Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk 1. Iklim 1) Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. 2) Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. 3) Temperatur optimal antara 25-30 C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 C. 4) Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. 5) Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. 2. Media Tanam 1) Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. 2) Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. 3) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan pH optimum 6. 4) Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. 5) Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300 . 3. Ketinggian Tempat Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies: 1) Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula : 1–900 m dpl. 2) Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut : 700-1.200 m dpl. 3) Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO : 300–800 m dpl. 4) Jenis Siem : 1–700 m dpl. 5) Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung : 1–700 m dpl. 6) Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat : 1-1.000 m dpl. 7) Jenis Purut : 1–400 m dpl. Jenis dan Keanekaragaman Jeruk 1. Jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia : Jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.) Ciri-cirinya : Jeruk keprok atau Citrus sinensis (L) Osbeck sangat disukai masyarakat karena mempunyai rasa manis sedikit asam dan segar, warna kulit menarik dan mudah dikupas. Berat jeruk keprok 125-274 gram, bentuk buah jeruk keprok pada umumnya bulat ada yang gepeng, ciri khas mempunyai konde, tekstur permukaan agak kasar, warna kulit pada dataran tinggi bisa sampai oranye. Mempunyai dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, ketebalan kulit 3.13-4.63 mm. Jeruk Siam (C. microcarpa L. dan C.sinensis L.) Ciri-cirinya : Jeruk siam banyak ditemui di pasar tradisional mempunyai rasa yang manis, kulit tipis dan mudah dikupas. Ukuran jeruk siam relatif lebih kecil dibandingkan dengan jeruk keprok, dengan kisaran 99.8-112.2 gram. Buah berbentuk bulat dengan ujung buah bundar. Kulit buah berwarna hijau kekuningan, mengkilat. Ketebalan kulit sekitar 1.8 – 2.5 mm, lebih tipis daripada jeruk keprok. Tekstur permukaan kulit buah siam lebih halus karena poripori lebih rapat dan berukuran kecil 0.8 mm, terlihat pori-pori jeruk keprok lebih jarang dengan ukuran besar ≥1.2 mm. Hal ini salah satu cara mudah untuk membedakan antara jeruk keprok dan siam, walau ada varietas tertentu yaitu jeruk keprok terigas kulit buah yang tipis hampir sama dengan jeruk Siam. Lapisan tengah jeruk seperti spons yang terdiri atas jaringan bunga karang berwarna putih disebut Albedo. Dari gambar diatas ada perbedaan albedo antara keprok dan siam. Tekstur albedo pada jeruk keprok lebih kasar. Di dalam kulit buah ada segmen (bagian buah), setiap segmen mempunyai kulit tipis, putih transparan (jernih). Didalam segmen ada daging (pulp) yang berwarna kuning oranye rasanya manis dan sedikit asam. Pulp ini terdiri dari gelembung kecil yang kedua ujungnya runcing atau tumpul, berisi cairan dan letaknya bebas. Jeruk Manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.) Ciri-cirinya : Jeruk manis bisa disebut sebagai jeruk iris, karena kulit buah kebanyakan tidak dapat dikupas. Pemanfaatan jeruk manis ini biasanya dengan cara diiris atau diperas. Segmen menyatu satu sama lain hingga sulit untuk dipisah-pisahkan. Bentuk bulat dan bulat telur, berat rata-rata 190-497 gram, diameter buah 7,2-10,3 cm, warna permukaan kuning, hijau kekuningan dan oranye. Tekstur permukaan agak halus sampai kasar, kulit buah relatif tebal 6.2-7.75 mm, kerekatan dengan daging buah kuat, warna daging buah rata-rata kuning, ada beberapa varietas yang berwarna merah jumlah biji 5-19 ada juga yang tanpa biji, brix 9 – 14 %. Jeruk Sitrun/Lemon (C. medica) Ciri-cirinya : Berbentuk oval dengan ujung meruncing. Kulit berwarna kuning cerah Daging buah tipis. Kadar air tinggi. Memiliki aroma yang khas dan rasa asam. Kulit jeruk sering dimanfaatkan sebagai selai. Jeruk Pamelo (C.maxima Herr.) Ciri-cirinya : Jeruk pamelo yang juga biasa disebut jeruk Bali mempunyai ciri khusus yaitu ukurannya besar. Selama ini masyarakat mengenalnya dengan nama jeruk Bali, padahal jeruk pamelo ada banyak varietas. Balitjestro memiliki koleksi 34 varietas pamelo yang terawat dengan baik di Kebun Percobaan Punten. Ciri jeruk Pamelo adalah bentuk buah bulat dan ada yang berbentuk agak gepeng dengan berat 1.150-3.400 gram, diameter 14,56-25,1 cm, warna kulit hijau sampai hijau kekuningan, tebal kulit 2,1 – 3,73 cm, kerekatan dengan daging buah sangat kuat, warna daging buah putih sampai merah, jumlah segmen 10-18, kerekatan antar segmen sedang ukuran pulp lebih panjang dibandingkan dengan jenis jeruk yang lain. Brix 11-12 % dan mempunyai daya simpan yang baik. Jenis ini termasuk yang dapat ditanam pada daerah kering dan termasuk jenis yang relatif tahan penyakit terutama CVPD. Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji walaupun tidak dianjurkan. Sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan pencangkokan. Produksinya mencapai 100-200 buah/ pohon/tahun. Pamelo unggulan Indonesia : a) Nambangan dari Madiun dan Magetan, Jawa Timur. b) Srinyonya dari Madiun dan Magetan, Jawa Timur. c) Magetan dari Magetan, Jawa Timur. d) Madu/Bageng (tanpa biji) dari Pati, Jawa Tengah. 2. Jeruk untuk bumbu masakan : Jeruk Nipis (C. aurantifolia) Ciri-cirinya : memiliki bentuk bulat atau lonjong, agar runcing di bagian pucuk buah, berwarna hijau dan juga kekuningan, memiliki kulit agak tebal dan sulit di buka langsung, memiliki daging tebal dan tidak serabut bagian dalam, bijinya berbentuk bulat oval; memiliki rasa asam atau tidak manis. Jeruk nipis tersebar di India, Mexico, dan Florida. Di Indonesia dapat hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1000 mdpl. Baik tumbuh di tanah berkapur. Buah bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai kuning dan kulit buah tipis serta mengandung banyak minyak atsiri. Daging buah berwarna putih kehijauan, sangat masam, memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Perbanyakan dengan biji, okulasi, atau cangkok. Jeruk Purut (C. hystrix) Ciri-cirinya : Jeruk purut (Citrus × hystrix DC.) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Berwarna hijau dan berkulit keriput. Nama ilmiah / nama latin : Citrus × hystrix DC Berukuran relatif kecil. Biasa digunakan dalam masakan dan sambal. Daging buah tipis. Rasa buah sangat asam. Memiliki banyak biji. Daun dan buah sering dimanfaatkan sebagai campuran masakan atau kue. Jeruk Limau/Sambal (C. hystix ABC) Ciri-cirinya : Nama latin / Nama ilmiah : Citrus amblycarpa. Bulir jeruk limau cukup kecil dan berwarna hijau lebih muda dari jeruk purut. Dalam setiap bulirnya, terdapat biji yang lumayan banyak Permukaan kulitnya lebih halus dari kulit jeruk purut, memiliki kandungan air yang lebih sedikit dari jeruk purut. Biasa dipakai sebagai bumbu masakan, dicampur dengan ulekan sambal sehingga menambah aroma dalam makanan. Bermanfaat mengikis residu racun rokok, jusnya berguna bagi perokok aktif. Pemeliharaan Tanaman Jeruk 1) Penyulaman Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh. 2) Penyiangan Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan. 3) Pembumbunan Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat. 4) Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah. 5) Pemupukan Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut : a) 1 bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan. b) 2 bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan. c) 3 bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan. d) 4 bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan. e) 5 bulan: Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan. f) 6 bulan: Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan. g) 7 bulan: Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.; h) 8 bulan: Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan. i) >8 bulan: Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan. 6) Pengairan dan Penyiraman Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa. 7) Penjarangan Buah Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah. Daftar Pustaka : Andayani, S. 2016. Tips Membedakan Jenis Jeruk. BALITJESTRO. Jawa Timur. Endarto, O dan Endri, M. 2016. Pedoman Budidaya Jeruk Sehat. Balai Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah Subtropika (BALITJESTRO). Jawa Timur. Prihatman, K. 2000. Budidaya Tanaman Jeruk. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta