Uploaded by User82936

Model of A Heated Rod

advertisement
Model of A Heated Rod
Tugas Project PAM 252 Metode Numerik
Jurusan Matematika Universitas Andalas
Muhammad Rafif Fajri 1, Luthfi Hadiyan Fajri, Berliani Nasran, Lidya Trisna
Ayu, & Lestari Utama
Jurusan Matematika, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
1email:
[email protected]
Abstrak. Konduksi persamaan panas merupakan salah satu cara perpindahan panas tanpa
disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya, dimana energi panasnya berpindah
dari satu molekul ke molekul lain pada benda tersebut. Salah satu contoh konduksi pada
praktikum metode numerik ini adalah pada sebuah batang logam yang diapit diantara dua
buah dinding. Dimana batang logam tersebut diberi temperatur yang konstan, gelombang
panas mengaliri batang logam diruangan yang tidak hampa udara. Dari salah satu contoh
aplikasi ini lah pemahaman mengenai model persamaan panas perlu diketahui. Dalam
model ini pada dasarnya adalah menggunakan sebuah batang logam yang diapit oleh dua
dinding dan diberi temperatur yang konstan, kemudian dihitung perbedaan termperaturnya
pada 5 titik yang telah ditentukan. Pengambilan data pun dilakukan mulai dari temperatur
T(0) = 40ºC..T(10) = 200Cº,Dengan koefisien pengantar panas pada logam adalah 0.01 (m2
), dan panjang batang yang diapit ke dinding adalah 10m serta jeda waktu adalah 0.8s
untuk waktu disetiap perpindahan temperatur.Dari model ini didapatkan data berupa
T=Temperatur(ºC), x=Panjang batang, h’=Koefisien pengantar panas pada batang
didalam ruangan yang tidak hampa udara, dan Ta= adalah temperatur udara(ºC).
Sehingga didapatkan T=f(x) , temperatur fungsi posisi thermocouple dari setiap titik dan
didapatkan grafik perbandingan perbandingan temperatur pada kasus Model of Heated Rod.
Kata Kunci: konduksi, persamaan panas, temperature, batang, panas
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perpindahan panas yang terjadi di dalam bumi merupakan masalah kompleks karena
melibatkan banyak parameter. Sehingga penyelesaian persoalan perpindahan panas di alam ini
memerlukan asumsi-asumsi untuk menyederhanakan permasalahan. Perpindahan panas adalah
ilmu mengamati perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda
atau material. Dimana di dalam kasus ini, kami perpindahan panas yang jenisnya konduksi yaitu
penghantaran panas, dengan menghitung setiap titik panas di bagian tertentu yang nantinya akan
dijelaskan lebih lanjut di dalam makalah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara menyelesaikan kasus “Model of Heated Rod”?
1.2.2
1.2.3
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
Bagaimana cara mengubah “Model of Heated Rod “menjadi bentuk sistem
tridiagonal pada persamaan linier aljabar?
Bagaimana cara menyelesaikan “Model of Heated Rod” dengan matlab dan
model grafiknya ?
Dapat menyelesaikan kasus “Model of Heated Rod”?
Dapat mengubah “Model of Heated Rod “menjadi bentuk sistem
tridiagonal pada persamaan linier aljabar
Dapat cara menyelesaikan “Model of Heated Rod” dengan matlab dan
model grafiknya
2. Landasan Teori
Panas adalah suatu elemen yang penting yang dibutuhkan oleh manusia. Panas
merupakan salah satu energy yang dapat berpindah-pindah . Perpindahan panas adalah ilmu
yang menjelaskan tentang perpindahan energy yang bisa terjadi karema adanya perbedaan suhu
antara material. Proses perpindahan material mengalir dari daerah dengan suhu yang tinggi ke
suhu yang rendah. Perpindahan panas dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu : konduksi, konveksi,
dan radiasi. Konduksi adalah proses perpindahan panas dari daerah yang bersuhu itnggi ke
daerah bersuhu rendah dalam satu medium ( padat, cair, gas) secara hantaran. Konveksi adalah
perpindahan panas yang terjadi karena adanya aliran. Radiasi adalah perpindahan dari benda
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah secara pancaran.
Mekanisme perpindahan panas sendiri dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Perpindahan panas secara konduksi adalah prose perpindahan panas dari daerah bersuhu
tinggi ke derah bersuhu rendah dala satu medium (padat, cair atau gas), atau antara mediummedium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan energi dengan kerja gabungan
dari konduksi panas, penyimpangan, energi dan gerakan mencampur. Proses terjadi pada
permukaan padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas(lebih dingin atau panas).
Perpindahan panas secara radiasi adalah proses perpindahan panas dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda-benda itu terpisah didalam ruang (bahkan
dalam ruang hampa sekalipun).
Persamaan linier Aljabar dapat muncul ketika model sistemnya terdistribusi. Sebagai
contoh kasus “model of heated rod”,pada gambar dibawah ini,menunjukan panjang batang yang
diposisikan diantara dua dinding pada suhu yang konstan. Kemudian dialirkan panas antara
batang dan suhu udara disekitarnya. Sehingga pada kasus ini,persamaan diferensial dapat ditulis
sebagai berikut:
𝑑2 𝑇
𝑑𝑥 2
+ ℎ′ ( 𝑇𝑎 − 𝑇 ) = 0
(1)
Dalam kasus(model of heated rod) ini akan menggunakan perbedaan terbatas untuk
mengubah persamaan diferensial menjadi system tridiagonal dari persamaan linier aljabar yang
dapat diselesaikan dengan metode numerik.
Hot Equation ( Persamaan Panas) adalah persamaan yang merepresentasikan fenomena difusi,
atau lebih dikenal dengan persamaan difusi. Nama persamaan difusi ini lebih umum karena
persamaan ini tidak hanya berlaku pada perpindahan panas saja, namun juga bergantung pada
waktu. Jadi, ada perubahan waktu dari detik ke detik dimana ∝ adalah koefisien difusi suatu
bahan. Persamaan differensial 1 dimensi dapat ditulis sebagai berikut :
𝜕𝑇
𝜕𝑡
𝜕2 𝑇
=∝ 𝜕𝑥 2
(2)
Gambar 1. Posisi batang yang tidak terinsulasi berada diantara 2 dinding yang konstan dengan
suhu yang berbeda. Perwujudan perbedaan terbatas ditunjukkan oleh 4 titik didalamnya.
dimana 𝑇 = suhu (0C ), 𝑥 = jarak batang (m), ℎ′ = Koefisien perpindahan panas antara batang
dan udara sekitarnya (m-2), dan 𝑇𝑎 = suhu udara (0C ).
Dalam kasus(model of heated rod) ini akan menggunakan perbedaan terbatas untuk mengubah
persamaan diferensial menjadi system tridiagonal dari persamaan linier aljabar yang dapat
diselesaikan dengan metode numerik.
3. Hasil & Kesimpulan
Diberikan nilai untuk parameter, fungsi paksaan, dan kondisi terbatas, kakulus dapat
digunakan untuk mengembangkan solusi analitik. Sebagai contoh Jika ℎ′ = 0.01, 𝑇𝑎 = 20, 𝑇(0)
= 40, dan 𝑇(5) = 200, solusinya adalah :
𝑇= 73.4523𝑒 0.1𝑥 −53.4523𝑒 −0.1𝑥 + 20
(3)
Meskipun solusinya disediakan, kalkulus tidak bekerja untuk setiap masalah seperti ini.
Dalam hal seperti ini, metode numerik menyediakan alternatif berharga. Salah satu cara untuk
menyelesaikan persamaan differensial adalah dengan menggunakan metode beda hingga atau yg
lebih dikenal dengan finite difference method. Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi
Taylor di titik acuannya (x).
𝑑𝑇
𝑑 2 𝑇 ∆𝑥 2
2
+ 𝑑𝑥 3
𝑑 2 𝑇 ∆𝑥 2
2
− 𝑑𝑥 3
𝑇(𝑥 + ∆𝑥) = 𝑇(𝑥) + 𝑑𝑥 ∆𝑥 + 𝑑𝑥 2
𝑑𝑇
∆𝑥
𝑑𝑥
= 𝑇(𝑥 + ∆𝑥) − 𝑓(𝑥) − 𝑑𝑥 2
𝑑𝑇
𝑑𝑥
=
𝑇(𝑥+∆𝑥)−𝑓(𝑥)
∆𝑥
−
𝑑 2 𝑇 ∆𝑥
𝑑𝑥 2 2
−
𝑑 3 𝑇 ∆𝑥 3
6
+ ⋯ + 𝑑𝑥 𝑛
𝑑 3 𝑇 ∆𝑥 3
6
− ⋯ − 𝑑𝑥 𝑛
𝑑 3 𝑇 ∆𝑥 2
𝑑𝑥 3 6
𝑑 𝑛 𝑇 ∆𝑥 𝑛
𝑛!
− ⋯−
𝑑 𝑛 𝑇 ∆𝑥 𝑛
𝑛!
𝑑 𝑛 𝑇 ∆𝑥 𝑛−1
𝑑𝑥 𝑛 𝑛!
(4)
Secara umum, symbol
𝜕𝑇
∆x
𝑑𝑥
menunjukkan kemiringan (gradient) nilai fungsi T pada
𝑑2 𝑇
T(x). jika x digeser sebesar ∆x. Sementara symbol 𝑑𝑥 2 menunjukkan lengkungan (curvature)
dari titik T(x) tersebut jika T digeser sebesar ∆x. Olehkarena itu nilai hanya signifikan untuk
nilai n=2 saja.
Sehingga :
Dalam kasus ini, kita menggunakan metode beda hingga untuk mentransformasikan
persamaan diferensial ini menjadi system tridiagonal atas persamaan aljabar linear yang bisa
diselesaikan menggunakan metode numerik yang diselesaikan pada kasus ini. Selanjutnya kita
turunkan persamaan tersebut untuk mendapatkan rumus pendekatan orde 2. Dari persamaan (4)
kita turunkan sehingga diperoleh :
(5)
𝑑𝑇
𝑑𝑥
𝑑2 𝑇
𝑑𝑥 2
Substitusikan
𝑑2𝑇
𝑑𝑥 2
𝑑2𝑇
𝑑𝑥 2
𝑑𝑇
𝑑𝑥
=
=
𝑇(𝑥+∆𝑥)−𝑇(𝑥)
𝑑 2 𝑇 ∆𝑥
−
∆x
𝑑𝑥 2 2
=[
𝑇(𝑥+∆𝑥)−𝑇(𝑥)
𝑑𝑇 2
− 𝑑𝑥] ∆𝑥
∆x
𝑇(𝑥)−𝑇(𝑥+∆𝑥)
𝑑 2 𝑇 ∆𝑥
+ 2
∆x
𝑑𝑥 2
(𝐵𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 𝐷𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒)
𝑇(𝑥+∆𝑥)−𝑇(𝑥)
𝑇(𝑥)−𝑇(𝑥+∆𝑥)
𝑑 2 𝑇 ∆𝑥
2
−
+
[
]} ∆𝑥
∆x
∆x
𝑑𝑥 2 2
={
=
𝑇(𝑥+∆𝑥)−𝑇(𝑥) 2
∆x
∆𝑥
𝑑2 𝑇
2 𝑑𝑥 2 = 2
𝑑2 𝑇
𝑑𝑥 2
=
−
𝑇(𝑥)−𝑇(𝑥+∆𝑥) 2
∆x
∆𝑥
𝑇(𝑥+∆𝑥)−𝑇(𝑥)
−
∆x2
2
𝑑 2 𝑇 2 ∆𝑥
2
− 𝑑𝑥 2 ∆𝑥
𝑇(𝑥)−𝑇(𝑥+∆𝑥)
∆x2
𝑇(𝑥+∆𝑥)−2𝑇(𝑥)+𝑇(𝑥+∆𝑥)
∆x2
Dalam Menghitung solusinya, kita bisa menggunakan metode beda hingga untuk menghitung
solusi persamaan diferensialnya, Dari pers (7) kita peroleh :
𝑑2 𝑇
𝑑𝑥 2
=
𝑇𝑖+1 − 2𝑇𝑖 + 𝑇𝑖−1
∆𝑥 2
(6)
dimana 𝑇𝑖 adalah suhu di titik i.
Persamaan (1) bisa ditransformasikan menjadi persamaan aljabar linear dengan membagi batang
menjadi beberapa titik. Batang di gambar (1) dibagi menjadi 6 titik dengan jarak seperti pada
gambar dengan batang yang panjangnya 10 m dengan jarak antara titiknya yaitu ∆𝑥=2m.
Jika kita mesubtitusikan persamaan (6) ke persamaan (2), maka diperoleh :
𝑇𝑖+1 − 2𝑇𝑖 + 𝑇𝑖−1
∆𝑥 2
+ ℎ′ ( 𝑇𝑎 − 𝑇 ) = 0
(7)
Dengan menginput nilai yang sudah diberikan di awal kasus tadi, maka dapat diuraikan
menjadi :
𝑇𝑖+1 − 2𝑇𝑖 + 𝑇𝑖−1
∆𝑥 2
𝑇𝑖+1 − 2𝑇𝑖 + 𝑇𝑖−1
4
+ ℎ′ ( 𝑇𝑎 − 𝑇 ) = 0
+ 0,01 ( 20 − 𝑇 ) = 0
0,01 ( 20 − 𝑇 ) =
−𝑇𝑖+1 + 2𝑇𝑖 − 𝑇𝑖−1
4
0,04 ( 20 − 𝑇 ) = −𝑇𝑖+1 + 2𝑇𝑖 − 𝑇𝑖−1
0,8 – 0,04𝑇𝑖 = −𝑇𝑖+1 + 2𝑇𝑖 − 𝑇𝑖−1
0,8 = −𝑇𝑖+1 + 2, 04𝑇𝑖 − 𝑇𝑖−1
(8)
Lalu disubstitusikan nilai 𝑖 yang berada di antara titik awal dan akhir. Karena kita membagi
batang menjadi 5 bagian, maka terdapat 6 titik partisi antar bagian seperti gambar berikut :
Perhatikan bahwa untuk I = 0 adalah titik awal batang tersebut dan i=5 adalah titik akhir batang
tersebut. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa nilai I yang berada diantara titik awal dan akhir
ialah i = 1, 2, 3 dan 4. Sehingga :
Untuk 𝑖 = 1, Diperoleh
−𝑇2 + 2, 04𝑇1 − 𝑇0 = 0,8
Untuk 𝑖 = 2, Diperoleh
−𝑇3 + 2, 04𝑇2 − 𝑇1 = 0,8
Untuk 𝑖 = 3, Diperoleh
−𝑇4 + 2, 04𝑇3 − 𝑇2 = 0,8
Untuk 𝑖 = 3, Diperoleh
−𝑇5 + 2, 04𝑇4 − 𝑇3 = 0,8
Maka didapat sistem persamaan linier seperti berikut :
−𝑇0 +
−𝑇1 +
−𝑇2 +
−𝑇3 +
2, 04𝑇1 −
2, 04𝑇2 −
2, 04𝑇3 −
2, 04𝑇4 −
𝑇2
𝑇3
𝑇4
𝑇5
= 0,8
= 0,8
= 0,8
= 0,8
(9)
Dari data, didapatkan 𝑇0 = 40 dan 𝑇5 = 200, sehingga bisa disubsitusikan dan
dipindahkan ke ruas kanan. Hasilnya adalah 4 persamaan dengan 4 pernyataan yang tidak
diketahui dalam bentuk matriks sebagai berikut :
𝑇1
2.04 −1
40.8
0 0
𝑇
−1
2.04
2
−1
0
[
] { } = { 0.8 }
0.8
0
−1 2.04 −1 𝑇3
200.8
0
0
−1 2.04 𝑇4
(10)
Untuk menyelesaikan permasalahan diatas, kita bisa menggunakan Matlab dengan 2
cara. Pertama dengan menggunakan manual dengan sintak-sintak yang digunakan dan cara
kedua dengan bantuan scrib yang pastinya kita tinggal menginput data yang kita gunakan di
script. Cara pertama eperti yang ada di lampiran dan cara kedua kita bisa menggunakan bantuan
dengan function. Functionnya sebagai berikut :
function x=tridiag(e,f,g,r)
n=length(f);
for k=2:n
factor=e(k)/f(k-1);
f(k)=f(k)-factor*g(k-1);
r(k)=r(k)-factor*r(k-1);
end
x(n)=r(n)/f(n);
for k=n-1:-1:1
x(k)=(r(k)-g(k)*x(k+1))/f(k);
end
dan cara pemanggilannya seperti pada lampiran pada matlab. Hasil dari plot nya adalah :
Gambar 2. Plot dari hasil persamaannya.
4.
Kesimpulan
Pada kasus menghitung perpidahan panas (menghitung suhu panas yang melalui sebuah
balok serta suhu panas antara balok batangan dengan udara sekitarnya) dengan diferensial
panas , metode yang digunakan adalah metode tridiagonal. Hasil yang diperoleh dengan
T=[A\b]’ pada command window dan hasil yang diperoleh dengan menggunakan fungsi
tridiagonal di m-file pada MATLAB sama dan hampir medekati nilai analitik atau eksaknya.
Hal ini dapat kita lihat dengan memplot kurva dari masing-masing hasil serta nilai analitiknya,
dimana kurva hasil yang diperoleh dengan menset T=[A\b]’ pada command window dan kurva
hasil yang diperoleh dengan menggunakan fungsi tridiagonal di m-file pada MATLAB hampir
berimpitan dan hampir mendekati kurva nilai analitik atau eksaknya.
5. Ucapan Terimakasih
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah “Model of A Heated Rod”, mulai dari Tuhan Yang Maha Esa,
Buk Susila Bahri, Buk Radhiatul Husna, dan Pak Budi Rudianto, Uda Uni Asisten
Labor SCL FMIPA Universitas Andalas, dan pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan masalah ini. Semoga makalah ini bisa dapat dimanfaatkan dengan baik
kedepannya. Amin.
6.
Lampiran
Lampiran Matlab :
Cara Pertama :
Cara Kedua :
Plot :
Referensi
[1] Chapra, Stevem C. 2012 . Aplied Numerical Methods. New York: The Mc Graw Hill Companies
[2] Stefandi, Andrias. 2017.Kumpulan Proyek Fisika Dasar dengan Menggunakan Matlab. Jakarta : Fivehertas
[3] Fransisca Amelis Putri. 2018. “Penyelesaian Persamaan Panas Satu dan Dua Dimendi dengan Menggunakan
Metode Beda Hingga”. Yogyakarta ( PDF Online), diunduh tanggal 6 Mei 2020
Download