Uploaded by User83364

Makalah Seminar (Iqbal Abiansyah)

advertisement
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PENGARUH PROMOSI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
DAN CITY BRANDING TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
WISATAWAN KE PULAU SERIBU JAKARTA
(Study pada followers instagram pulauseribuofficial)
Nama
: Iqbal Abiansyah
NPM
: 13816556
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro, M.Msi
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2020
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Iqbal Abiansyah
NPM
: 13816556
Prodi
: Ilmu Komunikasi
Judul Proposal
: Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City
Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau
Seribu Jakarta
(Study pada followers instagram pulauseribuofficial)
Tanggal Sidang
:
Tanggal Lulus
:
Dengan ini menyatakan tulisan ini merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat
dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam bentuk
apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan,
merupakan tanggung jawab penulis sepenuhnya, bukan Universitas Gunadarma.
Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dengan penuh
kesadaran
Depok, 21 Desember 2020
Penulis
Iqbal Abiansyah
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian
: Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City
Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau
Seribu Jakarta
(Study pada followers instagram pulauseribuofficial)
Nama
: Iqbal Abiansyah
NPM
: 13816556
Tanggal Sidang
:
Tanggal Lulus
:
Menyetujui
Pembimbing
Kasubag Sidang PI
(Dr. Edy Prihantoro, M.Msi)
(Christiana Wulandari, SE., M.I.Kom)
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
(Ir. Kiayati Yusriyah, MM., M.I.Kom)
ii
ABSTRAKSI
Iqbal Abiansyah. 2020. Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City
Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta (Study pada
followers instagram pulauseribuofficial). Jurusan Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu
Komunikasi. Universitas Gunadarma. Depok
Pembimbing : Dr. Edy Prihantoro, M.Msi
Geliat pariwisata Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat positif dimana
hampir di penjuru daerah terdapat destinasi wisata baru yang dikelola baik oleh
pemerintah daerah maupun oleh masyarakat sendiri. Daerah yang pada awalnya
diklaim dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, selama sepuluh tahun terakhir sudah
terlihat kemajuannya terutama di bidang pariwisata yang memiliki korelasi positif
dengan kondisi ekonomi masyarakatnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi melalui media sosial
instagram dan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu
Jakarta. Populasi penelitian sebanyak 49.500 followers akun instagram
pulauseribuofficial dengan sampel penelitian sebanyak 100 followers yang ditentukan
dengan cara proportional random sampling.
Pengumpulan data untuk setiap variabel yang diteliti menggunakan angket dengan
skala likert (Likert Scale). Teknik analisis menggunakan metode survey dan
pendekatan korelasional.
Kata Kunci : media sosial, city branding, minat berkunjung
iii
ABSTRACT
Iqbal Abiansyah. 2020. The Influence of Promotion through Instagram Social Media
and City Branding on Tourist Visiting Interest in the Thousand Islands of Jakarta
(Study on pulauseribuofficial Instagram followers). Department of Communication.
Communication Faculty. Gunadarma University. Depok
Supervisor : Dr. Edy Prihantoro, M.Msi
The movement of Indonesian tourism shows a very positive development where almost
all over the area there are new tourist destinations that are managed both by the local
government and by the community itself. The area which was initially claimed to have
a high poverty rate, has seen progress in the last ten years, especially in the tourism
sector, which has a positive correlation with the economic conditions of its people.
This study aims to analyze the effect of promotion through social media Instagram and
city branding on the interest in visiting tourists to Pulau Seribu Jakarta. The study
population was 49,500 followers of the thousandofficial Instagram account with a
research sample of 100 followers determined by proportional random sampling.
Collecting data for each variable studied using a questionnaire with a Likert scale
(Likert Scale). The analysis technique uses a survey method and a correlational
approach.
Key Word : Social media, city branding, interest in visiting
iv
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram dan City
Branding terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta”, guna
memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana jurusan ilmu
komunikasi Universitas Gunadarma.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E. M.M. selaku Rektor Universitas Gunadarma
2. Dr. Nuriyati Samatan selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Gunadarma
3. Ir. Kiayati Yusriyah, MM., M.I.Kom selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Gunadarma
4. Christiana Wulandari, SE., M.I.Kom selaku Kasubag PI
5. Bapak Dr. Edy Prihantoro, M.Msi selaku dosen pembimbing proposal penelitian
6. Bapak dan Ibu saya yang selalu memotivasi saya dalam penyusunan proposal
penelitian ini
7. Teman-teman mahasiswa fakultas ilmu komunikasi yang selalu memberikan
motivasi untuk mempercepat penyelesaian proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan baik
isi maupun susunannya. Semoga proposal ini bisa menjadi perencanaan yang baik
dalam penelitian selanjutnya.
Depok, 21 Desember 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
Pernyataan Originalitas dan Publikasi ........................................................
Halaman
i
Lembar Pengesahan ....................................................................................
ii
Abstraksi .....................................................................................................
iii
Abstract .......................................................................................................
iv
Kata Pengantar ............................................................................................
v
Daftar Isi......................................................................................................
vi
Daftar Tabel ................................................................................................
ix
Daftar Gambar .............................................................................................
x
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................
5
1.3 Batasan Masalah ....................................................................
6
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................
6
1.5 Metode Penelitian ..................................................................
6
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................
7
1.6.1 Manfaat Akademik ......................................................
7
1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................
7
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Komunikasi ...................................................
9
2.1.1 Fungsi Komunikasi.......................................................
9
2.1.2 Prinsip-prinsip Komunikasi .........................................
10
2.2 Komunikasi Massa ................................................................
11
2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa .................................
12
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa ...........................................
14
vi
2.3 Pemasaran ............................................................................
15
2.3.1 Fungsi Pemasaran ......................................................
16
2.3.2 Manajemen Pemasaran ..............................................
17
2.3.3 Komunikasi Pemasaran .............................................
18
2.4 Social Media ........................................................................
20
2.4.1 Fungsi Social Media ..................................................
20
2.4.2 Social Media Marketing ............................................
20
2.4.3 Promosi ......................................................................
21
2.4.4 Jenis-jenis Sosial Media ............................................
23
2.4.4.1 Instagram ......................................................
23
2.5 Pariwisata ............................................................................
25
2.5.1 Pemasaran Pariwisata ................................................
25
2.5.2 City Branding ............................................................
26
2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................
29
2.7 Kerangka Pemikiran ............................................................
30
2.7.1 Pengaruh promosi melalui media sosial terhadap minat
berkunjung .................................................................
30
2.7.2 Pengaruh City Branding terhadap Minat Berkunjung
30
2.7.3 Pengaruh promosi melalui media sosial dan City
Branding terhadap minat berkunjung ........................
30
2.8 Hipotesis ..............................................................................
31
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian .................................................................
32
3.2 Paradigma Penelitian ...........................................................
32
3.3 Variabel Operasional ...........................................................
32
3.3.1 Variabel X1 ................................................................
33
3.3.2 Variabel X2 ................................................................
33
3.3.3 Variabel X3 ................................................................
33
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................
36
vii
3.4.1 Populasi ......................................................................
36
3.4.2 Sampel ........................................................................
37
3.5 Sumber Data ........................................................................
37
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................
38
3.7 Skala Pengukuran ................................................................
39
3.8 Teknik Analisis Data ...........................................................
40
3.8.1 Uji Validitas ................................................................
40
3.8.2 Uji Reliabilitas ............................................................
41
3.8.3 Uji Normalitas ............................................................
41
3.8.3.1 Koefisien Determinasi ...................................
41
3.8.3.2 Koefisien Korelasi .........................................
42
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
43
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Wisatawan Pengunjung Pulau Seribu pada Bulan
Desember 2019 ...........................................................................
4
Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relefan ..............................................
31
Tabel 3. Variabel Operasional....................................................................
34
Tabel 4. Skor Skala Likert .........................................................................
40
Tabel 5. Pedoman Penafsiran Korelasi .....................................................
42
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penampilan Akun Instagram pulauseribuofficial .....................
4
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................
30
Gambar 3. Hubungan antara promosi melalui media sosial dan city branding
Dengan variabel minat berkunjung ..........................................
x
36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Geliat pariwisata Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat positif
dimana hampir di penjuru daerah terdapat destinasi wisata baru yang dikelola baik oleh
pemerintah daerah maupun oleh masyarakat sendiri. Daerah yang pada awalnya
diklaim dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, selama sepuluh tahun terakhir sudah
terlihat kemajuannya terutama di bidang pariwisata yang memiliki korelasi positif
dengan kondisi ekonomi masyarakatnya.
Pariwisata merupakan salah satu sentra yang mendapatkan perhatian lebih oleh
pemerintah pusat maupun daerah karena sangat berhubungan dengan kemajuan dari
suatu daerah. Banyak tipe pariwisata yang akhir-akhir ini mulai berkembang, antara
lain baik berupa wisata alam, wisata kesehatan, wisata histori maupun wisata religi.
Pada awalnya bidang kepariwisataan lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi saja
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik untuk pemerintah
maupun masyarakat karena kepariwisataan dalam laju pembangunan tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh aspek sosial. Karena makin disadari bahwa pembangunan
pariwisata tanpa memperhatikan pertimbangkan aspek sosial yang matang akan
membawa
malapataka
bagi
masyarakat,
khususnya
di
daerah
pariwisata.
Kepariwisataan adalah sesuatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan
melibatkan masyarakat setempat sehingga membawa berbagai dampak terhadap
masyarakat setempat.
Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan dapat dijadikan
sebagai suatu kolaborasi yang efektif antara pemanfaatan sumber daya yang ada,
masyarakat, serta pemerintah yang dapat dilakukan salah satunya dengan
mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan atau ekowisata (Satri,2009).
1
2
Ekowisata sendiri menurut World Conservation Union adalah perjalan yang
bertanggung jawab secara ekologis, mengunjungi wilayah yang masih asli untuk
menikmati dan menghargai keindahan alam termasuk kebudayaan lokal dan dan
mempromosikan konservasi, serta memberikan keuntungan sosial dan ekonomi bagi
penduduk lokal.
Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan
dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek memperdayaan sosial budaya
ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan
pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan
dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para budayawan, tokoh masyarakat
dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan,
terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat
setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan
ekonomi masyarakat setempat.
Pada mulanya ekowisata dijalankan dengan cara membawa wisatawan ke objek
wisata alam yang yang eksotis dengan cara ramah lingkungan. Proses kunjangan yang
sebelumnya memanjakan wisatawan namun memberikan dampak negatif kepada
lingkungan mulai dikurangi.
Hal ini didukung oleh data wisatawan internasional dari WTO yang jumlahnya
menunjukkan tren selalu meningkat. Pada tahun 2010 jumlah wisatawan internasional
mencapai 940 juta wisatawan, sedangkan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat
menjadi 983 juta wisatawan atau bertambah 4,6%. Jumlah wisatawan internasional
pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 1,4 miliar dan meningkat menjadi 1,8
miliar pada tahun 2030 (Winantyo dalam Sholik: 2012: 3). Industri pariwisata di
Indonesia menunjukkan perkembangan positif, jika dilihat dari jumlah kedatangan
wisatawan asing. Pada tahun 2010 jumlah kedatangan wisatawan asing mencapai
7.002.944 wisatawan dan meningkat sebesar 8,45% menjadi 7.649.731 wisatawan pada
tahun 2011 (BPS, 2012).
3
Pulau seribu adalah salah satu destinasi wisata andalan Indonesia, khususnya bagi
Provinsi DKI Jakarta. Sejak lama pemerintah provinsi DKI Jakarta melaksanakan
berbagai program pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu, mulai dari Pulau
Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Bidadari dan pulau-pulau kecil lainnya.
Banyak wahana yang ditawarkan kepada para wisatawan seperti snorkling, diving dan
lain sebagainya sehingga mereka merasa dimanjakan saat berwisata di Pulau Seribu.
Salah satu promosi yang digiatkan oleh pemerintah saat ini melalui media sosial seperti
face book, instagram dan lain sebagainya. Adapun data jumlah wisatawan yang
berkunjung di Pulau Seribu pada bulan Desember 2017 tersaji dalam tabel di bawah ini
(Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, 2020).
Tabel 1. Data Wisatawan Pengunjung Pulau Seribu pada Bulan Desember 2019
Dermaga
Perjalanan
Jumlah Pengunjung
Pulau Panggung/Pramuka/Karya
Penumpang Berangkat
5055
Pulau Kelapa
Penumpang Berangkat
1938
Pulau Harapan
Penumpang Berangkat
8503
Pulau Tidung
Penumpang Berangkat
17062
Pulau Untung Jawa
Penumpang Berangkat
22871
Pulau Pari
Penumpang Berangkat
14256
Pulau Lancang
Penumpang Berangkat
69685
Pulau Panggang/Pramuka/Karya
Penumpang Datang
7050
Pulau Kelapa
Penumpang Datang
2560
Pulau Harapan
Penumpang Datang
10978
Pulau Tidung
Penumpang Datang
22558
Pulau Untung Jawa
Penumpang Datang
15994
Pulau Pari
Penumpang Datang
20400
4
Salah satu media sosial yang dugunakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta
dalam mempromosikan pariwisata Kepulauan Seribu adalah media sosial instagram
dimana sampai dengan saat ini jumlah followers akun pulau seribuofficial sebanyak
40,5 ribu dengan jumlah postingan sejumlah 736. Akun instagram ini sangat aktif
memperbarui postingan, dan setiap postingan dilihat lebih dari seribu orang, hal inilah
yang menjadi parameter bahwa promosi pariwisata di kepulauan seribu sangat efektif
dilakukan melalui akun instagram.
Wisatawan yang datang ke suatu destinasi wisata tentunya mampu menilai
pelayanan yang diberikan kepada mereka sehingga akan menemukan tingkat kepuasan
tersendiri. Jika wisatawan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
pengelola baik pemerintah daerah maupun masyarakat maka sudah semestinya mereka
akan mempromosikan kepada orang lain. Begitu pula jika mereka tidak mendapatkan
kepuasan, maka promosi negatif yang akan mereka sampaikan kepada masyarakat.
Alasan penulis memilih tema penelitian ini karena ingin mengetahui sejauh mana
pengaruh akun instagram dan kepuasan wisatawan terhadap jumlah wisatawan yang
mengunjungi kepulauan seribu. Disamping itu penulis juga berharap agar destinasidestinasi yang ada di kepulauan seribu semakin dikenal oleh masyarakat luas sehingga
akan semakin banyak orang yang tahu kemudian mendatangi kepulauan seribu.
Berikut gambar akun Instagram yang penulis peroleh dari https://www.instagram.
com/pulauseribuofficial/.
Gambar 1. Penampilan Akun Instagram pulauseribuofficial
5
Sektor pariwisata berhubungan erat dengan wisatawan sehingga dampak positif
yang ditimbulkan oleh sektor pariwisata berasal dari jumlah kunjungan wisatawan,
pengeluaran wisata baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik, investasi yang
dilakukan oleh industri pariwisata. Pengeluaran wisatawan selama melakukan kegiatan
wisata akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia
barang dan jasa. Setiap tingkat perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap
perubahan tingkat pengeluaran 7 (output), nilai tambah, upah atau gaji
ketenagakerjaan, penerimaan devisa, dan neraca pembayaran (Belinda, 2013: 22).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sakinah Adinda dan Edriana Pangestu
(2019 vol.72) tentang pengaruh media sosial instagram @exploremalang terhadap
minat berkunjung followers ke suatu destinasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel media sosial instagram @explore malang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat berkunjung (Y) followers ke suatu destinasi. Diketahui bahwa koefisien
beta dari analisis ini yaitu sebesar 73,1% dan 16,9% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Nugroho (2019) yang berjudul
“Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Minat Berkunjung
ke Tempat Wisata di Kabupaten Magelang” menghasilkan adanya pengaruh variabel
intensitas media sosial instagram terhadap minat berkunjung ke tempat wisata di
Kabupaten Malang sebesar 34,196.
Kegiatan promosi melalui media sosial seperti aplikasi instagram memang akhirakhir ini menjadi trending di kalangan generasi milenial. Hampir semua masyarakat
yang memiliki smart phone bisa dipastikan memiliki aplikasi instagram. Hal ini yang
menjadikan peneliti tertarik untuk membuktikan bahwa terdapat korelasi antara
promosi melalui media sosial instagram dengan minat berkunjung wisatawan ke Pulau
Seribu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muttaqin (2011) yang mengatakan
instagram marketing adalah kegiatan melakukan aktivitas marketing menggunakan
semua fasilitas yang disediakan oleh Instagram dengan tujuan meningkatkan penjualan
6
(sales) dan menjalin komunikasi yang lebih langgeng dengan pelanggan (customer
relationship).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.
Adakah pengaruh promosi melalui media sosial instagram terhadap minat
berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta ?
2.
Adakah pengaruh city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke pulau
seribu jakarta?
3.
Adakah pengaruh promosi melalui media sosial instagram dan city branding
terhadap minat berkunjung wisatawan ke pulau seribu jakarta?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah peneliti hanya berfokus pengaruh
promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung
wisatawan ke pulau seribu jakarta. Variabel terikat yang diteliti adalah minat
berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta, sedangkan variabel bebasnya adalah
promosi melalui media sosial instagram dan city branding.
Penelitian akan dilakukan mulai bulan April s.d. Mei 2021 untuk mendapatkan
data pengunjung Pulau Seribu yang paling optimal, karena masuk dalam musim
kemarau.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan upaya meningkatkan minat
berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta dengan cara sebagai berikut :
1.
Menganalisis pengaruh promosi melalui media sosial instagram terhadap minat
berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta
2.
Menganalisis pengaruh city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke
Pulau Seribu Jakarta
7
3.
Menganalisis pengaruh promosi melalui media sosial instagram bersama-sama
dengan city branding terhadap minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu
Jakarta
1.5 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode
survey. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Teknik pengumpulan data yaitu
dengan kuesioner yang diberikan kepada followers dengan metode random sampling
melalui media sosial Instagram.
1.6
Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan oleh seorang peneliti karena memiliki manfaat yang bisa
diambil oleh masyarakat luas sebagai acuan dalam melaksanakan sesuatu yang
berkaitan dengan penelitian tersebut. Adapun manfaat yang akan penulis jelaskan yaitu
manfaat akademis dan manfaat praktis.
1.6.1
Manfaat Akademis
Penilitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
maupun penilitian ilmu komunikasi yang berkaitan dengan new media dan juga bagi
pembaca diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang pengaruh promosi
melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung
wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta.
1.6.2
Manfaat Praktis
Penilitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan masukan bagi penelitian
selanjutnya dengan tema yang sama, serta dapat menjadi bahan promosi bagi
pariwisata Pulau Seribu Jakarta.
1.7. Sistematika Penulisan
8
Pada penelitian ini, sistematika penulisan dilakukan dengan mengelompokan
materi menjadi beberapa bab sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
metode penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUN PUSTAKA
Pada bab ini, berisiskan landasan konseptual, landasan teoritis, penilitian
terdahulu, dan kerangka pemikiran
BAB III. METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga ini penulis menguraikan tentang subjek penilitian dan objek
penelitian, pendekatan penilitian, paradigm penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan keabsahan data.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Memuat hasil penelitian beserta pembahasannya yang menjelaskan “Pengaruh
promosi melalui media sosial instagram dan city branding terhadap minat berkunjung
wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta.
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini, berisikan kesimpulan dari penilitian, implikasi dan saran-saran dari
peniliti.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Komunikasi
Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain dalam
menjalani kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu sosiologi diperlukan interaksi sosial.
Penerapan interaksi sosial antar satu orang dengan orang lain diperlukan komunikasi
agar hasrat dan keinginan mereka mampu diterjemahkan dengan baik. Sebagai
komunikator yang baik, manusia dilengkapi dengan indra yang sangat berperan untuk
melancarkan komunikasi yaitu lidah, walaupun komunikasi juga bisa dilakukan dengan
body language. Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia
sebab manuasia perlu mempertahankan hidup dan kebutuhan menyesuaikan dengan
lingkungan. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator ke
komunikan melalui media atau saluran.
Menurut Artis (2011) komunikasi merupakan kebutuhan manusia dalam
melakukan hubungan dengan manusia lain baik dalam bentuk mempengaruhi orang
lain, mengekspresikan diri maupun untuk mempelajari tentang dunia orang lain. Dalam
melakukan komunikasi dapat dilakukan dengan cara langsung maupun melalui media
masa baik dalam bentuk verbal dan non verbal.
2.1.1 Fungsi Komunikasi
Empat fungsi komunikasi menurut Wiliam I. Gorden dalam Deddy Mulyana
(2014) yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan
komunikasi intrumental. Berikut penjelasan dari masing-masing fungsi komunikasi :
a.
Komunikasi Sosial.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
komunikasi penting untuk membangun kosep diri kita, aktualisasi diri untuk
kelangsungan hidup, memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
10
antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang
lain.
b.
Komunikasi Ekpresif.
Erat kaitannya dengan komunikais sosial adalah komuniaksi ekpresif yang dapt
dilakukan baik sendiri ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekpresif tidak ontomatis
bertujuan mepengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejuah kimnukasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita. Perasaanperassan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
c.
Komunikasi Ritual.
Erat kaitannya dengan komunikasi ekpresif adalah komunikasi ritula. Yang biasa
dilakukan secara kolektif. Suatu komuntas sering melakukan upacara-upacara
berlainan sepanjang hidup, yang disebut para ontropolog sebagai rites of passage, mulai
dari upacara kelahira, sunatan, ulang tahun, siraman, pernikahan hingga upacara
kematian.
d.
Komunikasi Instrumental.
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum; menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan kenyakinan, dan mengubah prilaku atau
gerakan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut
dapat
disebut
membujuk
(bersifat
persuasif). Komunikasi
yang bertujuan
memberitahuakan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam
arti bahwa pembicara menginnginkan pendengar mempercayai bahwa fakta atu
informasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui.
2.1.2 Prinsip-Prinsip Komunikasi
Komunikasi sangat penting bagi manusia, karena manusia sangat membutuhkan
interaksi satu dengan lainnya. Menurut Deddy Mulyana (2015 : 91-127), prinsipprinsip komunikasi ada 12 jenis, yaitu; Komunikasi Adalah Proses Simbolik, Setiap
Prilaku Mempunyai Potensi Komunikasi, Komunkasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi
Hubungan, Komunikasi Berlangsun dalam Bebagai Tingkat Kesenjangan, Komunikasi
11
Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu, Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta
Komunikasi, Komunikasi Bersifat Sistemik, Semakin Mirip Latar Belakang Sosial
budaya Semakin Efektiflah Komunikasi, komunikasi yang hasilnnya sesuai dngan
harapan
para
peserta
komunikasi,
Komunikais
Bersifat
Nonkonsekuensial,
Komunikasi Bersifat Prosensual, dinamis, dan Transaksional, Komunikasi Bersifat
Irreversible, Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah.
2.2
Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan yang di komunikasikan
melalui media massa yang dilakukan oleh masyarakat luas (Mass communication is
message communicated through a mass medium to a large number of people)
(Elvinaro, 2012 : 3). Definisi tersebut menegaskan bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media Massa.
Media massa yang digunakan saat ini sangat beragam, mulai dari media cetak,
media elektronika sampai media sosial. Media massa sangat dibutuhkan
keberadaannya oleh masyarakat dunia, karena informasi bisa diperoleh dengan sangat
mudah. Misalnya, media sosial sudah sangat familiar bagi siapa saja, hanya dalam
hitungan detik kita bisa mengetahui informasi yang ada di belahan bumi lain. Namun,
informasi yang diperoleh dari media sosial ada yang valid (shahih) tapi ada pula yang
merupakan kebohongan semata (hoaks).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli
komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakanya. Namun, dari sekian
banyak definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi
melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Sebab, awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of
mass communication (media komunikasi massa).
Definisi komunikasi massa yang ini nampaknya merupakan definisi yang lengkap,
yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara jelas. Bentuk baru
komunikasi dapat dibedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki
12
karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan kepada khalayak yang relatif besar,
heterogen dan anonym; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai
kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada
atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikasi langsung antarpersonal
atau kelompok yang tanpa menggunakan alat bantu. Komunikasi massa sangat
tergantung dengan alat bantu, misalnya kertas untuk media cetak dan gawai untuk
media sosial. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :
a. Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Dengan mengingat,
bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks. Jadi, berapa orang yang terlibat dalam proses
komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang
diperlukan sifatnya relatif. Namun, yang pasti, komunikasi massa itu kompleks.
b. Pesan Bersifat umum
Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh
karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat
berupa fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di muat dalam media
massa.
c. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Komunikasi
massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya
menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi
massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda,
yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor: Usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
13
d. Media massa menimbulkan keserempakan
Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama
lainnya berada dalam keadaan terpisah. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan
dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang
banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang
sama pula.
e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus, tetapi pada
komunikasi massa, yang paling penting adalah unsur isi. Jadi dalam komunikasi
lainnya yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek
hubungan manusia : bukan pada “apanya” tetapi pada “bagaimana”. Sedangkan
komunikasi massa menekankan pada “apanya”. Dalam komunikasi massa, pesan harus
disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan
karakteristik media massa yang akan digunakan.
f. Komunikasi Massa bersifat satu arah
Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui
media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak
dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
melakukan dialog . dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
g. Stimulasi alat indera “Terbatas”
Ciri komunikasi massa lainya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya
adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat
indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca
hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,
sedangkan pada media televisi dan film, khlayak menggunakan indera penglihatan dan
pendengaran
14
h. Umpan balik tertunda (Delayed)
Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback
merupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Secara umum, fungsi komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1.
Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini
adalah berita-berita yang disajikan.
2.
Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih
menjadikan televisi sebagai media hiburan.
3.
Persuasi
Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling
penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk:
Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;
Kedua, mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Ketiga, menggerakkan
seseorang untuk melakukan sesuatu; dan Keempat memperkenalkan etika, atau
menawarkan sistem nilai tertentu.
4.
Transmisi budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling
luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat dielakkan
selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada
penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan,
kontemporer dan historis.
5.
Mendorong kohesi sosial
15
Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong
masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat
untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi
kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup
umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi sosial. Akan tetapi,
ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, sebenarnya
di sisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial.
6.
Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian
yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or
beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau
pengawasan instrumental.
7.
Korelasi
Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan
yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian
kejadian. Salah satu bagian terpenting dalam menjalankan fungsi korelasi yang
termasuk interpretasi bila dilihat dari Tajuk Rencana atau Hoofd Artikel
(Belanda),Leader/Leader Writer (Inggris) sebuah surat kabar, meskipun tajuk rencana
juga memiliki fungsi persuasi.
2.3 Pemasaran
Arti pemasaran menurut The American Marketing Association (AMA) adalah “
an organization function and a set of processes for creating,communicatitting, and
delivering value to customers and for managing customers relanships in ways that
benefit the organization and its stake holders” atau pemasaran adalah suatu fungsi
organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola lubungan pelanggan dengan cara
16
yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler & Keller,
2006:6).
Kotler (2000:9), mendefinisikan pemasaran atau marketing adalah “a societal
process by witch individuals and groups obtan what they need and want throught
creating, offering, and freely exchanging product and services of vslue with order “
atau proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapat apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dengan merupakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Tjiptono (2005:2), pemasaran merupakan sistem efektifitas bisnis yang
dirancang
untuk
merencanakan,
menetapkan
harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar
dalam rangka mencapai tujuan organisasional.
Ada 10 tipe entitas yang bisa dipasarkasn oleh pemasar (Koller & Keller 2006:8),
yaitu; barang (goods), jasa (services), acara (events), pengalaman (Experiences), orang
(persons), tempat (places), properti (properties), organisasi (organizations), informasi
(information), ide (ideas). Komunikasi efektif dapat dikembangkan dengan delapan
langkah yaitu; mengidentifikasi pemirsa atau konsumen pemasaran, Menentukun
tujuan komunikasi, merencang komunikasi, memilih saluran komunikasi, menetapkan
total anggaran komunikasi pemasaran, memutuskan bauran komunikasi pemasaran
(marketing mix), mengukur hasil komunikasi, mengelola proses komunikasi pemasaran
terintegritas dan mengkoordisikan media, mengimplemensikan IMC (Intergarted
Marketing Communication).
2.3.1 Fungsi Pemasaran
Komponen penting dalam suatu kegiatan usaha adalah pemasaran dari produk
yang dihasilkan baik barang maupun jasa. Pemasaran dilakukan untuk mengenalkan
produk yang dihasikan ke area publik agar lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga
tujuan usahanya bisa tercapai dengan baik. Pemasaran adalah semua kegiatan yang
bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara
paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif (Hasyim, 2012).
17
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan barang dan jasa kepada para konsumen saat
ini maupun konsumen potensial (Stanton, 1997). Menurut Downey dan Ericson (1992),
pada umumnya fungsi pemasaran dikelompokkan menjadi:
1.
Fungsi pertukaran (exchange function) yang meliputi penjualan dan pembelian,
yang menciptakan kegiatan kegunaan hak milik.
2.
Fungsi fisik (physicalfunction) yang meliputi pengangkutan, penyimpanan dan
pemrosesan produk yang menciptakan kegunaan tempat dan waktu.
3.
Fungsi penyediaan sarana (facilitating function) yang meliputi kegiatan-kegiatan
yang menyangkut masalah standarisasi dan grading, penanggung resiko,
pembiayaan dan kredit serta informasi pasar dan harga
Salah satu fungsi dari pemasaran adalah sebagai penyedia sarana yang meliputi
harga. Harga merupakan masalah pokok baik bagi pembeli maupun penjual di pasar.
Pada semua tingkat dari produksi melalui proses tataniaga hingga ke konsumen akhir
harus secara terus menerus dan konstan memper hatikan harga-harga barang dan jasa
(Hasyim, 2012).
Pemasaran adalah suatu bagian dari proses bisnis yang bertujuan untuk
mempromosikan barang atau jasa dan memiliki fungsi pertukaran, fisik dan penyedia
sarana.
2.3.2 Manajemen Pemasaran
Pengertian manajemen pemasaran adalah kegiatan analisis , perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian berbagai program yang disusun dalam pembentukan,
pembangunan, dan pemeliharaan laba hasil dari transaksi/ pertukaran melalui sasaran
pasar untuk tujuan persuhaan dalam jangka panjang ( Sofjan Assauri, 2013:12).
Konsep manajemen pemasaran diartikan sebagai falsafah bisnis dimana pemuasan
kebutuhan konsumen adalah syarat ekonomi dan sosial untuk kelangsungan pertahanan
18
perusahaan. Tujuaannya adalah untuk memberi keputusan terhadap apa yang
diinginkan konsumen ( Stanton,1978).
Oleh karena itu setiap kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus diarahkan
untuk tujuan tersebut. Ada 3 elemen penting yang termasuk konsep manajemen
pemasaran, yaitu:
1.
Orientasi Pada Konsumen ( Market Oriented)
Konsep pemasaran yang paling baik adalah dengan menjadikan konsumen sebagai
prioritas utama. Itulh sebabnya mengapa dalam strategi marketing selalu
mengedepankan konsumen.
2.
Perencanaan Kegiatan Pemasaran.
Pengaturan secara dinamis sebagai bentuk penyusunan berbagai kegiatan secara
menyeluruh. Semua aktivitas pemasaran, mulai dari strategi, implementasi, analisis,
pengawasan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pemasaran harus disusun secara
terperenci.
3.
Kepuasan Konsumen
Unsur paling penting di dalam pemasaran adalah kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen ini tidak hanya diukur dari kualitas produk saja, tapi juga dari bagaimana
strategi pemasaran yang dilakukan.
Sebuah bisnis atau perusahaan yang sedang berkembang wajib memahami
manajemen pemasaran yang baik, apalagi pada era globalisasi seperti ini dimana
banyak competitor yang berlomba-lomba memasarkan produknya bahkan hingga
berbagai manca negara.
2.3.3 Komunikasi Pemasaran
Marketing communication juga merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan
untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang lebih luas. Kajian
ini dapat juga dikatakan sebagai upaya untuk memperkuat loyalitas pelanggan terhadap
produk, yaitu barang dan jasa yang dimiliki perusahaan. Hal yang perlu dipahami oleh
seorang pemasar adalah keberhasilan sebuah strategi marketing communication dapat
19
diukur dengan seberapa besar penjualan sebuah produk atau penghasilan dari
pemanfaatan jasa oleh konsumen.
Kennedy dan
Soemanagara
(2009:5)
menjelaskan,
kegiatan
marketing
communication adalah kegiatan pemasaran yang menggunakan teknik-teknik
komunikasi yang berfungsi memberikan informasi kepada orang banyak agar tujuan
perusahaan tercapai dan terjadi peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau
pembelian produk yang ditawarkan. Dengan kata lain, marketing communication
merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran,
guna meraih segmentasi yang lebih luas. Selain itu, kegiatan marketing communication
adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperkenalkan, menjalin maupun menciptakan
interaksi antara perusahaan dengan mitra usaha maupun konsumen dan kegiatan
tersebut, atau merupakan suatu usaha untuk mengkomunikasikan perusahaan, produk
maupun jasa kepada pihak luar (mitra usaha,supplier maupun konsumen).
Dasar dari pemasaran adalah komunikasi dan pemasaran bisa akan begitu powerful
jika dipadukan dengan komunikasi yang efektif dan efisien. Bagaimana menarik
konsumen atau khalayak menjadi aware, kenal dan mau membeli suatu produk atau
jasa melalui saluran komunikasi adalah bukan sesuatu yang mudah. (Prisgunanto,
2006:7) Definisi komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley berbunyi,
”Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually
verbal) to modify the behaviour of the other individuals”. (Komunikasi adalah proses
individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain). Definisi tersebut mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah
suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana individu mengirim
stimulus kepada orang lain. Stimulus dapat disebut sebagai pesan yang biasanya dalam
bentuk verbal, dimana proses penyampaian dilakukan melalui saluran komunikasi, dan
terjadi perubahan atau respons terhadap pesan yang disampaikan.
20
2.4
Social Media
Dewasa ini penggunaan sosial media oleh masyarakat Indonesia mengalami
lonjakan yang sangat tinggi, dimana hampir setiap orang sudah memiliki gaggets
masing-masing, bahkan anak-anak balita sudah dikenalkan gaggets oleh orang tuanya.
Kepemilikan gaggets seakan sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat
Indonesia. Jika dilihat dari jumlah gaggets khususnya dengan jenis android yang
terjual sangat fantastis maka sudah bisa dipastikan mayoritas penduduk Indonesia
memiliki satu atau lebih. Banyaknya gaggets android yang tersebar di seluruh negeri,
menjadikan beberapa aplikasi media sosial ikut merasakan keuntungan, seperti
whatsapp, instagram, facebook, youtube, line, telegram, tiktok dan lain sebagainya.
Aplikasi-aplikasi tersebut sangat menguntungkan bagi para pengusaha yang
menginginkan produk barang maupun jasanya untuk terinformasikan dengan luas di
area publik dengan biaya yang sangat murah, termasuk di dalamnya usaha di bidang
pariwisata. Banyak pariwisata yang memanfaatkan akun media sosial instagram dan
face book untuk promosi publik.
2.4.1 Fungsi Social Media
Masuknya media sosial yang sangat masif di masyarakat Indonesia sekarang ini
dalam beberapa hal sangat menguntungkan terutama di bidang komunikasi publik.
Tidak hanya sebagai media untuk berkomunikasi, kini media sosial sudah menjadi
media untuk menuangkan kreatifitas (Munandar & Suherman, 2016). Bahkan, media
sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi di masyarakat saat ini. Komunikasi
tak terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja, tanpa harus tatap
muka. (Watie, 2011, p. 69).
Menurut Lewis (2010) media sosial adalah label bagi teknologi digital yang
memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi
pesan. Sedangkan menurut Mark Hopkins (2008), sosial media adalah istilah yang
tidak hanya mencakup berbagai platform Media Baru tetapi juga menyiratkan
dimasukkannya sistem seperti FriendFeed, Facebook, dan lain-lain yang pada
21
umumnya dianggap sebagai jejaring sosial. Idenya adalah bahwa berbagai platform
media yang memiliki komponen sosial dan sebagai media komunikasi publik.
Media sosial adalah media yang terdiri atas tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur
informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan isi media,
Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita, gagasan, dan produk-produk
budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi dan mengkonsumsi isi
media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri (P.N. Howard dan
M.R Parks, 2012)
2.4.2 Social Media Marketing
Teknologi digital berperan membentuk berbagai perubahan besar terhadap dunia,
lahirnya berbagai macam produk teknologi baru khususnya internet. Internet
merupakan alat komunikasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini pula yang
melatar belakangi perubahan komunikasi konvensional menjadi online dan serba
digital. Salah satu yang sangat diuntungkan dalam hal ini adalah pemasaran secara
online.
Pemasaran online dianggap mampu melebarkan sayap pemasaran bisnis secara
optimal dengan biaya yang jauh lebih ringan dibandingkan secara offline. Secara
sederhana pemasaran online atau sering disebut sebagai pemasaran digital diartikan
sebagai strategi pemasaran yang memanfaatkan internet. Kegiatan pemasaran untuk
mendapatkan perhatian konsumen dilakukan dengan memanfaatkan media sosial,
website, email, bahkan augmented reality. Hal ini dapat dilakukan dengan iklan
berbayar, konten berkualitas atau sekadar posting-an sederhana melalui media online
(Desra, 2009).
Adapun manfaat pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan media sosial
secara online menurut Desra (2009) adalah sebagai berikut; 1. Mengurangi
pembiayaan, 2. Dapat diukur secara real time. 3. Cepat menentukan target, dan 4.
Paparan jangka panjang
22
2.4.3 Promosi
Kegiatan promosi menurut Kotler (2010:41) adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan yang menonjolkan keismewaan produknya yang membujuk
konsumen agar membelinya. Sedangkan menurut Suryana (2008:112) promosi adalah
cara mengkonsumsikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya konsumen mengenal
dan membeli.
Sebenarnya, promosi ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan/penjual saja,
tetapi pembeli juga sering menggunakannya. Misalnya, mereka memasang iklan pada
sebuah iklan pada sebuah surat kabar untuk mencari barang atau jaa yang diperlukan
dari pihak lain. Selain itu, pembeli dan penjual dapat menggunakan perantara
komunikasiseperti bito advertinsi untuk melaksanakan kegiatan promosi. Jadi dapat
dikatakan pembeli, penjual, dan perantara bisa terlibat dalam promosi.
Menurut Kismono (2001:374), perusahaan perlu menetapakan tujuan promosi
yang akan membantu tercapainya tujuan perusahaan secara lebih luas. Programprogram promosi dapat didasarkan atas satu atau lebih tujuan berikut ini:
a)
Memberi informasi. Tujuan dasar dari semua kegiatan promosi adalah memberi
informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana
konsumen dapat membelinya, dan berapa harga yang ditetapkan. Konsumen
memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan pembelinya.
b) Meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi juga merupakan salah satu cara
meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat merancang promosi penjualan dengan
memberikan kupon belanja, sampel produk, dan sebagainya. Untuk membujuk
konsumen mencoba produk yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah atau
dengan tambahan keuntungan yang lain.
c)
Menstabilkan penjualan. Pada saat pasar lemah, perusahaan perlu melakukan
kegiatan promosi agar tingkat penjualan perusahan tidak mengalami penurunan yang
berarti.
23
d) Mempromosikan produk. Perusahaan perlu mempromosikan produknya dengan
menekankan keunggulan produknya disbanding produk pesaing. Strategi promosi yang
tepat, seperti iklan, agar membantu perusahaan.
e)
Membentuk cita produk. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan yang dapat
membantu image konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan dapat
menggunakan media iklan untuk membangun citra produknya di mata konsumen.
2.4.4 Jenis-jenis Social Media
Masyarakat sudah semakin melek teknologi informasi sehingga kebutuhan
terhadap informasi menjadikan mereka mau atau tidak mau harus memaksakan diri
untuk menyediakan sarana untuk mendatangkan informasi. Gawai adalah salah satunya
yang digunakan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Ada beberapa
aplikasi yang bisa disediakan oleh gawai pintar (smart phone), antara lain :
2.4.4.1 Instagram
Alat informasi yang semakin berkembang sangat mempermudah khalayak
mendapatkan informasi yang diinginkan. Instagram merupakan media sosial yang
masuk dalam kategori jejaring sosial yang dapat diakses dengan mudah, dan dapat
memberikan informasi. Kegiatan penggunaan Instagram diharuskan menggunakan
internet. Teori CMC (Computer Mediated Communication) merupakan serangkaian
harapan baru tentang komunitas berkembang seputar komunikasi yang termediasikan
komputer. Gagasan intinya adalah bahwa “komunitas virtual” yang dapat dibentuk oleh
sejumlah berapapun individu melalui internet atas dasar pilihan mereka sendiri atau
sebagai tanggapan suatu rangsangan (McQuail, 2011:163)
Instagram merupakan suatu aplikasi sosial media yang berbasis Android untuk
Smartphone, iOS untuk iPhone, Blackberry, Windows Phone dan bahkan yang terbaru
saat ini juga bisa dijalankan di komputer atau personal computer. Namun untuk
penggunaan di dalam komputer tidak akan bisa sama sepenuhnya dengan yang ada
pada perangkat mobile phone. Muttaqin (2011) mengatakan instagram marketing
24
adalah melakukan aktivitas marketing menggunakan semua fasilitas yang disediakan
oleh Instagram dengan tujuan meningkatkan penjualan (sales) dan menjalin
komunikasi yang lebih langgeng dengan pelanggan (customer relationship). Konsep
instagram marketing menurut Lasmadiarta (2011) adalah menambahkan bahwa
kepercayaan adalah hal yang penting dalam melakukan penawaran, melalui Instagram
orang dapat membangun kepercayaan dengan menyampaikan pesan berupa informasiinformasi sebagai berikut :
a.
Cantumkan informasi tentang profil sebanyakbanyaknya (selama tidak
mengganggu privasi)
b.
Masukkan alamat dan kontak yang bisa dihubungi
c.
Cantumkan beberapa nama perusahaan rekanan (bila ada)
d.
Jadilah member dari halaman orang-orang terkenal
e.
Posting sesuatu yang bermanfaat
f.
Masukkan foto-foto presentasi yang meyakinkan
g.
Penyampaian Pesan
Pada umumnya orang – orang menggunakan instagram untuk saling men-sharing
atau membagikan foto maupun video. Prinsip yang satu ini memang cenderung berbeda
dengan aplikasi media sosial lainnya yang lebih menekankan pada penggunaan kata –
kata atau status untuk dibagikan ke publik.
Sama halnya seperti aplikasi media sosial lain, pada Instagram ini anda dapat
mencari banyak teman dengan menggunakan istilah follow dan follower atau mengikuti
dan pengikut. Dengan banyaknya follower maka menandakan akun anda sudah
memiliki banyak teman. Interaksi bisa dilakukan dengan kegiatan like atau saling
komen pada postingan antar pengguna aplikasi. Bisa juga dilakukan dengan
menggunakan perpesanan atau Direct Message (DM) dan yang paling popular saat ini
yakni InstaStory yang berupa aktivitas membagikan video secara live atau langsung.
25
2.5 Pariwisata
Menurut UU No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Menurut Yoeti
(2009:113), jenis-jenis pariwisata dapat dibedakan menurut alasan atau tinjauan
perjalanannya yaitu:
1) Business Tourism, yaitu jenis pariwisata yang pengunjungnya datang untuk tujuan
dinas, usaha, atau yang berhubungan dengan pekerjaannya
2) Vacational Tourism, yaitu jenis pariwisata yang pengunjungnya melakukan
perjalanan wisata untuk berlibur, menikmati akhir pekan atau sedang cuti.
3) Educational Tourism, jenis pariwisata yang pengunjungnya melakukan perjalanan
untuk studi atau mempelajari sesuatu di bidang ilmu pengetahuan, seperti study tour
Elemen komunikasi pariwisata, yaitu :
1) Komunikator
: Orang atau lembaga yang memberikan Informasi beriskan
pariwiwsata.
2) Pesan
: Inti dari komunikasi Pariwisata, dimana pesan yang disalurkan
berkaitan dengan pariwiwsata
3) Komunikan
: Orang atau lembaga yang menerima Informasi berisikan
parawisata.
2.5.1
Pemasaran Pariwisata
Pemasaran pariwisata menekankan lebih jauh lagi tentang siapa sebetulnya
segmen pasar dan bagaimana perilakunya (Damanik,2006). Penekanannya bagaimana
mengkomunikasikan kepada pasar bahwa produk yang ditawarkan (destinasi) adalah
unggul dan berbeda dengan produk lain. Media promosi konvensional tidak selamanya
dapat digunakan untuk produk pariwisata, terlebih produk wisata minat khusus.
Pemasaran pariwisata menurut Holloway & Robinson (1995) terdiri dari 7 P, yaitu
product, positioning, price, promotion, place, packaging, partnership.
26
Pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan
sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan atau kelompok industri pariwisata, baik swasta
maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional
guna mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan
atau mengingatkan pasar sasaran atas produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono
2001:219).
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu
upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun
”konsumen potensial” agar melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan,
saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual merupakan konsumen yang
langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi
produk tersebut dilancarkan. Sedangkan konsumen potensial adalah konsumen yang
berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa
yang akan datang.Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi meliputi empat
hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku
serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.Pada
prinsipnya adalah memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen adanya
produk baru diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke
produk tersebut. Pada tahap berikutnya lebih pada upayamengingatkan konsumen agar
tetap loyal ditengah banyaknya kompetitor lama maupun baru.
2.5.2 City Branding
Selain promosi melalui media sosial, city branding juga berperan dalam menarik
wisatawan untuk datang ke kota tersebut. City branding merupakan strategi baru yang
berkembang dalam beberapa tahun terakhir yang terintegrasi dalam pembangunan
wilayah untuk meningkatkan daya saing suatu kota atau daerah dalam menghadapi
27
persaingan global. City branding merupakan salah satu strategi positioning yang kuat
agar sebuah negara, provinsi, kota atau kabupaten dapat dikenal secara luas diseluruh
dunia.
City branding akan menonjolkan identitas dan karakter dari suatu daerah atau
wilayah, sehingga akan menciptakan keunggulan komparatif. Selain itu, apabila
dikelola secara terencana dan terstruktur serta berkelanjutan, city branding juga akan
menciptakan keunggulan kompetitif didaerah atau wilayah tersebut (Mufli dan
Kusumawati 2018). City brаnding аdаlаh suаtu strаtеgi dеngаn cаrа mеmbеri mеrеk
pаdа kotа yаng bеrfungsi sеbаgаi аlаt untuk mеmpеrkеnаlkаn аtаu mеmаsаrkаn potеnsi
dаеrаh tеrsеbut pаdа sеmuа stаkеholdеr dаri lokаl hinggа intеrnаsionаl. Sаlаh sаtu
tujuаn city brаnding yаitu mеnаrik pеrhаtiаn invеstor dаn wisаtаwаn untuk
mеngаmbаngkаn dаn mеmаsаrkаn potеnsi wisаtа yаng dimiliki (Pakarti, Kusumawati,
dan Mawardi, 2017).
28
2.6
Penelitian Terdahulu
Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
No
1
Nama, Universitas, dan
Tahun
Fitri Aprilia, Srikandi
Pengaruh Word Of Mouth
Penelitian
Kumadji,
terhadap Minat
Kusumawati, Universitas
Brawijaya ,2015
Andriani
Hasil dari kesimpulan penelitian ini
Perbedaan dari
penelitian ini
Subjek
nya
pada
mengunakan
bahwa
penelitian ini berbeda
Berkunjung Serta
penelitian
Pengunjung Tempat Wisata “Jawa
Dampaknya Pada
kuantitatif
Timur Park 2” Kota Batu sangatlah
Judul
Metode
Hasil penelitian
ini
Keputusan Berkunjung
berrlawanan
(Survei pada Pengunjung
berkunjung
Tempat
Wisata
pada
keputusan
“Jawa
Timur Park 2” Kota Batu)
2
Dyah
Ary
Ningrum,
Setya
Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo
Pengaruh Komunikasi
Penelitian
Pemasaran Wisata
ini
Hasil dari kesimpulan penelitian ini
Objek
nya
pada
mengunakan
bahwa minat berkunjung ke daya tarik
penelitian
Kusuma Tirta Minapoli
penelitian
wisata bahari di kabupaten Sidoarjo
berbeda
tan terhadap Peningkatan
kuantitatif
Hasil dari kesimpulan penelitian ini
Subjek
penelitian ini berbeda
ini
tidak
nya
pada
Kunjungan Wisata Bahari
Di Kabupaten Sidoarjo
3.
Daniel
Simanjuntak,
Univеrsitas
Malang
Fransiscus
Pengaruh Event Pariwisa-
Penelitian
2018,
ta terhadap Keputusan
mengunakan
bahwa Event Pariwisata secara parsial
Brawijaya
Berkunjung (Survei pada
penelitian
terhadap
Wisatawan
kuantitatif
Wisatawan
yang
Domestik
Berkunjung
ke
ini
Keputusan
Berkunjung
29
Event
Pariwisata
di
Kabupaten Banyuwangi)
4.
Pragustian
Pengaruh Jumlah Objek
Penelitian
2018, Universitas Islam
Wisata
Negeri
Kunjungan
Terhadap
Raden
Saputra,
2017
Intan
Lampung
Sektor
Hasil dari kesimpulan penelitian ini
Objek
menggunakan
bahwa Jumlah Kunjungan Wisatawan
penilitian ini berbeda
Wisatawan
penelitian
Terhadap Perpektif Ekonomi Islam
Penerimaan
kuantitatif
dan
Jumlah
Pariwisata
Kabupaten
ini
nya
pada
Di
Lampung
Selatan Tahun 2011-2017
Ditinjau Dari Perspektif
Ekonomi Islam
5.
Mohamad Dedi, Sekolah
Pengaruh Promosi Wisata
Penelitian
Tinggi Ilmu Komputer
Bahari
Hasil dari kesimpulan penelitian ini,
Objek
Kualitas
menggunakan
bahwa mengamati Peningkatan Jumlah
berbeda
PGRI Banyuwangi, 2017
Pelayanan
terhadap
metode
kunjungan wisatawan di tempat wisata
Jumlah
kuantitatif
kabupaten Banyuwangi
Kunjungan Wisatawan di
deskriptif
dan
Peningkatan
Pelabuhan
Banyuwangi
Muncar
ini
penelitiannya
30
2.7 Kerangka Pemikiran
Destinasi pariwisata suatu daerah dikatakan berkembang dengan baik jika faktor
kuantitas pengunjung yang datang banyak, sehingga dibutuhkan metode/strategi untuk
menarik para wisatawan. Zaman yang serba digital ini menjadi peluang bagi pengelola
pariwisata untuk promosi melalui media sosial, karena hampir sebagian besar
masyarakat dunia memiliki smart phone yang bisa digunakan untuk menjelajah dunia
dalam waktu singkat sebagai efek dari globalisasi di bidang komunikasi. Selain media
sosial, pelaku pariwisata juga harus meningkatkan kualitas destinasinya agar memiliki
daya jual ke masyarakat luas dan harus menentukan segmentasi pasar yang akan
dibidiknya. Kegiatan city branding dinilai sangat penting dalam rangka meningkatkan
nilai jual produk wisata suatu daerah. Kerangka pikiran dari penelitian ini dapat
dijelaskan dengan gambar di bawah ini.
Permasalahan :
Jumlah wisatawan berkunjung
masih belum mencapai target.
Perekonomian masyarakat setempat
belum terangkat dengan adanya
destinasi wisata
Umpan Balik
Terdapat pengaruh antara
promosi menggunakan media
sosial dan city branding terhadap
minat berkunjung wisatawan
Dibutuhkan strategi untuk
meningkatkan jumlah wisatawan
yang berkunjung antara lain
promosi melalui media sosial dan
melakukan kegiatan city
branding
Apakah terdapat pengaruh
pemasaran melalui media sosial
dan city branding terhadap
peningkatan jumlah wisatawan
yang berkunjung ?
Analisis data :
Regresi
Uji F dan Uji T
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian
31
2.7.1
Pengaruh Promosi melalui media sosial terhadap Minat Berkunjung
Promosi melalui media sosial merupakan usaha dari masyarakat maupun sebuah
lembaga untuk mengenalkan produk yang dimilikinya kepada khalayak ramai melalui
media sosial. Upaya ini dimaksudkan agar publik berminat untuk menikmati produk
yang mereka tawarkan. Adapun indikator dari promosi melalui media sosial tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Contex
2.
Communication
3.
Collaboration
2.7.2 Pengaruh City Branding terhadap Minat Berkunjung
City branding merupakan strategi baru yang berkembang dalam beberapa tahun
terakhir yang terintegrasi dalam pembangunan wilayah untuk meningkatkan daya saing
suatu kota atau daerah dalam menghadapi persaingan global. Semakin kreatif suatu
wilayah dalam pengelolaan pariwisatanya maka akan semakin tinggi pula city banding
yang dilakukan oleh masyarakat atau lembaga di suatu daerah. Minat berkunjung
masyarakat publik akan tinggi jika city branding yang dibuat oleh masyarakat atau
lembaga juga bagus. Indikator dari city branding antara lain :
1.
Kehadiran wisatawan
2.
Tempat yang diunggulkan
3.
Potensi yang dimiliki
2.7.3 Pengaruh Promosi melalui media sosial dan City Branding terhadap Minat
Berkunjung
Minat berkunjung masyarakat umum ke suatu daerah sangat ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat promosi daerah yang dilakukan oleh
masyarakat atau lembaga setempat dan city branding yang dilakukan disamping faktorfaktor lainnya. Indikator minat berkunjung yaitu :
1.
Minat transaksional
2.
Minat referensial
32
3.
Minat preferensial
4.
Minat eksploratif
2.8 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0
: Tidak ada pengaruh promosi melalui media sosial dan city branding terhadap
minat berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta
H1
:
Ada pengaruh promosi melalui media sosial dan city branding terhadap minat
berkunjung wisatawan ke Pulau Seribu Jakarta
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah akun instagram pulauseribuofficial sebagai variabel
bebas (independent) pertama dan kepuasan pelanggan sebagai variabel bebas kedua.
Sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah minat berkunjung wisatawan ke
Pulau Seribu Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan survey. Menurut Sugiono (2013 : 13), metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yangt berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistika dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dilakukan kepada wisatawan pengunjung Pulau Seribu Jakarta yang
berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
3.2
Paradigma penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme. Positivisme adalah suatu
aliran filsaafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
yang benar dan menolak aktivitas yang berkenan dengan metafisik.
3.3
Variabel Operasional
Pengertism variabel menurut Sugioyono (2010:31) adalah “Sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”Sedangkan definisi
variabel operasional menurut Nur Indiranto (2002:69) adalah penentuan construct
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Variabel operasional diperlukan dalam
menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu
34
penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat statistika dapat dilakukan secara
benar.
3.3.1
Variabel X1 (Variabel Bebas 1)
Variabel
bebas
pertama
yang
digunakan
adalah
akun
instagram
pulauseribuofficial. Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa,”Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan variabel yang
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan
suatu gejala yang diobservasi.
Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah akun instagram
pulauseribuofficial. Menurut Wikipedia, promosi adalah mengiklankan suatu produk
atau merek, menghasilkan penjualan, dan menciptakan loyalitas merek atau brand.
Indikator dari variabel X adalah Iklan, penjualan personal, promosi mulut ke mulut,
hubungan masyarakat, publisitas, promosi penjualan
3.3.2
Variabel X2 (Variabel Bebas 2)
Variabel bebas kedua yang digunakan adalah city branding. City brаnding аdаlаh
suаtu strаtеgi dеngаn cаrа mеmbеri mеrеk pаdа kotа yаng bеrfungsi sеbаgаi аlаt untuk
mеmpеrkеnаlkаn аtаu mеmаsаrkаn potеnsi dаеrаh tеrsеbut pаdа sеmuа stаkеholdеr
dаri lokаl hinggа intеrnаsionаl. Sаlаh sаtu tujuаn city brаnding yаitu mеnаrik pеrhаtiаn
invеstor dаn wisаtаwаn untuk mеngаmbаngkаn dаn mеmаsаrkаn potеnsi wisаtа yаng
dimiliki (Pakarti, Kusumawati, dan Mawardi 2017).
3.3.3
Variabel Y (Variabel Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas”.
35
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah minat berkunjung wisatawan ke
Pulau Seribu. Minat Berkunjung menurut Ferdinand (2012:129) dapat diidentifikasi
melalui beberapa indikator sebagai berikut:
1.
Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli suatu
produk.
2.
Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorag untuk merefrensikan suatu produk
kepada seseorang
3.
Prefrensial, minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
prefrensi utama suatu produk, Prefrensi dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk tersebut.
4.
Minat Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai suatu produk yang diminatinya dan mencar informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Tabel 3. Variabel Operasional
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Promosi
merupakan Context
setiap
bentuk
Communication
komunikasi
yang
Promosi melalui
Media Sosial
Instagram (X1)
digunakan
oleh
perusahaan
untuk
memberi
pesan/
informasi,
atau
mengingatkan Collaboration
dan,
Pertanyaan
1-2
3-5
membujuk,
orang mengenai produk,
jasa
No
gagasan
perusahaan
kepaada
mesyarakat,
dengan
6-9
36
maksud
agar
orang
dapat menerimanya dan
melakuan
perbuatan
sebagaimana
seperti
keinginan perusahaan.
(Sigit, 2002:53)
City
Branding 1.Kehadiran
10-12
merupakan salah satu wisatawan
strategi
City Branding
untuk 2.Tempat
yang 13-15
memunculkan citra dari diunggulkan
suatu kota agar dikenal 3.Potensi
yang 16-18
oleh masyarakat luar dimiliki
sebagai
salah
satu
bentuk promosi
Minat
sebagai
dorongan,
rangsangan
yang
Minat Minat Berkunjung
(Y)
kuat
yaitu
internal
yang
memotivasikan
tindakan,
dimana
dorongan
ini
dipengaruhi
oleh
stimulus dan perasaan
positif akan produk.
1. Minat
19-21
transaksional
2. Minat referensial
22
3. Minat
23-24
preferensial
4. Minat eksploratif
25-26
37
Hubungan antara variabel bebas (promosi melalui media sosial dan city branding)
dengan variabel terikat (minat berkunjung wisatawan) dapat digambarkan sebagai
berikut :
X1
ᵋ
Y
X2
Gambar 3. Hubungan antara promosi melalui media sosial dan city branding
dengan variabel minat berkunjung wisatawan
3.4
Populasi dan Sample Penelitian
3.4.1
Populasi
Menurut Echdar (2017;261) populasi diartikan kumpulan objek penelitian
darimana data akan diperoleh atau dikumpulkan. Populasi dalam penelitian dapat
berupa orang (individu atau kelompok, komunitas, atau masyarakat) maupun benda.
Menurut Margono (dalam Echdar, 2017:262) populasi bisa dibedakan menjadi
dua, yaitu populasi teoritis yang batasannya telah ditetapkan secara kualitatif dan
populasi yang tersedia secara kuantitatif bisa dinyatakan dengan tegas dan tepat.
Berdasarkan ukuran, populasi dibedakan menjadi dua, yaitu populasi terhingga (
finite population), finite population merupakan ukuran populasi yang berapa pun
besarnya tetapi masih bisa dihitung dan populasi tak terhingga (infinite population),
infinite population merupakan ukuran populasi yang sudah sedimikian besarnya
sehingga sudah tidak bisa dihitung. Peneletian menggunakan infinite population karena
jumlah pengunjung yang datang untuk berwisata tidak terbatas. Jumlah populasi yang
terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak 40.900 orang, hal ini dilihat dari jumlah
yang mengikuti akun instagram @pulauseribuofficial, Jakarta.
38
3.4.2
Sample
Menurut Echdar (2017:264) sample merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian yang dipilih sebagai
responden
merupakan
bagian
dari
populasi
followers
akun
instagram
pulauseribuofficial. Penarikan sampel dilakukan secara proportional random
sampling. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin, yaitu :
n=
N
1 + Nα2
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N : Jumlah populasi
α : tingkat kesalahan (0,05)
berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel yang dijadikan responden
sebagai berikut :
n=
40.900
1 + 40.900(0,1)2
n = 99,7561 ≈ 100
Dalam penelitian ini ukuran sampel yang ditentukan dalam uji statistik yang akan
digunakan yaitu Random Sampling. Menurut Sugiyono (2001:57) teknik simple
Random Sampling adalah teknik pengambilan sample dari anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
3.5
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
39
1) Data Primer
Data yang secara langsung diperoleh dari hasil kuesioner terhadap sampel dari
followers akun instagram pulauseribuofficial. Penelitian untuk uji validitas dan
reliabilitas butir pertanyaan dalam kuisioner menggunakan responden acak sejumlah
30 responden, sedangkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak
100 responden.
2)
Data Sekunder
Data yang diperoleh dengan menguntip dari sumber lain yang bertujuan untuk
melengkapi data primer seperti telaah pustaka, yaitu mengumpulkan data dari
penelitian sebelumnya dari buku, jurnal yang relavan dengan judul penelitian.
3.6
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
quisioner untuk mengetahui minat berkunjung wisatawan ke puau seribu, promosi
melalui media sosial Instagram dan City Branding. Quisioner dibagikan melalui
aplikasi google form.
1) Observasi
Observasi (Pengamatan) adalah pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati
dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diseldiki (Narbuko,dkk.2015:70).
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
2) Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden (
Sugiono,2004:135). Dalam hal ini
yang dimaksud adalah wisatawan Pulau Seribu
Jakarta
3) Penelitian Kepustakaan ( Library Research)
40
Teknik yang digunakan oleh penulis dengan pemanfaatan literature atau buku-buku,
penelitian-penelitian sebelumnya, dan telaah dokumen yang terkait dengan
permasalahaan yang diteliti sebagai sebuah acuan atau pedoman antara hasil yang
diperoleh dari lapangan dengan teori disiplin ilmu yang ada atau menghimpun datadata dari buku-buku serta bacaan yang relevan serta mendukung penelitian.
3.6.1
Uji Hipotesis Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji t merupakan salah satu uji hipotesis penelitian dalam analisis regresi linear
sederhana maupun analisis regresi linear multiples (berganda). Uji t bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas atau variabel independen (X) secara parsial (sendirisendiri) berpengaruh terhadap variabel terikat atau variabel dependen (Y).
3.7
Skala Pengukuran
Menurut Morissan (2012) skala pengukuran adalah suatu skala yang mewakili
ukuran campuran dari suatu variabel. Skala tersebut umumnya
digunakan
untuk
mengukur variabel kompleks yang digunakan untuk mengukur suatu indikator
(Morissan,2012:85).
Skala pengukuran ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran
dalam penelitian ini adalah skala likert, skala ini merupakan salah satu skala yang
paling banyak digunakan pada saat penelitian sosial.
Pada skala likert, peneliti harus merumuskan sejumlah pertanyaan mengenai suatu
topik tertentu, dan responden diminta untuk memilih apakah ia sangat setuju, setuju,
tidak setuju, sangat tidak setuju dengan berbagai pertanyaan tersebut.
Setiap jawaban memiliki bobot yang berbeda, dan seluruh jawaban responden
dijumlahkan berdasarkan bobotnya sehingga mengahsilkan suatu skor tunggal
mengenai suatu topik tertentu (Morisson,2012:88).
41
Tabel 4. Skor Skala Likert
Jawaban
3.8
Skor
Sangat Setuju
4
Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data kain terkumpul. Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarakan oleh data ( Kriyanto, 2006
: 167) teknik analisis data dalam kuantitatif menggunakan statistik, dimana peneliti
akan menggunakan software SPSS dalam penghitungan data.
3.8.1
Validitas data
Sebelum melakukan pengelohan data, terlebih dahulu data yang dikumpulkan
melalui kuesioner diuji melalui pengujian data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2002:144). Sedangkan menurut Ghozali
(2005), uji validasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur validasi kuesioner.
Pernyataan berlaku jika kisaran lebih dari 30 pernyataan kuesioner dapat
menggambarkan sesuatu yang akan diukur dengan kuesioner. Sebuah instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud.
Uji validasi dilakukan dengan menghiting koefisien korelasi antar subjek pada
item pernyataan dengan skor test yang diperoleh dari hasil kuesioner, adalah dengan
42
mencari nilai koefisien korelasi (r) dari masing-masing pernyataan dan dibandingkan
dengan nilai kritik table korelasi r. Bila r hitung > r tabel, maka pernyataan atau variabel
tersebut adalah signifikan. Tes validitas pada penelitian ini menggunakan batuan SPSS.
3.8.2
Uji Reliabilitas
Kendala (realibilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias ( bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran
yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006).
Uji reliabilitas merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji
sejauh mana pengukuran memberikan hasil yang relatif stabil bila dilakukan
pengukuran kembali. Dalam penelitian ini menggunakan SPSS 20.0, dimana suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha (α)
> 0,5
3.8.3 Uji Normalitas
Menurut Sugiono (2011:241), statistic parametris mensyaratkan bahwa setiap
variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal sehingga sebelum pengujian
hipotesis dilakukan terlebih dahulu melakukan pengujian normalitas data. Uji
normalitas dilakukan pada ketiga variabel yang akan diteliti. Variabel bebas pertama
(X1) Promosi media sosial, variabel bebas kedua (X2) City Branding dan variabel
terikat (Y) adalah minat berkunjung wisatawan.
3.8.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi r2 (untuk regresi tiga variabel) merupakan suatu ukuran
kesesuaian garis regresi sampel terhadap data. Setelah diketahui hubungan antara
variabel x dan variabel y, dari hasil perhitungan korelasi dapat diketahui pula
persentase koefisien determinasinya (Sincich, 2011:201) dengan rumus sebagai berikut
:
KD = (r)2 x 100%
43
3.8.3.2
Koefisien korelasi
Koefisien Korelasi merupakan sebuah ukuran numerik deskriptif dari kekuatan
hubungan linear di antara dua variabel, x dan y (Sincich, 2011:197). Sebuah nilai r
yang mendekati atau sama dengan 0 berarti lemahnya atau ketiadaan hubungan linear
di antara x dan y. Sebaliknya, semakin dekat nilai r dengan 1 atau -1, maka semakin
kuat hubungan linear di antara x dan y.
Tabel 5. Pedoman Penafsiran Koefisien Korelasi
Kriteria
Tingkat hubungan
0
Tidak ada koefisien antara dua variabel
< 0 – 0.25
Korelasi antara dua variabel sangat
lemah.
< 0.26 – 0.5
Korelasi antara dua variabel cukup.
< 0.5 – 0.75
Korelasi antara dua variabel kuat
< 0.75 – 0.99
Korelasi antara dua variabel sangat
kuat.
1
Korelasi antara dua variabel sempurna
Sumber : Sarwono dalam Baginda (2014).
44
DAFTAR PUSTAKA
American Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Philip Kotler dan Keller
Kevin Lane yang diterjemahkan oleh Bob Sabran. 2009.
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Artis. 2011. Strategi Komunikasi Public Relations. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No.
02 Juli-Desember 2011.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Desra. 2009. Pengertian, Jenis dan Manfaat Pemasaran Online. Jurnal Enterpreneur.
Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta. 2020. Portal Data Terpadu
Pemprov DKI Jakarta.
Downey, W. David dan Erickson, Steven P. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta.
Erlangga. 516 hal.
Echdar Saban, 2017. Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis. Bogor : Ghalia
Indonesia
Elvinaro A dkk. 2012. Komunikasi Massa suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media.
Bandung.
Hasyim AI. 2012. Tataniaga Pertanian. Buku Ajar Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Hollloway.1995. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba
Empat.
Hovland, Carl I., Irving K. Janis, and Harold H., Kelley (1953),Communication and
Persuasion, New Haven, CT: Yale University Press.
Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara., 2006. Marketing Communication –
Taktik dan Strategi. Jakarta. PT Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia)
Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis Edisi I. Yogyakarta : BPFE.
Kotler, Philip. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi tiga belas Bahasa Indonesia.Jilid 1
dan 2.Jakarta : Erlangga
Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana
Perdana
Lasmadiarta, M., 2011. Extreme Facebook Marketing for Giant Profits. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
45
Lewis, B.K. (2010). Social Media and Strategic Communication : Attitudes and
Perceptions Among College Student. International Journal of Public Relation
Society of America
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika
Morissan, AM. 2015. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014.
Munandar, H., & Suherman, M. (2016). Aktivitas Komunikasi Pemerintahan Ridwan
Kamil di Media Sosial. Prosiding Hubungan Masyarakat Volume 2, No. 1, (pp.
423-430).
Muttaqin, Zainal. 2011. Facebook Marketing Dalam Komunikasi Pemasaran
Modern.Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 2
Narbuko dan Achmadi. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Nugroho, Andi. 2019. Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
terhadap Minat Berkunjung ke Tempat Wisata di Kabupaten Magelang. Skripsi.
IAIN Salatiga
P.N. Howard dan M.R Parks, 2012, American Behavioral Scientist, Vol. 45 No. 3,
November 2001 383-404
Pendit, S. Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor. Ghalia
Indonesia
Sakinah A, Edriana P. 2019. Jurnal Administrasi Bisnis vol 72 No. 1. Administrasi
bisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sinta P.L. 2015. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Promosi dengan Keputusan
Memilih Jasa Layanan Kesehatan (Studi Pada Rumah Sakit Islam Lumajang).
Skripsi. Jurnal Interaksi, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 139 – 147
Sistaningrum, Widyanintyas. 2002. Manajemen Penjualan Produk. Jakarta : kanisius
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for business: A Skill Building Approach.
Singapore: John Wiley & Sons, Inc
Sincich dkk. 2011. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 11. Jakarta: Erlangga
Stanton, William, J. 1997. Fundamental of Marketing. Edisi Bahasa Indonesia
Terjemahan oleh F.X. Budiyanto . Jakarta: Binarupa Aksara.
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian, Bandung: CV Alfa Beta.
46
Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses,
Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat.
Tjiptono. 2005. Strategi Pemasaran. Andy Offset. Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Yogyakarta.
Watie, E. D. (2011). Komunikasi dan Media Sosial. THE MESSENGER, Volume III,
Nomor 1, 69-75.
William J. Stanton, (1978), Fundamental of Marketing . New York: McGraw Hill Book
Company Inc.
Yoeti, Oka. 1999. Pengantar Ilmu Pariwisata Edisi Revisi. Bandung : Penerbit Angkasa
Download