Uploaded by User55346

Pengertian Pabrik Pengolahan Kayu Putih

advertisement
Pengertian Pabrik Pengolahan Kayu Putih (PMKP Jatimunggul) Perum Perhutani KPH
Indramayu
Pabrik PMKP adalah suatu pabrik pengolahan yang menggunakan daun kayu putih sebagai
sumber utama untuk menghasilkan minyak kayu putih. Pabrik ini dapat mengubah daun kayu
putih menjadi minyak kayu putih melalui penyulingan dengan memanfaatkan suhu dan kalor.
- Pengertian Pengolahan daun Kayu Putih
Ialah proses penyulingan minyak kayu putih di PMKP Jatimunggul, mulai dari tahapan tungku
pembakaran (analisis jenis & jumlah bahan bakar yang digunakan per periode waktu), tahapan pada
boiler (banyaknya air yang digunakan untuk mengisi boiler dan dididihkan per periode waktu, serta
suhu tekanan yang dihasilkan), tahapan penyulingan pada pan/ketel pemasak (suhu, tekanan dan lama
penyulingan), tahapan kondensasi/ pendinginan uap air dan uap minyak melalui pipa-pipa kondensasi
yang didinginkan dengan air mengalir, dan tahapan pemisahan (separator) untuk memisahkan air dan
minyak kayu putih yang dihasilkan
- Proses Terjadinya Minyak kayu Putih
-
Daun yang sampai ke pabrik ditimbang kembali untuk mendapatkan angka berat yang
lebih detail dengan penimbangan daun di lapangan. Daun kayu putih tersebut disuling
menggunakan satu rangkaian mesin produksi yang mempunyai rincian sebagai berikut:
1. Kapasitas Produksi:
- Jumlah bak daun/ ketel :3 unit
- Kapasitas : 2 ton/ bak daun
- Lama siklus penyulingan : 8 jam (2 jam proses memasukan daun, 6 jam proses masak, 2
jam mengeluarkan daun)
- Kapasitas optimal : 18 ton daun / 24 jam
2. Bahan Bakar
- Listrik
- Limbah kayu putih dalam bentuk briket daun
3. Sistem Penyulingan
- Destilasi uap
4. Rendemen dan hasil produksi
- Berkisar 0.8% - 1%
-
-
-
- Saat musim kering rendemen tinggi dimana dalam 1 ton mampu menghasilkan 9-10 L
minyak, sedangkan saat musim hujan rendemen turun yakni dari 1 ton daun
menghasilkan 8- 9 L minyak.
Tenaga kerja pada pada pabrik penyulingan minyak kayu putih berjumlah 6-8 orang
yang terdiri dari 6 orang PNS, 1 orang outsourcing dan 1 orang cleaning service. Saat
kegiatan pemasakan daun, dilakukan penambahan jumlah pegawai hingga mencapai 50
orang (buruh lepas). Adapun pembagian tugas proses penyulingan minyak kayu putih
yaitu:
- tenaga timbang dan muat
- tenaga pembuat briket
- tenaga pengapian
- tenaga bongkar daun
- tenaga penakaran minyak
Kegiatan pertama dalam pemasakan daun adalah mengisi bak air dari sumber air
hingga penuh, Kemudian menyiapkan alat-alat seperti pompa condensor, cooling power,
automatic box untuk pompa boiler, pompa water softner dan blower. Selanjutnya
memasukan air dari bak air ke dalam water softner dan setelah air dalam kondisi yang
sesuai kemudian air dimasukan ke dalam feed tank. Air dari feed tank selanjutnya
dimasukan ke dalam boiler. Keranjang daun dengan kapasitas daun 2 ton kemudian
dimasukan ke dalam ke bak daun yang berjumlah 3 bak menggunakan hoist crane.
Setelah air dalam boiler cukup, kemudian masukan briket daun sebagai bahan bakar
pemasakan ke dalam ruang bakar (tungku). Selama proses pemasakan berlangsung,
tekanan uap air dalam boiler harus dijaga agar tidak lebih dari 5 atm (tekanan dalam
atmosfer) yang dapat dilihat pada manometer, jika tekanan melebihi 5 atm makan blower
akan matin. Apabila tekanan uap turun pada tekanan 2.5 Atm maka blower akan secara
otomatis hidup kembali dan akan menghasilkan tekanan uap yang lebih tinggi lagi.
-
Gambar 3. Bak Masak Daun
-
-
Gambar 4. Hoist Crane
-
- Gambar 5. Tungku Api
Uap panas dialirkan ke dalam bak daun agar udara yang masih ada di dalam bak daun
terbuang, baru kemudian bak daun ditutup kembali dengan rapat. Uap panas ini
mempunyai tekanan yang kuat sehingga mampu mengeluarkan minyak dari daun kayu
putih. Kemudian uap panas yang mengandung air dan minyak dialirkan ke dalam
kondensor untuk mendinginkan uap panas tersebut. Air yang digunakan untuk proses
pendinginan berasal dari cooling tower yang dialirkan melalui pompa. Oleh karenanya,
air harus selalu diperiksa agar air tetap dingin dan air di dalam bak air selalu dalam
keadaan penuh. Setelah uap yang mengandung minyak dan air sudah dingin, selanjutnya
dialirkan di separator untuk memisahkan minyak dengan air. Pemisahan minyak dan air
menggunakan metode berat jenis. Uap diberikan tekanan agar air yang mempunyai berat
jenis lebih berat berada di bawah sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih ringan
akan terangkat. Minyak yang berada di posisi atas kemudian dialirkan ke tangki minyak
khusus. Air yang terkumpul kemudian dibuang lewat keran tangki yang sudah diatur
secara khusus. Minyak yang berada di tangki kemudian di pindahkan ke gerijen. Minyak
yang sudah terkumpul hingga 1000L atau setara dengan 16 gerigen langsung diangkut ke
Kantor.
-
-
Gambar 6. Ruangan Separator
-
Gambar 7. Separator
-
-
- Gambar 8. Gerijen Minyak Kayu Putih
Proses penyulingan minyak kayu putih menghasilkan 2 macam limbah yaitu limbah
padat dan limbah cair. Limbah cair berupa air dari hasil pemisahan antara minyak dan air.
Limbah cair langsung dibuang ke saluran pembungan karena besifat alami dan tidak
beracun. Kemudian limbah padat yang dihasilkan dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu:
1.
Kerak
Kapur
Proses penguapan menghasilkan kerak-kerak yang menempel pada saluran pipa-pipa.
Kabupaten Gunungkidul mempunyai jenis tanah yang berkapur dimana kandungan air di
daerah tersebut juga mengandung kapur. Kerak tersebut menjadi kendala yang besar
dalam proses penyulingan karena adanya kerak akan menyumbat aliran uap menuju
separator. Oleh karena itu, setiap 2 minggu pipa harus dibersihkan dan sementara waktu
menghentikan proses pemasakan. Hingga saat ini masih belum ada solusi untuk
mengurangi atau menghilangkan terbentuknya kerak di pipa-pipa.
-
-
Gambar 9. Kerak Kapur
-
Gambar 10. Kerak Kapur
2.
Limbah
Daun
Limbah daun diperoleh dari sisa daun kayu putih yang dimasak. Limbah daun
dikumpulkan di gudang untuk dikeringkan dan selanjutnya di cetak menjadi briket.
Sekitar 40% dari briket digunakan untuk bahan bakar di pabrik dan 60% diberikan
kepada masyarakat. Masyarakat yang mengambil briket adalah mereka yang mempunyai
home industri seperti tahu dan jajanan lokal.
-
-
- Gambar 11. Limbah Daun Kayu Putih
3.
Abu
Briket
Abu briket diperoleh dari abu dari proses pembaharan briket sebagai bahan bakar. Abu
briket dapat digunakan sebagai campuran pupuk bokasi. Pemanfaatan abu briket
digunakan sebagai pupuk tanaman kayu putih dan juga sebagian diberikan kepada
masyarakat.
1. Penimbangan BBI / DKP
2. Pencetakan DKP di Sumur Cetak
3. Pengisian Ketel Masak /Pan
4. Penguapan
5. Pendinginan (Kondensasi)
6. Pemisahan MKP dan air di Separator
7. Penimbangan dan Pengemasan
Potensi Minyak Kayu putih
Ditahun 2019 total yang di hasilkan dari panen dau kayu putih yang dipasok dari empat wilayah
Indramayu Purwakarta sumedang majalengka yaitu 9.096.694 Kg (Profil PMKP jatimunggul
Indramayu)
Manfaat Pengolahan Daun kayu Putih
dengan adanya pabrik pengolahan kayu putih di jatimunggul ini dilakukannya perekrutan
pegawai dari warga sekitar yang belum memiiki lapangan pekerjaan dan bagi Ibu rumah tangga
memanfaatkan keberadaanya pabrik dengan cara berrwirausaha dengan membuaka kantin/rumah
makan untuk pegawai yang akan istirahat.
Tenaga kerja masak sebanyak + 50 Orang dan tenaga kerja pembuat bahan bakar briket sebanyak
+ 45 Orang dan semuanya merupakan masyarakat sekitar wilayah Pabrik Minyak kayu Putih
Jatimunggul
Download