. 2.5.1 Pemasaran Pariwisata Pemasaran pariwisata menekankan lebih jauh lagi tentang siapa sebetulnya segmen pasar dan bagaimana perilakunya (Damanik,2006). Penekanannya bagaimana mengkomunikasikan kepada pasar bahwa produk yang ditawarkan (destinasi) adalah unggul dan berbeda dengan produk lain. Media promosi konvensional tidak selamanya dapat digunakan untuk produk pariwisata, terlebih produk wisata minat khusus. Pemasaran pariwisata menurut Holloway & Robinson (1995) terdiri dari 7 P, yaitu product, positioning, price, promotion, place, packaging, partnership. 26 Pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan atau kelompok industri pariwisata, baik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional guna mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono 2001:219). Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual merupakan konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan. Sedangkan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi meliputi empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.Pada prinsipnya adalah memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen adanya produk baru diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Pada tahap berikutnya lebih pada upayamengingatkan konsumen agar tetap loyal ditengah banyaknya kompetitor lama maupun baru. 2.5.2 City Branding Selain promosi melalui media sosial, city branding juga berperan dalam menarik wisatawan untuk datang ke kota tersebut. City branding merupakan strategi baru yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir yang terintegrasi dalam pembangunan wilayah untuk meningkatkan daya saing suatu kota atau daerah dalam menghadapi 27 persaingan global. City branding merupakan salah satu strategi positioning yang kuat agar sebuah negara, provinsi, kota atau kabupaten dapat dikenal secara luas diseluruh dunia. City branding akan menonjolkan identitas dan karakter dari suatu daerah atau wilayah, sehingga akan menciptakan keunggulan komparatif. Selain itu, apabila dikelola secara terencana dan terstruktur serta berkelanjutan, city branding juga akan menciptakan keunggulan kompetitif didaerah atau wilayah tersebut (Mufli dan Kusumawati 2018). City brаnding аdаlаh suаtu strаtеgi dеngаn cаrа mеmbеri mеrеk pаdа kotа yаng bеrfungsi sеbаgаi аlаt untuk mеmpеrkеnаlkаn аtаu mеmаsаrkаn potеnsi dаеrаh tеrsеbut pаdа sеmuа stаkеholdеr dаri lokаl hinggа intеrnаsionаl. Sаlаh sаtu tujuаn city brаnding yаitu mеnаrik pеrhаtiаn invеstor dаn wisаtаwаn untuk mеngаmbаngkаn dаn mеmаsаrkаn potеnsi wisаtа yаng dimiliki (Pakarti, Kusumawati, dan Mawardi, 2017). 28 2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan No 1 Nama, Universitas, dan Tahun Fitri Aprilia, Srikandi Pengaruh Word Of Mouth Penelitian Kumadji, terhadap Minat Kusumawati, Universitas Brawijaya ,2015 Andriani Hasil dari kesimpulan penelitian ini Perbedaan dari penelitian ini Subjek nya pada mengunakan bahwa penelitian ini berbeda Berkunjung Serta penelitian Pengunjung Tempat Wisata “Jawa Dampaknya Pada kuantitatif Timur Park 2” Kota Batu sangatlah Judul Metode Hasil penelitian ini Keputusan Berkunjung berrlawanan (Survei pada Pengunjung berkunjung Tempat Wisata pada keputusan “Jawa Timur Park 2” Kota Batu) 2 Dyah Ary Ningrum, Setya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Pengaruh Komunikasi Penelitian Pemasaran Wisata ini Hasil dari kesimpulan penelitian ini Objek nya pada mengunakan bahwa minat berkunjung ke daya tarik penelitian Kusuma Tirta Minapoli penelitian wisata bahari di kabupaten Sidoarjo berbeda tan terhadap Peningkatan kuantitatif Hasil dari kesimpulan penelitian ini Subjek penelitian ini berbeda ini tidak nya pada Kunjungan Wisata Bahari Di Kabupaten Sidoarjo 3. Daniel Simanjuntak, Univеrsitas Malang Fransiscus Pengaruh Event Pariwisa- Penelitian 2018, ta terhadap Keputusan mengunakan bahwa Event Pariwisata secara parsial Brawijaya Berkunjung (Survei pada penelitian terhadap Wisatawan kuantitatif Wisatawan yang Domestik Berkunjung ke ini Keputusan Berkunjung 29 Event Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi) 4. Pragustian Pengaruh Jumlah Objek Penelitian 2018, Universitas Islam Wisata Negeri Kunjungan Terhadap Raden Saputra, 2017 Intan Lampung Sektor Hasil dari kesimpulan penelitian ini Objek menggunakan bahwa Jumlah Kunjungan Wisatawan penilitian ini berbeda Wisatawan penelitian Terhadap Perpektif Ekonomi Islam Penerimaan kuantitatif dan Jumlah Pariwisata Kabupaten ini nya pada Di Lampung Selatan Tahun 2011-2017 Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam 5. Mohamad Dedi, Sekolah Pengaruh Promosi Wisata Penelitian Tinggi Ilmu Komputer Bahari Hasil dari kesimpulan penelitian ini, Objek Kualitas menggunakan bahwa mengamati Peningkatan Jumlah berbeda PGRI Banyuwangi, 2017 Pelayanan terhadap metode kunjungan wisatawan di tempat wisata Jumlah kuantitatif kabupaten Banyuwangi Kunjungan Wisatawan di deskriptif dan Peningkatan Pelabuhan Banyuwangi Muncar ini penelitiannya 30 2.7 Kerangka Pemikiran Destinasi pariwisata suatu daerah dikatakan berkembang dengan baik jika faktor kuantitas pengunjung yang datang banyak, sehingga dibutuhkan metode/strategi untuk menarik para wisatawan. Zaman yang serba digital ini menjadi peluang bagi pengelola pariwisata untuk promosi melalui media sosial, karena hampir sebagian besar masyarakat dunia memiliki smart phone yang bisa digunakan untuk menjelajah dunia dalam waktu singkat sebagai efek dari globalisasi di bidang komunikasi. Selain media sosial, pelaku pariwisata juga harus meningkatkan kualitas destinasinya agar memiliki daya jual ke masyarakat luas dan harus menentukan segmentasi pasar yang akan dibidiknya. Kegiatan city branding dinilai sangat penting dalam rangka meningkatkan nilai jual produk wisata suatu daerah. Kerangka pikiran dari penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini. Permasalahan : Jumlah wisatawan berkunjung masih belum mencapai target. Perekonomian masyarakat setempat belum terangkat dengan adanya destinasi wisata Umpan Balik Terdapat pengaruh antara promosi menggunakan media sosial dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan Dibutuhkan strategi untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung antara lain promosi melalui media sosial dan melakukan kegiatan city branding Apakah terdapat pengaruh pemasaran melalui media sosial dan city branding terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ? Analisis data : Regresi Uji F dan Uji T Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian 31 2.7.1 Pengaruh Promosi melalui media sosial terhadap Minat Berkunjung Promosi melalui media sosial merupakan usaha dari masyarakat maupun sebuah lembaga untuk mengenalkan produk yang dimilikinya kepada khalayak ramai melalui media sosial. Upaya ini dimaksudkan agar publik berminat untuk menikmati produk yang mereka tawarkan. Adapun indikator dari promosi melalui media sosial tersebut adalah sebagai berikut : 1. Contex 2. Communication 3. Collaboration 2.7.2 Pengaruh City Branding terhadap Minat Berkunjung City branding merupakan strategi baru yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir yang terintegrasi dalam pembangunan wilayah untuk meningkatkan daya saing suatu kota atau daerah dalam menghadapi persaingan global. Semakin kreatif suatu wilayah dalam pengelolaan pariwisatanya maka akan semakin tinggi pula city banding yang dilakukan oleh masyarakat atau lembaga di suatu daerah. Minat berkunjung masyarakat publik akan tinggi jika city branding yang dibuat oleh masyarakat atau lembaga juga bagus. Indikator dari city branding antara lain : 1. Kehadiran wisatawan 2. Tempat yang diunggulkan 3. Potensi yang dimiliki 2.7.3 Pengaruh Promosi melalui media sosial dan City Branding terhadap Minat Berkunjung Minat berkunjung masyarakat umum ke suatu daerah sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat promosi daerah yang dilakukan oleh masyarakat atau lembaga setempat dan city branding yang dilakukan disamping faktorfaktor lainnya. Indikator minat berkunjung yaitu : 1. Minat transaksional 2. Minat referensial 32 3. Minat preferensial 4. Minat eksploratif 2.8 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada pengaruh promosi melalui media sosial dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta H1 : Ada pengaruh promosi melalui media sosial dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah akun instagram pulauseribuofficial sebagai variabel bebas (independent) pertama dan kepuasan pelanggan sebagai variabel bebas kedua. Sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey. Menurut Sugiono (2013 : 13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yangt berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistika dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan kepada wisatawan pengunjung Pulau Seribu Jakarta yang berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). 3.2 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme. Positivisme adalah suatu aliran filsaafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktivitas yang berkenan dengan metafisik. 3.3 Variabel Operasional Pengertism variabel menurut Sugioyono (2010:31) adalah “Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”Sedangkan definisi variabel operasional menurut Nur Indiranto (2002:69) adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Variabel operasional diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu 34 penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat statistika dapat dilakukan secara benar. 3.3.1 Variabel X1 (Variabel Bebas 1) Variabel bebas pertama yang digunakan adalah akun instagram pulauseribuofficial. Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa,”Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah akun instagram pulauseribuofficial. Menurut Wikipedia, promosi adalah mengiklankan suatu produk atau merek, menghasilkan penjualan, dan menciptakan loyalitas merek atau brand. Indikator dari variabel X adalah Iklan, penjualan personal, promosi mulut ke mulut, hubungan masyarakat, publisitas, promosi penjualan 3.3.2 Variabel X2 (Variabel Bebas 2) Variabel bebas kedua yang digunakan adalah city branding. City brаnding аdаlаh suаtu strаtеgi dеngаn cаrа mеmbеri mеrеk pаdа kotа yаng bеrfungsi sеbаgаi аlаt untuk mеmpеrkеnаlkаn аtаu mеmаsаrkаn potеnsi dаеrаh tеrsеbut pаdа sеmuа stаkеholdеr dаri lokаl hinggа intеrnаsionаl. Sаlаh sаtu tujuаn city brаnding yаitu mеnаrik pеrhаtiаn invеstor dаn wisаtаwаn untuk mеngаmbаngkаn dаn mеmаsаrkаn potеnsi wisаtа yаng dimiliki (Pakarti, Kusumawati, dan Mawardi 2017). 3.3.3 Variabel Y (Variabel Terikat) Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. 35 Variabel dependent dalam penelitian ini adalah minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu. Minat Berkunjung menurut Ferdinand (2012:129) dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator sebagai berikut: 1. Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk. 2. Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorag untuk merefrensikan suatu produk kepada seseorang 3. Prefrensial, minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama suatu produk, Prefrensi dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk tersebut. 4. Minat Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai suatu produk yang diminatinya dan mencar informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Tabel 3. Variabel Operasional Variabel Konsep Variabel Indikator Promosi merupakan Context setiap bentuk Communication komunikasi yang Promosi melalui Media Sosial Instagram (X1) digunakan oleh perusahaan untuk memberi pesan/ informasi, atau mengingatkan Collaboration dan, Pertanyaan 1-2 3-5 membujuk, orang mengenai produk, jasa No gagasan perusahaan kepaada mesyarakat, dengan 6-9 36 maksud agar orang dapat menerimanya dan melakuan perbuatan sebagaimana seperti keinginan perusahaan. (Sigit, 2002:53) City Branding 1.Kehadiran 10-12 merupakan salah satu wisatawan strategi City Branding untuk 2.Tempat yang 13-15 memunculkan citra dari diunggulkan suatu kota agar dikenal 3.Potensi yang 16-18 oleh masyarakat luar dimiliki sebagai salah satu bentuk promosi Minat sebagai dorongan, rangsangan yang Minat Minat Berkunjung (Y) kuat yaitu internal yang memotivasikan tindakan, dimana dorongan ini dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif akan produk. 1. Minat 19-21 transaksional 2. Minat referensial 22 3. Minat 23-24 preferensial 4. Minat eksploratif 25-26 37 Hubungan antara variabel bebas (promosi melalui media sosial dan city branding) dengan variabel terikat (minat berkunjung wisatawan) dapat digambarkan sebagai berikut : X1 ᵋ Y X2 Gambar 3. Hubungan antara promosi melalui media sosial dan city branding dengan variabel minat berkunjung wisatawan 3.4 Populasi dan Sample Penelitian 3.4.1 Populasi Menurut Echdar (2017;261) populasi diartikan kumpulan objek penelitian darimana data akan diperoleh atau dikumpulkan. Populasi dalam penelitian dapat berupa orang (individu atau kelompok, komunitas, atau masyarakat) maupun benda. Menurut Margono (dalam Echdar, 2017:262) populasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu populasi teoritis yang batasannya telah ditetapkan secara kualitatif dan populasi yang tersedia secara kuantitatif bisa dinyatakan dengan tegas dan tepat. Berdasarkan ukuran, populasi dibedakan menjadi dua, yaitu populasi terhingga ( finite population), finite population merupakan ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung dan populasi tak terhingga (infinite population), infinite population merupakan ukuran populasi yang sudah sedimikian besarnya sehingga sudah tidak bisa dihitung. Peneletian menggunakan infinite population karena jumlah pengunjung yang datang untuk berwisata tidak terbatas. Jumlah populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak 40.900 orang, hal ini dilihat dari jumlah yang mengikuti akun instagram @pulauseribuofficial, Jakarta. 38 3.4.2 Sample Menurut Echdar (2017:264) sample merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian yang dipilih sebagai responden merupakan bagian dari populasi followers akun instagram pulauseribuofficial. Penarikan sampel dilakukan secara proportional random sampling. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, yaitu : n= N 1 + Nα2 Keterangan : n : Ukuran sampel N : Jumlah populasi α : tingkat kesalahan (0,05) berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel yang dijadikan responden sebagai berikut : n= 40.900 1 + 40.900(0,1)2 n = 99,7561 ≈ 100 Dalam penelitian ini ukuran sampel yang ditentukan dalam uji statistik yang akan digunakan yaitu Random Sampling. Menurut Sugiyono (2001:57) teknik simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sample dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 3.5 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 39 1) Data Primer Data yang secara langsung diperoleh dari hasil kuesioner terhadap sampel dari followers akun instagram pulauseribuofficial. Penelitian untuk uji validitas dan reliabilitas butir pertanyaan dalam kuisioner menggunakan responden acak sejumlah 30 responden, sedangkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 100 responden. 2) Data Sekunder Data yang diperoleh dengan menguntip dari sumber lain yang bertujuan untuk melengkapi data primer seperti telaah pustaka, yaitu mengumpulkan data dari penelitian sebelumnya dari buku, jurnal yang relavan dengan judul penelitian. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa quisioner untuk mengetahui minat berkunjung wisatawan ke puau seribu, promosi melalui media sosial Instagram dan City Branding. Quisioner dibagikan melalui aplikasi google form. 1) Observasi Observasi (Pengamatan) adalah pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diseldiki (Narbuko,dkk.2015:70). Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. 2) Kuesioner Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden ( Sugiono,2004:135). Dalam hal ini yang dimaksud adalah wisatawan Pulau Seribu Jakarta 3) Penelitian Kepustakaan ( Library Research) 40 Teknik yang digunakan oleh penulis dengan pemanfaatan literature atau buku-buku, penelitian-penelitian sebelumnya, dan telaah dokumen yang terkait dengan permasalahaan yang diteliti sebagai sebuah acuan atau pedoman antara hasil yang diperoleh dari lapangan dengan teori disiplin ilmu yang ada atau menghimpun datadata dari buku-buku serta bacaan yang relevan serta mendukung penelitian. 3.6.1 Uji Hipotesis Signifikansi Parsial (Uji T) Uji t merupakan salah satu uji hipotesis penelitian dalam analisis regresi linear sederhana maupun analisis regresi linear multiples (berganda). Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas atau variabel independen (X) secara parsial (sendirisendiri) berpengaruh terhadap variabel terikat atau variabel dependen (Y). 3.7 Skala Pengukuran Menurut Morissan (2012) skala pengukuran adalah suatu skala yang mewakili ukuran campuran dari suatu variabel. Skala tersebut umumnya digunakan untuk mengukur variabel kompleks yang digunakan untuk mengukur suatu indikator (Morissan,2012:85). Skala pengukuran ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala likert, skala ini merupakan salah satu skala yang paling banyak digunakan pada saat penelitian sosial. Pada skala likert, peneliti harus merumuskan sejumlah pertanyaan mengenai suatu topik tertentu, dan responden diminta untuk memilih apakah ia sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dengan berbagai pertanyaan tersebut. Setiap jawaban memiliki bobot yang berbeda, dan seluruh jawaban responden dijumlahkan berdasarkan bobotnya sehingga mengahsilkan suatu skor tunggal mengenai suatu topik tertentu (Morisson,2012:88). 41 Tabel 4. Skor Skala Likert Jawaban 3.8 Skor Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data kain terkumpul. Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarakan oleh data ( Kriyanto, 2006 : 167) teknik analisis data dalam kuantitatif menggunakan statistik, dimana peneliti akan menggunakan software SPSS dalam penghitungan data. 3.8.1 Validitas data Sebelum melakukan pengelohan data, terlebih dahulu data yang dikumpulkan melalui kuesioner diuji melalui pengujian data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2002:144). Sedangkan menurut Ghozali (2005), uji validasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur validasi kuesioner. Pernyataan berlaku jika kisaran lebih dari 30 pernyataan kuesioner dapat menggambarkan sesuatu yang akan diukur dengan kuesioner. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validasi dilakukan dengan menghiting koefisien korelasi antar subjek pada item pernyataan dengan skor test yang diperoleh dari hasil kuesioner, adalah dengan 42 mencari nilai koefisien korelasi (r) dari masing-masing pernyataan dan dibandingkan dengan nilai kritik table korelasi r. Bila r hitung > r tabel, maka pernyataan atau variabel tersebut adalah signifikan. Tes validitas pada penelitian ini menggunakan batuan SPSS. 3.8.2 Uji Reliabilitas Kendala (realibilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias ( bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006). Uji reliabilitas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang relatif stabil bila dilakukan pengukuran kembali. Dalam penelitian ini menggunakan SPSS 20.0, dimana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha (α) > 0,5 3.8.3 Uji Normalitas Menurut Sugiono (2011:241), statistic parametris mensyaratkan bahwa setiap variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal sehingga sebelum pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu melakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas dilakukan pada ketiga variabel yang akan diteliti. Variabel bebas pertama (X1) Promosi media sosial, variabel bebas kedua (X2) City Branding dan variabel terikat (Y) adalah minat berkunjung wisatawan. 3.8.3.1 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi r2 (untuk regresi tiga variabel) merupakan suatu ukuran kesesuaian garis regresi sampel terhadap data. Setelah diketahui hubungan antara variabel x dan variabel y, dari hasil perhitungan korelasi dapat diketahui pula persentase koefisien determinasinya (Sincich, 2011:201) dengan rumus sebagai berikut : KD = (r)2 x 100% 43 3.8.3.2 Koefisien korelasi Koefisien Korelasi merupakan sebuah ukuran numerik deskriptif dari kekuatan hubungan linear di antara dua variabel, x dan y (Sincich, 2011:197). Sebuah nilai r yang mendekati atau sama dengan 0 berarti lemahnya atau ketiadaan hubungan linear di antara x dan y. Sebaliknya, semakin dekat nilai r dengan 1 atau -1, maka semakin kuat hubungan linear di antara x dan y. Tabel 5. Pedoman Penafsiran Koefisien Korelasi Kriteria Tingkat hubungan 0 Tidak ada koefisien antara dua variabel < 0 – 0.25 Korelasi antara dua variabel sangat lemah. < 0.26 – 0.5 Korelasi antara dua variabel cukup. < 0.5 – 0.75 Korelasi antara dua variabel kuat < 0.75 – 0.99 Korelasi antara dua variabel sangat kuat. 1 Korelasi antara dua variabel sempurna Sumber : Sarwono dalam Baginda (2014). 44 DAFTAR PUSTAKA American Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Philip Kotler dan Keller Kevin Lane yang diterjemahkan oleh Bob Sabran. 2009. Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Artis. 2011. Strategi Komunikasi Public Relations. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No. 02 Juli-Desember 2011. Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers. Desra. 2009. Pengertian, Jenis dan Manfaat Pemasaran Online. Jurnal Enterpreneur. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta. 2020. Portal Data Terpadu Pemprov DKI Jakarta. Downey, W. David dan Erickson, Steven P. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta. Erlangga. 516 hal. Echdar Saban, 2017. Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis. Bogor : Ghalia Indonesia Elvinaro A dkk. 2012. Komunikasi Massa suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. Hasyim AI. 2012. Tataniaga Pertanian. Buku Ajar Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hollloway.1995. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat. Hovland, Carl I., Irving K. Janis, and Harold H., Kelley (1953),Communication and Persuasion, New Haven, CT: Yale University Press. Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara., 2006. Marketing Communication – Taktik dan Strategi. Jakarta. PT Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia) Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis Edisi I. Yogyakarta : BPFE. Kotler, Philip. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi tiga belas Bahasa Indonesia.Jilid 1 dan 2.Jakarta : Erlangga Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana Perdana Lasmadiarta, M., 2011. Extreme Facebook Marketing for Giant Profits. Jakarta: Elex Media Komputindo. 45 Lewis, B.K. (2010). Social Media and Strategic Communication : Attitudes and Perceptions Among College Student. International Journal of Public Relation Society of America McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika Morissan, AM. 2015. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014. Munandar, H., & Suherman, M. (2016). Aktivitas Komunikasi Pemerintahan Ridwan Kamil di Media Sosial. Prosiding Hubungan Masyarakat Volume 2, No. 1, (pp. 423-430). Muttaqin, Zainal. 2011. Facebook Marketing Dalam Komunikasi Pemasaran Modern.Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 2 Narbuko dan Achmadi. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Nugroho, Andi. 2019. Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Minat Berkunjung ke Tempat Wisata di Kabupaten Magelang. Skripsi. IAIN Salatiga P.N. Howard dan M.R Parks, 2012, American Behavioral Scientist, Vol. 45 No. 3, November 2001 383-404 Pendit, S. Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor. Ghalia Indonesia Sakinah A, Edriana P. 2019. Jurnal Administrasi Bisnis vol 72 No. 1. Administrasi bisnis.studentjournal.ub.ac.id Sinta P.L. 2015. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Promosi dengan Keputusan Memilih Jasa Layanan Kesehatan (Studi Pada Rumah Sakit Islam Lumajang). Skripsi. Jurnal Interaksi, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 139 – 147 Sistaningrum, Widyanintyas. 2002. Manajemen Penjualan Produk. Jakarta : kanisius Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for business: A Skill Building Approach. Singapore: John Wiley & Sons, Inc Sincich dkk. 2011. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 11. Jakarta: Erlangga Stanton, William, J. 1997. Fundamental of Marketing. Edisi Bahasa Indonesia Terjemahan oleh F.X. Budiyanto . Jakarta: Binarupa Aksara. Sugiyono, 2001. Metode Penelitian, Bandung: CV Alfa Beta. 46 Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses, Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. Tjiptono. 2005. Strategi Pemasaran. Andy Offset. Yogyakarta Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Yogyakarta. Watie, E. D. (2011). Komunikasi dan Media Sosial. THE MESSENGER, Volume III, Nomor 1, 69-75. William J. Stanton, (1978), Fundamental of Marketing . New York: McGraw Hill Book Company Inc. Yoeti, Oka. 1999. Pengantar Ilmu Pariwisata Edisi Revisi. Bandung : Penerbit Angkasa