Uploaded by adellamairani20

Tetes mata dan kolirium

advertisement
Tetes Mata dan Collyrium
PENDAHULUAN
Produk steril adalah sediaan terapetes dalam bentuk terbagi-bagi
yang bebas dari mikroorganisme hidup, pada prinsipnya ini termasuk dediaan
paranteral, mata dan irigasi. (Lachman, 1986;1292).
Tetes mata merupakan sediaan mata berupa larutan/suspensi atau
larutan berminyak dari alkaloid, garam-garam alkaloid, antibiotik, atau bahanbahan lain yang ditujukan untuk penggunaan mata dengan cara meneteskan
obat ke dalam selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata yang
diformulasi dengan pertimbangan tonisitas, pH, viskositas, sterilisasi, bahan
antimikroba dan pengemasan baik (Dirjen POM,1979;10)
Berdasarkan tempat kerjanya, tetes mata bekerja pada
konjungtiva, kornea dan iris. Penggunaan tetes mata akan
menghasilkan efek yang bervariasi dari obat pada bagian
konjungtiva, kornea dan iris.
Kolirium, Collyria, obat cuci mata adalah sediaan berupa larutan steril,
jernih bebas benda asing, isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Kolirium
dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih, dimasukkan dalam
wadah dan disterilkan dengan cara sterilisasi A, B dan C, dipindahkan kedalam tempat
steril secara aseptis. Alat dan wadah yang digunakan dalam pembuatan kolirium
bersih dan steril.
Anonim, 1978, Formularium Nasional
Pada etiket harus tertera
• Masa penggunaan setelah botol dibuka penutupnya
• Obat cuci mata
Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya
boleh digunakan paling lama 24 jam setelah botol dibuka
tutupnya.
Kolirium yang mengandung zat pengawet dapat
dipergunakan paling lama 7 hari setelah dibuka tutupnya
Syarat Kolirium :
1. Steril dengan cara sterilisasi uap, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas, sterilisasi
dengan radiai ion, sterilisasi dengan penyaringan, sterilisasi dengan cara aseptis.
2. Jernih dan bebas zat asing agar kolirium bebas dari partikel asing, maka larutan
harus disaring, sehingga pada pembuatan larutan jumlah bahan diberi kelebihan 510 ml untuk membasahikertas saring.
3. Isotonisitas larutan dikatakan isotonis jika :
• Tekanan osmotik sama dengan tekana osmotik cairan tubuh nilainya sama dengan
NaCl 0,9%
• Mempunyai titik beku sama dengan titik beku cairan tubuh, yaitu 0-52 C. pH air
mata normal adalah 7,4. untuk larutan mata tidak boleh hipotonis, tetapi sedikit
hipertonis masih ditoleransi.
Keuntungan collyrium :
1.
2.
3.
4.
Campuran homogen
Dosis dapat diubah-ubah
Dapat diberian dalam larutan encer
Kerja awal lebih cepat karean obat cepat diabsorbsi
Kerugian Collyrium:
1. Volume bentuk larutan lebih besar
2. Ada yang tidak stabil dalam larutan
FORMULASI
Tiap 7,5 ml mengandung
Timolol maleat
0,25%
Benzalkonium klorida 0,1%
Na2EDTA
0,1%
Povidone
2%
NaCl
0,56%
NaH2PO4
0,384%
Na2HPO4
0,1805%
API
ad
7,5 ml
Nama Bahan
Kegunaan
Timolol maleat
Zat Aktif
Benzalkonium Cl
Pengawet
Na2EDTA
Penghelat
Povidone
Pemviskos
NaH2PO4
Pendapar
Na2HPO4
Pendapar
NaCl
Pengisotonis
API
Pembawa
Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Bahan disterilkan sesuai dengan metode masingmasing.
2. Botol yang digunakan dicuci dengan deterjen lalu dibebas alkalikan dengan cara direndam
dengan HCl 0,1 N panas selama 30 menit lalu bilas dengan API dan disterilkan dengan autoklaf.
3. Tutup karet dibersihkan dan dibebas sulfurkan dengan cara direndam dalam Na2CO3 2%
mengandung 0,1% Na-lauril sulfat, dipanaskan selama 15 menit, didinginkan dan disterilkan di
otoklaf selama 20 menit.
4. Dibuat pengenceran Na-EDTA dengan cara 50 mg Na2EDTA dilarutkan dalam 5 ml API
kemudian dipipet 1 ml.
5. Dibuat pengenceran Benzalkoinum klorida dengan cara 50 mg benzalkonium klorida
dilarutkan dalam 50 ml API dipipet 1 ml.
6. Di timbang Na2HPO4 22,56 mg dan NaH2PO4 sebanyak 48 mg.
7. Dibuat pengenceran timolol maleat dengan cara 50 mg timolol maleat dalam 10 ml API
dipipet 2 ml
8. Timolol maleat dilarutkan dalam dapar fosfat hingga larut.
9. Kemudian ditambahkan hasil pengenceran benzalkoiunm klorida 1m dan Na2-EDTA 1 ml ke
dalam larutan (8).
10. Cek pH, cukupkan volumenya dengan API.
11. Dimasukkan dalam botol wadah kaca warna coklat.
12. Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit, suhu 1210C.
13. Dinginkan.
14. Diberi etiket dan dimasukkan dalam wadah/kemasan.
EVALUASI
1. Kejernihan
Dilakukan dengan inspeksi visual setiap wadah dan dengan
mengukur indeks bias menggunakan refraktometer pada 25°C
2. PH
PH larutan kental yang disiapkan diukur dengan pH meter
3. Viskositas
Viskositas batch F1-F9 oleh Brookfield viscometer pada RPM
yang berbeda. Dengan memplot grafik RPM vs viskositas, dan
diperiksa pola alirannya
4. Osmolaritas
Osmolaritas optimal larutan tetes mata steril yang ditentukan
dengan osmometer tekanan uap pada suhu kamar
5. Tes mukoadesif
Tes dispersi musin digunakan untuk mengukur indeks
mukoadesif. Dispersi musin (MUC) ; musin (15% b/v)
dibuat dengan mendispersikan jumlah bubuk musin yang
dibutuhkan kedalam buffer fosfat (pH 7,4) dan diaduk
dengan pengaduk magnetik pada 600 rpm selama 24 jam
untuk hidrasi lengkap dan mengukur viskositasnya (nm)
6. Studi sterilitas
Menggunakan filter membran dengan porositas 0,2 վm
digunakan untuk sterilisasi denga filtrasi secara umum.
7. Pengujian sterilitas
Pengujian sterilitas dari larutan mata kental dilakukan
untuk aerob, bakteri anaerob dan jamur dengan
menggunakan media tioglikolat alternatif (ATGM) dan
medium kasein kedelai (SBCD), kontrol positif
(pertumbuhan) dan kontrol negatif (sterilitas)
8. Uji antimikroba
Dilakukan sesuai dengan USP kultur bakteri escherichia
coli, staphylococcus aureus dan jamur aspergillus niger
dan candida albicans ditanam pada agar padat.
9. Studi difusi invitro
Sel difusi franz digunakan untuk mempelajari pelepasan
in vitro larutan kental tetes mata.
10. Studi pada hewan
Tes untuk iritasi aktivitas antialergi dari formulasi
11. Stabilitas
Untuk menilai stabilitas obat dan formulasi, studi
stabilitas dilakukan sesuai dengan pedoman ICH.
Formulasi yang optimal disimpan dalam ruang stabilitas
pada suhu dan kelembaban yang ditentukan selama satu
bulan.
Download