Uploaded by User80269

1261-1-9878-1-10-20170904

advertisement
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1553-1562
e-ISSN: 2548-964X
http://j-ptiik.ub.ac.id
Implementasi Logika Fuzzy untuk Purwarupa Pengkondisian AC dan
Lampu Otomatis pada Sebuah Ruangan
Nana Amalia Mulia1, Mochammad Hannats Hanafi2, Issa Arwani3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Seiring bertambahnya tahun, kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat. Setiap bangunan baik
gedung atau rumah rata-rata memiliki peralatan elektronik, seperti lampu. Selain itu, AC termasuk
peralatan cukup mahal dengan daya listrik yang cukup besar. Peralatan elektronik tentunya
memerlukan energi listrik. Namun, biasanya hanya menggunakan prinsip on-off. Hal ini tentu
mengakibatkan berkurangnya masa pakai peralatan tersebut, membuang energi listrik dan
menyebabkan kondisi suhu ruangan menjadi tidak terkendali. Pada penelitian ini dibuat sistem
pengkondisian nyala AC dan lampu otomatis menggunakan logika Fuzzy Sugeno. Sistem ini
menggunakan input cahaya dari sensor LDR, suhu dan kelembaban dari sensor DHT11, dan
pergerakan dari sensor PIR HC-SR501. Selanjutnya, diproses menggunakan mikrokontroller Arduino
Uno dan hasilnya berupa angka ditampilkan pada LCD. Perancangan logika Fuzzy terdiri dari tahap
fuzzifikasi, yaitu dilakukannya pembentukan himpunan tiap variabel input, inferensi yaitu tahap
pembentukan rule, dan defuzzifikasi yaitu tahap penentuan hasil. Implementasi logika Fuzzy terdiri
dari tahap pembuatan kode program untuk menghitung derajat keanggotaan variabel cahaya, suhu,
kelembaban, kode program untuk mencari nilai α-predikat tiap rule, terakhir, kode program untuk
mencari nilai z yang dilakukan dua kali, untuk kondisi AC dan lampu. Tingkat keberhasilan logika
Fuzzy dilakukan dengan membandingkan nilai output sistem dengan MATLAB. Rata-rata akurasi
output AC yaitu 97,21%, sedangkan lampu 93,75%.
Kata kunci: AC, lampu, otomatis, logika Fuzzy
Abstract
As the year increase, the demand for electricity increase. Every building either mansion or house
mostly has electronic equipment, such as light. Besides, AC is quite expensive of electronic equipment
which the electrical power required is quite large. Electronic equipment certainly requires electrical
energy. However, it usually only uses the on-off principle. It is certainly can reduce the lifetime of
equipments, waste the electrical energy, and cause the room temperature condition become
uncontrollable. In this study made conditioning system of automatic AC and light using Fuzzy Sugeno
logic. The system using input of light from LDR sensor, temperature and humidity from DHT11
sensor, and movement from PIR HC-SR501 sensor. Next, using Arduino Uno microcontroller to
process and the result is numeric which displayed on LCD. Design of Fuzzy logic consist of
fuzzification, which is forming Fuzzy set of input variables, inference is the step to forming set of rules,
and defuzzification is the step to determine the results. Implementation of Fuzzy logic consist of made
program code to calculate the membership degree from input variables of light, temperature, and
humidity, next, program code to find α-predicate value of each rules, and the last, program code to
find z value which done twice, for AC and light condition. The success rate of Fuzzy logic is done by
comparing the output value of system with MATLAB. The accuracy average of AC output is 97.21%,
while the light is 93.75%.
Keywords: AC, light, automatic, Fuzzy logic
tenaga listrik semakin meningkat. Pada tahun
2013 dan tahun 2016 kebutuhan tenaga listrik
nasional berturut-turut adalah sebesar 190 TWh
1. PENDAHULUAN
Dengan bertambahnya tahun, kebutuhan
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
1553
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
dan 232 TWh, dengan sektor rumah tangga
pada kedua tahun tersebut masih mendominasi
dengan pangsa lebih dari 41%. Sedangkan
sektor industri mempunyai pangsa dikisaran
34%, diikuti oleh sektor komersial 24%, dan
sektor transportasi 0,1%. Selama periode 2013
s.d. 2050, kebutuhan tenaga listrik total di
semua sektor diperkirakan akan terus
meningkat secara signifikan hingga lebih dari
10 kali, yaitu akan mencapai 2.008 TWh pada
tahun 2050 atau tumbuh sebesar 6,6% per tahun
(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
2015).
Peralatan elektronik memerlukan energi
listrik. Namun, biasanya peralatan ini hanya
menggunakan
prinsip
on-off.
Kegiatan
menyalakan
dan
mematikan
peralatan
elektronik sering dinilai merepotkan dan
mengganggu pekerjaan sehingga menyebabkan
peralatan tersebut terus menyala tanpa
dimatikan.
Ini
tentu
berakibat
pada
berkurangnya masa pakai peralatan tersebut,
juga akan membuang-buang energi listrik dan
menyebabkan kondisi suhu dalam ruangan
menjadi tidak terkendali. (Tarigan, 2015)
AC adalah salah satu peralatan elektronik
yang berfungsi sebagai pendingin suhu udara di
ruangan. AC termasuk peralatan cukup mahal
dengan daya listrik yang dibutuhkan juga cukup
besar. Selain itu, peralatan yang dimiliki setiap
bangunan baik gedung atau rumah adalah
lampu, benda yang berfungsi sebagai
penerang/pencahayaan.
Lampu
dapat
menghasilkan cahaya jika dialiri arus listrik.
Sehingga kedua peralatan ini sangat baik untuk
digunakan secara efisien.
Salah satu penelitian yang menjadi dasar
penelitian ini adalah milik Pilipus Tarigan et al.
yang berjudul Implementation of A Mamdani
Fuzzy Logic Controller for Building
Automation Using Electronic Control Based on
AT89S51. Penelitian tersebut melakukan
otomatisasi AC, TV, dan lampu pada suatu
bangunan dengan kontroller logika Fuzzy
Mamdani
menggunakan
mikrokontroller
AT8951. Input variabel didapat dari cahaya,
suhu, dan pergerakan orang. Penelitian milik
Pilipus Tarigan menggunakan mikrokontroller
jenis AT8951 dan pada jurnal tersebut tidak
disebutkan jenis sensor yang digunakan.
Sedangkan, pada penelitian ini penulis
menggunakan mikrokontroller Arduino Uno
R3. Arduino Uno R3 adalah revisi ketiga atau
versi terakhir dari Arduino Uno. Arduino
didukung oleh software Arduino IDE yang
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1554
mempunyai library cukup lengkap. Arduino
Uno dapat langsung digunakan dengan
melakukan koneksi kabel jumper dengan cara
mencolokkan ke pin yang ada pada Arduino
Uno, lalu koneksi ke PC secara langsung
dengan menghubungkan kabel USB ke PC dan
Arduino Uno juga memiliki power jack.
Pada penelitian ini penulis melakukan
pengkondisian atau pengkontrollan suhu AC
dan cerah lampu menggunakan logika Fuzzy
dengan output berupa LCD. Logika Fuzzy
adalah logika yang memiliki derajat
keanggotaan dalam rentang 0 hingga 1, berbeda
dengan logika digital/diskrit yang hanya
memiliki dua nilai yaitu 0 atau 1. Logika Fuzzy
dapat mengolah nilai yang tidak pasti seperti
“sangat”, “sedikit”, dan “kurang lebih”
(Budiharto, 2014). Dalam bidang kontrol,
logika Fuzzy menjadi sangat popular, karena
umumnya proses kontrol logika Fuzzy
sederhana
untuk
merealisasikan
atau
mewujudkan strategi kontrol manusia, dimana
kontrol konvensional sangat bergantung pada
model matematis yang sesuai (Oltean, 2017).
Berdasarkan latar belakang yang telah
disampaikan, penulis melakukan penelitian
mengenai “Implementasi Logika Fuzzy untuk
Purwarupa Pengkondisian AC dan Lampu
Otomatis pada Sebuah Ruangan”. Sistem ini
akan melakukan pengkondisian suhu AC dan
cerah lampu menggunakan mikrokontroller
Arduino Uno R3 dengan input dari sensor
cahaya, suhu, kelembaban, dan pergerakan atau
ada/tidaknya orang di ruangan tersebut dan
hasilnya ditampilkan pada LCD.
2. DASAR TEORI
2.1 Logika Fuzzy
Fuzzy logic pertama kali diperkenalkan
oleh Lotfi A. Zadeh. Fuzzy berarti samar/tidak
jelas. Fuzzy logic memiliki derajat keanggotaan
dalam rentang 0 hingga 1, berbeda dengan
logika digital/diskrit yang hanya memiliki dua
nilai yaitu 0 atau 1. Fuzzy logic dapat mengolah
nilai yang tidak pasti seperti “sangat”, “sedikit”,
dan “kurang lebih”. Komputer tidak mengerti
nilai asli dari kata-kata tersebut, sehingga
dengan Fuzzy logic, komputer dapat mengolah
ketidakpastian tersebut untuk memutuskan
sesuatu yang membutuhkan kepintaran manusia
dalam penalaran (Budiharto, 2014).
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
2.2 Arduino Uno
Arduino/Genuino Uno adalah papan
mikrokontroler
berbasis
ATmega328P,
memiliki 14 pin input/output digital (6 pin
dapat digunakan sebagai output PWM), 6
analog input, koneksi USB, power jack, ICSP
header
dan
tombol
reset.
Untuk
menggunakannya
dilakukan
dengan
menghubungkan ke komputer menggunakan
kabel USB atau power dengan adapter AC ke
DC atau juga baterai. Arduino/Genuino Uno
dapat diprogram menggunakan Software
Arduino (IDE). Uno berarti satu dalam bahasa
Italia dan dipilih untuk menandai perilisan
Software Arduino (IDE) 1.0. Uno board adalah
yang pertama dalam seri papan Arduino USB
(Arduino, 2017).
2.3 Sensor LDR
LDR digunakan untuk mengubah energi
cahaya
menjadi
energi
listrik.
Resistansi/hambatan LDR berubah seiring
dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam keadaan gelap, resistansi
LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang
sebesar 1kΩ atau kurang (Budiharto, 2008).
Waktu respon/komunikasi LDR adalah 2030ms.
2.4 Sensor DHT
DHT adalah sensor pendeteksi suhu dalam
satuan C dan kelembaban dalam satuan %.
Salah satu jenis sensor DHT adalah DHT11.
Sensor ini menghasilkan sinyal digital suhu dan
kelembaban yang sudah dikalibrasi. Ini
menggunakan teknologi akuisisi digital dari
sensor suhu dan kelembaban. Koneksi dengan 8
bit mikrokontroller chip tunggal memberikan
sensor kualitas yang sangat baik, respon yang
cepat, kemampuan anti macet/gangguan.
Konsumsi power cukup rendah, supply
tegangan 5V dan maksimum arus rata-rata
0.5mA. Waktu komunikasi kurang dari 3ms
(Zhou, 2012). Range pengukuran suhu adalah
0-50oC dengan error ±2oC dan kelembaban
dengan range 20-90% RH dengan ±5% RH
error.
2.5 Sensor PIR
Sensor PIR atau sensor gerak mendeteksi
radiasi/sinar infrared yang dipancarkan oleh
objek yang melewatinya. Berdasarkan prinsip
fisika, semua benda yang memiliki suhu panas
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1555
akan memancarkan radiasi dengan tingkat
sesuai suhunya. Sensor ini bekerja dengan
membandingkan intensitas sinar infrared yang
diterima dari objek yang melewatinya dengan
intensitas sinar infrared sebelumnya (Cook,
2015). Jarak deteksi maksimum sensor ini
sampai 7m.
2.6 LCD
LCD adalah display elektronika yang
berfungsi sebagai penampil suatu data baik
karakter, huruf, atau angka. Menurut Purnama
(2012),
dalam
modul
LCD
terdapat
mikrokontroller yang berfungsi sebagai
pengendali
tampilan
karakter
LCD.
Mikrokontroller pada suatu LCD dilengkapi
dengan memori dan register. Pin atau jalur
input dalam suatu LCD diantaranya adalah pin
data, pin RS (Register Select), pin R/W (Read
Write), pin E (Enable), dan pin VLCD. Jumlah
karakter tulisan pada LCD ada berbagai macam,
seperti 16x2 yang artinya terdiri dari 2 baris
dengan 16 karakter per barisnya, ada juga 16x4,
20x2, 20x4, 24x2, dll.
3. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
3.1 Gambaran Umum Sistem
Sistem ini menggunakan input yang
berasal dari tiga sensor yaitu LDR, DHT, dan
PIR. LDR untuk mendeteksi cahaya ruangan,
DHT untuk mendeteksi suhu dan kelembaban
ruangan, dan PIR untuk mendeteksi pergerakan
orang dalam ruangan. Hasil input atau masukan
dari ketiga sensor kemudian diproses dengan
menggunakan logika Fuzzy di Arduino Uno.
Logika Fuzzy yang digunakan adalah jenis
Sugeno. Output pada sistem ini berupa LCD,
yang akan menampilkan kondisi AC dan lampu.
AC dalam keadaan off atau seberapa tinggi atau
rendah suhunya, dan lampu dalam keadaan
padam atau seberapa terang atau redup cahaya
lampunya. Diagram blok sistem dapat dilihat
pada Gambar 1.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
1556
bersamaan seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 1. Diagram blok sistem
3.2 Perancangan Sistem
Perancangan
sistem
terdiri
dari
perancangan perangkat keras dan perancangan
perangkat lunak.
Gambar 2 menunjukkan diagram alir
sistem. Sistem mendapat input dari sensor
LDR, DHT, dan PIR. Apabila PIR mendeteksi
adanya pergerakan maka sistem melakukan
perhitungan logika Fuzzy. Pertama adalah
proses
fuzzifikasi,
yaitu
dilakukannya
pembentukan himpunan tiap varibel input,
kemudian inferensi menggunakan metode MIN,
dan defuzzifikasi, yaitu penentuan hasil/output
menggunakan metode Weighted Average.
Gambar 3. Perancangan rangkaian komponen sistem
Pada Gambar 3, LDR dihubungkan dengan
resistor kemudian pin data sensor LDR
dihubungkan ke pin A0 Arduino Uno.
Selanjutnya, pin data DHT11 dihubungkan ke
pin D2 Arduino Uno, dan pin data PIR HCSR501 dihubungkan ke pin D4 Arduino Uno.
Sedangkan untuk LCD I2C, pin SDA
dihubungkan ke pin A4 Arduino Uno, pin SCL
dihubungkan ke pin A5 Arduino Uno yang
merupakan pin default LCD I2C ke Arduino
Uno.
Gambar 4 menunjukkan perancangan
prototipe, LCD diletakkan di bagian depan atas
untuk mempermudahkan user melihat output
sistem. LDR dan DHT11 diletakkan pada
bagian tengah, dan PIR diletakkan pada bagian
samping.
Gambar 4. Perancangan prototipe
Gambar 2. Diagram alir sistem
Perancangan perangkat keras terdiri dari
perancangan rangkaian komponen sistem dan
perancangan prototipe. Sensor LDR, DHT, PIR,
dan LCD dihubungkan ke Arduino Uno secara
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Perancangan perangkat lunak menjelaskan
perancangan logika Fuzzy, terdiri dari
fuzzifikasi, inferensi, dan defuzzifikasi. Dimulai
dari sistem mendapat input dari sensor berupa
cahaya, suhu, dan kelembaban. Kemudian
dilanjutkan dengan menghitung derajat
keanggotaan tiap variabel, yaitu cahaya, suhu,
dan
kelembaban.
Selanjutnya,
sistem
menghasilkan output derajat keanggotaan dari
tiap-tiap variabel tersebut.
Gambar
5
menunjukkan
fungsi
keanggotaan variabel cahaya, terdiri dari 5
kondisi yaitu sangat gelap, gelap, normal,
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
terang, dan sangat terang. Selanjutnya dapat
digunakan
untuk
menghitung
derajat
keanggotaannya.
Gambar 5. Fungsi keanggotaan variabel cahaya
Gambar 6 adalah fungsi keanggotaan
variabel suhu, terdiri dari 3 kondisi yaitu
dingin, normal, dan panas. Selanjutnya dapat
digunakan
untuk
menghitung
derajat
keanggotaannya.
Gambar 6. Fungsi keanggotaan variabel suhu
Gambar 7 merupakan fungsi keanggotaan
variabel kelembaban yang terdiri dari 3 kondisi
yaitu kering, normal, dan basah. Selanjutnya
dapat digunakan untuk menghitung derajat
keanggotaannya.
1557
keanggotaan yaitu off, rendah, dan tinggi.
Masing-masing keanggotaan diwakili oleh
suatu nilai yang menunjukkan keadaan AC atau
nilai suhu AC. Off diwakili nilai 0 atau AC
dalam keadaan off, rendah diwakili nilai 17C,
dan tinggi diwakili nilai 25C. Sedangkan,
variabel output lampu memiliki tiga fungsi
keanggotaan yaitu off, redup, normal, dan
terang. Masing-masing keanggotaan diwakili
oleh suatu nilai yang menunjukkan keadaan
lampu atau nilai kecerahan lampu. Off diwakili
nilai 0 atau lampu dalam keadaan off/padam,
redup diwakili nilai 40%, normal diwakili nilai
70%, dan terang diwakili nilai 100%. Nilai ini
merupakan nilai z yang digunakan pada
masing-masing rule.
Tahap terakhir adalah defuzzifikasi.
Defuzzifikasi mengambil input dari output
proses sebelumnya, inferensi, berupa nilai αpredikat
dan
z
masing-masing
rule.
Defuzzifikasi dilakukan dengan menjumlahkan
perkalian α-predikat dan z masing-masing rule
untuk AC maupun lampu, lalu membaginya
dengan penjumlahan α-predikat pada semua
rule.
3.3 Implementasi Sistem
Implementasi
sistem
terdiri
dari
implementasi perangkat keras dan perangkat
lunak. Implementasi perangkat keras dilakukan
dengan menghubungkan seluruh komponen ke
Arduino Uno sehingga dapat dijalankan secara
bersamaan, dapat dilihat pada Gambar 8.
Hubungan pin yang digunakan seperti yang
dijelaskan pada perancangan sistem.
Gambar 7. Fungsi keanggotaan variabel kelembaban
Tahap kedua adalah inferensi, Proses
inferensi mengambil input dari output
fuzzifikasi berupa derajat keanggotaan variabel
cahaya, suhu, dan kelembaban. Dari derajat
keanggotaan dicari nilai α-predikat berupa nilai
minimumnya dari masing-masing rule,
sehingga pada tahap inferensi dilakukan
pembentukan rule. Kemudian, dilanjutkan
dengan mencari nilai z dari masing-masing rule.
Nilai z dari masing-masing rule didapat dari
output masing-masing rule dengan masingmasing kondisi diwakili oleh suatu nilai.
Variabel output AC memiliki tiga fungsi
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 8. Implementasi rangkaian komponen
sistem
rangkaian
komponen
sistem dipasang pada prototipe. Sehingga,
Selanjutnya,
terlihat
pada
Gambar
implementasi
prototipe
komponen sistem.
9
dan
merupakan
rangkaian
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
1558
No
Gambar 9. Implementasi prototipe dan rangkaian
komponen sistem
Pada implementasi perangkat lunak
dilakukan
penulisan
kode
program
menggunakan Arduino IDE untuk melakukan
pembacaan nilai cahaya menggunakan LDR,
pembacaan nilai suhu dan kelembaban
menggunakan
DHT11,
mengetahui
ada/tidaknya pergerakan menggunakan PIR,
dan perhitungan logika Fuzzy. Untuk
perhitungan logika Fuzzy terdiri dari penulisan
kode program untuk menghitung derajat
keanggotaan
variabel
cahaya,
suhu,
kelembaban, kode program untuk mencari nilai
α-predikat pada tiap rule dengan fungsi min
untuk mencari nilai minimum, dan kode
program untuk mencari nilai z yang dilakukan
dua kali, pertama untuk mencari nilai z pada
AC dan yang kedua pada lampu.
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
4.1 Pengujian Sensor LDR
Pengujian sensor LDR bertujuan untuk
mengetahui seberapa akurat sensor LDR dalam
mendeteksi cahaya. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai cahaya dari
sensor LDR dengan lux meter. Lux meter yang
digunakan adalah tipe LX-1010B dari FUYI.
Dilakukan sebanyak 20 kali pengujian.
Perubahan cahaya pada pengujian dilakukan
dengan memberi cahaya dari lampu senter pada
LDR dan lux meter. Tabel 1 merupakan tabel
pengujian sensor LDR dan Gambar 10
merupakan grafik perbandingan pembacaan
LDR dengan lux meter.
Tabel 1. Akurasi pembacaan cahaya pada LDR
dengan lux meter
No
1
2
3
4
Nilai
Cahaya
pada LDR
(Lux)
160
103
112
172
Nilai Cahaya
pada Lux
Meter
(Lux)
219
77
79
197
Akurasi
(%)
73,06
66,23
58,23
87,31
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai
Nilai Cahaya
Cahaya
pada Lux
pada LDR
Meter
(Lux)
(Lux)
121
182
117
127
116
88
104
74
123
118
134
124
225
166
136
97
150
260
106
120
114
123
144
139
113
139
182
244
119
136
123
158
Rata-Rata
Akurasi
(%)
66,48
92,13
68,18
59,46
95,76
91,94
64,46
59,79
57,69
88,33
92,68
96,40
81,29
74,59
87,5
77,85
76,97
Gambar 10. Perbandingan pembacaan cahaya pada
LDR dengan lux meter
Dari hasil pengujian yang dilakukan
seperti terlihat pada Tabel 1 menunjukkan ratarata akurasi pengujian LDR adalah 76,97%.
Pada Gambar 13 dapat dilihat di beberapa titik
pengujian LDR memiliki akurasi yang baik,
tetapi pada titik pengujian lainnya juga terdapat
perbedaan hasil pembacaan yang cukup jauh.
Hal ini dapat disebabkan akurasi dari sensor
yang cukup rendah, juga pemberian cahaya atau
penyinaran lampu senter yang tidak seimbang
pada LDR dan lux meter pada saat pengujian.
4.2 Pengujian Sensor DHT11
Pengujian sensor DHT11 bertujuan untuk
mengetahui seberapa akurat sensor DHT11
dalam mendeteksi suhu dan kelembaban.
Pengujian
ini
dilakukan
dengan
membandingkan nilai suhu dan kelembaban
dari sensor DHT11 dengan thermohygrometer.
Thermohygrometer yang digunakan berasal dari
Odatime model TH101. Dilakukan sebanyak 20
kali pengujian. Hasil pengujian untuk nilai suhu
sensor DHT11 dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 11.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
1559
Tabel 2. Akurasi pembacaan suhu pada DHT11
dengan thermohygrometer
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai Suhu
Nilai Suhu
pada
pada
ThermoDHT11
hygrometer
(C)
(C)
25
29
25
30
26
30
26
30
26
30
27
30
27
31
27
31
29
31
28
31
29
31
29
30
25
31
25
31
25
30
23
25
23
25
23
25
22
25
24
22
Rata-Rata
No
Akurasi
(%)
86,21
83,33
86,67
86,67
86,67
90
87,10
87,10
93,55
90,32
93,55
96,67
80,65
80,65
83,33
92
92
92
88
91,67
88,41
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai
Kelembaban
pada
Thermohygrometer
(%)
74
76
72
76
72
76
77
76
77
76
77
72
61
60
61
58
61
54
60
52
59
49
59
48
60
48
60
47
60
47
Rata-Rata
Nilai
Kelembaban
pada
DHT11
(%)
Akurasi
(%)
97,37
94,74
94,74
98,68
98,68
93,06
98,33
94,83
87,04
84,62
79,59
77,08
75
72,34
72,34
90,16
Gambar 12. Perbandingan pembacaan kelembaban
pada DHT11 dengan thermohygrometer
Gambar 11. Perbandingan pembacaan suhu pada
DHT11 dengan thermohygrometer
Sedangkan, hasil pengujian untuk nilai
kelembaban sensor DHT11 dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Gambar 12.
Tabel 3. Akurasi pembacaan kelembaban pada
DHT11 dengan thermohygrometer
No
Nilai
Kelembaban
pada
DHT11
(%)
1
2
3
4
5
77
77
78
79
79
Nilai
Kelembaban
pada
Thermohygrometer
(%)
81
80
79
78
76
Setelah dilakukan pengujian nilai suhu dan
kelembaban menggunakan DHT11 dan
thermohygrometer terlihat pada Gambar 14 dan
15 bahwa DHT11 memiliki pola hampir sama
seperti thermohygrometer. Pada Gambar 15
dalam mendeteksi kelembaban DHT11
menunjukkan akurasi yang lebih baik pada 13
awal pengujian daripada 7 pengujian
selanjutnya. Pada Tabel 2 dan 3 menunjukkan
rata-rata akurasi dari 20 kali pengujian yaitu
88,41% untuk suhu dan 90,16% untuk
kelembaban. Hal ini menunjukkan tingkat error
DHT11 lebih sedikit saat mendeteksi
kelembaban daripada suhu.
4.3 Pengujian Sensor PIR
Akurasi
(%)
95,06
96,25
98,73
98,72
96,05
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Pengujian sensor PIR bertujuan untuk
mengetahui seberapa akurat sensor PIR dalam
mendeteksi pergerakan orang. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan kondisi
High atau ada pergerakan dari sensor PIR
dengan kondisi nyata di tempat uji. Dilakukan
sebanyak 20 kali pengujian. Hasil pengujian
sensor PIR dapat dilihat pada Tabel 4.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Tabel 4. Akurasi pembacaan pergerakan pada PIR
dengan pergerakan manual
Nilai
Pergerakan
pada PIR
Nilai
Pergerakan
Manual
1
Tidak Ada
Tidak Ada
2
Ada
Tidak Ada
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
17
Tidak Ada
Ada
18
19
20
Ada
Ada
Ada
No
Ada
Ada
Ada
Rata-Rata
1560
Tabel 5. Akurasi output AC pada sistem
dengan MATLAB
Input
Kesesuaian
Sesuai
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Akurasi
Cahaya
(Lux)
Suhu
(C)
1
362
28
2
541
29
69
20,64
19,5
94,15
3
310
29
69
20,64
19,5
94,15
4
557
29
68
20,63
19,5
94,21
5
414
26
71
22,52
24
93,83
6
405
26
73
22,75
24
94,79
7
131
27
72
21,75
22,8
95,39
8
119
26
71
22,37
24
93,21
9
262
30
72
17,0
17
100
10
423
30
70
17,0
17
100
11
420
26
70
22,49
24
93,71
12
330
30
75
17,0
17
100
13
326
27
74
22,01
22,8
96,54
14
329
27
74
21,95
22,8
96,27
15
393
27
74
21,91
22,8
96,10
16
246
27
74
22,05
22,8
96,71
17
606
27
74
22,31
22,8
97,85
18
586
27
74
22,31
22,8
97,85
19
182
29
70
20,73
19,5
93,69
20
181
28
71
21,0
21,4
98,13
21
178
28
72
21,17
21,4
98,93
22
678
29
71
20,38
19,5
95,49
23
273
25
73
25,0
25
100
24
508
25
74
25,0
25
100
25
542
25
74
25,0
25
100
26
530
28
75
21,36
21,4
99,81
27
485
24
79
21,63
22
98,32
28
589
24
80
21,82
22
99,18
29
362
25
79
25,0
25
100
30
603
25
79
25,0
25
0%
0%
100%
100%
100%
90%
Hasil pengujian sensor PIR pada Tabel 4
menunjukkan sensor PIR memiliki akurasi yang
baik yaitu dengan rata-rata akurasi 90% dari 20
kali pengujian. Terdapat dua output PIR yang
tidak sesuai yang dapat disebabkan adanya
delay 1 detik sehingga jika gerakan terlalu cepat
maka tidak terdeteksi oleh PIR. Selain itu, PIR
dalam sistem ini juga menggunakan repeatable
trigger yang membuat kondisi terus High jika
masih terdeteksi ada gerakan sampai tidak ada
gerakan barulah kondisi PIR berubah menjadi
Low, sehingga jika user sedang melakukan
gerakan kemudian tidak bergerak beberapa
detik kemudian bergerak lagi maka kondisi PIR
masih dalam keadaan High walaupun user tidak
bergerak beberapa detik.
Rata-Rata
4.4 Pengujian Logika Fuzzy Beserta Output
Pengujian logika Fuzzy beserta output
bertujuan untuk mengukur kinerja sistem yang
dibuat. Pengujian ini dilakukan sebanyak 30
kali dengan membandingkan output dari sistem
yang dibuat dengan output dari MATLAB.
Hasil pengujian perhitungan logika Fuzzy
beserta output ditunjukkan pada Tabel 5 untuk
output AC dan 6 untuk output lampu. Gambar
13 menunjukkan grafik perbandingan output
AC pada sistem dengan MATLAB, sedangkan
Gambar 14 adalah grafik output lampu.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Akuras
i AC
(%)
No
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Output
AC di
AC di
Siste
MATm
LAB
(C)
(C)
21,0
21,4
Kelem
baban
(%)
70
Gambar 13. Perbandingan output AC pada
sistem dengan MATLAB
98,13
100
97,21
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Tabel 6. Akurasi output lampu pada sistem
dengan MATLAB
Input
No
Cahaya
(Lux)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
362
541
310
557
414
405
131
119
262
423
420
330
326
329
393
246
606
586
182
181
178
678
273
508
542
530
485
589
362
603
Kelem
Suhu
baban
(C)
(%)
28
70
29
69
29
69
29
68
26
71
26
73
27
72
26
71
30
72
30
70
26
70
30
75
27
74
27
74
27
74
27
74
27
74
27
74
29
70
28
71
28
72
29
71
25
73
25
74
25
74
28
75
24
79
24
80
25
79
25
79
Rata-Rata
Output
Lamp
u di
Siste
m (%)
0,0
0,0
20,0
0,0
0,0
0,0
85,0
85,89
28,02
0,0
0,0
14,2
17,79
17,36
0,0
45,80
0,0
0,0
61,10
63,62
65,69
0,0
28,87
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Lampu
di MATLAB
(%)
0
0
18,6
0
0
0
87,6
92,4
35,7
0
0
11,4
12,9
11,8
0
41,6
0
0
67,2
67,6
68,8
0
31,8
0
0
0
0
0
0
0
Akuras
i
Lampu
(%)
100
100
92,47
100
100
100
97,03
92,95
78,49
100
100
75,44
62,09
52,88
100
89,90
100
100
90,92
94,11
95,48
100
90,79
100
100
100
100
100
100
100
93,75
Gambar 14. Perbandingan output lampu pada
sistem dengan MATLAB
Perbedaan output sistem dengan MATLAB
dari 30 pengujian, pada Tabel 5 dan 6
menunjukkan AC memiliki rata-rata akurasi
97,21% lebih tinggi daripada lampu yaitu
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1561
93,75%, yang berarti kinerja sistem pada AC
lebih baik daripada lampu. Nilai output yang
berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan
penulisan range. Pada sistem yang dibuat, di
Arduino IDE penulis membuat range tiap
variabel untuk nilai batas awal dan akhir
dengan nilai kurang dari (≤) dan lebih dari (≥)
sedangkan di MATLAB tiap variabel harus
memiliki range yang jelas untuk nilai batas
awal dan akhir.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah penelitian
serta hasil implementasi, pengujian dan analisis
yang dilakukan dalam penelitian ini, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Perancangan
logika
Fuzzy
untuk
pengkondisian AC dan lampu otomatis ini
terdiri dari tiga tahap, yaitu fuzzifikasi,
inferensi, dan defuzzifikasi. Tahap inferensi
sistem ini menggunakan metode MIN, dan
defuzzifikasi
menggunakan
metode
Weighted
Average.
Penelitian
ini
menggunakan logika Fuzzy Sugeno.
2. Implementasi
logika
Fuzzy
untuk
pengkondisian AC dan lampu otomatis di
Arduino Uno dilakukan setelah tahap
perancangan logika Fuzzy, terdiri dari tiga
tahap yaitu pembuatan kode program untuk
menghitung derajat keanggotaan variabel
cahaya, suhu, dan kelembaban, selanjutnya
kode program untuk mencari nilai αpredikat pada tiap rule, terakhir, kode
program untuk mencari nilai z yang
dilakukan dua kali, pertama untuk kondisi
AC dan yang kedua untuk lampu.
3. Tingkat keberhasilan logika Fuzzy untuk
pengkondisian AC dan lampu otomatis
dilakukan dengan membandingkan nilai
output sistem dengan nilai output pada
MATLAB. Rata-rata akurasi output AC
yaitu 97,21% sedangkan lampu 93,75%,
yang berarti kinerja sistem pada AC lebih
baik daripada lampu. Nilai output yang
berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan
penulisan range. Pada sistem yang dibuat,
di Arduino IDE penulis membuat range
tiap variabel untuk nilai batas awal dan
akhir dengan nilai kurang dari (≤) dan lebih
dari (≥) sedangkan di MATLAB tiap
variabel harus memiliki range yang jelas
untuk nilai batas awal dan akhir. Rata-rata
akurasi untuk masing-masing sensor adalah
76,97% untuk LDR dalam mendeteksi
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
cahaya, sensor DHT11 memiliki akurasi
88,41% dalam mendeteksi suhu dan
90,16% dalam mendeteksi kelembaban, dan
sensor PIR memiliki akurasi 90% dalam
mendeteksi pergerakan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Alfina, Z. 2014. Rancang Bangun Embedded
System Penyiraman Otomatis pada
Tanaman Hias Menggunakan Logika
Fuzzy. S1. Universitas Brawijaya.
Arduino. n.d. Arduino/Genuino UNO. [online]
Tersedia
di:
<https://www.arduino.cc/en/Main/Ardu
inoBoardUno> [Diakses 27 Mei 2017]
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
2015. Outlook Energi Indonesia (OEI)
2015. Jakarta: Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Energi.
Budiharto, W. 2008. 10 Proyek Robot
Spektakuler (p. 4). Elex Media
Komputindo.
Budiharto, W., & Suhartono, D. 2014. Artificial
Intelligence Konsep dan Penerapannya.
Jakarta: CV. Andi Offset .
Caldo, Rionel Belen, et al. 2015. Design and
Development
of
Fuzzy
Logic
Controlled Dimming Lighting System
Using Arduino Microcontroller. IEEE
Xplore Digital Library.
Cook, Diane J., & Krishnan, N. C. 2015.
Activity
Learning:
Discovering,
Recognizing, and Predicting Human
Behavior from Sensor Data (p. 12). [ebook] Canada: Wiley. Tersedia di:
Google Books <booksgoogle.com>
[Diakses 16 Maret 2017]
Emant. n.d. Measure Light Intensity using Light
Dependent Resistor (LDR). [online]
Tersedia
di:
<http://emant.com/316002.page>
[Diakses 17 Juli 2017]
J Jiuqiang, F., Jiang, B., & Yang, X. 2016.
Design and Management Methods of
Smart
Home
Human-Computer
Relationship. IEEE Xplore Digital
Library.
Kusumadewi, S., & Purnomo, H. 2013. Aplikasi
Logika Fuzzy untuk Pendukung
Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nugroho, M. S. 2011. Miniatur Pengaturan
Intensitas Cahaya Lampu LED Sebagai
Otomatisasi Penerangan Jalan Umum
Menggunakan Kontroler Logika Fuzzy.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1562
S1. Universitas Brawijaya.
G. & Ivanciu, L. N. 2017.
Implementation of a Fuzzy LogicBased
Embedded
System
for
Temperature Control. IEEE Xplore
Digital Library.
Purnama, A. 2012. LCD (Liquid Cristal
Display).
[online]
Tersedia
di:
<http://elektronika-dasar.web.id/lcdliquid-cristal-display/> [Diakses 16
Maret 2017]
Purnama, A. 2014. Kendali Logika Fuzzy.
[online]
Tersedia
di:
<http://elektronikadasar.web.id/kendali-logika-fuzzy/>
[Diakses 15 Maret 2017]
Setiawan, E. 2016. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). [online] Tersedia di:
<http://kbbi.web.id/otomatisasi>
[Diakses 10 Maret 2016]
Tarigan, P., Sinurat, S., & Sinambela, M. 2015.
Implementation of A Mamdani Fuzzy
Logic
Controller
for
Building
Automation Using Electronic Control
Based on AT89S51. IEEE Xplore
Digital Library.
Zaki, D. M. 2016. Otomatisasi Terang Lampu
pada Smart Home Dalam Rangka
Efisiensi Energi. S1. Universitas
Brawijaya.
Zhou, Y., et al. 2012. Wireless Temperature &
Humidity Monitor and Control. IEEE
Xplore Digital Library.
Oltean,
Download