Uploaded by riski.dirahayu

makalah batik

advertisement
TUGAS MAKALAH
MENGENAI BATIK DAN PEMBUATAN NYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknik Pencapan
Disusun oleh
Riski Dwi Rahayu
(1804010009)
Dosen pengampu
:
Ratih Kurniasari, Ir.,MM.
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF
2020/2021
1
Table of Contents
Kata Pengantar ..............................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan .......................................................................................................................4
Latar Belakang .............................................................................................................................4
Tujuan ....................................................................................................................................................... 5
Manfaat ..................................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................6
Pengertian .....................................................................................................................................6
Ciri - ciri .................................................................................................................................................... 7
Jenis-Jenis Batik........................................................................................................................................ 7
Manfaat atau kegunaan ........................................................................................................................... 41
Macam-macam Batik dan perbedaannya .........................................................................................44
BAB III Penutup ..........................................................................................................................46
Kesimpulan.................................................................................................................................46
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya yang berjudul “Batik”. saya
juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehtan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat
mengumpulkn bahan - bahan materi makalah ini dari internet. saya telah berusaha
semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang batik.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari
sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan juga kritik yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena
itu saya mohon bantuan dari para pembaca.
D e m i k i a n l a h m a k a l a h i n i s a ya b u a t , a d a k e s a l a h a n dalam penulisan, saya
mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian. Menurut Hamzuri dalam bukunya
yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan
pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang.
Zat perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah digambar
dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan.setelah itu
malam dihilangkan dengan cara merebus kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang
disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang berarti titik /
matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik”
(Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu mempunyai pengertian yang
berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. Menurut
KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana
Tatanan dan Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah
batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi seharusnya”Bathik”.
Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai
rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan etimologis
tersebut sebenarnya batik identik dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai
penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah
cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu mengoreskan
cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.
4
B. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami pengertian, tujuan, jenis, dan proses pembuatan
batik, serta memahami manfaat atau kegunaan batik
C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada bidang ilmu
psikologi, khususnya psikologi kepribadian juga memperkaya penelitian dengan
menggunakan konsep indegeneous , sehingga konteks budaya Indonesia dapat dipahami
tanpa menggunakan teori barat.
2. Manfaat Praktis
a. Subjek
Bagi pembatik, agar mereka dapat mengetahui tentang nilai – nilai kualitas
kepribadian dalam pekerjaannya sehingga mereka dapat lebih termotivasi dalam
menjalani pekerjaannya.
b. Bagi Masyarakat
Agar mengetahui nilai- nilai positif yang dimiliki oleh pembatik batik tulis dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari sehingga terbentuk kepribadian yang
sehat.
c. Dunia pendidikan
Agar dapat memasukkan mata pelajaran membatik sebagai bentuk pelestarian
budaya dan melatih mental mahasiswa dengan belajar membatik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Secara umum, pengertian batik adalah kain yang dilukis dengan cairan lilin
malam menggunakan alat bernama canting sehingga di atas kain tersebut terdapat lukisan
bernilai seni tinggi.
Secara terminologi dan etimologinya, batik berasal dari bahasa Jawa yaitu dari
kata “mbat” (melempar) dan “titik”, yang berarti melempar titik berkali-kali pada kain.
Sederhananya batik merupakan seni dalam menghias kain dengan penutup lilin untuk
membentuk corak hiasan tertentu serta membentuk sebuah bidang pewarnaan.
Ada pula pengertian Batik Menurut para Ahli :
1. Santosa Doellah
Menurut Santosa Doellah, pengertian batik adalah sehelai kain yang dibuat
secara tradisional dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional,
memiliki beragam corak hias dan pola tertentu dimana pembuatannya
menggunakan teknik celup rintang dengan lilin batik sebagai bahan perintang
warna.
Lebih lanjut Santosa Doellah mengatakan bahwa suatu kain dapat disebut
batik apabila mengandung dua unsur pokok, yaitu;

Jika memiliki teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai
perintang warna.

Miliki pola yang beragam hias khas batik.
2. Afif Syakur
Menurut Afif Syakur, batik adalah serentang warna yang meliputi proses
pemalaman (lilin), pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemanasan),
sehingga menghasilkan motif yang halus dimana semua proses tersebut
membutuhkan ketelitian yang tinggi
3. Irwan Tirta
6
Menurut Irwan Tirta, pengertian batik adalah suatu teknik menghias kain/
tekstil dengan menggunakan lilin dalam proses pencelupan warna, dimana
semua proses tersebut dilakukan dengan menggunakan tangan.
B.
CIRI-CIRI
Kain batik memiliki karakteristik yang unik dan tidak dimiliki oleh jenis kain
lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri batik secara umum:
1. Batik Tradisional

Memiliki corak dengan makna simbolik.

Corak batik terdapat variasi hias motif ular, pagoda, geometris, serta barong.

Warna batik cendrung gelap (coklat kehitaman, warna hitam) dan putih.

Umumnya motif batik memiliki ciri khas daerah asalnya.
2. Batik Modern
C.

Corak pada batik tidak mengandung makna khusus.

Corak batik biasanya berbentuk tumbuhan, rangkaian bunga, dan lain-lain.

Warna batik cenderung bebas (biru, merah, ungu, dan lain-lain).
JENIS-JENIS BATIK DAN PEMBUATANNYA
Persiapan Membuat Batik
Persiapan kain mori untuk pembuatan batik terdiri atas berbagai macam
pekerjaan, sehingga menjadi kain yang siap untuk dibatik. Pekerjaan tersebut
meliputi :
- Memotong kain
- Nggirah (mencuci) atau ngetel
- Nganji (menganji)
- Ngemplong (seterika, kalander)
1 Memotong Kain
Kain batik atau mori yang masih berbentuk gulungan dipotong–potong dengan
7
ukuran sesuai panjang kain batik yang akan dibuat. Untuk membuat kain
panjang untuk wanita (tapih) kain dipotong dengan ukuran 2,75 yard. Demikian
pula untuk mori prima, tiap gulungan mempunyai ukuran panjang 48 yard
(43 m) dan lebar ± 105 cm, biasanya dipotong menjadi 19 (ukuran batik normal)
atau menjadi 20 (ukuran batik sedang). Ukuran yang lain digunakan sebagai
batik selendang, ikat kepala, sarung, hiasan dinding dan sebagainya. Selesai
dipotong-potong, setiap ujung kain diberi lipatan kecil dan dijahit (diplipit),
dengan maksud, agar benang–benang yang paling tepi tidak lepas (berjerabai).
2 Mencuci/Nggirah/ Ngetel
Biasanya mori batik diperdagangkan dengan diberi kanji secara berlebihan,
agar kain tampak tebal dan berat. Karena kanji dalam proses pemberian warna
bersifat menghalangi penyerapan, maka perlu dihilangkan kemudian diganti
dengan kanji ringan. Cara menghilangkan kanji tersebut, kain direndam dalam
larutan enzim atau direndan satu malam, kemudian dikeprok/dicuci kemudian
dibilas dengan air bersih. Bila kain tersebut akan dibuat batik halus (kualitas
prima atau primisima), maka mori itu tidak cukup hanya dicuci saja, tetapi di
“kloyor” atau di “ketel”.
Pekerjaan ngetel mori tidak hanya menghilangkan kanji saja, melainkan kain
mempunyai daya penyerapan lebih tinggi dan supel, tetapi terjadi penurunan
kekuatan kain walaupun sedikit. Proses ini menyerupai proses merserisasi.
Pada pembatikan sekarang, kain sudah siap untuk dibatik karena kain
dipasaran kanji yang diberikan pada kain merupakan kanji ringan dan kain telah mengalami
proses merser Yang dipakai untuk ngetel pada dasarnya adalah campuran minyak nabati (minyak
kacang, minyak klenteng, minyak kelapa) dan bahan–bahan pelarut lain seperti soda abu, soda
kostik, soda kue. Kain dikerjakan berulang–ulang dengan larutan tersebut dimana setiap
pengerjaan ulang kain dikeringkan/dijemur. Pekerjaan ngetel mori batik ada beberapa cara
meliputi :
1. Ngetel dengan campuran minyak kacang dan soda kostik. Larutan ini dipakai untuk ngetel mori
kasar atau blacu. Untuk kain mori dengan panjang 15 yard (untuk 5 potong kain batik) disediakan
larutan ngetel dengan resep sebagai berikut : 70 g soda kostik (NaOH) dilarutkan dalam 10 L air
300 cc minyak kacang Cara mengerjakannya, hari pertama kain dibasahi dengan 2 liter air,
kemudian diberi 2 liter larutan soda kostik dan 300 minyak kacang, kemudian dikerjakan dalam
larutan tersebut selama beberapa waktu kemudian kain digulung atau dilipat dan disimpan dalam
bak selama 12 jam. Setelah selesai kain dijemur sampai kering kemudian dimasukan kembali
8
dalam bak pengetel, diberi 1½ liter larutan soda kostik, dilipat, disimpan dalam bak pengetel
selama 12 jam, dikeringkan. Pekerjaan tersebut diulang sampai 5 kali. Pekerjaan terakhir
dilakukan pencucian sampai bersih kemudian dikeringkan.
2. Mengetel dengan minyak kacang Pengetelan ini untuk mengerjakan kain yang halus, untuk
gulung kain mori (17 yard) disediakan bahan – bahan berikut : 300 g minyak kacang 20 l larutan
merang Cara mengerjakannya, kain dibuka, dimasukkan dalam bak pengetel (bak bundar atau
wajan), dibasahi dengan air, diberi 300 cc minyak kacang dan 2 liter air abu merang, direndam,
kemudian disimpan basah selama 12 jam dalam keadaan dilipat, kemudian dikeringkan.
Pekerjaan seperti ini diulangi sampai 9 kali. Pada hari terakhir kain dicuci bersih dan dikeringkan.
3. Mengetel dengan minyak kacang dan soda abuPekerjaan ini dilakukan untuk mengetel mori
kualitas sedang dan halus.Untuk satu potong kain ukuran 3 yard diperlukan : 70 g Minyak kacang
45 g Soda abu Kain dikerjakan dalam larutan bak ketelan dalam larutan yang mengandung 75 cc
minyak kacang dicampur dengan ½ liter larutan soda abu, campuran ini dituangkan dalam bak
ketelan, kain direndam beberapa saat kemudian dikeringkan. Setelah kering kain diberi 0,5 liter
larutan soda abu direndam, dikeringkan lagi,diulangi sampai 6 kali atau lebih. Cara ini tidak
memakai penyimpanan basah. Pada pengerjaan terakhir kain kemudian dicuci dan dikeringkan.
Pekerjaan ketelan tersebut masih banyak cara–cara dan variasinya, tiap daerah pembatikan
mempunyai cara dan pengalaman sendiri – sendiri.
Beberapa cara diatas merupakan contoh. Pada era sekarang ini pengerjaan mengetel sudah tidak
dikerjakan lagi mengingat lama dan kurang efesien. Sebagai gantinya kain direndam dalam
larutan penghilang kanji seperti enzim dan sebagainya.
3 Menganji Kain
Kain yang akan dibuat batik perlu dikanji agar lilin batik tidak meresap kedalam kain. Tetapi
kanji tersebut tidak boleh menghalangi penyerapan zat warna pada kain, maka kanji yang
diberikan adalah kanji tipis atau kanji ringan. Pemakaian kanji tersebut sekitar 20 g tapioka untuk
1 liter air, cara melarutkannya atau cara membuat bubur kanji, mula–mula kanji dilarutkan
dengan air dingin kemudian dipanaskan sambil diaduk–aduk. Kain mori dikanjidengan larutan
kanji dingin kemudian dijemur. Biasanya penganjian diakukan setelah kain dicuci atau diketel.
Setelah kain dikanji kemudian dikemplong.
4 Ngemplong
Kain mori yang telah dikanji perlu dihaluskan atau diratakan permukaannya dengan cara
dikemplong.
Ngemplong adalah meratakan kain dengan cara kain dipukul berulang–ulang
dengan menggunakan palu dari kayu. Cara ngemplong adalah kain yang telah dikanji dan kering,
beberapa lembar kain dilipat kemudian di letakKan dia atas landasan kayu yang permuakannya
9
rata, gulungan kain diikat dengan landasan kayu agar tidak lepas, kemudian kain dipukul dengan
pemukul kayu. Setelah kain rata gulungan kain dibuka dan kain satu persatu dibuka, dilipat untuk
dibatik. Karena meratakan kain dalam keadaan dingin, tidak seperti jika menggunakan seterika
panas, maka kanji pada mori mudah dihilangkan dengan pencucian. Pewarnaan tidak terganggu
oleh adanya kanji pada kain batik dalam proses persiapan ini.
Peralatan Batik
Untuk membuat batik diperlukan peralatan peralatan berikut :
1. Canting tulis
Semula pembuatan batik dilakukan dengan menutupkan malam panas denganalat canting
pada desain yang telah dibuat diatas kain mori putih dengan pensil. Cara yang demikian
itu sampai sekarang masih dilakukan dan hasilnya disebut batik tulis. Batik jenis ini
harganya mahal, pembuatanya memakan waktu yang lama, akan tetapi desain yang
diperoleh tidak terbatas. Mengingat pembuatan batik tulis yang cukup lama, maka orang
berusaha mencari cara lain guna menyelesaikan pembatikan dalam waktu yang singkat
dan diketemukanlah batik cap.
.
cucuk (2) berupa saluran dan tangkai (3) dari bambu atau glagah. Jenis canting tulis yang dikenal
adalah canting untuk klowongan (kerangka motif), canting untuk tembokan, dan canting untuk
isen (mengisi gambar). Canting isen memiliki ujung tunggal, ujung tiga (telu 0, ujung lima, dan
sebagainya.
2. Canting cap
Batik cap diperoleh dengan menggunakan alat cap yang berupa stempel yang terbuat dari
tembaga atau yang lainya misalnya dari kayu, alat cap yang berupa stempel ini disebut
canting cap. Cara menggunakannya adalah canting cap diletakkan diatas malam yang
meleleh pada kasa yang diletakkan diatas panic tembaga/ender kemudian dipindahkan
10
ditempelkan ke kain mori. Penempelan malam ini dapat dilakukan pada satu permukaan
atau dua permukaan tergantung dari kualitas batiknya.
3. Ender
Panci tembaga/ender adalah tempat untuk melelehkan malam yang akan digunakan untuk
pembuatan batik cap, dan diatas ender biasanya ditempatkan kain kasa agar pada saat
penempelan malam pada canting cap tidak terlalu banyak sehingga kalau dicapkan pada
permukaan kain mori tidak mlobor.
4. Wajan
Wajan adalah tempat melelehkan malam yang terbuat dari tembaga yang akan digunakan
untuk membuat batik tulis menggunakan canting tulis dan biasanya
5. Wangkringan
11
Wangkringan adalah alat yang terbuat dari bambu yang digunakan untuk tempat
bersandar kain mori yang akan dibatik tulis, sehingga proses pembatikan dapat berjalan
lancar.
Bahan–bahan Batik
Bahan untuk membuat batik meliputi mori batik, lilin batik, zat warna dan zat pembantu
untuk batik.
1 Kain untuk Batik
Kain sebagai bahan yang akan dibuat batik disebut mori, muslim atau cambric. Kata
mori berasal dari “Bombyx mori” yaitu jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera putih
dan halus, sedang kain putih untuk batik sifat-sifatnya seperti kain sutera tersebut.
Muslim berasal dari “muslin” kependekan dari “moussuline” yaitu nama semacam kain
yang sangat halus, terbuat dari sutera atau katun. Sedang cambric artinya “fine linnen”
atau kain batis, yaitu kain putih yang ringan dan halus. Berdasarkan kehalusannya mori
dibedakan dalam empat golongan yaitu :
- Mori primissima merupakan golongan mori yang paling halus.
- Mori prima, merupakan golongan mori yang kedua sesudah primissima, mori golongan
ini digunakan untuk batik halus dan batik cap.Batik dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis. Sesuai dengan penjelasan mengenai pengertian batik, adapun beberapa jenis batik
adalah sebagai berikut:
- Mori biru, merupakan mori kualitas ketiga, biasanya untuk batik kasar dan sedang.
- Kain grey atau blaco, adalah kategori bahan batik kualitas kasar.
- Kain sutera, merupakan bahan kain untuk batik. Batik dari kain sutera biasanya untuk
batik halus dan harganya mahal.
12
2 Malam / Lilin
Malam batik adalah bahan yang digunakan untuk menutup permukaan kain menurut
desain sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak zat warnayang diberikan
pada kain. Malam batik terdiri dari campuran beberapa bahan pokok malam yaitu
gondorukem, damar/mata kucing, parafin, microwax, lemak binatang minyak kelapa,
malam tawon dan malam lanceng. Jumlah dan perbandingan pemakaiannya bervariasi
tergantung tujuan penggunaanya. Pada akhir proses pembuatan batik, seluruh lilin batik
dihilangkan dari permukaan kain, dengan cara kain tersebut dimasukkan kedalam bak
yang berisi air panas, sehingga seluruh lilin batik lepas. Lilin batik pada bak disaring
kemudian didinginkan sehingga akan terbentuk lilin batik yang membeku. Lilin batik sisa
lorotan biasanya dipakai untuk menutup batik yang disebut tembokan yaitu menutup
kain batik secara keseluruhan.
Sifat-sifat pokok malam batik adalah sebagai berikut.
1. Malam tawon
Disebut juga kote atau malam klanceng berwarna kuning suram, mudah meleleh,
titik didihnya rendah 59oC, mudah melekat pada kain, tahan lama, tak berubah oleh
iklim, dan mudah dilepaskan, penggunaannya banyak dicampurkan pada lilin
klowong.
2. Gondorukem
Berasal dari pinus merkusu yang telah dipisahkan terpentin dan airnya.Gondorukem
dalam perdagangan disebut dengan gondo, pabrik pengolahan gondo tersebar di
daerah Pekalongan, Pemalang, Ponorogo dan sebagainya. Dalam pembatikan
dikenal beberapa jenis gondorukem seperti gondorukem Amerika, Hongkong, Aceh,
dan Gondorukem Pekalongan.
Sifat–sifat gondorukem yaitu :
- Titik lelehnya agak tinggi sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melelehkannya
- Tidak tahan alkali,
- Mudah menembus kain dalam keadaan encer
- Mudah patah setelah dingin dan melekat
- Titik lelehnya 70oC - 80oC
Penggunaannya dicampurkan pada malam klowong sehingga menjadi lebih keras dan
tidak mudah membeku.
3. Damar mata kucing
Diambil dari pohon shoria apec, langsung dipecah-pecah menjadi lebih kecil.
13
Sifatnya sukar meleleh, lekas membeku dan tahan alkali, penggunaannya
sebagai campuran malam batik agar malam dapat membentuk bekas yang
ajam dan melekat dengan baik.
4. Parafin, atau malam BPM
Berwarna putih atau kuning muda, mempunyai daya tolak tembus basah yang
baik, mudah encer dan cepat membeku, daya lekat kecil, mudah lepas dan titik
lelehnya rendah. Penggunaannya dalam campuran malam batik, agar malam
mempunyai daya tahan tembus basah yang baik dan mudah lepas pada waktu
dilorod.
5. Microwax, atau malam mikro
Adalah jenis parafin yang lebih halus, warnanya kuning muda, sukar meleleh,
mudah lepas dalam rendaman air, sukar menembus kain dan tahan alkali,
penggunaannya dalam campuran malam batik sebagai malam tembok atau
campuran malam klowong terutama untuk batik halus.
6. Lemak binatang/kendal, atau gajih
Disebut juga lemak, warnanya seperti mentega, mudah menjadi encer,
penggunaanya sebagai campuran malam batik dalam jumlah kecil dan
berfungsi untuk menurunkan titik leleh, membuat lemas dan mudah lepas pada
waktu dilorod.
7. Campuran lilin batik
Lilin batik terdiri dari campuran bahan-bahan pokok lilin batik, dengan
perbandingan sedemikian rupa sehingga mencapai sifat – sifat yang
dikehendaki seperti daya tahan tembus, kebasahan, lemas dan fleksibel, dan
tidak mudah pecah, dapat membuat garis motif yang tidak mudah pecah/tajam,
mudah dihilangkan kembali dalam pemanasan.
Cara membuat campuran lilin batik dilakukan dengan memperhatikan hal
berikut :
- Bahan batik yang mempunyai titik leleh tinggi, dilelehkan terlebih dahulu,
kemudian berturut – turut yang lebih rendah.
- Dalam pengerjaan mencampur ini, setelah semua bahan–bahan pokok
dimasukkan dan menjadi cair, diaduk dengan baik dan rata agar campuran
benar–benar homogen.
- Campuran lilin yang masih cair disaring, kemudian dicetak sesuai ukuran
yang dinginkan.
14
Contoh – contoh campuran lilin batik antara lain :
1. Lilin tembokan
1 bagian malam lanceng
2 bagian lilin parafin putih
2. Lilin batik klowongan biasa
1 bagian malam lanceng
½ bagian lilin lorotan
2 bagin parafin
3. Lilin batik klowongan
1 bagian malam lanceng
1 bagian lilin lorotan
2 bagian parafin
4. Lilin batik untuk cecek/isen
1 bagian malam lanceng
1 bagian gajih
1 bagian parafin
5. Lilin batik klowongan dari Pekalongan
10 bagian malam lanceng
5 bagian gajih
1 bagian paraffin Campuran diatas tidak baku tergantung daerah dan pengalaman dari
pembatik.
3 Zat Warna Batik
Tidak semua zat warna dapat digunakan untuk mewarnai batik, hal ini disebabkan
karena pewarnaan batik dikerjakan tanpa pemanasan karena batik menggunakan lilin
dan tidak tahan terhadap pemanasan. Ditinjau dari asalnya terdapat zat warna alam
yang berasal dar tumbuhan dan binatang serta zat warna sintetik atau buatan.
1. Zat warna alam dan penggunaannya.
Pewarnaan batik dapat menggunakan zat warna alam. Penggunaan zat warna
alam untuk batik sekarang jarang dilakukan karena ada beberapa alasan
diantaranya adalah :
- Sulit diperoleh
- Kadarnya tidak tetap
- Warnanya suram
- Jumlah terbatas
15
- Tidak bisa untuk produksi masal
- Ketahanan luntur kurang
Penggunakan zat warna alam biasanya untuk batik yang ekslusif dan tidak dalam
produksi masal. Zat warna alam yang bisa digunakan diperoleh dari
- Bagian tumbuh – tumbuhan seperti akar, batang, kulit, daun , bunga
- Dari binatang seperti getah buang.
Contoh zat warna alam tersebut adalah :
- Kulit pohon nila
- Kulit pohon saga
- Akar mengkudu
- Kayu laban
- Kunir
- Daun the
- Kembang palu
- Sari kuning
- Kayu mundu, dsb.
2. Zat warna sintetik
Penggunaan zat warna sintetik untuk batik pemakaiannya cukup luas
dibandingkan dengan zat warna alam. Zat warna yang digunakan dipilh yang
pemakaiannya dingin sehingga tidak melelehkan lilin batik. Penggunaan zat
warna sintetik untuk batik tahapannya sama dengan untuk proses pencelupan.
Zat warna sintetik yang dapat digunakan antara lain :
- Zat warna bejana
- Zat warna bejana larut
- Zat warna naftol
- Zat warna rapid
- Zat warna reaktif dingin
4 Tahapan Membuat Batik
Membuat batik meliputi pekerjaan :
1. Menulis atau mengecap dengan lilin batik.
2. Memberi warna pada kain dengan cara mencelup atau coletan.
3. Menghilangkan lilin batik dari kain dengan mengerok atau melorod Sebelum
menguraikan cara-cara pembuatan batik dengan macam-macam prosedurnya,
terlebih dahulu diuraikan pengertian pekerjaan-pekerjaan pokok
16
yang akan dijumpai pada pembuatan batik.
Menulis dan Mencap Batik
Kain yang sudah dikerjakan persiapan, bila akan dibatik, dipola lebih dulu
bertujuan untuk menggambar desain dengan pinsil, kemudian baru masuk
pada pembatik tulis. Untuk batik cap, proses pembatikan dapat langsung
dikerjakan tanpa perlu dipola.
Macam-macam pengerjaan menulis atau mencap kain adalah :
1. Membatik atau mencap klowong
Pekerjaan dari proses pembuatan batik adalah membuat pola pada kain
dengan cara digambar menggunakan pensil. Setelah digambar, pekerjaan
selanjutnya adalah pelekatan lilin yang pertama, dan lilin ini merupakan
kerangka dari motif batik tersebut. Proses pembuatan gambar ini biasanya
dilakukan untuk proses pembuatan batik tulis. Untuk batik sogan, permukaan
kain bekas lilin klowong ini nantinya menjadi warna soga atau coklat.
Klowongan ini ada dua tahap, tahap pertama disebut ”ngengrengan” yaitu
klowongan pertama, selanjutnya klowongan pada muka sebelahnya disebut
sebagai terusan klowongan pertama, pekerjaan ini disebut ”nerusi”
2. Nembok, tembokan pertama dan nerusi
Yang dimaksud dengan menembok adalah menutup kain setelah diklowong,
dengan lilin yang lebih kuat dan pada tempat-tempat yang tertutup ini, nantinya
tetap putih. Nembok ini meliputi menutup permukaan, memberikan isen dan
cecek pada kain yang telah diklowong.
Pembuatan Pola Batik
3. Membironi, merining, menutup
Agar pada tempat-tempat yang berwarna tidak ketumpangan warna lain, atau
pada warna putih tetap putih. Pekerjaan membironi, merining dilakukan pada
kain setelah diwedel dan dikerok atau dilorod, sebelum kain tersebut disoga
atau dicelup warna terakhir. Jadi pekerjaan ini dilakukan pada tengah-tengah
proses pembuatan kain batik.
4. Cap jeblok
Yang dimaksud cap ”jeblok” ialah pada pencapan lilin batik tidak dibedakan
atas lilin klowong dan lilin tembok, tetapi disatukan, mengerjakan capnya
sekaligus. Jadi pada cap jeblok ini menutup permukaan kain yang nantinya
akan berwarna soga maupun berwarna putih. Pencapan cara ini untuk
17
membuat batik dengan teknik lorodan.
5. Lukisan lilin batik
Perkembangan kemudian dari pada seni batik (perkembangan terakhir pada
saat buku ini ditulis) menghasilkan suatu kreasi baru dalam seni batik, dimana
gaya ini mempunyai corak tersendiri, yaitu gambaran-gambaran atau desain
12.4.2 Memberi Warna
Mori batik yang telah dicap atau ditulis dengan lilin yang merupakan gambaran
atau motif dari batik yang akan dibuat, diberi warna, sehingga pada tempat
yang terbuka menjadi berwarna sedang pada tempat yang tertutup dengan lilin
tidak kena warna atau tidak diwarnai.
1. Medel
438
Medel adalah memberi warna biru tua pada kain setelah kain dicap klowong
dan dicap tembok atau selesai di tulis. Untuk kain sogan kerokan, medel adalah
warna pertama yang diberikan pada kain. Medel dilakukan secara celupan.
Dulu dipakai untuk medel adalah nila dari daun indigofera (daun-tom), karena
zat warna ini mempunyai daya pewarnaan lembut/warna muda, maka celupan
dilakukan berulang-ulang. Kemudian untuk medel dipakai zat warna Indigo
sintetik dimana cara pencelupannya sama dengan Indigo alam. Dipakai pula
zat warna naftol untuk medel, dimana cara pencelupannya lebih cepat karena
hanya dilakukan satu kali. Wedelan adalah sebagai warna dasar yang
berwarna biru tua.
2. Celupan warna dasar
Untuk batik-batik berwarna, seperti batik Pekalongan, batik Cirebon, Banyumas
dan lain-lainnya, maka batik tersebut tidak diwedel, tetapi sebagai gantinya
diberi warna yang lain, seperti warna-warna hijau, violet, merah, kuning, oranye
dan lain-lainnya. Warna dasar ini, agar pada pewarnaan berikutnya tidak
berubah atau tidak ketumpangan warna lain, maka warna dasar perlu ditutup
dengan lilin batik. Maka biasanya zat warna yang dipakai adalah yang
mempunyai ketahanan yang baik seperti cat Indigosol, naftol atau Indanthreen.
Teknik Pelekatan Lilin
Yang dimaksud batikan ialah hasil pelekatan lilin batik pada kain. Ditinjau dari
cara dan alat untuk melekatkan lilin batik pada kain tersebut dapat dibedakan
18
atas 3 macam cara, yaitu dengan cara membatik tulis dengan canting tulis,
mencap dengan canting cap, dan dengan cara melukis. Masing-masing cara
tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut.
Menggunakan Canting Tulis
Untuk membatik tulis alat yang digunakan untuk mengaplikasikan lilin batik cair
pada kain disebut canting tulis atau canting. Canting tulis dibuat dari plat
tembaga berbentuk seperti kepala burung, dan bekerjanya alat ini berprinsip
pada ”bejana berhubungan”.
Canting untuk membatik secara tulis tangan ini terdiri dari badan (1) berbentuk
seperti cerek, cucuk (2) berupa saluran dan tangkai (3) dari bambu atau glagah
(lGambar 11-13). Bentuk dan besar kecilnya cucuk canting tergantung
pemakaiannya, untuk canting cecek cucuknya kecil, untuk canting klowong
cucuknya sedang, untuk canting tembokan dan tutupan cucuknya lebih besar,
untuk canting nitik ujung cucuk berbentuk segi empat atau gepeng.
Cucuk canting ada yang dibuat dengan satu saluran, dua atau tiga saluran.
Bila canting tulis ini dimasukkan ke dalam lilin cair untuk mengambil lilin batik
cair tersebut, bila berkedudukan seperti B, maka lilin batik cair tidak keluar
melalui cucuk, tetapi bila kedudukannya dirubah menjadi C, maka lilin batik cair
akan keluar melalui cucuk canting, dan bila ujung cuck canting ditempelkan
pada permukaan kain dan digerakkan maka terjadilah garis-garis lilin batik
yangsegera membeku di atas kain
pada kain untuk membatik, ujung cucuk canting itu diembus (didamu/disebu)
dengan maksud :
1. Ujung saluran cucuk canting bila tertutup oleh lilin yang mulai membeku,
19
menjadi terbuka, lilin cair dari dalam canting dapat keluar dengan lancar.
442
2. Lilin cair yang menempel pada bagian bawah dari canting karena kena
embusan menjadi dingin dan membeku, sehingga tidak menetes.
Supaya terjadi bekas garis-garis atau cecek-cecek lilin dengan bentuk yang
baik, maka pada dasarnya gerakan canting ini selalu dari bagian bawah menuju
ke arah bagian atas. Berdasarkan analisa dan pengamatan, bentuk-bentuk
sederhana dasar gerakan membatik tulis itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
20
21
Menggunakan Canting Cap
Membatik cap atau “ngecap” ialah pekerjaan membuat batik dengan cara
mencapkan lilin batik cair pada permukaan kain. Alat cap atau disebut pula
canting cap, adalah berbentuk “stempel” yang dibuat dari plat tembaga.
Canting cap terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik
2. Bagian dasar, tempat melekatnyan bagian muka
22
3. Tangkai cap untuk memegang bila dipakai mencap.
macam cara menyusun cap pada permukaan kain, yang disebut jalannya
pencapan. Beberapa jalannya pencapan (lampah) itu antara lain :
1. Bergeser satu langkah kekanan dan satu langkah kemuka, ini disebut
“tubrukan”
2. Bergeser setengah langkah kekanan dan satu langkah kemuka atau satu
langkah ke kanan dan setengah langkah kemuka, ini disebut sistim ”onda –
ende”.
3. Jalannya cap menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau
setengah langkah dari sampingnya, ini disebut sistim ”parang”.
4. Bila jalannya cap digeser melingkar, salah satu sudut dari cap itu tetap
terletak pada satu titik, sistem ini disebut ”mubeng” atau berputar.
5. Ada pula untuk mencapai satu raport motif digunakan dua cap, dan
jalannya mengecapkan dua cap tersebut berjalan berdampingan, ini disebut
sistim ”mlampah sareng” atau jalan bersama.
Pemanasan lilin batik cap juga harus disesuaikan dengan pemanasan tertentu
agar dapat dicapai hasil pencapan yang baik, yaitu jangan terlalu rendah dan
jangan terlalu tinggi.
Cara mengerjakan pencapan ialah pertama lilin batik dipanaskan di dalam
dulang tembaga yang pada dasarnya diletakkan beberapa lapis kasa dari
anyaman kawat tembaga. Cap yang akan dipakai diletakkan di atas dulang
yang berisi lilin cair, ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas,
kemudian cap dipegang, diangkat dan dicapkan pada kain yang diletakkan di
atas bantalan meja cap. Pengambilan lilin batik cap dengan meletakkan cap di
atas dulang dilakukan berulang-ulang sampai pencapan kain selesai atau
pekerjaan mencap telah selesai.
Pekerjaan mencap juga memerlukan pengalaman dan kemahiran, maka
seorang tukang cap yang baik perlu mendapat latihan kerja pencapan untuk
beberapa waktu lamanya. Jalannya cap pada pekerjaan mencap, bila
digambarkan secara skematis adalah sebagai berikut :
23
24
5. Batik Tulis
Sesuai namanya, batik tulis adalah jenis batik yang dibuat secara manual
menggunakan tangan dengan bantuan alat canting untuk menerakan malam ke
corak batik.
Selain itu karena dibuat dengan tangan sehingga motif yang dihasilkan
juga tidak bisa sama persis antara satu motif dengan motif yang lain. Sehingga tak
heran jika harga batik tulis sangat mahal.
Cara Pembuatan Batik Tulis
:
Proses pembuatan batik tulis adalah proses yang membutuhkan tehnik,
ketelitian, dan kesabaran yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh segala sesuatu
proses pembuatannya dikerjakan manual dengan menggunakan tangan terampil
manusia (ditulis) tanpa menggunakan mesin. Karena tehnis segala sesuatunya
dilakukan secara manual maka harga batik tulis merupakan salah satu jenis batik
yang termahal dari semua jenis batik yang ada di Indonesia. Apabila bahan kain
yang digunakan adalah kain sutera, maka kain batik sutera tulis menjadi yang
termahal dari seluruh kain batik yang ada di dunia.
Kombinasi antara kain sutera yang sudah dikenal mahal dengan tehnik
proses pembuatan secara ditulis manual tanpa menggunakan mesin, menjadikan
batik tulis sutera ini diburu oleh kalangan eksekutif untuk menunjukkan kelas
gengsinya. Proses pembuatan batik tulis tidak jarang membutuhkan waktu hingga
1 bulan pengerjaan. Terutama jika kain yang digunakan adalah kain sutera, yang
membutuhkan perlakuan tehnik khusus karena karakteristik bahan kainnya.
Sebelum kita belajar tehnik pembuatan batik tulis, ada baiknya kita ketahui
dahulu bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan batik tulis.
Bahan pembuatan batik tulis :
1.
Canting, adalah alat tulis lilin yang digunakan untuk menutupi pola dan motif
batik. Jadi fungsinya seperti pensil untuk lilin
25
2.
Pensil pola
3.
Kain mori putih yang biasanya kain sutera atau kain katun
4.
Lilin malam (wax)
5.
Kompor atau alat pemanas lilin malam (wax)
6.
Bahan pewarna kain
Gambar diatas adalah canting. Canting merupakan Alat untuk menulis/
menggambar diatas kain dalam proses membatik. Canting terbuat dari tembaga
dengan gagang dari bambu. Ujung dari canting atau biasa disebut cucuk,
mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya
motif.
Gambar diatas ini adalah wajan/nyamplung. Tempat ini sebagai tempat
menampung canting disebut sebagai nyamplung. Nyamplung sebagai tempat
cairan malam/ lilin.
26
Teknik batik tulis dilakukan dengan menorehkan cairan malam/ lilin melalui
media canting tulis. Proses pembuatan batik tulis malam/ lilin hamper serupa
dengan proses pembuatan batik cap. Cairan malam / lilin harus tetap terjaga pada
kondisi suhu 70 derajat celcius. Dengan menggunakan canting tulis cairan malam
diambil dari nyamplung. Cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu ditiup
agar membran cairan terbuka. Setelah itu cairan malam baru dioleskan sesuai
motif yang telah digambar di kain mori dengan pensil.
Gambar proses membatik dengan menggunakan canting.
Dalam proses pembuatan batik tulis kita harus menyiapkan terlebih dahulu kain
mori terbentang, mengambar sketsa motif batik yang akan dibuat dengan
menggunakan pensil, kemudian menorehkan cairan malam/ lilin dengan warna
dengan menggunakan canting tulis secara teliti dan hati-hati. Apabila kain mori
telah selesai digambar dengan cairan malam/ lilin, selanjutnya dilakukan proses
pewarnaan, lorot malam, membilas soda, dijemur, dan disetrika.
Proses Detail Pembuatan Batik Tulis
27
1. Siapkan kain mori/ sutra, kemudian dibuat motif diatas kain tersebut dengan
menggunakan pensil.
2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan atau letakkan kain pada gawangan
3. Nyalakan kompor/ anglo, letakkan malam/ lilin ke dalam wajan/ nyamplung, dan
panaskan wajan dengan api kecil sampai malam/ lilin mencair sempurna. Untuk
menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan api tetap menyala kecil.
4. Tahap selanjutnya, menutupi kain dengan malam/ lilin pada bagian-bagian yang
akan tetap berwarna putih (sama dengan warna dasar kain). Canting untuk bagian
halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Proses ini bertujuan agar pada
saat pencelupan bahan/ kain kedalam larutan pewarna bagian yang diberi lapisan
malam/ lilin tidak terkena pewarna.
5. Pada proses membatik dimulai dengan mengambil sedikit malam cair dengan
menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas kemudian
torehkan/ goreskan canting dengan mengikuti motif. Dalam proses ini harus
dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai malam yang cair menetes diatas
permukaan kain, karena akan mempengaruhi hasil motif batik.
6. Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna atau diberi warna yang lain tertutup
oleh malam/lilin, selanjutnya dilakukan proses pewarnaan. Siapkan bahan
pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna.
Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam/ lilin.
Pewarnaan dilakukan dengan cara mencelupkan kain tersebut pada warna
tertentu. Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda,
dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap pada tahap berikutnya.
7. Setelah dicelupkan dalam pewarna, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
8. Setelah kering dilakukan proses pelorodan, proses tehnik “pelorodan” dilakukan
dengan cara lilin dikerik dengan pisau, kemudian kain di rebus bersama-sama
dengan air yang telah diberi soda abu, atau menggunakan tehnik pelepasan lilin
dengan dilumuri bensin, kemudian Kain disetrika sehingga lilin menjadi meleh.
Dari keempat jenis pelepasan lilin di atas, tehnik perebusan kain dengan soda abu
dan tehnik setrika adalah yang lazim digunakan oleh pembatik tradisional.
28
9. Kain yg telah berubah warna tadi direbus dalam air panas. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan lapisan malam/ lilin sehingga motif yg telah digambar
menjadi terlihat jelas. Apabila diinginkan beberapa warna pada batik yg kita buat,
maka proses dapat diulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna yg kita
inginkan.
10. Setelah kain bersih dari malam/ lilin dan dikeringkan, dapat dilakukan kembali
proses pembatikan dengan penutupan malam/ lilin menggunakan alat canting
untuk menahan warna berikutnya.
11. selanjutnya proses pencelupan warna yang kedua, dengan memberikan malam/
lilin lagi, pencelupan ketiga dst. Misalkan dalam satu kain diinginkan ada 5
warna maka proses diatas tadi diulang sebanyak jumlah warna yg diinginkan
berada dalam kain tsb satu persatu lengkap dengan proses membuka/nglorot dan
menutup malam/ lilin dilakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna
dan kompleksitas motif yang diinginkan.
12. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke
campuran air dan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik,
dan menghindari kelunturan.
13. Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat
digunakan dan dipakai.
6. Batik Cap
Batik cap adalah batik yang dibuat dengan semacam stempel motif batik.
Stempel atau cap tersebut terbuat dari tembaga yang fungsinya menggantikan
canting sehingga dapat mempersingkat waktu pembuatan batik.
Batik cap ini dihasilkan melalui proses pencelupan semacam alat yang
sudah dibentuk sedemikian rupa pada kain. Namun motif batik cap dinilai kurang
memiliki seni karena motifnya yang sama persis. Sehingga harga batik cap sangat
murah karena pembuatannya masal.
29
Cara Pembuatan Batik Cap
:
Proses pembuatan batik cap tidak seperti proses pembuatan batik tulis
dalam proses pembuatannya menggunakan canting, pada proses pembuatan batik
cap alat yang digunakan yaitu cap berupa stempel besar yang terbuat dari tembaga
yang sudah didesain dengan motif tertentu dengan dimensi 20 cm x 20 cm.
Proses Pembuatan batik cap adalah sebagai berikut :
1. Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan alas yang
lunak.
2. Malam/ lilin direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini
tetap dalam kondiri 60 sampai dengan 70 derajat Celcius.
3. Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi dengan mencelupkan kurang
lebih yang 2 cm tercelup cairan malam pada bagian bawah cap.
4. Cap kemudian diletakkankan dan ditekankan dengan kekuatan yang cukup di
atas kain mori yang telah disiapkan tadi, Cairan malam/ lilin dibiarkan
meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan
kain mori.
5. Setelah proses cap selesai, kain mori selanjutnya akan akan masuk ke proses
pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang
berisi warna.
30
6. Cairan malam/ lilin telah terserap pada permukaan kain, tidak akan terkena
dalam proses pewarnaan ini. Setelah proses pewarnaan selesai, dilanjutkan
dengan proses berikutnya yaitu penghilangan berkas motif cairan malam
melalui proses penggodogan atau ngelorot. Sehingga akan nampak dua
warna, yaitu warna dasar asli kain mori berasal dari mori yang tertutup
malam/ lilin, dan warna setelah proses pewarnaan yang dilakukan. bila akan
diberikan kombinasi pewarnaan lagi, maka harus dimulai lagi dari proses
penge-cap-an cairan malam – pewarnaan – penggodogan lagi.Sehingga
diperlukan proses berulang untuk setiap warna. Hal yang menarik dari batik
cap adalah pada proses perkawinan warna, karena permukaan kain mori yang
telah diwarna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses pewarnaan
berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan &
perkawinan warna.
7. Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan
pencerahan warna dengan soda.
31
8. Selanjutnya dikeringkan dan disetrika.
Contoh motif dan alat cap :
7. Batik Kombinasi Cap dan tulis
Ada juga jenis batik yang merupakan kombinasi batik tulis dan batik cap.
Jenis batik ini dibuat dalam rangka mengurangi kelemahan-kelemahan pada produk
batik cap.
Dalam proses pembuatan batik kombinasi ini perlu persiapan yang rumit.
Terutama dari penggabungan motif yang ditulis dan motif catnya. Namun untuk nilai
seni produknya disamakan dengan batik cap.
Cara Pembuatan Batik kombinasi :
Seperti namanya, batik ini diciptakan dengan cara dicap atau distempel dengan
canting khusus cap, sedangkan batik kombinasi adalah perpaduan antara batik
tulis dengan batik cap.
Pada batik kombinasi metode pembuatannya tentu mengadopsi dari kedua teknik
tulis dan cap. Teknik cap digunakan sebagai motif dasar sedangkan teknik tulis
untuk melengkapi runga jeda antarmotif cap satu dengan yang lain. Motif untuk
mengisi bagian yang kosong tersebut (isen-isen) dapat berupa titik-titik (cecek),
bunga atau motif lainnya. Selanjutnya teknik pewarnaan serta peluruhan malam
sama seperti pada teknik pembuatan batik lainnya.
32
Ada tips untuk membedakan ketiga jenis batik tersebut, ketiganya memiliki ciri
masing-masing antaralain, batik tulis: bentuk ornamen atau motif dasar antar satu
dengan yang lain tidak ada yang identik sama, hal ini disebabkan pengerjaannya
yang manual. Sedangkan bentuk isen-isen cenderung lebih rapi. Batik cap:
ornamen atau motif utama identik satu sama lain. Isen-isen cenderung tidak rapi
karena pada proses pengecapan terdapat malam yang porsinya terlalu banyak
(mbleber). Warna kain lebih mengkilap, serta warna dikedua sisi sama. Batik
kombinasi: motif dasar identik satu sama lain sedangkan isen-isen cenderung
lebih rapi dibanding teknik cap karena pengerjaannya secara manual.
8. Batik printing
Batik printing atau yang disebut juga dengan batik sablon karena dalam
proses pembuatan jenis batik ini lebih mirip dengan penyablonan. Dalam
pembuatan batik printing menggunakan alat offset atau sablon.
Dari segi pengerjaannya sangat mudah dan efektif waktu. Harga batik ini
juga cukup terjangkau seperti harga batik cap.
Cara Pembuatan Batik Printing
:
Alat – alat yang di butuhkan untuk membuat batik printing
1. Siapkan alat cetakan sablon ( plangkan beserta rakelnya )
Plangkan yaitu alat wajib dalam proses cara membuat batik printing. Alat
ini terbuat dari sebuah kain saring yang dibentangkan pada sebuah bingkai kayu
33
atau aluminium. Kain yang digunakan bernama kain monil, yaitu kain yang
terbuat dari benang sintetis. Kain monil memiliki karakter tipis, halus, namun
sangat kuat. Dengan demikian tidak mudah rusak dalam proses sablon. Bingkai
terbuat dari kayu jati atau aluminium. Kayu yang digunakan harus kuat dan lurus.
Rakel adalah alat yang berfungsi untuk meratakan, menjalankan dan
menekan zat warna di dalam plangkan sehingga menembus kain screen. Cat yang
menembus inilah yang nantinya membekas dan meninggalkan pola pada kain
mori. Rakel terdiri dari dua bagian, yaitu permukaan rakel dan gagang rakel.
Permukaan rakel memiliki berbagai jenis dan kualitas. Masing-masing memilki
karakter dan sifat yang berbeda. Perbedaan jenis rakel disebabkan bahan warna
atau cat yang berbeda. Misalnya untuk cat (warna) yang menggunakan basis
minyak dengan cat yang berbasis air.
Gagang rakel tebuat dari kayu yang ringan namun kuat. Sementara
permukaan rakel terbuat dari karet atau bahan sintetis yang kuat.
1. Siapkan meja sablon yang empuk ( bagian atasnya dilapisi busa )
minimal berukuran 5 x 1,5 meter untuk jenis sablon untuk motif hem /
kemeja lengan pendek.
Meja sablon atau meja kerja adalah meja yang digunakan sebagai
tempat proses cetak sablon. Di dalam pekerjaan sablon kertas, meja kerja
mirip dengan meja biasa, hanya saja pada permukaannya menggunakan
34
kaca agar rata. Sementara meja sablon kain batik berbentuk meja yang
memanjang sampai puluhan meter. Hal ini disesuaikan dengan ukuran
media (kain mori) yang akan dicetak.
Permukaan meja sablon tersusun atas beberapa unsur, masingmasing dari bawah terdiri dari tripleks, karet busa, plastik perlak, dan
plastik bening biasa.
3. Siapkan tempat ruangan beratap minimal berukuran 10x 8 meter.
Tempat ruangan atau bangunan beratap berfungsi sebagai tempat proses
penyablonan agar ga kena panas atau hujan langsung ke kain yang lagi dalam
proses penyablonan.
4. Bambu atau kayu
Untuk menjemur batik yang sudah di proses cuci.
5. Ember plastik atau ember bekas cat yang besar untuk menaruh obat.
35
6. Bor khusus untuk mengaduk pencampuran obat,baik obat elmosi atau
garam.
7. Drum atau kolam tempat mencuci batik, dalam hal ini biasanya dibutuhkan
3 drum/kolam untuk memperoleh hasil cucian yang maximal.
proses pencucian tahap pertama batik print
8. Obat atau pewarna.
Pewarna membuat batik printing terdiri dari berbagai jenis. Masingmasing jenis memiliki karakter dan sifat sendiri-sendiri. Macam-macam pewarna
sablon batik antara lain :

Manuteks

procion (prosen)

pigmen
36

blinder

obat base

thiner

minyak tanah

detergen dan lain-lain
Manuteks
Manuteks adalah bahan berbentuk serbuk (bubuk) sebagai bahan untuk
campuran berbagai zat pewarna. Diantaranya sebagai campuran obat procion
(prosen). Sebelum digunakan obat ini harus diberi air panas sampai berbentuk pasta,
kemudian didiamkan selama 12 jam atau semalam untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Selain itu manuteks berfungsi agar hasil penyablonan kelihatan rapi.
Procion
Procion (prosen) adalah golongan cat reaktif, yaitu golongan cat baru yang
langsung menghasilkan warna pada mori. Warna cat procion sangat menyolok dan
kuat sehingga sangat disukai para perajin batik Pekalongan. Pemakaiannya dalam
batik sablon dicampur dengan manuteks dan air panas. Sebelum untuk proses
penyablonan harus diinapkan selama satu malam. Beberapa contoh cat procion antara
lain :
– procion yellow RS
– procion briliant orange GS
– procion briliant red 2 BS
– procion blue 3 GS
– procion briliant yellow 6 GS
– procion briliant blue RS
– procion briliant red 5 BS
Vigmen
37
Vigmen adalah obat warna sintetis untuk sablon tekstil berbentuk cair. Karena
itu penggunaan untuk sablon harus dicampur dengan blinder terlebih dahulu.
Blinder
Blinder adalah bahan pengental vigmen. Bentuknya pasta berwarna putih atau
netral. Selain untuk pengental blinder juga berfungsi untuk melicinkan proses
penyablonan.
Obat Base
Obat Base adalah bahan pembangkit warna Napthol yang belum dibuat garam
atau belum diazokan. Obat-obat base ini lebih rumit karena warna baru akan muncul
setelah melalui proses diazoteren lebih dahulu. Sebelum melalui proses penggaraman
(diazo) tersebut warna tidak muncul secara langsung. Tentu hal ini berbeda dengan
ketika kita menggunakan bahan vigmen atau procion.
Macam-macam Napthol antara lain :
– Naphazol A
– Naphazol D
– Naphazol F
– Naphazol B
– Naphazol 3B
– Naphazol SW
– Naphazol J
– Naphazol STR
– Naphazol RL
– Naphazol TR
Macam-macam garam :
Garam Orange JS
Garam R
38
Garam Bordo GP
Garam GG
Garam OMerah 3 GL
Garam Biru BL
Garam Merah B
Garam violet B
Obat pendukung
Yang dimaksud obat pendukung adalah jenis kimia yang berfungsi untuk
campuran cairan warna. Obat pendukung tersebut antara lain :
Blinder berfungsi untuk mengentalkan vigmen juga untuk melicinkan cat sehingga
mudah untuk proses penyablonan. Manuteks berfungsi untuk mengentalkan procion,
soda kue, garam.
Kaoprint berfungsi untuk campuran obat cabut warna, Waterglass untuk memperkuat
warna dan sebagainya.
Lem Sablon
Salah satu langkah awal sebelum proses penyablonan dilaksanakan adalah
menata mori di atas meja sablon secara rata sehingga proses pencetakan bisa
berhasil secara optimal. Karena itu mori tidak boleh bergeser selama dalam proses
penyablonan berlangsung. Lem sablon adalah bahan untuk merekatkan kain mori
39
yang akan di sablon dengan permukaan meja sablon. Ada dua macam lem sablon
yang beredar di pasaran yaitu lem dengan basis minyak dan lem berbasis air.
Film/ Klise
Film atau klise dalam proses batik sablon merupakan hal yang sangat vital
dan harus ada. Karena klise atau film merupakan desain atau gambar rencana
motif. Ada dua macam klise sablon berdasarkan jenis pengembangannya. Untuk
pengembangan dengan teknik afdruk digunakan klise di atas media transparan
seperti plastik mika. Sementara untuk pengembangan sistem langsung digunakan
klise dengan gambar di atas kertas.
Gambar pola di atas bahan transparan seperti plastik mika berupa gambar yang
berbentuk pekat dan apaque atau tidak tembus cahaya. Hal ini diperlukan karena
sistem afdruk dikerjakan dengan teknik penyinaran.
Lak
Lak adalah bahan penutup pori-pori kain screen agar cat tidak merembes.
Lak bisa didapatkan di toko-toko obat sablon tekstil dengan mudah. Lak
berbentuk cairan yang bisa mengering dan keras.
Thinner
Thinner berfungsi untuk menghapus atau menghilangkan lak.
Minyak Tanah
Berfungsi untuk membersihkan plangkan yang telah selesai untuk proses
penyablonan. Caranya minyak tanah di campur dengan detergen lalu digosokkan
pada permukaan screen lalu disemprot dengan air bersih.
9. Sumur/mesin pompa air.
40
Fungsinya air sumur sebagai prosees pencucian,pencampur atau pengencer
garam / zat pewarna batik. Mesin pompa air sebagai alat penimba otomatis,karena
dalam proses membuat batik printing ini membutuhkan banyak sekali air,sehingga
alat bantu menimba agar waktu dan tenaga bisa di persingkat.
10. Toler /paralon lentur untuk saluran air ketika mengisi drum atau ketika
mencuci plangkan.
D. MANFAAT ATAU KEGUNAA BATIK
Batik mempunyai beberapa aspek kegunaan yang tentunya bermanfaat bagi
manusia. Aspek kegunaan batik sebagai berikut:
1. Batik sebagai Bahan Dekorasi
Penggunaan batik terus berkembang seiring dengan inovasi dan kreativitas
para pengusaha dan desainer batik. Ditinjau dari segi motif, batik bisa hadir dalam
nuansa klasik atau pun nuansa modern dengan warna yang menyesuaikan kebutuhan
dekorasi. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bahan baku
yang digunakan untuk membatik. Media batik tidak berupa kain mori dan sutra saja.
Batik yang dihadirkan dalam elemen estetis dekorasi harus mempunyai karakter
bahan yang lebih kuat dibanding dengan bahan yang digunakan sebagai busana.
Bahan untuk batik harus menyesuaikan fungsi pakai dan kegunaannya. Hal ini harus
selalu diperhatikan.
2. Batik sebagai Bahan Perlengkapan Hidup
Setelah berkembang menjadi bahan sandang nasional dan sebagai hiasan, kini
batik mulai digunakan untuk membuat perlengkapan dan aksesori seperti tas, kantong
ponsel, sandal, dan kipas. Perkembangan produk ini memperkuat daya kreativitas
sehingga kegunaan batik pun semakin luas. Dengan begitu batik menjadi sangat akrab
dalam kehidupan kita.
3. Batik sebagai Busana
41
Penggunaan batik sebagai busana tradisional semakin berkurang, terutama di
kalangan generasi muda. Makna simbolik yang ada pada ragam hias batik tradisional
juga makin kurang dikenal. Akan tetapi, dengan berbagai kreasi dan inovasi kini batik
telah menjadi pakaian umum. Motif dan desainnya pun semakin berkembang pesat
sehingga generasi muda merasa nyaman dan senang menggunakan busana batik.
Banyak desainer muda yang memulai kiprah desain bajunya dengan mengambil batik
sebagai inspirasi pembuatan desain baju. Kreatifitas para desainer muda ini banyak
melahirkan beragam desain baju batik yang sangat elegan dan memenuhi tuntutan
gaya hidup modern.
E. MACAM-MACAM BATIK DAN PERBEDAANYA
1. Batik Megamendung
Batik Megamendung merupakan motif batik khas daerah Cirebon. Motif batik ini
dapat dipakai semua kalangan.
Bentuk motif batik ini mudah dikenali dengan bentuk-bentuk awan. Penggunaan
warna dalam motif batik ini juga cerah dan mencolok.
Warna-warna mencolok tersebut diantaranya merah tua, biru, hijau tua, dan ungu.
Pilihan warna cerah ini yang membuat batik Megamendung mudah dikenali di
mancanegara.
42
2. Batik Sogan
Batik Sogan atau bisa juga disebut sebagai Batik Solo merupakan batik yang telah
ada sejak jaman dulu. Orang Jawa sangat familiar dengan motif batik satu ini.
Dahulunya batik ini digunakan oleh raja-raja Jawa khususnya Keraton Kesultanan
Solo. Batik Sogan umumnya didominasi warna cokelat.
Aksen yang dipakai dalam motif batik ini banyak terdiri dari garis lengkung, titik, dan
bunga-bunga. Meskipun dulunya batik ini banyak dipakai oleh raja-raja di solo, kini
batik ini sudah dipakai oleh berbagai kalangan.
3. Batik Parang
Hampir sama dengan batik Sogan yang persebarannya marak di pulau Jawa, batik
Parang juga merupakan batik yang familiar pada masyarakat Jawa.
Parang sendiri sebenarnya berasal dari kata pereng yang berarti miring. Hampir
seluruh propinsi di pulau jawa memiliki motif batik ini.
Di Jawa Barat motif Batik Parang bernama parang klisik. Di Jawa Tengah terdapat
parang slobog. Di Jawa Timur terdapat dua jenis batik Parang, yaitu parang barong
dan parang rusak.
43
Perbedaan motif Batik Parang dari setiap propinsi biasanya terletak pada aksen yang
dipakai. Namun pada dasarnya bentuk motif Batik Parang adalah huruf S yang
bergelombang dan miring.
4. Batik Pekalongan 7 Rupa
Sesuai dengan namanya, batik ini berasal dari Pekalongan. Ciri-ciri khas dari batik
pekalongan umumnya melibatkan motif hewan dan tumbuhan.
Motif tersebut diambil dari percampuran kebudayaan lokal dan etnis Cina. Hal ini
dilatarbelakangi oleh sejarah Pekalongan yang dulunya dijadikan tempat transit oleh
para pedagang dari berbagai negara.
5. Batik Priyangan Tasikmalaya
Batik Priyangan tersusun dari gambar-gambar tumbuhan yang ditata rapi dan
simetris. Motif tumbuhan adalah motif khas batik ini.
Susunan yang rapi dan simetris ini yang membuat tampilan dari batik Priyangan
begitu rapi. Warna-warna yang digunakan pada batik ini juga sangat halus dan tidak
mencolok.
44
PERBEDAAN
Yang menjadi pembeda dari batik-batik daerah di atas adala :
1. Motif yang di lukisakan, ada yang hewan, garis simetris atau non simetris ada pula
yang melukiskan pemandangan alam.
2. Sejarah latar belakang dari pembuatan batik tersebut
3. Kalangan yang dapat mengenakan nya.
4. Teknik pembuatannya, umum nya jaman dahulu batik selalu di tulis tangan, namun
kini banyak yang suda menggunakan teknilogi pencapan. Dan beberapa daerah ada
pula yang membuat kain batik dengan di ikat seperti kain sasirangan dan ada pula
yang dibuat dengan menjahit nya.
45
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia.
Batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara
berulang-ulang diatas kain
46
Download