Nama : Musthafa Hadji NIM : 19201241034 Prodi / Kelas : PBSI / A 2019 Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam Resume : BAB 13 – Islam dan Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM Banyak ahli yang memberikan konsep dasar mengenai HAM. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, HAM didefinisikan sebagai hak yang mempunyai perlindungan secara internasional yang tertuang dalam Declaration of Human Right (Deklarasi PBB) seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memliki, serta hak untuk mengeluarkan pendapat.Dengan kata lain keempat komponen tersebut harus dilindungi oleh negara tetapi jangan lupakan seperti yang sudah saya katakakan di atas, maka antara hak dan kewajiban harus seimbang. B. HAM Internasional dan Indonesia Perkembangan HAM di Eropa Barat di mulai sejak abad ke 17 yang secara tertulis dimulai dengan ditandatangani perjanjian Magna Charta di Inggris pada Tahun 1215 antara Raja Jonh dengan sejumlah kaum bangsawan Inggris. Setelah perang dunia ke II menimbulkan keinginan untuk merumuskan HAM secara universal yang kemudian pada Tahun 1948 lahirlah Universal Declaration of Human Right yang merupakan produk kerja dari Commission on Human Right (Komisi Hak Asasi Manusia) yang didirikan oleh PBB pada Tahun 1946. Formulasi sejarah HAM di atas hampir sama dengan apa yang sudah dirumuskan oleh para ulama terdahulu. Sesungguhnya jauh sebelum HAM yang dideklarasikan oleh PBB dalam Universal Declaration of Human Right pada piagam PBB, Islam sudah menjunjung tinggi tentang nilai-nilai tentang HAM yaitu, tindakan politis untuk menyusun masyarakat Madinah yang tertuang ke dlam Piagam Madinah dan yang masuk didalam fatwa terakhir Nabi Muhammad pada peristiwa Haji Wada’ yang terjadi 1400 tahun yang lalu seperti yang dikutip oleh Hatamar Rasyid (2017: 3-4). Di sini sudah jelas bahwa jauh sebelum tonggak sejarah HAM dari Barat umat muslim sudah mempunyai tonggak sejarah HAM terlebih dahulu. Selain itu apabila kita mencermati Piagam Madinah maka di situ bukan hanya terdapat hak tetapi juga terdapat kewajibankewajiban yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang disebut di dalam Piagam Madinah. Pada sejarah HAM di dalam Islam adalah keseimbangan antara Hak dan Kewajiban yang bisa dilihat dari isi Piagam Madinah. Dengan demikian, terdapat keadilan di dalam kehidupan bermasyarakat dan aan terdapat saling menghargai satu sama lain yang hal ini berbeda dengan konsep HAM dari barat yang hanya fokus ke dalam hak individu saja. C. HAM di Indonesia Perjuangan HAM di Indonesia dimulai pada saat masa penjajahan Belanda yang pada waktu itu masayarakat dibagi menjadi tiga strata sosial. Pembedaan strata sosial tersebut mempunyai implikasi yang luas yang terjadi di masyarakat. Terdapat diskriminasi di segala bidang baik diskriminasi politik, ekonomi, sosial, dan hukum. Pembagian strata sosial tersebut di bagi menjadi tiga, yaitu masyarakat Eropa sebagai kelas pertama, masyarakat Timut Asing (China, India Arab) sebagai kelas dua, dan masyarakat pribumi sebagai masyarakat kelas tiga. Munculnya diskriminasi tersebut telah membuat pertentangan harkat dan martabat manusia sebagai makluk Tuhan yang sederajat. Kondisi semacam inilah yang telah membuat para pejuang Bangsa Indonesia mengangkat senjata. Di era reformasi ini HAM semakin gencar ditegakan meskipun masih terdapat kekurangan di dalam penegakannya, namun aturan untuk HAM semakin dipertegas di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia hasil dari amandemen yang pasal-pasal mengenai HAM ditambah serta dipertegas lagi ke dalam undang-undang yang dikeluarkan oleh rezim reformasi. Pengaturan perlindungan HAM di Indonesia sudah banyak namun seperti yang sudah saya katakan di atas bahwa pengakan HAM masih belum seratus persen tuntas. Selain itu jauh sebelum peraturan perundang-undangan tersebut dibuat meskipun di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen sudah terdapat pasal jaminan tentang HAM, namun terdapat banyak kasus pelangaran HAM yang sampai sekarang belum bisa dituntaskan. Pelanggaran HAM tersebut antara lain: 1. Peristiwa Tanjung Priok (1984); 2. Kasus pembunuhan Marsinah (1993); 3. Peristiwa Trisakti (12 Mei 1988); 4. Penculikan Aktivis Pro Demokrasi (1997-1998); 5. Tragedi Semanggi I (13 November 1998); 6. Tragedi Semanggi II (24 September 1999); 7. Kasus Pembunuhan Munir (7 September 2004). Kasus-kasus tersebut sekarang ini seperti tidak pernah bisa diselesaikan dan semakin ngambang tanpa kejelasan. Begitu dahsyatnya HAM dalam aspek kehidupan manusia namun masih banyak terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh sesama manusia. Sebagai pembelajaran kepada kita agar kita senantiasa menghargai hak-hak orang lain dan juga kita harus menajalankan kewajiban kita sebagai umat manusia dengan sebaik mungkin agar negara tidak chaos.