Uploaded by User81771

1913-4474-1-PB

advertisement
Studi awal pemanfaatan energi surya sebagai penggerak mesin pengepresan briket
Dicky Risky, Muhammad Yusuf, Adi Setiawan*
Program Studi Magister Teknik Energi Terbarukan, Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe, 24355, Indonesia
*
Korespondensi: [email protected]
Abstrak
Indonesia memiliki potensi yang besar dalam hal sumber energi biomassa. Namun, penggunaan energi biomassa
masih terbatas dan belum efisien. Salah satu strategi terbaik dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi
biomassa adalah melalui metode densifikasi dimana kepadatan energi biomassa meningkat dan biaya yang terkait
dengan transportasi dan penyimpanan berkurang. Untuk melaksanakan densifikasi limbah biomassa, diperlukan
alat yang handal. Limbah biomassa biasanya terkonsentrasi di daerah pedesaan dengan akses transportasi yang
sering tidak memadai dan tidak tersedianya jaringan listrik. Di sisi lain, Indonesia memiliki intensitas sinar
matahari yang cukup sepanjang tahun untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Studi ini meneliti
peluang untuk pemanfaatan energi matahari (sistem PV) untuk menggerakkan mesin briket biomassa di daerah
pedesaan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap termasuk studi literatur, pengumpulan data intensitas
radiasi matahari, serta perhitungan dan persiapan desain mesin. Targetnya adalah menyiapkan desain untuk
briket yang digerakkan oleh energi matahari. Investigasi pendahuluan ini menyimpulkan bahwa mesin pengepres
briket dengan kapasitas produksi empat buah briket dalam sekali tekan mampu dioperasikan menggunakan panel
surya dengan kapasitas 100 wp yang dilengkapi dengan baterai 12 volt 33Ah. Untuk menggerakkan dongkrak
hidrolik, aktuator dc 12 volt digunakan pada kecepatan rendah. Mesin tersebut dapat menekan briket dalam
bentuk kubus dengan ukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm
Kata kunci : densifikasi biomassa, briket, panel surya, mesin pengepres, motor dc
Preliminary study on the use of solar energy to drive biomass briquetting machines
Abstrack
Indonesia is highly potential in biomass resources. However, the use of biomass as energy resource is still
limited and inefficient. One of the best strategies in optimizing biomass energy utilization is through the
densification methods where biomass density increases and costs associated with transportation and storage are
reduced. To carry out densification of biomass waste, reliable tools are required. Biomass waste can usually be
located in rural areas where inadequate transportation access and the unavailability of electricity networks are
often the issues too. On the other hand, Indonesia has abundant sunlight intensity throughout the year to be
utilized as a renewable energy source. This study examines opportunities for the utilization of solar energy (PV
systems) to drive biomass briquette machines in the rural areas. This research was carried out through several
stages including literature study, data collection on the intensity of solar radiation, and calculation and
preparation of machine design. The target is to prepare a design for the briquettes pressing machine powered by
solar energy. This preliminary investigation concluded that the briquette pressing machine with a production
capacity of four briquettes in a single press was able to be operated using 100wp solar panels equipped with a
12 volt 33Ah battery. To drive a hydraulic jack, a 12 volt dc actuator is used at low speeds. The machine is
capable of producing briquettes in the form of cubical with the size of 2.5 x 2.5 x 2.5 cm.
Keywords : biomass densification, briquettes, solar panels, presses machines, dc motor
1.
Pendahuluan
Indonesia memiliki intensitas cahaya
matahari sepanjang tahun yang cukup berpotensi
untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi
terbarukan. Alat yang mampu mengkonversi energi
matahari menjadi energi lain salah satunya adalah
fotovoltaik. Fotovoltaik atau yang lebih dikenal
dengan sebutan panel surya merupakan sebuah
benda berbahan semikonduktor yang mampu
mengubah intensitas cahaya menjadi energi listrik.
Fotovoltaik biasanya disusun menjadi sebuah modul
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
dan ditempatkan di atap rumah, di dinding
bangunan, atau dilapangan terbuka dengan skala
yang besar.
Energi listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik
dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktifitas
sehari-hari, terutama ditempat yang akses energi
listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sulit
dijangkau. Contohnya seperti di perkebunan atau
persawahan yang biasanya tempat tersebut jauh dari
rumah masyarakat. Energi listrik yang dihasilkan
fotovoltaik dapat dikonversi menjadi berbagai
144
macam bentuk energi lainnya, salah satunya energi
gerak mekanis [1].
Energi gerak mekanis atau yang lebih dikenal
dengan sebutan aktuator bisa didapatkan dari putaran
motor dc. Pada saat pengoperasiannya, motor dc
membutuhkan suplai tegangan searah yang bisa
didapatkan melalui fotovoltaik. Tegangan searah
tersebut kemudian dialirkan ke kumparan medan
sehingga terjadi medan magnet. Selain kumparan
medan, motor dc juga memiliki kumparan jangkar
yang memiliki fungsi sebagai tempat terciptanya
gaya gerak listrik (GGL). Bila arus dalam kumparan
jangkar bertemu dengan medan magnet, maka akan
timbul torsi (T) yang akan memutar motor dc [2].
Pada Tabel 1 dapat dilihat perkembangan
pemanfaatan energi surya untuk penggerak mekanik.
Tabel 1. Perkembangan Pemanfaatan Energi Surya
untuk Penggerak Mekanik
No
Deskripsi
Jenis
Aktuator
Keterangan
1
Alat
Suplai
Air
Tambak
Udang
Pompa
Air
(motor
dc 12v)
PV 3 unit
50Wp
x
[3]
2
Alat
Pengisi
Tandon
Air
Pompa
Dc
60
Watt
PV 1 unit 50Wp
[4]
Penggera
k Solar
Tracker
Motor dc
PV Amorphous
10V 30mA, PV
berbentuk bulat
(Diameter
50mmx48mm),
PV 2 unit x
250Wp, PV 1
unit 50Wp, PV
1 unit 5Wp
[5],
[6],
[7],
[8],
[9]
[10]
3
4
Ref
Motor
Servo
PV 1 unit 20Wp
Penggera
k Perahu
Nelayan
Motor
Dc 12 V
(450 w)
PV 3 unit x 150
Wp
6
Robot
6WD
Motor
Dc
Baterai 1 unit
2200mAh
[12]
7
Otomasi
atap
stadion
Motor
Dc
PV 1 unit 50Wp
[13]
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
Pompa
Air
Tenaga
surya
Motor dc
PV
1
50Wp,
unit
[14]
9
Sepeda
Listrik
Motor
Brushles
s DC
PV 1 unit 40Wp
[15]
Berdasarkan data pada Tabel 1 diatas, energi
yang dihasilkan panel surya sudah banyak
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi
yang dibutuhkan motor listrik. Studi literatur ini juga
menjelaskan bahwa pemanfaatan energi surya untuk
menggerakkan alat pengepres briket belum dikaji
secara intensif. Pada pembahasan ini penulis akan
membuat studi awal pemanfaatan energi surya untuk
pengepresan briket yang berbahan limbah
perkebunan kopi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh [16], telah
diciptakan sebuah produk briket dari pencampuran
antara residu kopi dengan kayu pinus. Residu kopi
itu sendiri terdiri dari batang kopi, cabang utama,
cabang sekunder, dan kulit kopi. Dari hasil
pengujian kepadatan, tanpa dicampur dengan kayu
pinus, kulit kopi memiliki tingkat kepadatan
tertinggi dibanding residu kopi lainnya yaitu sebesar
340 kg.m-3. Berdasarkan data tersebut, kulit kopi
dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar dalam
bentuk briket
Briket adalah produk hasil proses pemadatan
residu biomassa yang digunakan sebagai bahan
bakar dan dicetak dengan menggunakan perekat.
Briket dari biomassa memiliki nilai kalor yang
tinggi. Faktor yang mempengaruhi kualitas briket
adalah komposisi bahan baku dan waktu karbonisasi.
Proses karbonisasi dalam pembuatan briket dapat
menambah nilai kalor dan mengurangi asap yang
dihasilkan dari pembakaran briket [17].
Briket memiliki standar tersendiri untuk
menganalisa kualitas dari sebuah briket. Tabel 2
menjelaskan beberapa parameter yang menjadi
perhatian dalam proses pembuatan briket [18].
Robot
Line
Follower
5
8
Tabel 2. Standar Pembuatan Briket
Standar
Kada
r Air
(%)
Nilai
Kalor
(Kal/g
)
Kerapata
n (g/cm3)
Kuat
Tekan
(Kg/cm3
)
Indonesi
a (SNI.
01-62352000)
8
5000
-
-
Jepang
3,5
7289
-
-
Inggris
6
60007000
-
[11]
145
Dari Tabel 2 diatas, terlihat bahwa kualitas
dari sebuah briket ditentukan berdasarkan tingkat
nilai kalornya, semakin tinggi nilai kalornya maka
semakin bagus kualitas dari briket tersebut. Kadar
air biasanya berbanding lurus dengan nilai kalornya,
semakin rendah kadar air, maka semakin tinggi nilai
kalornya. Untuk kerapatan dan kuat tekan briket
tidak ada standar khusus, karena setiap jenis
biomassa memiliki karakteristik yang berbeda
sehingga tingkat kerapatan dan kuat tekan briket
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Briket sendiri
sudah lama digunakan untuk keperluan memasak di
rumah-rumah penduduk, kebutuhan industri,
maupun perusahaan dagang yang mampu
menggantikan peran kayu bakar tanpa harus
menebang hutan. Hal ini tentu saja dapat
mengurangi efek buruk terhadap lingkungan.
Lokasi perkebunan biasanya berjauhan dari
permukiman penduduk serta akses energi listrik
masih sangat terbatas. Di butuhkan teknologi khusus
dan energi tambahan untuk bisa mengolah limbah
biomassa tersebut langsung diarea perkebunan tanpa
harus dibawa dulu ke tempat yang aman.
Memproduksi briket langsung diarea perkebunan
dapat menghemat biaya transportasi. Hal ini
diarenakan bahan baku briket masih dalam bentuk
serpihan atau serbuk, sehingga membutuhkan
banyak tempat jika dibandingkan dengan briket yang
sudah dipadatkan.
Pada Gambar 1 terlihat potensi intensitas
energy matahari di kawasan Aceh utara, berdasarkan
prediksi yang dilakukan oleh lembaga World Bank
Group melalui pemantauan dengan satelit [19].
Gambar 2. Intensitas
Kabupaten Aceh Besar
Dari Gambar 1 diatas, puncak intensitas
energi matahari terjadi pada bulan juni, yaitu sebesar
85 kWh/m2/bulan. Namun pada bulan desember
intensitas energi matahari turun menjadi 50
kWh/m2/bulan. Tingginya potensi energi matahari
dikawasan Aceh juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan [19]. Pada Gambar 2 merupakan grafik
intensitas cahaya matahari di kabupaten Aceh Besar
yang diukur menggunakan alat Lux Meter.
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
Matahari
di
Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa
intensitas rata-rata pada tahun 2019 di bulan April
sebesar 5,77 kWh/m2/hari, bulan Mei sebesar 5,96
kWh/m2/hari, dan bulan Juni sebesar 5,67
kWh/m2/hari. Dengan rata-rata penyinaran selama
10 jam dalam sehari serta temperatur rata-rata
32,7oC[20].
Manfaat lain dari penelitian ini adalah
membantu masyarakat sekitar untuk memanfaatkan
limbah hasil perkebunan yang masih minim
penggunaanya menjadi briket sehingga menambah
alternatif lain untuk bahan bakar memasak.
Masyarakat juga mendapatkan keuntungan tambahan
dari hasil panen perkebunan bila briket yang
dihasilkan berkualitas dan layak untuk dipasarkan.
Penelitian ini bertujuan mengkaji peluang
pemanfaatan energi surya (PV System) untuk
menggerakkan alat pengepres briket biomassa.
2.
Gambar 1. Grafik Intensitas Radiasi Matahari
Cahaya
Metode Penelitian
Pemanfaatan energi surya untuk pengepres
briket yang dirancang dalam studi ini dapat dilihat
pada Gambar 3. Energi listrik yang dibangkitkan
oleh panel surya disambungkan ke controller yang
berfungsi untuk mengatur tegangan serta arus dari
panel surya yang selanjutnya disimpan didalam
baterai. Baterai tersebut kemudian dimanfaatkan
sebagai sumber daya untuk pengoperasian alat
pengepres briket.
Untuk mendapatkan ukuran briket yang
diinginkan, dipasang sebuah limit switch yang
berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus
listrik. Limit switch bekerja bila ada peralatan yang
menyentuh switch, maka secara otomatis sistem
akan memtuskan energi listrik.
146
Panel
Surya
3.
4.
Controller
Motor
DC
Baterai
Dongkrak
Hydrolik
Limit
Switch
Mesin
Pengepres
Gambar 3. Skema Dasar Sistem Pengepres Briket
Menggunakan Energi Surya
Alat dan bahan yang digunakan dalam studi
ini terdiri dari peralatan elektrik dan mekanik, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Persiapan Alat & Bahan
No
Alat & Bahan
Jumlah
1
Panel Surya 100 WP
1
2
Baterai Lead Acid VRLA
VA 12V 33AH
1
3
Controller 20A
1
4
MC4
1
5
Kabel
2 meter
6
Motor DC 12V Wiper
1
7
Dongkrak Hidrolik
1
8
Mesin Pengepres
1
9
Multimeter
1
10
Sensor limit switch
1
Height (Total Height)
Weight
Terminal
: 155 (180) mm
: 9,68 Kg
: Nut & Bolt
Controller 20 A yang digunakan memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Rated Voltage
:12V/24V
Rated Current
: 10A & 20A
Charging Mode
: PWM
USB Output
: 5V/3A
Self-Consume
: Operating Temperature
-35 ~ 60oC
Storage Temperature
: -35 ~ 60oC
Motor dc wiper yang digunakan memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
Tegangan
: 12 Vdc
Daya
: 30 Watt
Kecepatan tanpa beban
: 60 rpm
Kecepatan dengan beban : 45 rpm
Arus tanpa beban
: 1,1A
Arus dengan beban
: 0,7A
Stall Torque
: 22 nm
Berat
: 1,75kg
Sensor limit switch digunakan untuk menghentikan
proses pengepresan briket ketika ketebalan briket
yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Spesifikasinya
sebagai berikut:
Type
: Micro limit switch roller 3 Pin
Dimensi
: 20 x10 x 6 mm (P x L x T)
Rated Voltage : 125V-250V
Current Rating : 5A
Pembuatan aktuator untuk mengepres briket
terdiri dari motor dc wiper yang dicoupling dengan
dongkrak hidrolik. Tujuannya adalah untuk
mengkonversi energi mekanis menjadi energi
kinetik. Dari perubahan energi ini menghasilkan
daya yang jauh lebih besar dan tenaga yang
dibutuhkan untuk pengoprasian lebih sedikit.
Pada studi ini, panel surya yang digunakan
berjenis polikristal dengan kemampuan sebesar 100
Wp. Alasan penggunaan panel surya jenis ini akan
dijelaskan pada bagian pembahasan. Spesifikasinya
sebagai berikut:
Perancangan alat pengepres menggunakan
bahan besi yang dilas sesuai desain. Pada bagian
cetakannya menggunakan bahan stainless steel
untuk menghindari terjadinya korosi akibat dari
cairan limbah biomassa.
Solar panel GH Solar 100 WP, 100 watt
Voltage at Pmax
:18.3 V
Current at Pmax
: 5.47 A
Open Circuit voltage
: 22.5 V
Short circuit current
: 5.91 A
Ukuran (mm)
: 1020 x 670 x 30
3.
Baterai yang digunakan adalah lead acid VRLA,.
Perhitungan penggunaan baterai ini dijelaskan pada
bagian pembahasan. Spesifikasi sebagai berikut:
Volt/Capacity
: 12V 33AH
Lenght
: 195 mm
Widht
: 128 mm
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
Hasil dan Pembahasan
Dalam studi ini dilakukan beberapa tahap
yaitu melakukan perancangan alat pengepres,
pemilihan motor dan dongkrak sebagai aktuator
pengepres, dan penentuan spesifikasi panel surya
serta baterai penyimpananya.
3.1
Perancangan Alat Pengepres
Alat
pengepres
dirancang
dengan
kemampuan 4 briket dalam sekali mencetak.
Cetakannya berbentuk kubus dengan ukuran 2.5 x
147
2.5 x 2.5 cm, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh [21]. Ukuran seperti ini banyak
diminati
dikalangan
industri
internasional.
Perancangan dilaksanakan dengan bantuan software
AutoDesk Inventor Student Version Untuk desain
dari alat pengepres briket ini dapat dilihat pada
Gambar 4ab.
1. Besi L 50 mm x 50 mm, dengan tebal 5mm,
berfungsi sebagai tiang utama (besi biasa)
2. Hollow 25 mm x 25 mm,dengan tebal 2
mm, berfungsi sebagai cetakan briket
3. Plat stainless steel 300 mm x 300 mm,
dengan tebal 5 mm berfungsi sebagai
penahan briket
4. Besi stainless steel
12 mm, batang
pendorong briket
5. Plat stainless steal 150 mm x 150mm,
dengan tebal 5 mm, berfungsi sebagai plat
dudukan dongkrak.
6. Plat UNP 5mm, penahan atas dongkark
(Besi Biasa)
7. Besi 10mm, penyokong kaki-kaki bawah
(besi biasa)
3.2
(a)
(b)
Gambar 4: a. Desain Alat Pengepres Briket, b.
Tempat pengambilan hasil cetakan
Pada Gambar 4a, plat yang berwarna kuning
merupakan tempat dimana dongkrak hidrolik berada.
Saat dongkrak hidrolik diberi putaran searah jarum
jam oleh motor dc hingga menyentuh plat bagian
atas dari alat pengepres, maka secara tidak langsung
dongkrak juga menekan bagian dasar dari dongkrak
itu sendiri yang bersentuhan langsung dengan
cetakan briket.
Pemilihan Motor & Dongkrak
Pemilihan motor listrik pada studi ini
menggunakan motor listrik 12 volt dengan kapasitas
daya maximal 100 watt. Dongkrak yang digunakan
adalah dongkrak hidrolik yang berkekuatan 2 ton.
Dongkrak hidrolik memiliki kelebihan mampu
memberikan tekanan yang besar dengan daya yang
kecil. Sehingga tuas pada dongkrak hidrolik yang
biasanya diputar secara manual oleh pengguna,
dapat digantikan dengan putaran pada motor dc.
Garis merah pada Gambar 6ab merupakan tempat
yang akan dipasang coupling.
Setelah proses pengepresan selesai, tempat
pengambilan briket yang sudah jadi dapat dilihat
pada Gambar 4b. Alat ini berfungsi untuk menahan
briket saat proses pengepresan. Struktur permukaan
dari alat ini dibuat berpori-pori agar
ner
melepaskan air atau liquid yang berasal dari limbah
perkebunan. Material rangka yang digunakan dapat
dilihat pada gambar 5.
(a)
(b)
Gambar 6: a) Motor Dc Wiper, b) Dongkrak
Hidrolik
Gambar 5. Material Rangka Mesin Pengepres
Pada Gambar 5 terlihat susunan material yang
digunakan dalam pembuatan mesin pengepres briket
yang dirancang menggunakan bahan dan ukuran
sebagai berikut:
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
Kelebihan dari motor dc wiper diantaranya
adalah kecepatanya mudah dikendalikan, torka
awalnya besar, performasinya mendekati linier,
sistem kontrolnya relatif lebih murah, respon
dinamiknya baik, serta memiliki daya yang rendah.
Motor dc dan dongkrak hidrolik dihubungkan
dengan sebuah coupling yang sudah dimodifikasi
sehingga mampu mentransmisikan energi gerak
mekanik ke energi gerak hidrolik pada proses
pengepresan briket.
3.3
Penentuan Panel Surya & Baterai
Pada penelitian yang dilakukan oleh [15]
yang menggunakan panel surya 40 WP dengan daya
148
baterai 324 Watt-hour, mampu mengoperasikan
sepeda listrik sejauh 54,855 Km, dengan kecepatan
5,56 m/sekon. Namun pada penelitian tersebut
menggunakan 3 unit batrai yang memerlukan biaya
yang besar. Dalam studi ini hanya menggunakan 1
panel surya yang diharapkan mampu memberikan
suplai arus listrik sesuai kebutuhan. Gambar 7
merupakan desain sistem kelistrikan pada studi ini.
Total beban
= 3,5 jam x 100 watt
= 350 watt
Kapasitas baterai = 350watt / 12volt = 29,16 Ah.
Melihat hasil perhitungan kapasitas baterai,
didapatkan baterai yang digunakan harus
berkapasitas diatas 29,16 Ah. Sehingga pada studi
ini menggunakan baterai 12 V dengan kapasitas 33
Ah disesuaikan dengan ukuran yang tersedia di
pasaran.
Untuk memaksimalkan penyerapan energi
surya maka perlu dipasang controller, dengan
kapasitas 20 A. Selain itu,untuk mendapatkan
ukuran briket yang sesuai, modul ini dilengkapi
dengan sensor limit switch untuk memutus tegangan
listrik sehingga proses pengepresan terhenti. Sesuai
judul dari tulisan ini, bahwa fokus penelitian ke studi
awal dan desain. Maka dari itu hasil pengujian dan
penyempurnaan desain akan dilaporkan dalam
tulisan berikutnya.
4.
Gambar 7. Desain Sistem Kelistrikan
Awal proses terbentuknya energi listrik dapat
dilihat pada Gambar 7. Panel surya dihubungan ke
controller menggunakan penghubung MC4 yang
disambung dengan kabel. Kabel positif (+) dari
panel surya dihubungkan ke sisi positif (+) dari
controller, begitu juga dengan kabel negatifnya (-)
dihubungkan ke sisi negatif (-) controller.
Selanjutnya keluaran positif (+) & negatif (-) dari
controller dihubungkan ke sisi positif (+) & negatif
(-) dari baterai. Pada controller terdapat keluaran
untuk pembebanan ke sistem, keluaran inilah yang
akan mengalirkan arus listrik ke limit switch &
motor dc.
Untuk memaksimalkan kinerja dari alat
pengepres, dibutuhkan baterai yang berfungsi untuk
menyimpan energi dari panel surya selama alat
pengepres tidak dioperasikan. Baterai yang
digunakan berkapasitas 33 AH dengan tegangan 12
volt.
Pemilihan
panel
surya
berdasarkan
perhitungan dari penyerapan energy surya
diasumsikan selama 5 jam, dan baterai yang
digunakan 12 volt/33 Ah. Sehingga kapasitas baterai
yang diperoleh sebesar 12 volt x 33 Ah yaitu 396
Watt. Kapasitas panel surya sebesar 396 Watt/5 jam,
berdasarkan perhitungan tersebut maka didapat
panel surya yang dibutuhkan sebesar 79.2 Wp
Perhitungan diatas menjelaskan bahwa panel
surya yang dibutuhkan harus berkapasitas diatas
79,2 Wp. Sehingga pada studi ini menggunakan
sebuah panel surya yang berkapasitas 100 Wp
Alat pengepres briket direncanakan akan
beroperasi selama 1 jam, maka total konsumsi daya
oleh motor dc 100 watt tersebut adalah:
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
Kesimpulan
Dari percobaan dan perhitungan yang
dilakukan
terhadap penggunaan PV, dapat
disimpulkan bahwa perancangan alat pengepres
briket dengan panel surya berkapasitas 100Wp dan
baterai 12V 33AH mampu untuk mengoperasikan
alat pengepres briket. Panel surya dan baterai yang
digunakan masing-masing sebanyak 1 buah..
Berdasarkan desain yang telah dibuat, alat pengepres
mampu mencetak briket sebanyak 4 buah dalam
sekali operasi dengan ukuran 2.5 x 2.5 x 2.5 cm.
Referensi
[1] W. Yandi, Syafii and A. B. Pulungan, “Tracker
Tiga Posisi Panel Surya Untuk Peningkatan
Konversi Energi Dengan Catu Daya Rendah,”
Jurnal Nasional Teknik Elektro, vol. 6, no. 3,
pp. 159-160, 2017.
[2] N. Nugroho and S. Agustina, “Analisa Motor
DC (Direct Current) Sebagai Penggerak Mobil
Listrik,” Mikrotiga, vol. 2, no. 1, pp. 28-34,
2015.
[3] Jalaluddin, A. Rasyid Jalil, R. Tarakka and
Wardi, “Implementasi Pompa Air Pada
Tambak Udang dengan Pemanfaatan Sumber
Energi Terbarukan,” vol. 1, no. 1, pp. 23-32,
2018.
[4] D. Waluyo Putranto, F. Budi Antono, R.
Handoko and Istiadi, “Perancangan Sistem
Irigasi Otomatis Dengan Wireless Sensor
Network (WSN) Berbasis Energi Surya,” vol.
9, no. 2, pp. 825-832, 2018.
[5] R. Syafrialdi and Wildian, “Rancang Bangun
Solar Tracker Berbasis MikrokontrollerAtMega
8535 Dengan Sensor LDR & Penampil LCD,”
vol. 4, no. 2, pp. 11-20, 2015.
149
[6] A. Shodiqin and A. Yani, “Analisa Charging
Time Sistem Solar Cell Menggunakan Pencari
Arah Sinar Matahari Yang Dielngkapi Dengan
Pemfokus Cahaya,” vol. 5, no. 1, pp. 1-7, 2016.
[7] W. Yandi, Syafii and A. Basrah Pulungan,
“Tracker Tiga Posisi Panel Surya Untuk
Peningkatan Konversi Energi Dengan Catu
Daya Rendah,” vol. 6, no. 3, pp. 159-167,
2017.
[8] H. Situngkir and M. Fadlan Siregar,
“PanelSurya Berjalan Dengan Mengikuti Gerak
Laju Matahari,” vol. 3, no. 3, pp. 128-131,
2018.
[9] H. Ida Lailatun, R. Sabani, G. M. Dwi Putra
and D. Ajeng Setiawati, “Sistem Otomasi
Photovoltaic Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Berbasis Mikrokontroller
Arduino Skala Laboratorium,” vol. 8, no. 2, pp.
130-138, 2019.
[10] T. Rahmany Fajriah, R. Kusumanto and P.
Risma, “Pengaruh Penerimaan Intensitas
Cahaya Pada Gerak Robot Line Follower
Menggunakan Sel surya,” vol. 9, no. 1, pp. 2529, 2020.
[11] Iradiratu and B. Yan Dewantara, “Perhitungan
Kebutuhan Daya Listrik untuk Penggerak
Perahu Nelayan Bertenaga Surya,” vol. 3, no.
1, pp.18-21, 2020.
[12] M. Y. Hendrayanto, I. B. Alit Swamardika and
P. A. Mertasana, “Rancang Bangun Sistem
Smart Charging Menggunakan Panel Surya
pada Robot 6WD Berbasis mikrokontroller
Atmega 2560,” vol. 17, no. 1, pp. 42-50, 2018.
[13] A. Julisman, I. Devi Sara and R. Halid Siregar,
“Prototipe Pemanfaatan Panel Surya Sebagai
Sumber Energi Pada Sistem Otomasi Atap
Stadion Bola,” vol. 2, no. 1, pp. 35-42, 2017.
[14] Z. Iqtimal, I. Devi Sara and Syahrizal,
“Aplikasi Sistem Tenaga Surya Sebagai
Sumber Tenaga Listrik Pompa Air,” vol. 3, no.
1, pp. 1-8, 2018.
[15] B. Nainggolan, F. Inaswara, G. Pratiwi and H.
Ramadhan, “Rancang Bangun Sepeda Listrik
Menggunakan Panel Surya Sebagai Pengisi
Baterai,” vol. 15, no. 3, pp. 263-272, 2016.
[16] Mendoza Martinez. Clara, Sermyagina E,
Olivera Carneiro, V. Esa and C. Marcelo,
“Production and Characterization of coffe-pine
wood residue briquettes as an alternative fuel
for local firing system in brazil.,”Biomass and
Bioenergy, pp. 70-77, 2019
[17] Iriany, C. Carnella and C. Novita Sari,
“Pembuatan Biobriket dari Pelepah dan
Cangkang Kelapa Sawit: Pengaruh Variasi
Komposisi Bahan Baku dan Waktu Karbonisasi
Terhadap Kualitas Briket.,” Jurnal Teknik
Kimia USU, pp. 31-37, 2016.
Jurnal Polimesin. Volume 18, Nomor 2, Agustus 2020
[18] P. Djoko, “Pembuatan Briket Arang
Tempurung Sawit dengan Perlakuan Waktu
Pengarangan dan Konsentrasi Prekat.,’’Jurnal
Riset Industri Hasil Hutan, Vol. 7, no. 1, pp. 18, 2015.
[19] Global Solar Atlas, "Global Solar Atlas,"
World Bank Group, 4 July 2020. [Online].
Available:
https://globalsolaratlas.info/map?s=4.916521,9
7.000128,10. [Accessed 4 July 2020].
[20] T. Zulfadli and Muhyin, "Studi Kelayakan
Energi Matahari-Angin (hybrid) Sebagai
Sumber Daya Pompa Air Untuk Sistem
Pengairan di Kawasan Aceh Besar," vol. 17,
no. 2, pp. 61-65, 2019.
[21] A. Adhi Pratama, D. Shadewa and Muhyin,
"Pengaruh Komposisi Bahan Dasar dan Variasi
Jenis Perekat Terhadap Nilai Kalor, Kadar Air,
Kadar Abu Pada Briket Campuran Sekam Padi
dan Tempurung Kelapa," vol. 1, no. 2, pp. 110, 2018
150
Download