Uploaded by User81211

Tinjauan Tata Kelola: Konsep, Prinsip dan Praktik di Indonesia Dalam PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk

advertisement
Tinjauan Tata Kelola: Konsep, Prinsip dan Praktik di Indonesia Dalam PT Bank
Mandiri (Perseroan) Tbk
BAB 1
A. Struktur Organisasi Perusahaan
Seiring dengan perkembangan bisnis Perseroan, struktur organisasi Bank
Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir terjadi pada
Desember 2019 sebagaimana dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi No.
KEP.DIR/070/2019 tentaSng Struktur Organisasi tanggal 12 Desember 2019.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UU PT), Organ Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sistem kepengurusan menganut
sistem dua badan (two tier system), yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing
sebagaimana diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundangundangan. Adapun mengenai struktur organisasi PT. Bank Mandiri Persero Tbk
adalah sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
2. Direktur Utama
3. Wakil Direktur Utama
4. Direktur Consumer & Retail Transaction
5. Direktur Manajemen Resiko
6. Direktur Information Technology
7. Direktur
Treasury,
International
Banking
and
Special
Asset
Management
8. Direktur Corporate Bank
9. Direktur Kepatuhan dan SDM
10. Direktur Operation
11. Direktur Hubungan Kelembagaan
12. Direktur Commercial Banking
13. Direktur Keuangan dan Strategi
B. Struktur dan Peran Board of Commisioner
Tugas pokok Direksi Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar adalah
sebagai berikut:
1. Menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan
untuk kepentingan serta sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan bertindak selaku pimpinan
dalam pengurusan tersebut
2. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan; yang seluruhnya telah
dilaksanakan dengan baik selama tahun 2017
C. Struktur dan Peran Board of Director
Ruang lingkup dan pembagian tugas pada Direktur Utama sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengurusan Perseroan sesuai bidang tugas yang
ditetapkan dalam RUPS atau Rapat Direksi.
2. Mengarahkan dan menetapkan strategi dan kebijakan bidang tugas
yang menjadi tanggung jawabnya dengan memperhatikan visi, strategi
dan kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan
3. Menyusun dan menetapkan rencana kerja, rencana pengembangan
bisnis dan sumber daya manusia di bidang tugas yang menjadi
tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuan Perseroan
4. Mengawasi kelancaran kegiatan Perseroan sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan
Ruang lingkup dan pembagian tugas pada Wakil Direktur Utama sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pengurusan Perseroan sesuai bidang tugas yang
ditetapkan dalam RUPS atau Rapat Direksi.
2. Mengarahkan dan menetapkan strategi dan kebijakan bidang tugas
yang menjadi tanggung jawabnya dengan memperhatikan visi, strategi
dan kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan.
3. Menyusun dan menetapkan rencana kerja, rencana pengembangan
bisnis dan sumber daya manusia di bidang tugas yang menjadi
tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuan Perseroan
4. Mengawasi kelancaran kegiatan Perseroan sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup dan pembagian tugas pada Direktur Manajemen Resiko
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengurusan Perseroan sesuai bidang tugas yang
ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Direksi.
2. Mengarahkan dan menetapkan strategi dan kebijakan bidang tugas
yang menjadi tanggung jawabnya dengan memperhatikan visi, strategi
dan kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan.
3. Menyusun dan menetapkan rencana kerja, rencana pengembangan
bisnis dan sumber daya manusia di bidang tugas yang menjadi
tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuan Perseroan
4. Mengawasi kelancaran kegiatan Perseroan sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan.
5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan pelaksanaan prinsip-prinsip
good corporate governance.
6. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank
telah memenuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku serta
menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari peraturan
perundangan.
7. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada pihak eksternal.
8. Mengembangkan organisasi kerja Risk Management & Compliance
sehingga Perseroan memiliki kebijakan, prosedur dan metode yang
handal dalam menerapkan Risk Management & Compliance.
9. Memonitor kepatuhan dan pelaksanaan pengawasan melekat pada
semua unit kerja organisasi Risk Management & Compliance
Ruang lingkup dan pembagian tugas pada Direktur Hubungan Kelembagaan
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengurusan Perseroan sesuai bidang tugas yang
ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Direksi.
2. Mengarahkan dan menetapkan strategi dan kebijakan bidang tugas
yang menjadi tanggung jawabnya dengan memperhatikan visi, strategi
dan kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan.
3. Menyusun dan menetapkan rencana kerja, rencana pengembangan
bisnis dan sumber daya manusia di bidang tugas yang menjadi
tanggungjawabnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuan Perseroan
4. Mengawasi kelancaran kegiatan Perseroan sesuai dengan strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan.
5. Mengkoordinasikan
dan
mengarahkan
penyusunan
strategi
Government & Institutional Perseroan, konsolidasi komunikasi dan
program-program
nasabah.
untuk
peningkatan
kualitas
layanan
kepada
6. Memimpin dan mengkoordinasi pengaturan produk Government &
Institutionalsecara agresif dengan mengindahkan kebijakan Perseroan
dan prinsip kehati-hatian.
7. Memimpin dan mengkoordinasi secara efektif promosi produk-produk
Government & Institutional.
8. Memimpin dan mengarahkan front liner marketers untuk dapat
menjalankan
Standar
Prosedur
dalam
bidang
Government
&
Institutional secara benar.
9. Melakukan pembinaan hubungan nasabah melalui kunjungan (on the
spot) dan pemantauan proyek nasabah secara berkala.
10. Mengarahkan dan membina Regional untuk mencapai target pangsa
pasar (market share) dan meningkatkan target volume bisnis di
Regional sebagai Direktur Pembina Regional
D. Kebijakan dan Tata Kelola Perusahaan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), yang
selanjutnya disebut GCG, adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan
mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan
dan etika berusaha. Sebagai korporasi yang bertanggungjawab, Bank Mandiri
berupaya semaksimal mungkin untuk menerapkan GCG. Penerapan tersebut
dilakukan tidak sekedar memenuhi ketentuan otoritas atau peraturan perundangundangan yang berlaku, akan tetapi lebih didorong oleh kesadaran bahwa tata kelola
yang baik merupakan kunci penting untuk meningkatkan kinerja dan keunggulan daya
saing berkelanjutan.
Penerapan
GCG
kian
menemukan
nilai
penting
ditengah
semakin
meningkatnya harapan dari para pemangku kepentingan terhadap kinerja Bank
Mandiri. Untuk mendapatkan hasil terbaik, selain menerapkan GCG, Bank Mandiri
juga secara berkala melakukan asesmen untuk mengetahui tingkat keberhasilan
penerapan GCG, sekaligus mengetahui kekurangannya sehingga bisa dilakukan
upaya untuk memperbaikinya.
Bagi Bank Mandiri, penerapan GCG sekaligus juga merupakan sarana terbaik
untuk menunjukkan kepada para pemegang saham bahwa investasi mereka aman
dan berada di tangan pengelola yang tepat. Penerapan GCG secara total juga akan
membuat kepercayaan para pemangku kepentingan kepada Bank Mandiri meningkat
sehingga citra/reputasi Bank Mandiri ikut naik. Di tengah persaingan industri
perbankan yang kian ketat, kinerja dan citra yang baik merupakan kunci penting untuk
mengoptimalkan daya saing sehingga bisa memenangkan persaingan.
Dengan penerapan GCG yang tepat, sesuai dengan perundangan-undangan
yang berlaku, dan standard best practice yang ada, Bank Mandiri optimistis akan
mampu menjawab tantangan dan tuntutan dari pemangku kepentingan. Lebih dari itu,
dengan penerapan GCG, Bank Mandiri akan mampu bertahan, bahkan semakin
berkembang dan berkelanjutan pada masa-masa mendatang.
Penerapan GCG di Bank Mandiri dilakukan secara
konsisten dan
berkelanjutan dengan berpedoman pada sejumlah ketentuan, antara lain, Peraturan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER — 01 / MBU/2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara, serta Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor : PER- 09 /MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha
Milik Negara.
Implementasi GCG oleh segenap insan Bank Mandiri telah menghasilkan
kinerja yang sangat memuaskan pada tahun pelaporan. Dalam menjalankan
operasional, Bank Mandiri menerapkan 5 (lima) prinsip tata kelola perusahaan yang
baik
(Good
Corporate
Governance/GCG)
yaitu
Transparansi,
Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi dan Fairness (Keadilan).
Mekanisme tata kelola perusahaan merupakan proses penerapan prinsip tata
kelola perusahaan yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola
bank, sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan pemangku
kepentingan Perseroan.
E. Highlight Kinerja Keuangan
BAB 2
A. Prinsip Dasar GCG dari modul CA IAI
Menurut Cdbury Report: 1992, Corporate Governance adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Setiap perusahaan harus
memastikan bahwa asas Good Corporate Governance diterapkan pada setiap aspek bisnis
dan di semua jajaran perusahaan yang diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan. Asas Good Corporate
Governance yaitu:
1.
Transparansi
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang
mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku
kepentingan lainnya
2.
Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar karena harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
3.
Responbilitas
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka pangjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporation citizen
4.
Indepensi
Perusahaan melancarkan pelaksanaan asas GCG dan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diinvertasikan oleh pihak lain
5.
Kewajaran dan Kesetraan
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetraan. Perusahaan harus
memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan
masukan dan menyampaikannya pendapat bagi kepentingan perusahaan
serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi
dalam
lingkup
kedudukan
masing-masing.
Perusahaan
juga
harus
memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku sesuai
dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan
B. Prinsip Dasar GCG dari Undang-Undang Pasar Modal
Pada awal tahun 1990-an, pasar modal di Indonesia diatur dalam Surat
Keputusan Menteri Keuangan. Sejak tahun 1995, Pasar Modal Indonesia memperoleh
landasan hukum yang lebih kuat dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM).
C. Prinsip Dasar GCG dari Undang-Undang Perseroan Terbatas
Peraturan perundangan-undangan di Indonesia tentang perseroan yang
berlaku saat ini adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Undang-undang tersebut mengatur antara lain tata kelola perseroan pada
umumya yaitu Rapat Umum pemegang saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi
dan lain-lain. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 lebih lengkap, lebih maju, lebih
praktis, lebih memahami kepentingan-kepentingan ekonomi makro dan mikro
dibandingkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995.
Revisi Undang-Undang PT ini mencerminkan bahwa masalah tata kelola
perusahaan di Indonesia telah diakomodasi sedemikian rupa dalam peraturan
perundangan-undangan yang penting tentang perusahaan di Indonesia.
Selain prinsip-prinsip GCG yang ada di dalam UU PT yang telah dijabarkan
diantaranya yaitu: transparansi, akunbilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta
kesetaraan dan kewajaran sebenarnya juga masih terdapat beberapa ketentuan lain
yang menyangkut tentang GCG di dalam UU PT yang tidak termasuk prinsip-prinsip
GCG, seperti ketentuan mengenai honorarium Direksi dan Dewan Komisaris.
BAB 3
Dalam kasus PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Good Corporate Governance (GCG)
adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitaas,
pertangunggjawaban, independensi dan kewajaran dalam melaksanakan aktivitas bisnis.
GCG menunjukkan pola hubungan antara Manajemen dengan stakeholders, Manajemen
dengan Dewan Komisaris dan antar Manajemen yang didasarkan pada etika dan Corporate
Culture Values yang ditunjang oleh suatu sistem, proses, pedoman kerja dan organisasi untuk
mencapai kinerja yang maksimal.
Komisaris dan Direksi Bank Mandiri berkomitmen untuk menegakkan sistem
perbankan yang sehat dan kuat di Indonesia dan mentransformasi Bank Mandiri menjadi bank
publik terkemuka (Blue Chip Company) di kawasan Asia Tenggara (Regional Champion
Bank). Manajemen berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses transformasi ini.
Penerapan prinsip secara baik akan meningkatkan kepercayaan investor dan merupakan nilai
tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Bank Mandiri percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik
GCG yang konsisten akan memberikan manfaat baik bagi Bank maupun para pemangku
kepentingan lainnya dengan:
1. Meningkatkan kesungguhan Manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehatihatian dalam pengelolaan Bank
2. Meningkatkan kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholders
3. Menarik minat dan kepercayaan investor
4. Memenuhi kepentingan shareholders atas peningkatan shareholder values
5. Melindungi Bank dari intervensi politik dan tuntutan hukum
Mengenai transformasi CG Bank Mandiri yang dapat berdampak terhadap kinerja
Bank telah sukses membuat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terpuruk menjadi perusahaan
yang dapat bangkit dan meningkatkan kinerjanya, cara-cara ini dapat menjadi contoh baik
untuk diterapkan oleh perusahaan lain untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pada
dasarnya, Good corporate governance dan etika merupakan konsep yang berkesinambungan
dan tidak dapat dipisahkan. Perusahaan harus menerapkan perilaku-perilaku etis untuk dapat
melaksanakan good corporate governance. Dengan begitu, dapat ditentukan titik temu antara
kepentingan perusahaan (manajemen) dan kepentingan para stakeholder. Pada akhirnya,
dengan terlaksananya good corporate governance, perusahaan akan menjalankan usaha
secara berkelanjutan. Sehingga dalam sistem ekonomi pasar bebas seperti era sekarang,
perusahaan memiliki kepercayaan dari masyarakat dan daya saing tinggi dalam beroperasi
demi mewujudkan keuntungan yang maksimal baik bagi perusahaan maupun bagi semua
pihak stakeholder.
BAB 4
A. Kesimpulan
Penerapan prinsip good corporate governance secara komprehensif menjadi
faktor penting dalam menentukan tingkat profitabilitas perseroan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Bank terbesar di Indonesia dari sisi aset ini memperkuat penerapan
prinsip good corporate governance (GCG) dalam setia bisnis proses hingga mendapat
pengakuan dari jurnal Corporate Governance Asian CGA (Annual Recognition Award)
2013 sebagai Ikon penerapan GCG terbaik di Indonesia. Penghargaan The Best of
Asia ini merupakan yang kelima kalinya disematkan kepada Bank Mandiri secara
berturut-turut.
Hal ini tidak mustahil terjadi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk karena bank
telah mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG, kode etik dan perilaku secara efektif
dan efisien serta sebagai dasar kegiatan operasional yang sehat dan aman. Bank
Mandiri berusaha menciptakan iklim usaha yang bersih dan sehat dengan berusaha
menekan perilaku fraud dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance pada tiap level bisnis.
Download