Uploaded by hasbyrinaldi

BAB I METLIT

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi hidrogen telah menjadi banyak perhatian, karena berpotensi sebagai
sumber energi alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil
(Antoniadou and Lianos, 2009), menjanjikan, bersih (green technology), serta
dapat mengurangi pencemaran lingkungan (Strataki dkk, 2007). Banyak cara telah
dikembangkan Fujishima dan Honda pada tahun 1972 untuk memecah molekul air
dan menghasilkan hidrogen, seperti fotoelektrokimia ataupun metode fotokatalitik
dengan semikonduktor. Metode fotoelektrokimia dianggap terlalu sulit dan mahal
untuk dikonstruksi, sehingga biaya yang dibutuhkan akan lebih besar daripada
nilai produk H2 yang dihasilkan (Fujishima dkk,2007).
Oksida logam yang digunakan dalam fotokatalitik dengan semikonduktor
antara lain TiO2 (Sreethawong et al., 2005), ZnO/ZnS(Sang et al., 2012) , SrTiO3
(Qin et al., 2007), N-NaTaO3 (Liu et al., 2011), danSr. TiO2, memiliki aktivitas
yang paling baik untuk dekomposisi air menjadi H2 dan O2 di bawah irradiasi sinar
ultraviolet (UV) dan iradiasi cahaya tampak.
TiO2 memiliki berbagai keunggulan, terutama untuk aplikasi produksi hidrogen
dari air (Radecka M, 2008), dan sering dipakai untuk mendegradasi polutan,
menyerap sinar pada daerah panjang gelombang 365–410 nm (Chen, 2009),
memiliki kestabilan yang tinggi, ketahanan terhadap korosi, ketersediaan yang
melimpah di alam, dan harga yang relatif rendah. Namun, TiO2 yang beredar di
pasaran memiliki kekurangan, yaitu efisiensinya yang rendah dalam menyerap
energi foton ketika digunakan di bawah sinar tampak. Salah satu cara
mengatasinya yaitu dengan penambahan dopan ke dalam struktur kristal TiO2.
Dopan nitrogen telah dilaporkan paling efektif untuk dapat meningkatkan respon
fotokatalis TiO2 terhadap energi foton dari sinar tampak (Asahi dkk, 2001).
Untuk meningkatkan kinerja TiO2 salah satunya adalah mengubah ukuran
katalis menjadi berukuran nano. bisa berbentuk serbuk maupun film. TiO2 bisa
bermorfologi nano partikel maupun nanotube (array dan nonarray). Produksi
TiO2 nanotube array dengan metoda anodisasi mempunyai kelebihan antara
lain:nanotube tersusun sendiri (self-organized),berorentasi tegak, rapi, seragam
dengan ukuran yang bisa dirancang dengan mengontrol voltase, pH, waktu, jenis
dan konsentrasi larutan elektrolit pada proses anodisasi (Muhamed et al. 2011)..
Produksi hidrogen juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan sacrificial
agent yang berfungsi mengurangi terjadinya rekombinasi elektron dan hole yang
terbentuk dan untuk mengurangi terjadinya reaksi balik oksigen dan hidrogen yang
terbentuk. Terdapat dua jenis sacrificial agent yaitu senyawa organik dan ion
anorganik. Metanol merupakan salah satu sacrificial agent yang terbaik (Galinska
and Walendziewski,2005).
Fotokatalisis heterogen TiO2 merupakan metode yang efisien untuk
mendegradasi senyawa organik pencemar yang mengandung karbon, hidrogen,
nitrogen, sulfur dan atom halogen. Senyawa tersebut akan terdegradasi menjadi
CO2, H2O, anion NO3-SO42-, dan halide (Gunlazuardij,2001). Metode ini bisa
digunakan untuk mendegradasi limbah methylen blue. Methylen blue merupakan
bahan yang banyak digunakan dalam industri tekstil namun merupakan limbah
yang cukup berbahaya bagi lingkungan (Irvan dkk, 2001). Disamping
menimbulkan bau tak sedap, perombakan zat warna secara anaerob pada dasar
perairan menghasilkan senyawa amina aromatik yang lebih toksik dibandingkan
dengan zat warna semula (Van der zee, 2004). Oleh karena itu, usaha untuk
mengatasi masalah tersebut harus dilakukan sedini mungkin. Menghilangkan
pewarna dari air akan memperbaiki kualitas air, sehingga diperlukan metode yang
efektif untuk menghilangkan warna dari limbah cair tekstil.
Penelitian ini, akan memberikan informasi berbagai modifikasi katalis guna
meningkatkan kinerjanya. Pemberian dopan non-logam N untuk meningkatkan
respon fotokatalis TiO2 terhadap energi foton dari sinar tampak, dan TiO2 sebagai
fotokatalis untuk memproduksi hidrogen dari limbah batik (Methylene Blue).
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti seberapa efektif penambahan dopan N
terhadap aktivitas fotokatalitik untuk memproduksi hidrogen dan degradasi limbah
methyl blue dengan bantuan cahaya tampak yang berasal dari lampu merkuri. Selain
itu juga mengamati seberapa besar konsentrasi awal limbah yang mampu terdegradasi
dengan baik oleh sistem reaktor yang ada.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproduksi hidrogen dari
degradasi limbah methylene blue menggunakan fotokatalis TNTAs, memperoleh
fotokatalis N-TNTAs dengan tingkat rekombinasi yang kecil dan aktif terhadap sinar
tampak, serta mengetahui fotokatalis yang memiliki aktivitas tinggi dalam
memproduksi hidrogen dari degradasi methylene blue.
1.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi bahan yang digunakan berupa
logam Ti (katoda) mempunyai kemurnian 99,6%, tebal 0,3 mm dan logam Pt
(anoda) mempunyai tebal 1 mm, larutan elektrolit etilen glikol dengan NH4F 0,5
%wt dan 2 %vol air, dopan N berasal dari sodium tetrafluoroborate (NaBF4).
Metode preparasi katalis nanotubes yang digunakan adalah anodisasi dengan
sumber arus berasal dari DC Power Suplly. Digunakan 2 lampu merkuri PHILIPS
HPL-N 250 W sebagai sumber foton. Karakterisasi katalis menggunakan SEM,
XRD, FT-IR, dan UV-Vis DRS. Pengujian produksi hidrogen dengan
menggunakan GC dan pengujian penurunan konsentrasi methyl blue dengan
Spektrofotometer UV-Vis. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa
Produk Kimia Bahan dan Alam, Departemen Teknik Kimia FTUI, Depok.
Download