Uploaded by adisaputra_7

ANESTASI LOKAL DAN EKTRAKSI GIGI RAHANG ATAS

advertisement
Anestesi lokal dan ekstraksi
gigi rahang atas
Rubaikah
180160100011035
Pembimbing : drg. Ariyati Retno P, M.kes
01
ANESTESI DAN EKSTRAKSI GIGI
ANTERIOR RAHANG ATAS
02
ANESTESI DAN EKSTRAKSI GIGI
POSTERIOR RAHANG ATAS
03 INSTRUKSI PASCA PENCABUTAN
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Masker
2. Handscoon
3. Larutan antiseptik
povidon iodin 10%
4. Syringe 3cc
6. Set diagnostik: kaca mulut, sonde,
ekskavator, pinset dental, tray
5. Cairan anastesi ampul lidocain
2% dengan adrenalin 1:80.000
7. Bein
8. Tang mahkota
9. Kuret darah
10. Tampon
PERSIAPANOPERATOR
ANESTESI PARAPERIOSTEAL GIGI ANTERIOR RA
1.
Mengeringkan area yang akan didisinfeksi.
2.
Daerah yang akan dilakukan diinjeksi, diolesi dengan antiseptik melingkar dari tengah keluar.
3.
Menusukkan jarum dengan sudut sekitar 45° pada mucobuccal fold, sekitar 1-1,5cm dari leher gigi
yang bersangkutan dengan bevel menghadap tulang.
4.
Jarum diinsersikan sampai ujung jarum terasa menyentuh tulang setinggi apeks gigi yang
bersangkutan.
5.
setelah jarum masuk dilakukan aspirasi yaitu dengan menarik sedikit handle pada syringe sesaat
untuk memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
6.
Injeksi cairan anestesi lokal ±1ml perlahan dengan mendorong ibu jari.
7. Menarik jarum di daerah kerja secara perlahan.
8. Setelah 5 menit, menanyakan pada pasien: apakah
sudah terasa tebal, kebas, kesemutan pada daerah yang
dianestesi.
9. Melakukan pengecekan apakah anestesi sudah bekerja
atau belum, menggunakan alat tumpul pada daerah:
a. Pulpa Gigi
b. Ligamen periodontal
c. Tulang alveolaris dan periosteum
d. Mukosa gingiva
ANESTESI NASOPALATINE NERVE BLOCK
1.
Mengeringkan daerah yang akan didisinfeksi.
2.
Daerah yang akan dilakukan injeksi, diolesi dengan antiseptik melingkar dari tengah keluar.
3.
Menusukkan jarum pada batas lateral papilla incisivus sedalam ±5mm, bevel menghadap tulang.
4.
Setelah jarum masuk lakukan aspirasi yaitu menarik sedikit handle pada syringe sesaat untuk memastikan
jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
5.
Injeksi cairan anestesi ±0,25-0,5ml perlahan.
6.
Setelah 5 menit, menanyakan pada pasien: apakah sudah terasa tebal, kebas, kesemutan pada daerah yang
dianestesi.
7.
Melakukan pengecekan apakah anestesi sudah bekerja atau belum, menggunakan alat tumpul pada daerah:
a. Mukoperiosteum 1/3 anterior palatum durum,
b. Mukosa palatal gigi-gigi anterior rahang atas.
EKSTRAKSI GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS
1.
Posisi operator pada kanan depan, kepala pasien setinggi lengan
operator.
2.
Fiksasi tangan operator: ibu jari di palatum, telunjuk di labial.
3.
Melepas perlekatan gigi menggunakan ekskavator
4.
Masukkan paruh tang cabut mengarah ke apikal dari CEJ.
5.
Tangan memegang bagian luar handle.
6.
Melakukan gerakan rotasi perlahan hingga longgar.
7. Melakukan penarikan gigi.
8. Memastikan akar sudah keluar seluruhnya.
9. Kontrol perdarahan dengan tampon.
10. Tes Valsalva: Pasien diminta untuk menjepit hidung mereka dan membuka
mulut, kemudian bernafas melalui hidung. Operator meletakkan kaca mulut di
soket bekas pencabutan.
11. Mengganti tampon dengan tampon yang diberi povidone iodine.
12. Instruksi pasien.
ANESTESI PARAPERIOSTEAL GIGI POSTERIOR RA
1.
Mengeringkan daerah yang akan didisinfeksi.
2.
Daerah yang akan diinjeksi, diolesi antiseptik melingkar dari tengah keluar.
3.
Menusukkan jarum dengan sudut sekitar 45° pada mucobuccal fold, 1-1,5cm dari leher gigi dengan
bevel menghadap tulang.
4.
Jarum diinsersikan sampai ujung jarum terasa menyentuh tulang setinggi apeks gigi yang bersangkutan.
5.
Aspirasi: tangan kiri memegang tabung syringe untuk fiksasi, tangan kanan menarik sedikit handle pada
syringe sesaat untuk memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
6.
Injeksi cairan anestesi lokal ±1ml perlahan dengan mendorong ibu jari.
7. Menarik jarum di daerah kerja secara perlahan.
8. Setelah 5 menit, menanyakan pada pasien: apakah
sudah terasa tebal, kebas, kesemutan pada daerah yang
dianestesi.
9. Melakukan pengecekan apakah anestesi sudah bekerja
atau belum, menggunakan alat tumpul pada daerah:
a. Pulpa gigi
b. Ligamen periodontal
c. Tulang alveolaris dan periosteum
d. Mukosa gingiva
ANESTESI ANTERIOR NASOPALATINE NERVE BLOCK
1.
Mengeringkan daerah yang akan didisinfeksi.
2.
Daerah yang akan diinjeksi, diolesi antiseptik melingkar dari tengah keluar.
3.
Memegang syringe dengan cara “pensgrap” untuk persiapan insersi jarum.
4.
Menusukkan jarum dengan bevel menghadap tulang pada mukosa di atas foramen palatinus majus yang terletak di
antara M2 dan M3 RA, ±10mm dari gingival margin bagian palatal gigi tersebut.
5.
Aspirasi: tangan kiri memegang tabung syringe untuk fiksasi, tangan kanan menarik sedikit handle pada syringe
sesaat untuk memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
6.
Injeksi cairan anestesi ±0,25-0,5ml perlahan.
7.
Setelah 5 menit, menanyakan pada pasien: apakah sudah terasa tebal, kebas, kesemutan pada daerah yang dianestesi.
8.
Melakukan pengecekan apakah anestesi sudah bekerja atau belum, menggunakan alat tumpul pada daerah:
a. Mukoperiosteum dan mukosa palatal 2/3 anterior palatum durum,
b. Pertengahan C atas sampai batas posterior palatum durum.
EKSTRAKSI GIGI POSTERIOR RAHANG ATAS
1.
Posisi operator pada kanan depan, kepala pasien setinggi lengan
operator.
2.
Fiksasi tangan operator: ibu jari di palatum, telunjuk di bukal..
3.
Melepas perlekatan gigi menggunakan ekskavator
4.
Masukkan paruh tang cabut mengarah ke apikal dari CEJ.
5.
Tangan memegang bagian luar handle.
6.
Melakukan gerakan luksasi, arah bukal lebih banyak secara perlahan
hingga longgar.
7. Melakukan penarikan gigi mengarah ke bukal mengikuti kurva akar palatal,
sedikit gerakan rotasi ke mesial, lalu ditarik.
8. Memastikan akar sudah keluar seluruhnya.
9. Kontrol perdarahan dengan tampon.
10.Tes Valsalva: Pasien diminta untuk menjepit hidung mereka dan membuka
mulut, kemudian bernafas melalui hidung. Operator meletakkan kaca mulut di
soket bekas pencabutan.
11.Mengganti tampon dengan tampon yang diberi povidone iodine.
12.Instruksi pasien.
INSTRUKSI PASIEN
1.
Gigit tampon rapat dan mulut tertutup 15-30menit.
2.
Setelah tampon dibuang, minum obat bila diresepkan.
3.
Makan minum yang bersuhu dingin bila tidak pilek/batuk.
4.
Tidak boleh:
a. Memainkan bekas pencabutan dengan lidah/tangan.
b. Menggigit bibir terutama pada luka pencabutan.
c. Menghisap bibir dan daerah luka pencabutan.
d. Menekan pipi, bibir, dan daerah luka pencabutan.
e. Berkumur terus menerus.
f. Makan minum yang bersuhu panas selama 3 jam.
5. Bila masih keluar darah, gigit tampon dengan rapat kembali
sampai perdarahan berhenti.
6. Bila setelah 3 jam masih terjadi perdarahan, segera ke
dokter/rumah sakit terdekat.
Thank You
Download