Uploaded by fin

Kajian Pustaka pengsos

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Diferensiasi Sosial
Diferensiasi social adalah proses penempatan masyarakat dalam berbagai kategori social yang
berbeda dan didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara social. Menurut Binti
Maunah (2016) diferensiasi social merupakan karakteristik social yang membuat individu atau
kelompok terpisah fan berbeda satu sama lain. Diferensiasi sosial dipahami sebagai perbedaan
masyarakat ke dalam golongan atau kelompok secara horizontal (Sitorus, 2003). Diferensiasi
sosial muncul akibat perbedaan agama, ras, etnis dan perbedaan jenis kelamin. Hal yang
dipersoalkan dalam diferensiasi adalah bahwa masyarakat pada dasarnya bersifat pluralistik dan
di dalamnya terdapat sejumlah perbedaan. (Dwi & Bagong Suyanto, 2004).
2.2 Pernikahan
Menurut UU No 1 Tahun 1974 tersebut perkawinan didefinisikan sebagai ikatan lahir batin
antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut
serupa dengan penjelasan Desiyanti (2015) pernikahan adalah seseorang yang telah melakukan
ikatan lahir batin antara pria dengan wanita sebagai seorang suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga, baik yang dilakukan secara hukum maupun secara adat/kepercayaan.
MenurutPernikahan adalah suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahram, serta menimbulkan hak dan kewajiban antar keduanya.
2.3 Suku Sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang
mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung, dan wilayah
barat Jawa Tengah (Banyumas). Suku Sunda adalah orang-orang yang secara turun-temurun
menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa Sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari-hari, dan
berasal serta bertempat tinggal di daerah Jawa Barat, daerah 11 yang juga sering disebut tanah
pasundan (Koentjaraningrat, 1999). Orang Sunda berasal dari bagian barat pulau Jawa, dengan
istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa Barat, Banten,
Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Suku Sunda merupakan etnis
kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,2% penduduk Indonesia merupakan orang
Sunda. Jika Suku Banten dikategorikan sebagai sub suku Sunda maka 17,8% penduduk
Indonesia merupakan orang Sunda. Suku Sunda dalam penelitian ini adalah orang Sunda yang
menetap dan bertempat tinggal di Desa Karang Reja dan melakukan perkawinan dengan Suku
Jawa (Priyono, 2016).
2.4 Suku Jawa
Menurut Koenjtaraningrat (1999) adalah orang yang lahir dengan bahasa ibunya bahasa Jawa
dan merupakan penduduk asli yang bertempat tinggal di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa
Timur dan melestarikan budaya jawa. Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia
yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Setidaknya 41,7% penduduk
Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga provinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim
di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di
Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan
Tengger. 12 Suku Jawa dalam penelitian ini adalah orang Jawa yang lahir dan bertempat tinggal
di Desa Karang Reja dan melakukan perkawinan beda suku dengan orang Sunda (Priyono,
2016).
2.5 Mitos
Mitos merupakan suatu cerita suci yang hampir selalu ada dalam setiap budaya masyarakat
dimana pun. Menurut Humaeni (2012) mitos adalah cerita-cerita tentang dewa, alam, orang atau
objek-objek tertentu yang tidak bisa dipastikan kebenarannya secara ilmiah, dan tidak bisa
diterima kebenarannya untuk menguji sejarah suatu bangsa. Barthes menyatakan bahwa mitos
merupakan sistem komunikasi karena mitos ini merupakan sebuah pesan juga. Dia menyatakan
mitos sebagai “modus pertandaan”, sebuah bentuk “tipe wicara” yang dibawa melalui wacana.
Mitos tidaklah dapat digambarkan melalui objek pesannya, melainkan melalui cara pesan
tersebut disampaikan (Rafiek, 2015)
Desiyanti, I. W. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada. JIKMU, Vol 5,
No 3, 271.
Dwi, J. N., & Suyanto, B. (2004). SOSIOLOGI : TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN. Jakarta: Kencana.
Humaen, A. (2012). Makna Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat Banten. Antropologi Indonesia, Vol.
33 No. 3, 160.
Indriyani, I. (2018, Februari). TRADISI NGAHURIPAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA SUKU SUNDA. Volume
7, Number 1-, 23.
Iqbal, M. (2018). Psikologi Pernikahan : Menyelami Rahasia. Jakarta, Depok, Indonesia: Gema Insani.
KOENTJARANINGRAT. (1999). Manusia dan kebudayaan di Indonesia (Cetakan ke-18 ed.). Jakarta,
Indonesia .
Maunah, B. (2016). Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Media Akademi.
Priyono, S. (2016 ). PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERKAWINAN BEDA SUKU DAN KAITANYA
DENGAN MITOS KETIDAKLANGGENGAN PERKAWINAN BEDA SUKU (STUDI KASUS SUKU JAWA
DENGAN SUNDA DI DESA KARANG REJA KABUPATEN CILACAP). Semarang: UNNES Repository:
LOCAL CONTENT REPOSITORY.
Rafiek, M. (2012). Teori sastra: kajian teori dan praktik. Bandung:PT Refika Aditama
UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Download