Uploaded by User79989

MAKALAH

advertisement
MAKALAH TEKNOLOGI NANO
KARBON NANOTUBE
Dosen Pengampu: Wisnu Pambudi, M.Sc.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Alifia Rindi Safira
(1803036)
Fa’islam Dinullah
(1803041)
Dewi Kumala
(1803049)
Rizka Irma Dwi A.
(1803058)
Ahmad Naufal Z.
(1803060)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET DAN PLASTIK
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2020
I.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Mengetahui dan memahami tentang karbon nanotube.
b. Mengetahui macam-macam karbon nanotube dan kegunaannya.
c. Mengetahui dan memahami pembentukan karbon nanotube.
d. Mengetahui dan memahami sifat-sifat karbon nanotube.
II.
Isi
A. Karbon nanotube
Karbon nanotube atau Carbon Nanotube (CNT) adalah nanomaterial
yang berasal dari bidang graphene yang memiliki berbagai sifat kimia dan fisik
yang menarik. Karbon nanotube merupakan alotrop karbon yang memiliki
struktur nano yang dapat dideskripsikan sebagai lembaran grafit setebal 1 atom
yang digulung menyerupai silinder dan memiliki diameter dengan orde
nanometer. Lembaran tersebut memiliki struktur seperti sarang lebah
(honeycomb) yang terdiri dari ikatan-ikatan atom karbon (Poole, 2003).
Gambar 1. Struktur tiga dimensi karbon
nanotube
Salah satu keunikan dalam struktur ini adalah kelebihannya dalam hal
kekuatan, sifat keelektrikannya, dan juga sifat dalam penghantaran panas yang
baik. Struktur carbon nanotube yang unik memungkinkannya memiliki sifat
kenyal, daya regang, dan stabil dibandingkan struktur carbon lainnya.
Kelebihannya ini dapat dimanfaatkan dalam pengembangan struktur bangunan
yang kuat, struktur kendaraan yang aman, dan lainnya. Hal ini dikarenakan
carbon nanotube memiliki ikatan sp3 menyerupai struktur di grafit. Ikatan ini
lebih kuat dibandingkan dengan struktur ikatan sp2 yang dimiliki oleh intan.
Dengan demikian secara alami carbon nanotube akan membentuk ikatan yang
sangat kuat (Pandey, 2016).
B. Macam-macam Karbon Nanotube
Berdasarkan jumlah dindingnya, karbon nanotube dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu Single Walled Carbon Nanotube (SWCNT) dan
Muliple Walled Carbon Nanotube (MWCNT).
1. Single Walled Carbon Nanotube (SWCNT)
SWCNT terdiri dari lapisan karbon silinder tunggal dengan diameter
dalam kisaran 0,4-2 nm, tergantung suhu sintesisnya. Struktur ini memiliki
diameter kurang lebih 1 nanometer dan memiliki panjang hingga ribuan kali
dari diameternya. Struktur SWCNT dapat dideskripsikan menyerupai
sebuah lembaran panjang struktur grafit (disebut graphene) yang tergulung.
Umumnya SWCNT terdiri dari dua bagian dengan properti fisik dan kimia
yang berbeda. Bagian pertama adalah bagian sisi dan bagian kedua adalah
bagian kepala. SWCNT memiliki beberapa bentuk struktur berbeda yang
dapat dilihat apabila struktur tube dibuka.
Gambar 2. Struktur SWCNT dapat berupa Armchair (a), Zigzag (b),
dan Chiral (c)
Gambar 3. Struktur SWCNT secara vektor
Pada gambar 3 terlihat cara lembaran grafit (graphene) dilipat dapat
dijabarkan oleh chiral vector Ch yang direpresentasikan oleh pasangan (n,m).
n dan m menunjukkan jumlah unit vektor di antara 2 vektor di dalam crystal
lattice dari graphene. Jika m=0 maka struktur SWCNT dinamakan struktur
zigzag. Jika n=m maka struktur SWCNT dinamakan struktur armchair.
Selebihnya dinamakan struktur chiral. Perbedaan dalam chiral vector akan
menyebabkan perbedaan sifat struktur, misalnya sifat struktur terhadap
cahaya, kekuatan mekanik, dan konduktivitas elektrik. SWCNT memiliki
sifat keelektrikan yang tidak dimiliki oleh struktur MWCNT. Hal ini
memungkinkan pengembangan struktur SWCNT menjadi nanowire karena
SWCNT dapat menjadi konduktor yang baik (Klump,2006).
Beberapa kegunaan dari SWCNT adalah sebagai berikut:

Sebagai aditif dalam polimer (plastik) untuk meningkatkan kekuatan
dan konduktivitas listrik pada saat bersamaan

Sebagai katalis dalam beberapa reaksi kimia untuk reaksi yang lebih
terkontrol dan hasil terbaik

Sebagai pemancar medan elektron

Sebagai bahan yang lebih efisien untuk tampilan panel datar

Sebagai tabung pengisi gas di jaringan telekomunikasi

Untuk penyerapan dan perisai elektromagnetik

Sebagai pengganti anoda baterai litium konvensional

Sebagai komposit tabung nano, dibuat dengan melapisi atau mengisi

Sebagai probe nano, untuk EFM, STM, AFM dan pemberian obat-obat
2. Muliple Walled Carbon Nanotube (MWCNT)
MWCNT terdiri dari beberapa silinder koaksial, masing-masing terbuat
dari satu lembar grafem yang mengelilingi inti berongga. Diameter luar
MWCNT berkisar antara 2-100 nm, sedangkan diameter dalam berkisar
antara 1-3 nm, dan panjangnya satu sampai beberapa mikrometer.
Hibridisasi sp2 di MWCNT, awan elektron yang terdelokalisasi di sepanjang
dinding yang dihasilkan bertanggung jawab untuk interaksi antara lapisan
silinder yang berdekatan di MWCNT yang menghasilkan cacat berupa
kurang fleksibel dan lebih struktural. Struktur MWCNT dapat dibagi
menjadi dua kategori berdasarkan pengaturan lapisan grafitnya: satu
memiliki struktur seperti perkamen yang terdiri dari lembaran graphene
yang digulung di sekitarnya dan yang lainnya dikenal sebagai model boneka
Rusia dimana lapisan lembaran graphene disusun dalam struktur konsentris
(Madani,2011).
Gambar 4. Struktur MWCNT
MWCNT memiliki sifat yang penting karena memiliki sifat yang
menyerupai SWCNT dengan chemical resistance yang lebih baik. Hal ini
dikarenakan pada SWCNT hanya memiliki 1 lapis dinding sehingga apabila
terdapat ikatan C=C yang rusak maka akan menghasilkan lubang di SWCNT
dan hal ini akan mengubah sifat mekanik dan elektrik dari ikatan SWCNT
tersebut. Sedangkan pada MWCNT masih terdapat 1 lapisan lagi di dalam
yang akan mempertahankan sifatnya.
Beberapa contoh kegunaan dari MWCNT adalah sebagai berikut:

Penggunaan MWCNT dalam baterai dapat menggandakan daya
penyimpanan.

Dalam sel surya, karena sel surya berbasis MWCNT memiliki
menara setinggi 100 mikrometer, yang secara komparatif menyerap
lebih banyak sinar matahari, sehingga memastikan pembangkit listrik
yang jauh lebih tinggi.

Dalam transistor, di mana ukurannya bisa sangat diperkecil lebih jauh,
menghasilkan versi elektronik yang lebih kompak dan mikro - nanoelektronik.

Untuk layar panel datar, sebagai merek elektronik global, Samsung,
telah membuat tampilan emisi lapangan dengan garis-garis MWCNT
pada katoda, dan garis-garis ITO berlapis fosfor pada anoda.

Dalam hal penyimpanan energi yang lebih baik, MWCNT adalah
kapasitor elektrokimia yang lebih kuat dibandingkan dengan bentuk
karbon lainnya.
C. Metode Pembuatan Karbon Nanotubes
Terdapat beberapa cara dalam pembentukan nanotube, namun secara
umum yang banyak digunakan adalah metode pelepasan bunga api (arc
discharge), CVD (Chemical Vapour Deposition), dan laser ablation.
a. Metode Arc Discharge
Metode ini menggunakan 2 buah batang carbon yang diletakkan saling
berhadapan pada ujungnya dan dipisahkan sejarak kurang lebih 1 mm.
Ruang yang terpisah ini kemudian dialiri gas seperti Helium dan Argon pada
tekanan rendah (50-700 mbar).Kemudian arus listrik sebesar 50-100 A dan
tegangan 20 volt diberikan sehingga menciptakan perubahan suhu yang
tinggi di antara ujung elektroda sehingga akan terjadi penguapan di ujung
batang tersebut.
Kemudian proses
ini
akan dilanjutkan dengan
pembentukkan lapisan oleh uap dari penguapan batang tersebut pada ujung
batang lainnya. Peristiwa ini dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Proses pembentukan karbon nanotube
dengan metode Arch Discharge
Pada proses ini dapat terbentuk 2 buah struktur yaitu SWCNT dan
MWCNT. Bilamana diinginkan hasilnya SWCNT maka pada anoda
didoping dengan katalis logam seperti Fe, Co, dan Ni. Kuantitas dan kualitas
dari nanotube tergantung dari beberapa parameter seperti konsentrasi logam
yang digunakan, tekanan gas, jenis gas, dan berbagai parameter lainnya.
Sedangkan pada MWCNT tidak menggunakan doping seperti halnya proses
pembentukan SWCNT. Namun dalam proses pembentukan MWCNT akan
terbentuk berbagai bahan lain yang tidak diinginkan. Bila diusahakan benarbenar murni maka akan MWCNT yang terbentuk akan kehilangan
strukturnya dan dinding struktur yang tidak teratur.
b. Metode CVD (Chemical Vapour Deposition)
Metode ini telah ada sejak tahun 1959 namun baru dipakai sejak tahun
1993 untuk proses pembentukan nanotube. Pada proses ini carbon disiapkan
dengan lapisan partikel logam katalis, seperti nikel, kobalt, besi, atau
kombinasinya dan dikondisikan pada suhu sekitar 700 oC. Sementara itu 2
jenis gas, yaitu gas untuk proses seperti ammonia, nitrogen, hydrogen dan
sebagainya serta gas yang mengandung carbon seperti acetylene, ethylene,
ethanol, methane, dan sebagainya, dialirkan ke dalam proses.
Gambar 6. Reaktor pembentukan karbon
nanotube metode CVD
c. Metode Laser Ablation
Metode ini menggunakan laser untuk menguapkan grafit pada suhu
1200 oC. Ruangan tempat berlangsungnya proses ini akan diisi dengan gas
helium atau argon dan dijaga tetap pada tekanan 500 Torr. Pada keadaan ini
maka akan terbentuk uap yang kemudian dengan cepat akan kembali dingin.
Keadaan ini akan menyebabkan terbentuknya atom dan molekul carbon dan
akan terbentuk kelompok yang besar. Kelompok-kelompok ini kemudian
akan tumbuh menjadi single-wall carbon nanotube. Kondisi yang
menggambarkan peristiwa ini digambarkan pada gambar 7.
Gambar 7. Metode Laser Ablation
D. Sifat-sifat Karbon Nanotube
a. Konduktivitas Listrik dan Panas
Sifat keelektrikan yang dimiliki oleh carbon nanotube ditentukan oleh
struktur yang dimilikinya. Struktur ini menyangkut diameter dan bagaimana
tube ”digulung” menjadi karbon nanotube. Bilamana mengacu pada gambar 3,
maka untuk karbon nanotube (n,m), bila n-m adalah kelipatan dari 3 maka
karbon nanotube tersebut bersifat konduktor, dan selain itu bersifat
semikonduktor. Sehingga untuk struktur armchair akan selalu bersifat logam
(n=m). Karbon nanotube memiliki densitas arus listrik 1000 kali lebih besar
daripada logam seperti perak dan tembaga. Ketika karbon nanotube bersifat
sebagai konduktor, karbon nanotube memiliki konduktivitas yang sangat tinggi.
Diperkirakan pada saat karbon nanotube bersifat sebagai konduktor maka ia
mempunyai konduktivitas listrik sebesar 1 milyar Ampere per 1 cm2 . Hal ini
tidak mungkin terjadi pada bahan tembaga karena akan terjadi panas yang dapat
melelehkan tembaga. Pada karbon nanotube tidak akan terjadi panas yang tinggi
karena hambatan yang rendah. Karbon nanotube juga memiliki konduktivitas
panas yang baik. Hal ini yang kemudian karbon nanotube diberi sebutan
ballistic
conduction.
Karbon
nanotube
memiliki
kemampuan
untuk
mentransmisikan 6000 W/m/K di suhu ruangan (pada tembaga hanya 385
W/m/K). Selain itu nanotube tetap stabil hingga suhu 2800 oC di ruang hampa
udara dan sekitar 750 -C di udara bebas.
b. Kekuatan Mekanik
Nanotube memiliki modulus elastik dan sifat peregangan yang sangat baik.
Sifat ini karena ikatan sp2 yang dimiliki oleh karbon nanotube ini. Tipe
MWCNT dapat menangani hingga 63 GPa regangan yang diberikan padanya
(pada baja carbon terbaik saat ini hanya mampu menahan peregangan hingga
1.2 GPa). Sedangkan modulus elastik yang dimiliki oleh nanotube dapat
mencapai 1 TPa. Saat ini telah diketahui pula nanotube memiliki kekuatan
hingga 48462 kN.m/kg (dibandingkan baja karbon terbaik hanya 154 kN.m/kg).
Gambar 8. Perbandingan sifat mekanik
karbon dan fiber grafit
c. Sifat Vibrasi
Atom memiliki pola getaran yang kontinue dan periodik. Pada MWCNT,
dimana beberapa karbon nanotube saling terpola satu di dalam yang lain,
memperlihatkan bahwa pada lapisan yang di dalam akan bergetar sedemikian
hingga mendekati pola gerakan yang berputar sempurna tanpa adanya gesekan
dengan lapisan di atasnya. Pendekatan ini kemudian dapat dikembangkan
menjadi motor dalam skala nanometer. Pergetaran ini sangat ditentukan oleh
diameter dari karbon nanotube.
III.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Klumpp C, Kostarelos K, Prato M, Bianco A.
Functionalized carbon nanotubes as emerging nanovectors
for the delivery of therapeutics, Biochem Biophys Acta
2006; 1758:404-412.
C. P. Poole Jr., F. J. Ourens, Introduction to Nanotechnology, 2003, New Jersey, pp.1,
116,123
Madani SY, Naderi N, Dissanayake O, Tan A, Seifalian
AM. A new era of cancer treatment: carbon nanotubes as
drug delivery tools. Int J Nanomedicine. 2011; 6(1):29632979.
Download