Worksheet Acara 1 Praktikum Biologi Molekuler Pengenalan Peralatan dan Keamanan Kerja di Laboratorium Biologi Molekuler Nama: Sandy Samsul Bahry NIM: M0419075 Kelompok: 5A Tujuan : Memahami cara penggunaan alat dan teknik dasar prosedural penelitian molekuler serta standar keselamatan kerja. A. Pengenalan Alat Laboratorium 1. Laminar Air Flow Fungsi : sebagai meja kerja steril Prinsip Kerja :memanfaatkan aliran udara yang dihembuskan dari blower ke meja kerja secara kontinu Cara Kerja : 1. LAF dihubungkan ke sumber lstrik, kemudian tutup LAF dibuka 2. Lampu floresennya dinyalakan dan kemudian meja kerja dan kaca samping disemprot alkohol 70% dan dilap tisu 3. Semua peralatan dimasukkan, floresen dimatikan dan pintu ditutup, 4. Lalu lampu UV dinyalakan, dan blower dan floresent dinyalakan lagi, 2. elektroforesis Fungsi : untuk memisahkan DNA atau RNA berdasarkan muatan molekul pada gel agarose (Motohashi, 2019). Prinsip Kerja : dengan memanfaatkan DNA atau RNA yang bermuatan negatif yang akan bergerak ke kutub positif jka dialiri listrik Cara Kerja : 1. Trei dipasangi karet lalu diletakkan di dalam chamber 2. Kom diletakkan kedalam trei lalu gel dimasukkan , setelah gel memadat kemudian kom diambil 3. Trei dibalikan lalu ditutup dan dihubungkan ke sumber listrik kemudian amper volt dan wattx diatur 3. Gel Documentator Fungsi : untuk melihat hasil elektroforensis Prinsip Kerja : visualisasi gel agaros hasil elektroforensis dengan UV Transmilator dan didokumentaskn oleh kompter yang trhubung ke kamera. Cara Kerja : 1. Penutup alat dibuka kemudian gel agaros hasil elektroforensis dimasukan kedalam alat kemudian penutup alat ditutup 2. Tombol power on ditekan dan dilanjutkan tombol uv dinyalakan 3. Perangkat komputer diaktifkan terlebi dahulu dan didokumtasikan dengan komputer melalui kamera. 4. Setelah selesai sinar UV dimatikan selanjutnya gel dikeluarkan. kemudian hasil 5. Microcentrifuge Fungsi :unntuk memisahkan larutan dengan gaya sentrifugal. Prinsip Kerja : mengendapkan partikel tersuspensi dengan menggunakana gaya sentrifugal Cara Kerja : 1. Alat disambungkan kearus listrik, kemudian tombol on ditekan, 2. Sampel disiapkan dalam jumlah genap, dan isinya seimbang, 3. Waktu dan kecepatan diatur, kemudian dibuka dengan klik on 4. Masukan sampel dengan seimbang dan sejajar, lalu ditutup rapat, alat otomatis akan berhenti kemudian tinggal dimatikan. 5.UV Transilluminator Fungsi : Untuk memvisualisasikan hasil pergerakan pita DNA/RNA pada gel agaros setelah melalui proses elektroforensis, dengan menggunakkan sinar UV (Djakatara dkk., 2018). Prinsip Kerja : Visualisasi atau pengamatan pita DNA yang tampak melalui bantuan sinar UV Cara Kerja : 1. Alat dihubungkan ke sumber lstrik 2. Cover glass dibuka dan gel agaros ditempatkan atau diposisikan diatas lempengan. 3. Cover glass ditutup dan alat dihidupkan degan menekan tombol ON. 4. Kemudian hasil visualisasi DN didokumentasikan, setelah selesai digunakaan, tekan off 5. Cover glass dibersihkan dengan tisu dan kemudian diputuskan dari sumber listrik. 6. Vortex mixer Fungsi : untuk menghomogenkan larutan dengan menggunakan perputaran yang dapat diatur. Prinsip Kerja : aliran listrik diubah menjadi energi gerak untuk menimbulkan getaran untuk menghomogenkan larutan. Cara Kerja : 1. Alat dihubungkan ke sumber lstrik, kemudia tombol ON ditekan, 2. Kecepatan pemutaran diatur 3. Sampel diletakan dibagian atas alat 4. Setelah larutan menjadi homogen, alat dimatikan dengan tombol OFF ditekan, kemudian arus listrik diputus . 7. Biofotometer Fungsi : untuk mengukur kemurnian sampel yang sudah diekstraksi. Prinsip Kerja :mengukur konsentrasi sampel berdasarkan adsorbansi alat tehadap cahaya monokromatis dengan panjang gelombang tetentu Cara Kerja : 1. Alat dihubungkan dengan sumber listrik lalu tombol on ditekan 2. Atur parameter tombol DNA ditekan, kemudian masukan larutan blangko berupa aquades pada kuvet kemudian kuvet itu dimasukkan pada lubang kuvet dipegang dibagian buramnya kemudian ditekan tombol blanko 3. Kemudian kuvet blangko diganti kuvet berisi sampel DNA hasil ekstraksi, lalu tombol DNA diklik 4. Kemudian hasil dilihat pada layar, setelah selesai tombol parameter dikembalikan di DNA dan power dimatikan dan lubang kuvet ditutup lalu dicabut kabelnya. 8. Inkubator shaker Fungsi : sebagai tempat inkubasi sempel dengan disertai pemutaran secara konstan Prinsip Kerja: Menginkubasi disertai sampel dengan pemutaran. Cara Kerja : 1. Alat disambungkan ke listrik dan kemudian tombol power ditekan 2. Bahan sampel dimasukkan dan diletakan dirak kemudian pintu ditutup. 3. Parameter suhu dan kecepatan diatur. 9.Sentrifuge merk eppendorf Fungsi : untuk memisahkan larutan berdasarkan berat molekul dengan memanfaatkan gaya sentriugal dan dapat diatur suhunya. Prinsip Kerja :memisahkan larutan berdasarkan berat molekul dengan memanfaatan gaya sentrifugal Cara Kerja : 1. Alat dihubungkan dengan sumber listrik dan dilanjutkan tombol on ditekan 2. Kemudian suhu diatur sampai stabil, waktu, dan kecepatannya diatur pula. 3. Tombol open ditekan untuk membuka penutup alat kemudian bahan sampel ditempatkan dan diusahakan stabil atau saling dihadapkan. 4. Lalu ditutup kemudian tombol start diklik untuk memulai, proses ditunggu hingga berbunyi tanda selesai. 5. Kemudian tombol open ditekan lagi dan sampel kemudian dikeluarkan. 9. Waterbath Fungsi : untuk memanaskan air dengan suhu yang konstan dan di dalam biologi molekuler alatt ini dugunakan untuk inkubasi sampel. Prinsip Kerja : dengan heater kering akan yang dikontrol termostat dan kemudian heater dialiri listrik akan menjadi panas dan mebuat air di dalamnya mengalami kenaikan suhu. Cara Kerja : 1. Langkah pertama, waterbath dihubungkan dengan sumber listrik kemudian tombol ON ditekan 2. Suhu diatur dengan menggunakan tombol (+) untuk mrnaikan suhu dan tombol (-) untuk menurunkan suhu 3. Kemudian alat dibuka penutupnya, dan selanjutnya sampel dimasukkan dan diatur posisinya lalu penutup ditutup kembali. 4. Setelah proses selesai, penutup dibuka dan sampel diambil, kemudian suhu diturunkan terlebih dahulu lalu teombol off diputus . 11.spin colomn ditekan dan sumber listrik Fungsi : Wadah yang digunakan untuk memisahkan DNA dari zat lainnya pada kegiatan isolasi DNA. Prinsip: memisahkan larutan berdasarkan berat molekul Cara Kerja : siapkan spin dalam jumlah genap agar stabil kemudian dimasukan kedalam 12. Tube Mikrosentrifuge Fungsi : Tempat menyimpan larutan atau sampel saat proses sentrifugasi. Cara Kerja : larutan sampel dimasukan kemudain tip penutup ditekan. 13. PCR Tube Fungsi : Wadah untuk membuat larutan PCR mix. Cara Kerja : larutan sampel dimasukan kemudain tip penutup ditekan. 13. Mikrotip & mikropipet Fungsi : untukmemndahkan larutan dalam skala mikroliter Prinsip Kerja : Cara Kerja : 1. Mikro tip dipasang diujung micropipet, kemudian skala diatur sesuai kebutuhan 2. Push button ditekan sampai tahanan pertama untuk mengambil larutan 3. Push button dilepaskan sehingga larutan naik dan selanjutnya untuk melepaskan larutan, push buttom ditekan hingga tahanan kedua, lalu tip dilepaskan dengan menekan tip ejektor. 14. termalshaker Fungsi : untuk amplifikasi sekuen tertentu dari sampel DNA secara invitro Prinsip Kerja : amplifikasi DNA secara invitro melalui pemutusan rantai ganda dna proses PCR yaitu Denaturasi, annealing, dan Extension. Cara Kerja : 1. Alat dihubungkan dengan arus listrik dan kemudian tombol ON ditekan 2. Selanjutnya pilihan New Program atau Recent program dipilih, Pilih pilihan proses lalu klik Run and Save 3. Kemudian penutup alat dibuka dan sempel dimasukan kemudian ditutup dan diputar rapat. 4. Untuk menghentikan tombol stop dipilih, kemudian penutup dibuka dan sempel diambil dan dimasukan ke dalam freezer 5. Tombol off ditekan lalu sumber arus dimatikan . B. Keamanan Kerja di Laboratorium Biologi Molekuler 1. Prinsip dan Peraturan Umum Keselamatan Keselamatan kerja di laboratorium merupakan hal yang penting untuk praktikan yang bekerja di laboratorium. Hal tersebut dikarenakan tujuan dari keselamatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakan kerja di laboratorium, mengontrol penyimpanan bahan dan alat, serta untuk mengontrol pelepasan limbah agar tidak berbahaya. Keselamatan kerja terbagi menjadi 7 prinsip antara lain: a. Peralatan keselamatan Laboratorium yang memenuhi standar memiliki peralatan keselamatan seperti alat pemadam kebakaran dan tempat untuk mencuci mata. Jika menemukan kerusakan dari alat keselamatan harus dilaporkan pada petugas laboratorium. Saat praktikum dilaksanakan, perlu diperhatikan penggunaan peralatan yang berbahaya seperti sinar UV dan sinar laser harus disertai dosen atau pembimbing. b. kesadaran Sebagai peneliti harus membaca MSDS bahan yang akan digunakan karena berisi informasi yang penting. Bagian dari MSDS yang perlu diperhatikan dalam biologi molekuler adalah identifikasi bahan, komposisi bahan, tindakan pengendalian dan prosedur penanganan, sifat fisika, dan kimia bahan, dan data dari reaktivitas. c. penyimpanan Dearah penyimpanan harus ditentukan jelas dan terpisah dengan tempat kerja rutin. Alat-alat kecil seperti jarum suntik disimpan di tempat yang aman serta terkunci. Jika ada yang hilang harus dilaporkan kepada petugas. d. rumah tangga Laboratorium yang baik harus memperhatikan tata ruang dan kebersihan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain laboratorium dalam keadaan bersih, pintu keluar mudah diakses, dan mencuci peralatan sehabis praktikum. e. pembuangan limbah Limbah bekas penelitian harus dibuang dengan benar yaitu memperhatikan beberapa hal seperti harus dibungkus dengan benar yaitu mengutamakan menggunakan wadah gelas, polietilen dapat digunakan untuk limbah padat yang tidak reaktif, kaleng logam tidak boleh digunakan karena bersifat korosif. f. Operasi Pengoperasian alat-alat laboratorium hanya diizinkan bagi orang yang telah terlatih dan memiliki wewenang. Anggota laboratorium dan alat-alat harus terlindungi dari suhu, listrik, dan bahan kimia selama pengoperasiannya. g. Praktik keselamatan pribadi. Peralatan yang ada didalam laboratorium hanya digunakan untuk keperluan praktikum saja tidak boleh digunakan untuk hal lain seperti untuk pengonsumsian makan atau minum. Selalu mencuci tangan dengan baik sebelum minggalkan laboratorium. 2. MSDS Ethidium bromide Ethidium bromide atau EtBr adalah agen interkalasi yang menyerupai pasangan basa DNA dan umumnya digunakan sebagai penanda flouresen pada asam nuklat selain itu bahan ini bersifat mutagen dan karsinogenesis (Li et al., 2020). Ethidium bromide merupakan bahan kimia berwujud cair, tidak berbau, berwarna merah, dan memiliki pH 4,4 atau asam. Bahan ini harus disimpan kedalam wadah tertutup rapat dan tidak terkena sinar matahari langsung dalam suhu penyimpanan berkisar 15 ℃ -25 ℃ . Saat menggunakan bahan ini, perlu menggunakan perlindungan diri seperti kacamata google dengan perlindungn di bagian samping, sarung tangan, serta perlindungan pernafasan. Jika terjadi peristiwa kebakaran, api dapat didipadamkan menggunakan pemadam berbahan air, busa, bubuk pemadam kering, atau karbondioksida. Limbah ethidum bromide dilarang dibuang ke saluran air. 3. APAR dan perbedaan setiap kelas dari pemadam kebakaran Ada beberapa jenis alat pemadam kebakaran berdasarkan komposisinya yaitu Water, Foam, Dry chemical, Carbon deoxide, dan Clean agent yang digunakan sesuai dengan jenis kebaran. Untuk APAR berbahan water atau air, foam, dry chemicals, dan clean agent dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A yaitu kebakaran terjadi karena bahan bakar biasa, seperti kayu, kertas, kain, kain pelapis, plastik, dan material sejenisnya. Selanjutnya alat pemadam kebakaran berbahan foam, kimia kering atau dry chemicals, carbon dioxide atau karbon dioksida , dan clean agent dapat digunakan pada kebakaran kelas B yaitu kebakaran dipicu oleh cairan atau gas yang mudah terbakar, seperti minyak dapur, cat, minyak, minyak tanah, dan bensin dan jangan pernah menggunakan air. Selain itu, alat pemadam kebakaran berbahan kimia kering atau karbon dioksida dapat pula untuk memadamkan kebakaran kelas C yaitu kebakaran yang melibatkan peralatan listrik atau kabel. Bagian-bagian APAR terdiri dari safety pin atau pin pengaman, lever atau tuas, handle atau pegangan, pressure gauge yaitu pengukur tekanan, cylinder atau tabung), hose atau selang, nozzle (corong), dan information label yaitu label informasi yang berisi rating APAR, petunjuk penggunaan, klasifikasi, dan tipe. Adapun cara penggunaan APAR yaitu dengan menentukan jenis sumber api kebakaran terlebih dahulu kemudian segera menuju ke lokasi penyimpanan APAR yang tipenya sesuai. Sebelum digunakan, cek isi tabung pada jarum pengukur tekanan dan pastikan jarum petunjuk pada posisi daerah hijau. Catatan untuk para perawat APAR untuk selalu merawat dan mengisi ulang APAR sehingga dapat digunakan setiap saat. Letakkan APAR sejajar dengan tubuh dan hindari posisi kepala di atasnya. Tahan APAR sambil melepas pin pengamannya. Periksa tekanan pada APAR dengan mengarahkan corong ke atas lalu tekan tuas beberapa kali. Setelah memastikan APAR dapat berfungsi dengan baik, angkat tabung APAR dengan menggenggam pada pegangannya jangan menggenggam tuasnya supaya isi tabung tidak keluar dengan tidak sengaja. Sesampainya di lokasi kebakaran, ambil jarak dari sumber api sejauh 2-3 meter. Apabila kebakaran terjadi di luar ruangan, pastikan posisi tubuh tidak berlawanan dengan arah angin. Angkat tabung APAR dan arahkan corong ke sumber api. Isi tabung dilepaskan dengan menekan tuas APAR kemudian kibaskan corong untuk mengatur arah semburannya hingga merata. Setelah api berhasil dipadamkan, pin pengaman tuas dimasukkan kembali dan simpan APAR pada tempatnya. Penggunaan APAR dapat disingkat menjadi PASS yaitu pull atau tarik pin pengaman tuas, aim atau arahkan corong ke sumber api), squeeze atau tekan tuas untuk mengeluarkan isi tabung, dan sweep atau sapukan secara merata hingga api padam. Daftar Pustaka Djakatara, P. D., G. S. Gerung, E. L. Ginting, C. F. A. Sondak, N. D.C. Rumampuk, dan D. M. H. Mantiri. 2018. Amplifikasi DNA Alga Merah (Rhodophyta) Eucheuma sp. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 2(1):26-30. Li, Z., P. Chang, W. Jiang, and Y. Liu. 2020. Enhanced Removal of Ethidium Bromide (EtBr) from Aqueous Solution Using Rectorite. Journal of Materals. 384 (121254 ):1-8. Motohashi. K. 2019. Development of Highly Sensitive and Low-cost DNA Agarose Gel Electrophoresis Detection Systems, and Evaluation of Non-mutagenic and Loading Dye-type DNA-staining Reagents. PlosOne. 4(9):1-13. Lampiran 1. Abstrak Jurnal (3 lembar) 2. MSDS Ethidium bromide (1 lembar)