Uploaded by User80448

Artikel Jurnal Sistem Informasi Akuntansi

advertisement
SIKLUS PENGELUARAN BAGIAN I : PROSEDUR
PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
Oleh : 1. Arnoldus K. Yohan (171600115)
2. M. Aziz Yulianto (171600114)
3. Jannatul Dwi Ilmiyah (171600120)
4. Ayuni Afri Dani Putri (171600121)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Akuntansi E/2017
E-mail : [email protected]
Abstract : In Accounting Information Systems there are purchase procedure and
cash disbursement where each procedure has a different cycle. The existence of a
purchase procedure cycle makes it easy for companies to know the items needed to
fulfill warehouse inventory, while the cash disbursement cycle makes it easier for
processing payment obligations generated by the purchasing system. There are
internal controls that must be separated based on operating functions, storage
functions, and accounting functions, as well as Batch Processing which is
commonly used to process large volume transactions.
Keywords : Accounting Information System Cycle, Internal Control, Batch
Processing
Abstrak : Dalam Sistem Informasi Akuntansi terdapat prosedur pembelian dan
pengeluaran kas yang dimana setiap prosedur memiliki siklus yang berbeda.
Adanya siklus prosedur pembelian memudahkan perusahaan untuk mengetahui
item-item yang diperlukan untuk memenuhi persedian gudang, sedangkan adanya
siklus pengeluaran kas memudahkan pemerosesan peembayaran kewajiban yang
dihasilan oleh sistem pembelian. Terdapat pengendalian intern yang harus
dipisahkan berdasarkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi,
serta Pemerosesan Batch yang biasa digunakan untuk memproses transaksi dengan
volume yang cukup besar.
Kata Kunci : Siklus Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Intern,
Pemerosesan Batch,
Pendahuluan
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan struktur yang menyatu dalam
suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk
merubah data transaksi keuangan atau akuntansi menjadi informasi akuntansi
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para penggunanya atau
pemakainya. Informasi akuntansi dikomunikasikan ke para users untuk berbagai
pengambilan keputusan.
Menurut Mulyadi (2010:299), system akuntansi pembelian digunakan untuk
pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Sebagai proses perolehan
kebutuhan yang sesuai, pada waktu dibutuhkan, untuk harga terendah yang
mungkin, dari sumber yang terpercaya. Pembelian merupakan salah satu fungsi
penting untuk kelancaran operasional perusahaan, di mana perusahaan akan
mendapat pasokan barang dari pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang
agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar sehingga permintaan
pelanggan dapat dipenuhi dengan baik.
Dalam
sebuah
perusahaan
penerapan
sistem
akuntansi
dapat
mengoptimalkan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan. Salah satu
sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem pengeluaran kas.
Penerapan sistem pengeluaran kas pada perusahaan sangatlah penting, mengingat
kas digunakan untuk membiayai biaya operasional perusahaan.
Sistem
informasi
akuntansi
terkomputerisasi
juga
mengalami
perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai macam software akuntansi yang dapat membantu pengelolaan
data transaksi keuangan suatu perusahaan. Berbagai software akuntansi pada saat
ini diantaranya, DEA, MYOB, ACL, Microsoft Excel, Value Plus dan lain lain.
Pengunaan software dapat membantu dalam penyediaan informasi dalam bisnis.
Teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi bisnis dengan sangat
cepat, tepat waktu, relevan. Microsoft Excel adalah salah satu aplikasi yang tersedia
dalam program Microsoft Office yang tersedia untuk membantu para pemakai
dalam menjalankan atau melakukan pekerjaan berbasis office (pekerjaan
perkantoran) dengan mudah dan cepat. Microsoft Excel juga tersedia sebagai
aplikasi yang membantu dalam pengerjaan akuntansi berbasis komputer.
Pembahasan
A. Sistem Pemerosesan Pembelian
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dapat diartikan sebagai sistem yang
dibangun
untuk
mempermudah
pelaksanaan
pembelian
dengan
mengotomatisasikan atau mengkomputerisasikan keseluruhan maupun beberapa
bagian dari proses pembelian tersebut disertai dengan pengendalian atau control
atas sistem komputerisasi tersebut.
Gambar 1. Diagram Arus Data untuk Sistem Pembelian
Proses-proses sistem pemerosesan pembelian dijelaskan dalam langkahlangkah berikut:
1. Fungsi pembelian dimulai dengan mengetahui kebutuhan untuk mengisi
kembali stok persediaan melalui pengamatan terhadap catatan persediaan.
Tingkat persediaan menurun melalui penjualan langsung ke pelanggan
(kegiatan siklus pendapatan) atau melalui transfer ke proses manufaktur
(kegiatan siklus konversi). Informasi kebutuhan persediaan dikirimkan ke
pemrosesan pembelian dan utang dagang (UD).
2. Proses pembelian menentukan kuantitas pesanan, memilih pemasok, dan
menyiapkan pesanan pembelian. Informasi ini dikirimkan baik ke pemasok
maupun ke tempat pemrosesan UD.
3. Setelah satu periode waktu, perusahaan menerima item-item persediaan dari
pemasok. Barang yang diterima diperiksa untuk kualitas dan kuantitasnya
dan dikirimkan ke toko-toko atau gudang.
4. Informasi tentang bukti penerimaan persediaan digunakan untuk mengupdate catatan persediaan.
5. Proses UD menerima faktur dari pemasok. UD merekonsiliasi ini dengan
informasi lainnya yang telah dikomplikasi untuk transaksi dan catatan
kewajiban tertentu untuk membayar di waktu tertentu di masa yang akan
datang, bergantung pada syarat perdagangan dengan pemasoknya. Biasanya
pembayaran akan muncul pada hari terakhir yang mungkin untuk
mengambil manfaat dari bunga dan diskon yang ditawarkan.
6. Buku besar menerima rangkuman informasi dari utang dagang (kenaikan
total dalam kewajiban) dan control persediaan (kenaikan total dalam
persediaan). Informasi ini direkonsiliasi untuk keakuratannya dan diposkan
ke akun kontrol utang dagang dan persediaan.
Tujuan utama proses pembelian adalah menyediakan sumber daya yang
diperlukan organisasi perusahaan dengan cara yang efisien dan efektif. Tujuan
tersebut dapat dirinci lebih lanjut menjadi sebagai berikut:
• Melaksanakan pembelian dari rekanan yang andal.
• Membeli barang dengan kualitas yang baik sesuai dengan yang diinginkan.
• Memperoleh barang dengan harga yang pantas.
• Hanya membeli barang yang disetujui (authorized) sesuai dengan tujuan
perusahaan.
• Mengelola barang secra sehat sehingga selalu tersedia manakala dibutuhkan
perusahaan.
• Hanya menerima barang yang sudah dipesan, dan harus menerima semua
barang yang dipesan.
• Menerapkan pengendalian barang yang disimpan dan diterima secara sehat
untuk menghindari berbagai kemungkinan yang merugikan.
Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Pembelian :
1. Fungsi Gudang, bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian
sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan
barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian, bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan
barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan, bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan
terhadap jenis, mutu dan kualitas barang yang diterima dari pemasok guna
menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
4. Fungsi Akuntansi, terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat
uang dan fungsi pencatat persediaan.
 Dokumen yang Digunakan :
1. Surat Permintaan Pembelian
Formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk
meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan
mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian
biasanya dibuat 2 lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi
pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang. Jika kartu
gudang sudah menunjukkan titik pemesanan kembali, fungsi gudang mengisi surat
permintaan pembelian berulangkali ini dan mengirimkannya ke fungsi pembelian.
Jika surat order pembelian telah dibuat, fungsi pembelian kemudian mengisi
informasi nama pemasok, harga dan nomor order pembelian ke dalam surat
permintaan pembelian berulangkali ini dan mengirim kembali dokumen tersebut ke
fungsi gudang untuk disimpan lagi sebagai lampiran kartu gudang.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya
tidak bersifat berulangkali terjadi, yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang
besar.
3. Surat Order Pembelian
Digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah
dipilih.dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi, diantaranya :
a. Surat Order Pembelian. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Tembusan Pengakuan oleh Pemasok. Tembusan surat order pembelian ini
dikirimkan kepada pemasok, dimintakan tandatangan dari pemasok tersebut
dan dikirimkan kembali ke perusahaan sebagai bukti telah diterima dan
disetujui order pembelian, serta kesanggupan pemasok memenuhi janji
pengiriman barang seperti tersebut dalam dokumen tersebut.
c. Tembusan bagi Unit Peminta Barang. Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi
yang meminta pembelian bahwa barang yang dimintanya telah dipesan.
d. Arsip Tanggal Penerimaan. Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh
fungsi pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan,
sebagai dasar untuk mengadakan tindakan penyelidkan jika barang tidak dating
pad waktu yang telah ditetapkan.
e. Arsip Pemasok. Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi
pembelian menurut nama pemasok sebagai dasar untuk mencari informasi
mengenai pemasok.
f. Tembusan Fungsi Penerimaan. Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke
fungsi penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang jenis,
spesifikasi, mutu, kuantitas, dan pemasoknya seperti yang tercantum dalam
dokumen tersebut.
g. Tembusan Fungsi Akuntansi. Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke
fungsi akuntansi salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.
4. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang
yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas
seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5. Surat Perubahan Order Pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan
kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian tau hal lain yang
bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut
diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan
order pembelian.
6. Bukti Kas Keluar (Voucher Register)
Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk
pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat
pemberitahuankepada kreditur mengenai maksud pembayaran.
 Catatan Akuntansi yang Digunakan:
1.
Register Bukti Kas Keluar (Voucher Register)
Digunakan jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher
payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah register bukti kas keluar.
2.
Jurnal Pembelian
Jika dalam pencatatn utang perusahaan menggunakan account payable
procdure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal
pembelian.
3.
Kartu Utang
Digunakan jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan buku besar
pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu
utang. Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan voucher payable
procedure, yang berfungsi sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas keluar yang
belum dibayar.
4.
Kartu Persediaan
Digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
Sistem Manual
Perusahaan-perusahaan manufaktur membeli bahan baku untuk diproduksi
dengan keputusan pembeliannya diotorisasi oleh fungsi perencanaan dan kontrol
produksi, sedangkan perusahaan perdagangan membeli barang jadi untuk dijual
kembali dimana fungsi kontrol persediaan memberikan otorisasi pembelian untuk
jenis perusahaan ini.
Gambar 2. Sistem Pembelian Manual
1) Kontrol Persediaan
Perusahaan menghabiskan persediaannya denga mentransfer bahan baku ke
proses peroduksi dan dengan menjual barang jadi ke palanggan. Dimana kontrol
persediaan memonitor dan memcatat tingkat persediaan barang jadi. Ketika
persediaan jatuh sampai titik pemesanan kembali yang sebelumnya telah
ditentukan, petugas administrasi menyiapkan permintaan pembelian. Satu salinan
dari permintaan pembelian dikirimkan ke departemen pembelian, dan satu salinan
diberikan ke bagian utang dagang, di mana petugas administrasi UD
menyimpannya dalam file penundaan utang dagang. Petugas administrasi kontrol
persediaan menyimpan salinan yang terakhir ke dalam file permintaan pembelian
terbuka.
2) Departemen Pembelian
Departemen pembelian menerima permintaan pembelian, memsortir
mereka menurut pemasoknya (jika ada), dan menyiapkan pesanan pembelian (PP)
majemuk untuk setiap pemasok. Satu salinan PP dikirim ke control persediaan, di
mana petugas administrasinya menyimpannya dalam file permintaan pembelian
terbuka (open purchase requisition). Satu salinan PP dikirim ke bagian UD (Utang
Dagang) untuk disimpan dalam file penundaan UD (AP pending file). Satu salinan
lagi (blind copy) dikirim ke departemen penerimaan, di mana disimpan sampai
persediaannya dating. Dua salinan PP diantar ke pemasok. Petugas administrasi
pembelian menyimpan salinan terakhir bersama dengan permintaan pembelian
dalam file pesanan pembelian terbuka.
3) Penerimaan
Kebanyakan
perusahaan
menghadapi
jeda
waktu
(kadang-kadang
signifikan) antara waktu menempatkan pesanan dan menerima persediaan. Selama
waktu tersebut, salinan PP ditempatkan di file sementara dalam berbagai
departemen. Perhatikan bahwa tidak ada peristiwa ekonomi yang muncul. Pada titik
ini, perusahaan tidak menerima persediaan dan tidak memunculkan kewajiban
keuangan.
Penerimaa Persediaan. Peristiwa berikutnya dalam siklus pengeluaran
adalah penerimaan persediaan. Barang-barang yang diterima dari pemasok
direkonsiliasi dengan blind copy dari PP. Tujuan dari blind copy adalah mendesak
petugas penerimaan untuk menghitung dan memeriksa persediaan untuk
menyelesaikan laporan penerimaan. Sering kali, tempat penerimaan sangat sibuk
dan staf penerimaan berada dalam tekanan untuk mengeluarkan muatan dari truk
pengirim dan menandatangani tanda bukti penerima (bill of landing) sehingga
pengemudi truk dapat melanjutkan perjalanannya.
Persiapan Laporan Penerimaan. Satu salinan laporan penerimaan
menyertai persediaan fisik ke ruang penyimpanan bahan baku mentah atau gudang
barang jadi untuk disimpan. Slainan lainnya dikirim ke departemen pembelian, di
mana petugas administrasi pembelian merekonsiliasinya dengan file PP terbuka.
Salinan ketiga dari laporan penerimaaan dikirim ke control persediaan. Bergantung
pada metode penilaian persediaan yang dipakai, prosedur control persediaan dapat
bervariasi di antara perusahaan. Organisasi dapat menggunakan system biaya
standar yang menetapkan persediaan mereka pada nilai standar yang ditentukan
sebelumnya tanpa memperhitungkan harga yang sebenarnya dibayar ke pemasok.
4) Departemen Utang Daganag
Organisasi telah menerima persediaan dari pemasok dan memiliki
kewajiban untuk membayar barang-barang tersebut. Pada titik proses ini,
perusahaan mungkin tidak memiliki informasi keuang yang dibutuhkan untuk
mencatat transaksi. Jika perusahaan belum menerima faktur tersebut, maka akan
menunda mencatat kewajiban sampai faktur diterima. Hal ini menciptakan sedikit
jeda waktu (beberapa hari) dalam proses pencatatan, waktu di mana kewajiban
perusahaan secara teknis dinyatakan kurang (understated).
Ketika
persediaan
diterima,
petugas
administrasi
utang
dagang
merekonsiliasi informasi keuangan dengan dokumen file penundaan, mencatat
transaksi dalam jurnal pembelian, dan memposkan kea kun pemasok dalam buku
besar utang dagang. Jika perusahaan menggunakan metode biaya aktual, petugas
administrasi utang dagang mengirimkan satu salina faktur pemasok ke kontrol
persediaan. Jika biaya standar yang digunakan, langkah ini tidak peril dilakukan.
Setelah mencatat kewajiban, petugas administrasi utang dagang mentransfer
semua dokumen sumber (permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur) ke file utang dagang terbuka. Biasanya, file ini diorganisasi
menurut tanggal jatuh tempo pembayaran untuk memastikan bahwa utang dibayar
pada tanggal terakhir yang mungkin tanpa melewati tanggal jatuh tempo dan diskon
yang ditawarkan. Akhirnya, petugas administrasi utang dagang merangkumkan
jurnal-jurnal dalam jurnal pembelian untuk periode tersebut (atau batch) dan
menyiapkan voucher jurnal untuk departemen buku besar umum. Dengan asumsi
bahwa organisasi menggunakan metode persediaan perpetual, jurnlanya akan
menjadi:
Persedian-Kontrol
xxx
Utang Dagang-Kontrol
xxx
Jika metode persediaan periodik yang digunaka, jurnalnya akan menjadi:
Pembelian
Utang Dagang-Kontrol
xxx
xxx
5) Sistem Utang Voucher
Voucher menyediakan kontrol yang lebih baik atas pengeluaran kas, dan
mereka memungkinkan perusahaan untuk mengkonsolidasi beberapa pembayaran
ke pemasok yang sama pada satu voucher saja, karenanya mengurangi jumlah cek
yang akan ditulis.
Petugas administrasi utang dagang mencatat voucher dalam register
voucher. Jumlah voucher terbuka (belum dibayar) dalam register tersebut juga
merupakan saldo total utang dagang perusahaan. Untuk alasan-alasan ini, banyak
perusahaan menggantikan buku besar utang dagang mereka dengan register
voucher.
6) Departemen Buku Besar
Departemen buku besar menerima voucher jurnal dari departemen utang
dagang dan rangkuman dari kontrol persediaan. Petugas administrasi buku besar
memposkan voucher jurnal ke akun kontrol persediaan dan utang dagang dan
merekonsiliasi akun control persediaan dan rangkuman buku besar persediaan.
Dengan langkah ini, tahap pembelian dari siklus pengeluaran menjadi lengkap.
B. Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran kewajian yang dihasilkan
oleh sistem pembelian. Tujuan utama dari system ini adalah untuk memastikan
bahwa kreditur yang sah menerima jumlah terutang yang benar ketika kewajiban
jatuh tempo. Jika system tesebut melakukan pembayran lebih awal, perusahaan
melewatkan penghasilan bunga yang dapat dihasilkan dari dana tersebut.
System ini terdiri atas tiga proses, yaitu:
1. Proses utang dagang memperlajari file duutang dagang untuk jatuh tempo
setiap item dan mengotorisasi proses pembayaran kas untuk melakukan
pembayaran.
2. Proses pembayarn kas menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok.
Salinan cek-cek tersebut dikembalikan ke utang dagang sebagai bukti
bahwa kewajibannya dibayar, dan akun utang dagangnya diperbarui untuk
memindahkan kewajiban tersebut.
3. Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun proses utang
dagang mengirimkan rnagkuman informasi ke buku besar. Infomasi ini
direkonsiliasi dan diposkan ke akun kontrol kas dan utang dagang.
A. Pengeluaran Kas dengan cek
Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena
jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan
dengan salah satu di antara dua sistem, yaitu fluctuating-fund-balance system dan
imprest system.
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian
intern berikut ini:
1) Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima
oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.
2) Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi
pengeluaran kas perusahaan.
3) Dengan digunakannya cek dalam pengeluaran kas, check issuer akan secara
otomatis menerima tanda penerimaan kas dari pihak yang menerima
pembayaran. Cancelled check sebagai tanda terima pembayaran lebih andal
karena di dalam endorsement terkait pihak bank yang merupakan pihak
yang independen bagi pembayar maupun bagi penerima pembayaran.
 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah:
1.
Bukti kas keluar. Berfungsi sebagai surat pemberitahuan (remittance
advice) yang dikirm kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai
dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.
2.
Cek. Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan
bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau
organisasi yang namanya tercantum pada cek.
3.
Permintaan cek. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari
fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi
untuk membuat bukti kas keluar.
 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah:
1) Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal). Dokumen sumber yang
dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur
dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas.
2) Register cek (check register). Register cek digunakan untuk mencatat cekcek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur
perusahaan atau pihak lain. Jika sistem perbankan mengembalikan
cancelled check kepada check issuer, register check ini digunakan pula
untuk mencatat cancelled check yang telah dilakukan endorsement oleh
penerima pembayaran.
B. Pengeluaran Kas dengan uang tunai
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran kas
dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara, yaitu dengan sistem
saldo berfluktuasi dan imprest system. Dalam sistem saldo berfluctuasi,
penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebitkan rekening dana
keas kecil.
2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkreditkan rekening dana
kas kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas kecil berfluktuasi dari waktu
ke waktu.
 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Bukti kas keluar. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran
kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum
dalam dokuen tersebut.
2. Cek.
3. Permintaan pengeluaran kas kecil. Dokumen ini digunakan oleh
pemakai danan kas kecil untuk meminta uang ke pemegang dana kas
kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai
bukti telah dikeluarkannya kas keci lolehnya.
4. Bukti pengeluaran kas kecil. Dalam system dana kas kecil dengan
imprest system, butki pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen
pendukungnya disimpan dalam arsip sementara oleh pemegang dana kas
kecil untuk keperluan pengisian kembali dana kas kecil.
5. Permintaan pengisian kembali kas kecil. Dokumen ini dibuat oleh
pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada Bagian Utang agar
dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.
Jumlah pengisian kembali dana kas kecil dalam fluctiataing fund balance
system dapat lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah dana kas kecil
yang telah dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang tercantun dalam bukti
pengeluaran kas kecil.
 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal). Dalam system
dana kas kecil, catatan akuntansi untuk mencatat pengeluaran kas
dalam pembentukan dana kecil dan dalam pengisian kembali dana
kas kecil.
2. Register cek (check register). Dalam system dana kas kecil, catatan
akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas
kecil.
3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil. Untuk mencattat transaksi
pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus yang sekali
berfungsi sebagai alat distribusi.
Sistem Manual
Gambar 9. Sistem Pengeluaran Kas
1) Departemen Utang Dagang
Proses pengeluaran kas dimulai di departemen utang dagang. Setiap hari,
petugas administrasi utang dagang mempelajari file utang voucher terbuka (atau
utang dagang) untuk jatuh tempo setiap item dan mengirimkan voucher dan
dokumen pendukung (permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur) ke departemen pengeluaran kas.
2) Departemen Pengeluaran Kas
Petugas administrasi pengeluaran kas menerima paket voucher dan
mempelajari kelengkapan dan keakuratan administrasi dokumen tersebut. Untuk
setiap pengeluaran, petugas administrasi menyiapkan cek yan terdiri atas tiga
bagian dan mencatat nomor cek. Cek tersebut, bersama dengan dokumen
pendukung lainyya, dikirim ke manajer departemen pengeluaran kas, atau
bendahara untuk ditandatangani. Bagian yang dapat dinegosiasikan dari cek
tersebut dikirimkam ke pemasok, dan petuas administrasi melekatkan satu salinan
cek ke paket voucher sebagai bukti pembayaran dan menyimpan salinan cek yang
ketiga. Petugas tersebut menandakan dokumne-dokumen dalam paket voucher
sebagai telah dibayar dan mengembalikan mereka ke departemen utang dagang.
Ketika menerima pake voucher, petugas administrasi utang dagang
menutup voucher terbuka dengan mencatat nomor cek dalam register voucher dan
menyimpan paket voucher tersebut dalam file voucher tertutup. Akhirnya, petugas
pengeluaran kas merangkumkan jurnal yang dibuat ke register cek dan mengirim
voucher jurnal denga ayar jurnal berikut ini ke departemen buku besar.
Utang Dagang
xxx
Kas
xxx
3) Departemen Buku Besar
Petugas administrasi buku besar menerima voucher jurnal dari pengeluaran
kas dan rangkuman akun dari utang dagang. Angka voucher menunjukkan total
pengurangan dari kewajiban perusahaan dan akun kas sebagai hasil dari
pembayaran ke pemasok. Petugas administrasi buku besar memposkan ke akun
kontrol utang dagang dan kas dalam buku besar umum dan merekonsiliasi akun
control utang dagang dengan rangkuman buku besar pembantu utang dagang.
Tahap ini menyelesaikan prosedur pengeluarkan pos.
Kontrol Siklus Pengeluaran
Bagian ini menjelaskan kontrol internal primer dalam silus pengeluaran
sesuai dengan prosedur kontrol.
Tabel 1. Rangkuman Kontrol Siklus Pengeluaran
Titik-titik Kontrol dalam Siklus Pengeluaran
Kegiatan Kontrol
Sistem Pemrosesan
Sistem Pengeluaran Kas
Pembelian
Otoritas transaksi
Kontrol persediaan
Utang
dagang
mengotorisasi
pembayaran.
Pemisah tugas
Kontrol
persediaan Fungsi-fungsi
buku
terpisah
dari besar pembantu UD,
pengawasan pembelian pengeluaran kas dan
dan persediaan. Buku buku
besar
umum
besar pembantu UD terpisah.
terpisah dari buku besar
umum.
Supervisi
Departemen
penerimaan.
Catatan akuntansi
Buku besar pembantu File utang voucher,
UD, buku besar umum, buku besar pembantu
permintaan pembelian, UD, jurnal pengeluaran
file pesanan pembelian, kas, dan akun kas buku
file laporan penerimaan. besar umum.
Kses
Keamanan aktiva fisik. Pengamanan yang baik
Akses
terbatas
ke atas kas. Akses terbatas
catatan akuntansi di ke
catatan-catatan
atas.
akuntansi di atas.
Verifikasi independen
Utang
dagang Pemeriksaan terakhir
merekonsiliasi
oleh pengeluaran kas.
dokumen
sumber Rekonsiliasi
sebelum
kewajiban keseluruhan oleh buku
dicatat. Buku besar besar
umum.
umum merekonsiliasi Rekonsiliasi
bank
akurasi
proses periodik oleh controller.
keseluruhan.
a) Otorisasi Transaksi
Subsistem Pembelian. Departemen kontrol persediaan memonitor tingkat
persediaa secara kontinu. Ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesanan
kembali, kontrol persediaan secara resmi mengotorisasi pengisian kembali
persediaan dengan suatu permintaan pembelian.
Memformalkan proses ortorisasi mempromosikan manajemen eprsediaan
yang efisien dan memastikan lehitimasi transaksi pembelian.. Pembelian yang tidak
diotorisasi dapat mengasilkan tingkat persediaan yang berlebiha untuk item-item
tertentu, sementara item lainnya kekurangan. Kedua situasi tersebut akan
merugikan perusahaan.
Subsitem
Pengeluaran
Kas.
Departemen
utang dagangg mengotorisasi
pengeluaran kas melalui voucher pengeluaran kas. Untuk menyediakan kontrol
yang efektif terhadap arus kas dari perusahaan, petugas administrasi pengeluaran
kas tidak boleh mennulis cek tanpa otorisasi eksplisit. Jurnal pengeluaran kas
(register kas) berisi nomor voucher yang mengotorisasi setiap cek, karenanya
menyediakan jejak audit untuk verifikasi otentiksitas setiap cek yang ditulis.
b) Pemisahan Tugas
Pemisahan Kontrol Persediaan dari Gudang. Dalam subsistem pembelian, aktiva
fisik utama adalah persediaan. Kontrol persediaan menjaga mencatat rinci setiap
aktiva, sementara gudang diawasi. Pada titik tertentu setiap waktu, seorang auditor
harus mampu merekonsiliasi catatan persediaan dengan persediaan fisik.
Pemisahan Buku Besar Umum dan Utang Dagang dari Pengeluaran Kas. Aktiva
yang rentan terhadap kondisi eksposur dalam subsistem pengeluaran kas adalah kas.
Catatan yang mengontrol aktiva ini adalah buku besar pembantu utang dagang dan
akun kas dalam buku besar umum. Individu dengan tanggung jawab kombinasi
untuk menulis cek, memposkan ke akun kas, dan memelihara akun utang dagang
dapat melakukan fraud terhadap perusahaan.
c) Supervisi
Area yang paling menguntungkan dari supervise dalam siklus pengeluaran
adalah departemen penerimaan. Aktiva-aktiva dengan kuantitas besar mengalir
melalui area ini menuju gudang. Supervisi yang ketat karenanya mengurangi
kersempatan dua jenis eksposur: (1) gagal memeriksa aktivaa dengan benar, dan (2)
pencurian aktiva.
Inspeksi Aktiva. Ketika barang diterima dari pemask, petugas penerimaan harus
menginspeksi item-item tersebut untuk kuantitas dan kondisinya (kerusakan,
kecurian, dan lain sebagainya). Supervisi menjadi kritikal pada titik untuk
memastikan bahwa petugas penerimaan melakukan tugas penting ini dengan benar.
Barang-barang masuk yang disertai dengan slip pengepakan yang berisi informasi
kuantitas dapat digunakan untuk mengakali proses inspeksi. Seorang supervisor
harus mengawasi slip penepakan ketika petugas penerimaan menghitung dan
menginspeksi barang-barang.
Pencurian Aktiva. Departemen penerimaan kadang-kadang ramai dan berantakan
selama periode sibuk. Dalam lingkungan ini, persediaan yang mauk rentan terhadap
pencurian sampai mereka semua disimpan aman dalam gudang. Prosedur inspeksi
yang tidak benar disertai dengan supervise yang tidak memadai dapat menciptakan
situasi kondusif bagi pencurian persediaan yang sedang diangkut.
d) Catatan (Record) Akuntansi
Tujuan kontrol dari catatan akutansi adalah memelihara jejak audit yang
memadai untuk menelusuri suatu transaksi dari dokumen sumbernya ke laporan
keuangan. Siklus pengeluaran mempengaruhi catatan akuntansi berikut ini: buku
rbesar pembantu utang dagang, register voucher, register cek, dan buku besar
umum. Perhatian auditor dalam siklus pengeluaran adalah bahwa kewajiban kurang
dinyhatakan (understated) secara material pada laporan keuangan karena transaksitransaksi yang tidak dicatat. Dengan memeriksa file-file ini, auditor dapat
mempeeroleh bukti pembelian persedeiaan persediaan yang tidak dicatat sebagai
kewajiban.
e) Kontrol Akses
Akses Langsung. Dalam siklus pengeluaran, suatu perusahaan harus mengontrol
akses ke aktiva seperti kas dan persediaan. Perhatian control ini pada dasarnya sama
dengan siklus pendapatan. Kontrol askes langsung meliputi kunci, alarm, dan akses
terbatas ke area-ares yang berisi persediaan dan kas.
Akses Tidak Langsung. Suatu perushaan harus membatasi akses ke dokumen dokumen yang mengontrol akitiva fisiknya. Dengan dokumen pendukung yang
tepat, transaksi fraud dapat dilakukan agar kelihatan valid menurut sistem tersebut
dan akhirnya dibayar.
f) Verifikasi Independen
Verifikasi Independen oleh Utang Dagang. Departemen utang dagang berperan
penting dalam verifkasi pekerjaan yang dilakukan oleh pihak lain dalam sistem ini.
Salinan-salinan dokumen sumber kunci mengalir ke departemen ini untuk diperiksa
dan dibandingkan. Setiap dokumen berisi fakta-fakta unik tentang transaksi
pembelian, di mana petugas administrasi utang dagang harus merekonsiliasi
sebelum perusahaan mengakui suatu kewajiban. Dalam hal ini meliputi:
1. Permintaan pembelian, yang menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan
persediaan dan bahwa transaksi tersebut diotorisasi.
2. Pesanan pembeliian, yang menunjukkan bahwa agem pembelian hanya
memerlukan persediaan dari pemasok yang sah. Dokumen ini harus
direkonsiliasikan dengan permintaan pembelian.
3. Laporan penerimaan, yang merupakan bukti penerimaan fisik barang, kondisi
mereka dan jumlah yang diterima, rekonsiliasi dokumen ini dengan dua
dokumen sebelumnya menandakan bahwa organisasi memilik kewajiban yang
sah.
4. Faktur pemasok, yang menyediakan informasi keuangan yang diperlikan untuk
mencatat kewajiban tersebut sebagai utang dagang. Petugas utang dagang
memverifikasi bahwa haga dalam faktur itu masuk akal dibandingkan dengan
harga yang diharapkan dari pesana pembelian.
Verifikasi Independen oleh Departemen Buku Besar Umum. Departemen buku
besar umum menyediaka verifikasi independen lainnya dalam system tersebut.
Departemen ini menerima voucher jurnal dari kontrol persediaan, utang dagang,
dan pengeluaran kas. Dari angka-angka rangkuman ini, petugas administrasi buku
besar umum memverifikasi bahwa total kewajiban dicatat sama denga total
persediaan yang diterima dan bahwa total pengurangan utang dagang sama denga
total pengeluaran kas.
C. Prosedur Pembelian Otomatis dengan Menggunakan Teknologi
Pemerosesan Batch
Pemerosesn Batch adalah data yang akan diproses dikumpulkan dan
disimpan dulu sampai terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak atau sampai
pada saat yang ditentukan secara priodik serta untuk memproses transaksi rutin
yang volumenya cukup besar.
Pemrosesan Batch adalah sistem pengolahan data secara berkelompok yang
dilakukan secara periodik.
Gambar 11. Sistem Pembelian Batch
Gambar 12. Lanjutan
Kegiatan yang dapat ditangani oleh sistem batch processing, diantaranya :
1. Departemen Pemerosesan Data: Langkah 1
Proses pembelian dimulai dalam departemen pemerosesan data, dimana
fungsi kontrol persediaan dilakukan. Siklus pendapatan (dalam perusahaan retail)
atau siklus konversi (dalam perusahaan manufaktur) pada lenyataannya diawal
dengan kegiatan ini. Ketika persediaan dikurangi oleh penjualan ke pelanggan atau
idgunakan dalam produksi, system menentukan jika item-item yang dipengaruhi
dalam file buku besar persediaan telah sampai pada titik pemesanan kembali.
Record tersebut berisi nomor item persediaan, keterangan item, jumlah yang
dipesan, dan harga unit standar, dan nomor pemasok dari pemasok utama. Informasi
yang diperlukan untuk membuat record permintaan pembelian dipilih dari record
buku besar pembantu persediaan. Record buku besar pembantu persediaan
kemudian ditandai “Dalam Pemesanan” untuk menghindari item tersebut dipesan
kembali sebelum item tersebut dikirim.
Pada akhir hari, sistem tersebut mensortir file permintaan terbuka menurut
nomor pemasok dan mengkonsolidasi item-item majemuk dari pemasok yang sama
ke satu permintaan. Selanjutnya, informasi yang dikirim ke pemasok diambil dari
file pemasok sah untuk memperoduksi dokumen permintaan pembelian. Salinansalinan dokumen ini dikirim ke prosedur manual dalam departemen pembelian dan
utang dagang.
Departemen Pembelian
Suatu program komputer mengidentifikasi keperluan persediaan dan
menyiapkan permintaan pembelian tradisional sehingga memungkinkan agen
pembelian memverifikasi transaksi pembelian sebelum menempatkan pesanan.
Sebagian perusahaan menggunakan teknik ini untuk menguangi risiko
menempatkan pesanan yang tidak perlu dengan pemasok karena kesalahan
komputer. Namun demikian, intervensi manual seperti itu membuat proses
pemesanan tertunda. Jika kontrol komputer mencukupi untuk menghindari atau
mendeteksi kesalahan pembelian, maka prosedur pemesanan yang lebih efisien
dapat diterapkan.
Sistem ini menyiapkan dokumen pesanan pembelian dan mengirimkannya
ke departemen pembelian untuk diperiksa dan ditandatangani agen pembelian
kemudian mengirimkan pesanan pembelian yang sudah disetuji ke pemasok dan
mendistribusikan salinannya ke pemakai internal lainnya.
Sistem komputer dari perusahaan penjual dan pembeli dihubungkan oleh
jalur telokumnikasi khusus. Pembeli dan penjual merupakan pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian perdagangan di mana seluruh proses pemesana
diotomatisasi dan tidak dihalangi oleh intervensi manusia. Tahap otorisasi dan
pemesanan dala proses tersebut dikonsolidasi dan dilakukan oleh sistem komputer.
Dokumen permintaan pembelian dalam sistem ini tidak diperlukan dan tidak
diproduksi. Namun demikian, record permintaan akan tetap ada di disket atau pita
magnetis untuk dipakai sebagai jejak audit.
2. Departemen Pemerosesan Data: Langkah 2
Pesanan pembelian digunakan untuk menciptakan record pesanan pembelian
terbuka dan untuk mentransfer record korepondensinya dalam file permintaan
pembelian terbuka ke file permintaan pembelian tertutup.
Departemen Penerimaan
Ketika barang-barang diterima dari pemasok, petugas penerimaan
menyiapkan laporan penerimaan. Salinan dokumen dikirim ke bagian pembelian,
utang dagang, dan pemerosesan data.
3. Departemen Data: Langkah 3
Departemen pemerosesan data menjalankan pekerjaan batch yang mengupdate file buku besar pembantu persediaan dari laporan penerimaan dan
memindahkan tanda “Dalam Pemesanan” dari record persediaan. Sistem ini
menghitung total batch dari bukti tanda terima persediaan untuk perosedur update
buku besar umum dan kemudian menutup record korespondensi dalam file pesanan
pembelian terbuka ke file pesanan pembelian tertutup.
Utang Dagang
Ketika petugas administrasi utang dagang menerima faktur pemasok, ia
merekonsiliasikannya dengan dokumen pendukung yang sebelumnya ditempatkan
dalam file penundaan utang dagang. Petugas itu kemudian menyiapkan satu
voucher, menyimpannya dalam file voucher terbuka, dan mengirimkan salinan
voucher itu ke pemerosesan data.
4. Departemen Pemerosesan Data: Langkah 4
Suatu program batch memvalidasi record voucher dari file pemasok sah,
menambahnya ke register voucher, dan menyiapakan total batch untuk memposkan
akun kontrol utang dagang ke dalam buku besar umum.
Prosedur Pengeluaran Kas
1) Departemen Pemerosesan Data
Setiap hari, system tersebut men-scan field Tanggal Jatuh Tempo dari
register voucher untuk jatuh tempo setiap item. Cek-cek dicetak untuk item-item
tersebut, dan setiap cek dicatat dalam register cek (jurnal pengeluaran kas). Nomor
cek dicatat dalam register voucher untuk menutup voucher dan mentransfer itemitem tersebut ke file utang dagang tertutup. Cek-cek tersebut, bersama dengan daftar
transaksi, dikirimkan ke departemen pengeluaran kas. Pada akhir hari, total batch
dari utang dagang terbuka dan tertutup, kenaikan persediaan, dan pengeluaran kas
diposkan ke kontrol dagang, kontrol persediaan, dan akun kas dalam buku besar
umum. Total dari utang dagang tertutup dan pengeluaran kas harus sama.
2) Departemen Pengeluaran Kas
Petugas administransi pengeluaran kas merekonsiliasi cek-cek tersebut
dengan daftar transaksi dan menyerahkan bagian cek yang dapat dinegosiasi ke
manajemen untuk ditandatangani. Cek-cek tersebut kemudian dikirmkan ke
pemasok. Satu salinan dari tiap cek tersebut dikirim ke bagian utang dagang dan
salinan lainnya disimpan di bagian pengeluaran kas bersama dengan daftar
transaksi.
Gambar 14. Prosedur Pemesanan Persediaan Alternatif
3) Utang Dagang
Ketika menerima salinan cek, petugas administrasi utang dagang
mencocokkan mereka dengan voucher terbuka dan mentransfer item-item tertutup
ini ke file voucher tertutup. Proses siklus pengeluaran diakhiri dilangkah ini.
D. Sistem Rekayasa Teknologi Pembelian/Pengeluaran Kas
Tugas utang dagang untuk merekonsiliasi dokumen pendukung dengan
faktur pemasok merupakan ekstensif tenaga kerja dan biaya. Contoh bagaimana
rekayasa teknologi terhadap proses pengehematan secara signifikan. Ford Motor
Company mempekerjakan lebih dari 500 petugas administrasi di departemen utang
dagang North America-nya. Analisi fungsi menunjukkan bahwa sebagian besar
waktu petugas tersebut ditujukan untuk merekonsiliasi perbedaan antara faktur
pemasok, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian. Langkah pertama untuk
memecahkan masalah ini untuk mengubah lingkunan bisnis. Ford memulai
perjanjian dagang dengan para pemasok di mana mereka setuju menentukan di
muka syarat-syarat perdagangan, seperti harga, kuantitas yang akan dikirimkan,
diskon, dan waktu tunggu. Dengan demikan, sumber-sumber pebedaan dikurangi,
Ford melakuka rekayasa teknologi atas arus kerja yang mengambil keuntungann
dari lingkungan yang baru.
Pemerosesan Data
Tugas-tugas berikut ini dilakukan secara otomatis:
1. File persediaan dicari untuk item-item yang mencapai titik pemesana kembali.
2. Sebuah record dimasukkan ke file permintaan pembelian untuk setiap item
yang diisi kembali.
3. Permintaan kemudian dikonsolidasi menurut nomor pemasok.
4. Informasi yang dikirim ke pemasok diambil dari file pemasok sah.
5. Pesanan pembelian disiapkan dan ditambahka ke file pesanan pembelian
terbuka.
6. Suatu daftar transaksi dari pesana pembelian kemudian dikirim ke departemen
pembelian untuk diperiksa.
a) Departemen Penerimaan
Ketika barang-barang diterima, petugas administrasi menerima mengakses
file pesanan pembelian secara real-time dengan memasukkan nomor pesanan
pembelian yang diambil dari slip pengemasannya. Petugas itu segera memasukkan
kuantitas yang diterima dari tiap item pada pesanan pembelian
Gambar 15. Rekayasa Teknologi terhadap Sistem Pembelian atau Pengeluaran
Kas
b) Permrosesan Data
Tugas-tugas berikut ini dilakukan secara otomatis dalam system:
1. Kuantitas item yang diterima dicocokan dengan record pesanan pembelian
terbuka, dan suatu nilai “Y” ditepatkan dalam field logika untuk
menunjukkan penerimaan persediaan.
2. Satu record ditambahkan ke file laporan penerimaan.
3. Record dalam buku besar pembantu persediaan di-update untuk
merefleksikan penerimaan item0item persediaan tersebut.
4. Akun kontrol persediaan di buku besar umum di-update.
5. Record dipindahkan dari file pesanan pembelian terbuka dan ditambahkan
ke file utang dagang terbuka, dan tanggal jatuh tempo pembayaran
ditetapkan.
Setiap hari, field Tanggal Jatuh Tempo dari record utang dagang dicek untuk
item-item yang jatuh tempo, untuk dibayarkan. Prosedur berikut ini dilakukan itemitem tertentu.
1.
Cek dicetak, ditandatangani, dan didistribusikan ke ruang surat menyurat
untuk dikirimkan ke pemasok.
2.
Pembayaran dicatat di file register cek.
3.
Item yang dibayarkan ditransfer dari file utang dagang terbuka ke file utang
dagang tertutup.
4.
Akun utang dagang dan lkas di buku besar umum di-update.
5.
Laporan yang merinci transaksi-transaksi ini dikirimkan melalui terminal ke
deoartemen utang dagang dan pengeluaran kas untuk diperiksa dan disimpan
oleh manajemen.
Faktur pemasok tidak memberikan informasi yang kritikal yang tidak dapat
diambil dari laporan penerimaan. Dengan menghilangkan sumber petensial selisih
ini, Ford mampu menghilangkan tugas rekonsilisasi faktur pemasok dengan
dokumen pendukung untuk mayoritas transaksi pembelain. Akibat usaha rekayasa
teknologi ini, Ford mempu mengurangi staf utang dagangnya dari 500 menjadi 125
orang.
E. Implikasi Kontrol
Isu-isu kontrol teknologi yaitu yang berkenaan dengan penggunaan file
sekuensial versus file akses langsung pada dasarnya umum.
a. Sistem Otomatis
Perbaikan Kontrol Persediaan. Keuntungan paling besar dari sistem (batch)
otomasis dibandingkan dengan system manual adalah system ini meningkatkan
kemampuan untuk mengatur kebutuhan persediaan. Akhirnya, risiko menumpuk
persediaan yang berlebih atau kehabisan persediaan dapat dikurangi. Peraturan
otorisasi yang mengatur transaksi pembelian dikonsolidsikan dengan program
komputer. Kesalahan program atau model persediaan yang cacat dapat
menyebabkan perusahaan tiba-tiba dibanjiri oleh persediaan atau kehabisan
persediaan.
Manajemen Kas yang Lebih Baik. Jenis sistem ini memprosmosikan manajemen
kas yang efektif dan men-scan file voucher setiap hari untuk jatuh tempo setiap
item sehingga menghindari pembayaran yang terlalu cepat dan pembayaran yang
lewat jatuh tempo. Selain itu, dengan menulis cek secara otomatis, perusahaan
mengurangi
biaya
tenaga
kerja,
menghemat
waktu
pemrosesan,
dan
mempromosikan akurasi.
Sebagai suatu kontrol terhadap pembayaran-pembayaran yang tidak
diotorisasi,
semua
data
masuk
dalam
file
voucher
divalidasi
dengan
membandingkan nomor pemasok pada voucher dengan file pemasok sah.
Perusahaan sering kali menetapkan batas materialitas untuk penulisan cek. Cek-cek
yang jumlahnya di bawah batas tersebut ditandatangani secara otomatis, dan cek
yang jumlahnya diatas batas tersebut ditandatangani oleh manajer yang diberik
otorisasi atau bendahara.
Jeda Waktu, jeda waktu terjadi saat kedatangan barang-barang di departemen
penerimaan dan pencatatan penerimaan persediaan di file psersediaan. Bergantung
pada jenis sistem pesanan penjualan yang dipakai, jeda waktu ini dapat
mempengaruhi penjualan secara negatif. Karena jeda waktu inilah, petugas
administrasi penjualan tidak tahu status pesediaan saat ini, dan dapat kehilangan
penjualan.
Penghambat Kelancaran Pembelian. Dalam sistem batch hipotesis ini,
departemen pembelian langsung terlibat dengan semua keputusan pembelian. Untk
kebanyakan perusahaan, hal ini menciptakan perkerjaan tambahan yang
memperpanjang jeda waktu dalam proses pemesanan. Sejmlah besar pembelian
rutin dapat di otomatisasi. Dengan membebaskan agen pembelian dari kerja rutin,
seperti menyiapkan pesanan pembelian dan mengirimnya ke para pemasok,
perhatian dapat dipusatkan ke masalah-masalah pesanan, dan staf pembelian dapat
dikurangi.
Dokumen Kertas yang Berlebihan. Sistem batch dasar dipenuhi dengan kertas.
Semua depratmen operasi menciptakan dokumen, yang dikirimkan ke pemerosesan
data, yang kemudian dikonversi oleh pemerosesan data ke media magnetis.
Sejumlah biaya terkait dengan dokumen kertas, karena harus dibeli dan dokumen
disimpan, ditangani oleh kurir surat internal, dan dikonversi oleh personel
pemerosesan data.
b. System Rekayasa Teknologi
System ini menunjukkan banyak kelemahan operasional yang ditemukan
dala sistem batch dasar. Khususnya, perbaikan dalam sistem ini adalah: (1)
menggunakan prosedur real-time dan file akses langsung untuk mempersingkat
jeda waktu dalam mencatat pembukuan, (2) menghapus prosedu manual rutin
melalui otomatisasi, dan (3) mencapai pengurangan yang signifikan dalam
dokuman kertas dengan menggunakan komunikasi elektronik di antara departemen
dan dengan menyimpan record di media akses langsung. Namun demikian,
perbaikan operasionalnya memiliki implikasi kontrol berikut ini.
Pemisahaan Tugas. System ini mengganti pemisahan fundamental antara otorisasi
dan pemrosesan transaksi. Untuk mengkompensasi ekspodur ini, sistem
menyediakan manajemen dengan daftar transaksi rinci dan laporan rangkuman.
Dokumen-dokumen ini menjalskan tindakan otomatis yang dilakukan oleh sistem
dan memungkinkan manajemen untuk melihat kesalahan dan peristiwa-peristiwa
yang tidak biasa yang memerlukan investigasi.
Record Akuntansi dan Kontrol Akses. Sistem ini mempertahankan record
akuntansi eksklusif pada disket magnetis. Akses yang tidak diotorisasi ke record
magnetis membawa pada konsekuensi yang sama seperti askes ke dokumen
sumber, jurnal-jurnal, dan buku besar dalam lingkungan manual. Organisasi dapat
menerapkan sejumlah teknik fisik dan perangkat lunak untuk memberikan kontrol
akses yang memadai. Sebagian teknik membutuhkan biaya besar, dan manajemen
harus menjustifikasi biaya-biaya ini terhadap manfaat yang diharapkan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi merupakan proses mengumpulkan, menggolongkan,
mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan dikomunikasikan hasilnya dalam
bentuk laporan keuangan perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dapat diartikan sebagai system yang
dibangun
untuk
mempermudah
pelaksanaan
pembelian
dengan
mengotomatisasikan atau mengkomputerisasikan keseluruhan maupun beberapa
bagian dari proses pembelian tersebut disertai dengan pengendalian atau control
atas system komputerisasi tersebut.
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas terdapat system akuntansi pokok yang
biasa digunakan dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas yaitu Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas dengan cek dan Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan uang
tunai melalui dana kas kecil.
Penerapan sistem pengeluaran kas pada perusahaan sangatlah penting,
mengingat kas digunakan untuk membiayai biaya operasional perusahaan. Kas
merupakan aset yang mudah berubah dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas
merupakan alat pembayaran yang selalu siap sedia untuk digunakan. Untuk dapat
terlaksananya pengendalian yang baik, pihak manajemen harus mampu menetapkan
tanggung jawab dan tiap pegawai juga harus mampu melaksanakan tanggung jawab
untuk setiap tugas yang diberikan.
Sistem
informasi
akuntansi
terkomputerisasi
juga
mengalami
perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai macam software akuntansi yang dapat membantu pengelolaan
data transaksi keuangan suatu perusahaan.
Daftar Pustaka
Hall, James A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 3. Jakarta: Salemba
4.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Edisi ke 3. Jakarta: Salemba 4.
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Academia. (2012), “Sistem dan Prosedur Pembelian Barang DAG.”
https://www.academia.edu/19603783/SISTEM_DAN_PROSEDUR_PEMBELIA
N_BARANG_DAG (Diakses 20 April 2019)
DocPlayer.
(2019),
“Pengantar
Sistem
Informasi
Akuntansi.”
https://docplayer.info/33682685-Pengantar-sistem-informasi-akuntansi.html
(Diakses 20 April 2019)
Scribd. (2017), “Pembelian Berbasis Komputer dan Aplikasi Pengeluaran
Kas.”
https://www.scribd.com/doc/228105458/Pembelian-Berbasis-Komputer-
Dan-Aplikasi-Pengeluaran-Kas (Diakses 21 April 2019)
Download