SOAL DAN JAWABAN 1. Jelaskan bidang ilmu apa saja yang terkait dengan jalan! Ilmu yang mendukung tentang jalan urutannya : - Transportasi = PERDA No.5 2014 tentang Transportasi - Geospasial = kontur tanah - Ilmu Ukur Tanah = Trase Jalan, panjang jalan, lebar, rumaja, rumija, ruwasja, damaja, damija (sampai dengan drainase), dawasja (sampe pagar rumah jalan/pelebaran rumah jalan) - Mekanika Tanah = karakteristik tanah/ jenis tanah = Uji CBR test (tanahnya diambil dilab) min 2% - 80% semakin baik , DCP test (daya dukung cukup atau tidak di lapangan), Compaction test, BJ Tanah, - Pondasi = jalan lentur/kaku - MRLL (Lalu Lintas) = jalan kendaraan, simpang bersinyal, pedestrial(pejalan kaki), parkir, marka/rambu jalan - Fasilitas Jalan = Pengaman tepi jalan, tertib pengaman jalan, Drainase jalan, Perparkiran 2. Jelaskan pengelompokkan jalan berdasarkan fungsi dan system jaringan jalan di Indonesia! (Jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan) Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan. Berdasarkan sistem jaringan jalan, terdapat 2 sistem yaitu : 1) Jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional. 2) Jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan Berdasarkan fungsinya : 1) Jalan Arteri Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. - Arteri Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Didesain kecepatan rencana paling rendah 60 km per jam. - Arteri Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 km per jam. 2) Jalan Kolektor Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. - Kolektor Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Didesain kecepatan rencana paling rendah 40 km per jam dengan lebar 9 meter. - Kolektor Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua. Didesain kecepatan rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar 9 meter. 3) Jalan Lokal Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. - Lokal Primer: Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan. Kecepatan rencana paling rendah 20 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter, dan tidak boleh terputus di kawasan perdesaan. - Lokal Sekunder: Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan. Kecepatan rencana paling rendah 10 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter. 4) Jalan Lingkungan Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. - Lingkungan Primer: Jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan. Kecepatan rencana paling rendah 15 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 6,5 meter untuk jalan bagi kendaraan bermotor roda 3 atau lebih. Sedangkan jalan yang kendaraan bermotor roda 2 lebar badan jalan minimal 3,5 meter. - Lingkungan Sekunder: Jalan yang menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan. Kecepatan rencana paling rendah 10 km per jam dengan lebar badan jalan minimal 6,5 meter untuk jalan bagi kendaraan bermotor roda 3 atau lebih. Sedangkan jalan yang kendaraan bermotor roda 2 lebar badan jalan minimal 3,5 meter. 3. Jelaskan klasifikasi jalan berdasarkan sumbu terberat (MST)! Kelas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Pengelompokan jalan menurut Kelas Jalan berdasarkan MST terdiri dari: 1) Jalan Kelas I Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 ton. 2) Jalan Kelas II Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton. 3) Jalan Kelas III Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton. Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan Kelas III dapat ditetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton. 4) Jalan Kelas Khusus Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.