MAKALAH EKOLOGI HEWAN “PERILAKU KOMUNIKASI PADA LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL (Tursiops aduncus)” Dosen Pengampu: Dr. Elfis, M.Si Disusun Oleh Kelompok: 1. ANGGIE IZMY MAULIDYA (186510636) 2. FRISTIA NINSIH (186510698) 3. NURNATASYA (186510789) 4. OCTAVIA TRI UTAMI (186510645) 5. PETRIA ANUGRAH (186510448) Kelas: 5B/ Biologi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2020 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Ekologi Hewan yang berjudul “Perilaku Komunikasi Pada Lumba-lumba Hidung Botol" ini sesuai waktu yang ditentukan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad Saw., yang telah berjuang hingga mempertemukan kita dengan masa ini. Makalah ini dapat diselesaikan berkat ridho Allah Swt. dan bantuan dari berbagai pihak. Tidak berlebihan kiranya penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Elvis, M.Si., Dosen Pengampu Mata Kuliah Ekologi Hewan yang telah memberikan bimbingan dan saran, sehingga penulisan makalah ini dapat selesai sesuai dengan tatanan dan waktu yang ditentukan. 2. Teman-teman kelas Biologi 5 B yang telah bersedia membantu dan bekerjasama dengan penulis sehingga penulisan Laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi kita semua, Amin Ya Robbalalamin, terimakasih. Pekanbaru, 20 Desember 2020 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Tujuan............................................................................................. 2 1.3. Manfaat ........................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3 2.1. Deskripsi Lumba-lumba Hidung Botol .......................................... 3 2.2. Klasifikasi Lumba-lumba Hidung Botol ........................................ 4 2.3. Komunikasi Lumba-lumba Hidung Botol ...................................... 4 2.4. Karakteristik Suara Lumba-lumba Hidung Botol ........................... 6 BAB III PENUTUP .................................................................................... 7 3.1. Kesimpulan..................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lumba-lumba hidung botol (Bottlenose dolphin) adalah mamalia laut yang bernafas dengan paru-paru. Lubang pernafasan external sebagai satu satunya lubang respirasi disebut sebagai blowhole yang berlokasi di dekat apex dari tulang tengkorak (Rommel & Lowenstine 2001). Lumba-lumba memiliki beberapa kantong udara (air sac) sebelum masuk ke internal nares. Kantong udara ini berfungsi untuk menampung sementara nitrogen saat hewan menyelam yang akan dikeluarkan saat ekspirasi (Marshall 2002). Lumba-lumba dapat bertahan menyelam dalam waktu lama karena beberapa sebab, yaitu: (1) kemampuan menyimpan udara pada paru-paru sangat tinggi (75%); (2) denyut jantung dapat menurun dari 100 kali per menit menjadi 10 kali per menit untuk memelihara oksigen; (3) kemampuannya menarik darah yang kaya oksigen dari otot ke dalam organ untuk menjaga kadar oksigen dan mencegah gangguan karena kadar nitrogen yang tinggi ketika secara cepat ke permukaan dari penyelaman yang dalam. Lumba-lumba menyimpan oksigen dalam darah sebagai hemoglobin dan otot sebagai mioglobin sehingga dapat secara mudah digunakan saat diperlukan selama respirasi sel (Marshall 2002). Caldwells mengamati bahwa lumba- lumba yang terisolasi, ataupun yang sedang menjadi tawanan dilakukan pelatihan peluit dengan individual. Grafik frekuensi terlihat berbeda, atau pola perubahan frekuensi dari waktu ke waktu, dan hipotesis bahwa peluit ini digunakan untuk mengirimkan informasi identitas (Caldwell & Caldwell 1965, Caldwell et al. 1990). Beberapa penelitian telah mendokumentasikan tentang peluit tanda tangan di berbagai konteks, termasuk berenang bebas pada lumba-lumba mati (Janik & Slater, 1998; Esch et al. 2009), secara singkat menahan lumba-lumba liar (Sayigh et al. 2007, Watwood et al. 2005), dan bebas mulai lumba-lumba liar (misalnya, Watwood 2003, Buckstaff 2004, Cook et al. 2004; Watwood et al. 2004, 2005). Adapun macam suara yang dihasilkan oleh lumba- lumba yang telah dikategorikan ke dalam (1) klik broad- 1 band ekolokasi digunakan untuk memantau lingkungan, mangsa dan predator deteksi mereka, (2) pita siaran meledak-berdenyut dan (3) suara tonal (sering disebut peluit) yang digunakan untuk komunikasi (Cook et al. 2004). 1.2.Tujuan 1. Untuk mengetahui deskripsi lumba-lumba hidung botol 2. Untuk mengetahui klasifikasi lumba-lumba hidung botol 3. Untuk mengetahui komunikasi lumba-lumba hidung botol 4. Untuk mengetahui karakteristik suara lumba-lumba hidung botol 1.3. Manfaat Secara teoritis manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetauhan dan wawasan pembaca terkait tentang Perilaku Komunikasi Pada Lumba-lumba Hidung Botol. Selain itu secara praktis hasil pembahasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan minat Mahasiswa dalam konsep mata kuliah Ekologi Hewan sehingga dapat mempermudah dalam melakukan pembelajaran dan penerapan yang tepat terhadap konsep pemahaman tentang Perilaku Komunikasi Pada Lumba-lumba Hidung Botol. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Lumba-lumba Hidung Botol Lumba-lumba hidung botol adalah spesies lumba-lumba yang paling dikenal karena paparan luas yang diterimanya di penangkaran di taman laut dan dolphinaria. Ini adalah spesies terbesar dari lumba-lumba berparuh. Ia mendiami samudra beriklim sedang dan tropis di seluruh dunia, dan hanya ada di perairan kutub. Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah jenis lumba-lumba yang mendapatkan nama demikian karena moncongnya yang panjang seperti leher botol. Ada 3 spesies lumba-lumba yang dikategorikan sebagai lumba-lumba hidung botol & semuanya termasuk ke dalam genus Tursiops. Ketiga spesies tersebut adalah lumba-lumba hidung botol biasa (common bottlenose dolphin; Tursiops truncatus), lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Indo-Pacific bottlenose dolphin; Tursiops aduncus), & spesies baru lumba-lumba Burrunan (Burrunan dolphin; Tursiops australis) yang baru diidentifikasi pada tahun 2011 lalu. Karena pada dasarnya lumba-lumba hidung botol adalah sejenis ikan paus (ordo Cetacea), maka mereka pun memiliki banyak kesamaan fisik dengan paus. Kesamaan-kesamaan tersebut antara lain keduanya sama-sama memiliki kulit yang licin, sirip-sirip yang dilapisi oleh kulit, sirip ekor yang posisinya horizontal, menggunakan paru-paru sebagai organ pernapasannya, berdarah hangat, serta melahirkan & menyusui anaknya. Karena lumba-lumba hidung botol bernapas dengan paru-paru, maka mereka pun lebih banyak menghabiskan waktunya di dekat permukaan laut. Normalnya, lumba-lumba hidung botol akan muncul ke permukaan setiap menit untuk bernapas, namun mereka juga diketahui bisa menahan napas hingga 4 menit lebih. Lumba-lumba hidung botol biasanya berwarna abu-abu dan panjangnya antara 2 dan 4 m (6,6 dan 13,1 kaki), dan beratnya antara 150 dan 650 kg (330 dan 1.430 lb). Jantan umumnya lebih besar dan lebih berat dari pada betina. Di sebagian besar dunia, panjang dewasa antara 2,5 dan 3,5 m (8,2 dan 11,5 kaki) 3 dengan berat berkisar antara 200 dan 500 kg (440 dan 1.100 lb). Lumba-lumba memiliki moncong pendek dan tegas yang terlihat seperti botol gin kuno, yang merupakan sumber nama umum mereka. 2.2 Klasifikasi Lumba-lumba Hidung Botol Adapaun Klasifikasi Lumba-lumba hidung botol di perairan Samudra Hindia menurut Integratied Information System (2004), adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Cetacea Subordo : Odonticeti Famili : Delphinidae Genus : Tursiops Spesies : Tursiops aduncus 2.3 Komunikasi Lumba-lumba Hidung Botol Lumba-lumba hidung botol termasuk jenis mamalia yang memiliki kepekaan pendengaran yang baik. Hal itu disebabkan oleh sistem jaringan indera pendengarannya telah terbangun dengan baik. Lumba-lumba dapat mendengar suara dengan frekuensi 1-150 kHz. Sensitivitas yang tinggi ini sangat diperlukan untuk echolocation. Echolocation merupakan kemampuan untuk mengindera melalui suara dan pendengaran. Aktivitas ini terjadi melalui dua tahap, yaitu yang pertama Lumba-lumba mengeluarkan Clicks berfrekuensi tinggi (120 kHz), kemudian diproyeksikan melalui daerah bagian depan kepala (melon) ke media air sekitarnya. Ketika Clicks mengenai suatu objek, akan terbentuk gema atau gelombang suara yang akan diterima oleh lumba-lumba dan diproses menjadi informasi tentang lopkasi atau jenis objek (Dolphin Institute 2002). Suara klik umumnya digunakan untuk tujuan ekolokasi, sementara suara ledakan- berdenyut dan peluit memainkan peran utama dalam komunikasi internal 4 dan antar kelompok (Azzolin et al. 2013). Peluit yang terus menerus, memberikan sinyal frekuensi (Papale et al. 2013), dengan berbagai lebar pancaran 800 Hz dan 28,5 kHz (Janik 2009) sering terdapat komponen harmonik (Papale et al. 2013). Seekor lumba-lumba memulai interaksi dengan pemberian sinyal, dengan informasi, dalam pita frekuensi tertentu. Sumber sinyal kemudian bergantung pada sumber untuk mendengar dan bereaksi terhadap suara. Pendengaran pada Lumba- lumba berkisar dari sekitar 50 Hz-150 kHz, dengan variasi tambahan di antara spesies (Janik 2009). Lumba lumba hidung botol berkomunikasi melalui gerak tubuh dan suara yang dihasilkan oleh enam kantong udara dekat dengan lubang tempat bernapas, suara lumba-lumba hidung botol (tipe whistle dan burst) pada kelompok usia subadult (6-12 tahun) dan kelompok usia adult (12 tahun) yang ditujukan untuk mengetahui karakteristik suaranya, khususnya yang bertipe whistle dan burst yang ditimbulkan oleh lumba-lumba hidung botol pada kelompok usia subadult (6-12 tahun) dan kelompok usia adult (12 tahun), sebagai salah satu upaya untuk memahami lebih mendalam metode komunikasi diantara lumba- lumba ini.Suara yang diproduksi oleh lumba-lumba dibagi dalam tiga kategori, dimana dua kategori merupakan band lebar: suara klik (click sound) yang sering digunakan sebagai echolocation (Nachtigall, 1980) dan suara ledakan pulsa (burst) sering digambarkan sebagai keluhan, lengkingan dan salakan. Kategori ketiga,siulan (whistle) yang berfungsi untuk komunikasi. Bioakustik adalah ilmu yang menggabungkan biologi dan akustik yang biasanya merujuk pada penelitian mengenai produksi suara, dispersi melalui media elastis, dan penerimaan pada hewan, termasuk manusia. Hal ini melibatkan neurofisiologi dan anatomi untuk produksi dan deteksi suara, serta hubungan sinyal akustik dengan medium dispersinya. Temuan pada bidang ini memberikan bukti bagi kita tentang evolusi mekanisme akustik, dan dari sana, evolusi hewan yang menggunakannya (Simmonds dan MacLennan 2005). Tetapi karena ilmu akustik sangat berkembang pada lumba-lumba, peneliti sebelumnya telah menekankan rekaman dan analisis vokalisasi (Evans, 1966; Herman & Tavolga, 1980; Norris, 1969; Popper, 1980; Watkins & Wartzok, 1985). 5 Penelitian bioakustik ini dibutuhkan untuk dapat mengetahui bahasa komunikasi (Acoustic communication) pada mamalia yaitu pada lumba-lumba. Metode pendengaran dan pengolah di bidang suara yaitu bioakustik tidak lepas dari penggunaan hydrophone sebagai alat perekam suara dimana tekanan akustik direkam pada hidrofon adalah sumber waktu gangguan tekanan pada laut (ΔP) yang relatif terhadap tekanan latar belakang laut di kedalaman perekaman pada medium air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membedakan karakteristik suara klik Lumba-lumba Jantan hidung botol (Tursiops aduncus) pada kolam karantina, dengan menggunakan metode bioakustik, dan melihat tingkah laku Lumba-lumba Jantan hidung botol (Tursiops aduncus). 2.4 Karakteristik Suara Lumba-lumba Hidung Botol Suara whistle yang berasal dari lumba-lumba yang keluar dari tengkorak lumba-lumba. Produksi suara yang berasal dari lumba-lumba itu sendiri akan menghasilkan tinggi rendahnya frekuensi yang dikaitkan dengan fenomena dua suara. Mekanisme suara yang terjadi pada lumba-lumba masih belum jelas (Tyack & Miller 2002), tetapi hipotesis yang paling dapat diandalkan, didukung oleh percobaan fisiologis, mengidentifikasi bunyi suara sebagai sumber produksi suara dengan melihat pola dan menghitung frekuensi yang dihasilkan dari lumba-lumba tersebut (Madsen et al., 2011 dan Lubis et al., 2016c). Suara ini dihasilkan oleh lumba-lumba yang biasanya disebut sebagai sebuah sinyal penanda, dan suara klik juga digunakan untuk menjaga komunikasi diantara individu lumba-lumba (Cahill 2000). 6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Lumba-lumba hidung botol(T.Anduncus) merupakan jenis mamalia yang memiliki kepekaan pendengaran yang baik. Hal itu disebabkan oleh sistem jaringan indera pendengarannya telah terbangun dengan baik. Lumba-lumba dapat mendengar suara dengan frekuensi 1-150 kHz. Sensitivitas yang tinggi ini sangat diperlukan untuk echolocation.pesies (Janik 2009). Lumba lumba hidung botol berkomunikasi melalui gerak tubuh dan suara yang dihasilkan oleh enam kantong udara dekat dengan lubang tempat bernapas Lumba-lumba hidung botol ini memiliki beberapa kanal potensial untuk komunikasi (Evans, 1987). 7 DAFTAR PUSTAKA Lubis, Z.M., Wulandari, D.P., Pujiyati, S., Hestrianoto, T. (2016). Karakteristik Bioakustik dan Tingkah Laku Lumba-lumba Jantan Hidung Botol (Tursiops aduncus). Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2. Diakses pada tanggal 22 Desember 2020. Pukul 10.00 WIB. Lubis, Z.M., Wulandari, D.P., Pujiyati, S., Hestrianoto, T., Sultan, K. (2016). Produksi Suara dan Tingkah Laku Lumba-lumba Jantan Hidung Botol (Tursiops aduncus) dengan Metode Bioakustik di Taman Safari, Cisarua Bogor, Indonesia. Jurnal Enggano Vol. 1, No. 2. Diakses pada tanggal 22 Desember 2020. Pukul 11.00 WIB. Aulia,G., Jaya,I. (2004) Studi Awal Karakteristik Suara Siulan (Whistle) dan Lengkingan (Burst) pada Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus). Diakses pada tanggal 01 Januari 2021.pukul 13.45 WIB. Lubis, Z.M., Wulandari, D.P., Pujiyati, S., Hestrianoto, T. (2016). Akuatik pasif untuk penerapan dibidang perikanan dan ilmu kelautan. Diakses pada tanggal 01 Januari 2021 . pukul 14.10 WIB. 8