MAKALAH PERBANKAN DAN PASAR UANG INTERNASIONAL Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rizal NIM :17111024310049 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI, BISNIS DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2021 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah budaya organisasi tentang strategi dalam mengubah budaya organisasi. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Manajemen Keuangan Internasional tentang Perbankan dan Pasar Uang Internasional ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Samarinda, 07 Januari 2021 Penyusun ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1 C. Tujuan .......................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Perbankan Internasional 1. Pengertian Bank Dunia ........................................................................................ 2 2. Alasan untuk Perbankan Internasional ................................................................ 2 3. Layanan Perbankan Internasional ........................................................................ 4 4. Jenis-Jenis Kantor Perbankan Internasional ........................................................ 5 5. Standar Kecukupan Modal .................................................................................. 6 B. Pasar Uang Internasional ........................................................................................... 7 BAB III ANALISIS KOMPARATIF A. Pasar Uang Antar Bank .................................................................................................... 11 B. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank di Indonesia ....................................................... 11 C. Pasar Uang Internasional .................................................................................................. 12 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................................... 14 B. Saran ......................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak bermunculan lembaga keuangan baik yang berupa bank maupun non bank yang menawarkan berbagai kemudahan bagi masyarakat yang mengalami masalah finansial. Dari semua lembaga tersebut, salah satunya ialah Pasar Uang. Pasar uang merupakan suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas tinggi diperjual belikan. Mengingat pentingnya peranan Pasar Uang, maka penting kiranya bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai Pebankan dan Pasar Uang Internasional. Makalah ini juga dilatarbelakangi oleh tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional di Universitas Muhammadiyah Samarinda. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih rinci mengenai Perbankan dan Pasar Uang Internasional sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai materi ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian bank dunia? 2. Apa alasan untuk perbankan internasional? 3. Apa saja jenis-jenis kantor perbankan internasional? 4. Bagaimana peranan perbankan internasional? 5. Apa yang dimaksud dengan standar kecukupan modal? 6. Apa pengertian pasar uang internasional? 7. Apa saja jenis-jenis pasar uang internasional? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian bank dunia beserta alasannya. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis kantor perbankan internasional. 3. Untuk mengetahui peranan perbankan internasional. 4. Untuk mengetahui standar kecukupan modal. 5. Untuk mengetahui pengertian pasar uang internasional beserta jenis-jenisnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perbankan Internasional 1. Pengertian Bank Dunia Bank Dunia ( World Bank ) merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal. Tujuan resmi Bank Dunia adalah pengurangan kemiskinan. Menurut Articles of Agreement Bank Dunia, seluruh keputusannya harus diarahkan oleh sebuah komitmen untuk mempromosikan investasi luar negeri, perdagangan internasional, dan memfasilitasi investasi modal. Bank Dunia didirikan pada 27 desember 1945 setelah ratifikasi internasional mengenai perjanjian yang dicapai pada konferensi yang berlangsung pada 1 juli – 22 juli 1944 di kota Bretton Woods. Markas Bank Dunia berada di Washington, DC, Amerika Serikat. Perbankan internasional terkoneksi di beberapa kota yang sekaligus juga dikenal sebagai pusat-pusat keuangan dunia. London, Tokyo, dan New York adalah pusat keuangan yang terbesar. Setidaknya ada 3 jenis transaksi yang terjadi di pusatpusat keuangan tersebut, yaitu: a. Menyediakan dana bagi pelanggan domestik, dengan peran klasik menjembatani antara investor/deposan dan peminjam. b. Melayani pasar internasional dimana dana domestik disalurkan kepada langganan di luar negeri disalurkan untuk langganan domestik. c. Melayani pasar offshore, dimana dana luar negeri disalurkan untuk langganan luar negeri. 2. Alasan untuk Perbankan Internasional Terdapat beberapa alasan mengapa suatu bank bisa mengadakan kegiatan operasional secara multinasional (Rugman dan Kamath, 1987), diantaranya : 1. Biaya marginal yang rendah Pengetahuan manajerial dan pemasaran yang dikembangkan di dalam negeri dapat digunakan di luar negeri dengan biaya marginal yang rendah. 2. Keunggulan pengetahuan 2 Anak cabang dari bank asing dapat memperoleh pengetahuan dari bank induk mengenai kontak pribadi dan investigasi kredit untuk digunakan di pasar luar negeri. 3. Layanan informasi negara tuan rumah Perusahaan lokal dapat memperoleh informasi tentang pasar keuangan dan perdagangan yang lebih lengkap mengenai negara tuan rumah dari anak cabang dari bank asing yang beroperasi di negara itu dibandingkan apabila mereka memperoleh informasi dari bank domestik negara mereka sendiri. 4. Gengsi Bank-bank multinasional yang sangat besar memiliki gengsi, likuiditas, dan keamanan penyimpanan yang sangat tinggi yang dapat digunakan untuk menarik nasabah di luar negeri. 5. Keuntungan regulasi Bank-bank multinasional seringkali tidak dihadapkan pada peraturan yang sama seperti bank-bank domestik. Bisa saja ada peraturan yang tidak mengharuskan publikasi informasi keuangan yang memadai, kurangnya penjaminan simpanan yang diperlukan atas simpanan dalam mata uang asing, dan tidak adaya batasan teritorial. 6. Strategi defensif bank-bank dalam skala besar Bank mengikuti nasabah multinasional mereka ke luar negeri untuk mencegah berkurangnya klien mereka pada bank-bank asing yang mencari layanan dari bank-bank multinasional yang mendirikan anak cabang di luar negeri. 7. Strategi defensif bank-bank dalam skala kecil Operasi perbankan multinasional membantu suatu bank untuk mencegah berkurangnya traveler’s check, turis, dan pasar bisnis asing dari persaingan dengan bank asing. 8. Biaya transaksi Dengan memiliki cabang-cabang asing dan saldo mata uang asing, bank bisa mengurangi biaya transaksi dan risiko valuta asing atas konversi mata uang apabila pengendalian pemerintah dapat dihindari. 9. Pertumbuhan 3 Prospek pertumbuhan di negara tuan rumah dapat terbatasi oleh pasar yang sebagian besar sudah mulai jenuh dengan layanan yang ditawarkan oleh bankbank domestik. 10. Pengurangan risiko Dengan adanya diversifikasi internasional akan memungkinkan tercapainya stabilitas laba yang lebih besar. Pengimbangan siklus bisnis dan kebijakan moneter antarnegara dapat mengurangi risiko spesifik negara dari setiap negara. 3. Layanan Perbankan Internasional Pada umumnya Bank Internasional memberikan pelayanan sebagai berikut : a. Memfasilitasi impor maupun ekspor klien mereka melalui pembiayaan perdagangan. b. Melayani klien melalui pengaturan valuta asing yang diperlukan untuk melakukan transaksi luar negeri dan investasi asing. Dalam hal ini Bank membantu kliennya menghindarkan risiko nilai tukar dalam utang dan piutang dalam valuta asing melalui forward dan opsi. c. Memperdagangkan produk valuta asing. Biasanya bank melakukan perdagangan valuta asing untuk rekening mereka sendiri. d. Meminjam dan memberikan pinjaman di pasar Eurocurrency. e. Meminjamkan dana yang dibutuhkan bagi pendanaan proyek MNC dan juga pemerintah yang membutuhkan dana untuk pembangunan ekonomi negaranya. f. Melakukan penjaminan emisi Eurobond dan obligasi asing. g. Menyediakan layanan konsultasi dan pemberian saran kepada kliennya, terutam dalam strategi lindung nilai (hedging) valuta asing, pendanaan swap suku bunga dan mata uang, dan layanan manajemen kas internasional. Dari semua layanan yang dilakukan oleh perbankan internasional di atas, tidak semua bank melakukannya, dan bank-bank yang memberikan sebagian besar layanan tersebut lebih dikenal dengan istilah bank universal atau bank dengan layanan lengkap. Adapun negara yang disebut sebagai pusat layanan lengkap (full service center) di dunia adalah London, New York, dan Tokyo. Negara-negara tersebut merupakan pusat keuangan internasional paling penting dikarenakan regulasi perbankan yang relatif bebas, mereka, dan tingkat kepentingan mata uang mereka 4 dalam transaksi internasional, sehingga bank-bank utama yang beroperasi di kota tersebut biasanya menyediakan layanan perbankan secara lengkap. 4. Jenis-jenis Kantor Perbankan Internasional a. Bank Koresponden Hubungan korespondensi bank dibuat ketika dua bank memiliki rekening bank koresponden satu sama lain. Pusat layanan korespondensi perbankan meliputi konversi valuta asing yang timbul melalui transaksi internasional yang dilakukan MNC serta bantuan dalam pendanaan perdagangan seperti penerimaan letter of credit dan penerimaan wesel yang ditarik pada bank koresponden. b. Kantor Perwakilan Kantor perwakilan adalah fasilitas layanan secara kecil yang ditempatkan oleh personel bank induk yang dirancang untuk membantu nasabah MNC dari bank induk dalam dealing dengan bank koresponden. Kantor perwakilan membantu nasabah MNC dengan informasi mengenai praktik bisnis lokal, informasi ekonomi, dan evaluasi kredit dari pelanggan asing MNC. c. Kantor Cabang Asing Kantor cabang asing beroperasional seperti bank lokal, tetapi secara hukum menjadi bagian dari bank induk. Alasan bank induk mendirikan bank cabang adalah untuk menyediakan layanan yang lebih lengkap bagi nasabah MNC dan untuk bersaing pada tingkat lokal dengan bank-bank negara tuan rumah. d. Subsidiary Bank dan Bank Afiliasi Subsidiary bank adalah bank lokal yang sepenuhnya atau sebagian besar dimiliki oleh bank induk asing. Bank afiliasi adalah bank yang hanya sebagian dimiliki tetapi tidak dikendalikan oleh induk asingnya. Baik subsidiary bank maupun bank afiliasi beroperasi menurut hukum perbankan negara tersebut. e. Edge Act Bank Edge Act bank adalah anak cabang dari bank-bank Amerika Serikat yang dikontrak pemerintah negara bagian Amerika Serikat, yang secara fisik ditempatkan di Amerika Serikat dan diperbolehkan untuk melakukan sejumlah besar aktivitas perbankan internasional. Edge Act bank tidak dilarang untuk memiliki saham di perusahaan bisnis, jadi melalui Edge Act ini bank-bank induk AS dapat memiliki anak cabang perbankan asing dan memiliki posisi kepemilikan di afiliasi perbankan asing. 5 f. Pusat Perbankan Luar Negeri Pusat perbankan luar negeri adalah sebuah negara dengan sistem perbankannya diatur untuk memperbolehkan rekening-rekening eksternalnya di luar aktivitas ekonomi secara normal dari negara tersebut. Fitur utama yang membuat suatu negara tertarik untuk membangun kegiatan operasional perbankan luar negeri adalah kebebasan yang jelas-jelas total dari peraturan perbankan pemerintah negara tuan rumah. g. Fasilitas Perbankan Luar Negeri Fasilitas perbankan luar negeri (IBF) adalah seperangkat akun aset dan liabilitas yang terpisah dari pembukuan bank induk, IBF bukan entitas fisik atau legal yang unik. Kegiatan operasional IBF seperti bank-bank asing di Amerika Serikat, yaitu mencari simpanan dari warga negara bukan AS dan dapat memberikan kredit hanya kepada orang asing. 5. Standar Kecukupan Modal Kecukupan modal bank (bank capital adequacy) mengacu pada jumlah modal ekuitas dan sekuritas lainnya yang dimiliki bank sebagai cadangan terhadap aset-aset berisiko untuk mengurangi kemungkinan kegagalan bank. Pada tahun 1988, terdapat sebuah perjanjian yang dikenal sebagai Kesepakatan Basel (Basel Accord), Bank for International Settlements (BIS), dengan kantor pusat di Swiss membentuk kerangka kerja untuk mengukur kecukupan modal bank bagi bank-bank di negara Group of Ten (G-10) dan Luksemburg. BIS adalah bank sentral untuk transaksi-transaksi kliring internasional antar bank sentral nasional dan juga bertindak sebagai fasilitator dalam mencapai kesepakatan perbankan internasional antar anggotanya. Basel accord mengharuskan rasio kecukupan modal bank (CAR) minimum sebesar 8 persen dari aset tertimbang menurut risiko bagi bank-bank yang aktif secara internasional. Kesepakatan tersebut membagi modal bank menjadi dua kategori yaitu: a. Modal Inti Lapis I : terdiri dari ekuitas pemegang saham dan laba ditahan. b. Modal Penunjang Lapis II : terdiri dari pos-pos selain ekuitas yang diakui secara internasional seperti saham preferen dan obligasi subordinasi. Pada tahun 1996 dilakukan amandemen terhadap basel accord yang hal ini berdampak pada pemberlakuan Modal Lapis III yang terdiri dari utang subordinasi jangka pendek yang dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan modal terhadap 6 risiko pasar. Selain itu, pada tahun 1998 bank-bank umum yang melakukan aktivitas perdagangan besar diharuskan untuk menyisihkan modal tambahan berdasarkan aturan 8 persen untuk menutupi risiko pasar yang melekat pada rekening perdagangan mereka. Pada tahun 1999, Komite Basel mengajukan kesepakatan modal yang baru. Pada Juni 2004, setelah melalui proses konsultatif yang ekstensif, kerangka kerja kecukupan modal yang baru diubah menjadi Basel II, yang disahkan oleh gubernur bank sentral dan pengawas bank di negara-negara G-10. Komite tersebut menerbitkan versi terbaru pada November 2005 yang diterapkan sampai dengan saat ini. Kerangka kerja yang baru mengatur secara detil mengenai penerapan ketentuan modal minimum yang sensitif terhadap risiko yang diperluas hingga tingkat perusahaan induk (holding company). Basel II didasarkan pada tiga pilar yang saling menguatkan yaitu: a. Persyaratan modal minimum (minimum capital requirements) Dalam hal ini, modal bank ditentukan seperti Basel Accord 1988, tetapi rasio kecukupan modal minimum sebesar 8 persen dihitung atas jumlah risiko kredit, pasar, dan operasional bank. b. Proses tinjauan pengawasan (supervisory review process) Proses ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap bank memiliki proses internal yang sehat untuk menilai secara tepat kecukupan modalnya berdasarkan evaluasi yang cermat atas risikonya. c. Penggunaan yang efektif atas disiplin pasar (effective use of market discipline) Ini dirancang untuk melengkapi pilar pertama dan kedua, karena diyakini bahwa pengungkapan publik atas informasi penting akan membawa disiplin pasar yang lebih besar pada bank dan pengawas, agar dapat mengelola risiko secara lebih baik dan meningkatkan stabilitas bank. B. Pasar Uang Internasional Uang tidak berdomestik dan tidak berkewarganegaraan, meskipun diterbitkan oleh suatu Negara. Secara umum yang dimaksud dengan pasar uang adalah tempat dimana terjadi aktivitas penempatan dan peminjaman dana, sedangkan yang dimaksud pasar uang internasional merupakan Pertemuan antara pembeli dan penjual yang subjeknya adalah antarnegara yang bersangkutan, untuk memperdagangkan produk keuangan dalam 7 berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over-the-counter). Jenis-jenis pasar uang internasional sebagai berikut: 1. Pasar Eurocurency Pasar Eurocurency memudahkan transfer dana internasional khususnya yang berjangka waktu pendek. Dalam pasar ini bank-bank komersial memakai perantara: menerima deposito berjangka pendek dalam berbagai mata uang kemudian memanfaatkan dana ini untuk disalurkan dalam kredit yang berjangka pendek juga. Biasanya transaksi dilakukan dalam kategori “perdagangan besar”, dengan nilai transaksi yang besar. Deposan dan peminjam utama dalam pasar ini adalah perusahaan besar dan lembaga pemerintah. Volume transaksi Eurocurency dalam suatu area tertentu biasanya tergantung pada besar kecilnya tingkat bisnis internasional dalam area tersebut. Sejarah perkembangan pasar Eurocurency tidak dapat dilepaskan dengan munculnya pasar Eurodollar. Pasar Eurodollar diciptakan karena banyak perusahaan AS mendepositokan dollar AS di bank-bank Eropa. Bank yang berada di dataran Eropa tentu saja mau menerima deposito dalam dollar karena mereka kemudian dapat meminjamkan dollar tersebut kepada para nasabahnya di eropa karena dollar AS secara luas digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional, berarti selalu ada kebutuhan akan dollar di Eropa. Deposito dalam dolar AS yang disimpan di bank-bank di Eropa tersebut terkenal dengan sebutan Eurodollars. Pasar Eurocurrency secara luas termasuk bank-bank di Asia yang menerima deposito dan menyalurkan pinjaman dalam mata uang asing (terutama dollar). Pasar Eurocurrency di Asia (sering disebut Asian market) terkonsentrasi khususnya di Hongkong dan Singapura. Perbedaan antara Pasar Eurocurrency di asia dan Eropa hanya masalah lokasi. Pasar dolar Asia tumbuh untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang menggunakan dolar AS (dan mata uang “kertas” lainnya) sebagai alat tukar dalam perdagangan internasional. Para pengusaha yang melakukan bisnis di Asia tidak dapat hanya mengandalkan bank-bank di Eropa karena jarak dan perbedaan zona waktu. Apalagi pemerintah Singapura memberikan kemudahan- kemudahan pajak dalam wujud penghapusan 40% withholding tax atas bunga yang dibayar kepada orang asing pada tahun 1968 dan mengurangi pajak atas laba mereka khususnya Asian dollar offshore loan dari 40% menjadi 10% pada tahun 1973. keringanan dan penghapusan pajak seperti ini jelas amat berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar dollar Asia. 8 2. Pasar Eurocredit Pasar Eurocredit melayani unit ekonomi yang kekurangan dana, terutana dalam kredit jangka menengah. Syarat pinjaman jangka menengah biasanya lebih dari satu tahun dan masa jatuh tempo umumnya lima tahun. Perbedaan utama antara kredit di pasar Eurocredit dan Eurocurrency adalah pada jangka waktu kreditnya. Bank-bank komersial yang berperan aktif dalam pasar Eurocurrency sebagai lembaga perantara juga dapat bermain di pasar Eurocredit. Perusahaan dan pemerintah pada umumnya meraup dana sebanyak-banyaknya dari pasar ini. Eurobank menerima deposito jangka pendek dan terkadang memberikan pinjaman dalam jangka waktu yang lebih panjang, akibatnya sering sering terjadi mismatch antara kekayaan dan kewajibannya. Ini dapat memperburuk kinerja bank tersebut dalam periode suku bunga yang meningkat karena mereka mungkin telah meminjam Eurocredit paadahal suku bunga deposito yang harus dibayar cenderung meningkat. Untuk menghindari hal ini banyak Eurobank sekarang menggunakan suku bunga mengambang bila meminjam Eurocredit (floating-rate Eurocredit loan). Suku bunga mengambang ini sejalan dengan pergerakan suku bunga di beberapa pasar uang, seperti LIBOR (London inter bank offer rate), yaitu suku bunga yang umumnya dikenakan bagi keamanan antar bank di Eropa. Sebagai contoh, suatu pinjaman Eurocredit bias saja memiliki suku bunga yang disesuaikan setiap enam bulan sekali adan dipatok pada harga “LIBOR ditambah 1%”. Satu persen dalam contoh ini merupakan premi yang harus dibayar diatas LIBOR dan besar kecilnya tergantung dari resiko kredit si peminjam. 3. Pasar Eurobond Pasar Eurobond memudahkan transfer dana jangka panjang dari pihak yang kelebihan dana kepada yang kekurangan dana. Dengan kata lain, Pasar Eurobondmengisi kekosongan penyediaan dana jangka panjang yang tidak dapat diberikan oleh pasar Eurocurrency dan Eueocredit. Beberapa bank komersial berpartisipasi dalam pasar ini dengan membeli Eurobond (obligasi) sebagai investasi. Tugas utama bank ini adalah melayani perusahaan besar dan pemerintah dalam memasarkan obligasi. Biasanya bank-bank ini menempatkan Eurobond bersama lembaga investor seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bond mutual funds. Munculnya pasar Eurobond salah satunya diakibatkan oleh pajak persamaan bunga (interest Equalizer tax) yang ditetapkan oleh pemerintah AS pada tahun 1963 untuk mencegah investor AS membeli surat berharga luar negeri. Akibatnya 9 peminjam-peminjam dari luar AS yang tadinya menjual surat berharga kepada investor AS mulai menoleh ke pasar selain AS. Inilah awal menjamurnya pasar Eurobond. 4. Pasar modal internasional Pasar modal internasional melayani transfer dana jangka panjang dalam wujud investasi ekuiti (equity investement). Pertumbuhan yang mengesankan dalam transaksi saham internasional sebagian besar diakibatkan oleh adanya international mutual funds. Yang terakhir ini, selain memiliki lebih banyak informasi mengenai perusahaan-perusahaan asing, juga mempunyai akses yang lebih mudah ke pasar internasional dibandingkan investor individu. Dengan demikian, mereka dapat mengumpulkan dana dari investor individu untuk menciptakan suatu portofolio saham internasional. 5. Pasar currency swap, futures, options, dan forward Transfer dana internasional dalam pasar keuangan internasional seringkali menempatkan para pelaku ekonomi dalam kondisi mudah menderita risiko valas, risiko suku bunga, ataupun risiko suku bunga. Risiko ini, dalam praktik, dapat diminalisasi melalui pasar currency swap, futures, options, dan forward. Para pelaku ekonomi menggunakan pasar-pasar ini untuk melakukan spekulasi dan berjaga-jaga (hedge). Bank-bank komersial dan perusahaan sekuritas merupakan perantara utama dalam pasar swap. Perusahaan sekuritas menangani transaksi future dan option. 10 BAB III ANALISIS KOMPARATIF A. Pasar Uang Antar Bank Untuk mengerahkan dana-dana masyarakat guna menunjang pelaksanaan pembayaran dan stabilitas moneter, maka perlu diciptakan prasarana-prasarana yang dapat membantu memperlancar mobilisasi dana-dana masyarakat tersebut. Langkahlangkah yang diambil antara lain dengan merintis pasar uang yang teroganisir, yaitu pasar uang antar bank (PUAB). Transaksi PUAB dapat berjangka waktu dari satu hari kerja (overnight) sampai dengan satu tahun tetapi pada prakteknya mayoritas transaksi PUAB berjangka waktu kurang dari tiga bulan. PUAB ini dimaksud untuk memenuhi kebutuhan dana-dana bank misalnya: 1. Bank-bank yang sangat memerlukan dana tambahan untuk menutup kekalahan kliring pada hari yang bersangkutan dan atau untuk memenuhi ketentuan kewajiban pemeliharaan likuiditas. 2. Bank-bank yang mempunyai kelebihan dana dapat menjadikan dana tersebut untuk earning assets dalam rangka mendapat rentabilitas yang optimal dengan cara meminjam hanya untuk waktu yang relatif pendek. B. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank di Indonesia Perkembangan Pasar Uang Antar Bank di Indonesia PUAB selama 2003 mencerminkan turunnya suku bunga PUAB mengikuti penurunan suku bunga instrumen moneter. Laju pertumbuhan volume transaksi PUAB di 2003 turun menjadi negatif 2,1% dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 18,2%. Perkembangan PUAB di 2003 semakin menguatkan indikasi meningkatnya ekses likuiditas perbankan sehingga bank tidak memerlukan tambahan dana yang besar melalui transaksi PUAB. Total volume rata-rata harian transaksi PUAB rupiah, baik PUAB pagi maupun sore, selama 2003 cenderung turun dibandingkan volume rata-rata transaksi di 2002. Ditinjau dari kelompok pelaku PUAB rupiah selama 2003, bank umum merupakan bank yang dominan sebagai bank pemberi baik di PUAB pagi maupun sore. Kondisi ini menunjukkan kondisi likuiditas yang cukup besar. Dari sisi volume, transaksi harian PUAB Rupiah O/N sebagai salah satu indikator kebutuhan likuiditas perbankan (demand for bank reserves) tercatat tumbuh 5% setelah tahun 2004 terkontraksi 2,1%. Perkembangan ini selaras dengan perbaikan kegiatan 11 perekonomian dan berbagai kebijakan Bank Indonesia yang di antaranya ditujukan untuk membuat PUAB lebih berarti. Ditinjau dari kelompok pelakunya, selama 2004 bank pemerintah menjadi pemasok utama bagi likuiditas PUAB baik pada sesi pagi maupun sesi sore. Dari sisi volume, secara total PUAB Rupiah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian. Bila pada tahun 2005 total volume PUAB secara rata-rata mencapai tumbuh sebesar 37%. Kenaikan volume PUAB tersebut terutama terjadi pada aktivitas pagi, sementara di sore hari cenderung stabil. Ketatnya likuiditas global akibat krisis keuangan yang terjadi di negara maju berimbas pula pada pasar uang domestik, khususnya pada paruh kedua tahun 2008. Krisis kredit di pasar global memicu investor asing untuk mencairkan aset-asetnya yang ada di emerging markets termasuk Indonesia. Kondisi tersebut disertai pula oleh meningkatnya perilaku investor asing yang menghindari risiko, yang selanjutnya berakibat pada meningkatnya tekanan di pasar keuangan. Di samping itu, masih terdapat peluang untuk lebih menyempurnakan efektivitas kebijakan moneter melalui upaya penyelarasan sinyal kebijakan (BI Rate) dengan perkembangan pasar uang antarbank (PUAB). Menyikapi berbagai kondisi tersebut, Bank Indonesia menempuh berbagai kebijakan penyempurnaan pengelolaan likuiditas di pasar uang rupiah. Kondisi tersebut terutama terkait dengan tingginya pertumbuhan kredit perbankan di tengah jauh lebih rendahnya pertumbuhan dana pihak ketiga. Di samping itu, semakin menguatnya imbas krisis di pasar keuangan global memicu investor asing untuk mencairkan aset-asetnya yang ada di emerging markets termasuk Indonesia. Kondisi tersebut mendorong meningkatnya kebutuhan likuiditas perbankan. Hal ini kemudian sedikit banyak menaikkan risiko antar pelaku pasar (counterparty risk) dan memengaruhi tingkat kepercayaan bertransaksi (confidence) sehingga semakin mempertajam segmentasi di PUAB. C. Pasar Uang Internasional 1. Pasar Uang Eropa Pasar uang Eropa dapat ditelusuri pada pasar Eurocurrency yang berkembang selama tahun 1960 – 1970. Pada periode tersebut banyak MNC memperluas usaha dan dollar AS digunakan secara luas sebagai sarana perdagangan internasional. Penggunaan dollar AS sebagai sarana perdagangan internasional maka akan selalu terdapat kebutuhan akan dollar di Eropa dan berbagi negara. Untuk melakukan 12 perdagangan internasional dengan negara Eropa, maka perusahaan AS menyimpan dollar AS di bank-bank Eropa. Bank-bank di Eropa bersedia menerima simpanan dalam dollar AS karena dapat meminjamkan dollar tersebut ke nasabah korporat di Eropa. Simpanan dollar di bank-bank Eropa (dan juga di negara lain) dikenal dengan nama Eurodollar dan pasar untuk Eurodollar dinamakan pasar Eurocurrency (Eurocurrency market). Eurocurrency semakin bertumbuh dengan adanya beberapa peraturan di AS seperti pembatasan pinjaman oleh bank di AS dan pembatasan suku bunga deposito di AS. Selain itu OPEC umumnya mengharuskan pembayaran minyak dilakukan dalam dollar sehingga menyebabkan negara-negara OPEC menggunakan pasar Eurocurrency. Deposito dari negara-negara OPEC di pasar Eurocurrency seringkali disebut dengan petrodollar. 2. Pasar Uang Asia Seperti pasar uang Eropa, pasar uang Asia berawal dari pasar yang melibatkan sebagian besar deposito dalam dollar. Awalnya dikenal dengan nama pasar dollar Asia (Asian Dollar Market). Timbulnya pasar uang Asia karena adanya batasan untuk pasar uang Eropa untuk negara-negara di Asia seperti jarak, perbedaan waktu, dll. Bank merupakan salah satu perantara dalam pasar keuangan internasional dan perkembangan bank dalam pasar keuangan internasional dipengaruhi oleh banyak 48 peraturan namun terdapat 3 peraturan yang paling signifikan memberikan kontribusi untuk arena persaingan global yaitu: Undang-undang satu Eropa (Single European Act) Peraturan ini dikeluarkan tahun 1992 dan berlaku di negara-negara Uni Eropa. Beberapa isi dari peraturan ini yang relevan dengan industri perbankan a. Modal dapat mengalir dengan bebas di seluruh Eropa b. Bank dapat menawarkan berbagai jenis pinjaman, sewa guna usaha (leasing) dan seluritas di seluruh Uni Eropa. c. Peraturan terkait persaingan, merger, dan pajak akan serupa di seluruh Uni Eropa. d. Suatu bank yang didirikan pada salah satu negara Uni Eropa memiliki hak untuk melakukan perluasan di negara Eropa lainnya. Aturan lain dalam Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa bank yang memasuki Eropa memiliki kekuatan perbankan yang sama dengan bankyang telah ada. Aturan ini juga berlaku untuk bank non AS yang memasuki AS. 13 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bank Dunia ( World Bank ) merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal. Tujuan resmi Bank Dunia adalah pengurangan kemiskinan. Dari semua layanan yang dilakukan oleh perbankan internasional, tidak semua bank melakukannya, dan bank-bank yang memberikan sebagian besar layanan tersebut lebih dikenal dengan istilah bank universal atau bank dengan layanan lengkap. Ada beberapa jenis kantor bank internasional yaitu, Bank Koresponden, Kantor Perwakilan, Kantor Cabang Asing, Subsidiary Bank dan Bank Afilias, Edge Act Bank, Pusat Perbankan Luar Negeri dan, Fasilitas Perbankan Luar Negeri. Pasar uang internasional merupakan pertemuan antara pembeli dan penjual yang subjeknya adalah antarnegara yang bersangkutan, untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara. Jenis-jenis pasar uang internasional yaitu, Pasar modal internasional, Pasar Eurobond, Pasar Eurocredit, Pasar Eurocurency, dan Pasar currency, swap, futures, options, dan forward. B. Saran Semoga lembaga keuangan internasional dapat membantu Indonesia meningkatkan sektor perekonomiannya sehingga Indonesia yang merupakan negara berkembang berubah seperti menjadi negara maju. 14 DAFTAR PUSTAKA Beams, Anthony, Clement dan Lowensohn. 2009. Pengantar Akuntansi Edisi Sepuluh. Salemba Empat: Jakarta. Farah Margaretha. 2008. Manajemen Keuangan Internasional. Citra Praya: Bandung. Hamdy Hadi. 2010. Manajemen Keuangan Internasional, Edisi kedua. Salemba Empat: Jakarta. https://www.coursehero.com/api/v1/documents/download/35883395/ https://www.academia.edu/6149385/Pasar_Keuangan_Internasional 15